Anda di halaman 1dari 7

Nama : BAINALUDIN, S.

Pd
Instansi : SD Negeri 3 Perian
Mapel : MATEMATIKA
No. UKG : 201500704494

LK 2.2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi


Masalah Dalam Kategorisasi
Pembelajaran Penyebab Masalah
Masalah Mat Me Metode Lain Alternatif Solusi Kelebihan Kekurangan Mitigasi
eri dia / nya
Strategi

1. Motivas Belajar Guru belum metode Kajian Jurnal Literasi Kelebihan model Kekurangan model  Guru harus
Siswa Rendah menggunakan make a match: make a match: merancang kegiatan
1. Berdasarkan hasil penelitian yang pembelajaran serinci
model di lakukan oleh Yelmi Yunarti(2019) Banyaknya waktu yang
Meningkatkan terbuang jika mungkin termasuk
pembelajaran bahwa model pembelajaran make aktifitas belajar alokasi waktu yang
yang inovatif a match berbantuan kartu pembelajaran tidak
peserta didik dirancang dengan baik diperlukan termasuk
(masih bergambar dapat meningkatkan Sangat mengarahkan dan
motivasi belajar siswa pada mata Perlu bantuan guru
menggunakan menyenangkan dalam mengarahkan mengontrol siswa
pelajaran IPS, hal ini dibuktikan karna ada unsur agar kegiatan
metode ceramah) dengan ketuntasan hasil belajar dan membimbing
permainan berjalan lancar.
sehingga siswa. Dengan model siswa agar kegiatan
Dapat meningkatkan berjalan lancar.  Guru harus
membuat siswa pembelajaran make a match pemahaman mengupayakan
merasa bosan. materi pembelajaran dapat peserta didik pengalokasian waktu
dengan cepat dipahami oleh siswa. terhadap materi yg lebih banyak.
https://bit.ly/3QAKcAU Efektif sebagai  Guru harus kreatif
sarana melatih untuk mengatasi
keberanian siswa keterbatasan media.

