PELAKSANAAN KEGIATAN
53
2) Indikator keberhasilan peningkatan kompetensi calon kepala sekolah
Kompetensi Kepribadian:
54
4. Siswa aktif dalam belajar
5. Menjadikan siswa mandiri dalam pembelajaran
6. Siswa merasa puas mengikuti pembelajaran
7. Rasa ingin tahu siswa untuk mengikuti pembelajaran
d. Program Kegiatan
Program kegiatan yang akan dilaksanakan pada Rencana Proyek
Kepemimpinan (RPK) adalah Peningkatan Kompetensi Guru dalam
penggunaan media pembelajaran Berbasis IT
e. Langkah-langkah kegiatan
1) Persiapan
55
Gambar.3.1.Koordinasi RPK dengan Kepala Sekolah
Pada hari Jumat, 3 September 2021 calon kepala sekolah melakukan
sosialisasi kegiatan RPK kepada tim managemen sekolah . Kegiatan tersebut
dilaksanakan di ruang kegiatan dan dihadiri oleh tim managemen SMKN 1
Gunungguruh. Dalam kegiatan sosialisasi tersebut juga membahas rencana
kegiatan IHT sekaligus menyusun program kegiatan dalam bentuk proposal
kegiatan.
56
nara sumber serta membuat undangan narasumber,, undangan peserta, daftar hadir
narasumber, daftar hadir panitia dan daftar hadir peserta untuk kegiatan siklus I.
Undangan dan daftar hadir tersebut disusun sebagai bukti kehadiran keikutsertaan
dalam kegiatan IHT. Selain menyusun daftar hadir disiapkan pula materi-materi
referensi.
Pada hari Selasa, 7 September 2021 calon kepala sekolah rapat persiapan
dengan tim pelaksana IHT , CKS juga menyusun dan menggandakan
instrument monitoring dan evaluasi serta angket bagi peserta IHT,selanjutnya
pada Rabu, 8 September 2021 dilaksanakan persiapan IHT dengan penataan ruang
dan peralatan pendukungnya
Tabel 3.1
Instrumen Monitoring Pelaksanaan Kegiatan RPK
Program/Kegiatan: IHT Peningkatan kompetensi guru dalam
penggunaan media pembelajaran berbasis
IT
Keterlaksan
N Kegiatan Uraian aan Keterangan
o Ya Tidak
a b c d e f
1 Persiapan diisi dengan rincian kegiatan yang
dilakukan di persiapan
Membentuk Tim Pelaksana IHT
Menghubungi Narasumber
Menyusun Proposal IHT
Sosialisasi ke Kepala Sekolah dan
tim managemen sekolah
Menyiapkan bahan IHT dan
Instrumen Monev
Menyiapkan ruangan dan
perlengkapan yang dibutuhkan
Menyebarkan undangan kepada
pengawas,Ketua Komite dan guru
Mempersiapkan kebutuhan
dokumentasi
Menyiapkan daftar hadir
Mempersiapkan kebutuhan
perlengkapan IHT dan
dokumentasi
57
n
Menyanyikan lagu Indonesia Raya
Sambutan dan pembukaan oleh
pengawas
Sambutan Pengawas Kepala
Sekolah
Sambutan dan informasi Oleh Waka
Kurikulum
Penyampaian Materi dan praktik
pembuatan media pembelajaran
berbasis IT
Penyampain materi pembuatan soal
dan absensi otomatis secara online
Diskusi dan Tanya Jawab
Penutupan oleh waka Humas
Jumlah
Skor Perolehan “Ya”
Total Perolehan (skor perolehan …./…. x 100
“Ya” : skor maksimal (sejumlah = ……
item uraian) x 100)
……..
Catatan: dibuat oleh Calon KS dan diisi oleh guru, tendik, yang terlibat dalam
kegiatan RPK.
Keterangan:
Jawaban Ya =1
Jawaban Tidak =0
Kriteria penskoran:
ANGKA HURUF
KETERANGAN
(Kuantitatif) (Kualitatif)
86 - 100 A sangat baik/sangat memadai
71 – 85,99 B baik/memadai
56 – 70,99 C cukup /cukup memadai
< 56 D kurang/ kurang memadai
58
Tabel 3.2
Instrumen Peningkatan Kompetensi Kepala Sekolah
Berdasarkan Hasil AKPK
Program/Kegiatan: IHT Peningkatan kompetensi guru dalam
penggunaan media pembelajaran berbasis
IT
Ketercapaian Keterangan
No Uraian Indikator
4 3 2 1
a B c d
A. Kompetensi Kepribadian
1 Guru melaksanakan tugas-tugas
dengan perencanaan yang
matang dan evaluasi
berkelanjutan.
2 Guru aktif meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan
dalam melaksanakan tugastugas
kepala sekolah, melalui berbagai
kegiatan
B. Kompetensi Sosial
1 Guru memahami penyusunan
program kerja sama dengan pihak
lain, baik perseorangan maupun
institusi dengan baik, untuk
mendukung pelaksanaan kegiatan
pendidikan di sekolah.
2 Guru memahami cara melakukan
evaluasi dan perbaikan terhadap
program dan kegiatan kerjasama
dengan perseorangan dan institusi
pemerintah atau swasta
C. Kompetensi Kewirausahaan
1 Guru memahami program-program
inovatif yang bisa meningkatkan
keefektifan sekolah dengan baik.
2 Guru mampu membuat alternatif
pemecahan masalah yang relevan
dan tepat, sehingga menghasilkan
kinerja yang efektif dan efisien.
Jumlah Skor
Total Skor Diperoleh
Hasil (Skor diperoleh) : (Skor
maksimal) x100)
Catatan: dibuat oleh Calon KS dan diisi oleh guru,
59
4 = Sering
3 = Cukup
2 = Kadang-kadang
1 = Tidak Pernah
Kriteria penskoran:
ANGKA HURUF
KETERANGAN
(Kuantitatif) (Kualitatif)
86 - 100 A sangat baik/sangat memadai
71 – 85,99 B baik/memadai
56 – 70,99 C cukup /cukup memadai
< 56 D kurang/ kurang memadai
Tabel 3.3
Instrumen Evaluasi Hasil Kegiatan
Ketercapaian Keterangan
No Indikator Keberhasilan
4 3 2 1
1 Guru mampu mengoperasionalkan
laptop/komputer
60
media pembelajaran dengan canva
Jumlah Skor
Total Skor Diperoleh
Kriteria penskoran:
ANGKA HURUF
KETERANGAN
(Kuantitatif) (Kualitatif)
86 - 100 A sangat baik/sangat memadai
71 – 85,99 B baik/memadai
56 – 70,99 C cukup /cukup memadai
< 56 D kurang/ kurang memadai
Tabel.3.4
Instrumen Dampak Keberhasilan Program/Kegiatan RPK
terhadap Peningkatan Kualitas Pembelajaran Bagi Peserta
Didik
Ketercapaian
No Indikator
1 2 3 4
1. Saya lebih Senang mengikuti pembelajaran
2. Saya lebih semangat mengikuti pembelajaran
3. Kreatifitas saya meningkat
4. Saya lebih aktif bertanya dalam pembelajaran
5. Menjadikan saya lebih mandiri dalam pembelajaran
6 Saya merasa puas belajar
7 Rasa ingin tahu saya meningkat
Jumlah
Total Skor Diperoleh
61
Skor Perolehan
NA = X 100
Skor Maksimal (4 x sejumlah item indikator)
Catatan: diisi oleh siswa secara sampling
Keterangan:
4 = sangat baik (Selalu muncul)
3 = baik (sering muncul)
2 = cukup (kadang-kadang muncul)
1 = kurang (tidak pernah muncul)
Kriteria penskoran:
ANGKA HURUF
KETERANGAN
(Kuantitatif) (Kualitatif)
86 - 100 A sangat baik/sangat memadai
71 – 85,99 B baik/memadai
56 – 70,99 C cukup /cukup memadai
< 56 D kurang/ kurang memadai
Tabel.3.5
Instrumen Pencapaian Students Wellbeing (Kebahagiaan
Murid)
Ketercapaian
No Indikator
1 2 3 4
1. Saya merasa senang mengikuti pelajaran
2. Saya semangat mengikuti pembelajaran
3. Saya menjadi kreatif
4. Saya aktif dalam belajar
5. Menjadikan saya mandiri dalam pembelajaran
6. Saya merasa puas mengikuti pembelajaran
7 Rasa ingin tahu saya untuk mengikuti
pembelajaran
Jumlah
Total Skor Diperoleh
Skor Perolehan
NA = X 100
Skor Maksimal (4 x sejumlah item indikator)
62
Catatan: diisi oleh peserta didik secara sampling.
