Anda di halaman 1dari 42

Laporan Kasus

Stroke Iskemik dengan Afasia


Global
Gita Rizky Aprilia
NIM. 2230912320091

Pembimbing:
dr. Steven, M.Si, Med, Sp.S

DEPARTEMEN/KSM NEUROLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN ULM/RSUD ULIN
BANJARMASIN
November, 2023
PENDAHULUAN
Stroke
Suatu manifestasi klinis akut akibat WSO 2022
disfungsi neurologis pada otak baik 101 juta orang di seluruh dunia
sebagian atau menyeluruh yang menderita stroke, dengan lebih dari
menetap selama ≥24 jam atau 12,2 juta kasus baru setiap tahunnya
menimbulkan kematian yang dan 6,5 juta kematian setiap tahun
disebabkan akibat gangguan akibat stroke
pembuluh darah

Afasia
Stroke Iskemik
Gangguan sentral dalam pemahaman
Stroke iskemik terjadi akibat dan ekspresi bahasa yang berkaitan
gumpalan atau sumbatan pembuluh dengan kondisi yang mempengaruhi
darah yang mengalir ke otak. Dapat jaringan bahasa di otak
disebabkan oleh trombus atau emboli
yang menyebabkan penyumbatan
suplai pembuluh darah lokal di otak
01.
Laporan Kasus
IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. U

Umur : 58 tahun
Alamat : Jl. Komplek Tata Benua Indah
Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Islam
Suku : Banjar

Status perkawinan : Kawin

Pekerjaan : Makelar
Masuk RS : 21 Oktober 2023

Masuk Seruni : 24 Oktober 2023

No. RM : 01-54-57-58
ANAMNESIS (24 Oktober 2023)
Keluhan Utama: Kelemahan tubuh sebelah kanan
Riwayat Penyakit Sekarang:
Tn. U berusia 58 tahun dengan keluhan kelemahan tubuh sebelah kanan. Pada Sabtu pagi (21/10/2023)
sekitar pukul 8.00 (10 jam SMRS) keluarga pasien menyadari pasien sama sekali tidak berbicara, tidak menyahut
saat diajak berbicara, dan tidak membuka mulut sama sekali. Kemudian oleh keluarga pasien diperiksakan ke
dokter kenalan keluarga, didapatkan tekanan darah pasien 200/100, kemudian oleh dokter diberi obat amlodipine,
namun tidak mau diminum oleh pasien. Pada Sabtu siang (21/10/2023) sekitar pukul 15.00 (3 jam SMRS) kaki
dan tangan sebelah kanan pasien melemah, pasien hampir jatuh saat berjalan namun langsung ditangkap oleh
anak pasien. Kaki dan tangan pasien semakin lama semakin tidak bisa digerakkan sehingga pasien dibawa oleh
keluarga ke IGD RS Ulin sekitar pukul 18.00. Riwayat muntah, jatuh, dan kepala terbentur disangkal oleh
keluarga. Keluhan nyeri kepala ataupun keluhan lainnya tidak diketahui. Pasien masuk ruang rawat inap di
Seruni pada Rabu, 24 Oktober 2023. Pasien sebelumnya tidak pernah memiliki keluhan yang sama.

Riwayat Penggunaan Obat : -


Riwayat Penyakit Dahulu: HT tidak terkontrol (+)
Riwayat kencing manis, kolesterol, asam urat, penyakit jantung, penyakit ginjal, dan stroke
sebelumnya disangkal.
ANAMNESIS (24 Oktober 2023)
Riwayat Penyakit Keluarga:
Kedua orang tua memiliki riwayat tekanan darah tinggi.
DM(-), Kolesterol (-), stroke(-)

Riwayat Sosial dan Kebiasaan:


Pasien merokok sejak muda hingga saat ini, dalam sehari merokok kurang lebih 1 bungkus.
PEMERIKSAAN FISIK (24 Oktober 2023)
Status Generalis
Keadaan Sakit : Tampak sakit sedang

