Pembimbing:
Disusun Oleh :
1
BAB I
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PRIBADI
Nama : Ny S K
Umur : 50Tahun ( 31-12-1966)
Jenis kelamin : Perempuan
Suku Bangsa : Batak
Alamat : Jl. Medan
Agama : Islam
Pekerjaan : IRT
Status perkawinan : Sudah Menikah
Tanggal MRS : 13 Desember 2016
Tanggal KRS :
1.2 ANAMNESIS
Keluhan Utama : Penurunan kesadaran
Telaah : Pasien datang ke Rumah Sakit Haji Medan diantar keluarganya
dengan keluhan penurunan kesadaran yang di alami
OS sejak 5 hari SMRS secara tiba-tiba saat sedang
beraktifitas ringan. Sakit kepala(-), Riwayat muntah
meyembur (+) 2 kali , riwayat kejang(+), riwayat
hipertensi(+) dengan pengobatan tidak teratur. Tensi
tertinggi yang dialami OS 240/150 mmHg. Riwayat
hiperkateteremia.
ANAMNESA TRAKTUS
Traktus Sirkulatorius : Dalam batas normal
Traktus Respiratorius : Dalam Batas normal
Traktus Digestivus : Dalam Batas normal
Traktus Urogenitalis : Dalam batas nomal
Penyakit Terdahulu : Hipertensi dan stroke
Intoksikasi dan Obat-obatan : Tidak dijumpai
2
ANAMNESA KELUARGA
Faktor Herediter : -
Faktor Familier : -
Lain-lain
ANAMNESA SOSIAL
Kelahiran dan Pertumbuhan : Normal
Imunisasi : Tidak jelas
Pendidikan : SD
Pekerjaan : IRT
PEMERIKSAAN JASMANI
PEMERIKSAAN UMUM
Tekanan Darah : 127/88 mmHg
Nadi : 22x/i
Frekuensi Nafas : 26x/i
Temperatur : 23,4 oC
Kulit dan Selaput Lendir : Dalam batas normal
Kelenjar Getah Bening : Dalam batas normal
Persendian : Baik
KEPALA DAN LEHER
Bentuk dan Posisi : Normocepali
Pergerakan :-
Kelainan Panca Indera :-
Rongga mulut dan Gigi : Dalam batas normal
Kelenjar Parotis : Dalam batas normal
Desah : Tidak ada
Dan lain-lain : Tidak ada
3
STATUS NEUROLOGI
SENSORIUM : Coma
KRANIUM
Bentuk : Normocephali
Fontanella : Tertutup, Keras
Palpasi : Tidak dilakukan pemeriksaan
Perkusi : Tidak dilakukan pemeriksaan
Auskultasi : Tidak dilakukan pemeriksaan
Transiluminasi : Tidak dilakukan pemeriksaan
PERANGSANGAN MENINGEAL
Kaku Kuduk : TDP
Tanda Kernig : TDP
Tanda Lasegue : TDP
Tanda Brudzinski I : TDP
Tanda Brudzinski II : TDP
4
Gerakan Bola Mata : ( doll eyes +) (doll eyes +)
Nistagmus : - -
Pupil
Lebar : 2mm 2 mm
Pupil : isokor isokor
Refleks cahaya langsung: (-) (-)
Refleks cahaya tak langsung: (-) (-)
Rima Palpebra : DBN DBN
Deviasi Konjugate : - -
Fenomena Dolls Eye : + +
Strabismus : - -
Refleks kornea
Langsung : (-) (-)
Tidak langsung : (-) (-)
Refleks maseter : TDP
Refleks bersin : TDP
Sensorik
Pengecapan 2/3 depan lidah : TDP
Produksi kelenjar ludah :DBN
Hiperakusis :-
Refleks stapedial : TDP TDP
5
Auditorius
Pendengaran : + +
Test Rinne : Tidak Dilakukan Pemeriksaan
Test Weber : Tidak Dilakukan Pemeriksaan
Test Schwabach : Tidak Dilakukan Pemeriksaan
