Kelompok 5 - Makalah PSAK 16
Kelompok 5 - Makalah PSAK 16
Kelompok 5
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat serta karunia-Nya sehingga
makalah yang berjudul “PSAK 16 : ASET TETAP” ini dapat tersusun hingga selesai.
Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih terhadap bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.
Kami berharap semoga makalah yang sederhana ini dapat bermanfaat dengan
menambah pengetahuan dan pengalaman untuk para pembaca. Tujuan penulisan ini adalah
untuk melengkapi tugas mata kuliah Seminar Akuntansi Keuangan.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini
karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah
ini kedepannya.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................................2
BAB IV Kesimpulan............................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................................17
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Aset tetap merupakan komponen vital dalam struktur keuangan suatu entitas, dan
pengelolaannya memiliki dampak signifikan terhadap pelaporan keuangan. Untuk
memastikan konsistensi, transparansi, dan relevansi informasi keuangan, Dewan Standar
Akuntansi Keuangan (DSAK) Indonesia mengeluarkan PSAK 16 yang terakhir direvisi pada
tahun 2019. PSAK 16 memberikan panduan yang terinci tentang pengakuan, pengukuran, dan
penyajian aset tetap dalam laporan keuangan entitas.
Lingkungan bisnis yang dinamis dan perkembangan teknologi yang pesat telah
mendorong perusahaan untuk menjaga ketahanan dan adaptabilitas operasional mereka. Aset
tetap tidak hanya mencakup properti fisik, tetapi juga teknologi, hak paten, dan aset tak
berwujud lainnya. Oleh karena itu, pemahaman yang mendalam tentang PSAK 16 menjadi
krusial bagi para akuntan, manajemen, analis keuangan, dan pemangku kepentingan lainnya
dalam menginterpretasikan dan menggunakan informasi keuangan yang berkaitan dengan
aset tetap.
Selain itu, revisi PSAK 16 pada tahun 2019 menanggapi perubahan-perubahan dalam
praktik bisnis dan kebutuhan informasi pelaporan. Standar tersebut memberikan arahan lebih
lanjut terkait pengukuran, depresiasi, dan nilai residual aset tetap, menciptakan tantangan dan
peluang baru dalam konteks akuntansi aset tetap. Oleh karena itu, penelitian yang mendalam
dan pemahaman yang baik terhadap PSAK 16 sangat diperlukan untuk memastikan bahwa
aset tetap direkam, diukur, dan dilaporkan dengan benar sesuai dengan standar akuntansi
yang berlaku.
Dalam makalah ini, akan dijelaskan secara rinci prinsip-prinsip utama yang
terkandung dalam PSAK 16, implikasinya terhadap entitas bisnis, dan dampaknya terhadap
pelaporan keuangan. Pemahaman mendalam terhadap PSAK 16 akan memberikan wawasan
tentang bagaimana perusahaan dapat mengelola aset tetap mereka dengan efisien,
mengoptimalkan nilai aset, dan menyajikan informasi keuangan yang akurat dan dapat
diandalkan bagi para pemangku kepentingan.
1
1.2 Tujuan Penulisan
a. Mengkaji Landasan Konseptual
Menjelaskan dan menganalisis landasan konseptual yang menjadi dasar dari PSAK 16.
Menyelidiki konsep-konsep seperti pengukuran, pengakuan, dan penyajian aset tetap
untuk memahami prinsip-prinsip yang mendasari standar tersebut.
b. Memahami Implikasi Revisi Terakhir
Mengeksplorasi perubahan utama dalam PSAK 16 yang diperkenalkan oleh revisi
terakhir pada tahun 2019. Menyelidiki implikasi praktis dari perubahan tersebut dalam
pengakuan, pengukuran, dan penyajian aset tetap dalam laporan keuangan.
c. Menganalisis Pengukuran Aset Tetap:
Menyelidiki metode pengukuran yang diperbolehkan oleh PSAK 16, termasuk biaya
perolehan, nilai wajar, dan nilai residual. Menganalisis bagaimana pemilihan metode
pengukuran tersebut dapat memengaruhi nilai tercatat dan penyajian aset tetap dalam
laporan keuangan.