Kesadaran : Kompos mentis

GCS : E4VxMx

Tekanan darah : 150/80 mmHg

Nadi : 61 kali/menit

Respirasi : 16 kali/menit

Suhu : 37,0 ºC

SpO2 : 96% RA
PEMERIKSAAN FISIK (24 Oktober 2023)
Kepala/Leher
Mata : Ptosis (-), konjungtiva pucat (-), sklera ikterik (-), pupil isokor, diameter
3 mm/3 mm, refleks cahaya langsung (+/+), refleks cahaya tidak langsung (+/+)
Mulut : Lesi mukosa bibir (-)
Leher : Pembesaran KGB (-), peningkatan JVP (-), tiroid (-)

Thoraks
Pulmo : Bentuk normal, simetris kanan dan kiri, retraksi (-), suara
napas vesikuler, wheezing (-), ronki (-), stridor (-)

Cor :SI dan SII tunggal, murmur (-), gallop (-)

Abdomen
Cembung (-), bising usus (+) 5-6 kali per menit, timpani di seluruh lapang abdomen, supel,
nyeri tekan (-), hepar lien dan massa tidak teraba, nyeri tekan (-), defans muscular (-),
shifting dullness (-), undulasi (-), nyeri ketok ginjal (-)

Ekstremitas
Akral hangat, CRT < 2 detik, tidak ada edema, tidak sianosis, dan tidak ada atrofi
STATUS NEUROLOGIS

Rangsang Meningeal Refleks Fisiologis Refleks Patologis


Kaku kuduk (-) Refleks Biceps : +2/+2 Babinski : -/-
Kernig (-) / (-) Refleks Triceps: +2/+2 Chaddock : -/-
Laseque (-) Refleks Patella: +2/+2 Oppenheim : -/-
Bruzinski I (-) Refleks Achiles: +2/+2 Schaffer : -/-
Bruzinski II (-) / (-) Gordon : -/-
Bruzinski III (-) Gonda : -/-
Bruzinski IV (-) Hoffmann : -/-
Tromner : -/-
STATUS NEUROLOGIS

Motorik Gerak Tonus Atrofi


SDE SDE T B Eutoni Eutoni - -
SDE SDE T B Eutoni Eutoni - -

Sensorik
Sensasi Nyeri Sensasi Suhu Sensasi Getar

SDE SDE TDL TDL TDL TDL

SDE SDE TDL TDL TDL TDL


STATUS NEUROLOGIS
Strabismus Divergen SDE SDE
Nervus Cranialis Kanan Kiri
Gerakan Mata Ke Lateral
N IV SDE SDE
NI Daya Penghidu SDE SDE Bawah
Daya Penglihatan SDE SDE Strabismus Konvergen SDE SDE

N II Medan Penglihatan SDE SDE Menggigit SDE SDE

Pengenalan warna TDL TDL Membuka Mulut (+) (+)


NV Sensibilitas Muka SDE SDE
Ptosis (-) (-)
Refleks Kornea (+) (+)
Gerakan Mata SDE SDE
Trismus (-) (-)
N III Ukuran Pupil 3 mm 3 mm
Gerakan Mata Ke Lateral SDE SDE
Bentuk Pupil Bulat Bulat
N VI Strabismus Konvergen SDE SDE
Refleks Cahaya (+) (+)
Diplopia SDE SDE
STATUS NEUROLOGIS
Kedipan Mata (+) (+) Arkus Faring SDE
Lipatan Nasolabial (-) (+) Daya Kecap Lidah 1/3
SDE SDE
Sudut Mulut (-) (+) Belakang
N IX Refleks Muntah SDE
Mengerutkan Dahi SDE SDE
Suara Sengau SDE
N VII Mengerutkan Alis SDE SDE
Tersedak (-)
Menutup Mata (+) (+)
Arkus Faring SDE
Meringis SDE SDE
NX Bersuara (-)
Menggembungkan Pipi SDE SDE Menelan (+)
Daya Kecap Lidah 2/3 Depan SDE SDE Memalingkan Kepala (+) (+)
Mendengar Suara Berbisik TDL TDL N XI Sikap Bahu SDE SDE
Mendengar Detik Arloji TDL TDL Mengangkat Bahu SDE SDE
N VIII Tes Rinne TDL TDL Sikap Lidah SDE
Tes Weber TDL TDL N XII Tremor Lidah SDE
Tes Schwabach TDL TDL Menjulurkan Lidah SDE
SIRIRAJ SCORE

