Anda di halaman 1dari 31

Nutrien untuk Pertumbuhan Mikroorganisme

• Nutrisi
• “sesuatu yang memberikan makanan atau mendukung pertumbuhan dan memperbaiki apa yang dihabiskan secara
alami dari kehidupan organik” (Websters, 1986)
• Lebih spesifik lagi, nutrisi adalah elemen-elemen dan kombinasi spesifik dari elemen (kimia) dimana organisme
khusus membutuhkan untuk pertumbuhan dan perbaikan.
Sel Mikroba terdiri dari beberapa unsur → Karbon (C), Oksigen (O), Hidrogen (H), Nitrogen (N), Sulfur (S), Fosfat (P),
Potasium (K+), Kalsium (Ca2+), Magnesium (Mg2+) dan Besi (Fe2+ dan Fe3+)
Unsur C, O, H, N, S dan P merupakan penyusun molekul-molekul kehidupan (karbohidrat, lemak, protein dan
asam nukleotida)
Unsur K+ berperan dalam beberapa kerja enzim
Unsur Ca2+ berperan dalam resistensi spora terhadap panas
Unsur Mg2+ berperan dalam kofaktor enzim, berikatan dengan ATP dan untuk stabilisasi membran sel dan ribosom
Unsur Fe2+ dan Fe3+ berperan sebagai kofaktor enzim, sebagai bagian dari sitokrom
• Macroelements, juga dikenal sebagai macronutrients (C, O, H, N, S, P, K, Ca, Mg, Fe) dibutuhkan
oleh mikroorganisme dalam jumlah yang relatif banyak.
• Elemen dibutuhkan sedikit atau micronutrients (Mn, Zn, Co, Mo, Ni, Cu) dibutuhkan dalam
jumlah kecil oleh banyak sel dan kadang disediakan cukup pada air yang digunakan untuk
menyiapkan media atau pada komponen reguler media.
• Elemen lain mungkin dapat dibutuhkan oleh tipe-tipe
khusus mikroorganisme.
TIPE-TIPE MEDIA KULTIVASI
• Bakteri amat beragam baik dalam persyaratan
nutrisi maupun fisiknya. Ada yang untuk
pertumbuhan membutuhkan nutrisi sederhana,
ada yang rumit.

• Media berfungsi untuk menumbuhkan mikroba,


isolasi, memperbanyak jumlah, menguji sifat-
sifat fisiologi dan perhitungan jumlah mikroba.
• Medium Kultur adalah persiapan padat atau cair
digunakan untuk pertumbuhan, transport, dan
penyimpanan mikroorganisme.

• Media Synthetic (diketahui bahannya dengan


pasti) adalah media dimana semua komponen
dan konsentrasinya dapat diketahui.

• Media Komplek adalah media yang mengandung


beberapa penyusun yang tidak diketahui
komposisi dan atau konsentrasinya; tipe ini
menyediakan asam amino, vitamin, faktor
pertumbuhan dan nutrien lain.
A. Medium berdasarkan Komposisi
• Medium sintesis yaitu media yang komposisi zat kimianya
diketahui jenis dan takarannya secara pasti, misalnya
Glucose Agar, Mac Conkey Agar.
• Medium Semi Sintesis yaitu media yang sebagian
komposisinya diketahui secara pasti.
• Misalnya PDA (Potato Dextrose Agar) yang mengandung
agar, dekstrosa dan ekstrak kentang.
• Untuk bahan ekstrak kentang, kita tidak dapat
mengetahui secara detail tentang komposisi senyawa
penyusunnya.
• Medium Non Sintesis yaitu media yang dibuat dengan
komposisi yang tidak dapat diketahui secara pasti dan
biasanya langsung diekstrak dari bahan dasarnya.
• Misalnya Tomato Juice Agar, Brain Heart Infusion Agar,
Pancreatic Extract.
B. Medium berdasarkan Tujuan
• Media untuk Isolasi
• Media ini mengandung semua senyawa esensial untuk
pertumbuhan mikroba, misalnya Nutrient Broth, Blood
Agar.
• Media Selektif/Penghambat
• Media yang selain mengandung nutrisi juga ditambah
suatu zat tertentu sehingga media tersebut dapat menekan
pertumbuhan mikroba lain dan merangsang pertumbuhan
mikroba yang diinginkan.
• Contohnya adalah Luria Bertani medium yang ditambah
Amphisilin untuk merangsang E. coli resisten antibiotik dan
menghambat kontaminan yang peka, Ampiciline. Salt broth
yang ditambah NaCl 4% untuk membunuh Streptococcus
agalactiae yang toleran terhadap garam.
• Media Diperkaya (enrichment)
• Media diperkaya adalah media yang mengandung komponen
dasar untuk pertumbuhan mikroba dan ditambah komponen
kompleks seperti darah, serum, kuning telur.
• Media diperkaya juga bersifat selektif untuk mikroba tertentu.
• Bakteri yang ditumbuhkan dalam media ini tidak hanya
membutuhkan nutrisi sederhana untuk berkembang biak, tetapi
membutuhkan komponen kompleks, misalnya Blood Tellurite
Agar, Bile Agar, Serum Agar, dan lain-lain.
• Meida untuk Peremajaan Kultur
• Media umum atas spesifik yang digunakan untuk peremajaan
kultur.
• Media untuk Menentukan Kebutuhan Nutrisi Spesifik
• Media ini digunakan untuk mendiagnosis atau menganalisis
metabolisme suatu mikroba.
• Contohnya adalah Koser’s Citrate medium, yang digunakan untuk
menguji kemampuan menggunakan asam sitrat sebagai sumber
karbon.
• Media untuk Karakterisasi Bakteri
• Media yang digunakan untuk mengetahui kemampuan
spesifik suatu mikroba.
• Kadang-kadang indikator ditambahkan untuk
menunjukkan adanya perubahan kimia.
• Contohnya adalah Nitrate Broth, Lactose Broth, Arginine
Agar.
• Media Diferensial
• Media ini bertujuan untuk mengidentifikasi mikroba dari
campurannya berdasar karakter spesifik yang ditunjukkan
pada media diferensial.
• Misalnya TSIA (Triple Sugar Iron Agar) yang mampu
memilih Enterobacteria berdasarkan bentuk, warna,
ukuran koloni dan perubahan warna media di sekeliling
koloni.
Pertumbuhan Bakteri di Dalam
Laboratorium
Pertumbuhan bakteri di laboratorium harus memperhatikan nutrisi
Nutrisi ini harus disediakan dalam tempat tumbuhnya → medium
pertumbuhan/medium kultur/culture media
Jenis-jenis Media
Kultur
. Bentuk zatnya
• Padat
• Cair
. Komposisi nutrisinya
• Sintetik (defined)
• Komplek
. Fungsinya
• Suportif
• Diperkaya
• Selektif
• Diferensial
Pertumbuhan Bakteri
Kurva pertumbuhan bakteri