Keterangan:
4 = sangat baik (Selalu muncul)
3 = baik (sering muncul)
2 = cukup (kadang-kadang muncul)
1 = kurang (tidak pernah muncul)
Kriteria penskoran:
ANGKA
HURUF (Kualitatif) KETERANGAN
(Kuantitatif)
86 - 100 A sangat baik/sangat memadai
71 – 85,99 B baik/memadai
56 – 70,99 C cukup /cukup memadai
< 56 D kurang/ kurang memadai
Gambar.3.3.Persiapan RPK
2). Pelaksanaan
Kegiatan IHT dilaksanakan pada hari Kamis.09 September 2021
Kegiatan pada pukul 08.00 WIB. Dilaksanakan presensi kehadiran peserta IHT
kemudian dilanjutkan menyayikan lagu Indonesia Raya.Sehubungan yang semula
63
Pembukaan akan dilaksanakan oleh Bp.pengawas pembina akan tetapi karena
berhaangan hadir maka dilanjutkan oleh bapak Ade Rusliana,S.Pd.M.Pd selaku
Kepala SMKN 1 Gunungguruh membuka kegiatan IHT dan sambutan
menyampaikan kebijakan dinas Pendidikan Provinsi Jawa barat tentang calon
kepala sekolah dan dilanjutkan sambutan oleh waka Kurikulum menyampaikan
informasikasi tentang pembelajaran yang menyenangkan .
64
Gambar.3.5. Menyanyikan Lagu Indonesia Raya
65
Gambar.3.7.Sambutan Kurikulum
66
Selanjutnya, para peserta mengisi angket yang telah disiapkan oleh
calon kepala sekolah untuk mengukur pemahaman awal/kondisi awal para peserta
IHT tentang materi media pembelajaran berbasis IT. Dalam angket ini calon
kepala sekolah ingin mengetahui seberapa besar pemahaman para peserta IHT
tentang media pembelajaran berbasis IT
Setelah sambutan selesai, narasumber menyampaikan materi tentang
media pembelajaran berbasis IT dengan menggunakan media Canva dan google
form, nara sumber menjelaskan perlu pemahaman guru tentang perencanaan
pembelajaran di tahun pelajaran 2021/2022 yang harus disiapkan dengan
menyusun rencana pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran yang
mampu meningkatkan kreatifitas siswa.
Salah satunya dengan menerapkan media pembelajaran yang sesuai
dengan kondisi di masa pandemi pembelajaran dilaksanakan secara on line guru
harus mampu membuat media pembelajaran yang berbasis IT
Pada sesi ini narasumber juga memberikan motivasi kepada para peserta
agar selesainya IHT para peserta berhasil menyusun rencana pembelajaran yang
nantinya harus dipersiapkan dalam proses pembelajaran. Semua peserta
mengatakan pernah dan melaksanakan kegiatan IHT ini membuka pemahaman
mereka tentang pentingnya seorang guru mengembangkan media pembelajaran
berbasisi IT yang mampu meningkatkan kreatifitas siswa dan sesuai dengan
agenda Kegiatan IHT pada hari pertama diakhiri pada pukul 15.15 WIB.
Setelah selasai IHT peserta di minta untuk mengisi instrumen evaluasi
hasil kegiatan apakah guru sudah mampu membuat media pembelajaran yang
berbasis IT dan apakah mampu mengimplementasikan di dalam proses
pembelajaran,Dari hasil intrumen tersebut akan dijadikan proses berikutnya
untuk melaksanakan kegiatan pendampingan pembuatan media pembelajaran
oleh calon kepala sekolah beserta tim IT sekolah.
3) Monitoring dan evaluasi
Kegiatan monitoring dan evaluasi (monev) dilaksanakan sejak tahap
perencanaan, pada saat pelaksanaan, dan setelah kegiatan IHT dilaksanakan.
Kegiatan monev ini mengacu kepada instrumen monev sebagaimana telah
67
dijelaskan pada tahap persiapan yaitu terdiri dari :
a. Instrumen Monitoring Pelaksanaan Kegiatan RPK
b. Instrumen Peningkatan Kompetensi Calon Kepala Sekolah
Berdasarkan Hasil AKPK,
c. Instrumen Evaluasi Hasil Kegiatan Workshop
d. Instrumen Dampak Keberhasilan Program RPK Terhadap Kualitas
Pembelajaran Bagi Peserta Didik,
e. Instrumen Pencapaian Student Wellbeing
Instrumen monitoring pelaksanaan kegiatan RPK, Instrumen monitoring
peningkatan Calon Kepala Sekolah berdasarkan hasil AKPK dan instrument
evaluasi hasil kegiatan RPK disebarkan untuk diisi oleh seluruh peserta workshop,
yakni 50 oramg guru. Adapun instumen dampak keberhasilan RPK terhadap
kualitas pembelajaran peserta didik dan pencapaian student wellbeing disebarkan
untuk diisi oleh 80 orang siswa SMK Negeri 1 Gunungguruh sebagai sampel
penelitian.
a. Hasil Monitoring Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan RPK sebagai berikut :
Tabel.3.6. Rekapan Hasil Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan
RPK
HASIL
NO URAIAN
SKOR
1 Membentuk Tim Pelaksana IHT 100
2 Menghubungi Narasumber 100
3 Menyusun Proposal IHT 100
4 Sosialisasi ke Kepala Sekolah dan tim managemen sekolah 100
5 Menyiapkan bahan IHT dan Instrumen Monev 100
6 Menyiapkan ruangan dan perlengkapan yang dibutuhkan 100
Menyebarkan undangan kepada pengawas,Ketua Komite dan
7 100
guru
8 Mempersiapkan kebutuhan dokumentasi 100
9 Menyiapkan daftar hadir 100
Mempersiapkan kebutuhan perlengkapan IHT dan
10 100
dokumentasi
11 Presensi Peserta 100
12 Menyanyikan lagu Indonesia Raya 100
13 Sambutan dan pembukaan oleh Kepala Sekolah 100
14 Sambutan Pengawas pembina sekolah 0
15 Sambutan dan informasi Oleh Waka Kurikulum 100
Penyampaian Materi dan praktik pembuatan media
16 100
pembelajaran berbasis IT
Penyampain materi pembuatan soal dan absensi otomatis
17 100
secara online dengan google form
18 Diskusi dan Tanya Jawab 100
19 Penutupan oleh waka Humas 100
Rata-Rata Skor Nilai 94,7
68
Diagram Hasil Monitoring dan Evaluasi
Pelaksanaan RPK
120
100
80
60
Skor Nilai
40
20
0
In-
tr
u
m
en
RP
K
69
Berdasarkan Hasil AKPK
Tabel.3.7. Rekapan Hasil Evaluasi Peningkatan Kompetensi Calon Kepala
Sekolah Berdasarkan Hasil AKPK
A. Kompetensi Kepribadian
1 Guru melaksanakan tugas-tugas dengan
perencanaan yang matang dan evaluasi 98,5
berkelanjutan.
2 Guru aktif meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan dalam melaksanakan 99,0
tugastugas kepala sekolah, melalui berbagai
kegiatan
B. Kompetensi Sosial
1 Guru memahami penyusunan program kerja
sama dengan pihak lain, baik perseorangan
maupun institusi dengan baik, untuk 98,5
mendukung pelaksanaan kegiatan
pendidikan di sekolah.
2 Guru memahami cara melakukan evaluasi
dan perbaikan terhadap program dan 98,5
kegiatan kerjasama dengan perseorangan
dan institusi pemerintah atau swasta
C. Kompetensi Kewirausahaan
1 Guru memahami program-program inovatif
yang bisa meningkatkan keefektifan 97,0
sekolah dengan baik.
2 Guru mampu membuat alternatif
pemecahan masalah yang relevan dan 96,0
tepat, sehingga menghasilkan kinerja yang
efektif dan efisien.
Rata Rata Skore nilai 97,9
70
94.5
95
95.5
96
96.5
97
97.5
98
98.5
99
99.5
A. Kompetensi Kepribadian
1
98.5
dan evaluasi berkelanjutan.
2
B. Kompetensi Sosial
71
Guru memahami penyusunan program kerja sama dengan pihak
1
lain, baik perseorangan maupun institusi dengan baik, untuk
98.5
1
97
2
96
para peserta workshop setelah kegiatan workshop ini dilaksanakan, calon kepala
Mengacu kepada tabel 3.7 diatas dapat diketahui bahwa capaian untuk
97,9% dengan predikat A. Hal ini, dapat diartikan bahwa menurut pandangan
peningkatan kompetensi Calon Kepala Sekolah berdasarkan hasil AKPK adalah
sekolah dinilai memiliki kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan
kompetensi kewirausahaan yang memadai untuk menjadi kepala sekolah.
Diharapkan capaian yang sudah diraih ini akan menjadi bekal untuk terus
dikembangkan sehingga kompetensi yang dimiliki memberikan dampak pada
lingkungan khususnya bagi peningkatan kualitas pendidikan.