Kesimpulan : Stroke
Iskemik
HASANUDDIN SCORE

Kesimpulan : Stroke
Iskemik
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
FOTO THORAX AP ( 21 Oktober 2023)
- Jaringan lunak : tidak tampak pembengkakan, massa (-)
- Tulang : tidak tampak diskontinuitas
- Trachea : berada di tengah
- Cor : CTR 57% (normal)
- Pulmo : Tidak terdapat infiltrate, corakan
bronchovaskular normal
- Sinus : Tajam
- Diafragma : Normal

Kesan: Normal
EKG (21 Oktober 2023)

Interpretasi:
- Frekuensi : 88 x/menit
- Irama : sinus, reguler
- Axis : normoaxis
- Gelombang P : 0,08 detik,
P pulmonal (-),
P mitral (-)
- Interval PR : 0,12 detik
- Kompleks QRS : 0,8 detik
- Segmen ST : Isoelektris
- Gelombang T : 0,12 detik

Kesimpulan: irama sinus regular, frekuensi 88


x/menit
CT-SCAN (21 Oktober 2023)
- Sulcus dan girus dalam batas normal
- Tidak ada perdarahan dan massa
intraventrikel
- Tidak ada midline shift
- Terdapat lesi hipodense pada regio
frontotemporalis sinistra
- Tidak terdapat edema cerebri
- Tidak terdapat massa
- Tidak terdapat fraktur
Kesan: Infark cerebri pada regio
frontotemporalis sinistra
DIAGNOSIS

Topis
Infark cerebri pada regio
frontotemporalis sinistra
Klinis Etiologi
Hemiparesis Dextra+Afasia Stroke iskemik tipe trombotik
Global
TATALAKSANA
Tatalaksana Awal IGD Rawat Inap
- Ivfd NS 0,9 % 20 TPM
- IVFD NS 0,9% 20 TPM
- Inj. Citicolin 2x250 mg
- Inf. Citicolin 500 mg 2x1
- Inj. Ranitidine 2x20 mg
- Ranitidine 20 mg 1x1
- Inj. Mecobalamine 1x1 amp
- Mecobalamin 1 ampul 1x1
- Po. Aspilet 1x80 mg
- Aspilet 18 mg 1x1
- Po. Atorvastatin 1x20 mg
- Atorvastatin 20 mg 1x1
- Po. Amlodipin 1x5 mg
- Amlodipine 5 mg 1x1
- Po. Clonidine 2x0.15 mg
Prognosis

Ad Vitam Ad Fungsionam Ad Sanationam


Ad bonam Dubia ad malam Dubia ad malam
Follow up (25 Oktober 2023)
Subjective Tidak bisa berbicara, tidur kurang nyenyak
Kesadaran: Komposmentis, GCS : E4VxMx. TD: 160/80 mmHg; N: 62 kali/menit; RR: 22 kali/menit;
T: 36,6 oC; SpO2: 97 % room air

Status neurologis:

-Rangsang meningeal (-)

-Nervus cranialis: N.I (sde), N.II (afferen (+), lapang pandang (sde)), N.III (efferent (+), gbm (sde)), N.IV
Objective
(sde), N.V (refleks kornea (+)), N.VI (gbm (sde)), N.VII (parese dextra tipe sentral), N.VIII (sde), N.IX (sde),
N.X (sde), N.XI (m. trapezius (sde), m. sterocleidomastoideus (+)), N.XII (deviasi lidah (sde)

-Refleks fisiologis; BPR +2/+2, TPR +2/+2, KPR +2/+2, APR +2/+2.
Motorik superior (sde), motorik inferior (sde), Sensorik superior (sde), sensorik inferior (sde)

-Refleks patologis: Babinski (-/-), Chaddock (-/-), Gonda (-/-), Oppenheim (-/-), Hoffman (-/-), Tromner (-/-),
Gordon (-/-), Schaeffer (-/-)
Diagnosis Klinis : Hemiparesis dextra + Afasia global
Assesment Diagnosis Topis : Infark cerebri pada regio frontotemporalis sinistra
Diagnosis Etiologi : Stroke iskemik
1. Ivfd NS 0,9 % 20 TPM 4. Inj. Mecobalamine 1x1 amp
2. Inj. Citicolin 2x250 mg 5. Po. Aspilet 1x80 mg
Planning
3. Inj. Ranitidine 2x20 mg 6. Po. Atorvastatin 1x20 mg
7. Po. Amlodipin 1x5 mg
Follow up (26 Oktober 2023)
Subjective Tidak bisa berbicara
Kesadaran: Komposmentis, GCS : E4VxMx, TD: 160/80 mmHg; N: 62 kali/menit; RR: 21
kali/menit; T: 36,8 oC; SpO2: 97 % room air

