Disusun Oleh :
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan
rahmatnya sehingga makalah yang berjudul “Konflik Dan Perselisihan di Tempat Kerja “
dapat diselesaikan dengan baik. Selain itu makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata
kuliah Hubungan Industrial.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna dan tidak luput dari
segala kekurangan-kekurangan dalam penulisan makalah ini. Hal ini disebabkan oleh
keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang kami miliki. Oleh sebab itu, saran dan kritik
yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak terutama dosen
pengampu sumber daya manusia dan rekan-rekan yang telah berperan serta dalam
penyusunan makalah ini demi kelancaran dan kelengkapan makalah ini. Semoga makalah ini
jauh lebih sempurna dan dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................................ i
KATA PENGANTAR.................................................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................ 2
2.1 .Pengertianhubunganantarkaryawan........................................................................... 2
2.3 .Jenisdanpenyebabkonflik............................................................................................3
2.4 .Pendekatandalamkonflikorganisasi........................................................................... 3
3.1 Simpulan.................................................................................................................... 5
3.2 . Saran......................................................................................................................... 5
3.3 StudiKasus................................................................................................................. 5
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................... 6
BAB I
PENDAHULUAN
1.4 Manfaat
2. Dapatmengambilhikmahmengenaipendekatandalamkonflikorganisasiuntuk di
aplikasikankedalamkehidupanseharihari
BAB II
PEMBAHASAN
Sifat atau ciri merupakan bagian yang membentuk kepribadian, petunjuk jalan bagi
tindakan dan merupakan sumber keunikan individu. Sifat atau ciri cenderung
dapat diduga sebagai
pengarah perilaku individu berbuat dengan cara yang konsisten dan khas.
Salanjutnya ciri itu menghasilkan perilaku yang konsisten karena merupakan sifat
yang tetap dan jangkauanya umum serta luas.
Kelemahan teori sifat ini misalnya sifat pendiam, periang, menyendiri, dan ramah-
tamah belum pasti menunjukkan kepribadian individu yang sama pada setiap situasi,
karena perilaku individu masih dipengaruhi oleh lingkungan.
ii.Teori Psikodinamis (Psychodynamic Theories)
Perubahan yang dinamis dalam bisnis, berdampak pada kegiatan dalam suatu
perusahaan yang dituntut untuk mengikuti perubahan. Perubahan ini secara tidak
langsung mendorong sumber daya manusia yang ada dalam perusahaan untuk bekerja
lebih baik lagi dan mengakibatkan beban kerja yang ada pada karyawan tersebut akan
bertambah. Beban kerja yang tidak sesuai dengan kondisi karyawan dapat
menimbuhkan hal-hal negatif seperti stres kerja dan sebagainya. Secara garis besar
konflik dalam suatu perusahaan atau organisasi dapat terjadi, diantaranya:
yang sulit dimengerti, atau informasi yang menduadan tidak lengkap, serta
gaya individu manajer yang tidak konsisten.
1. Konflik hierarki (hierarchical conflict), yaitu konflik yang terjadi pada tingkatan
hierarki organisasi. Contohnya, konflik antara komisaris dengan direktur utama,
pemimpin dengan pegawai, pengurus dengan anggota koperasi, pengurus dengan
manager, dan pengurus dengan pegawai.
2. Konflik fungsional (functional conflict), yaitu konflik yang terjadi dari bermacam-
macam fungsi departemen dalam organisasi. Contohnya, konflik yang terjadi antara
bagian produksi dengan bagian pemasaran, bagian administrasi umum dengan bagian
personalia.
3. Konflik staf dengan kepala unit (line staff conflict), yaitu konflik yang terjadi
antara pemimpin unit dengan stafnya terutama staf yang berhubungan dengan
wewenang/otoritas kerja. Contoh: karyawan staf secara tidak formal mengambil
wewenang berlebihan.
4. Konflik formal-informal (formal-informal conflict), yaitu konflik yang terjadi yang
berhubungan dengan norma yang berlaku di organisasi informal dengan organisasi
formal. Contoh: pemimpin yang menempatkan norma yang salah pada organisasi.
Sedangkan menurut Nimran (1997), jenis-jenis konflik kerja antara lain adalah sebagai
berikut:
1. Konflik intra individu, yaitu konflik yang dihadapi atau dialami oleh individu
dengan dirinya sendiri karena adanya tekanan peran dan ekspektasi dari luar yang
berbeda dengan keinginan atau harapannya. Contoh: A sebagai seorang pejabat
perusahaan disuruh oleh atasannya menjamu tamu perusahaan ke diskotek untuk
minum-minum, padahal ia amat religius dan tak pernah mengunjungi tempat-tempat
hiburan seperti diskotek.
2. Konflik antar individu, yaitu konflik yang terjadi antara individu yang berada dalam
satu kelompok ataupun antara individu yang berada di kelompok yang berbeda.
Contoh: Konflik antara X dan Y yang kebetulan bekerja pada bagian yang sama di
sebuah perusahaan.
3. Konflik antar kelompok, yaitu konflik yang bersifat kolektif antara satu kelompok
dengan kelompok yang lain. Contoh: Konflik antar kelompok kerja A dan kelompok
kerja B di dalam bagian yang sama, atau antara kelompok yang berbeda pada bagian
yang berbeda.
4. Konflik organisasi, yaitu konflik yang terjadi antara unit-unit organisasi yang dapat
bersifat struktural dan fungsional. Contoh yang klasik adalah konflik antara fungsi
staf dan fungsi lini, konflik antara bagian produksi dan bagian pemasaran, atau
konflik antara atasan dengan bawahan.
.
1.2. PenyebabKonflik
Menurut Wexley dan Yuki (2005), terdapat beberapa faktor yang menyebabkan
terjadinya konflik kerja yaitu :
a. Ketergantungan tugas
Jika dua individu atau kelompok tergantung satu sama lain dengan cara sedemikian
rupa untuk keberhasilan pelaksanaan tugasnya, maka konflik kerja mungkin terjadi
jika keduanya mempunyai tujuan-tujuan atau prioritas-prioritas yang berbeda.
d. Masalah status
Konflik status disebabkan oleh persepsi atas ketidakadilan dalam hal penugasan
kerja, kondisi-kondisi kerja. Jika seorang individu atau perusahaan percaya bahwa
mereka menerima keuntungan-keuntungan atau kesempatan-kesempatan yang lebih
sedikit daripada yang sepatutnya ia dapat, maka frustasi dan kebencian dapat
berkembang menjadi konflik kerja.
e. Rintangan-rintangan komunikasi
Tidak memadainya komunikasi dapat mendukung berkembangnya konflik semua (psudo-
conflict) bayang merintangi persetujuan antara dua kelompok yang posisinya saling
melengkapi. Tidak adanya sarana-sarana komunikasi yang memadai dapat menghambat
usaha-usaha untuk mencapai koordinasi dua kelompok yang tugas pekerjaannya
bergantungan. Kesulitan-kesulitan bahasa serta selektivitas dalam menginterpretasikan
informasi dapat terjadi kesalahan konsepsi dan mendorong timbulnya saling tidak percaya.
f. Sifat-sifat individu
Kemungkinan terjadi konflik kerja sebagian ditentukan oleh sifat kepribadian masing-
masing pihak. Dalam suatu tinjauan riset tawar-menawar (bargaining), menyimpulkan
bahwa perilaku konflik mudah terjadi bila satu pihak sangat dogmatis dan otoriter serta
rendah harga dirinya.
Manajemen konflik adalah cara yang dilakukan oleh pimpinan pada saat
menanggapi konflik (Hardjaka, 1994), tujuan manajemen konflik untuk mencapai
kinerja yang optimal dengan cara memelihara konflik tetap fungsional dan
meminimalkan akibat konflik yang merugikan. Menurut Handoko (1992) terdapat 3
cara dalam menghadapi konflik:
1) Stimulasi konflik
2) Pengurangan/penekanan konflik
3) Penyelesaian konflik
1) Menstiulasi konflik
2) Mengurangi/menekankan konflik
3) Menyelesaikan konflik
1) Menetapkan peraturan-peraturan
2) Mengubah peraturan arus kerja
PENUTUP
A.Kesimpulan
Organisasi adalah suatu tempat di mana banyak orang berkumpul dan saling berinteraksi
satu sama lain. Tetapi seiring berjalannya waktu, di dalam organisasi pasti pernah mengalami
konflik.Konflik tidak muncul seketika dan langsung menjadi besar.Konflik itu berkembang
secara bertahap. Yang dibutuhkan bukan meredam konflik, tapi bagaimana menanganinya
sehingga bisa membawa dampak yang tidak negatif bagi organisasi.Dan semua anggota bisa
menjadikan konflik dalam organisasi sebagai sebuah pembelajaran dan bagian pertimbangan
atas banyaknya pemikiran-pemikiran yang berbeda pada setiap anggota organisasi.Konflik
dilatarbelakangi oleh perbedaan ciri-ciri yang dibawa individu.Hal itu lalu menimbulkan
perbedaan yang menyangkut ciri fisik, kepandaian, pengetahuan, adat istiadat, keyakinan, dan
lain sebagainya.
Dari pembahasan yang telah disampaikan, maka dapat disimpulkan bahwa kehadiran
konflik dalam suatu organisasi tidak dapat dihindarkan tetapi hanya dapat diminimalisir.
Konflik dalam organisasi dapat terjadi antara individu dengan individu, baik individu
pimpinan maupun individu karyawan, konflik individu dengan kelompok maupun konflik
antara kelompok tertentu dengan kelompok yang lain. Tidak semua konflik merugikan
organisasi.Konflik yang ditata dan dikendalikan dengan baik dapat berujung pada keuntungan
organisasi sebagai suatu kesatuan, sebaliknya apabila konflik tidak ditangani dapat
merugikan kepentingan organisasi.Yang terpenting adalah mengembangkan pengetahuan
yang cukup dan sikap yang positif terhadap konflik, karena peran konflik yang tidak selalu
negatif terhadap organisasi. Dengan pengembalian yang cukup senang, pimpinan dapat cepat
mengenal, mengidentifikasi dan mengukur besarnya konflik serta akibatnya dengan sikap
positif dan kemampuan kepemimpinannya, seorang pimpinan akan dapat mengendalikan
konflik yang akan selalu ada, dan bila mungkin menggunakannya untuk keterbukaan
organisasi dan anggota organisasi yang dipimpinnya. Tentu manfaatnya pun dapat dirasakan
oleh dirinya sendiri. Penyeselaian dari konflik adalah dengan cara menimbulkan sikap dalam
diri masing-masing, yaitu rasa saling menghormati, menghargai dan rasa toleransi yang
bisa menghindarkan kita dari permasalahan yang menyebabkan terjadinya suatu konflik.
3.2 Saran
1. Menanggapi konflik dengan kepala dingin, jangan emosi agar konflik dapat di
selesaikan dengan baik.
2. Meminimalisir ego pada sifat alami diri sendiri saat sedang ada dalam kelompok.
3. Mengutamakan kepentingan bersama, jika mempunyai pendapat sosialisasikan
bersama anggota kelompok yang lain.
4. Motivasi rekan atau bawahan dengan apresiasi secara benar karena dukungan
sangat penting dalam menyelesaikan masalah.
5. Menghargai setiap pendapat yang disampaikan atau yang diutarakan.
6. Selalu berfikir positif setiap ada masukan pendapat.
7. Menyelesaikan setiap masalah yang timbul sampai tuntas.
8. Menghindari konflik dengan berkomunikasi baik sesama anggota.
9. Memanfaatkan setiap ide atau pendapat yang masuk.
10. Keterbukaan pada setiap anggota kelompok harus ada agar dapat menyelesaikan
konflik dengan baik dan tidak berlarut-larut.
Studi Kasus Perselisihan di Tempat Kerja CEO sebuah perusahaan kecil menyadari
bahwa ada kesulitan antara dua karyawan yang telah bekerja bersama selama beberapa waktu
tetapi baru-baru init ampaknya memiliki perbedaan besar yang mempengaruhi seluruh
departemen mereka. CEO didekati oleh kedua karyawan pada waktu yang berbeda dan juga
oleh karyawan mereka manajer lini dan menghabiskan lebih banyak waktu untuk berbicara
dengan mereka, mengambilmencatat komentar mereka, bertemu dengan manajer lini mereka
dan secara umum merasa kesulitan untuk melanjutkan pekerjaannya sendiri, jadi
percakapannya memakan waktu.
Kurniawati, Kusdarianto, I., & Mustafa Muhani, P. (2020). PENGARUH KONFLIK KERJA
TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA KANTOR PT PLN (Persero) RAYON
MASAMBA KABUPATEN LUWU UTARA. E-Jurnal Manajemen Sumber Daya
Manusia UMP, X, ISSN : 1-11.
Studi Kasus Perselisihan di Tempat Kerja (docx) - Sahabat Kursus. (n.d.).
Sutikno, T. A. (2008). Pendekatan Manajemen Konflik Pada Pendidikan. In Tekno : Jurnal
Teknologi Elektro dan Kejujuran (Vol. 10, Issue 2, pp. 71–72).
Theodoridis, T., & Kraemer, J. (n.d.). NoPENGARUH HUBUNGAN KERJA DAN
LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI DENGAN MOTIVASI
KERJA SEBAGAI VARIBEL MODERATING Ernawati Fakultas Ekonomi Universitas
Slamet Riyadi Surakarta Ambarini. 109–118.
Wijayanti, A., Ketenagakerjaan, H., Reformasi, P., & Grafika, S. (1945). Asri Wijayanti,
Hukum Ketenagakerjaan Pasca Reformasi , Sinar Grafika, Jakarta, 2009, hlm 76. 1 1.
1–16.
(Studi Kasus Perselisihan Di Tempat Kerja (Docx) - Sahabat Kursus, n.d.)