d. Evaluasi Kriteria Penurunan Nilai:
Menjelaskan kriteria dan prosedur yang diatur oleh PSAK 16 terkait dengan penurunan
nilai aset tetap. Mengevaluasi bagaimana entitas dapat mengidentifikasi indikator
penurunan nilai dan mengukur nilai yang dapat dipulihkan.
e. Pemahaman Tentang Depresiasi Aset Tetap:
Menganalisis konsep depresiasi dan metode yang diperbolehkan oleh PSAK 16 untuk
menghitung depresiasi aset tetap. Menyajikan cara efektif untuk mengelola depresiasi
dan dampaknya terhadap nilai tercatat aset tetap.
f. Menilai Dampak Terhadap Pelaporan Keuangan:
Mengevaluasi dampak penerapan PSAK 16 terhadap penyajian laporan keuangan.
Menyelidiki bagaimana entitas dapat menyajikan informasi yang lebih informatif,
transparan, dan sesuai dengan kebijakan akuntansi yang berlaku.
g. Memberikan Panduan Praktis:
Memberikan panduan praktis kepada para praktisi akuntansi dan manajemen bisnis
tentang implementasi PSAK 16. Menyajikan strategi terbaik untuk pengelolaan aset
tetap guna memastikan kepatuhan dan konsistensi dalam pelaporan keuangan.
h. Menyoroti Tantangan dan Peluang:
Membahas tantangan yang mungkin dihadapi oleh entitas dalam menerapkan PSAK 16
dan sekaligus mengidentifikasi peluang untuk meningkatkan manajemen aset tetap dan
menyajikan informasi yang lebih berkualitas.
2
i. Mendorong Diskusi dan Kesadaran:
Mendorong diskusi di kalangan akademisi, praktisi, dan pemangku kepentingan terkait
pentingnya pemahaman yang mendalam terhadap PSAK 16. Menyebarkan kesadaran
tentang peran aset tetap dalam laporan keuangan dan dampak implementasi standar
akuntansi terkini.
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
Yang tergolongan dalam aset tetap ini biasanya digunakan sebagai inventaris
kantor seperti kursi, meja, printer, faxmile, dan sebagainya. Asetaset tersebut
termasuk kedalam alat-alat yang terdaftar sebagai inventaris kantor.
5. Kendaraan
Alat yang digunakan untuk mobilitas dan dikuasai oleh perusahaan, memiliki
mesin dan beroda dua atau lebih dari dua serta sebagai sarana penyedia jasa dan
sebagainya, seperti: truk, mobil, dan motorPengakuan, Perolehan dan
Pengukuran Aset Tetap
B. Intangible assets atau aset tidak berwujud, merupakan aset tanpa substansi fisik.
Aset tetap tak berwujud merupakan aset tidak mudah dicairkan atau dijual
(noncurrent assets), tidak memiliki bentuk fisik yang memberi hak keekonomian,
hukum untuk pemiliknya serta pada laporan keuangan bukan dicakup dengan
keadaan terpisah dengan kelompok aset yang lain.
1. Paten
merupakan hak khusus yang dipergunakan oleh seorang penemu yang
memungkinkan dalam kegiatan pengontrolan arus, penjualan atau pemakaian
dari suatu temuan/ciptaannya.
2. Hak cipta dan Merk dagang
hak cipta ialah hak khusus bagi penemu atau pencipta yang memperbolehkan
perusahaan lain menjual, memberi persetujuan tapi masih dapat menontrol
penjualannya. Sedangkan Merek dagang merupakan lambang yang menjelaskan
tentang nama barang atau pemilik barang.
3. Goodwill
Sebagai bagian dari aset didalam neraca yang menggambarkan kelebihan
pembayaran atas aset yang diperlukan entitas untuk mengetahui selisih yang
terjadi dengan nilai pasar. Goodwill memberi kesempatan pada entitas dalam
memperoleh keuntungan diatas laba umumnya.
