Anda di halaman 1dari 69

BAB III

PELAKSANAAN KEGIATAN

A. Rencana Proyek Kepemimpinan (RPK).


a. Judul Rencana Proyek Kepemimpinan (RPK)
Judul Rencana Proyek Kepemimpinan yang dilaksanakan pada siklus I di
sekolah sendiri adalah Peningkatan Kompetensi guru dalam Penggunaan
Media Pembelajaran Berbasis IT.
b. Tujuan
Tujuan pelaksanaan Rencana Proyek Kepemimpinan (RPK) pada siklus
I adalah :
1) Meningkatkan kompetensi guru dalam penggunaan media pembelajaran
berbasis IT
2) Meningkatkan kompetensi calon kepala sekolah.
3) Meningkatkan prestasi belajar siswa.
4) Meningkatkan ketercapaian Student Wellbeing.
c. Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan pelaksanaan Rencana Proyek Kepemimpinan
(RPK) pada siklus I adalah :
1) Indikator keberhasilan peningkatan kompetensi guru dalam
penggunaan media pembelajaran berbasis IT
a. Guru mampu mengoperasionalkan laptop/komputer
b. Guru mampu membuat akun email/gmail
c. Guru mampu membuat akun canva
d. Guru mampu membuat template di canva
e. Guru mampu membuat/menyisipkan tulisan di template canva
f. Guru mampu menyisipkan video di canva
g. Guru mampu membuat link canva di google classroom
h. Guru mampu mengimplementasikan media pembelajaran dengan
canva.

53
2) Indikator keberhasilan peningkatan kompetensi calon kepala sekolah
Kompetensi Kepribadian:

1. Melaksanakan tugas-tugas dengan perencanaan yang matang dan


evaluasi berkelanjutan.
2. Aktif meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam
melaksanakan tugastugas kepala sekolah, melalui berbagai kegiatan
Kompetensi Sosial:
1. Memahami penyusunan program kerja sama dengan pihak lain, baik
perseorangan maupun institusi dengan baik, untuk mendukung
pelaksanaan kegiatan pendidikan di sekolah.
2. Memahami cara melakukan evaluasi dan perbaikan terhadap
program dan kegiatan kerjasama dengan perseorangan dan institusi
pemerintah atau swasta
Kompetensi Kewirausahaan:

1. Memahami program-program inovatif yang bisa meningkatkan


keefektifan sekolah dengan baik.

2. Mampu membuat alternatif pemecahan masalah yang relevan dan


tepat, sehingga menghasilkan kinerja yang efektif dan efisien
3) Indikator keberhasilan meningkatkan prestasi siswa
1. Siswa lebih Senang mengikuti pembelajaran
2. Siswa lebih semangat mengikuti pembelajaran
3. Kreatifitas saya meningkat
4. Siswa lebih aktif bertanya dalam pembelajaran
5. Menjadikan siswa lebih mandiri dalam pembelajaran
6. Siswa merasa puas belajar
7. Rasa ingin tahu siswa meningkat
4) Indikator Pecapaian Student Wellbeing
1. Siswa merasa senang mengikuti pelajaran
2. Siswa semangat mengikuti pembelajaran
3. Siswa menjadi kreatif

54
4. Siswa aktif dalam belajar
5. Menjadikan siswa mandiri dalam pembelajaran
6. Siswa merasa puas mengikuti pembelajaran
7. Rasa ingin tahu siswa untuk mengikuti pembelajaran

d. Program Kegiatan
Program kegiatan yang akan dilaksanakan pada Rencana Proyek
Kepemimpinan (RPK) adalah Peningkatan Kompetensi Guru dalam
penggunaan media pembelajaran Berbasis IT

e. Langkah-langkah kegiatan
1) Persiapan

Tahap persiapan kegiatan Rencana Proyek Kepemimpinan (RPK) berupa


kegiatan “IHT Peningkatan Kompetensi Guru Dalam Penggunaan Media
Pembelajaran Berbasis IT” pada siklus I ini diawali pada hari Selasa tanggal 31
Agustus 2021 dengan melakukan koordinasi dan diskusi dengan kepala
sekolah mengenai pelaksanan RPK di sekolah asal.
Calon kepala sekolah berkoordinasi dan diskusi dengan memberikan
laporan tentang kegiatan IST 1 sekaligus menyerahkan matrik Rencana Proyek
Kepemimpinan (RPK) yang telah disusun. Setelah kepala sekolah menyetujui
matriks Rencana Proyek Kepemimpinan (RPK) dan memberikan pengarahan
waktu dan tempat dilaksanakannya IHT pada hari yang sama calon kepala
sekolah melakukan langkah menentukan narasumber dan koordinasi dengan
narasumber tentang kegiatan yang akan dilaksanakan/ IHT. Calon kepala
sekolah juga meminta izin menjadwalkan waktu untuk kegiatan sosialisasi bagi
seluruh guru dan tenaga kependidikan di sekolah.

55
Gambar.3.1.Koordinasi RPK dengan Kepala Sekolah
Pada hari Jumat, 3 September 2021 calon kepala sekolah melakukan
sosialisasi kegiatan RPK kepada tim managemen sekolah . Kegiatan tersebut
dilaksanakan di ruang kegiatan dan dihadiri oleh tim managemen SMKN 1
Gunungguruh. Dalam kegiatan sosialisasi tersebut juga membahas rencana
kegiatan IHT sekaligus menyusun program kegiatan dalam bentuk proposal
kegiatan.

Gambar.3.2. Sosialisasi RPK

Pada hari Senin 6 September calon kepala sekolah menghadap ke Kepala


sekolah menyampaikan hasil diskusi dengan tim managemen berkaitan proposal
kegiatan dan Kepala sekolah mengesahkan proposal kegiatan yang telah
disusun.Pada hari yang sama calon Kepala Sekolah berkoordinasi lagi dengan

56
nara sumber serta membuat undangan narasumber,, undangan peserta, daftar hadir
narasumber, daftar hadir panitia dan daftar hadir peserta untuk kegiatan siklus I.
Undangan dan daftar hadir tersebut disusun sebagai bukti kehadiran keikutsertaan
dalam kegiatan IHT. Selain menyusun daftar hadir disiapkan pula materi-materi
referensi.
Pada hari Selasa, 7 September 2021 calon kepala sekolah rapat persiapan
dengan tim pelaksana IHT , CKS juga menyusun dan menggandakan
instrument monitoring dan evaluasi serta angket bagi peserta IHT,selanjutnya
pada Rabu, 8 September 2021 dilaksanakan persiapan IHT dengan penataan ruang
dan peralatan pendukungnya

Tabel 3.1
Instrumen Monitoring Pelaksanaan Kegiatan RPK
Program/Kegiatan: IHT Peningkatan kompetensi guru dalam
penggunaan media pembelajaran berbasis
IT
Keterlaksan
N Kegiatan Uraian aan Keterangan
o Ya Tidak
a b c d e f
1 Persiapan diisi dengan rincian kegiatan yang
dilakukan di persiapan
 Membentuk Tim Pelaksana IHT
 Menghubungi Narasumber
 Menyusun Proposal IHT
 Sosialisasi ke Kepala Sekolah dan
tim managemen sekolah
 Menyiapkan bahan IHT dan
Instrumen Monev
 Menyiapkan ruangan dan
perlengkapan yang dibutuhkan
 Menyebarkan undangan kepada
pengawas,Ketua Komite dan guru
 Mempersiapkan kebutuhan
dokumentasi
 Menyiapkan daftar hadir
 Mempersiapkan kebutuhan
perlengkapan IHT dan
dokumentasi

2 Pelaksanaa  Presensi Peserta

57
n
 Menyanyikan lagu Indonesia Raya
 Sambutan dan pembukaan oleh
pengawas
 Sambutan Pengawas Kepala
Sekolah
 Sambutan dan informasi Oleh Waka
Kurikulum
 Penyampaian Materi dan praktik
pembuatan media pembelajaran
berbasis IT
 Penyampain materi pembuatan soal
dan absensi otomatis secara online
 Diskusi dan Tanya Jawab
 Penutupan oleh waka Humas

Jumlah
Skor Perolehan “Ya”
Total Perolehan (skor perolehan …./…. x 100
“Ya” : skor maksimal (sejumlah = ……
item uraian) x 100)
……..
Catatan: dibuat oleh Calon KS dan diisi oleh guru, tendik, yang terlibat dalam
kegiatan RPK.
Keterangan:
Jawaban Ya =1
Jawaban Tidak =0
Kriteria penskoran:

ANGKA HURUF
KETERANGAN
(Kuantitatif) (Kualitatif)
86 - 100 A sangat baik/sangat memadai
71 – 85,99 B baik/memadai
56 – 70,99 C cukup /cukup memadai
< 56 D kurang/ kurang memadai

58
Tabel 3.2
Instrumen Peningkatan Kompetensi Kepala Sekolah
Berdasarkan Hasil AKPK
Program/Kegiatan: IHT Peningkatan kompetensi guru dalam
penggunaan media pembelajaran berbasis
IT

Instrumen ini untuk menilai Calon Kepala Sekolah.

Ketercapaian Keterangan
No Uraian Indikator
4 3 2 1
a B c d
A. Kompetensi Kepribadian
1 Guru melaksanakan tugas-tugas
dengan perencanaan yang
matang dan evaluasi
berkelanjutan.
2 Guru aktif meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan
dalam melaksanakan tugastugas
kepala sekolah, melalui berbagai
kegiatan
B. Kompetensi Sosial
1 Guru memahami penyusunan
program kerja sama dengan pihak
lain, baik perseorangan maupun
institusi dengan baik, untuk
mendukung pelaksanaan kegiatan
pendidikan di sekolah.
2 Guru memahami cara melakukan
evaluasi dan perbaikan terhadap
program dan kegiatan kerjasama
dengan perseorangan dan institusi
pemerintah atau swasta
C. Kompetensi Kewirausahaan
1 Guru memahami program-program
inovatif yang bisa meningkatkan
keefektifan sekolah dengan baik.
2 Guru mampu membuat alternatif
pemecahan masalah yang relevan
dan tepat, sehingga menghasilkan
kinerja yang efektif dan efisien.
Jumlah Skor
Total Skor Diperoleh
Hasil (Skor diperoleh) : (Skor
maksimal) x100)
Catatan: dibuat oleh Calon KS dan diisi oleh guru,

Keterangan*) isi sesuai dengan indikator:

59
4 = Sering
3 = Cukup
2 = Kadang-kadang
1 = Tidak Pernah

Kriteria penskoran:

ANGKA HURUF
KETERANGAN
(Kuantitatif) (Kualitatif)
86 - 100 A sangat baik/sangat memadai
71 – 85,99 B baik/memadai
56 – 70,99 C cukup /cukup memadai
< 56 D kurang/ kurang memadai

Tabel 3.3
Instrumen Evaluasi Hasil Kegiatan

Program/Kegiatan: IHT Peningkatan kompetensi guru dalam penggunaan


media pembelajaran Berbasis IT

Nama Guru: ……………………………….

Ketercapaian Keterangan
No Indikator Keberhasilan
4 3 2 1
1 Guru mampu mengoperasionalkan
laptop/komputer

2 Guru mampu membuat akun


email/gmail

3 Guru mampu membuat akun canva

4 Guru mampu membuat template di


canva

5 Guru mampu membuat/menyisipkan


tulisan di template canva

6 Guru mampu menyisipkan video di


canva

7 Guru mampu membuat link canva di


google classroom

8 Guru mampu mengimplementasikan

60
media pembelajaran dengan canva

Jumlah Skor
Total Skor Diperoleh

Hasil (Skor diperoleh /Skor maksimal x


100)
Catatan: dibuat oleh KS dan diisi oleh KS, guru,

Keterangan*) isi sesuai dengan indikator:


4 = sangat baik (Selalu muncul)
3 = baik (sering muncul)
2 = cukup (kadang-kadang muncul)
1 = kurang (tidak pernah muncul)

Kriteria penskoran:
ANGKA HURUF
KETERANGAN
(Kuantitatif) (Kualitatif)
86 - 100 A sangat baik/sangat memadai
71 – 85,99 B baik/memadai
56 – 70,99 C cukup /cukup memadai
< 56 D kurang/ kurang memadai

Tabel.3.4
Instrumen Dampak Keberhasilan Program/Kegiatan RPK
terhadap Peningkatan Kualitas Pembelajaran Bagi Peserta
Didik

Program/Kegiatan : IHT Peningkatan kompetensi guru dalam


penggunaan media pembelajaran berbasis IT

Guru Mata Pelajaran yang di nilai :…………………………

Ketercapaian
No Indikator
1 2 3 4
1. Saya lebih Senang mengikuti pembelajaran
2. Saya lebih semangat mengikuti pembelajaran
3. Kreatifitas saya meningkat
4. Saya lebih aktif bertanya dalam pembelajaran
5. Menjadikan saya lebih mandiri dalam pembelajaran
6 Saya merasa puas belajar
7 Rasa ingin tahu saya meningkat

Jumlah
Total Skor Diperoleh

61
Skor Perolehan
NA = X 100
Skor Maksimal (4 x sejumlah item indikator)
Catatan: diisi oleh siswa secara sampling
Keterangan:
4 = sangat baik (Selalu muncul)
3 = baik (sering muncul)
2 = cukup (kadang-kadang muncul)
1 = kurang (tidak pernah muncul)

Kriteria penskoran:
ANGKA HURUF
KETERANGAN
(Kuantitatif) (Kualitatif)
86 - 100 A sangat baik/sangat memadai
71 – 85,99 B baik/memadai
56 – 70,99 C cukup /cukup memadai
< 56 D kurang/ kurang memadai

Tabel.3.5
Instrumen Pencapaian Students Wellbeing (Kebahagiaan
Murid)

Program/Kegiatan: IHT Peningkatan kompetensi guru dalam


penggunaan media pembelajaran berbasis IT

Mata pelajaran yang di nilai :…………………..

