Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH FIQIH

Mutlaq dan Muqayyad dalam Konteks Islam

KELOMPOK 6 : VERMILLION GROUP

Penyusun :

- Mochamad Rifzki Barqoui


- Muhammad Firman Rohendi
- Siti Nurhayati
- Nabila Julianti
- Fanny Ananta
- Titin Ayu
-

MATHLAUL ANWAR PAMEUNTASAN

2024

1
ABSTRAK

Makalah ini membahas konsep Mutlaq dan Muqayyad dalam konteks filsafat
dan hukum Islam. Mutlaq merujuk pada ketidak terbatasan atau keumuman,
sementara Muqayyad mengacu pada yang terbatas atau terikat pada suatu
kondisi. Analisis mendalam terhadap kedua konsep ini membawa pemahaman
mendalam tentang bagaimana mereka diterapkan dalam teologi, etika, dan
perundangan Islam. Makalah ini juga mengeksplorasi peran penting Mutlaq
dan Muqayyad dalam membentuk pandangan dan kebijakan dalam
masyarakat Islam serta implikasi praktisnya dalam kehidupan sehari-hari.

2
KATA PENGANTAR

Pengenalan konsep Mutlaq dan Muqayyad merupakan langkah esensial dalam


memahami landasan filsafat dan hukum Islam. Dua konsep ini, yakni Mutlaq
yang merujuk pada ketidak terbatasan atau keumuman, serta Muqayyad yang
mengacu pada yang terbatas atau terikat pada suatu kondisi, memainkan
peran penting dalam membentuk pandangan dan norma dalam kehidupan
umat Islam.

Dalam makalah ini, kami mengupas secara mendalam arti dan implikasi dari
kedua konsep tersebut. Analisis filosofis membawa kita untuk mengeksplorasi
dimensi keumuman dan keterikatan pada kondisi yang ada dalam kerangka
pemikiran Islam. Melalui pemahaman ini, diharapkan pembaca dapat
merasakan kedalaman dan kebijaksanaan yang terkandung dalam konsep
Mutlaq dan Muqayyad.

Penelusuran konsep ini juga membawa kita pada pencerahan mengenai


bagaimana Mutlaq dan Muqayyad memberikan sumbangan signifikan dalam
membentuk nilai-nilai etika, prinsip-prinsip hukum, serta kebijakan masyarakat
Islam. Dengan pemahaman yang lebih baik terhadap konsep-konsep ini,
diharapkan masyarakat dapat mengaplikasikan nilai-nilai tersebut dalam
konteks kehidupan sehari-hari.

Penulis menyadari bahwa pemahaman konsep Mutlaq dan Muqayyad tidaklah


statis dan mengundang interpretasi yang beragam. Oleh karena itu, makalah
ini diharapkan dapat menjadi kontribusi kecil dalam memperdalam wawasan
tentang kedua konsep tersebut, serta memberikan landasan bagi diskusi dan
penelitian lebih lanjut dalam bidang filsafat dan hukum Islam.

3
DAFTAR ISI

ABSTRAK………………………………………………………………………….………….2

KATA PENGANTAR………………………………………………………….……………3

BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………….………..5

1.1 Latar belakang……………………………………………………….……….5


1.2 Rumusan masalah…………………………………………………….…….5
1.3 Tujuan Pembelajaran………………………………………………...…..6

BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………………….….7

2.1 Definisi ……………………………………………………………………………7

2.2 Tujuan dan manfaat ……………………………………………………….8

2.3 Contoh…………………………………………………………………………….9

BAB III PENUTUP……………………………………………………………………….11

3.1 Kesimpulan…………………………………………………………………….11

3.2 Saran……………………………………………………………………………..11

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………….……12

4
BAB I

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Seiring perkembangan Islam, pemikiran ulama seperti Ibnu Sina, Al-Farabi, dan
Ibnu Rushd turut memperkaya diskusi seputar Mutlaq dan Muqayyad melalui
sudut pandang filosofis. Di samping itu, dalam tradisi fiqh, para ahli hukum
seperti Imam Malik, Imam Hanafi, Imam Shafi'i, dan Imam Ahmad bin Hanbal
memberikan kontribusi penting dalam mengembangkan dan merinci aplikasi
kedua konsep tersebut.

