Anda di halaman 1dari 28

PEMOTONGAN PPH PASAL 21,

23 dan Pasal 4 ayat (2)

www.pajak.go.id
Landasan Hukum:
1. Pasal 21 UU PPh No. 36 Tahun 2008
2. PMK-231/PMK.03/2019 diubah dengan
PMK 59/PMK.03/2022
3. PER DJP No. 16/PJ/ 2016

www.pajak.go.id
Gaji, Upah, Honorarium, Tunjangan, dan
Pembayaran lain dengan nama/bentuk apapun

1. Pekerjaan;
2. Jasa;
3. Kegiatan
yang dilakukan orang pribadi

SPDN SPLN

PPh Pasal 21 PPh Pasal 26

www.pajak.go.id
Pemotong PPh Pasal 21/26

 pemberi kerja yang terdiri dari:


a. orang pribadi dan badan;
b. cabang, perwakilan atau unit, dalam hal yang melakukan
sebagian atau seluruh administrasi yang terkait dengan
pembayaran gaji, upah, honorarium, tunjangan, dan
pembayaran lain adalah cabang, perwakilan atau unit
tersebut.
 bendahara atau pemegang kas pemerintah
 dana pensiun, badan penyelenggara Jaminan Sosial Tenaga
Kerja dan badan-badan lain
 orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha atau
pekerjaan bebas serta badan yang melakukan pembayaran
sehubungan dengan penyerahan jasa
 Penyelenggara kegiatan

www.pajak.go.id
Penerima Penghasilan yang Dikenakan
PPh Pasal 21/26

 pegawai;
 penerima uang pesangon, pensiun atau uang manfaat pensiun,
 THT, JHT, termasuk ahli warisnya;
 bukan pegawai;
 anggota dewan komisaris/pengawas yang tidak merangkap
sebagai pegawai;
 mantan pegawai;
 peserta kegiatan:
 Peserta perlombaan
 Peserta rapat, konferensi, sidang, pertemuan, kunjungan kerja
 Peserta/anggota kepanitiaan
 Peserta pendidikan, pelatihan dan magang
 Peserta kegiatan lainnya

www.pajak.go.id
Bukan Pegawai:

• Tenaga ahli (Pengacara, Akuntan, Arsitek,


Dokter, Konsultan, Notaris, Penilai, dan
Aktuaris);
• Artis;
• Olahragawan;
• Penasihat, pengajar, pelatih, penceramah,
penyuluh, dan moderator;
• Pengarang, peneliti, dan penerjemah;
• Pemberi jasa dalam segala bidang;
• Agen iklan;

berdasarkan perintah atau permintaan dari


pemberi penghasilan.

www.pajak.go.id
6
Penghasilan yang Dikenakan PPh Pasal
21/26
 penghasilan pegawai tetap baik teratur maupun tidak
teratur
 penghasilan penerima pensiun secara teratur
 uang pesangon, pensiun, tunjangan hari tua, atau jaminan
hari tua yang dibayarkan sekaligus, yang pembayarannya
melewati jangka waktu 2 tahun;
 penghasilan pegawai tidak tetap atau tenaga kerja lepas
 imbalan kepada bukan pegawai;
 imbalan kepada peserta kegiatan;
 imbalan kepada dewan komisaris/pengawas yang bukan
merupakan pegawai tetap pada perusahaan yang sama;
 imbalan kepada mantan pegawai;
 penarikan dana pensiun oleh pegawai.

Termasuk:
Natura/Kenikmatan dari:

• Wajib Pajak PPh Final


• Wajib Pajak Norma Penghitungan Khusus

www.pajak.go.id
Penghitungan Besarnya
Penghitungan Besarnya
Penghasilan
Penghasilan