72
120
100 100100 100 99 94.5
100 93.5 89
82 79.5
80 69 65 65
60 55.5
46.5
40.5
40
20
dengan canva
canva
1 2 3 4 5 6 7 8
73
d. Hasil Evaluasi Dampak Keberhasilan Program RPK Terhadap
Kualitas Pembelajaran Bagi Peserta Didik
Hasil skor
No Indikator
nilai
Saya lebih Senang mengikuti
1. 87,8
pembelajaran
Saya lebih semangat mengikuti
2. 89,1
pembelajaran
74
Dampak Keberhasilan Pro-
gram/Kegiatan RPK terhadap
Peningkatan Kualitas Pembela-
jaran Bagi Peserta Didik
92.0
90.9
90.0 89.4 89.7
89.1
87.8
88.0
86.0
84.4
84.0
82.0 81.6
80.0
78.0
76.0
1. 2. 3. 4. 5. 6 7
75
dalam proses pembelajaran , semangat mengerjakan tugas dengan
kritis dan kreatif, semangat mengumpulkan tugas tepat waktu serta
adanya peningkatan rata-rata nilai harian.
e. Hasil Evaluasi Pencapaian Student Wellbeing
Tabel.3.10 Rekapan Hasil Evaluasi Pencapaian Student Wellbeing
NO INDIKATOR HASIL NILAI
Saya merasa senang
1. 93,1
mengikuti pelajaran
Saya semangat mengikuti
2. 92,2
pembelajaran
3. Saya menjadi kreatif 85,9
4. Saya aktif dalam belajar 87,5
Menjadikan saya mandiri
5. 91,9
dalam pembelajaran
Saya merasa puas
6. 90,9
mengikuti pembelajaran
Rasa ingin tahu saya untuk
7 92,2
mengikuti pembelajaran
Rata- rata Nilai 90,5
76
Berdasarkan pada tabel 3.10 diatas, dapat diketahui bahwa hasil
rekapitulasi instrumen Pencapaian Student Wellbeing mencapai 90,5
% dengan predikat A. Hal ini dapat diartikan bahwa penggunaan
media pembelajaran berbasis IT dalam proses pelajaran dapat
meningkatkan capaian student wellbeing dengan sangat baik. Dalam
hal ini siswa merasakan bahagia dalam mengikuti proses
pembelajaran serta mengkaji materi yang disajikan oleh guru .
4) Refleksi
Berdasarkan analisis data hasil monev pada tahap perencanaan
dan pelaksanaan dapat disimpulkan bahwa kegiatan IHT berjalan
dengan lancar dan kondusif serta memberikan dampak bagi peningkatan
kompetensi guru dalam penggunaan media pembelajaran berbasisi IT.
Walaupun terdapat beberapa guru yang tidak hadir, namun keberhasila
kegiatan ini dibuktikan dengan capaian 94,7% instrument monev
pelaksanaan IHT dan 97,5% dari instrument hasil evaluasi kegiatan
IHT. Adapun hal yang menyebabkan tidak tercapainya 100% pada hasil
evaluasi kegiatan workshop adalah berkaitan dengan masih adanya guru
yang belum menguasai pembuatan media pembelajaran berbasis IT
dan implementasinya
Capaian untuk peningkatan kompetensi Calon Kepala Sekolah
berdasarkan hasil AKPK adalah 97,9 %. Adapun hal yang masih harus
ditingkatkan adalah terkait membuat alternatif pemecahan masalah
yang relevan dan tepat, sehingga menghasilkan kinerja yang efektif dan
efisien..
Berdasarkan pemaparan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa
kegiatan IHT ini berhasil dengan sangat baik karena tujuan dari
kegiatan IHT ini tercapai untuk mengatasi permasalahan terkait
pembelajaran di SMKN 1 Gunungguruh.
77
5) Tindak Lanjut
Berdasarkan kepada hasil refeleksi, maka beberapa hal yang harus
ditindaklanjuti adalah:
1) Peningkatan kedisiplinan komitmen warga /sekolah untuk
mendukung program/kegiatan di sekolah secara tepat waktu
2) Meningkatkan membuat alternatif pemecahan masalah yang
relevan dan tepat, sehingga menghasilkan kinerja yang efektif dan
efisien..
3) Bagi guru yang masih memiliki kendala dalam pembuatan media
berbasis IT maka ditindaklanjuti dengan proses pendampingan di
dalam tim untuk meningkatkan kreatifitas guru dalam membuat
media pembelajran
1. Sumber Daya
a. Sumber Daya Manusia
Kegiatan IHT ini didukung oleh berbagai pihak, diantaranya adalah
kepala sekolah, pengawas pembina, wakil kepala sekolah bidang
kurikulum, kesiswaan, humas, dan sarana prasarana beserta stafnya,
rekan-rekan guru serta tenaga kependidikan. Dukungan ini terlihat
dari adanya kepanitiaan kegiatan IHT yang beranggotakan unsur-
unsur tersebut.
78
2. Metode Pengumpulan Data
Metode yang digunakan oleh calon kepala sekolah untuk
mengumpulkan data pada kegiatan ini adalah dengan metode studi
dokumentasi, wawancara dan observasi.
Wawancara kepada kepala sekolah asal dilakukan untuk memperoleh
informasi terkait capaian rapor mutu sekolah, berbagai permasalahan yang
dihadapi oleh sekolah dalam memenuhi SNP, rekomendasi terkait upaya
mencapai dan meningkatkan SNP.
Adapun studi dokumen dilakukan oleh Calon Kepala Sekolah untuk
menganalisis hasil ketercapaian SNP pada rapor mutu sekolah,
mengidentifikasi profil sekolah, serta kelengkapan administrasi sekolah
lainnya. Selain studi dokumen, Calon Kepala Sekolah melakukan observasi
untuk beberapa kegiatan, seperti observasi lingkungan sekolah dan
sekitarnya, observasi sarana dan prasarana yang dimiliki sekolah, dan
observasi kegiatan pembelajaran peserta didik.
3. Student Wellbeing
Indikator student wellbeing yang ingin dicapai dalam penggunaan
media pembelajaran berbasis IT ini meliputi nilai intrapersonal dan nilai
interpersonal, Adapun rinciannya adalah sebagai berikut :
a. Nilai Intrapersonal:
1) Semangat
2) Bahagia
3) Menjadi lebih kreatif
4) Rasa ingin tahu
5) Aktif
b. Nilai Interpersonal:
1) Bekerjasama
2) Memberi kesempatan
3) Menerima kekurangan orang lain
79
4) Melihat dan melakukan sesuatu dengan cara berbeda
5) Toleran
80
setengah dari kesuksesan suatu pekerjaan. Prinsip perencanaan yang baik,
akan selalu mengacu pada pertanyaan: “Apa yang dilakukan, siapa yang
melakukan, kapan dilakukan, di mana dilakukan, dan bagaimana sesuaatu
dilakukan”. Detail perencanaan inilah yang akan menjadi kunci
kesuksesan pekerjaan.
2. Keterampilan melakukan pengorganisasian. Lembaga pendidikan
mempunyai sumber daya yang cukup besar mulai sumber daya manusia
yang terdiri dari guru, karyawan, dan siswa, sumber daya keuangan,
hingga fisik mulai dari gedung serta sarana dan prasarana yang dimiliki.
81
sebagai guru, sehingga ia mampu memberikan supervisi yang baik kepada
bawahannya.
b. Pelaksanaan
Kegiatan kajian manajerial di sekolah asal, yaitu SMK
Negeri 1 Gunungguruh dilaksanakan pada tanggal 20 sampai dengan
24 September 2021. Dalam upaya mengkaji raport mutu sekolah serta
permasalahan yang dihadapi oleh sekolah dalam mencapai SNP, maka
Calon Kepala Sekolah menggali informasi lebih dalam terkait hal
tersebut kepada Ibu Rika Marlina,S.Pd, selaku wakasek kurikulum,
Bapak Ade Rizal, S.Pd selaku wakasek kesiswaan, Sunardi,ST selaku
wakasek sarana prasarana,Bp.Legimin,S.Pd selaku wakasek Humas
Ibu Siti Farah selaku bendahara sekolah, perwakilan guru.
82
Kajian manajerial bersama kepala sekolah yaitu Bapak Ade
Rusliana,S.Pd.M.Pd dilakukan dalam upaya mengidentifikasi
kekuatan dan kelemahan sekolah dalam memenuhi capaian 8 standar
nasional Pendidikan. Dalam kesempatan ini Calon Kepala Sekolah
juga melakukan diskusi terkait upaya-upaya yang telah dan akan
dilakukan kepala sekolah untuk mengatasi hambatan SMK Negeri 1
Gunungguruh dalam pemenuhan standar nasional pendidikan.
83
Dalam kesempatan ini Calon Kepala Sekolah juga
melakukan diskusi terkait strategi-strategi yang telah dan akan
dilakukan untuk mengoptimalkan sub-sub indikator pada empat
standar tersebut yang masih rendah, serta mengidentifikasi upaya-
upaya untuk meningkatkan kompetensi pendidik sehingga dapat
memberikan peningkatan pada capaian belajar siswa dan capaian
student wellbeing yang optimal.
84
Gambar 3.16 Kajian Manajerial Bersama Wakasek Kesiswaan
85
Kajian manajerial bersama humas dilakukan lebih kepada
diskusi terkait capaian raport mutu dan hasil evaluasi diri sekolah
yang berkaitan dengan standar pengelolaan sekolah, yaitu terkait
pengembangan kultur sekolah dan pendokumentasiaan kegiatan-
kegiatan sekolah, bentuk-bentuk kemitraan sekolah yang dapat lebih
dikembangkan, termasuk didalamnya adalah diskusi terkait strategi-
strategi yang dilakukan untuk mengatasi hambatan dalam pengelolaan
sekolah.
86
anggaran sekolah termasuk di dalamnya mengkaji hambatan dan
upaya untuk mengatasi hambatan dalam pembiayaan sekolah.