Ketercapaian
No Indikator
1 2 3 4
1. Saya merasa senang mengikuti pelajaran
2. Saya semangat mengikuti pembelajaran
3. Saya menjadi kreatif
4. Saya aktif dalam belajar
5. Menjadikan saya mandiri dalam pembelajaran
6. Saya merasa puas mengikuti pembelajaran
7 Rasa ingin tahu saya untuk mengikuti
pembelajaran

Jumlah
Total Skor Diperoleh
Skor Perolehan
NA = X 100
Skor Maksimal (4 x sejumlah item indikator)

62
Catatan: diisi oleh peserta didik secara sampling.
Keterangan:
4 = sangat baik (Selalu muncul)
3 = baik (sering muncul)
2 = cukup (kadang-kadang muncul)
1 = kurang (tidak pernah muncul)

Kriteria penskoran:

ANGKA
HURUF (Kualitatif) KETERANGAN
(Kuantitatif)
86 - 100 A sangat baik/sangat memadai
71 – 85,99 B baik/memadai
56 – 70,99 C cukup /cukup memadai
< 56 D kurang/ kurang memadai

Gambar.3.3.Persiapan RPK

2). Pelaksanaan
Kegiatan IHT dilaksanakan pada hari Kamis.09 September 2021
Kegiatan pada pukul 08.00 WIB. Dilaksanakan presensi kehadiran peserta IHT
kemudian dilanjutkan menyayikan lagu Indonesia Raya.Sehubungan yang semula

63
Pembukaan akan dilaksanakan oleh Bp.pengawas pembina akan tetapi karena
berhaangan hadir maka dilanjutkan oleh bapak Ade Rusliana,S.Pd.M.Pd selaku
Kepala SMKN 1 Gunungguruh membuka kegiatan IHT dan sambutan
menyampaikan kebijakan dinas Pendidikan Provinsi Jawa barat tentang calon
kepala sekolah dan dilanjutkan sambutan oleh waka Kurikulum menyampaikan
informasikasi tentang pembelajaran yang menyenangkan .

Gambar.3.4.Presensi peserta IHT

64
Gambar.3.5. Menyanyikan Lagu Indonesia Raya

Gambar.3.6.Sambutan Kepala Sekolah

65
Gambar.3.7.Sambutan Kurikulum

Gambar.3.8.Penyampain materi oleh nara sumber

66
Selanjutnya, para peserta mengisi angket yang telah disiapkan oleh
calon kepala sekolah untuk mengukur pemahaman awal/kondisi awal para peserta
IHT tentang materi media pembelajaran berbasis IT. Dalam angket ini calon
kepala sekolah ingin mengetahui seberapa besar pemahaman para peserta IHT
tentang media pembelajaran berbasis IT
Setelah sambutan selesai, narasumber menyampaikan materi tentang
media pembelajaran berbasis IT dengan menggunakan media Canva dan google
form, nara sumber menjelaskan perlu pemahaman guru tentang perencanaan
pembelajaran di tahun pelajaran 2021/2022 yang harus disiapkan dengan
menyusun rencana pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran yang
mampu meningkatkan kreatifitas siswa.
Salah satunya dengan menerapkan media pembelajaran yang sesuai
dengan kondisi di masa pandemi pembelajaran dilaksanakan secara on line guru
harus mampu membuat media pembelajaran yang berbasis IT
Pada sesi ini narasumber juga memberikan motivasi kepada para peserta
agar selesainya IHT para peserta berhasil menyusun rencana pembelajaran yang
nantinya harus dipersiapkan dalam proses pembelajaran. Semua peserta
mengatakan pernah dan melaksanakan kegiatan IHT ini membuka pemahaman
mereka tentang pentingnya seorang guru mengembangkan media pembelajaran
berbasisi IT yang mampu meningkatkan kreatifitas siswa dan sesuai dengan
agenda Kegiatan IHT pada hari pertama diakhiri pada pukul 15.15 WIB.
Setelah selasai IHT peserta di minta untuk mengisi instrumen evaluasi
hasil kegiatan apakah guru sudah mampu membuat media pembelajaran yang
berbasis IT dan apakah mampu mengimplementasikan di dalam proses
pembelajaran,Dari hasil intrumen tersebut akan dijadikan proses berikutnya
untuk melaksanakan kegiatan pendampingan pembuatan media pembelajaran
oleh calon kepala sekolah beserta tim IT sekolah.
3) Monitoring dan evaluasi
Kegiatan monitoring dan evaluasi (monev) dilaksanakan sejak tahap
perencanaan, pada saat pelaksanaan, dan setelah kegiatan IHT dilaksanakan.
Kegiatan monev ini mengacu kepada instrumen monev sebagaimana telah

67
dijelaskan pada tahap persiapan yaitu terdiri dari :
a. Instrumen Monitoring Pelaksanaan Kegiatan RPK
b. Instrumen Peningkatan Kompetensi Calon Kepala Sekolah
Berdasarkan Hasil AKPK,
c. Instrumen Evaluasi Hasil Kegiatan Workshop
d. Instrumen Dampak Keberhasilan Program RPK Terhadap Kualitas
Pembelajaran Bagi Peserta Didik,
e. Instrumen Pencapaian Student Wellbeing
Instrumen monitoring pelaksanaan kegiatan RPK, Instrumen monitoring
peningkatan Calon Kepala Sekolah berdasarkan hasil AKPK dan instrument
evaluasi hasil kegiatan RPK disebarkan untuk diisi oleh seluruh peserta workshop,
yakni 50 oramg guru. Adapun instumen dampak keberhasilan RPK terhadap
kualitas pembelajaran peserta didik dan pencapaian student wellbeing disebarkan
untuk diisi oleh 80 orang siswa SMK Negeri 1 Gunungguruh sebagai sampel
penelitian.
a. Hasil Monitoring Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan RPK sebagai berikut :
Tabel.3.6. Rekapan Hasil Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan
RPK
HASIL
NO URAIAN
SKOR
1 Membentuk Tim Pelaksana IHT 100
2 Menghubungi Narasumber 100
3 Menyusun Proposal IHT 100
4 Sosialisasi ke Kepala Sekolah dan tim managemen sekolah 100
5 Menyiapkan bahan IHT dan Instrumen Monev 100
6 Menyiapkan ruangan dan perlengkapan yang dibutuhkan 100
Menyebarkan undangan kepada pengawas,Ketua Komite dan
7 100
guru
8 Mempersiapkan kebutuhan dokumentasi 100
9 Menyiapkan daftar hadir 100
Mempersiapkan kebutuhan perlengkapan IHT dan
10 100
dokumentasi
11 Presensi Peserta 100
12 Menyanyikan lagu Indonesia Raya 100
13 Sambutan dan pembukaan oleh Kepala Sekolah 100
14 Sambutan Pengawas pembina sekolah 0
15 Sambutan dan informasi Oleh Waka Kurikulum 100
Penyampaian Materi dan praktik pembuatan media
16 100
pembelajaran berbasis IT
Penyampain materi pembuatan soal dan absensi otomatis
17 100
secara online dengan google form
18 Diskusi dan Tanya Jawab 100
19 Penutupan oleh waka Humas 100
Rata-Rata Skor Nilai 94,7

68
Diagram Hasil Monitoring dan Evaluasi
Pelaksanaan RPK
120

100

80

60
Skor Nilai
40

20

0
In-
tr
u
m
en
RP
K

Gambar.3.9.Diagram Hasil Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan RPK

Berdasarkan tabel 3.6 diatas dapat diketahui bahwa pelaksanaan kegiatan


RPK dalam bentuk IHT yang diikuti oleh 50 orang guru mencapai persentase
94,7% dengan predikat A, yang artinya kegiatan IHT Peningkatan Kompetensi
Guru Dalam Penggunaan Media Pembelajaran Berbasis IT telah berlangsung
dengan sangat baik di mulai dari tahap persiapan, pelaksanaan hingga akhir
kegiatan IHT. Seluruh kegiatan berjalan sesuai dnegan apa yang sudah disusun
dalam perencanaan, Adapun tidak tercapainya angka 100% pada instrumen ini
disebabkan karena ketidakhadiran pengawas pembina dalam kegiatan IHT serta
terdapat beberapa peserta tidak hadir karena sedang persiapan simulasi PPPK
serta ada yang datang terlambat.

b. Hasil Evaluasi Peningkatan Kompetensi Calon Kepala Sekolah

69
Berdasarkan Hasil AKPK
Tabel.3.7. Rekapan Hasil Evaluasi Peningkatan Kompetensi Calon Kepala
Sekolah Berdasarkan Hasil AKPK

No Uraian Indikator Hasil Skor

A. Kompetensi Kepribadian
1 Guru melaksanakan tugas-tugas dengan
perencanaan yang matang dan evaluasi 98,5
berkelanjutan.
2 Guru aktif meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan dalam melaksanakan 99,0
tugastugas kepala sekolah, melalui berbagai
kegiatan
B. Kompetensi Sosial
1 Guru memahami penyusunan program kerja
sama dengan pihak lain, baik perseorangan
maupun institusi dengan baik, untuk 98,5
mendukung pelaksanaan kegiatan
pendidikan di sekolah.
2 Guru memahami cara melakukan evaluasi
dan perbaikan terhadap program dan 98,5
kegiatan kerjasama dengan perseorangan
dan institusi pemerintah atau swasta
C. Kompetensi Kewirausahaan
1 Guru memahami program-program inovatif
yang bisa meningkatkan keefektifan 97,0
sekolah dengan baik.
2 Guru mampu membuat alternatif
pemecahan masalah yang relevan dan 96,0
tepat, sehingga menghasilkan kinerja yang
efektif dan efisien.
Rata Rata Skore nilai 97,9

70
94.5
95
95.5
96
96.5
97
97.5
98
98.5
99
99.5
A. Kompetensi Kepribadian

Guru melaksanakan tugas-tugas dengan perencanaan yang matang

1
98.5
dan evaluasi berkelanjutan.

Guru aktif meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam


99

melaksanakan tugastugas kepala sekolah, melalui berbagai kegiatan

2
B. Kompetensi Sosial

71
Guru memahami penyusunan program kerja sama dengan pihak

1
lain, baik perseorangan maupun institusi dengan baik, untuk
98.5

mendukung pelaksanaan kegiatan pendidikan di sekolah.


Guru memahami cara melakukan evaluasi dan perbaikan terhadap
program dan kegiatan kerjasama dengan perseorangan dan institusi
98.5

pemerintah atau swasta

Kepala Sekolah Berdasarkan Hasil AKPK


C. Kompetensi Kewirausahaan
Berdasarkan Hasil AKPK

Guru memahami program-program inovatif yang bisa meningkatkan

1
97

keefektifan sekolah dengan baik.


Kompetensi Calon Kepala Sekolah
Diagram Hasil Evaluasi Peningkatan

Gambar .10. Diagram Hasil Evaluasi Peningkatan Kompetensi Calon


Guru mampu membuat alternatif pemecahan masalah yang relevan

2
96

dan tepat, sehingga menghasilkan kinerja yang efektif dan efisien.

para peserta workshop setelah kegiatan workshop ini dilaksanakan, calon kepala
Mengacu kepada tabel 3.7 diatas dapat diketahui bahwa capaian untuk

97,9% dengan predikat A. Hal ini, dapat diartikan bahwa menurut pandangan
peningkatan kompetensi Calon Kepala Sekolah berdasarkan hasil AKPK adalah
sekolah dinilai memiliki kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan
kompetensi kewirausahaan yang memadai untuk menjadi kepala sekolah.
Diharapkan capaian yang sudah diraih ini akan menjadi bekal untuk terus
dikembangkan sehingga kompetensi yang dimiliki memberikan dampak pada
lingkungan khususnya bagi peningkatan kualitas pendidikan.

c. Evaluasi Hasil Kegiatan IHT


Tabel.3.8.Rekapan Hasil Evaluasi Kegiatan IHT

No Indikator Keberhasilan Pra Siklus Siklus 1

Guru mampu mengoperasionalkan


1 100 100
laptop/komputer

Guru mampu membuat akun


2 100 100
email/gmail

3 Guru mampu membuat akun canva 69 99

Guru mampu membuat template di


4 65 94,5
canva

Guru mampu membuat/menyisipkan


5 65 93,5
tulisan di template canva

Guru mampu menyisipkan video di


6 55,5 89
canva

Guru mampu membuat link canva di


7 46,5 82
google classroom

Guru mampu mengimplementasik an


8 40,5 79,5
media pembelajaran dengan canva

Total Skor Diperoleh 541,5 737,5

Hasil (Skor diperoleh /Skor maksimal x 100) 67,6875 92,1875

72
120
100 100100 100 99 94.5
100 93.5 89
82 79.5
80 69 65 65
60 55.5
46.5
40.5
40

20

Guru mampu membuat link canva di google classroom


Guru mampu membuat template di canva

Guru mampu menyisipkan video di canva


Guru mampu membuat akun canva
Guru mampu membuat akun email/gmail

Guru mampu mengimplementasikan media pembelajaran


Guru mampu mengoperasionalkan laptop/komputer

Guru mampu membuat/menyisipkan tulisan di template


Pra Siklus
Siklus 1

dengan canva
canva

1 2 3 4 5 6 7 8

Gambar.11.Diagram Hasil Evaluasi Kegiatan IHT


Berdasarkan pada tabel 3.8 dapat diketahui bahwa hasil
rekapitulasi instrumen evaluasi hasil kegiatan IHT mencapai 92,18
% dengan predikat A. Hal ini dapat diartikan bahwa kegiatan IHT
telah berhasil meningkatkan kompetensi guru dalam penggunaan
media pembelajaran berbasis IT di SMK Negeri 1 Gunungguruh