Vestibularis
Nistagmus : TDP TDP
Reaksi Kalori : TDP TDP
Vertigo : TDP TDP
Tinnitus : TDP TDP
NERVUS IX, X
Pallatum mole : Normal
Uvula : Medial
Disfagia :-
Disartria :-
Disfonia :-
Refleks Muntah : TDP
Pengecapan 1/3 belakang : TDP
NERVUS XI
Mengangkat bahu : TDP
Fungsi otot Sternokleidomastoideus : TDP
NERVUS XII
Lidah
Tremor : TDP
Atrofi : TDP
Fasikulasi : TDP
Ujung lidah sewaktu istirahat :Medial
Ujung lidah sewaktu dijulurkan :TDP
6
Spasme :-
Tic :-
Dan lain-lain : -
TES SENSIBILITAS
Eksteroseptif : Nyeri (-), Raba (-), Suhu (TDP)
Propioseptif : Sikap (berbaring), Gerak (-), tekan (-)
Fungsi kortikal untuk sensibilatas
Stereognosis : TDP
Pengenalan 2 titik : TDP
Grafestesia : TDP
REFLEKS
Refleks Fisiologis Kanan Kiri
Biceps : TDP TDP
Triceps : TDP TDP
Radioperiost : TDP TDP
APR : TDP TDP
KPR : TDP TDP
Strumple : TDP TDP
KOORDINASI
Bicara :-
Menulis : Tidak dilakukan pemeriksaan
Percobaan Apraksia : Tidak dilakukan pemeriksaan
Mimik : (TDP)
Test telunjuk-telunjuk :TDP
Tes Telunjuk-hidung : TDP
Tes tumit-lutut : TDP
Tes Romberg : Tidak dilakukan pemeriksaan
VEGETATIF
Vasomotorik : Tidak dilakukan pemeriksaan
Sudomotorik : -
Pilo-erektor : Tidak dilakukan pemeriksaan
Miksi :+
7
Defekasi :+
Potensi dan Libido :Tidak dilakukan pemeriksaan
VERTEBRA
Bentuk
Normal :+
Scoliosis :-
Hiperlordosis :-
Pergerakan
Leher :-
Pinggang :-
GEJALA-GEJALA SEREBELLAR
Ataksia : (SDN)
Disartria : (SDN)
Tremor : (SDN)
Nistagmus :(TDP)
Fenomena Rebound : (SDN)
Vertigo: (TDP )
Dan lain-lain : (TDP)
GEJALA-GEJALA EKSTRAPRAMIDAL
Tremor :(-)
Rigiditas :(-)
Bradikinesia : (- )
Dan lain-lain : ( - )
FUNGSI LUHUR
Kesadaran Kualitatif : Coma
Ingatan Baru : TDP
Ingatan Lama : TDP
Orientasi
Diri : TDP
Tempat: TDP
Waktu : TDP
Situasi : TDP
Intelegensia : TDP
Daya Pertimbangan : TDP
Reaksi Emosi : TDP
Afasia :+
8
Agnosia
Agnosia visual :TDP
Agnosia jari-jari : TDP
Akalkulia : TDP
Disorientasi Kanan-Kiri : TDP
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium
9
Jenis pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan
Darah Rutin
Indek eritrosit
Eusinofil 1 % 1-3
Basofil 0 % 0-1
N.Stab 0 % 2-6
N. Segmen 87 % 53-75
Limfosit 8 % 20-45
Monosit 4 % 4-8
Glukosa Darah
Fungsi Ginjal
Elektrolit
10
Nama : Siti Kuria Galingging
Tgl : 15/12/2016
11
1.3 KESIMPULAN PEMERIKSAAN
PENATALAKSANAAN :
Head Elevation 30O
NGT, Kateter terpasang
IVFD RL 20 gtt/i
Inj. Citicolin 500 mg/ 12 jam
Inj. Ranitidin 1 amp/12 jam
Valsartan 80 mg 1x1
Cefixime 200 mg 2x1
12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. DEFENISI
Batang otak memiliki tiga segmen yaitu mesensefalon, pons, dan medula
dimana memiliki batas pemisah yang jelas pada permukaan ventral batang otak.