87
Kajian manajerial terhadap perwakilan guru dilakukan
dalam upaya untuk mengkonfirmasi penyelenggaraan program dan
kegiatan sekolah, kekuatan dan hambatan dalam penyelenggaraan
kegiatan belajar mengajar, serta saran dan masukan untuk perbaikan
penyelenggaraan Pendidikan di SMKN 1 Gunungguruh.
88
Tabel 3.11 Rekap Raport Mutu SMKN 1 Gunungguruh
Standar Kompetensi
1 6,84
Lulusan
2 Standar Isi 6,73
3 Standar Proses 6,74
Standar Penilaian
4 6,99
Pendidikan
Standar Pendidik dan
5 5,76
Tenaga Kependidikan
Standar Sarana dan
6 4,97
Prasarana Pendidikan
Standar Pengelolaan
7 6,92
Pendidikan
8 Standar Pembiayaan 6,99
89
Berdasarkan raport mutu sekolah dan kondisi nyata melalui
observasi lapangan, berikut diuraikan secara lebih detail capaian 8
Standar Nasional Pendidikan SMKN I Gunungguruh :
1. Standar Kompetensi Lulusan
Berdasarkan raport mutu SMK Negeri 1 Gunungguruhtahun
2019 sebagaimana yang tertera pada tabel Kajian Manajerial di
Tabel 3.11., capaian untuk standar SKL adalah 6.84 dengan
kategori SNP 5 (*****) mendekati capaian SKL ideal hampir di
setiap sub indikator sehingga perlu komitmen seluruh warga
sekolah untuk mempertahankan capaian tersebut atau bahkan
meningkatkannya. Beberapa hal yang masih perlu ditingkatkan
adalah pada indikator 1.2 Memiliki pengetahuan faktual,
prosedural, konseptual, metakognitif kategori SNP 4 (****).
Berkaitan hal tersebut perlu ditingkatkan kemampuan guru
dalan menganalisis pengetahuan faktual, prosedural, konseptual,
metakognitif pada materi ajar dengan cara pendampingan
penyusunan bahan ajar
2. Standar Isi
Berdasarkan raport mutu SMK Negeri 1 Gunungguruh
tahun 2019 sebagaimana yang tertera pada Tabel Kajian Manajerial
di halaman lampiran, maka capaian untuk Standar Isi adalah 6,73
dengan kategori SNP 5 (*****). Berdasarkan data Sub indicator
maupun indicator pada standar isi sudah kategori SNP 5 akan tetapi
perlu di tingkatkan agar capaian sub indicator menjadi ideal
kategori SNP 5 terutama::
2.1.1.Perangkat pembelajaran memuat karakteristik kompetensi
sikap dengan nilai 6.72 predikat SNP 5 (*****)
2.1.2.Perangkat pembelajaran memuat karakteristik kompetensi
pengetahuan dengan nilai 6.74 predikat SNP (*****)
90
2.1.5.Perangkat pembelajaran menyesuaikan ruang lingkup materi
pembelajaran dengan nilai 6.71 predikat SNP (*****)
3. Standar Proses
Berdasarkan raport mutu SMK Negeri 1 Gunungguruh
tahun 2019 sebagaimana yang tertera pada Tabel Kajian Manajerial
di halaman lampiran, maka capaian untuk Standar Proses adalah
6,74 dengan kategori SNP 5 (*****). Beberapa hal yang harus
ditingkatkan adalah:
3.2.12.Guru menerapkan metode pembelajaran sesuai karakteristik
siswa dengan nilai 6.3 predikat menuju SNP 4 (****)
91
3.2.13.Guru memanfaatkan media pembelajaran dalam
meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran dengan
nilai 6,40 predikat menuju SNP 4 (****)
3.2.14.Guru menggunakan aneka sumber belajar dengan nilai 6.52
predikat menuju SNP 4 (****)
3.3.1.Guru melakukan penilaian autentik secara komprehensif
dengan nilai 6.40 predikat menuju SNP 4 (****)
3.3.2.Guru memanfaatkan hasil penilaian autentik dengan nilai 6.56
predikat menuju SNP 4 (****)
3.3.3.Kepala Sekolah melakukan pemantauan proses pembelajaran
dengan nilai 6.50 predikat menuju SNP 4 (****)
3.3.4.Kepala Sekolah melakukan supervisi proses pembelajaran
kepada guru dengan nilai 6.10 predikat menuju SNP 4 (****)
3.3.5.Kepala Sekolah mengevaluasi proses pembelajaran dengan
nilai 6.62 predikat menuju SNP 4 (****)
3.3.6.Kepala Sekolah menindaklanjuti hasil pengawasan proses
pembelajaran dengan nilai 6.21 predikat SNP (*****)
92
sekolah. Pada tahun 2020 capaiannya menurun sebagai dampak
pandemik covid-19 yang membuat kegiatan ini menjadi tidak
optimal sebagaimana tahun sebelumnya.
4. Standar Penilaian
Berdasarkan raport mutu SMK Negeri 1 Gunungguruh
tahun 2019 sebagaimana yang tertera pada Tabel Kajian Manajerial
di halaman lampiran, maka capaian untuk Standar Penilaian adalah
6.99 dengan kategori SNP 5 (*****).
Berdasarkan hasil capaian tersebut pada standard penilaian
telh memenuhi kriteri SNP 5 ,baik Penilaian sudah mencakup ranah
sikap, pengetahuan dan keterampilan, Hasil penilaian sudah sesuai
dengan ranah penilaian dan disampaikan dengan angka dan
deskripsi, Proses penilaian sudah dilakukan secara sahih, objektif,
terpadu, terbuka, menyeluruh, berkesinambungan, sistematis,
beracuan kriteria, akuntabel, Menindaklanjuti hasil pelaporan
penilaian dengan nilai, Melakukan pelaporan penilaian secara
periodik dengan, Menggunakan instrumen penilaian aspek sikap,
Menggunakan instrumen penilaian aspek pengetahuan dan
Menggunakan instrumen penilaian aspek keterampilan sudah sesuai
ketentuan dan tetap dikembangkan sesuai perkembangan teknologi.
93
Dalam hal ini sekolah mengusulkan guru untuk mengikuti PPG
5.1.5. Berkompetensi pedagogik minimal baik dengan nilai
predikat menuju SNP 1 (*)
5.1.6. Berkompetensi kepribadian minimal baik dengan nilai -
predikat menuju SNP 1 (*)
5.1.7. Berkompetensi profesional minimal baik dengan nilai -
predikat menuju SNP 1 (*)
5.1.8. Berkompetensi sosial minimal baik dengan nilai - predikat
menuju SNP 1 (* )
Berkaitan dengan kompetensi pedagogic,kompetensi
kepribadian,kompetensi professional dan kompetensi social sekolah
Memprogamkan kegiatan yang dapat meningkatkan kompetensi
guru melalu pendampingan guru senior,mgmp,pelatihan
pengembangan diri
5.2.7. Berkompetensi kepribadian minimal baik dengan nilai
menuju SNP 1 (*)
5.2.8. Berkompetensi manajerial minimal baik dengan nilai -
predikat menuju SNP 1 (*)
5.2.9. Berkompetensi kewirausahaan minimal baik dengan nilai -
predikat menuju SNP 1 (*)
5.2.10.Berkompetensi supervisi minimal baik dengan nilai -
predikat menuju SNP 1 (*)
5.2.11. Berkompetensi sosial minimal baik dengan nilai - predikat
menuju SNP 1 (*)
Kompetnsi kepala sekolah baik kompetensi kepribadian,compete
nsi manajerial,kompetensi kewirausahaan,kompetensi supervise,
dan kompetnsi social perlu ditingkatkan dengan rasa impati
terhadap sesama dan perencanaan, pengorganisasian dan
pendayagunaan sumber daya sekolah, menciptakan iklim sekolah
yang inovatif, tata kelola sarana prasarana, menggali ide dari
masyarakat dan pengembangan kurikulum.