Pertentangan dan perbedaan pendapat di antara berbagai mazhab dan aliran


pemikiran Islam memberikan dinamika terhadap evolusi konsep Mutlaq dan
Muqayyad. Diskusi mengenai sifat ketidak terbatasan dan ketertentuan dalam
hukum Islam tetap relevan dalam konteks sosial dan kemanusiaan, memotivasi
kajian lebih lanjut terkait penerapan dan implikasi praktis dari kedua konsep
ini.

Dengan menggali latar belakang sejarah dan pemikiran ini, makalah ini
bertujuan untuk memberikan wawasan yang mendalam tentang konsep
Mutlaq dan Muqayyad, serta bagaimana interpretasi mereka membentuk
pandangan filosofis dan landasan hukum dalam Islam.

RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana konsep Mutlaq dan Muqayyad tercermin dalam teks-teks Al-


Qur'an dan hadis, serta bagaimana interpretasi awal ulama terhadap
keduanya?
5
2. Apa peran konsep Mutlaq dan Muqayyad dalam pemikiran filosofis Islam,
dan bagaimana kontribusi tokoh-tokoh seperti Ibnu Sina, Al-Farabi, dan Ibnu
Rushd memperkaya pemahaman terhadap keduanya?

3. Bagaimana konsep Mutlaq dan Muqayyad diterapkan dalam berbagai


madzhab dan aliran pemikiran Islam, dan bagaimana perbedaan interpretasi ini
memengaruhi perkembangan hukum Islam?

4. Apa implikasi praktis dari penerapan konsep Mutlaq dan Muqayyad dalam
konteks kehidupan sehari-hari umat Islam, terutama dalam hal etika,
moralitas, dan kebijakan sosial?

5. Bagaimana perdebatan kontemporer terkait konsep Mutlaq dan Muqayyad,


terutama dalam menghadapi perubahan sosial, teknologi, dan dinamika
masyarakat modern?

Melalui pertanyaan-pertanyaan ini, makalah ini bertujuan untuk mendalami


dan menganalisis konsep Mutlaq dan Muqayyad, serta merinci dampak dan
implikasi dari pemahaman terhadap keduanya dalam konteks pemikiran Islam.

TUJUAN PEMBAHASAN

1. Menggali Aspek Teologis:* Menjelaskan konsep Mutlaq dan Muqayyad dari


perspektif teologis, melibatkan analisis terhadap ayat-ayat Al-Qur'an dan hadis
yang memberikan dasar bagi pemahaman keduanya.

2. *Memahami Dimensi Filosofis:* Menganalisis pemikiran filosofis terkait


Mutlaq dan Muqayyad, dengan fokus pada kontribusi tokoh-tokoh seperti Ibnu
Sina, Al-Farabi, dan Ibnu Rushd untuk memperkaya interpretasi kedua konsep
tersebut.

6
3. *Eksplorasi dalam Konteks Fiqh:* Merinci bagaimana konsep Mutlaq dan
Muqayyad diterapkan dalam berbagai madzhab dan aliran pemikiran Islam,
serta mengeksplorasi perbedaan interpretasi dan pandangan hukum yang
muncul.

4. *Implikasi dalam Etika dan Moralitas:* Mempertimbangkan dampak


penerapan Mutlaq dan Muqayyad dalam aspek etika dan moralitas, termasuk
bagaimana konsep-konsep ini membentuk norma-norma perilaku dan keadilan
dalam masyarakat Islam.

5. *Relevansi Kontemporer:* Menganalisis bagaimana konsep Mutlaq dan


Muqayyad dapat diterapkan dalam konteks kehidupan kontemporer, terutama
menghadapi perubahan sosial, teknologi, dan dinamika masyarakat modern.

Melalui pembahasan ini, tujuannya adalah memberikan pemahaman


mendalam tentang kedua konsep tersebut, serta mengaitkannya dengan
konteks historis, filosofis, hukum, dan sosial untuk merinci dampak dan
relevansinya dalam pemikiran dan kehidupan umat Islam.

BAB II

PEMBAHASAN

DEFINISI

1. Mutlaq: Mutlaq merujuk pada sesuatu yang bersifat mutlak, umum, atau
tidak terbatas. Dalam konteks agama Islam, istilah ini sering digunakan untuk

7
menggambarkan sifat-sifat Allah yang tidak terbatas oleh waktu, tempat, atau
kondisi tertentu.

