Anda di halaman 1dari 11

PENGENALAN LAPANGAN PERSEKOLAHAN II

DI MI NURUL ISLAM REMPOA


Oleh: Aan Subhan
11190120000015
Pendidikan Bahasa Arab
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Program Pengenalan Lapangan Persekolahan II (PLP II) adalah salah satu kegiatan
yang dilakukan oleh mahasiswa Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta. Kegiatan ini merupakan bagian dari mata kuliah dalam kurikulum yang
memungkinkan mahasiswa untuk terjun langsung ke lapangan sebagai asistensi guru di
sekolah mitra dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. PLP II diwajibkan bagi semua
mahasiswa FITK dan memiliki bobot 3 SKS. Kegiatan ini dilaksanakan di sekolah mitra atau
sekolah laboratorium dan berlangsung selama kurang lebih 2 bulan, dimulai dari tanggal 30
januari 2023 hingga 12 april 2023. Program ini dibimbing oleh Dosen Koordinator Lapangan
(DKL), Dosen Pembimbing Lapangan (DPL), dan Guru Pamong di sekolah mitra/sekolah
laboratorium yang telah memenuhi persyaratan yang ditentukan.
Sebagaimana yang ditulis dalam website UIN Jakarta, “UIN Jakarta menjadi PTKIN
(Perguruan Tinggi Keislaman Negeri) pertama yang menerapkan Program PLP (Pengenalan
Lapangan Persekolahan) pada 2018 ini. Demikian disampaikan Sekretaris Lab FITK UIN
Jakarta Dindin Ridwanudin MPd saat sosialisasi Program PLP pada acara Rapat Dosen PAI
di Ruang Sidang FITK lt 2, Senin (3/8/2018)”.
Dengan berbagai pertimbangan dan juga pendapat dari beberapa dosen FITK,
kegiatan Pengenalan Lapangan Persekolahan ini wajib diikuti oleh mahasiswa calon sarjana
Pendidikan terutama program studi yang bertujuan untuk mencetak generasi sebagai guru
profesional di masa yang akan datang.
Artikel ini merupakan rangkuman dari pengalaman PLP II yang saya jalani selama 2
bulan lebih di MI Nurul Islam Rempoa. Pengenalan lapangan persekolahan II adalah tahap
penting dalam proses pendidikan untuk calon guru, di mana mereka dapat mengaplikasikan
teori yang telah dipelajari ke dalam praktik nyata. Dalam artikel ini, saya akan menjelaskan
pengalaman praktek mengajar, tantangan yang dihadapi, serta pembelajaran yang saya
peroleh selama PLP II tersebut.
Selama keberlangsungan PLP II, banyak sekali informasi-informasi yang dapat kami
serap dan pengalaman yang tidak bisa kami dapatkan di tempat lain, dengan tujuan dan
ruang lingkup yang ditulis di buku panduan PLP, memudahkan kita untuk mendapatkan akses
dan kesempatan yang sama seperti halnya yang guru dapatkan disekolah tersebut, diantaranya
yaitu:

Ruang lingkupnya:
Ruang lingkup PLP II meliputi pengenalan tugas guru yang terdiri dari
membimbing, mengajar, mendidik, melatih, menilai dan mengevaluasi sistem
pembelajaran secara daring atau luring
Dengan demikian mahasiswa yang menjalani program PLP II ini dengan mudah
bisa mempelajari dan menggali sedalam-dalamnya informasi, ilmu dan pengalaman
yang ada di sekolahan tersebut, salah satunya adalah mencoba berbagai strategi
pembelajaran yang sesuai dengan peserta didik sehingga bisa menjadi bekal untuk
mahasiswa keguruan setelah lulus dari perkuliahannya, karena mahasiswa keguruan
memiliki tanggung jawab lebih terhadap kemajuan Pendidikan di masa yang akan
datang.