Status neurologis:

-Rangsang meningeal (-)

-Nervus cranialis: N.I (sde), N.II (afferen (+), lapang pandang (sde)), N.III (efferent (+), gbm
Objective (sde)), N.IV (sde), N.V (refleks kornea (+)), N.VI (gbm (sde)), N.VII (parese wajah dextra tipe
sentral), N.VIII (sde), N.IX (sde), N.X (sde), N.XI (m. trapezius (sde), m. sterocleidomastoideus
(+)), N.XII (deviasi lidah (sde)

-Refleks fisiologis; BPR +2/+2, TPR +2/+2, KPR +2/+2, APR +2/+2. Motorik superior (sde),
motorik inferior (sde), Sensorik superior (sde), sensorik inferior (sde)

-Refleks patologis: Babinski (-/-), Chaddock (-/-), Gonda (-/-), Oppenheim (-/-), Hoffman (-/-),
Tromner (-/-), Gordon (-/-), Schaeffer (-/-)
Diagnosis Klinis : Hemiparesis dextra + Afasia global
Assesment Diagnosis Topis : Infark cerebri pada regio frontotemporalis sinistra
Diagnosis Etiologi : Stroke iskemik
1. Ivfd NS 0,9 % 20 TPM 4. Inj. Mecobalamine 1x1 amp
2. Inj. Citicolin 2x250 mg 5. Po. Aspilet 1x80 mg
Planning
3. Inj. Ranitidine 2x20 mg 6. Po. Atorvastatin 1x20 mg
7. Po. Amlodipin 1x5 mg
Follow up ( 27 Oktober 2023)
Subjective Tidak bisa berbicara, berontak saat terbangun di malam hari
Kesadaran: Komposmentis, GCS : E4VxMx, TD: 140/70 mmHg; N: 60 kali/menit; RR: 20 kali/menit; T: 36,7 oC;
SpO2: 98 % room air

Status Neorologis:

-Rangsang meningeal (-)

-Nervus cranialis: N.I (sde), N.II (afferen (+), lapang pandang (sde)), N.III (efferent (+), gbm (sde)), N.IV (sde),
Objective
N.V (refleks kornea (+)), N.VI (gbm (sde)), N.VII (parese wajah dextra tipe sentral), N.VIII (sde), N.IX (sde), N.X
(sde), N.XI (m. trapezius (sde), m. sterocleidomastoideus (+)), N.XII (deviasi lidah (sde)

-Refleks fisiologis; BPR +2/+2, TPR +2/+2, KPR +2/+2, APR +2/+2. Motorik superior (sde), motorik inferior
(sde), Sensorik superior (sde), sensorik inferior (sde)

- Refleks patologis: Babinski (-/-), Chaddock (-/-), Gonda (-/-), Oppenheim (-/-), Hoffman (-/-), Tromner (-/-),
Gordon (-/-), Schaeffer (-/-)
Diagnosis Klinis : Hemiparesis dextra + Afasia global
Diagnosis Topis : Infark cerebri pada regio frontotemporalis sinistra
Assesment
Diagnosis Etiologi : Stroke iskemik

1. Ivfd NS 0,9 % 20 TPM 5. Po. Aspilet 1x80 mg


2. Inj. Citicolin 2x250 mg 6. Po. Atorvastatin 1x20 mg
Planning
3. Inj. Ranitidine 2x20 mg 7. Po. Amlodipin 1x5 mg
4. Inj. Mecobalamine 1x1 amp 8. Po. Clonidine 2x0.15 mg
Follow up ( 28 Oktober 2023)
Subjective Tidak bisa berbicara
Kesadaran: Komposmentis, GCS : E4VxMx, TD: 140/80 mmHg; N: 60 kali/menit; RR: 21 kali/menit; T:
36,6 oC; SpO2: 97 % room air

Status Neorologis:

-Rangsang meningeal (-)