7
Nilai sisa pehitungan aset tetap hanya akan diperhitungkan sebagai batas
nilai depresiasi yang akan diperhitungkan. Penyusutan berhenti ketika nilai
buku telah sampai pada perkiraan nilai residu.
3. Metode unit produksi
perhitungan yang dilakukan di metode ini ialah nilai penyusutan dihitung
berdasarkan jumlah produk yang dihasilkan oleh aset tersebut (umumnya
dalam bentuk mesin produksi). Semakin banyak mesin menghasilkan suatu
produk maka depresiasi yang terhitung juga akan semakin besar
2.8 Penghentian dan Pelepasan Aset Tetap
Seluruh aset tetap yang tercatat pasti mempunyai batas periode penggunaan. Manfaat
yang dihasilkan setiap aset tetap akan mengalami penurunan pada setiap priode
penggunaannya tidak akan selamanya seperti saat awal aset diperoleh. Pada saat aset
sudah tidak menghasilkan manfaat atau bahkan mengakibatkan kerugian,
penggunaannya akan dihentikan serta akan dihapus dari daftar aset perusahaan. Aset
yang diberhentikan pemakaiannya dapat disebabkan oleh kerusakan parah yang
dialami aset sebelum habis periode pemakaian dan pada saat perbaikan dilakukan
biaya yang dikeluarkan lebih besar dibandingkan perkiraan keuntungan 26 yang
dihasilkan setelah aset tersebut. Alasan lain yeng mengakibatkan sebuah aset
diberhentikan penggunannya adalah kemajuan teknologi yang memaksa perusahaan
agar menggunakan aset baru yang lebih maju untuk dapat mengurangi pengeluaran
perusahaan dan menghasilkan mutu lebih baik.
9
2.9 Perspektif Teori Akuntansi Mengenai Terbitnya PSAK 16
Selain itu, teori akuntansi umumnya menyatakan bahwa para profesional di industri
akuntansi beroperasi atas dasar asumsi berikut; Perbedaan antara perusahaan dan pemiliknya,
kelangsungan usaha, penyusunan laporan keuangan menggunakan representasi dolar dan
kompilasi laporan bulanan, triwulanan atau tahunan. Adapun tiga elemen teori akuntansi yang
ada, yaitu (Mujiharto, 2013):
1. Postulat Akuntansi;
2. Konsep teoritis akuntansi;
10
3. Prinsip Akuntansi
Teori akuntansi dapat bekerja dengan baik dengan empat konsep dasar yang dapat
mendefinisikan dan menjelaskan pedoman penting dalam manajemen bisnis, seperti konsep-
konsep berikut (Nilawanti, 2021):
1. Konsep dasar akrual adalah konsep yang menjelaskan kebutuhan untuk memiliki
pendapatan dan kewajiban bisnis ketika seluruh bisnis dilakukan. Misalnya, jika seorang
pedagang grosir atau eceran memesan barang dengan persediaan Rp 1 juta, tetapi tidak
membayar pada saat itu, pedagang harus mencatat liabilitas atau kewajibannya. Bahkan
sama halnya dengan pengiklan atau pemasok yang menghitung penjualan barang tersebut.
2. Konsep konsistensi menekankan pada metode akuntansi yang digunakan dalam
perusahaan, yaitu metode tersebut harus selalu digunakan secara konsisten. Misalnya,
akuntan telah memutuskan untuk menggunakan metode pembukuan double- 44 entry
untuk catatan bulanan untuk periode tersebut, jadi dia harus menerapkan catatan secara
konsisten sampai selesai.
3. Konsep kelangsungan usaha adalah akuntan harus menyadari bahwa bisnis itu layak dan
akan segera beroperasi. Jika akuntan menemukan bahwa bisnis tidak akan berhasil di masa
depan, perlu untuk memberikan alasan yang tepat ketika menerima bentuk laporan
keuangan yang digunakan. Jika akuntan yakin bahwa bisnisnya tidak akan berlanjut di
masa depan dan tidak memiliki cukup bukti untuk mendukung asumsinya, ia harus
menyertakan "disclaimer" dalam laporannya.
4. Konsep kehati-hatian adalah konsep yang menunjukkan bahwa kewajiban (liabilitas) harus
diperhitungkan dalam neraca, meskipun kemungkinan terjadinya masih kecil. Sama halnya
ketika dilakukan perhitungan atas laporan laba rugi dalam laporan keuangan, sehingga
membantu perusahaan memprediksi kerugian yang mungkin terjadi di masa yang akan
datang. (Hery, 2015)
Teori akuntansi mencakup sejumlah konsep dan prinsip dasar yang membentuk dasar-
dasar pemahaman tentang praktik akuntansi. PSAK 16 memberikan panduan mengenai
pengakuan, pengukuran, dan penyajian aset tetap dalam laporan keuangan entitas. Berikut
adalah beberapa perspektif teori akuntansi yang dapat diterapkan pada PSAK 16:
1. Teori Biaya Historis:
Teori biaya historis menekankan pada pengukuran aset tetap berdasarkan biaya historis,
yaitu biaya perolehan dan biaya yang diperlukan untuk mempersiapkan aset tersebut untuk
11
penggunaan yang dimaksudkan. PSAK 16 mencerminkan konsep ini dengan mendorong
pengakuan aset tetap pada biaya perolehan yang relevan.
2. Teori Konservatisme:
Perspektif konservatisme dalam teori akuntansi menekankan pada prinsip penghindaran
overstatement atas kekayaan dan pendapatan. Dalam konteks PSAK 16, aset tetap
mungkin diukur dengan hati-hati untuk menghindari penilaian yang berlebihan atas nilai
ekonomisnya.
3. Teori Pengukuran dan Pengungkapan:
Teori ini mencakup konsep pengukuran dan pengungkapan yang relevan. PSAK 16
memberikan pedoman tentang bagaimana mengukur nilai aset tetap, seperti biaya
perolehan dan nilai residual, serta persyaratan pengungkapan yang harus dipenuhi dalam
laporan keuangan.
4. Teori Pemulihan Nilai:
Teori pemulihan nilai menekankan pentingnya memeriksa apakah nilai buku aset tetap
masih sebanding dengan nilai manfaat ekonomis yang diharapkan. PSAK 16 mungkin
memasukkan prinsip-prinsip ini melalui persyaratan pengujian penyusutan dan penurunan
nilai aset tetap.
5. Teori Kepatuhan:
PSAK 16 dirancang untuk memastikan kepatuhan terhadap standar akuntansi yang
berlaku. Perspektif kepatuhan menjadi penting untuk menjaga konsistensi dan integritas
dalam pelaporan keuangan entitas yang mengadopsi PSAK 16.
6. Teori Akuntansi Keuangan:
Perspektif ini menekankan bahwa tujuan utama akuntansi adalah menyediakan informasi
keuangan yang relevan, dapat diandalkan, dan bermanfaat bagi pengguna laporan
keuangan. PSAK 16, dengan mengatur pengakuan dan pengukuran aset tetap,
berkontribusi untuk mencapai tujuan tersebut.
7. Teori Pemilihan Akuntansi:
PSAK 16 mungkin memberikan opsi pemilihan terkait metode penyusutan dan nilai
residual aset tetap. Teori pemilihan akuntansi memandang bahwa entitas memiliki
kebebasan untuk memilih metode yang paling sesuai dengan keadaan dan kebijakan
perusahaan.
Memahami PSAK 16 dari berbagai perspektif teori akuntansi membantu entitas untuk
mengimplementasikan standar tersebut dengan benar, menghasilkan informasi keuangan yang
sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku, dan menyediakan gambaran yang akurat
12
tentang posisi keuangan entitas. Berikut adalah beberapa alasan mengapa memahami teori
akuntansi sangat penting:
Pemahaman teori akuntansi, bukan hanya relevan bagi para akademisi, tetapi juga bagi
para praktisi dan pengguna laporan keuangan. Ini merupakan landasan yang penting untuk
memastikan integritas, kualitas, dan konsistensi dalam praktik akuntansi.