94
5.3.1. Tersedia Kepala Tenaga Administrasi dengan nilai 0
predikat menuju SNP 1 (*)
5.3.2. Memiliki Kepala Tenaga Administrasi berkualilifikasi
minimal SMK/sederajat dengan nilai 0 predikat menuju
SNP 1 (*)
5.3.3. Memiliki Kepala Tenaga Administrasi bersertifikat dengan
nilai 0 predikat menuju SNP 1 (*)
5.3.5. Memiliki Tenaga Pelaksana Urusan Administrasi
berpendidikan sesuai ketentuan dengan nilai - predikat
menuju SNP 1 ( *)
5.3.6. Berkompetensi kepribadian minimal baik dengan nilai -
predikat menuju SNP 1 (*)
5.3.7. Berkompetensi sosial minimal baik dengan nilai - predikat
menuju SNP 1 (*)
5.3.8. Berkompetensi teknis minimal baik dengan nilai - predikat
menuju SNP 1 (*)
5.3.9. Berkompetensi manajerial minimal baik dengan nilai -
predikat menuju SNP 1 (*)
Ketersediaan dan kompetensi tenaga administrasi sesuai ketentuan
perlu ditingkatkan dengan usulan ke Dinas Pendidikan Provinsi
Jawa Barat melalui KCD V baik pengadaan teanaga administrasi
maupun peningkatan komptensi bagi tenaga administrasi yang
sudah ada
5.4.1. Tersedia Kepala Tenaga Laboratorium dengan nilai 0
predikat menuju SNP1 (*)
5.4.2. Tersedia Tenaga Teknisi Laboran dengan nilai - predikat
menuju SNP 1 (*)
5.4.3. Memiliki Tenaga Teknisi Laboran berpendidikan sesuai
ketentuan 0 predikat menuju SNP 1 (*)
5.4.4. Tersedia Tenaga Laboran nilai 0 predikat menuju SNP 1 (*)
95
5.4.5. Tersedia Tenaga Teknisi Laboran nilai 0 predikat menuju
SNP 1 (*)
5.4.6. Memiliki Tenaga Teknisi Laboran berpendidikan sesuai
ketentuan nilai 0 predikat menuju SNP 1 (*)
5.4.7. Tersedia Tenaga Labor nilai 0 predikat menuju SNP 1 (*)
5.4.8. Memiliki Tenaga Laboran berpendidikan sesuai ketentuan
nilai 0 predikat menuju SNP 1 (*)
5.4.9. Berkompetensi kepribadian minimal baik nilai 0 predikat
menuju SNP 1 (*)
5.4.10. Berkompetensi sosial minimal baik nilai 0 predikat menuju
SNP 1 (*)
5.4.11. Berkompetensi manajerial minimal baik nilai 0 predikat
menuju SNP 1 (*)
5.4.12. Berkompetensi profesional minimal baik nilai 0 predikat
menuju SNP 1 (*)
Sehubungan Ketersediaan dan kompetensi laboran sekolah belum
memiliki laboran maka sekolah mengusulkan kepada Dinas
Pendidikan Provinsi
5.5.1. Tersedia Kepala Tenaga Pustakawan dengan nilai 0 predikat
menuju SNP 1 (*)
5.5.2. Memiliki Kepala Tenaga Pustakawan berkualifikasi sesuai
dengan nilai predikat SNP 1 (*)
5.5.3. Memiliki Kepala Tenaga Pustakawan bersertifikat dengan
nilai 0 predikat menuju SNP 1 (*)
5.5.4. Memiliki Kepala Tenaga Pustakawan berpengalaman sesuai
dengan nilai 0 predikat menuju SNP 1 (*)
5.5.5. Tersedia Tenaga .Pustakawan dengan nilai 0 predikat
menuju SNP 1 (*)
5.5.6. Memiliki Tenaga Pustakawan berpendidikan sesuai
ketentuan dengan nilai 0 predikat menuju SNP 1 (*)
96
5.5.7. Berkompetensi manajerial minimal baik dengan nilai 0
predikat menuju SNP 1 (*)
5.5.8. Berkompetensi pengelolaan informasi minimal baik dengan
nilai 0 predikat menuju SNP 1(*)
5.5.9. Berkompetensi kependidikan minimal baik dengan nilai 0
predikat menuju SNP 1 (*)
5.5.10. Berkompetensi kepribadian minimal baik dengan nilai 0
predikat menuju SNP 1 (*)
5.5.11.Berkompetensi sosial minimal baik dengan nilai 0 predikat
menuju SNP 1 (*)
5.5.12. Berkompetensi pengembangan profesi minimal baik dengan
nilai 0 predikat menuju SNP 1 (*)
Sehubungan sekolah belum memiliki Pustakawan sesuai ketentuan
maka sekolah diharapkan mengusulkan ke Dinas pendidikan
Provinsi jawa Barat
97
6.2.10.Kondisi ruang kelas layak pakai
6.2.12.Kondisi ruang perpustakaan layak pakai
6.2.13.Kondisi tempat bermain/lapangan layak pakai
6.3.1..Memiliki ruang pimpinan sesuai standard
6.3.2.Memiliki ruang guru sesuai standard
6.3.3.Memiliki ruang UKS sesuai standard
6,3.4.Memiliki tempat ibadah sesuai standard
6.3.5.Memiliki jamban sesuai standard
6.3.6.Memiliki gudang sesuai standard
6.3.9.Memiliki ruang konseling sesuai standard
6.3.8.Memiliki ruang tata usaha sesuai standard
6.3.10.Memiliki ruang organisasi kesiswaan sesuai standard
6.3.15..Kondisi ruang guru layak pakai
6.3.16.Kondisi ruang UKS layak pakai
6.3.17.Kondisi tempat ibadah layak pakai
6.3.18Kondisi jamban sesuai standard
6.3.19.Kondisi gudang layak pakai
6.3.21.Kondisi ruang tata usaha layak pakai
6.3.22.Kondisi ruang konseling layak pakai
6.3.23.Kondisi ruang organisasi kesiswaan layak pakai
Berkaitan data di atas capaian standar sarana dan
prasarana banyak yang dibawah standard ,yang sebenarnya
berdasarkan kondis nyata yang ada di sekolah hanya ada bebrapa
yang harus ditingkatkan seperti kekurangan ruang kelas dan jamban
siswa belum mencapai jumlah ideal beserta laoratorium bahasa
belum tersedia , Sarana dan prasarana penunjang proses
pembelajaran di laboratorium dan konseling SMK Negeri 1
Gunungguruh sudah mendekati ideal serta sesuai dengan ketentuan
yang berlaku, Ketidaksesuaian antara data pada rapor mutu dan
kondisi nyata sebagaimana dijelaskan disebabkan karena operator
tidak memasukkan unsur-unsur yang diminta dalam aplikasi rapor
98
mutu / dapodik. Sehingga untuk perbaikannya dipendataan
berikutnya maka perlu pendampingan operator dalam pengisian
data-data sekolah secara lebih detail.
7. Standar Pengelolaan
Berdasarkan raport mutu SMK Negeri 1 Gunungguruh
tahun 2019 sebagaimana yang tertera pada Tabel Kajian Manajerial
di halaman lampiran, maka capaian untuk Standar Pengelolaan
adalah 6.92 dengan kategori SNP 5 (****). Terdapat capaian sub
indikator yang masih lemah dan perlu ditingkatkan, yaitu :
7.3.1.Berkepribadian dan bersosialisasi dengan baik,capaian SNP
1 (*)
7.3.3.Mengembang-kan sekolah dengan baik capaian SNP 1 (*)
7.3.5.Berjiwa kewirausahaan capaian SNP 1 (*)
7.3.6.Melakukan supervisi dengan baik capaian SNP 1 (*)
8. Standar Pembiayaan
Berdasarkan raport mutu SMK Negeri 1 Gunungguruh
tahun 2019 sebagaimana yang tertera pada Tabel Kajian Manajerial
99
di halaman lampiran, maka capaian untuk Standar Pembiayaan
adalah 6,99 dengan kategori SNP 5 (*****).
100
2. Kajian Managerial di Sekolah Magang
a. Persiapan
Sama halnya dengan persiapan yang dilakukan untuk kajian
manajerial di sekolah asal, maka persiapan kajian manajerial di
sekolah magang pun diawali dengan menyusun pedoman wawancara,
mempersiapkan daftar data atau dokumen yang dibutuhkan, penentuan
pihak-pihak yang akan diwawancara atau di observasi, dan
mempersiapkan matriks kajian manajerial.
b. Pelaksanaan
Kajian manajerial di sekolah magang, yaitu SMK Negeri 1
Gegerbitung dilaksanakan pada tanggal 27 September 2021 sampai
dengan 01 Oktober 2021. Kegiatan diawali dengan melakukan
koordinasi terlebih dahulu dengan Kepala Sekolah dan para wakasek.
Selanjutnya Kepala Sekolah menunjuk pihak-pihak yang akan
membantu Calon Kepala Sekolah selama melakukan kajian manajerial
di sekolah magang, yaitu para wakasek dan staf serta tenaga
adminisrasi.
101
Setelah melakukan koordinasi serta izin dari Kepala Sekolah
untuk mengumpulkan data-data pendukung kajian manjerial
selanjutnya Calon Kepala Sekolah mulai melakukan wawancara,
observasi dan mengumpulkan dokumen-dokumen yang dibutuhkan
diantaranya adalah profil sekolah, Raport Mutu, KTSP, RKT, RKJM
dan RKAS.
c. Hasil
102
Table.3.12.Capaian Rapor Mutu SMKN 1 Gegerbitung
103
Hasil kajian manajerial dari dokumen rapor mutu SMKN 1
Gegerbitung dapat dilihat pada table kajian manajerial di halaman
lampiran. Adapun penjelasan untuk setiap Standar Nasional
Pendidikan di SMKN 1 Gegerbitung adalah sebagai berikut:
104
rohani. Hal ini terlihat pada kondisi nyata dimana peserta didik
banyak mengikuti ekstrakurikuler olahraga yang banyak jenisnya
dan peserta didik juga diberikan pembinaan untuk berprestasi di
masing-masing ekstrakuler olahraga. Selain itu untuk perilaku
rohani, peserta didik melakukan pembiasaan duha dan kultum yang
terjadwal setiap kelas.. Namun, supaya perilaku sehat jasmani dan
rohani peserta didik ini tetap terjaga, maka diperlukan pembinaan
secara berkelanjutan agar tidak hanya berdampak pada prestasi
sekolah tapi terinternalisasi menjadi pada pola hidup sehat jasamani
dan rohani peserta didik. Upaya sekolah dapat dimulai dengan
adanya pembinaan secara komprehensif yang tidak hanya
berorientasi pada perolaehan prestasi semata tapi membentuk
karakter yang sesuai dengan karakter Profil Pelajar Pancasila.