Disini penulis adalah sebagai peserta dari program PLP 2 di MI NURUL ISLAM
REMPOA yang sekarang menulis artikel ini sebagai laporan kegiatan pengenalan lapangan
persekolahan yang telah dilakukan.
Tujuan PLP II
1. Menganalisis kurikulum Pendidikan di sekolah yang sesuai dengan keilmuan prodi
(bidang studi atau guru kelas)
2. Menelaah dan mengembangkan strategi pembelajaran yang digunakan guru secara
daring atau luring.
3. Menelaah dan mengembangkan sistem evaluasi yang digunakan guru;
4. Menyusun dan mengembangkan RPP,
5. Mengembangkan media pembelajaran, bahan ajar, dan perangkat evaluasi dengan
memanfaatan teknologi informasi dan komunikasi yang digunakan dalam
pembelajaran secara daring atau luring;
6. Terlibat aktif dalam proses pembelajaran di kelas baik secara daring atau luring
didampingi guru pamong dan dosen pembimbing;
7. Pendampingan kegiatan kokurikuler dan ekstrakurikuler yang dilaksanakan secara
daring atau luring; dan
8. Membantu pengelolaan administrasi guru dalam pembelajaran di kelas baik secara
daring atau luring.

Deskripsi Sekolah

Sekolah tempat saya menjalani PLP II adalah sebuah sekolah dasar di daerah
perkotaan yang berbasis keagamaan.

Madrasah Ibtidaiyah Nurul Islam adalah sebuah lembaga pendidikan formal yang
mengikuti kurikulum dari Kementerian Pendidikan Nasional dan Kementerian Agama RI.
Selain itu, MI Nurul Islam juga memiliki kurikulum tersendiri yang dikenal sebagai hidden
kurikulum. Selain memberikan pendidikan akademik dan pengembangan diri kepada siswa,
MI Nurul Islam juga sangat memperhatikan pendidikan karakter yang harus ditanamkan dan
diajarkan sejak usia dini. Dengan memiliki karakter yang baik, diharapkan siswa dapat
mencapai prestasi yang baik dalam berbagai bidang. Aspek spiritual juga dijunjung tinggi di
MI Nurul Islam, dan ditekankan dalam kegiatan sehari-hari. Hal ini bertujuan agar para siswa
dapat tumbuh menjadi individu yang selalu memiliki hubungan yang erat dengan Allah SWT,
sang pencipta.

MI NURUL ISLAM ini berlokasi di Jalan Pahlawan No.9 1/7 Rempoa, Ciputat
Timur, Tangerang Selatan, Pada bulan Agustus 1965, MI NURUL ISLAM didirikan sebagai
sebuah Madrasah Diniyah yang berfungsi sebagai sarana pembelajaran agama. Awalnya,
sekolah ini hanya memiliki tiga ruang kelas sederhana yang dibangun dengan swadaya
masyarakat. Pada tahun 1975, sekolah ini mengalami perbaikan dengan dibangunnya enam
ruang kelas permanen yang juga dibangun secara swadaya masyarakat, masing-masing
dengan luas 8 x 7 meter.

Seiring dengan meningkatnya kepercayaan dan minat masyarakat terhadap Madrasah


Ibtidaiyah Nurul Islam, serta adanya bantuan stimulus dari pemerintah, dilakukanlah renovasi
dan penambahan ruang kelas baru guna mengakomodasi jumlah peserta didik yang terus
bertambah dari tahun ke tahun.

Pada tahun 2023, terdapat 13 ruangan kelas yang tersebar di 3 gedung di Madrasah
Ibtidaiyah Nurul Islam. Selain itu, juga terdapat fasilitas lab. Komputer, 1 ruangan kepala
sekolah, 1 ruangan guru, 1 ruangan tata usaha, toilet, 1 musala, dan kantin. Jumlah siswa saat
itu mencapai 402 (empat ratus dua).

Mata Pelajaran dan Kelas yang Diajar

Selama PLP II, saya mengajar mata pelajaran Bahasa Arab di kelas 5B. Mata pelajaran ini
termasuk dalam program akademik dan memiliki beberapa subyek, seperti qowaid, mufrodat,
qiro’ah, kitabah, dan kalam. Dan buku yang dipakai untuk pembelajaran bahasa arab disini
memakai buku dari guru besar PBA UIN Jakarta yaitu Buku Belajar Bahasa Arab Madrasah
Ibtidaiyah Karya Dr. D. Hidayat, MA & Dr. Zainal Muttaqin, MA. Selain itu juga saya
sesekali mengajar mata pelajaran yang lain apabila ada guru yang berhalangan hadir.