73
d. Hasil Evaluasi Dampak Keberhasilan Program RPK Terhadap
Kualitas Pembelajaran Bagi Peserta Didik

Tabel.3.9.Rekapan Hasil Evaluasi Dampak Keberhasilan Program


RPK Terhadap Kualitas Pembelajaran Bagi Peserta Didik

Hasil skor
No Indikator
nilai
Saya lebih Senang mengikuti
1. 87,8
pembelajaran
Saya lebih semangat mengikuti
2. 89,1
pembelajaran

3. Kreatifitas saya meningkat 84,4


Saya lebih aktif bertanya dalam
4. 81,6
pembelajaran
Menjadikan saya lebih mandiri
5. 89,4
dalam pembelajaran

6 Saya merasa puas belajar 90,9

7 Rasa ingin tahu saya meningkat 89,7

Rata-rata Nilai 87,5

74
Dampak Keberhasilan Pro-
gram/Kegiatan RPK terhadap
Peningkatan Kualitas Pembela-
jaran Bagi Peserta Didik
92.0
90.9
90.0 89.4 89.7
89.1
87.8
88.0

86.0
84.4
84.0

82.0 81.6

80.0

78.0

76.0
1. 2. 3. 4. 5. 6 7

Gambar.12. Diagram Dampak Keberhasilan Program RPK Terhadap


Kualitas Pembelajaran Bagi Peserta Didik
Instrumen evaluasi dampak keberhasilan program RPK
terhadap kualitas pembelajaran bagi peserta didik diedarkan dan diisi
oleh siswa yang telah menggunakan modul kolaboratif dalam
pembelajaran, dalam hal ini yaitu siswa-siswi SMK Negeri 1.
Adapun sampel adalah sebanyak 80 siswa secara acak . Berdasarkan
data pada tabel 3.9 diatas, hasil rekapitulasi Instrumen Dampak
Keberhasilan Program RPK Terhadap Kualitas Pembelajaran Bagi
Peserta Didik adalah mencapai 87,5% dengan predikat A. Hal ini
dapat diartikan bahwa penggunaan media pembelajaran berbasis IT
memberikan dampak yang sangat baik terhadap kualitas
pembelajaran peserta didik. Dimana indikator-indikator yang
menjadi tolak ukur keberhasilan RPK ini terpenuhi dengan sangat
baik, yaitu terkait semangat siswa mengikuti pembelajaran , aktif

75
dalam proses pembelajaran , semangat mengerjakan tugas dengan
kritis dan kreatif, semangat mengumpulkan tugas tepat waktu serta
adanya peningkatan rata-rata nilai harian.
e. Hasil Evaluasi Pencapaian Student Wellbeing
Tabel.3.10 Rekapan Hasil Evaluasi Pencapaian Student Wellbeing
NO INDIKATOR HASIL NILAI
Saya merasa senang
1. 93,1
mengikuti pelajaran
Saya semangat mengikuti
2. 92,2
pembelajaran
3. Saya menjadi kreatif 85,9
4. Saya aktif dalam belajar 87,5
Menjadikan saya mandiri
5. 91,9
dalam pembelajaran
Saya merasa puas
6. 90,9
mengikuti pembelajaran
Rasa ingin tahu saya untuk
7 92,2
mengikuti pembelajaran
Rata- rata Nilai 90,5

Rekapan Hasil Pencapaian


Students Wellbeing (Ke-
bahagiaan Murid)
94.0 93.1
92.2 91.9 92.2 REKAPAN Hasil
92.0 90.9 Pencapaian
Students Well-
90.0 being (Kebaha-
87.5 giaan Murid)
88.0
85.9
86.0
84.0
82.0
93,1 92,2 85,9 87,5 91,9 90,9 92,2
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7

Gambar.13. Diagram Pencapaian Student Wellbeing


Sama halnya dengan instrumen evaluasi dampak keberhasilan
program RPK terhadap kualitas pembelajaran bagi peserta didik,
instrumen evaluasi pencapaian student wellbeing juga disebarkan
dan diisi oleh 80 orang siswa-siswi SMK Negeri 1 Gunungguruh.

76
Berdasarkan pada tabel 3.10 diatas, dapat diketahui bahwa hasil
rekapitulasi instrumen Pencapaian Student Wellbeing mencapai 90,5
% dengan predikat A. Hal ini dapat diartikan bahwa penggunaan
media pembelajaran berbasis IT dalam proses pelajaran dapat
meningkatkan capaian student wellbeing dengan sangat baik. Dalam
hal ini siswa merasakan bahagia dalam mengikuti proses
pembelajaran serta mengkaji materi yang disajikan oleh guru .

4) Refleksi
Berdasarkan analisis data hasil monev pada tahap perencanaan
dan pelaksanaan dapat disimpulkan bahwa kegiatan IHT berjalan
dengan lancar dan kondusif serta memberikan dampak bagi peningkatan
kompetensi guru dalam penggunaan media pembelajaran berbasisi IT.
Walaupun terdapat beberapa guru yang tidak hadir, namun keberhasila
kegiatan ini dibuktikan dengan capaian 94,7% instrument monev
pelaksanaan IHT dan 97,5% dari instrument hasil evaluasi kegiatan
IHT. Adapun hal yang menyebabkan tidak tercapainya 100% pada hasil
evaluasi kegiatan workshop adalah berkaitan dengan masih adanya guru
yang belum menguasai pembuatan media pembelajaran berbasis IT
dan implementasinya
Capaian untuk peningkatan kompetensi Calon Kepala Sekolah
berdasarkan hasil AKPK adalah 97,9 %. Adapun hal yang masih harus
ditingkatkan adalah terkait membuat alternatif pemecahan masalah
yang relevan dan tepat, sehingga menghasilkan kinerja yang efektif dan
efisien..
Berdasarkan pemaparan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa
kegiatan IHT ini berhasil dengan sangat baik karena tujuan dari
kegiatan IHT ini tercapai untuk mengatasi permasalahan terkait
pembelajaran di SMKN 1 Gunungguruh.

77
5) Tindak Lanjut
Berdasarkan kepada hasil refeleksi, maka beberapa hal yang harus
ditindaklanjuti adalah:
1) Peningkatan kedisiplinan komitmen warga /sekolah untuk
mendukung program/kegiatan di sekolah secara tepat waktu
2) Meningkatkan membuat alternatif pemecahan masalah yang
relevan dan tepat, sehingga menghasilkan kinerja yang efektif dan
efisien..
3) Bagi guru yang masih memiliki kendala dalam pembuatan media
berbasis IT maka ditindaklanjuti dengan proses pendampingan di
dalam tim untuk meningkatkan kreatifitas guru dalam membuat
media pembelajran

1. Sumber Daya
a. Sumber Daya Manusia
Kegiatan IHT ini didukung oleh berbagai pihak, diantaranya adalah
kepala sekolah, pengawas pembina, wakil kepala sekolah bidang
kurikulum, kesiswaan, humas, dan sarana prasarana beserta stafnya,
rekan-rekan guru serta tenaga kependidikan. Dukungan ini terlihat
dari adanya kepanitiaan kegiatan IHT yang beranggotakan unsur-
unsur tersebut.

b. Sumber daya fisik


Pelaksanaan kegiatan IHT ini tentu membutuhkan sarana dan
prasarana seperti ruangan yang kondusif, laptop, soundsystem,
jaringan internet, spanduk, kamera, dan perlengkapan protokol
kesehatan. Sarana dan peralatan tersebut disediakan oleh sekolah
sebagai bentuk dukungan terhadap kegiatan IHT yang
diselenggarakan oleh Calon Kepala Sekolah.

78
2. Metode Pengumpulan Data
Metode yang digunakan oleh calon kepala sekolah untuk
mengumpulkan data pada kegiatan ini adalah dengan metode studi
dokumentasi, wawancara dan observasi.
Wawancara kepada kepala sekolah asal dilakukan untuk memperoleh
informasi terkait capaian rapor mutu sekolah, berbagai permasalahan yang
dihadapi oleh sekolah dalam memenuhi SNP, rekomendasi terkait upaya
mencapai dan meningkatkan SNP.
Adapun studi dokumen dilakukan oleh Calon Kepala Sekolah untuk
menganalisis hasil ketercapaian SNP pada rapor mutu sekolah,
mengidentifikasi profil sekolah, serta kelengkapan administrasi sekolah
lainnya. Selain studi dokumen, Calon Kepala Sekolah melakukan observasi
untuk beberapa kegiatan, seperti observasi lingkungan sekolah dan
sekitarnya, observasi sarana dan prasarana yang dimiliki sekolah, dan
observasi kegiatan pembelajaran peserta didik.

3. Student Wellbeing
Indikator student wellbeing yang ingin dicapai dalam penggunaan
media pembelajaran berbasis IT ini meliputi nilai intrapersonal dan nilai
interpersonal, Adapun rinciannya adalah sebagai berikut :
a. Nilai Intrapersonal:
1) Semangat
2) Bahagia
3) Menjadi lebih kreatif
4) Rasa ingin tahu
5) Aktif

b. Nilai Interpersonal:
1) Bekerjasama
2) Memberi kesempatan
3) Menerima kekurangan orang lain

79
4) Melihat dan melakukan sesuatu dengan cara berbeda
5) Toleran

Berdasarkan analisis hasil monev terkait ketercapaian student


wellbeing, persentase yang dicapai adalah sebesar 90,5 % dengan predikat
A. Hal ini, menunjukkan bahwa kebahagian siswa dalam proses
pembelajaran dengan penggunaan media pembelajaran berbasis IT sangat
baik

B. Kajian Manajerial Sekolah


Kajian Managerial (KM) adalah kegiatan Calon Kepala Sekolah
dalam melakukan pemetaan capaian Standar Nasional Pendidikan (SNP) yang
didasarkan pada kondisi nyata dan raport mutu sekolah untuk menemukan
potensi dan tantangan yang dipertimbangkan dalam menyusun rancangan
peningkatan layanan pembelajaran berorientasi pada peserta didik
selanjutnya. KM dilaksanakan baik di sekolah asal maupun sekolah magang
untuk meningkatkan kompetensi manajerial Calon Kepala Sekolah.
Berdasarkan Permendiknas Nomor 13 Tahun 2007, seorang kepala
sekolah dituntut untuk memiliki kemampuan standar. Kemampuan tersebut
diantaranya adalah kompetensi manajerial. Empat keterampilan manajerial
yang harus dimiliki kepala sekolah adalah berikut ini.
1. Keterampilan melakukan perencanaan. Kepala sekolah harus mampu
melakukan proses perencanaan, baik perencanaan jangka pendek,
menengah, maupun perencanaan jangka panjang. Perencanaan jangka
pendek adalah perencanaan yang dibuat untuk kepentingan jangka pendek,
misalnya untuk satu bulan hingga satu tahun pelajaran. Perencanaan
jangka menengah adalah perencanaan untuk pekerjaan yang memerlukan
waktu 4 tahun, sedangkan perencanaan jangka panjang meliputi
perencanaan sekitar 8 tahun. Proses perencanaan menjadi salah satu
keterampilan yang penting mengingat perencanaan yang baik merupakan

80
setengah dari kesuksesan suatu pekerjaan. Prinsip perencanaan yang baik,
akan selalu mengacu pada pertanyaan: “Apa yang dilakukan, siapa yang
melakukan, kapan dilakukan, di mana dilakukan, dan bagaimana sesuaatu
dilakukan”. Detail perencanaan inilah yang akan menjadi kunci
kesuksesan pekerjaan.
2. Keterampilan melakukan pengorganisasian. Lembaga pendidikan
mempunyai sumber daya yang cukup besar mulai sumber daya manusia
yang terdiri dari guru, karyawan, dan siswa, sumber daya keuangan,
hingga fisik mulai dari gedung serta sarana dan prasarana yang dimiliki.

Salah satu masalah yang sering melanda lembaga pendidikan adalah


keterbatasan sumber daya. Kepala sekolah harus mampu menggunakan
dan memanfaatkan sumber daya yang tersedia dengan sebaik-baiknya.
Walaupun terbatas, namun sumber daya yang dimiliki adalah modal awal
dalam melakukan pekerjaan. Karena itulah seni mengelola sumber daya
menjadi keterampilan manajerial yang tidak bisa ditinggalkan.
3. Kemampuan melaksanakan pekerjaan sesuai dengan perencanaan yang
telah ditetapkan. Tahapan ini mengisyaratkan kepala sekolah membangun
prosedur operasional lembaga pendidikan, memberi contoh bagaimana
bekerja, membangun motivasi dan kerjasama, serta selalu melakukan
koordinasi dengan berbagai elemen pendidikan. Tidak ada gunanya
perencanaan yang baik jika dalam implementasinya tidak dilakukan secara
sungguh-sungguh dan profesional.
4. Kepala sekolah harus mampu melakukan tugas-tugas pengawasan dan
pengendalian. Pengawasan (supervisi) ini meliputi supervisi manajemen
dan supervisi dalam bidang pengajaran. Supervisi manajemen artinya
melakukan manajemen dalam bidang pengembangan keterampilan dan
kompetensi administrasi dan kelembagaan, sementara supervisi pengajaran
adalah melakukan pengawasan dan kendali terhadap tugas-tugas serta
kemamapuan tenaga pendidik sebgai seoraang guru. Karenanya kepala
sekolah juga harus mempunyai kompetensi dan keterampilan profesional

81
sebagai guru, sehingga ia mampu memberikan supervisi yang baik kepada
bawahannya.

Berdasarkan uraian diatas terkait dapat disimpulkan bahwa sangat


penting bagi seorang Calon Kepala Sekolah untuk meningkatkan
kompetensi manajerialnya, oleh karena itu Calon Kepala Sekolah pada
kegiatan OJT 2 ini melakukan kajian manajerial di dua sekolah yaitu di
sekolah asal, yaitu SMK Negeri 1 Gunungguruh dan di SMK Negeri 1
Gegerbitung sebagai sekolah magang.