Kelebihan Model
2. Handayani, L (2020). Peningkatan
Motivasi Belajar IPA Melalui Model Problem Based Kekurangan Model  Untuk mitigasi
Pembelajaran Project Based Learning : Problem Based model problem
Learning pada Masa Pandemi based learning
Learning :
Covid-19 bagi Siswa SMP Negeri 1.Pembelajaran di adalah guru
Gunungsari. Jurnal Paedagogy, kelas berpusat pada 1. Guru berpeluang harus mampu
7(3). pesertadidik mengalami kendala dalam
hasil penelitian ini menunjukkan 2.Meningkatkan dalam mengubah memahami dan
bahwa siswa termotivasi pengendalian diri gaya mengajar
peserta didik menerapkan
melaksanakan kerja proyek yang 2. Siswa berpeluang
3.Peserta didik model PBL
dilakukan, yang dikerjakan tanpa membutuhkan lebih
berpeluang banyak waktu untuk dalam
adanya beban dan membuahkan
mempelajari/menye menyelesaikan pembelajaran
hasil yang maksimal, serta menjadi
lidiki peristiwa masalah Ketika sehingga bisa
penilaian ujian praktik IPA di akhir
multidimensi pertama kali memilih
belajar di sekolah. dengan perspektif dikemukakan di kelas kesesuaian
https://e-journal.undikma.ac.id/ yang lebih dalam 3. Individu atau antara model
index.php/pedagogy/article/ 4.Meningkatkan kelompok dapat dengan
view/2726/1928 keterampilan menyelesaikan karateristik
pemecahan pekerjaan mereka
3. Menurut Sugianto dalam Rizky materi.selanjut
masalah peserta lebih awal atau
Wahyuningtyas (2021) Motivasi nya perlu
didik terlambat
belajar adalah salah satu faktor adanya tutor
5.Peserta didik 4. Problem Based
yang sangat penting dalam proses feedback pada
terdorong untuk Learning
pembelajaran. Motivasi belajar saat proses
mempelajari materi membutuhkan materi
adalah dorongan dari dalam diri pembelajaran
dan konsep baru yang kaya dan
siswa untuk melakukan sesuatu dengan tujuan
pada saat penyelidikan/riset
secara sungguh-sungguh sampai
memecahkan 5. Problem Based meminimalisir
apa yang menjadi harapannya bisa
masalah Learning cukup sulit dan
tercapai.
6.Meningkatkan diterapkan di semua memberikan
keterampilan sosial kelas arahan agar
Penggunaan model pembelajaran
dan komunikasi 6. Cukup sulit untuk pembelajaran
Problem based learning dalam peserta didik menilai berjalan
pembelajaran menjadi solusi efektif sehingga dapat pembelajaran dengan baik.
yang dapat digunakan guru untuk belajar dan bekerja
meningkatkan motivasi belajar dalam kelompok
peserta didik. Hal ini dikatakan 7.Meningkatkan
efektif karena dapat menjadikan kemampuan
proses belajar mengajar menjadi berpikir kritis dan
menyenangkan dan tidak monoton berpikir ilmiah
sehingga menarik perhatian peserta peserta didik
8.Memadukan teori
didik dalam mengikuti pembelajaran
dan praktik
sehingga tumbuh motivasi belajar
sehingga peserta
dalam diri peserta didik. didik berpeluang
https://ejournal.undiksha.ac.id/ memadukan
index.php/JJPGSD/article/ pengetahuan lama
dan baru
download/32676/18032
9.Mendukung proses
Hasil Wawancara dengan pengawas pembelajaran
Hafifi, S.Pd: 10. Peserta didik
memperoleh
1. Penggunaan metode PBL keterampilan
sangat baik untuk mengatur waktu,
mengaktifkan diskusi siswa fokus,
karna dalam prosesnya siswa mengumpulkan
akan banyak berdiskusi dengan data, menyiapkan
kelompoknya laporan dan
2. Model dan metode evaluasi
pembelajaran harus diiringi 11.Memberikan
dengan penggunaan media peluang kepada
yang menarik agar peserta didik
pembelajaran lebih bermakna untuk belajar
bagi siswa sepanjang hayat
3. Guru harus memanfaatkan
fasilitas yang disediakan oleh
sekolah terutama LCD
Proyektor untuk menunjang
pembelajran di kelas
4. Guru harus kreatif memilih
metode dan media
pembelajaran yang sesuai agar
pembelajaran berlangsung
sesuai harapan
Wawancara dengan Kepala Sekolah
(Rony Musdhiwantoro, S.Pd)
 Guru harus memilih metode yang
tepat dalam kegiatan
pembelajaran serta membuat
suasana atau kondisi yang
menyenangkan pada saat belajar
agar siswa tidak cepat bosan dan
mengantuk.
Wawancara dengan Rekan Sejawat
( LL.Adiwirna, S.Pd)
 Mengkreasikan pembelajaran
yang menarik dan bersentuhan
langsung dengan siswa misalnya
menyajikan video pembelajaran
yang berkaitan dengan materi.
2. Guru masih Guru kurang metode 1. Nurhaeni, dkk (2019) dalam Media Kartu Media kartu bilangan
kreatif jurnalnya berjudul Pengaruh Bilangan
kesulitan memanfaatkan Media Kartu Bilangan terhadap Kekurangan
Kelebihannya:
menentukan sarana dan Pemahaman Siswa Mengenai 1.Sifatnya konkrit, 1.Secara umum
model prasarana yang Operasi Pengurangan Bilangan gambar lebih kelemahan kartu
ada disekolah Bulat, Vol. 6 Universitas Pendidikan
pembelajaran untuk
realistis bergambar adalah