Kurikulum Yang Diterapkan


Kurikulum adalah seperangkat rencana dan program pembelajaran yang
dirancang untuk mencapai tujuan pendidikan. Secara umum, kurikulum
menggambarkan apa yang akan dipelajari oleh siswa, bagaimana itu akan diajarkan,
serta tujuan akhir yang ingin dicapai melalui proses pendidikan. Kurikulum mencakup
berbagai aspek, termasuk mata pelajaran, metode pengajaran, strategi evaluasi, dan
pengembangan keterampilan.

Selain itu, kurikulum juga dapat mengalami perkembangan dan perubahan


seiring waktu, mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan kebutuhan
masyarakat. Hal ini penting untuk menjaga relevansi dan kualitas pendidikan, serta
mempersiapkan siswa untuk menghadapi tantangan dan tuntutan dunia nyata.
Secara keseluruhan, kurikulum memiliki peran yang sangat penting dalam
membentuk pendidikan dan pengembangan siswa. Melalui kurikulum yang baik,
tujuan pendidikan dapat dicapai, siswa dapat memperoleh pengetahuan, keterampilan,
dan sikap yang diperlukan untuk menghadapi masa depan, dan proses pembelajaran
dapat berlangsung secara efektif dan efisien.
Dan di MI Nurul Islam Rempoa masih menerapkan KMA nomor 183 Tahun
2019 tentang kurikulum PAI dan B.Arab pada madrasah

Pengalaman PLP II

a. Persiapan Pengajaran

Sebelum memulai praktek mengajar, saya melakukan persiapan yang matang. Persiapan
ini meliputi menyusun rencana pembelajaran, menyusun materi pelajaran yang sesuai dengan
kurikulum, serta menyiapkan alat bantu pembelajaran, seperti presentasi slide dan materi
tambahan. Karena ini adalah pengalaman pertama saya mengajar di sekolah yang tentunya
banyak sekali hal yang berbeda dengan pengajaran private atau ditempat lainnya, oleh karena
itu saya perlu banyak belajar lagi dalam penguasan kelas untuk membawa suasana belajar
yang tidak membosankan dan mengefesiensikan waktu sebaik baiknya.

Dan yang saya temui dalam pembelajaran Bahasa arab di MI Nurul islam RPP yang
digunakan dalam pengajaran bahasa Arab tidak disusun oleh guru mata pelajaran sendiri
tetapi RPP yang digunakan adalah hasil rancangan dari sumber lain. Sedangkan RPP adalah
salah satu instrumen yang sangat penting. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah
pedoman bagi seorang guru saat mengajar di kelas, dan harus dibuat sesuai dengan situasi
dan kondisi dari peserta didik, karena RPP yang dibuat oleh guru sendidi ini bertujuan agar
bisa membantu mereka dalam mengajar agar sesuai dengan Standar Kompetensi dan
Kompetensi Dasar yang berlaku pada hari tersebut. RPP berisi tahapan proses pembelajaran
yang berkaitan dengan perkiraan kegiatan yang akan dilakukan selama proses belajar
mengajar berlangsung. Kemungkinan pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan RPP yang
telah direncanakan atau tidak, tergantung pada situasi yang terjadi selama proses
pembelajaran. Jika perencanaan dilakukan dengan matang, maka proses dan hasil
pembelajaran tidak akan jauh dari yang diperkirakan.

b. Observasi dan Pembelajaran

Sebelum saya melakukan pengajaran di kelas, saya mengamati pengajaran guru Bahasa
Arab sekolah tersebut yang tentunya sudah berpengalaman. Observasi dan pembelajaran di
sekolah memiliki peranan penting dalam proses pendidikan. Observasi melibatkan
pengamatan sistematis terhadap siswa, lingkungan belajar, dan proses pembelajaran di kelas.
Sementara itu, pembelajaran sekolah melibatkan penyampaian pengetahuan, keterampilan,
dan nilai-nilai kepada siswa melalui berbagai metode dan strategi.