Sedangkan, tantangan yang dihadapi sekolah terdapat pada aspek
kompetensi pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki lulusan.
Lulusan belum memiliki pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural dan metakogitif yang mumpuni.
105
masalah yang diberikan dalam pembelajaran. Hal ini, terjadi karena
belum semua guru melaksanakan metode yang mendorong peserta
didik untuk menghasilkan produk keterampilan baik konkrit
maupun abstrak dalam proses pembelajaran. Untuk mengatasi
masalah ini, guru sebaiknya diberikan pendampingan tentang
penggunaan metode pembelajaran berbasis proyek.
.
2) Standar Isi
Standar isi merupakan komponen materi dan tingkat
kompetensi dalam rangka mencapai kompetensi lulusan pada
jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Standar isi tersebut mengacu
pada Permendikbud Nomor 34 Tahun 2018. Capaian Standar isi
SMKN 1 Gegerbitung berdasarkan rapor mutu tahun 2019 adalah
6,75 Capaian ini berada pada predikat menuju SNP 5 (*****).
Capaian standar isi ini idealnya berada pada kategori
predikat memenuhi SNP (*****) yang artinya bahwa sekolah
sudah memiliki perangkat pembelajaran sesuai rumusan
kompetensi lulusan, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
dikembangkan sesuai prosedur, dan sekolah melaksanakan
kurikulum sesuai ketentuan idealnya sudah berada pada nilai 7
(tujuh).
Hasil rapor mutu SMKN 1 Gegerbitung untuk standar isi
yang terdiri dari tiga aspek, yaitu aspek perangkat pembelajaran
sesuai rumusan kompetensi lulusan memperoleh nilai sebesar 6,96
dengan predikat menuju SNP 5 (*****), aspek Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan dikembangkan sesuai prosedur memperoleh
nilai sebesar 6,74 dengan predikat menuju SNP 5 (*****), dan
aspek sekolah melaksanakan kurikulum sesuai ketentuan
memperoleh nilai sebesar 6,56 dengan predikat menuju SNP 4
(****).
106
Potensi berupa kekuatan atau peluang yang dimiliki
SMKN 1 Gegerbitung terdapat pada aspek Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan yang dikembangkan sudah sesuai prosedur.
Dalam hal ini sekolah sudah melakukan pengembangan KTSP
sesuai tahapan; menyusun draft,reviu dan finalisasi namun
kegiatan tersebut belum maksimal dilakukan. Hal ini, karena tidak
ada tim khusus yang menangani kegiatan reviu KTSP. Upaya agar
kegiatan ini dapat berlangsung dengan maksimal, maka diperlukan
adanya tim khusus reviu KTSP. Sedangkan, tantangan yang
dihadapi sekolah terdapat pada aspek pelaksanaan kurikulum yang
belum dilaksanakan sesuai ketentuan. Sekolah hendaknya
mangakomodir muatan lokal pada kurikulum berdasaran hasil
analisa konteks budaya, sosial dan geografis . Sekolah juga harus
berupaya menambah ketersediaan guru muatan lokal dengan
mengajukan pada pemerintah.
3) Standar Proses
Standar proses merujuk pada Permendikbud Nomor 34
Tahun 2018. Capaian standar proses SMKN 1 Gegerbitung
berdasarkan rapor mutu tahun 2019 adalah 6,44 . Capaian ini
berada pada predikat menuju SNP 4 (****). Capaian standar proses
ini idealnya berada pada kategori predikat memenuhi SNP 5
(*****) yang artinya bahwa aspek sekolah merencanakan proses
pembelajaran sesuai ketentuan, aspek proses pembelajaran
dilaksanakan dengan tepat, serta aspek pengawasan dan penilaian
autentik dilakukan dalam proses pembelajaran idealnya sudah
berada pada nilai 7 (tujuh).
Hasil rapor mutu SMKN 1 Gegerbitung untuk standar
proses yang terdiri dari tiga aspek, yaitu aspek sekolah
merencanakan proses pembelajaran sesuai ketentuan memperoleh
nilai sebesar 6,83 dengan predikat menuju SNP 5 (*****), aspek
107
proses pembelajaran dilaksanakan dengan tepat memperoleh nilai
sebesar 6,45 dengan predikat menuju SNP 4 (****), serta aspek
pengawasan dan penilaian autentik dilakukan dalam proses
pembelajaran memperoleh nilai sebesar 6,04 dengan predikat
menuju SNP 4 (****).
108
prosedur, instrumen penilaian untuk mengetahui hasil belajar
peserta didik. Capaian standar penilaian pendidikan SMK Negeri 1
Gegerbitung berdasarkan rapor mutu tahun 2019 adalah 6,48.
Capaian ini berada pada predikat menuju SNP 4 (****). Capaian
standar penilaian pendidikan ini idealnya berada pada kategori
predikat menuju SNP (*****) yang artinya bahwa aspek penilaian
sesuai ranah kompetensi, aspek teknik penilaian objektif dan
akuntabel, aspek penilaian pendidikan ditindaklanjuti, aspek
instrumen penilaian menyesuaikan aspek, dan aspek penilaian
dilakukan mengikuti prosedur idealnya sudah berada pada nilai 7
(tujuh).
Hasil rapor mutu SMK Negeri 1 Gegerbitung untuk
standar penilaian pendidikan yang terdiri dari lima aspek, yaitu
aspek penilaian sesuai ranah kompetensi memperoleh nilai sebesar
6,71 dengan predikat menuju SNP 5 (*****), aspek teknik
penilaian objektif dan akuntabel memperoleh nilai sebesar 6,99
dengan predikat menuju SNP 5 (*****), aspek penilaian
pendidikan ditindaklanjuti memperoleh nilai sebesar 6,09 dengan
predikat menuju SNP 4 (****), aspek instrumen penilaian
menyesuaikan aspek memperoleh nilai sebesar 6,16 dengan
predikat menuju SNP 4 (****), dan aspek penilaian dilakukan
mengikuti prosedur memperoleh nilai sebesar 6,47 dengan predikat
menuju SNP 4 (****).
Potensi berupa kekuatan atau peluang yang dimiliki
SMKN 1 Gegerbitung terdapat pada aspek teknik penilaian
objektif dan akuntabel. Guru mengunakan teknik penilaian sudah
dilakukan secara sahih, objektif, terpadu, terbuka, menyeluruh,
berkesinambungan, sistematis, beracuan kriteria, akuntabel. Guru
juga menyusun kisi-kisi soal, rubrik, validasi soal, analisis soal
agar penilaian objektif dan akuntabel. Namun, pelaksanaan
penilaian ini belum dlakukan oleh semuan guru sehingga harus ada
109
Community of Practice di sekolah untuk meyusun dan
mengembangkan kisi-kisi. Potensi dan kekuatan lainnya terlatak
pada sub indikator sekolah melakukan penilaian berdasarkan ranah
sesuai prosedur. Guru melakukan penilaian sikap, pengetahuan, dan
keterampilan sudah dijalankan berdasarkan tahapan. Kondisi ini
harus dipertahankan bahkan ditingkatkan secara kualitas agar
sistem penilaian di sekolah berjalan dengan baik sesuai standar
yang ditetapkan.
110
Hasil rapor mutu SMKN 1 Gegerbitung untuk standar
pendidik dan tenaga kependidikan yang terdiri dari lima aspek,
yaitu aspek ketersediaan dan kompetensi guru sesuai ketentuan
memperoleh nilai sebesar 4,06 dengan predikat memenuhi SNP
(***), aspek ketersediaan dan kompetensi kepala sekolah sesuai
ketentuan memperoleh nilai sebesar 7,00 dengan predikat menuju
SNP 5 (*****), aspek ketersediaan dan kompetensi tenaga
administrasi sesuai ketentuan memperoleh nilai sebesar 6,13
dengan predikat memenuhi SNP 4 (****), aspek ketersediaan dan
kompetensi laboran sesuai ketentuan memperoleh nilai sebesar 1,4
dengan predikat menuju SNP 1 (*), serta aspek ketersediaan dan
kompetensi pustakawan sesuai ketentuan memperoleh nilai sebesar
5,09 dengan predikat memenuhi SNP 4 (****). Potensi berupa
kekuatan atau peluang yang dimiliki SMKN 1 Gegerbitung
terdapat pada aspek ketersediaan dan kompetensi Kepala Sekolah
yang sudah sesuai dengan ketentuan.
Sekolah sudah memiliki Kepala sekolah berkulifikasi S2
dan sekolah memiliki guru yang berkualifikasi pendidikan S1
sebanyak 40 orang (100%) dan guru yang memiliki kualifikasi
akademik S2 (magister) sebanyak 2 orang. Sekolahpun sudah
memiliki guru untuk semua mata pelajaran yang diberikan namun
belum seluruh guru PNS sudah bersertifikat pendidik.