◦ Lag: adaptasi, persiapan membelah diri, peningkatan


ukuran. Aktivitas metabolisme (fase ini belum tjd
pertumbuhan dan perkembangbiakan).
◦ Log: pembelahan diri eksponensial (kecepatan
pertumbuhan & perkembangbiakan sgt cepat &
maksimum).
◦ Stationary: pertumbuhan konstan (jumlah sel yg
terbentuk seimbang dg jumlah sel yg mati).
◦ Death: nutrisi habis, kematian sel meningkat.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan bakteri:
A. factor fisik
B. factor kimia
1. Temperatur: optimum 27-30°C
2. Kelembapan: tinggi=baik
3. Sinar matahari: intens=menghambat
4. Nutrisi: sedikit=menghambat
5. Zat kimia, antibiotik, logam berat dan senyawa-senyawa kimia tertentu=menghambat
Berdasarkan suhu/temperature yang diperlukan bakteri u
tumbuh, dibedakn atas :
◦ Psikrofil (cold loving bacteria) --> suhu 0-20°C, gol. Mikroba laut
◦ Mesofil (oderate temperatur loving bacteria)--> suhu 25-40°C)
◦ Termovil (heat loving bacteria) -->50-60°C
pH
▪ pH berpengaruh thd sel dg mempengaruhi ▪ Pengaruh pH → mempengaruhi aktivitas enzim
metabolisme. dan laju pertumbuhan sel
▪Secara umum bakteri memiliki jarak pH yang ▪ Setiap jenis organisme memiliki pH optimum
sempit --> 6,5 - 7,5. Namun kebanyakan spesies
masih mampu hidup dengan pH 4-9. berbeda: bakteri (3-8), yeast (3-6), molds (3-7),
sel tumbuhan (5-6), sel hewan (6.5-7.5)
Contoh Staphylococcus aureus tumbuh pada pH
optimum 7,0 - 7,5 (min: 4,2 dan max: 9,3)
Tekanan Osmotik
Larutan dengan konsentrasi yang sesuai dengan tekanan dalam sitoplasma sel disebut larutan isotonis.
Lar. isotonis mengandung 0,75-1% NaCl
Konsentrasi >> hipertonis
Konsentrasi << hipotonis

▪ Osmosis → difusi air melewati membrane semipermeable dari larutan berkonsentrasi rendah ke tinggi,
hingga terjadi kesetimbangan konsentrasi.

▪ Tekanan untuk memungkinkan peristiwa osmosis → Tekanan osmotic


Berdasarkan kebutuhan oksigen, bakteri digolongkan :
◦ Bakteri Aerob mutlak --> M.TBC, Pseudomonas aurogenusa
◦ Bakteri Anaerob fakultatif --> V. Cholerae, Yersinia pestis
◦ Bakteri anaerob mutlak --> C. Tetani
◦ Bakteri mikroaerofilik --> Neisseria gonorrhoeae
Karbon
▪Merupakan sumber energi
▪Berdasarkan sumber karbon yg diperlukan, bakteri
digolongkan :
◦ Khemoheterotrof (protein, KH, dan lipid) : Karbon organik
◦ Khemoototrof (sebagian dari CO2).
◦ autotrof (menggunakan CO2).
Growth factor
Bahan ini tidak dapat disintesis oleh bakteri, so ditambahkan ke medium.
Growth factor antara lain :
◦ Purin
◦ Pirimidin
◦ Asam amino
◦ Vitamin
Faktor yang Mempengaruhi
Pertumbuhan
1. Suhu
Jamur
5. Cahaya
Suhu antara 21 – 320C sangat baik Ada jamur yang tumbuh baik pada
untuk pertumbuhan jamur. keadaan cahaya yang kurang.
2. Air 6. Bahan-bahan yang bersifat anti
Jamur akan tumbuh baik pada jamur (fungisid atau fungistatik)
kelembapan 70 – 90% yaitu di
daerah tropik. Griseofulvin, mikonasol dapat
bersifat anti jamur dermatofita.
3. Gas O2 dan CO2 Natrium benzoat dapat bersifat
Jamur ada yang bersifat aerob, sebagai fungisid atau fungistatik
anaerob, dan mikroaerofil. pada jamur di makanan.
4. Makanan
Hampir semua jenis bahan dapat
digunakan sebagai sumber
makanan oleh jamur, kecuali
logam dan plastik.

Anda mungkin juga menyukai