Uang rupiah
Uang rupiah Uang asing
Uang asing Natura/kenikmatan
Natura/kenikmatan
an
an

sesuai dengan
sesuai dengan yang
yang Kurs Menteri
Kurs Menteri
Harga Pasar
diterima/diperoleh
diterima/diperoleh Keuangan
Keuangan

www.pajak.go.id
PPh Pasal 21:
Pegawai tetap dan Penerima Pensiun Berkala

Setiap Masa Pajak, Masa Pajak terakhir


kecuali Masa Pajak terakhir

Perkiraan Penghasilan Neto Selisih antara PPh yang


yang akan diterima selama terutang atas seluruh
setahun, penghasilan kena pajak
➢ Penghasilan teratur selama setahun dengan PPh
sebulan dikali 12 yang telah dipotong masa-
masa sebelumnya

www.pajak.go.id
Penghitungan PPh Pasal 21

Pegawai tetap Penerima pensiun


Gaji, Tunjangan, Premi Asuransi
Uang Pensiun Berkala
Dibayar Pemberi Kerja
Dikurangi dengan Dikurangi dengan
1. Biaya jabatan, 5% dari pengh.
Bruto maks. Rp6.000.000 per Biaya Pensiun, 5% dari pengh.
tahun atau Rp500.000 per bulan Bruto maks. Rp2.400.000 per tahun
2. Iuran pensiun, THT/JHT yang atau Rp200.000 perbulan
dibayar sendiri

Penghasilan Neto (setahun/disetahunkan)

Dikurangi PTKP

Penghasilan Kena Pajak

Dikenakan Tarif Pasal 17


www.pajak.go.id
PTKP:
PMK 101/PMK.010/2016

Rp54.000.000,- Untuk diri Wajib Pajak

Rp4.500.000,- Tambahan utk WP Kawin

Tambahan untuk setiap


anggota keluarga sedarah
semenda dalam garis
Rp4.500.000,-
keturunan lurus serta anak
angkat yg menjadi tanggungan
sepenuhnya maksimal 3 orang

penerapan PTKP ditentukan oleh keadaan pada awal tahun


kalender atau awal bulan dari bagian tahun kalender

www.pajak.go.id
PTKP Karyawati

Kawin
Tidak
Kawin Suami tidak
Kawin
berpenghasilan

1. Diri sendiri; 1. Diri sendiri;


Hanya untuk 2. Status kawin; 2. Tanggungan
diri sendiri 3. Tanggungan maks 3.
maks 3.

menunjukkan ket. tertulis dari pemerintah daerah setempat


serendah-rendahnya kecamatan bahwa suami tidak menerima/
memperoleh penghasilan
www.pajak.go.id
www.pajak.go.id
Tarif

Sampai dengan Rp 60 juta 5%


Sesuai
Pasal 17 ayat
Diatas Rp 60 juta s.d. Rp 250 juta 15% (1) huruf a
UU PPh

Diatas Rp 250 juta s.d. Rp 500 juta 25%

Di atas Rp 500 juta s.d 5 Miliar 30%

Di atas 5 Miliar 35%


www.pajak.go.id
Tarif

Lapisan UU PPh UU HPP


Tarif Rentang Tarif Rentang Tarif
Penghasilan Penghasilan
I 0 - Rp 50 juta 5% 0 - Rp 60 juta 5%
II >Rp 50 - 250 15% >Rp 60 - 250 juta 15%
juta
III >Rp 250-500 juta 25% >Rp 250-500 juta 25%
IV >Rp 500 juta 30% >Rp 500 juta - 5 30%
miliar
V >Rp 5 miliar 35%

www.pajak.go.id
PPh Pasal 21
Pegawai Tidak Tetap/Tenaga Kerja Lepas

Upah/Uang Saku Harian, Mingguan, Dibayarkan Bulanan Atau Jumlah


Satuan, Borongan
Upah Kumulatif satu bulan
melebihi Rp 10.200.000
Upah/Uang Saku Harian
Dikali 12
≤ 450.000 > 450.000 Dikurangi PTKP Setahun

Tidak Dipotong Dikurangi 450.000 Penghasilan Kena Pajak

Dipotong 5% Dikenakan Tarif Ps 17

PPh Ps 21 Setahun
Upah kumulatif > Rp4,5 jt s.d. Rp10,2 jt sebulan
Dibagi 12
Upah sehari dikurangi PTKP sehari
PPh Pasal 21 Sebulan
Tarif PPh 21 = 5%
www.pajak.go.id
PPh Pasal 21:
Bukan Pegawai

Tidak
berkesinambungan
berkesinambungan

(50 % x Ph Bruto)
-
PTKP sebulan, (50 % x Ph Bruto) x
Dihitung secara Tarif
kumulatif

*) Berkesinambungan : lebih
dari satu kali dalam satu tahun
kalender www.pajak.go.id
PPh Pasal 21:
Lainnya