13
Perdarahan Batang Otak
Suplai darah batang otak berasal dari arteri vertebralis dan arteribasilaris.
Terdapat banyak penetrasi pembuluh darah kecil yang masuk ke dalam batang
otak dari kedua arteri besar ini. Pembuluh-pembuluh darah kecil ini umumnya
memberikan suplai darah pada bagian medial (ramus paramedian) dan bagian
lateral (ramus sirkumferetial). Tiga pembuluh darah ini yakni arteri superior
serebeli, arteri inferior anterior serebeli, dan arteri inferior posterior serebeli
14
merupakan cabang dari kedua arteri besar di atas dimana memperdarahi batang
otak.
Arteri vertebralis timbul dari arteri subklavia, dan ketika mereka melewati
foramina costotransversedari C6 ke C2. Mereka memasuki tengkorak melalui
foramen magnum dan bergabung dipersimpangan pontomedullary untuk
membentuk arteri basilar. Setiap arteri vertebralis biasanyabercabang menjadi
arteri cerebellar posterior inferior (PICA). Di bagian atas pons, arteri
basilaristerbagi menjadi 2 arteri serebral posterior (PCAs).
15
2.3. EPIDEMIOLOGI
16
kematian berdasarkan umur yaitu sebesar 15,9% (umur 45-55 tahun), 26,8%
(umur 55-64 tahun), dan 23,5% (umur 65 tahun). Insiden stroke sebesar
51,6/100.000 penduduk dan kecacatan; 1,6% tidak berubah, 4,3% semakin
memberat. Penderita laki-laki lebih banyak dibandingkan dengan perempuan dan
usia dibawah 45 tahun sebesar 11,8%, usia 45-64 tahun sebesar 54,2%, dan usia
diatas 65 tahun sebesar 33,5%.
17
IV. Berdasarkan sindroma klinis yang berhubungan dengan lokasi lesi
otak,
Bamford dkk mengemukakan klasifikasi stroke menjadi 4 subtipe:
- Merokok
- Asimtomatik stenosis
karotis
- Peripheral artery
disease
BBLR Hematologi
- Inaktivitas fisik
Riwayat stroke di Jantung
keluarga
- Atrial fibrilasi (dengan
atau tanpa penyakit vaskular)
- Gagal jantung
- PJK
Endokrin
18
- Diabetes mellitus
- Penggunaan pil
kontrasepsi
Metabolik
Dislipidemi
- Obesitas
2.6. PATOFISIOLOGI
19
tunggal atau bisa berdistribusi sebagai lesi multipel yang tersebar luas di seluruh
subkortex dan batang otak.
2.7. DIAGNOSIS
Vertigo
Mual dan muntah
Sakit kepala
Gangguan kesadaran
Tanda-tanda okulomotorik yang abnormal (nystagmus, diplopia, dan
perubahan pada pupil)
Kelemahan nervus kranial ipsilateral (dysarthria, dysphagia, dysphonia,
kelemahan pada otot wajah dan lidah)
Sensory loss (pada wajah dan dahi)
Ataxia
Kelemahan motorik kontralateral
Gangguan dalam rasa nyeri dan suhu
Inkontinentia
Defek pada lapang pandang
Nyeri sentral
20
Pembengkakan yang abnormal
Keringat pada wajah dan ekstremitas
A. Anamnesis
Sindroma Klinis
21
Gejala dan tanda klinis yang muncul pada sindrom ini
tergantung pada tempat lesi yang kena. Gejala klinis pada sindrom ini terbentuk
karena adanya trombosis yang membentuk plak ateromatosa di bagian arteri
vertebralis.