Tujuan dari observasi di sekolah meliputi penilaian kemajuan siswa, evaluasi pengajaran,
dan identifikasi kebutuhan individu. Melalui observasi, guru dapat memahami sejauh mana
siswa telah mencapai tujuan pembelajaran, mengidentifikasi area di mana mereka
membutuhkan bantuan atau penyesuaian, dan mengevaluasi efektivitas pengajaran. Observasi
juga membantu dalam penilaian kinerja guru dan pengembangan profesional. Selain itu,
observasi memungkinkan guru untuk mengidentifikasi kebutuhan individu siswa, seperti gaya
belajar, minat, atau tantangan khusus, sehingga program pembelajaran dapat disusun secara
lebih terpersonalisasi dan efektif.

Di sisi lain, pembelajaran sekolah melibatkan penyampaian materi pelajaran dan


pengembangan keterampilan serta pemahaman siswa. Beberapa metode dan strategi
pembelajaran yang umum digunakan meliputi pembelajaran langsung di mana guru
memberikan penjelasan langsung kepada siswa dan dilanjutkan dengan tanya jawab dan
diskusi, pembelajaran kooperatif di mana siswa bekerja secara kelompok untuk mencapai
tujuan pembelajaran dengan saling berinteraksi dan berbagi ide, atau tugas yang relevan
dengan dunia nyata untuk belajar melalui eksplorasi, penelitian, dan penerapan konsep dalam
konteks praktis, serta pembelajaran online di mana penggunaan platform digital dan sumber
daya online digunakan untuk menyampaikan materi pelajaran, tugas, dan interaksi antara
siswa dan guru.

Penting bagi sekolah dan guru untuk menggunakan observasi sebagai alat untuk
memahami kebutuhan siswa dan mengadaptasi metode pembelajaran yang efektif. Dengan
menggabungkan observasi yang baik dengan strategi pembelajaran yang sesuai, sekolah
dapat menciptakan lingkungan belajar yang optimal untuk perkembangan siswa.

c. Pelaksanaan Pengajaran

Setelah saya melakukan observasi, saya diberikan kesempatan untuk mengajar secara
mandiri. Saya merancang dan melaksanakan beberapa sesi pembelajaran, termasuk
penyampaian materi, kegiatan interaktif, dan evaluasi. Saya berusaha menciptakan
lingkungan pembelajaran yang inklusif, mendukung, dan mendorong partisipasi aktif siswa.
Akan tetapi ada beberapa kegiatan yang membuat siswa merasakan kejenuhan dalam proses
belajar, seperti:

Kurikulum yang monoton: Kurikulum yang terlalu kaku dan monoton bisa membuat siswa
bosan dan kehilangan minat dalam belajar. Jika materi pembelajaran tidak menarik atau tidak
relevan dengan kehidupan sehari-hari, siswa cenderung merasa jenuh.

Metode pengajaran yang kurang bervariasi: Penggunaan metode pengajaran yang monoton
dan kurang bervariasi juga dapat menyebabkan kejenuhan. Jika siswa selalu mendapatkan
metode yang sama dalam waktu yang lama, mereka mungkin kehilangan minat dan semangat
dalam belajar.

Beban belajar yang berlebihan: Jika siswa diberi terlalu banyak tugas dan pekerjaan rumah
yang harus diselesaikan dalam waktu singkat, mereka mungkin merasa terbebani dan
kehilangan motivasi. Rasa lelah dan stres yang berkelanjutan dapat menyebabkan kejenuhan
dan penurunan minat dalam belajar.

Kurangnya keterlibatan dan partisipasi siswa: Ketika siswa hanya menjadi pendengar pasif
dalam proses pembelajaran, tanpa diberi kesempatan untuk berinteraksi, berdiskusi, atau
berpartisipasi aktif, mereka mungkin merasa bosan dan jenuh.