Dewan Komisaris/ Peserta program


Pengawas non Mantan Pegawai Pensiun yang masih
Pegawai tetap Berstatus pegawai

jasa produksi,
honorarium atau tantiem, gratifikasi,
imbalan yang penarikan dana
bonus atau imbalan pensiun
bersifat tidak teratur lain yang bersifat
tidak teratur

Tarif Pasal 17 atas Penghasilan Bruto

www.pajak.go.id
TETAP Ph NETO - PTKP

PEGAWAI BULANAN Ph BRUTO - PTKP


TIDAK TETAP
Ph BRUTO – 200 RIBU
HARIAN
Ph BRUTO(>4,5jt s.d.10,2jt)–
PTKP Harian

Ph BRUTO(>10,2jt) – PTKP

PENSIUNAN BERKALA Ph NETO - PTKP

((50% X Ph Bruto) - PTKP bulanan)


BERKESINAMBUNGAN Kumulatif

BUKAN PEGAWAI BERKESINAMBUNGAN exc Psl 13 (1) (50% X Ph Bruto) Kumulatif

TIDAK BERKESINAMBUNGAN 50 % x Ph Bruto

KOMISARIS, MANTAN PEGAWAI, Ph Bruto Kumulatif


PENARIKAN DAPEN O/ PEGAWAI

Ph Bruto
PESERTA KEGIATAN
www.pajak.go.id
Penerima Penghasilan Tidak ber-
NPWP

PPh Pasal 21 sebesar 120%


lebih tinggi daripada PPh
Pasal 21 yang seharusnya
(20% lebih tinggi)

sebelum
Setelah pemotongan
pemotongan PPh
PPh Pasal 21 bulan Ber-NPWP
Pasal 21 bulan
Desember
Desember

Diperhitungkan oleh
merupakan kredit
pemotong dengan
pajak dalam SPT
PPh Pasal 21 bulan-
Tahunan PPh
bulan selanjutnya

Tidak berlaku untuk PPh Pasal 21 yang bersifat final


www.pajak.go.id
Contoh Penghitungan PPh Pasal 21

Budiyanta pada tahun 2019 bekerja di PT Aman Bahagia


dengan gaji sebulan Rp 25.000.000,00 dan membayar
iuran pensiun sebesar Rp. 200.000,00. Budiyanta menikah
tetapi belum mempunyai anak (K/0). Berapa PPh 21
sebulan Budyanta?

www.pajak.go.id
Penghitungan PPh Pasal 21 atas Penghasilan Pegawai Tetap - Gaji Bulanan
Gaji sebulan Rp 25.000.000
Pengurangan :
Biaya Jabatan (5% xRp 25.000.000) Rp 500.000
Iuran Pensiun Rp 200.000 Rp 700.000
Penghasilan Neto sebulan Rp 24.300.000
Penghasilan Neto setahun (12 x Rp 24.300.000,00 ) Rp 291.600.000
PTKP setahun :
- untuk diri sendiri Rp 54.000.000
- tambahan WP kawin Rp 4.500.000 Rp 58.500.000
Penghasilan Kena Pajak setahun Rp 233.100.000
PPh Pasal 21 terutang :
5% x Rp 50.000.000,00 = Rp 2.500.000
15% x Rp 183.100.000,00 = Rp 27.465.000
Rp 29.965.000
PPh Pasal 21 sebulan
Rp 29.965.000,00 : 12 = Rp 2.497.083

www.pajak.go.id
KEWAJIBAN PPh PPh Pasal 21

Tetap Teratur (Bruto – Biaya Jabatan – Iuran Pensiun – PTKP) x Tarif

Tidak Tetap Tidak Teratur Gol. II: 0% Gol. III: 5% Gol. IV: 15%

PNS Rapel & Gaji 13 (PPh bruto 12 bln + rapel/gaji 13) – (PPh bruto 12 bln)

Tetap Teratur (Bruto – Biaya Jabatan – Iuran Pensiun – PTKP) x Tarif

Peserta Kegiatan Bruto x Tarif Pasal 17

Honorer Tidak Tetap Tidak Teratur Dijumlah dengan penghasilan tetap teratur

Ada SK PP 23 PPh Final 0,5%

Tanpa SK PP 23 Bruto x 50% x Pasal 17


Tidak punya NPWP?
Usaha Ada SKB PPh Tidak dipotong PPh PPh naik 20%
1721 A2 harus dibuat paling lambat 31 Januari