2. Muqayyad: Muqayyad mengacu pada sesuatu yang terbatas, terikat, atau


memiliki syarat tertentu. Dalam konteks hukum Islam, istilah ini dapat merujuk
pada hukum atau perintah yang terikat oleh syarat atau kondisi tertentu.

TUJUAN DAN MANFAAT

Tujuan Mutlaq dan Muqayyad :

1. Ketuhanan yang Mutlak: Tujuan Mutlaq adalah membantu pemahaman


akan ketuhanan yang mutlak dan tak terbatas, memberikan gambaran tentang
kebesaran dan kekuasaan Allah tanpa batasan.

2. Hukum yang Adil: Dalam konteks hukum Islam, Muqayyad memberikan


struktur pada hukum-hukum Allah, memastikan keadilan dan kebijaksanaan
dalam penerapan aturan-aturan tertentu.

3. Pemahaman Filosofis: Mempelajari konsep Mutlaq dan Muqayyad bertujuan


untuk merangkai pemahaman filosofis Islam, menjelaskan konsep tentang
keterbatasan dan ketidak terbatasan dalam pemikiran teologis dan filosofis.

4. Pedoman Etika dan Moralitas: Konsep Muqayyad memungkinkan adanya


pedoman etika dan moralitas yang jelas dalam kehidupan sehari-hari,
sedangkan Mutlaq menyumbang dalam membentuk kesadaran akan
keberadaan yang lebih besar.

8
Manfaat Mutlaq dan Muqayyad:

1. Keseimbangan dan Keadilan: Dengan memahami konsep Muqayyad,


masyarakat dapat mencapai keseimbangan dan keadilan dalam penerapan
hukum dan norma-norma sosial.

2. Ketetapan Hukum: Muqayyad membantu menghadirkan ketetapan dalam


hukum Islam, memandu individu untuk memahami kapan suatu hukum atau
perintah berlaku dan kapan tidak.

3. Ketundukan dan Kepatuhan: Memahami konsep Mutlaq dan Muqayyad


dapat membentuk sikap ketundukan dan kepatuhan terhadap ajaran agama,
menciptakan keharmonisan dalam kehidupan spiritual dan sosial.

4. Fleksibilitas dan Pemahaman Kontekstual: Konsep Mutlaq memberikan


fleksibilitas pemahaman yang diperlukan dalam konteks tertentu,
memungkinkan adaptasi terhadap perubahan dan tantangan zaman.

5. Ketentuan Etis: Dengan menggunakan konsep Muqayyad, individu dapat


membentuk ketentuan etis dalam tindakan mereka, membimbing kehidupan
sehari-hari sesuai dengan prinsip-prinsip moral Islam.

Contoh Mutlaq:

1. Sifat-sifat Allah: Dalam keyakinan Islam, Allah memiliki sifat-sifat Mutlaq,


seperti ilmu yang mutlak, kekuatan yang mutlak, dan kehadiran yang mutlak.
Ini berarti bahwa sifat-sifat-Nya tidak terbatas oleh waktu, tempat, atau
kondisi apapun.

9
2. Kemurahan Allah: Kemurahan Allah adalah contoh lain dari Mutlaq. Allah
memberikan rahmat-Nya tanpa memandang syarat atau kondisi tertentu.
Kemurahan-Nya melibatkan keumuman dan tidak terbatas oleh batasan-
batasan manusia.

Contoh Muqayyad:

1. Salat: Salat adalah kewajiban Muqayyad dalam Islam. Waktu, gerakan, dan
kata-kata yang digunakan dalam salat memiliki syarat-syarat tertentu. Ini
menunjukkan bahwa dalam konteks ibadah, terdapat ketentuan-ketentuan
khusus yang mengikat pelaksanaannya.

2. Zakat: Kewajiban zakat juga merupakan contoh Muqayyad. Meskipun zakat


adalah bentuk amal kebajikan, namun memiliki ketentuan khusus terkait
persentase harta yang wajib dizakati dan siapa yang berhak menerima.