22
Struktur yang Terlibat Efek Klinis
23
Sindroma Medularis Medialis (sindroma Dejerine)
24
Fasikulus longitudinalis Nistagmus
medialis
Sindrom ini terjadi ketika ada infark ventral pons atas. Locked-in
syndrome terjadi dari oklusi dari segmen proksimal dan tengah arteri basilaris
atau dari perdarahan yang melibatkan wilayah itu. Hal ini juga dapat disebabkan
oleh trauma, myelinolysis pontine pusat, ensefalitis, atau tumor.
25
Lesi bilateral pontine ventral melibatkan saluran kortikospinalis dan
corticobulbar menyebabkan quadriplegia. Pasien tidak dapat berbicara, untuk
menghasilkan gerakan wajah (kerusakan saluran corticobulbar), atau untuk
melihat ke kedua sisi (gerakan mata horisontal terganggu karena lesi VI CN
bilateral inti). Oleh karena tegmentum dari pons terlibat, kesadaran pasien juga
terpengaruh. Pasien lumpuh total dan berkomunikasi hanya dengan gerakan mata
vertikal dan berkedip.
26
Sindrom ini disebabkan oleh oklusi cabang brevis dan longus
sirkumferensial dari arteri basilaris. Gejalanya antara lain kelumpuhan nuklear
ipsilateral dari saraf abdusen dan saraf fasialis, nistagmus, tidak mampu melihat
ke sisi lesi, hemiataksia dan asinergia ipsilateral, analgesia dan termanestesia
kontralateral, hipestesia dan gangguan sensasi posisi dan getar sisi kontralateral,
mioritmia palatum dan faring ipsilateral.
27
Struktur yang Terlibat Efek Klinis
28
lateralis termanestesia separuh tubuh kontralateral
29
B. Pemeriksaan fisik
C. Pemeriksaan penunjang
I. Laboratorium:
30
Creatin kinase, cardiac isoenzymes, troponin level
II. EKG
Basilar meningitis
Basilar migraine
Perdarahan subarakhnoid
Cerebellopontine angle tumor
2. 8 TATALAKSANA
31
durasi singkat dan pada pasien tanpa thrombosis yang luas, penggunaan tPA dapat
memberikan perbaikan pada fungsi neurologis.
32
Memulai rehabilitasi setelah kondisi medis stabil
Setelah keluar dari unit stoke, direkomendasikan untuk
melanjutkan rehabilitasi dengan berobat jalan selama tahun
pertama setelah stroke
2. Pencegahan stroke selanjutnya dan progresifitas dari penyakit
vaskular
Pengendalian faktor risiko
Modifikasi gaya hidup
2.9. KOMPLIKASI
Pneumonia aspirasi
Deep vein thrombosis
Pulmonary embolism
2.10 PROGNOSIS
33
BAB III
KESIMPULAN
34
DAFTAR PUSTAKA
1. Sacco RL, Kasner SE, Broderick JP. An Update Definition of Stroke for the
21st Century. AHA/ASA. 2013;44:2065-84.
2. Brass LM. Stroke. Major Cardiovascular disorder; [215-33].
3. Situasi Kesehatan Jantung. Info Datin. 2013:3.
4. Guideline Stroke 2011. p. 14, 76, 93-108
5. Stroke. In: Universities Sumatra Utara, editor. 2013. p. 7-8
6. Greenberg DA, Aminoff MJ, Simon RP. Stroke. Clinical Neurology. 8 ed.
United States of America: McGraw Hill; 2012. p. 380, 90-3.
7. Kaye V. Vertebrobasilar Stroke Overview [cited 2015 3 November]. Available
from: emedicine.medscape.com
8. Lewandoswski C, Santhakumar S. Posterior Circulation Stroke. FERNE.4-9.
9. Ropper AH, Samuels MA, Klein JP. Stroke. Principles of Neurology. 10 ed.
United State of America: McGraw Hill; 2014. p. 813, 5, 8.
35
36