Bukti Potong Final paling lambat akhir bulan pembayaran

www.pajak.go.id
KEWAJIBAN PPh PPh Pasal 26

Pemotongan PPh atas penghasilan yang dibayarkan


kepada Wajib Pajak luar negeri selain BUT berupa:
TARIF

1 Bunga termasuk premium, diskonto & 20%


imbalan jaminan pengembalian utang

2 Royalti, sewa, dan penghasilan lain


sehubungan dengan penggunaan harta

3 Imbalan sehubungan dengan jasa,


pekerjaan, dan kegiatan

4 Hadiah dan penghargaan

www.pajak.go.id
KEWAJIBAN PPh Pasal 4 Ayat (2)

PPh Pasal
Pemotongan atas penghasilan yang dibayarkan pada pihak lain
4(2)
atas:
Persewaan tanah Hadiah undian
&/bangunan
Pengalihan hak atas tanah Pembelian barang/jasa dari
dan/bangunan WP dengan peredaran bruto
tertentu PP23/2018
Usaha jasa konstruksi

TIDAK DILAKUKAN PEMOTONGAN ATAS:

pengalihan tanah &/bangunan oleh: Pembayaran dengan mekanisme


a. OP berpenghasilan di bawah PTKP, dengan nilai Uang Persediaan atas transaksi
pengalihan kurang dari Rp60.000.000,00. sebagaimana dimaksud pada Pasal
b. OP/Badan dalam rangka BGS/BSG/pemanfaatan BMN 9 ayat (1) PMK-59/PMK.03/2022
c. OP/Badan yang bukan subjek pajak PP34/2017 yang dilakukan melalui Pihak Lain
Pasal 9(4)a. PMK- dalam Sistem Informasi
59/PMK.03/2022 Pengadaan, yang telah dipungut
Pembayaran atas penggunaan jasa pelayanan penginapan PPh Pasal 22 oleh Pihak Lain
Pasal 9(4)b. PMK-
serta akomodasinya → tidak termasuk pembayaran atas
59/PMK.03/2022
persewaan tanah dan/atau bangunan.
Pasal 9(2) PMK-59/PMK.03/2022
www.pajak.go.id
KEWAJIBAN PPh

Penerima Bantuan
Wajib memotong/memungut pajak Harus membuat bukti
atas setiap pembayaran objek pemotongan/pemungutan PPh
potput

dapat
Pasal 4(2) Pasal 22 berupa:
✓BPN
✓Bukti potong/pungut sesuai
Pasal 15 Pasal 23 ketentuan perpajakan; atau
✓Dokumen tertentu yang
dipersamakan dengan bukti
potong PPh.
Pasal 21 Pasal 26

www.pajak.go.id
KEWAJIBAN PPh 15% 30%
PPh Pasal 23 TARIF
NPWP NPWP 27
Tidak dilakukan pemotongan atas:
Bunga termasuk premium, diskonto, dan
1 imbalan karena jaminan pengembalian utang
dibayarkan/terutang kepada bank

sewa guna usaha dengan hak opsi


2 Royalti
badan usaha jasa keuangan
penyalur pinjaman dan/atau Hadiah, penghargaan, bonus, dan
pembiayaan 3 sejenisnya selain yang telah dipotong PPh
Pasal 21
jasa yang telah dikenai PPh final TARI
2% 4%
jasa pengangkutan/ekspedisi yang
F
NPWP NPWP
dikenai PPh Pasal 15
Sewa & penghasilan lain terkait
pembelian jasa dari WP dengan SKB penggunaan harta, kecuali objek PPh
1
Pasal 4 ayat (2)
penghasilan yang dibayarkan kepada rekanan
Imbalan sehubungan dengan jasa yang
pemerintah dengan mekanisme Uang Persediaan atas 2
selain yang telah dipotong PPh Pasal 21
transaksi melalui sistem informasi pengadaan
pemerintah, yang telah dipungut PPh 22 oleh Pihak Lain

Pembayaran kepada rekanan Pemerintah yang memiliki


& menyerahkan fotokopi Surat Keterangan

www.pajak.go.id
www.pajak.go.id

www.pajak.go.id

Anda mungkin juga menyukai