Sekolah juga memiliki 2 orang guru PPPK yang sudh
bersertifikat pendidik. Hal ini, menjadi sebuah kekuatan bagi
sekolah karena sumber daya manusia yang bertugas mendidik
sudah memiliki kualitas dan professional sesuai dengan bidangnya
masing-masing. Sedangkan, tantangan yang dihadapi sekolah
terdapat pada aspek ketersediaan dan kompetensi laboran yang
belum sesuai dengan ketentuan karena sekolah belum memiliki
tenaga teknisi laboratorium dan tenaga laboran dengan kualifikasi
pendidikan yang sesuai. Tenaga teknisi dan tenaga laboran
111
ditangani oleh petugas administrasi sekolah. Sejauh ini tidak terlalu
menjadi kendala dalam pelayanan dan penanganan masalah yang
muncul. Namun demikian, kualitas dari tenaga teknisi dan tenaga
laboran tetap harus sesuai dengan kebutuhan sekolah, sehingga
untuk mengatasi ketersediaan tenaga teknisi dan tenaga laboran
harus dilakukan pengajuan pengadaan tenaga tersebut kepada
pemerintah daerah.
SMKN 1 Gegerbitung memiliki 40 orang pendidik,
sebanyak 13 orang PNS, 2 orang PPPK dan 25 orang non-PNS. Di
SMKN 1 Gegerbitung tidak ada lagi pendidik yang berijazah
Diploma, 40 orang lulusan S1 dan 2 orang sudah memiliki
kualifikasi akademik S2.
Sekolah sudah memiliki 2 orang guru Bimbingan
Konseling namun belum proporisonal dan ideal karena belum
memenuhi 1:150, sehingga SMKN 1 Gegerbitung masih
membutuhkan 4 orang lagi guru BK agar perbandingan pelayanan
untuk peserta didik menjadi ideal. Untuk itu sekolah harus
mengajukan pengadaan guru BK kepada pemerintah provinssi.
Untuk aspek tenaga kependidikan di SMKN 1 Gegerbitung ada 10
orang dengan jumlah 2 orang PNS dan 8 orang statusnya masih
honorer,untuk itu, diperlukan pengajuan usulan tenaga
kependidikan yang berstatus PNS kepada pemerintah daerah untuk
mengisi kekosongan di SMK Negeri 1 Gegerbitung
Potensi berupa peluang dan kekuatan tenaga kependidikan
di SMKN 1 Gegerbitung adalah tersedianya tenaga pustakawan
yang memiliki kualifikasi pendidikan yang sesuai yaitu D3
Perpustakaan sehingga semua kompetensi pustakawan meliputi
manajerial, pengelolaan informasi, kependidikan, kepribadian,
sosial dan pengembangan profesi memiliki predikat baik.
112
6) Standar Sarana Prasarana
Standar sarana dan prasarana adalah standar nasional
pendidikan yang berkaitan dengan kriteria minimal tentang ruang
belajar, tempat berolahraga, tempat beribadah, perpustakaan,
laboratorium, bengkel kerja, tempat bermain, tempat berkreasi dan
berekreasi, serta sumber belajar lain yang diperlukan untuk
menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan.
Peraturan Menteri Pendidikan Kebudyaan Nomor 34 Tahun
2018 tentang Standar Sarana dan Prasarana untuk Sekolah
Menengah Kejuruan.
SMKN 1 Gegerbitung sebagai sekolah yang belum lama
berdiri untuk capaian standar sarana prasarana SMKN 1
Gegerbitung berdasarkan rapor mutu tahun 2019 yaitu 3,78. Capaian
ini berada pada predikat menuju SNP 2 (**). Capaian standar sarana
dan prasarana ini idealnya berada pada kategori predikat menuju
SNP5 (*****) yang artinya bahwa aspek kapasitas daya tampung
sekolah memadai, aspek sekolah memiliki sarana dan prasarana
pembelajaran yang lengkap dan layak, aspek sekolah memiliki
sarana dan prasarana pendukung yang lengkap dan layak idealnya
sudah berada pada nilai 7 (tujuh).
Hasil rapor mutu SMKN 1 Gegerbitunguntuk standar
sarana dan prasarana yang terdiri dari tiga aspek, yaitu aspek
kapasitas daya tampung sekolah memadai memperoleh nilai sebesar
6,22 dengan predikat menuju SNP 4 (****), aspek sekolah memiliki
sarana dan prasarana pembelajaran yang lengkap dan layak
memperoleh nilai sebesar 2,60 dengan predikat menuju SNP 2 (**),
serta aspek sekolah memiliki sarana dan prasarana pendukung yang
lengkap dan layak memperoleh nilai sebesar 3,09 dengan predikat
menuju SNP 2 (**).
Potensi berupa kekuatan atau peluang yang dimiliki SMK
Negeri 1 Gegerbitung terdapat pada aspek kapasitas daya tampung
113
sekolah yang sudah memadai. SMKN 1 Gegerbitung memiliki
rasio lahan dan bangunan sesuai jumlah siswa sehingga memiliki
kapasitas dan daya tamping yang memadai. Sekolah juga memiliki
ruang kelas dan perpustakaan yang layak . Ketersediaan ruang kelas
sudah sesuai persyaratan. Sekolah juga memiliki temapat bermain
dan lapangan yang lengkap dan layak pakai. Sedangkan, tantangan
yang dihadapi sekolah terdapat pada aspek ketersediaan sarana dan
prasarana pembelajaran yang belum lengkap, seperti belum adanya
laboratorium bahasa..
Selain itu, sekolah ruang sirkulasi yang sesuai standar.
Untuk mengatasi masalah yang ada, maka SMKN 1 Gegerbitung
mengajukan usulan berupa proposal pengadaan sarana prasarana
yang dibutuhkan kepada pemerintah provinsi. Selain itu sekolah
mengupayakan bantuan dari partisipasi masyakarat melalui orangtua
siswa yang difasiltasi komite sekolah.
SMKN 1 Gegerbitung berdiri di atas lahan seluas 5,4 Ha
terletak di wilayah yang cukup strategis. Luas lahan yang
memungkinkan dilaksanakan pembangunan sarana dan prasarana
yang dibutuhkan sekolah masih sangat terbuka. Perencanaan terkait
sarana dan prasarana sekolah dapat dimasukan dalam RKAS. Secara
umum sarana prasarana yang masih perlu peningkatan adalah yang
terkait langsung dengan pembelajaran dan kegiatan ekstrakurikuler.
7) Standar Pengelolaan
Standar pengelolaan sekolah diatur dalam Permendibud
Nomor 34 Tahun 2018. Sesuai dengan Permendiknas tersebut,
semua sekolah wajib memenuhi standar pengelolaan pendidikan
yang berlaku secara nasional. Standar pengelolaan meliputi tahap
perencanaan, pelaksanaan program dan tahap pengawasan, serta
evaluasi. Secara kuantitatif, standar pengelolaan SMKN 1
Gegerbitung menurut capaian rapor mutu 2019 adalah 6,73. Capaian
114
ini berada pada predikat menuju SNP 5 (*****). Capaian standar
pengelolaan ini berada pada kategori predikat memenuhi SNP
(*****) yang artinya bahwa aspek sekolah melakukan perencanaan
pengelolaan, aspek program pengelolaan dilaksanakan sesuai
ketentuan, aspek kepala sekolah berkinerja baik dalam melaksanakan
tugas kepemimpinan, aspek sekolah mengelola sistem informasi
manajemen idealnya sudah berada pada nilai 7 (tujuh).
Hasil rapor mutu SMKN 1 Gegerbitung untuk standar
pengelolaan yang terdiri dari empat aspek, yaitu aspek sekolah
melakukan perencanaan pengelolaan memperoleh nilai sebesar 6,9
dengan predikat menuju SNP 5 (*****), aspek program pengelolaan
dilaksanakan sesuai ketentuan memperoleh nilai sebesar 6,5 dengan
predikat menuju SNP 4 (****), aspek kepala sekolah berkinerja baik
dalam melaksanakan tugas kepemimpinan memperoleh nilai sebesar
6,91 dengan predikat menuju SNP 5 (*****), dan aspek sekolah
mengelola sistem informasi manajemen memperoleh nilai sebesar
6,57 dengan predikat menuju SNP 4 (****).
Potensi berupa kekuatan atau peluang yang dimiliki
SMKN 1 Gegerbitungter dapat pada aspek sekolah melakukan
perencanaan pengelolaan ,aspek kepala sekolah berkinerja baik
dalam melaksanakan tugas kepemimpinan. Kepala sekolah sudah
berkepribadian dan bersosialisasi dengan baik. Selain berjiwa
kepemimpinan, kepala sekolah juga mampu mengembangkan
sekolah, mengelola sumber daya dengan baik dan berjiwa
kewirausahaan.
Sedangkan, tantangan yang dihadapi sekolah terdapat pada
aspek perencanaan pengelolaan. Sekolah sudah memiliki visi, misi,
dan tujuan sekolah. Namun, pemahaman warga sekolah terhadap
visi, misi, dan tujuan sekolah belum dirasakan maksimal. Untuk
memaksimalkan pemahaman warga sekolah diperlukan sosialisasi
visi, misi, dan tujuan sekolah, seperti terpampangnya visi, misi, dan
115
tujuan sekolah di area lingkungan sekolah atau penyampaian visi,
misi, dan tujuan sekolah dalam berbagai kegiatan, seperti upacara
dan rapat dinas.