Materi yang terus diulang-ulang: Ketika siswa merasa bahwa materi pembelajaran tidak
menantang atau tidak memberikan kebaruan, mereka mungkin merasa bosan dan jenuh.
Siswa perlu diberikan kesempatan untuk mengembangkan kemampuan mereka melalui tugas
yang menantang dan menarik.

Sangat penting bagi pendidik dan pengajar untuk mengidentifikasi faktor-faktor di atas dan
berusaha menciptakan suasana pembelajaran yang menarik, bervariasi, dan mendukung agar
siswa tetap termotivasi dan tidak merasa jenuh dalam proses belajar.
d. Pengelolaan Kelas

Tantangan utama yang saya hadapi selama praktek mengajar adalah pengelolaan kelas.
Dalam mengelola kelas siswa kelas 5 SD, diperlukan berbagai strategi dan praktik untuk
menciptakan lingkungan pembelajaran yang kondusif, mendorong partisipasi siswa, dan
mendukung pencapaian tujuan pembelajaran. Beberapa aspek yang harus diperhatikan dalam
pengelolaan kelas siswa kelas 5 SD antara lain:

Membangun hubungan positif: Penting untuk membina hubungan yang baik antara guru dan
siswa. Guru perlu mengenal siswa secara individual, mendengarkan mereka, dan
menunjukkan kepedulian terhadap kebutuhan dan kepentingan mereka.

Menetapkan tata tertib kelas: Penetapan aturan dan tata tertib yang jelas merupakan langkah
penting dalam mengelola kelas. Aturan tersebut harus disampaikan dengan cara yang mudah
dipahami oleh siswa dan diterapkan secara konsisten.

Mengelola waktu dengan baik: Pengelolaan waktu yang efektif merupakan kunci untuk
menjaga alur pembelajaran yang lancar. Guru dapat menggunakan jadwal yang terstruktur,
mengatur transisi antaraktivitas, dan memastikan alokasi waktu yang cukup untuk setiap mata
pelajaran.

Menggunakan metode pengajaran yang bervariasi: Menggunakan variasi metode pengajaran


dapat membantu menjaga minat siswa dan menghindari kejenuhan. Misalnya,
menggabungkan cerita, permainan, diskusi kelompok, dan pengalaman praktis dalam proses
pembelajaran.

Melibatkan siswa secara aktif: Mengaktifkan partisipasi siswa dalam pembelajaran dapat
meningkatkan keterlibatan mereka dan menjaga minat belajar. Guru dapat mendorong siswa
untuk berdiskusi, bekerja dalam kelompok, melakukan eksperimen, dan mempresentasikan
hasil belajar mereka.

Memanfaatkan alat bantu visual: Penggunaan alat bantu visual, seperti gambar, diagram, dan
papan tulis, dapat membantu siswa memahami konsep dengan lebih baik. Hal ini juga
membantu mempertahankan perhatian siswa dan memvisualisasikan informasi yang
disampaikan.

Memberikan umpan balik konstruktif: Memberikan umpan balik yang jelas dan konstruktif
kepada siswa merupakan bagian penting dalam pengelolaan kelas. Umpan balik tersebut
harus memberikan panduan yang berguna untuk perbaikan dan memperkuat hasil belajar
siswa.

Mendorong kerja sama dan kolaborasi: Membangun kerja sama antara siswa melalui kegiatan
kelompok atau proyek tim dapat meningkatkan keterlibatan dalam pembelajaran. Guru dapat
mendorong kolaborasi, saling membantu, dan berbagi pengetahuan antara siswa.
Mengakomodasi perbedaan individu: Siswa dalam kelas 5 SD memiliki kecepatan belajar dan
gaya belajar yang berbeda-beda. Guru perlu mengakomodasi perbedaan tersebut dengan
menyediakan materi pembelajaran yang sesuai dan memberikan dukungan tambahan jika
diperlukan.