Indonesia menyatakan Metode menunjukkan pokok hanya menekankan
inovatif yang disesuaikan yang digunakan dalam penelitian masalah pada Indera mata,
sesuai dengan dengan model ini yaitu kuasieksperimen dengan dibandingkan ukurannya sangat
pembelajaran
karakter inovatif
sampel kelas IV-A sebagai kelas dengan media terbatas pada
materi. eksperimen dan kelas IV-B sebagai verbal semata. kelompok besar,
kelas kontrol. Dari hasil 2.Gambar dapat tidak
pengolahan dan analisis data mengatasi Batasan
terdapat informasi mengenai ruang dan waktu. memperlihatkan
pengaruh media kartu bilangan Tidak semua benda, suatu pola gerakan
terhadap pemahaman siswa objek atau peristiwa yang utuh serta
mengenai pengurangan bilangan dapat dibawa tanggapan siswa
bulat. sehingga dapat disimpulkan kekelas, tetapi dapat berbeda-beda
bahwa terdapat pengaruh media gambar dapat selalu terhadap kartu
kartu bilangan terhadap dibawa kemana- gambar yang sama.
pemahaman siswa mengenai mana.
pengurangan bilangan bulat. 3.Media gambar
https://ejournal.upi.edu/ dapat mengatasi
index.php/pedadidaktika/article/ keterbatasan
view/12598/8853 pengamatan kita.
2. Winda Aryani (2019) pada 4.Dapat memperjelas
jurnalnya yang berjudul Pengaruh suat umasalah,
Pendekatan Contextual Learning dalam bidang apa
(CTL) Berbantuan Alat Peraga saja dan untuk
Mistar HitungTerhadap Hasil tingkat usia berapa
Belajar Siswa Pokok Bahasan saja, sehingga dapat
Penjumlahan dan Pengurangan mencegah
Bilangan Bulat, Vol.9 menyatakan membetulkan
bahwa media Mistar Hitung pada kesalah pahaman.
penelitian ini menunjukkan adanya 5.Murah harganya
peningkatan hasil belajar siswa dan gampang
dimana rata-rata nilai pretest kelas didapat serta
kontrol 51.90 dan rata-rata nilai digunakan, tanpa
post test 60.29. Sehingga memerlukan
peningkatan rata-rata nilai untuk peralatan khusus
kelas control yaitu 8.39 diperoleh
dari selisih antara nilai pre test dan
post test. Sedangkan rata-rata nilai
pretest kelas eksperimen 52.39
dan rata-rata nilai posttest 69.76.
Sehingg apeningkatan rata-rata
nilai untuk kelase ksperimen yaitu Contextual Learning
17.37. Sedangkan, hasil (CTL) Contextual Learning
perhitungan N-Gain pada kelas (CTL)
eksperimen dan hasil pretest dan Kelebihannya:
post test maka didapatkan N-Gain  Memberikan Kelemahannya:
terletak pada hasil 0,30 < N-Gain < kesempatan pada  Tidak efisien karena
0,70 tersebut. N-Gain yang didapat sisiwa untuk dapat membutuhkan waktu
pada kriteria sedang yaitu 0,438. maju terus sesuai yang agak lama dalam
Kesimpulan dari penelitian ini dengan potensi PBM
yaitu, terdapat perbedaan hasil yang dimiliki sisiwa
belajar antara siswa yang  Dalam proses
sehingga sisiwa
menggunakan alat peraga mistar pembelajaran dengan
terlibat aktif dalam
hitung dengan yang tidak model CTL akan
PBM.
menggunakan alat peraga mistar Nampak jelas antara
hitung.  Siswa dapat siswa yang memiliki
http://103.20.188.221/index.php/ berfikir kritis dan kemampuan tinggi
primary/article/view/417 kreatif dalam dan siswa yang
mengumpulkan memiliki kemampuan
Hasil wawancara data, memahami kurang, yang
Berdasarkan hasil wawancara suatu isu dan kemudian
dengan kepala Sekolah Rony memecahkan menimbulkan rasa
musdhiwantoro, S.Pd diperoleh masalah dan guru tidak percaya diri bagi
solusi antara lain. dapat lebihkreatif siswa yang kurang
 Dalam pembelajaran matematika  Menyadarkan kemampuannya.
seorang guru harus pintar siswa tentang apa  Bagi siswa yang
memberikan contoh yang real bagi yang mereka tertinggal dalam
siswa. pelajari. proses pembelajaran
 Menyiapkan media dan alat dengan CTL ini akan
peraga pembelajaran untuk  Pemilihan
informasi terus tertinggal dan
mempermudah siswa memahami sulit untuk mengejar
materi yang kita ajarkan berdasarkan
kebutuhan siswa ketertinggalan,
Hasil wawancara dengan karena dalam model
pengawas(Hafifi,S.Pd) tidak ditentukan
oleh guru. pembelajaran ini
 Guru harus mampu mendesain kesuksesan siswa
kelas yang bersahabat dan penuh  Pembelajaran lebih tergantung dari
interaksi antara guru dan siswa
menyenangkan keaktifan dan usaha
 Guru harus kreatif dalam
dan tidak sendiri jadi siswa yang
menentukan model
membosankan. dengan baik
pembelajaran .
mengikuti setiap
 Membantu siwa
pembelajaran dengan
bekerja dengan
model inI tidak akan
efektif dalam
menunggu teman
kelompok.
yang tertinggal dan
 Terbentuk sikap mengalami kesulitan.
kerjasama yang
Tidak setiap siswa
baik antar dapat dengan mudah
individu maupun menyesuaikan diri
kelompok. dan mengembangkan
kemampuan yang
dimiliki dengan
penggunaan model
CTL ini.

Anda mungkin juga menyukai