Rencana kerja sekolah (RKS) yang meliputi rencana kerja
jangka menengah (RKJM), rencana kerja tahunan (RKT) dan RKAS
belum disosialisasikan kepada seluruh warga sekolah. Dalam tahap
perencanaan penyusunan RKS, belum semua warga sekolah
dilibatkan karena hanya melibatkan tim manajemen sekolah saja.
Namun RKAS yang dibuat sudah disahkan oleh pejabat yang
berwenang, sehingga sudah menjadi RKS yang sah digunakan di
sekolah. Tantangan bagi SMKN 1 Gegerbitung dalam standar
pengelolaan ini adalah belum adanya tim monev untuk mengevaluasi
setiap aspek kehidupan sekolah. Oleh karena itu sekolah harus
segera membentuk tim monev agar keterlaksanan program dan
tujuan ketercapaiannya bisa terukur.
8) Standar Pembiayaan
Standar pembiayaan sekolah diatur oleh Permendikbud
Nomor 32 Tahun 2018 tentang Standar Teknis Pelayamam Minimal
Pendidikan. SMKN 1 Gegerbitung memiliki RKAS yang disusun
oleh tim yang dibentuk sekolah dan komite sekolah. RKAS yang
dibuat sudah disahkan oleh pejabat yang berwenang, sehingga sudah
menjadi AKS yang sah digunakan di sekolah. Sumber keuangan
sekolah masih tergantung pada bantuan pemerintah berupa dana
BOS dan BOPD.
Sekolah berupaya untuk mencari sumber keuangan dari
pihak lain yaitu partisipasi masyarakat dalam hal ini orangtua siswa
yang difasilitasi komite sekolah. Penyusunan rencana keuangan
sekolah dilakukan sesuai aturan dan juknis yang berlaku secara
transparan, efisien dan akuntabel. Laporan keuangan sekolah hanya
ditujukan kepada pemerintah sebagai pemberi dana.
116
Secara kuantitatif, standar pembiayaan SMK Negeri 1
Gegerbitung menurut capaian rapor mutu 2019 adalah 6,99. Capaian
ini berada pada predikat menuju SNP 5 (*****). Capaian standar
pembiayaan ini berada pada kategori predikat memenuhi SNP 5
(*****) yang artinya bahwa aspek sekolah memberikan layanan
subsidi silang, aspek beban operasional sekolah sesuai ketentuan,
dan aspek sekolah melakukan pengelolaan dana dengan baik
idealnya sudah berada pada nilai 7 (tujuh).
Hasil rapor mutu SMKN 1 Gegerbitung untuk standar
pembiayaan yang terdiri dari tiga aspek, yaitu aspek sekolah
memberikan layanan subsidi silang memperoleh nilai sebesar 6,99
dengan predikat menuju SNP 5 (*****), aspek beban operasional
sekolah sesuai ketentuan memperoleh nilai sebesar 7,00 dengan
predikat memenuhi SNP (*****), aspek sekolah melakukan
pengelolaan dana dengan baik memperoleh nilai sebesar 7,00 dengan
predikat menuju SNP 5 (*****).
Rujukan dalam pengelolaan keuangan di SMK Negeri 1
Gegerbitung adalah RAKS yang sudah disahkan menjadi AKS tahun
ajaran 2020-2021. Sumber dana yang dikelola berasal dari APBN
yaitu Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dan BOPD. Sekolah
belum memiliki sumber dana mandiri. Pelaksanaan evaluasi dan
pelaporan dilakukan secara berkala dan insidental.
Potensi berupa kekuatan atau peluang yang dimiliki
SMKN 1 Gegerbitung terdapat pada aspek layanan subsidi silang
yang sudah dilaksanakan sekolah dengan baik. Sekolah dalam
memberikan pelayanan kepada masyarakat sudah membebaskan
biaya bagi peserta didik yang tidak mampu dan semua dibiayai oleh
BOS dan BOPD.
Peserta didik yang tidak mampu, selain dibebaskan dari
biaya pendidikan, juga diajukan untuk mendapatkan beasiswa oleh
sekolah, baik beasiswa dari pemerintah. Namun, untuk beberapa hal
117
sekolah belum maksimal dalam menangani kebutuhan anggaran
peserta didik ketika ikut serta dalam ajang perlombaan. Hal ini,
terjadi karena jenis cabang lomba yang diikuti sangat banyak dan
memerlukan anggaran yang tidak sedikit. Untuk mengatasi masalah
tersebut, maka sekolah melalui komite sekolah menggalang
dukungan dana pastisipasi masyarakat dari orangtua atau pihak yang
peduli pendidikan demi peningkatan prestasi peserta didik.
2. Pelaksanaan
Kegiatan Peningkatan Kompetensi di sekolah magang dilaksanakan
pada tanggal 27 September hingga 01 Oktober 2021 di SMKN 1
Gegerbitung Latar belakang pemilihan SMKN 1 Gegerbitung sebagai
sekolah magang adalah didasarkan pada banyaknya kegiatan-kegiatan
118
warga sekolah yang diselenggarakan dengan baik. Hal ini menjadi nilai
tambah selain pengembangan prestasi SMKN 1 Gegerbitung dibidang
akademik dan non akademik.
Kompetensi yang ingin ditingkatkan oleh Calon Kepala Sekolah
berdasarkan kepada hasil AKPK yang masih rendah adalah berkaitan
dengan kompetensi supervise kepala sekolah, khususnya terkait supervisi
akademik terhadap guru dengan teknik yang tepat.. Mentor 2 dalam hal
ini dipandang sebagai seorang kepala sekolah yang mampu dan
pelaksanaan supervise ..
Kegiatan peningkatan kompetensi diawali dengan melakukan
sosialisasi terkait maksud dan tujuan kegiatan serta menjelaskan
kompetensi yang ingin ditingkatkan oleh calon kepala sekolah.
Selanjutnya mentor 2 memberikan arahan serta menceritakan pengalaman-
pengalamannya terkait pelaksanaan supervise di sekolah . Mentor 2 juga
memberikan penjelasan serta pemahaman terkait pelaksanaan supervise
serta menguraikan pengalaman-pengalaman yang pernah dilaluinya terkait
tantangan, hambatan dan upaya-upaya alternatif dalam mengatasi
hambatan dalam pelaksanaan supervisi. Mentor 2 mengemukakan bahwa
keberhasilan supervise sekolah tidak terlepas dari Kerjasama seluruh
warga sekolah. Sehingga komunikasi dan koordinasi antar warga sekolah
perlu dijaga dan terus ditingkatkan.
119
Gambar 3.28 Kajian Peningkatan Kompetensi Bersama Kepala Sekolah
SMK Negeri 1 Gegerbitung
3. Hasil
Sebagaimana latar belakang pelaksanaan kegiatan Peningkatan
Kompetensi (PK) dalam kegiatan diklat calon kepala sekolah ini, bahwa
dalam kegiatan ini diharapkan calon kepala sekolah dapat meningkatkan
kompetensinya berdasarkan hasil AKPK yang masih rendah dengan
belajar langsung kepada mentor 2 di sekolah magang. Calon kepala
sekolah dalam hal ini memiliki keterbatasan dalam memahami supervisi.
120
Setelah melaksanakan kegiatan PK di sekolah magang, calon
kepala sekolah mendapatkan banyak tambahan ilmu dan pengetahuan serta
pengalaman dari mentor 2. Mengacu kepada panduan wawancara, mentor
2 menyatakan bahwa sangat penting bagi seorang kepala sekolah untuk
melaksanakan supervise agar dapat memetakan kemampuan guru pada
pembelajaran .
Menurut mentor 2, esensi supervisi akademik itu sama sekali
bukan menilai unjuk kerja guru dalam mengelola proses pembelajaran,
melainkan membantu guru mengembangkan kemampuan
profesionalismenya. Meskipun demikian, supervisi akademik tidak bisa
terlepas dari penilaian unjuk kerja guru dalam mengelola pembelajaran.
Apabila di atas dikatakan, bahwa supervisi akademik merupakan
serangkaian kegiatan membantu guru mengembangkan kemampuannya
mengelola proses pembelajaran, maka menilai unjuk kerja guru dalam
mengelola proses pembelajaran merupakan salah satu kegiatan yang tidak
bisa dihindarkan
Dalam menjawab pertanyaan terkait konsep supervise yang
dilaksanakan di Sekolah SMKN 1 Gegerbitung,Kepala sekolah
menjelaskan bahwa konsep supervisi adalah merupakan upaya membantu
guru-guru mengembangkan kemampuannya mencapai tujuan
pembelajaran .
Berdasarkan hasil diskusi terkait konsep,prosedur pelaksanaan
supervisi dan tindak lanjut supervise bersama mentor 2 dan seluruh
manajemen sekolah magang 2, calon kepala sekolah memiliki gambaran
yang lebih jelas Dalam hal ini kompetensi calon kepala sekolah terkait
supervise dirasakan meningkat, dengan harapan dapat menjadi bekal yang
bermanfaat untuk diimplementasikan nanti pada saat mengemban tugas
menjadi seorang kepala sekolah.
121