-Nervus cranialis: N.I (sde), N.II (afferen (+), lapang pandang (sde)), N.III (efferent (+), gbm (sde)), N.IV
Objective
(sde), N.V (refleks kornea (+)), N.VI (gbm (sde)), N.VII (parese wajah dextra tipe sentral), N.VIII (sde), N.IX
(sde), N.X (sde), N.XI (m. trapezius (sde), m. sterocleidomastoideus (+)), N.XII (deviasi lidah (sde)

-Refleks fisiologis; BPR +2/+2, TPR +2/+2, KPR +2/+2, APR +2/+2, Motorik superior (sde), motorik inferior
(sde), Sensorik superior (sde), sensorik inferior (sde)

-Refleks patologis: Babinski (-/-), Chaddock (-/-), Gonda (-/-), Oppenheim (-/-), Hoffman (-/-), Tromner (-/-),
Gordon (-/-), Schaeffer (-/-)
Diagnosis Klinis : Hemiparesis dextra + Afasia global
Diagnosis Topis : Infark cerebri pada regio frontotemporalis sinistra
Assesment
Diagnosis Etiologi : Stroke iskemik

1. Ivfd NS 0,9 % 20 TPM 5. Po. Aspilet 1x80 mg


2. Inj. Citicolin 2x250mg 6. Po. Atorvastatin 1x20 mg
Planning
3. Inj. Ranitidine 2x20 mg 7. Po. Amlodipin 1x5 mg
4. Inj. Mecobalamine 1x1 amp 8. Po. Clonidine 2x0.15 mg
Follow up ( 29 Oktober 2023)
Subjective Tidak bisa berbicara
Kesadaran: Komposmentis, GCS : E4VxMx, TD: 140/80 mmHg; N: 66 kali/menit; RR: 22 kali/menit;
T: 36,6 oC; SpO2: 98 % room air

Status Neorologis:

-Rangsang meningeal (-)

-Nervus cranialis: N.I (sde), N.II (afferen (+), lapang pandang (sde)), N.III (efferent (+), gbm (sde)), N.IV
Objective (sde), N.V (refleks kornea (+)), N.VI (gbm (sde)), N.VII (parese wajah dextra tipe sentral), N.VIII (sde),
N.IX (sde), N.X (sde), N.XI (m. trapezius (sde), m. sterocleidomastoideus (+)), N.XII (deviasi lidah (sde)

-Refleks fisiologis; BPR +2/+2, TPR +2/+2, KPR +2/+2, APR +2/+2, Motorik superior (sde), motorik
inferior (sde), Sensorik superior (sde), sensorik inferior (sde)

- Refleks patologis: Babinski (-/-), Chaddock (-/-), Gonda (-/-), Oppenheim (-/-), Hoffman (-/-), Tromner (-/-
), Gordon (-/-), Schaeffer (-/-)
Diagnosis Klinis : Hemiparesis dextra + Afasia global
Assesment Diagnosis Topis : Infark cerebri pada regio frontotemporalis sinistra
Diagnosis Etiologi : Stroke iskemik
1. Ivfd NS 0,9 % 20 TPM 5. Po. Aspilet 1x80 mg
2. Inj. Citicolin 2x250 mg 6. Po. Atorvastatin 1x20 mg
Planning
3. Inj. Ranitidine 2x20 mg 7. Po. Amlodipin 1x5 mg
4. Inj. Mecobalamine 1x1 amp 8. Po. Clonidine 2x0.15 mg
Follow up ( 30 Oktober 2023)
Subjective Tidak bisa berbicara
Kesadaran: Komposmentis, GCS : E4VxMx, TD: 130/80 mmHg; N: 74 kali/menit; RR: 24 kali/menit; T:
36,6 oC; SpO2: 98 % room air

Status Neorologis:

-Rangsang meningeal (-)

-Nervus cranialis: N.I (sde), N.II (afferen (+), lapang pandang (sde)), N.III (efferent (+), gbm (sde)), N.IV
Objective (sde), N.V (refleks kornea (+)), N.VI (gbm (sde)), N.VII (parese wajah dextra tipe sentral), N.VIII (sde), N.IX
(sde), N.X (sde), N.XI (m. trapezius (sde), m. sterocleidomastoideus (+)), N.XII (deviasi lidah (sde)