Mempertahankan komunikasi dengan orang tua: Melibatkan orang tua dalam proses
pendidikan sangat penting. Guru perlu menjaga komunikasi terbuka dengan orang tua siswa,
memberikan informasi tentang kemajuan akademik dan perilaku siswa, serta mengundang
partisipasi orang tua dalam kegiatan sekolah.

Dalam pengelolaan kelas yang efektif, strategi-strategi ini perlu dikombinasikan dengan
penyesuaian yang sesuai dengan kebutuhan dan dinamika kelas. Hal ini penting untuk
menciptakan lingkungan yang aman, inklusif, dan positif, di mana siswa merasa didukung
dan termotivasi untuk belajar.

e. Pemberian Umpan Balik

Memberikan umpan balik yang jelas dan konstruktif kepada siswa adalah bagian penting dari
pengelolaan kelas. Umpan balik tersebut harus memberikan panduan yang berguna untuk
perbaikan dan memperkuat hasil belajar siswa.

Selama praktek mengajar, saya secara rutin memberikan umpan balik kepada siswa untuk
membantu mereka memahami kemajuan mereka dan area yang perlu ditingkatkan. Saya juga
menerima umpan balik dari dosen pembimbing dan guru pamong, baik secara langsung
maupun melalui refleksi tertulis. Umpan balik ini membantu saya meningkatkan kualitas
pengajaran saya.

Pengetahuan dan Pengalaman Yang Diperoleh Ketika PLP II di MI Nurul Islam


Rempoa:

Dokumentasi pengenalan lapangan persekolahan 2 MI Nurul Islam Rempoa


Keterampilan Pengajaran

Pengalaman praktek mengajar ini memperkaya keterampilan pengajaran saya. Saya belajar
mengembangkan rencana pembelajaran yang efektif, merancang kegiatan yang menarik, dan
memfasilitasi diskusi yang produktif. Saya juga meningkatkan kemampuan saya dalam
memberikan umpan balik konstruktif kepada siswa. Dalam KBM seorang guru harus selalu
sigap dalam menanggapi peserta didik, didalam kelas terkadang ada beberapa peserta didik
yang kurang semangat dalam belajar, dan sebagai guru yang baik harus memberi perhatian
lebih kepada mereka dan cari masalahnya dengan cara mengobrol santai dan mencomba
memberi motivasi agar peserta didik semangat Kembali, penting juga bagi setiap guru
melihat kondisi peserta didik.

Kemampuan Manajemen Kelas

Tantangan dalam mengelola kelas mengajarkan saya pentingnya memiliki keterampilan


manajemen yang baik. Saya belajar mengatur waktu dengan efisien, membangun hubungan
yang positif dengan siswa, dan mengatasi situasi konflik dengan bijaksana. Kemampuan ini
akan sangat berharga dalam karir mengajar saya di masa depan. Adapun beberapa hal yang
perlu di perhatikan menurut para tokoh pendididkan dunia meliputi:

Berikut adalah beberapa teori kemampuan manajemen kelas menurut beberapa tokoh
pendidikan dunia yang terkemuka:

Teori Behaviorisme: B.F. Skinner adalah salah satu tokoh penting dalam teori ini.
Menurutnya, manajemen kelas yang efektif melibatkan penggunaan penguatan positif dan
hukuman yang tepat untuk membentuk perilaku yang diinginkan dari siswa.

Teori Konstruktivisme: Lev Vygotsky adalah tokoh utama dalam teori ini. Menurutnya,
manajemen kelas yang efektif melibatkan pembangunan lingkungan yang mendorong
kolaborasi, diskusi, dan pemecahan masalah bersama antara guru dan siswa.

Teori Humanisme: Carl Rogers adalah salah satu tokoh utama dalam teori ini. Menurutnya,
manajemen kelas yang efektif melibatkan pemahaman dan penghormatan terhadap kebutuhan
individual siswa, serta menciptakan lingkungan yang mendukung pengembangan pribadi dan
self-actualization.

Teori Kontrol Kualitas: William Glasser adalah tokoh utama dalam teori ini. Menurutnya,
manajemen kelas yang efektif melibatkan pemberian tanggung jawab dan kemandirian
kepada siswa dalam mengatur perilaku mereka sendiri, dengan tujuan mencapai kebutuhan
dasar seperti cinta, kekuasaan, kebebasan, dan kesenangan.