Melalui contoh-contoh ini, dapat dilihat bagaimana konsep Mutlaq dan


Muqayyad diaplikasikan dalam ajaran Islam, menggambarkan sifat-sifat Allah
yang mutlak dan kepatuhan terhadap hukum-hukum-Nya yang terikat oleh
kondisi tertentu.

10
BAB III

PENUTUP

SIMPULAN

Mutlaq, yang merujuk pada keumuman dan ketidak terbatasan, mencerminkan


sifat-sifat Allah yang mutlak dan melibatkan pemahaman akan keberadaan-Nya
yang tidak terikat oleh batasan-batasan manusiawi.

Muqayyad, sebaliknya, menunjukkan terikatnya pada syarat atau kondisi


tertentu. Ini termanifestasi dalam hukum dan norma-norma agama,
menciptakan ketentuan dan pedoman bagi umat Islam.

Kedua konsep ini bersifat saling melengkapi, menciptakan kerangka pemikiran


yang seimbang dalam memahami keterbatasan dan ketidak terbatasan dalam
kehidupan spiritual dan sosial. Dalam konteks ajaran Islam, Mutlaq dan
Muqayyad menciptakan fondasi etika, moralitas, dan hukum yang mengakar
dalam pemahaman terhadap kehendak Allah

SARAN

Konsep Mutlaq dan Muqayyad dalam Islam memberikan fondasi pemahaman


tentang sifat mutlak Tuhan dan hukum-Nya yang terikat pada syarat tertentu.
Saran singkat: eksplorasi lebih lanjut untuk mendalami kedua konsep ini,
memahaminya dalam konteks kontemporer, dan menerapkan nilai-nilainya
dalam kehidupan sehari-hari.

11
DAFTAR PUSTAKA

[1] S. Arora, Y. Liang, and T. Ma. A simple but tough-to-beat baseline for
sentence embeddings. 2016.

[2] J. L. Ba, J. R. Kiros, and G. E. Hinton. Layer normalization. arXiv preprint


arXiv:1607.06450, 2016.

[3] Y. Bengio, P. Lamblin, D. Popovici, and H. Larochelle. Greedy layer-wise


training of deep networks. In

Advances in neural information processing systems, pages 153–160, 2007.

[4] L. Bentivogli, P. Clark, I. Dagan, and D. Giampiccolo. The fifth pascal


recognizing textual entailment

challenge. In TAC, 2009.

[5] S. R. Bowman, G. Angeli, C. Potts, and C. D. Manning. A large annotated


corpus for learning natural

language inference. EMNLP, 2015.

[6] D. Cer, M. Diab, E. Agirre, I. Lopez-Gazpio, and L. Specia. Semeval-2017 task


1: Semantic textual

similarity-multilingual and cross-lingual focused evaluation. arXiv preprint


arXiv:1708.00055, 2017.

[7] S. Chaturvedi, H. Peng, and D. Roth. Story comprehension for predicting


what happens next. In Proceedings

of the 2017 Conference on Empirical Methods in Natural Language Processing,


pages 1603–1614, 2017.

12
[8] D. Chen and C. Manning. A fast and accurate dependency parser using
neural networks. In Proceedings

of the 2014 conference on empirical methods in natural language processing


(EMNLP), pages 740–750,

2014.

[9] Z. Chen, H. Zhang, X. Zhang, and L. Zhao. Quora question pairs.


https://data.quora.com/First-QuoraDataset-Release-Question-Pairs, 2018.

[10] R. Collobert and J. Weston. A unified architecture for natural language


processing: Deep neural networks

with multitask learning. In Proceedings of the 25th international conference on


Machine learning, pages

160–167. ACM, 2008.

[11] R. Collobert, J. Weston, L. Bottou, M. Karlen, K. Kavukcuoglu, and P. Kuksa.


Natural language processing

(almost) from scratch. Journal of Machine Learning Research, 12(Aug):2493–


2537, 2011.

[12] A. Conneau, D. Kiela, H. Schwenk, L. Barrault, and A. Bordes. Supervised


learning of universal sentence

representations from natural language inference data. EMNLP, 2017.

[13] A. M. Dai and Q. V. Le. Semi-supervised sequence learning. In Advances in


Neural Information Processing

Systems, pages 3079–3087, 2015.

13

Anda mungkin juga menyukai