-Refleks fisiologis; BPR +2/+2, TPR +2/+2, KPR +2/+2, APR +2/+2, Motorik superior (sde), motorik inferior
(sde), Sensorik superior (sde), sensorik inferior (sde)

- Refleks patologis: Babinski (-/-), Chaddock (-/-), Gonda (-/-), Oppenheim (-/-), Hoffman (-/-), Tromner (-/-),
Gordon (-/-), Schaeffer (-/-)
Diagnosis Klinis : Hemiparesis dextra + Afasia global
Assesment Diagnosis Topis : Infark cerebri pada regio frontotemporalis sinistra
Diagnosis Etiologi : Stroke iskemik
1. Ivfd NS 0,9 % 20 TPM 5. Po. Aspilet 1x80 mg
2. Inj. Citicolin 2x250 mg 6. Po. Atorvastatin 1x20 mg
Planning
3. Inj. Ranitidine 2x20 mg 7. Po. Amlodipin 1x5 mg
4. Inj. Mecobalamine 1x1 amp 8. Po. Clonidine 2x0.15 mg
Follow up ( 31 Oktober 2023)
Subjectiv Tidak bisa berbicara, tangan kanan bengkak
Kesadaran: Komposmentis, GCS : E4VxMx, TD: 135/80 mmHg; N: 60 kali/menit; RR: 20 kali/menit; T:
36,5 oC; SpO2: 97 % room air

Status Neorologis:

-Rangsang meningeal (-)

-Nervus cranialis: N.I (sde), N.II (afferen (+), lapang pandang (sde)), N.III (efferent (+), gbm (sde)), N.IV
Objective (sde), N.V (refleks kornea (+)), N.VI (gbm (sde)), N.VII (parese wajah dextra tipe sentral), N.VIII (sde), N.IX
(sde), N.X (sde), N.XI (m. trapezius (sde), m. sterocleidomastoideus (+)), N.XII (deviasi lidah (sde)

-Refleks fisiologis; BPR +2/+2, TPR +2/+2, KPR +2/+2, APR +2/+2, Motorik superior (sde), motorik inferior
(sde), Sensorik superior (sde), sensorik inferior (sde)

- Refleks patologis: Babinski (-/-), Chaddock (-/-), Gonda (-/-), Oppenheim (-/-), Hoffman (-/-), Tromner (-/-),
Gordon (-/-), Schaeffer (-/-)
Diagnosis Klinis : Hemiparesis dextra + Afasia global
Assesment Diagnosis Topis : Infark cerebri pada regio frontotemporalis sinistra
Diagnosis Etiologi : Stroke iskemik
1. Ivfd NS 0,9 % 20 TPM 5. Po. Aspilet 1x80 mg
2. Inj. Citicolin 2x250 mg 6. Po. Atorvastatin 1x20 mg
Planning
3. Inj. Ranitidine 2x20 mg 7. Po. Amlodipin 1x5 mg
4. Inj. Mecobalamine 1x1 amp 8. Po. Clonidine 2x0.15 mg
02.
Pembahasan
Kasus Teori

Berdasarkan teori, kondisi klinis tersebut dapat dikaitkan


dengan terjadinya suatu kejadian stroke.

Manifestasi defisit neurologis yang dapat ditemukan


• Hemiparesis dextra tergantung dari bagian otak yang terkena. Dapat berupa
hemiparesis, defisit hemisensorik, gangguan penglihatan,
• Riwayat hipertensi yang tidak disartria, wajah terkulai, ataxia, afasia, penurunan tingkat
terkontrol. kesadaran secara tiba-tiba, dan lainnya.

Hipertensi merupakan faktor risiko stroke yang paling


penting dan dapat dimodifikasi. Penderita hipertensi yang
tidak mendapatkan terapi memiliki risiko yang lebih berat
dibandingkan penderita hipertensi yang mendapatkan
terapi.
Kasus Teori
Pada pemeriksaan fisik didapatkan Hal ini sesuai dengan pustaka dimana manifestasi
pasien tidak dapat berbicara dan tidak klinis dari afasia yang dialami pasien sesuai dengan
dapat memahami perkataan orang lain. manifestasi klinis afasia global, yaitu penderita afasia
global mengalami gangguan secara jelas pada seluruh
aspek fungsi bahasa mencakup output verbal spontan,
pengertian, repetisi, penamaan, membaca dengan suara
keras, pengertian dalam membaca, dan menulis.