1. Kajian Managerial di Sekolah Asal


a. Persiapan
Persiapan yang dilakukan untuk melakukan kegiatan Kajian
Manajerial (KM) di sekolah asal diawali dengan sosialisasi program
kepada kepala sekolah dan manajemen sekolah, menyusun pedoman
wawancara, mempersiapkan daftar data atau dokumen yang
dibutuhkan, menentukan pihak-pihak yang akan diwawancara atau di
observasi, serta mempersiapkan matriks kajian manajerial.

b. Pelaksanaan
Kegiatan kajian manajerial di sekolah asal, yaitu SMK
Negeri 1 Gunungguruh dilaksanakan pada tanggal 20 sampai dengan
24 September 2021. Dalam upaya mengkaji raport mutu sekolah serta
permasalahan yang dihadapi oleh sekolah dalam mencapai SNP, maka
Calon Kepala Sekolah menggali informasi lebih dalam terkait hal
tersebut kepada Ibu Rika Marlina,S.Pd, selaku wakasek kurikulum,
Bapak Ade Rizal, S.Pd selaku wakasek kesiswaan, Sunardi,ST selaku
wakasek sarana prasarana,Bp.Legimin,S.Pd selaku wakasek Humas
Ibu Siti Farah selaku bendahara sekolah, perwakilan guru.

82
Kajian manajerial bersama kepala sekolah yaitu Bapak Ade
Rusliana,S.Pd.M.Pd dilakukan dalam upaya mengidentifikasi
kekuatan dan kelemahan sekolah dalam memenuhi capaian 8 standar
nasional Pendidikan. Dalam kesempatan ini Calon Kepala Sekolah
juga melakukan diskusi terkait upaya-upaya yang telah dan akan
dilakukan kepala sekolah untuk mengatasi hambatan SMK Negeri 1
Gunungguruh dalam pemenuhan standar nasional pendidikan.

Gambar 3.14 Kajian Manajerial Bersama Kepala Sekolah

Kajian manajerial bersama wakil kepala sekolah bidang


kurikulum, yaitu Ibu Rika Marlina,S.Pd dilakukan dalam upaya
mengidentifikasi dan mengkonfirmasi capaian rapor mutu sekolah dan
hasil evaluasi diri sekolah terutama terkait 4 Standar Nasional
Pendidikan, yaitu standar kompetensi lulusan, standar isi, standar
proses dan standar penilaian.

83
Dalam kesempatan ini Calon Kepala Sekolah juga
melakukan diskusi terkait strategi-strategi yang telah dan akan
dilakukan untuk mengoptimalkan sub-sub indikator pada empat
standar tersebut yang masih rendah, serta mengidentifikasi upaya-
upaya untuk meningkatkan kompetensi pendidik sehingga dapat
memberikan peningkatan pada capaian belajar siswa dan capaian
student wellbeing yang optimal.

Gambar 3.15 Kajian Manajerial Bersama Wakasek Kurikulum

Kajian manajerial bersama wakil kepala sekolah bidang


kesiswaan, yaitu Bapak Ade Rizal,S.Pd dilakukan dalam upaya
mengidentifikasi capaian raport mutu dan hasil evaluasi diri sekolah
yang berkaitan dengan penyelenggaraan layanan kesiswaan terutama
dalam bidang non akademik, pengembangan kultur sekolah serta
pembinaan-pembinaan ekstrakurikuler.

84
Gambar 3.16 Kajian Manajerial Bersama Wakasek Kesiswaan

Kajian manajerial bersama wakil kepala sekolah bidang


sarana dan prasarana, yaitu Sunardi,ST dilakukan dalam upaya
mengidentifikasi capaian raport mutu dan hasil evaluasi diri sekolah
yang berkaitan dengan pemenuhan sarana dan prasarana sekolah,
sistem pengadaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana serta upaya-
upaya mengatasi keterbatasan sarana dan prasarana untuk penunjang
pembelajaran.

Gambar 3.17 Kajian Manajerial Bersama Sarpras

85
Kajian manajerial bersama humas dilakukan lebih kepada
diskusi terkait capaian raport mutu dan hasil evaluasi diri sekolah
yang berkaitan dengan standar pengelolaan sekolah, yaitu terkait
pengembangan kultur sekolah dan pendokumentasiaan kegiatan-
kegiatan sekolah, bentuk-bentuk kemitraan sekolah yang dapat lebih
dikembangkan, termasuk didalamnya adalah diskusi terkait strategi-
strategi yang dilakukan untuk mengatasi hambatan dalam pengelolaan
sekolah.

Gambar 3.18 Kajian Manajerial Bersama Humas

Kajian manajerial bersama bendahara sekolah dilakukan


dalam upaya untuk mengidentifikasi capaian raport mutu dan hasil
evaluasi diri sekolah yang berkaitan dengan standar pembiayaan
sekolah dimulai dari proses penyusunan atau perencanaan anggaran,
mekanisme pengelolaan anggaran, hingga pelaporan dan pengawasan

86
anggaran sekolah termasuk di dalamnya mengkaji hambatan dan
upaya untuk mengatasi hambatan dalam pembiayaan sekolah.

Gambar 3.19 Kajian Manajerial Bersama Bendahara Sekolah


Kajian manajerial bersama kepegawaian dilakukan dalam
upaya untuk mengidentifikasi capaian raport mutu dan hasil evaluasi
diri sekolah yang berkaitan dengan pemenuhan standar pendidik dan
tenaga kependidikan di SMK Negeri 1 Gununggururuh Dalam hal ini
mengkaji kuantitas dan kualitas atau kompetensi pendidik dan tenaga
kependidikan termasuk di dalamnya mengkaji hambatan dan upaya
untuk mengatasi hambatan dalam pemenuhan kompetensi pendidik
dan tenaga kependidikan.

Gambar 3.20 Kajian Manajerial Bersama Bidang Kepegawaian

87
Kajian manajerial terhadap perwakilan guru dilakukan
dalam upaya untuk mengkonfirmasi penyelenggaraan program dan
kegiatan sekolah, kekuatan dan hambatan dalam penyelenggaraan
kegiatan belajar mengajar, serta saran dan masukan untuk perbaikan
penyelenggaraan Pendidikan di SMKN 1 Gunungguruh.

Gambar 3.21 Kajian Manajerial Bersama Perwakilan Guru


c. Hasil

Gambar.3.22.Diagran Capain SNP SMKN 1 Gunungguruh

88
Tabel 3.11 Rekap Raport Mutu SMKN 1 Gunungguruh

STANDAR NASIONAL CAPAIAN SMKN 1


NO
PENDIDIKAN GUNUNGGURUH

Standar Kompetensi
1 6,84
Lulusan
2 Standar Isi 6,73
3 Standar Proses 6,74
Standar Penilaian
4 6,99
Pendidikan
Standar Pendidik dan
5 5,76
Tenaga Kependidikan
Standar Sarana dan
6 4,97
Prasarana Pendidikan
Standar Pengelolaan
7 6,92
Pendidikan
8 Standar Pembiayaan 6,99

Hasil Kajian Manajerial secara keseluruhan capaian dari 8


standar SNP dapat dilihat pada Rapor Mutu PMP SMKN I
Gunungguruh tahun 2019. Rapor Mutu tersebut adalah sebagai
pengganti dari Evaluasi Diri Sekolah yang disusun oleh sekolah pada
awal kegiatan program SPMI dilaksanakan.
Dalam tabel 3.11. tersebut dapat terlihat bahwa dari delapan
Standar Nasional Pendidikan (SNP) hampir semua standart sudah
menuju ke SNP 5. Dua standar yaitu standar pendidik dan tenaga
kependidikan dan Standart Sarana dan Prasasarana Pendidikan dalam
kategori menuju SNP 4.. Enam standar yaitu standar Kompetensi
Lulusan, kompetensi isi, standar proses, standar penilaian pendidikan,
standart pengelolaan dan standar pembiayaan masuk dalam kategori
menuju SNP 5 (*****)

89
Berdasarkan raport mutu sekolah dan kondisi nyata melalui
observasi lapangan, berikut diuraikan secara lebih detail capaian 8
Standar Nasional Pendidikan SMKN I Gunungguruh :
1. Standar Kompetensi Lulusan
Berdasarkan raport mutu SMK Negeri 1 Gunungguruhtahun
2019 sebagaimana yang tertera pada tabel Kajian Manajerial di
Tabel 3.11., capaian untuk standar SKL adalah 6.84 dengan
kategori SNP 5 (*****) mendekati capaian SKL ideal hampir di
setiap sub indikator sehingga perlu komitmen seluruh warga
sekolah untuk mempertahankan capaian tersebut atau bahkan
meningkatkannya. Beberapa hal yang masih perlu ditingkatkan
adalah pada indikator 1.2 Memiliki pengetahuan faktual,
prosedural, konseptual, metakognitif kategori SNP 4 (****).
Berkaitan hal tersebut perlu ditingkatkan kemampuan guru
dalan menganalisis pengetahuan faktual, prosedural, konseptual,
metakognitif pada materi ajar dengan cara pendampingan
penyusunan bahan ajar

2. Standar Isi
Berdasarkan raport mutu SMK Negeri 1 Gunungguruh
tahun 2019 sebagaimana yang tertera pada Tabel Kajian Manajerial
di halaman lampiran, maka capaian untuk Standar Isi adalah 6,73
dengan kategori SNP 5 (*****). Berdasarkan data Sub indicator
maupun indicator pada standar isi sudah kategori SNP 5 akan tetapi
perlu di tingkatkan agar capaian sub indicator menjadi ideal
kategori SNP 5 terutama::
2.1.1.Perangkat pembelajaran memuat karakteristik kompetensi
sikap dengan nilai 6.72 predikat SNP 5 (*****)
2.1.2.Perangkat pembelajaran memuat karakteristik kompetensi
pengetahuan dengan nilai 6.74 predikat SNP (*****)

90
2.1.5.Perangkat pembelajaran menyesuaikan ruang lingkup materi
pembelajaran dengan nilai 6.71 predikat SNP (*****)

Untuk menindaklanjuti terkait peningkatan perangkat


pembelajaran yang menyesuaikan kepada tingkat kompetensi
siswa dan ruang lingkup materi pelajaran, maka dalam hal ini
kompetensi guru dalam penyusunan perangkat pembelajaran harus
ditingkatkan melalui soasialisasi dan pendampingan penyusuanan
perangkat pembelajaran
Adapun terkait belum optimalnya pengaturan alokasi
waktu pelajaran, pengaturan beban belajar serta muatan lokal,
disebabkan karena kompetensi pedagogik guru yang belum
optimal, guru tidak menyusun sendiri rencana pembelajarannya,
guru memiliki pengetahuan yang terbatas untuk melakukan
pendalaman materi, dan muatan lokal belum dipandang sebagai
mata pelajaran wajib.
Untuk mengatasi hal ini dapat dilakukan dengan
mengadakan kegiatan pelatihan untuk guru dalam bentuk IHT
ataupun workshop dengan mengundang naras umber dari luar
ataupun memberdayakan guru yang memiliki kemampuan lebih
dalam penyusunan perangkat pembelajaran.

3. Standar Proses
Berdasarkan raport mutu SMK Negeri 1 Gunungguruh
tahun 2019 sebagaimana yang tertera pada Tabel Kajian Manajerial
di halaman lampiran, maka capaian untuk Standar Proses adalah
6,74 dengan kategori SNP 5 (*****). Beberapa hal yang harus
ditingkatkan adalah:
3.2.12.Guru menerapkan metode pembelajaran sesuai karakteristik
siswa dengan nilai 6.3 predikat menuju SNP 4 (****)

91
3.2.13.Guru memanfaatkan media pembelajaran dalam
meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran dengan
nilai 6,40 predikat menuju SNP 4 (****)
3.2.14.Guru menggunakan aneka sumber belajar dengan nilai 6.52
predikat menuju SNP 4 (****)
3.3.1.Guru melakukan penilaian autentik secara komprehensif
dengan nilai 6.40 predikat menuju SNP 4 (****)
3.3.2.Guru memanfaatkan hasil penilaian autentik dengan nilai 6.56
predikat menuju SNP 4 (****)
3.3.3.Kepala Sekolah melakukan pemantauan proses pembelajaran
dengan nilai 6.50 predikat menuju SNP 4 (****)
3.3.4.Kepala Sekolah melakukan supervisi proses pembelajaran
kepada guru dengan nilai 6.10 predikat menuju SNP 4 (****)
3.3.5.Kepala Sekolah mengevaluasi proses pembelajaran dengan
nilai 6.62 predikat menuju SNP 4 (****)
3.3.6.Kepala Sekolah menindaklanjuti hasil pengawasan proses
pembelajaran dengan nilai 6.21 predikat SNP (*****)

SMK Negeri 1 Gunungguruh memiliki jadwal supervisi


akademik, dimana kepala sekolah melakukan monitoring dan
evaluasi pembelajaran secara terjadwal pada setiap guru. Namun
karena situasi dan kondisi pandemik pada tahun tahun 2020
kegiatan supervisi akademik yang sudah terjadwal menjadi tidak
terealisasi secara optimal.
Adapun terkait pemanfaatan hasil penilaian otentik yang
capaiannya masih lemah, hal ini disebabkan oleh pengetahuan serta
pemahaman guru terkait penilaian otentik masih terbatas. Dalam
hal ini guru harus lebih dikenalkan kepada upaya-upaya dalam
memanfaatkan hasil penilaian yang dilakukannya. Lemahnya
pemanfaatan hasil pengawasan proses pembelajaran erat kaitannya
dengan kegiatan supervise akademik yang dilakukan oleh kepala

92
sekolah. Pada tahun 2020 capaiannya menurun sebagai dampak
pandemik covid-19 yang membuat kegiatan ini menjadi tidak
optimal sebagaimana tahun sebelumnya.

4. Standar Penilaian
Berdasarkan raport mutu SMK Negeri 1 Gunungguruh
tahun 2019 sebagaimana yang tertera pada Tabel Kajian Manajerial
di halaman lampiran, maka capaian untuk Standar Penilaian adalah
6.99 dengan kategori SNP 5 (*****).
Berdasarkan hasil capaian tersebut pada standard penilaian
telh memenuhi kriteri SNP 5 ,baik Penilaian sudah mencakup ranah
sikap, pengetahuan dan keterampilan, Hasil penilaian sudah sesuai
dengan ranah penilaian dan disampaikan dengan angka dan
deskripsi, Proses penilaian sudah dilakukan secara sahih, objektif,
terpadu, terbuka, menyeluruh, berkesinambungan, sistematis,
beracuan kriteria, akuntabel, Menindaklanjuti hasil pelaporan
penilaian dengan nilai, Melakukan pelaporan penilaian secara
periodik dengan, Menggunakan instrumen penilaian aspek sikap,
Menggunakan instrumen penilaian aspek pengetahuan dan
Menggunakan instrumen penilaian aspek keterampilan sudah sesuai
ketentuan dan tetap dikembangkan sesuai perkembangan teknologi.

5. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan


Berdasarkan raport mutu SMK Negeri 1 Gunungguruh
tahun 2019 sebagaimana yang tertera pada Tabel Kajian
Manajerial di halaman lampiran, maka capaian untuk Standar
Pendidik dan Tenaga Kependidikan adalah 5.76 dengan kategori
SNP 4 (****) .,terdapat sub indicator yang masih lemah di
antaranya;
5.1.4. Bersertifikat pendidik dengan nilai 2,98 predikat menuju
SNP 2 (**)

93
Dalam hal ini sekolah mengusulkan guru untuk mengikuti PPG
5.1.5. Berkompetensi pedagogik minimal baik dengan nilai
predikat menuju SNP 1 (*)
5.1.6. Berkompetensi kepribadian minimal baik dengan nilai -
predikat menuju SNP 1 (*)
5.1.7. Berkompetensi profesional minimal baik dengan nilai -
predikat menuju SNP 1 (*)
5.1.8. Berkompetensi sosial minimal baik dengan nilai - predikat
menuju SNP 1 (* )
Berkaitan dengan kompetensi pedagogic,kompetensi
kepribadian,kompetensi professional dan kompetensi social sekolah
Memprogamkan kegiatan yang dapat meningkatkan kompetensi
guru melalu pendampingan guru senior,mgmp,pelatihan
pengembangan diri
5.2.7. Berkompetensi kepribadian minimal baik dengan nilai
menuju SNP 1 (*)
5.2.8. Berkompetensi manajerial minimal baik dengan nilai -
predikat menuju SNP 1 (*)
5.2.9. Berkompetensi kewirausahaan minimal baik dengan nilai -
predikat menuju SNP 1 (*)
5.2.10.Berkompetensi supervisi minimal baik dengan nilai -
predikat menuju SNP 1 (*)
5.2.11. Berkompetensi sosial minimal baik dengan nilai - predikat
menuju SNP 1 (*)
Kompetnsi kepala sekolah baik kompetensi kepribadian,compete
nsi manajerial,kompetensi kewirausahaan,kompetensi supervise,
dan kompetnsi social perlu ditingkatkan dengan rasa impati
terhadap sesama dan perencanaan, pengorganisasian dan
pendayagunaan sumber daya sekolah, menciptakan iklim sekolah
yang inovatif, tata kelola sarana prasarana, menggali ide dari
masyarakat dan pengembangan kurikulum.

94
5.3.1. Tersedia Kepala Tenaga Administrasi dengan nilai 0
predikat menuju SNP 1 (*)
5.3.2. Memiliki Kepala Tenaga Administrasi berkualilifikasi
minimal SMK/sederajat dengan nilai 0 predikat menuju
SNP 1 (*)
5.3.3. Memiliki Kepala Tenaga Administrasi bersertifikat dengan
nilai 0 predikat menuju SNP 1 (*)
5.3.5. Memiliki Tenaga Pelaksana Urusan Administrasi
berpendidikan sesuai ketentuan dengan nilai - predikat
menuju SNP 1 ( *)
5.3.6. Berkompetensi kepribadian minimal baik dengan nilai -
predikat menuju SNP 1 (*)
5.3.7. Berkompetensi sosial minimal baik dengan nilai - predikat
menuju SNP 1 (*)
5.3.8. Berkompetensi teknis minimal baik dengan nilai - predikat
menuju SNP 1 (*)
5.3.9. Berkompetensi manajerial minimal baik dengan nilai -
predikat menuju SNP 1 (*)
Ketersediaan dan kompetensi tenaga administrasi sesuai ketentuan
perlu ditingkatkan dengan usulan ke Dinas Pendidikan Provinsi
Jawa Barat melalui KCD V baik pengadaan teanaga administrasi
maupun peningkatan komptensi bagi tenaga administrasi yang
sudah ada
5.4.1. Tersedia Kepala Tenaga Laboratorium dengan nilai 0
predikat menuju SNP1 (*)
5.4.2. Tersedia Tenaga Teknisi Laboran dengan nilai - predikat
menuju SNP 1 (*)
5.4.3. Memiliki Tenaga Teknisi Laboran berpendidikan sesuai
ketentuan 0 predikat menuju SNP 1 (*)
5.4.4. Tersedia Tenaga Laboran nilai 0 predikat menuju SNP 1 (*)

95
5.4.5. Tersedia Tenaga Teknisi Laboran nilai 0 predikat menuju
SNP 1 (*)
5.4.6. Memiliki Tenaga Teknisi Laboran berpendidikan sesuai
ketentuan nilai 0 predikat menuju SNP 1 (*)
5.4.7. Tersedia Tenaga Labor nilai 0 predikat menuju SNP 1 (*)
5.4.8. Memiliki Tenaga Laboran berpendidikan sesuai ketentuan
nilai 0 predikat menuju SNP 1 (*)
5.4.9. Berkompetensi kepribadian minimal baik nilai 0 predikat
menuju SNP 1 (*)
5.4.10. Berkompetensi sosial minimal baik nilai 0 predikat menuju
SNP 1 (*)
5.4.11. Berkompetensi manajerial minimal baik nilai 0 predikat
menuju SNP 1 (*)
5.4.12. Berkompetensi profesional minimal baik nilai 0 predikat
menuju SNP 1 (*)
Sehubungan Ketersediaan dan kompetensi laboran sekolah belum
memiliki laboran maka sekolah mengusulkan kepada Dinas
Pendidikan Provinsi
5.5.1. Tersedia Kepala Tenaga Pustakawan dengan nilai 0 predikat
menuju SNP 1 (*)
5.5.2. Memiliki Kepala Tenaga Pustakawan berkualifikasi sesuai
dengan nilai predikat SNP 1 (*)
5.5.3. Memiliki Kepala Tenaga Pustakawan bersertifikat dengan
nilai 0 predikat menuju SNP 1 (*)
5.5.4. Memiliki Kepala Tenaga Pustakawan berpengalaman sesuai
dengan nilai 0 predikat menuju SNP 1 (*)
5.5.5. Tersedia Tenaga .Pustakawan dengan nilai 0 predikat
menuju SNP 1 (*)
5.5.6. Memiliki Tenaga Pustakawan berpendidikan sesuai
ketentuan dengan nilai 0 predikat menuju SNP 1 (*)

96
5.5.7. Berkompetensi manajerial minimal baik dengan nilai 0
predikat menuju SNP 1 (*)
5.5.8. Berkompetensi pengelolaan informasi minimal baik dengan
nilai 0 predikat menuju SNP 1(*)
5.5.9. Berkompetensi kependidikan minimal baik dengan nilai 0
predikat menuju SNP 1 (*)
5.5.10. Berkompetensi kepribadian minimal baik dengan nilai 0
predikat menuju SNP 1 (*)
5.5.11.Berkompetensi sosial minimal baik dengan nilai 0 predikat
menuju SNP 1 (*)
5.5.12. Berkompetensi pengembangan profesi minimal baik dengan
nilai 0 predikat menuju SNP 1 (*)
Sehubungan sekolah belum memiliki Pustakawan sesuai ketentuan
maka sekolah diharapkan mengusulkan ke Dinas pendidikan
Provinsi jawa Barat

6. Standar Sarana dan Prasarana


Berdasarkan raport mutu SMK Negeri 1 Gunungguruh
tahun 2019 sebagaimana yang tertera pada Tabel Kajian
Manajerial di halaman lampiran, maka capaian untuk Standar
Sarana dan Prasarana adalah 4,97 dengan kategori SNP 3 (***).
Terdapat beberapa sub indikator yang lemah di antaranya:
6.1.3.Kondisi lahan sekolah memenuhi persyaratan
6.1.4.Rasio luas bangunan sesuai dengan jumlah siswa
6.1.6.Memiliki ragam prasarana sesuai ketentuan
6.2.1.Memiliki ruang kelas sesuai standard
6.2.3Memiliki ruang perpustakaan sesuai standard
6.2.4Memiliki tempat bermain/lapangan sesuai standard
6.2.6.Memiliki laboratorium fisika sesuai standard
6.2.7.Memiliki laboratorium kimia sesuai standard
6.2.9.Memiliki laboratorium bahasa sesuai standard

97
6.2.10.Kondisi ruang kelas layak pakai
6.2.12.Kondisi ruang perpustakaan layak pakai
6.2.13.Kondisi tempat bermain/lapangan layak pakai
6.3.1..Memiliki ruang pimpinan sesuai standard
6.3.2.Memiliki ruang guru sesuai standard
6.3.3.Memiliki ruang UKS sesuai standard
6,3.4.Memiliki tempat ibadah sesuai standard
6.3.5.Memiliki jamban sesuai standard
6.3.6.Memiliki gudang sesuai standard
6.3.9.Memiliki ruang konseling sesuai standard
6.3.8.Memiliki ruang tata usaha sesuai standard
6.3.10.Memiliki ruang organisasi kesiswaan sesuai standard
6.3.15..Kondisi ruang guru layak pakai
6.3.16.Kondisi ruang UKS layak pakai
6.3.17.Kondisi tempat ibadah layak pakai
6.3.18Kondisi jamban sesuai standard
6.3.19.Kondisi gudang layak pakai
6.3.21.Kondisi ruang tata usaha layak pakai
6.3.22.Kondisi ruang konseling layak pakai
6.3.23.Kondisi ruang organisasi kesiswaan layak pakai
Berkaitan data di atas capaian standar sarana dan
prasarana banyak yang dibawah standard ,yang sebenarnya
berdasarkan kondis nyata yang ada di sekolah hanya ada bebrapa
yang harus ditingkatkan seperti kekurangan ruang kelas dan jamban
siswa belum mencapai jumlah ideal beserta laoratorium bahasa
belum tersedia , Sarana dan prasarana penunjang proses
pembelajaran di laboratorium dan konseling SMK Negeri 1
Gunungguruh sudah mendekati ideal serta sesuai dengan ketentuan
yang berlaku, Ketidaksesuaian antara data pada rapor mutu dan
kondisi nyata sebagaimana dijelaskan disebabkan karena operator
tidak memasukkan unsur-unsur yang diminta dalam aplikasi rapor

98
mutu / dapodik. Sehingga untuk perbaikannya dipendataan
berikutnya maka perlu pendampingan operator dalam pengisian
data-data sekolah secara lebih detail.

7. Standar Pengelolaan
Berdasarkan raport mutu SMK Negeri 1 Gunungguruh
tahun 2019 sebagaimana yang tertera pada Tabel Kajian Manajerial
di halaman lampiran, maka capaian untuk Standar Pengelolaan
adalah 6.92 dengan kategori SNP 5 (****). Terdapat capaian sub
indikator yang masih lemah dan perlu ditingkatkan, yaitu :
7.3.1.Berkepribadian dan bersosialisasi dengan baik,capaian SNP
1 (*)
7.3.3.Mengembang-kan sekolah dengan baik capaian SNP 1 (*)
7.3.5.Berjiwa kewirausahaan capaian SNP 1 (*)
7.3.6.Melakukan supervisi dengan baik capaian SNP 1 (*)

Dalam hal kepribadian dan bersosialisasi Kepala sekolah


yang masih rendah, Kepala sekolah menindaklanjuti dengan
melaksanakan pendekatan dengan warga sekolah. Adapun
rendahnya capaian mengembangkan dan jiwa kewirausahaan
kepala sekolah ditindaklanjuti dengan peningkatan wawasan dan
pengetahuan kepala sekolah melalui kegiatan seminar, pelatihan
ataupun workshop untuk kepala sekolah. Dan untuk supervise
kepala sekolah menindaklanjuti dengan melaksanakan supervise
dengan membuat program,sosialisasi supervise dan pelkasnaan
supervise beserta tindak lanjut .

8. Standar Pembiayaan
Berdasarkan raport mutu SMK Negeri 1 Gunungguruh
tahun 2019 sebagaimana yang tertera pada Tabel Kajian Manajerial

99
di halaman lampiran, maka capaian untuk Standar Pembiayaan
adalah 6,99 dengan kategori SNP 5 (*****).

Penyusunan program, kegiatan dan anggaran di SMK


Negeri 1 Gunungguruh dilakukan dengan melibatkan seluruh
warga sekolah. Kegiatan diawali dengan mengidentifikasi saran
dan masukan dari seluruh warga sekolah terkait program dan
kegiatan sekolah. Setelah seluruh saran dan masukan
teridentifikasi, selanjutnya manajemen sekolah melakukan
beberapa pertemuan dimana setiap bidang kerja yaitu bidang
kurikulum, kesiswaan, sarana dan prasarana, humas, kepegawaian
dan bendahara sekolah melakukan pemaparan program dan
kegiatan rutinnya serta kebutuhan anggaran untuk menunjang
program dan kegiatannya tersebut. Seluruh saran dan masukan dari
warga sekolah menjadi dasar pertimbangan dalam perumusan
program dan kegiatan sekolah. Setelah rapat manajemen selesai
dilakukan, kegiatan selanjutnya adalah melakukan rapat pleno
terkait program kerja sekolah yang hasilnya akan disosialisasikan
kepada orangtua siswa, didampingi oleh komite sekolah dan
pengawas pembina.
Laporan keuangan secara umum dapat diakses oleh pihak-
pihak yang berkepentingan, dalam hal ini adalah pengawas sekolah,
komites sekolah, orangtua siswa, KCD Wilayah serta pihak
propinsi. Adapun yang menjadikan sub indikator ini masih rendah
capaian SNPnya adalah disebabkan laporan keuangan sekolah tidak
terpublish pada media internet seperti website, majalah sekolah,
dan surat edaran. Hal ini tidak dilakukan semata adalah untuk
menghindari kesalahpahaman. Adapun pihak-pihak yang
membutuhkan data keuangan atau pembiayaan sekolah tersebut,
maka pihak sekolah secara terbuka akan memberikan laporan
tersebut dengan syarat dan tujuan yang jelas.

100
2. Kajian Managerial di Sekolah Magang
a. Persiapan
Sama halnya dengan persiapan yang dilakukan untuk kajian
manajerial di sekolah asal, maka persiapan kajian manajerial di
sekolah magang pun diawali dengan menyusun pedoman wawancara,
mempersiapkan daftar data atau dokumen yang dibutuhkan, penentuan
pihak-pihak yang akan diwawancara atau di observasi, dan
mempersiapkan matriks kajian manajerial.

b. Pelaksanaan
Kajian manajerial di sekolah magang, yaitu SMK Negeri 1
Gegerbitung dilaksanakan pada tanggal 27 September 2021 sampai
dengan 01 Oktober 2021. Kegiatan diawali dengan melakukan
koordinasi terlebih dahulu dengan Kepala Sekolah dan para wakasek.
Selanjutnya Kepala Sekolah menunjuk pihak-pihak yang akan
membantu Calon Kepala Sekolah selama melakukan kajian manajerial
di sekolah magang, yaitu para wakasek dan staf serta tenaga
adminisrasi.

Gambar 3.23 Koordinasi Terkait Kegiatan Manajerial


Bersama Mentor 2

101
Setelah melakukan koordinasi serta izin dari Kepala Sekolah
untuk mengumpulkan data-data pendukung kajian manjerial
selanjutnya Calon Kepala Sekolah mulai melakukan wawancara,
observasi dan mengumpulkan dokumen-dokumen yang dibutuhkan
diantaranya adalah profil sekolah, Raport Mutu, KTSP, RKT, RKJM
dan RKAS.

Gambar 3.24. Kajian Manajerial Bersama Wakasek Kurikulum


SMKN 1 Gegerbitung

c. Hasil

Radar PMP 2019 Radar PMP Antar Tahun


Standar
Kompetensi… Standar Kompetensi Lulusan
8 8
Standar Standar Pembiayaan 6 Standar Isi
6 Standar Isi
Pembiayaan
4 4
2 2
Standar Standar Pengelolaan
0 Standar Proses 0 Standar Proses
Pengelolaan… Pendidikan

Standar Standar Standar Sarana dan Prasarana


Standar Penilaian Pendidikan
Sarana dan… Penilaian… Pendidikan

Standar Standar Pendidik dan Tenaga


Pendidik dan… Kependidikan
Kab. Sukabumi 2019
Prov. Jawa Barat 2019 Nasional 2019 Capaian 2016 Capaian 2017 Capaian 2018 Capaian 2019

Gambar.3.25.Diagram Capaian Rapor Mutu SMKN 1 Gegerbitung

102
Table.3.12.Capaian Rapor Mutu SMKN 1 Gegerbitung

Capaian Capaian Capaian Capaian


Nomor Standar Nasional Pendidikan
2016 2017 2018 2019

1 Standar Kompetensi Lulusan 5,31 5,78 6,14 6,6


2 Standar Isi 5,39 6,15 6,46 6,75
3 Standar Proses 5,52 6,67 6,63 6,44
4 Standar Penilaian Pendidikan 4,56 5,74 5,77 6,48
5 Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan 4,39 3,61 3,7 4,73
6 Standar Sarana dan Prasarana Pendidikan 3,45 3,53 2,88 3,78
7 Standar Pengelolaan Pendidikan 4,45 5,97 6,21 6,73
8 Standar Pembiayaan 3,58 6,12 6,14 6,99

Rapor mutu SMKN 1 Gegerbitung tahun 2019 memiliki nilai


6,06 dengan predikat menuju SNP 4 (****). Nilai ini masih di bawah
Standar Nasional Pendidikan yang idealnya mencapai angka 7 (tujuh)
dengan predikat menuju SNP (*****). Untuk mengetahui capaian
SNP secara rinci yang tertuang dalam rapor mutu SMK Negeri 1
Gegerbitung , maka Calon Kepala Sekolah mengkaji setiap indikator
dan subindikator dari delapan (8) Standar Nasional Pendidikan
tersebut, mulai dari kondisi ideal aspek atau komponen SNP, kondisi
semua aspek atau komponen rapor mutu sekolah, kondisi nyata aspek
atau komponen SNP di sekolah, menentukan potensi dan tantangan
yang terdapat sekolah, dan merumuskan rekomendasi strategi dalam
upaya peningkatan capaian masing-masing SNP sekolah pada masa
berikutnya untuk mencapai profil pelajar Pancasila yang wellbeing.

103
Hasil kajian manajerial dari dokumen rapor mutu SMKN 1
Gegerbitung dapat dilihat pada table kajian manajerial di halaman
lampiran. Adapun penjelasan untuk setiap Standar Nasional
Pendidikan di SMKN 1 Gegerbitung adalah sebagai berikut:

1) Standar Kompetensi Lulusan


Standar kompetensi lulusan merupakan kriteria atau
kualifikasi yang menyangkut kemampuan lulusan yang terbagi atas
kemampuan sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Standar
kompetensi lulusan mengacu pada Permendikbud Nomor 34 Tahun
2018 tentang Standar Kompetensi Lulusan memiliki Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK) dan Madrasah Aliyah Kejuruan
(MAK) tekad untuk mewujudkan target mutu. Capaian SKL
SMKN 1 Gegerbitung berdasarkan rapor mutu tahun 2019 adalah
6,66. Capaian ini berada pada predikat menuju SNP 4 (****).
Capaian kompetensi lulusan ini idealnya berada pada kategori
predikat menuju SNP 5 (*****) yang artinya bahwa lulusan
memiliki kompetensi pada dimensi sikap, pengetahuan, dan
keterampilan idealnya sudah berada pada nilai 7 (tujuh).
Hasil rapor mutu SKL SMKN 1 Gegerbitungyang terdiri
dari tiga aspek, yaitu aspek lulusan memiliki kompetensi pada
dimensi sikap memperoleh nilai sebesar 6,85 dengan predikat
menuju SNP 5 (*****), aspek lulusan memiliki kompetensi pada
dimensi pengetahuan memperoleh nilai sebesar 6,34 dengan
predikat menuju SNP 4 (****), dan aspek lulusan memiliki
kompetensi pada dimensi keterampilan memperoleh nilai sebesar
6,61 dengan predikat menuju SNP 4 (****).
Potensi berupa kekuatan atau peluang yang dimiliki
SMKN 1 Gegerbitung terdapat pada aspek lulusan yang sudah
memiliki kompetensi pada dimensi sikap. Hal ini, terlihat dari
perilaku peserta didik yang memiliki perilaku sehat jasmani dan

104
rohani. Hal ini terlihat pada kondisi nyata dimana peserta didik
banyak mengikuti ekstrakurikuler olahraga yang banyak jenisnya
dan peserta didik juga diberikan pembinaan untuk berprestasi di
masing-masing ekstrakuler olahraga. Selain itu untuk perilaku
rohani, peserta didik melakukan pembiasaan duha dan kultum yang
terjadwal setiap kelas.. Namun, supaya perilaku sehat jasmani dan
rohani peserta didik ini tetap terjaga, maka diperlukan pembinaan
secara berkelanjutan agar tidak hanya berdampak pada prestasi
sekolah tapi terinternalisasi menjadi pada pola hidup sehat jasamani
dan rohani peserta didik. Upaya sekolah dapat dimulai dengan
adanya pembinaan secara komprehensif yang tidak hanya
berorientasi pada perolaehan prestasi semata tapi membentuk
karakter yang sesuai dengan karakter Profil Pelajar Pancasila.
Sedangkan, tantangan yang dihadapi sekolah terdapat pada aspek
kompetensi pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki lulusan.
Lulusan belum memiliki pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural dan metakogitif yang mumpuni.

Hal ini, terjadi karena pihak guru belum melakukan


analisis terhadap materi yang termasuk pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural dan metakognitif disebabkan
ketidakpahaman guru untuk memilah setiap tipe materi yang harus
diberikan kepada peserta didik. Untuk mengatasi masalah tersebut,
maka bagi guru yang mengalami masalah sebaiknya diberikan
pendampingan penyusunan materi ajar sesuai dengan tipe dan
dimensi materi.
Tantangan lain yang dihadapi sekolah, yaitu lulusan belum
memiliki keterampilan berpikir dan bertindak kolaboratif secara
maksimal. Peserta didik belum maksimal dalam melaksanakan
pembelajaran yang melibatkan daya berpikir kritis dan bertindak
produtif dalam diskusi kelompok di kelas untuk memecahkan

105
masalah yang diberikan dalam pembelajaran. Hal ini, terjadi karena
belum semua guru melaksanakan metode yang mendorong peserta
didik untuk menghasilkan produk keterampilan baik konkrit
maupun abstrak dalam proses pembelajaran. Untuk mengatasi
masalah ini, guru sebaiknya diberikan pendampingan tentang
penggunaan metode pembelajaran berbasis proyek.
.
2) Standar Isi
Standar isi merupakan komponen materi dan tingkat
kompetensi dalam rangka mencapai kompetensi lulusan pada
jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Standar isi tersebut mengacu
pada Permendikbud Nomor 34 Tahun 2018. Capaian Standar isi
SMKN 1 Gegerbitung berdasarkan rapor mutu tahun 2019 adalah
6,75 Capaian ini berada pada predikat menuju SNP 5 (*****).
Capaian standar isi ini idealnya berada pada kategori
predikat memenuhi SNP (*****) yang artinya bahwa sekolah
sudah memiliki perangkat pembelajaran sesuai rumusan
kompetensi lulusan, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
dikembangkan sesuai prosedur, dan sekolah melaksanakan
kurikulum sesuai ketentuan idealnya sudah berada pada nilai 7
(tujuh).
Hasil rapor mutu SMKN 1 Gegerbitung untuk standar isi
yang terdiri dari tiga aspek, yaitu aspek perangkat pembelajaran
sesuai rumusan kompetensi lulusan memperoleh nilai sebesar 6,96
dengan predikat menuju SNP 5 (*****), aspek Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan dikembangkan sesuai prosedur memperoleh
nilai sebesar 6,74 dengan predikat menuju SNP 5 (*****), dan
aspek sekolah melaksanakan kurikulum sesuai ketentuan
memperoleh nilai sebesar 6,56 dengan predikat menuju SNP 4
(****).

106
Potensi berupa kekuatan atau peluang yang dimiliki
SMKN 1 Gegerbitung terdapat pada aspek Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan yang dikembangkan sudah sesuai prosedur.
Dalam hal ini sekolah sudah melakukan pengembangan KTSP
sesuai tahapan; menyusun draft,reviu dan finalisasi namun
kegiatan tersebut belum maksimal dilakukan. Hal ini, karena tidak
ada tim khusus yang menangani kegiatan reviu KTSP. Upaya agar
kegiatan ini dapat berlangsung dengan maksimal, maka diperlukan
adanya tim khusus reviu KTSP. Sedangkan, tantangan yang
dihadapi sekolah terdapat pada aspek pelaksanaan kurikulum yang
belum dilaksanakan sesuai ketentuan. Sekolah hendaknya
mangakomodir muatan lokal pada kurikulum berdasaran hasil
analisa konteks budaya, sosial dan geografis . Sekolah juga harus
berupaya menambah ketersediaan guru muatan lokal dengan
mengajukan pada pemerintah.

3) Standar Proses
Standar proses merujuk pada Permendikbud Nomor 34
Tahun 2018. Capaian standar proses SMKN 1 Gegerbitung
berdasarkan rapor mutu tahun 2019 adalah 6,44 . Capaian ini
berada pada predikat menuju SNP 4 (****). Capaian standar proses
ini idealnya berada pada kategori predikat memenuhi SNP 5
(*****) yang artinya bahwa aspek sekolah merencanakan proses
pembelajaran sesuai ketentuan, aspek proses pembelajaran
dilaksanakan dengan tepat, serta aspek pengawasan dan penilaian
autentik dilakukan dalam proses pembelajaran idealnya sudah
berada pada nilai 7 (tujuh).
Hasil rapor mutu SMKN 1 Gegerbitung untuk standar
proses yang terdiri dari tiga aspek, yaitu aspek sekolah
merencanakan proses pembelajaran sesuai ketentuan memperoleh
nilai sebesar 6,83 dengan predikat menuju SNP 5 (*****), aspek

107
proses pembelajaran dilaksanakan dengan tepat memperoleh nilai
sebesar 6,45 dengan predikat menuju SNP 4 (****), serta aspek
pengawasan dan penilaian autentik dilakukan dalam proses
pembelajaran memperoleh nilai sebesar 6,04 dengan predikat
menuju SNP 4 (****).

Potensi berupa kekuatan atau peluang yang dimiliki


SMKN 1 Gegerbitung terdapat pada aspek proses pembelajaran
yang sudah dilaksanakan dengan tepat. Kekuatan sekolah terlihat
dari pembentukan rombongan belajar dengan jumlah peserta didik
sudah sesuai ketentuan. SMKN 1 Gegerbitung memiliki 24
rombongan belajar dengan jumlah masing-masing rombongan
belajar sebanyak 36 peserta didik. Sedangkan, tantangan yang
dihadapi sekolah terdapat pada aspek perencanaan proses
pembelajaran yang sesuai dengan ketentuan belum dilaksanakan
secara maksimal.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dibuat
guru seharusnya mendapatkan evaluasi dari Kepala Sekolah dan
Pengawas Sekolah secara maksimal dan bukan hanya
ditandatangan saja. Dengan demikian RPP tersebut divalidasi dan
diverifikasi dengan jelas. Namun, karena banyaknya jumlah RPP
tang harus dievaluasi , maka Kepala Sekolah dan Pengawas
Sekolah tidak bisa melaksanakannya secara optimal dan
menyeluruh. Untuk itu, perlu disusun strategi yang tepat dan jadwal
pelaksanaan evaluasi untuk guru agar pelakasanaan evaluasi
terselenggara dengan baik.

4) Standar Penilaian Pendidikan


Standar penilaian pendidikan mengacu pada
Permendikbud Nomor 34 Tahun 2018. Standar penilaian
pendidikan ini berkaitan dengan segala macam mekanisme,

108
prosedur, instrumen penilaian untuk mengetahui hasil belajar
peserta didik. Capaian standar penilaian pendidikan SMK Negeri 1
Gegerbitung berdasarkan rapor mutu tahun 2019 adalah 6,48.
Capaian ini berada pada predikat menuju SNP 4 (****). Capaian
standar penilaian pendidikan ini idealnya berada pada kategori
predikat menuju SNP (*****) yang artinya bahwa aspek penilaian
sesuai ranah kompetensi, aspek teknik penilaian objektif dan
akuntabel, aspek penilaian pendidikan ditindaklanjuti, aspek
instrumen penilaian menyesuaikan aspek, dan aspek penilaian
dilakukan mengikuti prosedur idealnya sudah berada pada nilai 7
(tujuh).
Hasil rapor mutu SMK Negeri 1 Gegerbitung untuk
standar penilaian pendidikan yang terdiri dari lima aspek, yaitu
aspek penilaian sesuai ranah kompetensi memperoleh nilai sebesar
6,71 dengan predikat menuju SNP 5 (*****), aspek teknik
penilaian objektif dan akuntabel memperoleh nilai sebesar 6,99
dengan predikat menuju SNP 5 (*****), aspek penilaian
pendidikan ditindaklanjuti memperoleh nilai sebesar 6,09 dengan
predikat menuju SNP 4 (****), aspek instrumen penilaian
menyesuaikan aspek memperoleh nilai sebesar 6,16 dengan
predikat menuju SNP 4 (****), dan aspek penilaian dilakukan
mengikuti prosedur memperoleh nilai sebesar 6,47 dengan predikat
menuju SNP 4 (****).
Potensi berupa kekuatan atau peluang yang dimiliki
SMKN 1 Gegerbitung terdapat pada aspek teknik penilaian
objektif dan akuntabel. Guru mengunakan teknik penilaian sudah
dilakukan secara sahih, objektif, terpadu, terbuka, menyeluruh,
berkesinambungan, sistematis, beracuan kriteria, akuntabel. Guru
juga menyusun kisi-kisi soal, rubrik, validasi soal, analisis soal
agar penilaian objektif dan akuntabel. Namun, pelaksanaan
penilaian ini belum dlakukan oleh semuan guru sehingga harus ada

109
Community of Practice di sekolah untuk meyusun dan
mengembangkan kisi-kisi. Potensi dan kekuatan lainnya terlatak
pada sub indikator sekolah melakukan penilaian berdasarkan ranah
sesuai prosedur. Guru melakukan penilaian sikap, pengetahuan, dan
keterampilan sudah dijalankan berdasarkan tahapan. Kondisi ini
harus dipertahankan bahkan ditingkatkan secara kualitas agar
sistem penilaian di sekolah berjalan dengan baik sesuai standar
yang ditetapkan.

5) Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan


Standar pendidik dan tenaga kependidikan merupakan
kriteria pendidikan prajabatan dan kelayakan fisik dan mental, serta
pendidikan dalam jabatan. Standar ini mengacu pada Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 Tahun
2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru,
serta Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia
Nomor 24 Tahun 2008 tentang Standar Tenaga Administrasi
Sekolah.
Capaian standar pendidik dan tenaga kependidikan
SMKN 1 Gegerbitung berdasarkan rapor mutu tahun 2019 adalah
4,73. Capaian ini berada pada predikat menuju SNP 3 (***).
Capaian standar pendidik dan tenaga kependidikan ini idealnya
berada pada kategori predikat memenuhi SNP (*****) yang artinya
bahwa aspek ketersediaan dan kompetensi guru sesuai ketentuan,
aspek ketersediaan dan kompetensi kepala sekolah sesuai
ketentuan, aspek ketersediaan dan kompetensi tenaga administrasi
sesuai ketentuan, aspek ketersediaan dan kompetensi laboran sesuai
ketentuan, aspek ketersediaan dan kompetensi pustakawan sesuai
ketentuan idealnya sudah berada pada nilai 7 (tujuh).

110
Hasil rapor mutu SMKN 1 Gegerbitung untuk standar
pendidik dan tenaga kependidikan yang terdiri dari lima aspek,
yaitu aspek ketersediaan dan kompetensi guru sesuai ketentuan
memperoleh nilai sebesar 4,06 dengan predikat memenuhi SNP
(***), aspek ketersediaan dan kompetensi kepala sekolah sesuai
ketentuan memperoleh nilai sebesar 7,00 dengan predikat menuju
SNP 5 (*****), aspek ketersediaan dan kompetensi tenaga
administrasi sesuai ketentuan memperoleh nilai sebesar 6,13
dengan predikat memenuhi SNP 4 (****), aspek ketersediaan dan
kompetensi laboran sesuai ketentuan memperoleh nilai sebesar 1,4
dengan predikat menuju SNP 1 (*), serta aspek ketersediaan dan
kompetensi pustakawan sesuai ketentuan memperoleh nilai sebesar
5,09 dengan predikat memenuhi SNP 4 (****). Potensi berupa
kekuatan atau peluang yang dimiliki SMKN 1 Gegerbitung
terdapat pada aspek ketersediaan dan kompetensi Kepala Sekolah
yang sudah sesuai dengan ketentuan.
Sekolah sudah memiliki Kepala sekolah berkulifikasi S2
dan sekolah memiliki guru yang berkualifikasi pendidikan S1
sebanyak 40 orang (100%) dan guru yang memiliki kualifikasi
akademik S2 (magister) sebanyak 2 orang. Sekolahpun sudah
memiliki guru untuk semua mata pelajaran yang diberikan namun
belum seluruh guru PNS sudah bersertifikat pendidik.
Sekolah juga memiliki 2 orang guru PPPK yang sudh
bersertifikat pendidik. Hal ini, menjadi sebuah kekuatan bagi
sekolah karena sumber daya manusia yang bertugas mendidik
sudah memiliki kualitas dan professional sesuai dengan bidangnya
masing-masing. Sedangkan, tantangan yang dihadapi sekolah
terdapat pada aspek ketersediaan dan kompetensi laboran yang
belum sesuai dengan ketentuan karena sekolah belum memiliki
tenaga teknisi laboratorium dan tenaga laboran dengan kualifikasi
pendidikan yang sesuai. Tenaga teknisi dan tenaga laboran

111
ditangani oleh petugas administrasi sekolah. Sejauh ini tidak terlalu
menjadi kendala dalam pelayanan dan penanganan masalah yang
muncul. Namun demikian, kualitas dari tenaga teknisi dan tenaga
laboran tetap harus sesuai dengan kebutuhan sekolah, sehingga
untuk mengatasi ketersediaan tenaga teknisi dan tenaga laboran
harus dilakukan pengajuan pengadaan tenaga tersebut kepada
pemerintah daerah.
SMKN 1 Gegerbitung memiliki 40 orang pendidik,
sebanyak 13 orang PNS, 2 orang PPPK dan 25 orang non-PNS. Di
SMKN 1 Gegerbitung tidak ada lagi pendidik yang berijazah
Diploma, 40 orang lulusan S1 dan 2 orang sudah memiliki
kualifikasi akademik S2.
Sekolah sudah memiliki 2 orang guru Bimbingan
Konseling namun belum proporisonal dan ideal karena belum
memenuhi 1:150, sehingga SMKN 1 Gegerbitung masih
membutuhkan 4 orang lagi guru BK agar perbandingan pelayanan
untuk peserta didik menjadi ideal. Untuk itu sekolah harus
mengajukan pengadaan guru BK kepada pemerintah provinssi.
Untuk aspek tenaga kependidikan di SMKN 1 Gegerbitung ada 10
orang dengan jumlah 2 orang PNS dan 8 orang statusnya masih
honorer,untuk itu, diperlukan pengajuan usulan tenaga
kependidikan yang berstatus PNS kepada pemerintah daerah untuk
mengisi kekosongan di SMK Negeri 1 Gegerbitung
Potensi berupa peluang dan kekuatan tenaga kependidikan
di SMKN 1 Gegerbitung adalah tersedianya tenaga pustakawan
yang memiliki kualifikasi pendidikan yang sesuai yaitu D3
Perpustakaan sehingga semua kompetensi pustakawan meliputi
manajerial, pengelolaan informasi, kependidikan, kepribadian,
sosial dan pengembangan profesi memiliki predikat baik.

112
6) Standar Sarana Prasarana
Standar sarana dan prasarana adalah standar nasional
pendidikan yang berkaitan dengan kriteria minimal tentang ruang
belajar, tempat berolahraga, tempat beribadah, perpustakaan,
laboratorium, bengkel kerja, tempat bermain, tempat berkreasi dan
berekreasi, serta sumber belajar lain yang diperlukan untuk
menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan.
Peraturan Menteri Pendidikan Kebudyaan Nomor 34 Tahun
2018 tentang Standar Sarana dan Prasarana untuk Sekolah
Menengah Kejuruan.
SMKN 1 Gegerbitung sebagai sekolah yang belum lama
berdiri untuk capaian standar sarana prasarana SMKN 1
Gegerbitung berdasarkan rapor mutu tahun 2019 yaitu 3,78. Capaian
ini berada pada predikat menuju SNP 2 (**). Capaian standar sarana
dan prasarana ini idealnya berada pada kategori predikat menuju
SNP5 (*****) yang artinya bahwa aspek kapasitas daya tampung
sekolah memadai, aspek sekolah memiliki sarana dan prasarana
pembelajaran yang lengkap dan layak, aspek sekolah memiliki
sarana dan prasarana pendukung yang lengkap dan layak idealnya
sudah berada pada nilai 7 (tujuh).
Hasil rapor mutu SMKN 1 Gegerbitunguntuk standar
sarana dan prasarana yang terdiri dari tiga aspek, yaitu aspek
kapasitas daya tampung sekolah memadai memperoleh nilai sebesar
6,22 dengan predikat menuju SNP 4 (****), aspek sekolah memiliki
sarana dan prasarana pembelajaran yang lengkap dan layak
memperoleh nilai sebesar 2,60 dengan predikat menuju SNP 2 (**),
serta aspek sekolah memiliki sarana dan prasarana pendukung yang
lengkap dan layak memperoleh nilai sebesar 3,09 dengan predikat
menuju SNP 2 (**).
Potensi berupa kekuatan atau peluang yang dimiliki SMK
Negeri 1 Gegerbitung terdapat pada aspek kapasitas daya tampung

113
sekolah yang sudah memadai. SMKN 1 Gegerbitung memiliki
rasio lahan dan bangunan sesuai jumlah siswa sehingga memiliki
kapasitas dan daya tamping yang memadai. Sekolah juga memiliki
ruang kelas dan perpustakaan yang layak . Ketersediaan ruang kelas
sudah sesuai persyaratan. Sekolah juga memiliki temapat bermain
dan lapangan yang lengkap dan layak pakai. Sedangkan, tantangan
yang dihadapi sekolah terdapat pada aspek ketersediaan sarana dan
prasarana pembelajaran yang belum lengkap, seperti belum adanya
laboratorium bahasa..
Selain itu, sekolah ruang sirkulasi yang sesuai standar.
Untuk mengatasi masalah yang ada, maka SMKN 1 Gegerbitung
mengajukan usulan berupa proposal pengadaan sarana prasarana
yang dibutuhkan kepada pemerintah provinsi. Selain itu sekolah
mengupayakan bantuan dari partisipasi masyakarat melalui orangtua
siswa yang difasiltasi komite sekolah.
SMKN 1 Gegerbitung berdiri di atas lahan seluas 5,4 Ha
terletak di wilayah yang cukup strategis. Luas lahan yang
memungkinkan dilaksanakan pembangunan sarana dan prasarana
yang dibutuhkan sekolah masih sangat terbuka. Perencanaan terkait
sarana dan prasarana sekolah dapat dimasukan dalam RKAS. Secara
umum sarana prasarana yang masih perlu peningkatan adalah yang
terkait langsung dengan pembelajaran dan kegiatan ekstrakurikuler.

7) Standar Pengelolaan
Standar pengelolaan sekolah diatur dalam Permendibud
Nomor 34 Tahun 2018. Sesuai dengan Permendiknas tersebut,
semua sekolah wajib memenuhi standar pengelolaan pendidikan
yang berlaku secara nasional. Standar pengelolaan meliputi tahap
perencanaan, pelaksanaan program dan tahap pengawasan, serta
evaluasi. Secara kuantitatif, standar pengelolaan SMKN 1
Gegerbitung menurut capaian rapor mutu 2019 adalah 6,73. Capaian

114
ini berada pada predikat menuju SNP 5 (*****). Capaian standar
pengelolaan ini berada pada kategori predikat memenuhi SNP
(*****) yang artinya bahwa aspek sekolah melakukan perencanaan
pengelolaan, aspek program pengelolaan dilaksanakan sesuai
ketentuan, aspek kepala sekolah berkinerja baik dalam melaksanakan
tugas kepemimpinan, aspek sekolah mengelola sistem informasi
manajemen idealnya sudah berada pada nilai 7 (tujuh).
Hasil rapor mutu SMKN 1 Gegerbitung untuk standar
pengelolaan yang terdiri dari empat aspek, yaitu aspek sekolah
melakukan perencanaan pengelolaan memperoleh nilai sebesar 6,9
dengan predikat menuju SNP 5 (*****), aspek program pengelolaan
dilaksanakan sesuai ketentuan memperoleh nilai sebesar 6,5 dengan
predikat menuju SNP 4 (****), aspek kepala sekolah berkinerja baik
dalam melaksanakan tugas kepemimpinan memperoleh nilai sebesar
6,91 dengan predikat menuju SNP 5 (*****), dan aspek sekolah
mengelola sistem informasi manajemen memperoleh nilai sebesar
6,57 dengan predikat menuju SNP 4 (****).
Potensi berupa kekuatan atau peluang yang dimiliki
SMKN 1 Gegerbitungter dapat pada aspek sekolah melakukan
perencanaan pengelolaan ,aspek kepala sekolah berkinerja baik
dalam melaksanakan tugas kepemimpinan. Kepala sekolah sudah
berkepribadian dan bersosialisasi dengan baik. Selain berjiwa
kepemimpinan, kepala sekolah juga mampu mengembangkan
sekolah, mengelola sumber daya dengan baik dan berjiwa
kewirausahaan.
Sedangkan, tantangan yang dihadapi sekolah terdapat pada
aspek perencanaan pengelolaan. Sekolah sudah memiliki visi, misi,
dan tujuan sekolah. Namun, pemahaman warga sekolah terhadap
visi, misi, dan tujuan sekolah belum dirasakan maksimal. Untuk
memaksimalkan pemahaman warga sekolah diperlukan sosialisasi
visi, misi, dan tujuan sekolah, seperti terpampangnya visi, misi, dan

115
tujuan sekolah di area lingkungan sekolah atau penyampaian visi,
misi, dan tujuan sekolah dalam berbagai kegiatan, seperti upacara
dan rapat dinas.
Rencana kerja sekolah (RKS) yang meliputi rencana kerja
jangka menengah (RKJM), rencana kerja tahunan (RKT) dan RKAS
belum disosialisasikan kepada seluruh warga sekolah. Dalam tahap
perencanaan penyusunan RKS, belum semua warga sekolah
dilibatkan karena hanya melibatkan tim manajemen sekolah saja.
Namun RKAS yang dibuat sudah disahkan oleh pejabat yang
berwenang, sehingga sudah menjadi RKS yang sah digunakan di
sekolah. Tantangan bagi SMKN 1 Gegerbitung dalam standar
pengelolaan ini adalah belum adanya tim monev untuk mengevaluasi
setiap aspek kehidupan sekolah. Oleh karena itu sekolah harus
segera membentuk tim monev agar keterlaksanan program dan
tujuan ketercapaiannya bisa terukur.

8) Standar Pembiayaan
Standar pembiayaan sekolah diatur oleh Permendikbud
Nomor 32 Tahun 2018 tentang Standar Teknis Pelayamam Minimal
Pendidikan. SMKN 1 Gegerbitung memiliki RKAS yang disusun
oleh tim yang dibentuk sekolah dan komite sekolah. RKAS yang
dibuat sudah disahkan oleh pejabat yang berwenang, sehingga sudah
menjadi AKS yang sah digunakan di sekolah. Sumber keuangan
sekolah masih tergantung pada bantuan pemerintah berupa dana
BOS dan BOPD.
Sekolah berupaya untuk mencari sumber keuangan dari
pihak lain yaitu partisipasi masyarakat dalam hal ini orangtua siswa
yang difasilitasi komite sekolah. Penyusunan rencana keuangan
sekolah dilakukan sesuai aturan dan juknis yang berlaku secara
transparan, efisien dan akuntabel. Laporan keuangan sekolah hanya
ditujukan kepada pemerintah sebagai pemberi dana.

116
Secara kuantitatif, standar pembiayaan SMK Negeri 1
Gegerbitung menurut capaian rapor mutu 2019 adalah 6,99. Capaian
ini berada pada predikat menuju SNP 5 (*****). Capaian standar
pembiayaan ini berada pada kategori predikat memenuhi SNP 5
(*****) yang artinya bahwa aspek sekolah memberikan layanan
subsidi silang, aspek beban operasional sekolah sesuai ketentuan,
dan aspek sekolah melakukan pengelolaan dana dengan baik
idealnya sudah berada pada nilai 7 (tujuh).
Hasil rapor mutu SMKN 1 Gegerbitung untuk standar
pembiayaan yang terdiri dari tiga aspek, yaitu aspek sekolah
memberikan layanan subsidi silang memperoleh nilai sebesar 6,99
dengan predikat menuju SNP 5 (*****), aspek beban operasional
sekolah sesuai ketentuan memperoleh nilai sebesar 7,00 dengan
predikat memenuhi SNP (*****), aspek sekolah melakukan
pengelolaan dana dengan baik memperoleh nilai sebesar 7,00 dengan
predikat menuju SNP 5 (*****).
Rujukan dalam pengelolaan keuangan di SMK Negeri 1
Gegerbitung adalah RAKS yang sudah disahkan menjadi AKS tahun
ajaran 2020-2021. Sumber dana yang dikelola berasal dari APBN
yaitu Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dan BOPD. Sekolah
belum memiliki sumber dana mandiri. Pelaksanaan evaluasi dan
pelaporan dilakukan secara berkala dan insidental.
Potensi berupa kekuatan atau peluang yang dimiliki
SMKN 1 Gegerbitung terdapat pada aspek layanan subsidi silang
yang sudah dilaksanakan sekolah dengan baik. Sekolah dalam
memberikan pelayanan kepada masyarakat sudah membebaskan
biaya bagi peserta didik yang tidak mampu dan semua dibiayai oleh
BOS dan BOPD.
Peserta didik yang tidak mampu, selain dibebaskan dari
biaya pendidikan, juga diajukan untuk mendapatkan beasiswa oleh
sekolah, baik beasiswa dari pemerintah. Namun, untuk beberapa hal

117
sekolah belum maksimal dalam menangani kebutuhan anggaran
peserta didik ketika ikut serta dalam ajang perlombaan. Hal ini,
terjadi karena jenis cabang lomba yang diikuti sangat banyak dan
memerlukan anggaran yang tidak sedikit. Untuk mengatasi masalah
tersebut, maka sekolah melalui komite sekolah menggalang
dukungan dana pastisipasi masyarakat dari orangtua atau pihak yang
peduli pendidikan demi peningkatan prestasi peserta didik.

Tantangan lainya adalah berupa pengaturan alokasi dana


bos yang kurang seimbang antara anggaran untuk peningkatan mutu
pembelajaran dengan pengadaan sarana prasarana. Dengan demikian
sekolah sudah saatnya lebih memproritaskan pengaturan alokasi
dana untuk peningkatan proses pembelajaran baik kokurikuler, intra
kurikuler maupun ekstrakurikuler.

C. Pelaksanaan Peningkatan Kompetensi (PK)


1. Persiapan
Kegiatan persiapan peningkatan kompetensi diawali dengan
melakukan melakukan koordinasi dan konfirmasi jadwal PK dengan
managemen sekolah magang, menyusun panduan wawancara,
mempersiapkan daftar hadir serta lembar notulen, mempersiaplan lembar
instrument untuk mentor 2, serta mempersiapkan daftar dokumen di
sekolah magang yang akan didokumentasikan. Dokumen yang diperlukan
terkait dengan kompetensi yang akan ditingkatkan. yaitu berkaitan dengan
peningkatan kompetensi kewirausahaan kepala sekolah.

2. Pelaksanaan
Kegiatan Peningkatan Kompetensi di sekolah magang dilaksanakan
pada tanggal 27 September hingga 01 Oktober 2021 di SMKN 1
Gegerbitung Latar belakang pemilihan SMKN 1 Gegerbitung sebagai
sekolah magang adalah didasarkan pada banyaknya kegiatan-kegiatan

118
warga sekolah yang diselenggarakan dengan baik. Hal ini menjadi nilai
tambah selain pengembangan prestasi SMKN 1 Gegerbitung dibidang
akademik dan non akademik.
Kompetensi yang ingin ditingkatkan oleh Calon Kepala Sekolah
berdasarkan kepada hasil AKPK yang masih rendah adalah berkaitan
dengan kompetensi supervise kepala sekolah, khususnya terkait supervisi
akademik terhadap guru dengan teknik yang tepat.. Mentor 2 dalam hal
ini dipandang sebagai seorang kepala sekolah yang mampu dan
pelaksanaan supervise ..
Kegiatan peningkatan kompetensi diawali dengan melakukan
sosialisasi terkait maksud dan tujuan kegiatan serta menjelaskan
kompetensi yang ingin ditingkatkan oleh calon kepala sekolah.
Selanjutnya mentor 2 memberikan arahan serta menceritakan pengalaman-
pengalamannya terkait pelaksanaan supervise di sekolah . Mentor 2 juga
memberikan penjelasan serta pemahaman terkait pelaksanaan supervise
serta menguraikan pengalaman-pengalaman yang pernah dilaluinya terkait
tantangan, hambatan dan upaya-upaya alternatif dalam mengatasi
hambatan dalam pelaksanaan supervisi. Mentor 2 mengemukakan bahwa
keberhasilan supervise sekolah tidak terlepas dari Kerjasama seluruh
warga sekolah. Sehingga komunikasi dan koordinasi antar warga sekolah
perlu dijaga dan terus ditingkatkan.

119
Gambar 3.28 Kajian Peningkatan Kompetensi Bersama Kepala Sekolah
SMK Negeri 1 Gegerbitung

Dalam diskusi dan sharing pengalaman tersebut, calon kepala


sekolah mengembangkan pertanyaan-pertanyaan yang sudah tercantum
dalam pedoman wawancara. Selain mentor 2, uraian pelaksanaan
supervise sekolah di SMKN 1 Gegerbitung juga diuraikan oleh para
wakil kepala sekolah,setelah kegiatan diskusi bersama mentor 2 selesai
dilaksanakan, selanjutnya calon kepala sekolah mendokumentasikan foto
kegiatan, dokumen serta hal-hal lainnya yang dapat meningkatkan
kompetensi calon kepala sekolah khususnya dalam mengidentifikasi
pelksanaan supervise..

3. Hasil
Sebagaimana latar belakang pelaksanaan kegiatan Peningkatan
Kompetensi (PK) dalam kegiatan diklat calon kepala sekolah ini, bahwa
dalam kegiatan ini diharapkan calon kepala sekolah dapat meningkatkan
kompetensinya berdasarkan hasil AKPK yang masih rendah dengan
belajar langsung kepada mentor 2 di sekolah magang. Calon kepala
sekolah dalam hal ini memiliki keterbatasan dalam memahami supervisi.

120
Setelah melaksanakan kegiatan PK di sekolah magang, calon
kepala sekolah mendapatkan banyak tambahan ilmu dan pengetahuan serta
pengalaman dari mentor 2. Mengacu kepada panduan wawancara, mentor
2 menyatakan bahwa sangat penting bagi seorang kepala sekolah untuk
melaksanakan supervise agar dapat memetakan kemampuan guru pada
pembelajaran .
Menurut mentor 2, esensi supervisi akademik itu sama sekali
bukan menilai unjuk kerja guru dalam mengelola proses pembelajaran,
melainkan membantu guru mengembangkan kemampuan
profesionalismenya. Meskipun demikian, supervisi akademik tidak bisa
terlepas dari penilaian unjuk kerja guru dalam mengelola pembelajaran.
Apabila di atas dikatakan, bahwa supervisi akademik merupakan
serangkaian kegiatan membantu guru mengembangkan kemampuannya
mengelola proses pembelajaran, maka menilai unjuk kerja guru dalam
mengelola proses pembelajaran merupakan salah satu kegiatan yang tidak
bisa dihindarkan
Dalam menjawab pertanyaan terkait konsep supervise yang
dilaksanakan di Sekolah SMKN 1 Gegerbitung,Kepala sekolah
menjelaskan bahwa konsep supervisi adalah merupakan upaya membantu
guru-guru mengembangkan kemampuannya mencapai tujuan
pembelajaran .
Berdasarkan hasil diskusi terkait konsep,prosedur pelaksanaan
supervisi dan tindak lanjut supervise bersama mentor 2 dan seluruh
manajemen sekolah magang 2, calon kepala sekolah memiliki gambaran
yang lebih jelas Dalam hal ini kompetensi calon kepala sekolah terkait
supervise dirasakan meningkat, dengan harapan dapat menjadi bekal yang
bermanfaat untuk diimplementasikan nanti pada saat mengemban tugas
menjadi seorang kepala sekolah.

121

Anda mungkin juga menyukai