13
Penting untuk diingat bahwa perspektif teori ini saling terkait dan dapat memainkan
peran bersama dalam merinci prinsip-prinsip akuntansi untuk investasi pada entitas asosiasi
dan ventura bersama. Penggunaan perspektif teori dapat membantu entitas memahami dasar-
dasar konseptual di balik PSAK 16 dan menerapkannya secara konsisten. Selalu merujuk pada
teks lengkap PSAK 16 dan panduan DSAK adalah langkah yang tepat untuk memahami
secara menyeluruh persyaratan standar tersebut.
14
BAB III
*((12.000-8.000)/8.000) x 2.000
Surplus revaluasi yang disajikan di ekuitas dapat dipindahkan langsung ke sado laba pada
saat aset tersebut dihentikan penggunaannya. Namun, pemindahan ke saldo laba dapat dilakukan
seiring dengan penggunaan aset oleh entitas. Dipindahkan sebesar perbedaan penyusutan dengan
revaluasian dan penyusutan dengan biaya perolehan. (atau nilai surplus revaluasi dibagi sisa manfaat
ekonomis).
15
BAB IV
KESIMPULAN
4.1 Kesimpulan
Dalam mengakhiri makalah ini, dapat disimpulkan bahwa PSAK 16 merupakan
landasan utama bagi entitas dalam mengakui, mengukur, dan menyajikan aset tetap dalam
laporan keuangannya. Melalui analisis landasan konseptual, implikasi revisi terakhir pada
tahun 2019, dan pemahaman mendalam terkait metode pengukuran, depresiasi, dan
penurunan nilai aset tetap, kita dapat melihat betapa pentingnya standar ini dalam
memastikan laporan keuangan yang akurat, relevan, dan transparan.
Pengaruh PSAK 16 terhadap praktik akuntansi aset tetap tidak hanya bersifat teknis,
tetapi juga memperlihatkan hubungan erat antara kebijakan akuntansi dan keberlanjutan
bisnis. Aset tetap bukan sekadar entitas fisik atau teknologi, melainkan juga merupakan
investasi strategis yang memiliki dampak signifikan terhadap kesehatan keuangan dan
keberlanjutan jangka panjang suatu perusahaan.
Perubahan dalam praktik bisnis, teknologi, dan kebutuhan informasi telah mendorong
revisi terakhir PSAK 16 pada tahun 2019. Revisi ini memberikan panduan lebih lanjut dan
relevan, memungkinkan entitas untuk mengelola aset tetap mereka dengan lebih efisien dan
menghadapi tantangan bisnis dengan lebih siap.
Dalam mengimplementasikan PSAK 16, entitas perlu memahami bahwa pengelolaan
aset tetap bukan hanya sekadar kepatuhan terhadap standar akuntansi, tetapi juga merupakan
strategi untuk meningkatkan kinerja keuangan dan operasional. Pemilihan metode
pengukuran, manajemen depresiasi, dan penanganan penurunan nilai menjadi keputusan
strategis yang dapat memengaruhi nilai tercatat aset dan, akhirnya, kredibilitas laporan
keuangan.
Dengan demikian, pemahaman mendalam tentang PSAK 16 bukanlah sekadar
kewajiban akuntansi, tetapi juga merupakan langkah proaktif dalam meningkatkan
manajemen aset, mengoptimalkan nilai, dan menyajikan informasi keuangan yang dapat
diandalkan kepada pemangku kepentingan. Dalam dunia yang terus berubah, kepatuhan dan
pemahaman akan PSAK 16 memberikan dasar yang kokoh untuk mendukung keberlanjutan
dan pertumbuhan perusahaan.
16
DAFTAR PUSTAKA
Siswati¸Susi . 2015. Revaluasi Aset Tetap Berdasar Aspek Akuntansi Psak 16 (Revisi) Dan
Aspek Perpajakan. Universitas Kristen Immanuel Yogyakarta
Wicaksono, G., Veronica, A., Anita, L., Hm, I., Ibrahim, F. N., Husain, S., . . . Aristantia, S. E.
(2022). Teori Akuntansi. Padang: Pt Global Eksekutif Teknologi.
17