Siriraj score pada pasien adalah (2,5 x 0) + Interpretasi dari siriraj score pasien adalah <1 yang
(2 x 0) + (2 x 0) + (0,1 x 80) – (3 x 0) – 12 menandakan stroke iskemik.
= -4.
Skor hasanuddin pasien adalah 7,5 yang
Skor hasanuddin pasien adalah 7,5 menandakan stroke iskemik

Berdasarkan kedua skor stroke tersebut dapat


disimpulkan bahwa pasien ini mengalami stroke
iskemik.
Kasus Teori

Dari hasil pemeriksaan CT-Scan Pada stroke iskemik, pada CT Scan akan
kepala pada pasien didapatkan lesi didapatkan area infark yang hipodens
hipodens pada regio frontotemporal
sinistra.
Kasus Teori
Pasien diberikan IVFD NS 0,9% 20 Cairan isotonis seperti 0,9% normal salin
tpm. bertujuan untuk menjaga euvolemi. Tekanan
vena sentral dipertahankan antara 5-12
mmHg. Pada umumnya kebutuhan cairan 30
ml/kgBB/hari. Cairan yang hipotonik atau
mengandung glukosa perlu dihindari kecuali
pada keadaan hipoglikemia
Kasus Teori
Antiplatelet merupakan salah satu obat yang
digunakan dalam tata laksana stroke iskemik.
Antiplatelet adalah golongan obat yang dapat
Pasien mendapatkan terapi menghambat agregasi trombosit yang
antiplatelet yaitu Aspilet 1x80 mg menyebabkan terjadinya penghambatan pada
pembentukan thrombus pada system arteri.
Antiplatelet diindikasikan pada semua penderita
stroke iskemik untuk mengurangi risiko kejadian
stroke berulang.
Aspirin merupakan obat lini pertama antiplatelet
pada pasien stroke iskemik. Penggunaan obat
antiplatelet dapat mengurangi risiko relatif stroke,
infark miokard, dan kematian sebanyak 22%.
Kasus Teori
Amlodipine adalah obat golongan CCB bekerja dengan
cara memblokir aliran kalsium pada saraf pusat sehingga
mengurangi cidera iskemik dan nekrosis neuron di area
Pada pasien ini diberikan obat otak. Amlodipine bersifat vascular selektif, memiliki
antihipertensi, yaitu : waktu paruh yang panjang, dan absorpsi yang lambat
sehingga mencegah tekanan darah turun secara mendadak.
Golongan CCB menyebabkan relaksasi otot jantung
Amlodipine 1x10 mg dengan memblokir saluran kalsium sehingga mengurangi
Clonidine 2x0,15 mg masuknya ekstraseluler kalsium di dalam sel sehingga
terjadi vasodilatasi.

Clonidine merupakan obat antihipertensi yang merupakan


terapi golongan alpha 2 agonis yang bekerja dengan cara
merangsang adrenoreseptoralfa-2 di otak yang mampu
mereduksi respon saraf simpatik dari sistem saraf pusat.
Akibatnya, pembuluh darah menjadi melebar dan darah
lebih mudah melewatinya, sehingga menurunkan tekanan
darah
Kasus Teori
Ranitidine merupakan kelompok H2 Blocker (H2B) yang
paling banyak digunakan dengan mekanisme pengurangan
sekresi asam lambung akibat hambatan reseptor H2.

Ranitidine digunakan untuk mencegah perdaragan


Pada pasien diberikan Ranitidine gastrointestinal pada pasien stroke. Pemberian
2x20 mg gastroprotector wajib dilakukan pada pasien rawat inap di
ruang rawat intensif neurologi.

Terhambatnya pembentukan prostaglandin juga dapat


menimbulkan efek samping pada saluran pencernaan,
khususnya pada lambung. Saat prostaglandin dihambat,
sekresi mukosa yang berfungsi sebagai proteksi lambung
terhadap asam lambung dan enzim akan menurun. Efek
samping dari kejadian tersebut adalah dispepsia,
perdarahan, tukak lambung atau tukak peptik, dan
perdarahan yang terus-menerus akan mengakibatkan
anemia yang dapat mengancam nyawa pasien.
Kasus Teori
Mecobalamin (methyl-vitamin B12) merupakan analog
aktif vitamin B12 yang berperan dalam regenerasi
neuronal pada stroke.