Teori Pemecahan Masalah: George Polya adalah tokoh utama dalam teori ini. Menurutnya,
manajemen kelas yang efektif melibatkan pengajaran siswa dalam keterampilan pemecahan
masalah, melalui pemberian tantangan dan memberikan dukungan yang diperlukan.

Penting untuk dicatat bahwa pendekatan manajemen kelas dapat bervariasi dan
dikombinasikan sesuai dengan kebutuhan dan konteks kelas yang berbeda. Pendekatan yang
efektif dalam manajemen kelas didasarkan pada pemahaman dan penerapan prinsip-prinsip
teoritis ini dalam praktik sehari-hari di kelas.

Pemahaman tentang Kebutuhan Siswa

Melalui pengalaman ini, saya juga mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam tentang
kebutuhan dan karakteristik siswa. Saya belajar untuk mengakomodasi gaya belajar yang
berbeda, memperhatikan kebutuhan individu, dan menciptakan lingkungan inklusif yang
memungkinkan setiap siswa berkembang secara optimal.

Kegiatan dan event sekolah

Pengalaman inilah yang menurut saya sangat berharga dalam pelaksanaan PLP II di MI Nurul
Islam Rempoa ini, karena sejak awal saya menjalani PLP II ini saya dan rekan-rekan plp
langsung disambut dengan kegiatan Perkemahan Jum’at Sabtu (PERJUSA), dan itu adalah
waktu yang tepat untuk saya memperkenalkan diri kepada siswa-siswi yang akan saya ajar,
disitulah waktu saya untuk memperhatikan sikap dan perilaku setiap siswa, dan saya
mencoba untuk menjalin kedekatan dengan mereka agar Ketika saya mengajar dikelas
kemudian sudah tidak ada lagi rasa canggung dan merasa tidak percaya diri, dan menurut
saya itu hal pertama yang harus dilakukan oleh seorang guru, agar seorang guru bisa
mendapatkan informasi tentang peserta didik lebih mendalam dan membentuk ikatan
emosional yang erat, sebab itu juga peserta didik lebih menikmati pembelajarannya di dalam
kelas nanti.

Selain event PERJUSA tersebut, saya juga mendapatkan kesempatan untuk mengikuti
event Market Day. Market Day adalah kegiatan tahunan dati MI Nurul Islam, kegiatannya
yaitu setiap kelas masing-masing mendirikan stand untuk mereka berjualan di lapangan
sekolah, dan di market day ini setiap kelas menjual makanan dan minumah khas daerah yang
berbeda-beda. Di event ini peserta didik diajarkan berbagai banyak hal, yaitu belajar bekerja
sama dengan tim, belajar cara memasarkan sebuah produk, dan masih banyak manfaat lainya
yang tentunya bisa merubah pola pikir peserta didik lebih maju lagi dan sikap atau karakter
yang lebih baik.
Dokumentasi pengenalan lapangan persekolahan 2 MI Nurul Islam Rempoa

Kemudian ada juga kegiatan BANSOS, dan ini diselenggarakan Ketika menjelang
hari raya idul fitri sebelum sekolah diliburkan, kegiatan ini berupa pembagian sembako
kepada masyarakat sekitar lingkungan MI Nurul Islam, dan juga kepada para guru beserta
staf disekolah tersebut. Sembako yang kita berikan adalah hasil dari sumbangsih seluruh
orang tua peserta didik yang dikumpulkan oleh pihak sekolah. Kegiatan ini juga memberikan
pembelajaran kepada siswa tentang kegiatan berbagi dan bersosial. Para siswa turut berperan
aktif dalam kegiatan bakti sosial dengan menyalurkan apa yang telah dikumpulkan. Guru
juga melibatkan siswa dalam kegiatan tersebut.

Selain itu, setiap minggu juga dilaksanakan kegiatan keagamaan rutin seperti Sholat
Jum'at berjamaah di masjid, Sholat Zuhur berjama'ah, dan muhadarah. Dalam pembiasaan
Sholat Zuhur berjama'ah, siswa laki-laki diberikan latihan dan persiapan untuk menjadi
muazin dan imam yang bergantian setiap harinya. dan itu adalah hal positif yang menurut
saya bisa membentuk karakter siswa yang taat beragama dan disiplin terhadap ilmu. Salah
satu implementasi budaya positif lainnya adalah melakukan kebiasaan pagi sebelum masuk
kelas. Beberapa kegiatan yang dilakukan termasuk tilawah, sholat duha berjama'ah,
menyanyikan lagu-lagu wajib nasional, menghafal kaidah nahwu shorof, MisBa (Kamis
Membaca), dan senam. Kegiatan tilawah memberikan dampak positif karena mengajarkan
siswa untuk memulai hari dengan melaksanakan perintah agama dan mengenali Allah. Hal ini
sesuai dengan sila pertama, yaitu takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Kegiatan ini
dilakukan sebelum proses pembelajaran dimulai dan berdekatan dengan kegiatan tamyiz
(menghafal kaidah nahwu shorof dengan bernyanyi). Selanjutnya, kegiatan MisBa (Kamis
Membaca) dilaksanakan setiap hari Kamis pagi. Siswa diberikan waktu untuk membaca buku
yang mereka miliki, dan kemudian tiga orang dipilih untuk menyampaikan cerita ulang.
Kegiatan harian rutin lainnya adalah tilawah dan sholat duha berjama'ah.

Dari beberapa kegiatan itu sudah mendeskripsikan bahwa MI Nurul Islam adalah
sekolah yang sudah memberikan perhatian khusus terhadap peserta didik, baik dalam
pendidikan karakter, akademik, maupun religi.

Kesimpulan

Program Pengenalan Lapangan Persekolahan II (PLP II) merupakan kegiatan yang dilakukan
oleh mahasiswa Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) di UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta. Kegiatan ini memungkinkan mahasiswa terjun langsung ke lapangan sebagai
asistensi guru di sekolah mitra.

Tujuan dari PLP II adalah untuk menganalisis kurikulum pendidikan, mengembangkan


strategi pembelajaran dan evaluasi, menyusun RPP, mengembangkan media pembelajaran,
serta terlibat dalam proses pembelajaran di kelas dan kegiatan kokurikuler.

Pengalaman PLP II merupakan bagian integral dari pembentukan seorang guru yang
kompeten, karena disitu saya tidak hanya belajar dalam kegiatan mengajar saja, akan tetapi
saya juga bisa mengetahui bagaimana system pengelolaan sekolah baik di bidang
administrasi maupun dibidang akademisi. Selama pengenalan lapangan persekolahan 2, saya
mengalami tantangan yang berharga dan memperoleh pembelajaran yang mendalam. Saya
meningkatkan keterampilan pengajaran, kemampuan manajemen kelas, dan pemahaman
tentang kebutuhan siswa. Pengalaman ini memberi saya gambaran yang lebih jelas tentang
dunia pendidikan dan memberikan landasan yang kuat untuk karir mengajar saya di masa
depan.

Terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Allah Swt telah membuat saya bisa
menyelesaikan artikel ini, terimakasih juga kepada dosen pembimbing yang senantiasa
memberi masukan dan kritikan sehingga saya dan rekan rekan PLP bisa mengetahui apa saja
kekurangannya Ketika menjalani PLP II ini, dan tak lupa untuk guru pamong, saya dan
rekan-rekan mengucapkan banyak terimakasih telah mendukung dan membantu kami
menyelesaikan proses PLP II, dan yang terahir saya bangga kepada rekan-rekan PLP II ini
telah saling mendukung, membantu dan meringankan beban satu sama lain.

Daftar Pustaka

Profil MI Nurul Islam, diakses dari: Profil – MI NURUL ISLAM


(nurulislamschool.com)
Diakses dari sumber: https://www.uinjkt.ac.id/uin-jakarta-ptkin-pertama-yang-
terapkan-plp/

Anda mungkin juga menyukai