Mecobalamin secara aktif meningkatkan proses


Pada pasien ini diberikan metabolisme protease, lipid, dan jaringan saraf serta
Mecobalamin 1x1 amp berperan dalam sintesis mielin lipid lecithin yang berperan
dalam memperbaiki kerusakan sistem saraf pusat,
metabolisme, dan transmisi jaringan saraf sehingga
membantu dalam fungsi perbaikan setelah stroke iskemik.

Selain itu, B12 juga meningkatkan Myelin Basic Protein


(MBP) yang berperan vital dalam proses mielinisasi dan
mengatur pembentukan dan kepadatan mielin yang
sempurna. Dengan demikian vitamin B12 berperan
sebagai neuroprotektor yang meningkatkan kelangsungan
hidup sel saraf. Pemberian mecobalamin pada pasien
stroke iskemik dapat memperbaiki prognosis pasien.
Kasus Teori
Statin telah terbukti mengurangi resiko stroke kira-kira
30% pada pasien dengan penyakit arteri coroner dan lipid
plasma yang tinggi. National Cholesterol Education
Program merekomendasikan penggunaan statin untuk
Pada pasien ini mendapatkan terapi mencapai pengurangan nilai konsentrasi lipoprotein (LDL)
Atorvastatin 1x20 mg kurang dari 100 mg/dl. Beberapa studi menyatakan bahwa
statin dengan segera dapat menurunkan kadar lipid
sehingga dapat meningkatkan kondisi klinis stroke dan
mengurangi risiko terjadinya stroke dikarenakan efek
pleotropik dari statin. Penggunaan statin dapat
memperbaiki kondisi pasien dengan memperbaiki fungsi
endotel melalui penambahan produksi nitrit dan
antioksidan serta efek antikoagulan. Melalui mekanisme
inilah penggunaan statin dapat memperbaiki kondisi
pasien stroke.
Kasus Teori
Obat ini berfungsi mencegah kerusakan otak
(neuroproteksi) dan membantu pembentukkan membran
sel di otak (neurorepair). Citicoline memainkan peran
penting dalam perbaikan neuron dengan mendukung
Pada pasien ini mendapatkan terapi energi yang diproduksi di neuron.
Citociline 2x250 mg
Pemberian citicoline berguna sebagai neuroproteksi pada
iskemik karena sifatnya sebagai bahan pengadaan
kardiolipin dan sfingomielin, sumber fosfatidilkholin serta
stimulasi sintesis glutation sebagai antioksidan endogen
dan menjamin keseimbangan aktivitas neurotransmisi
Na+K+-ATPase antar sel di sistem saraf pusat
PENUTUP
Telah dilaporkan sebuah kasus dengan nama Tn. U berusia 58 tahun yang datang
ke RSUD Ulin dengan keluhan kelemahan tubuh sebelah kanan. Berdasarkan
anamnesis dan pemeriksaan fisik serta penunjang didapatkan diagnosis mengarah
pada stroke iskemik dengan afasia global. Pada pemeriksaan fisik didapatkan
pasien tidak dapat berbicara dan tidak dapat memahami perkataan orang lain.
Pada pemeriksaan penunjang yaitu hasil pemeriksaan CT-Scan kepala pada
pasien ini memperjelas diagnosis stroke iskemik dengan adanya lesi hipodens di
regio frontotemporal sinistra yang memperjelas adanya stroke non hemoragik.
Pada pemeriksaan rontgen thorax dan EKG didapatkan hasil dalam batas normal.
Adapun pada tatalaksana pasien terakhir diberikan antara lain, IVFD NS 0,9 % 20
tpm, injeksi Citicolin 2x250 mg, injeksi Ranitidine 2x20 mg, injeksi
Mecobalamine 1x1 amp, PO. Aspilet 1x80 mg, PO. Atorvastatin 1x20 mg, PO.
Amlodipin 1x10 mg, dan PO. Clonidine 2x0.15 mg. Pasien dirawat selama 8 hari
sejak tanggal 24 Oktober 2023 dan dipulangkan pada tanggal 31 Oktober 2023.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai