Anda di halaman 1dari 15

Tugas Kelompok Dosen Pengampu

Akuntansi Biaya M. Iqbal Lubis , SE, M. Si, Ak.

ALOKASI BIAYA PRODUK GABUNGAN DAN PRODUK SAMPINGAN

Disusun Oleh Kelompok 2 :

Erda 11910623440
Putri Ramadani 11910620124
Sonia Juliana 11910620192
Suci Dhea Syatirah 11910623856
Winda Nirwana 11910620117

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
2021
KATA PENGANTAR
Kami ucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT. karena kali ini kami dapat menyusun
makalah tentang ALOKASI BIAYA PRODUK GABUNGAN DAN PRODUK SAMPINGAN.
Tidak lupa pula shalawat kita ucapkan kepada Nabi Muhammad SAW. yang telah membawa kita
dari kehidupan gelap gulita menuju kehidupan yang cerah.

Kami ucapkan terima kasih kepada Dosen Pembimbing dan teman-teman yang telah
membantu dalam penyusunan makalah ini sehingga makalah ini dapat selesai tepat pada
waktunya.

Penyusunan makalah ini tentunya masih banyak kekurangan dan kesalahan baik dalam
pemahaman maupun dalam penulisan, kami mengaharapkan kritik dan saran dari Dosen dan
teman-teman yang bersifat membangun demi perbaikan penulisan makalah yang selanjutnya.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca, terutama bagi kami. Aamiin.

Pekanbaru, April 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................................................................i

DAFTAR ISI.......................................................................................................................................................ii

BAB I PEDHAULUAN......................................................................................................................................1

A. Latar belakang............................................................................................................................................1

B. Rumusan masalah......................................................................................................................................1

C. Tujuan Penulisan........................................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN....................................................................................................................................3

A. Dasar Biaya Gabungan..............................................................................................................................3

B. Produk Utama, Produk Gabungan, dan Produk Sampingan......................................................................3

C. Mengalokasikan Biaya Gabungan.............................................................................................................3

D. Pendekatan untuk mengalokasikan biaya gabungan..................................................................................4

E. Metode NRV dengan presentase marjin kotor yang konstan.....................................................................5

F. Pemilihan Metode......................................................................................................................................5

G. Tidak mengalokasikan Biaya Gabungan...................................................................................................6

K. Akuntasi untuk Produk Sampingan...........................................................................................................7

BAB III PENUTUP..........................................................................................................................................11

A. Kesimpulan..............................................................................................................................................11

B. Saran........................................................................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Biaya gabungan ( joint-cost) adalah biaya proses produksi yang menghasilkan


berbagai produk secara serentak. Biaya penyulingan ini merupakan biaya gabungan.

Output dari proses produksi gabungan dapat diklasifikasikan menjadi dua katagori
umum output dengan nilai jual positif dan output dengan nilai jual nihil.

Proses produksi gabungan titik hanya dapat menghasilkan produk gabungan dan
produk utama tetapi juga produk sampingan. Meskipun produk sampingan memiliki total
nilai jual yang rendah dibandingkan dengan total nilai jual produk gabungan atau utama,
kehadiran produk sampingan dalam suatu proses produksi gabungan dapat
mempengaruhi alokasi biaya gabungan.

Beberapa konteks yang mengharuskan biaya gabungan dialokasikan keproduk


atau jasa individual adalah Perhitungan biaya persediaan dang harga pokok penjualan
untuk tujuan akuntasi keuangan serta perlaporan kepada otoritas pajak penghasilan,
Perhitungan biaya persediaan dan harga pokok penjualan untuk tujuan pelaporan internal,
Pembayaran kembali biaya kepada perusahaan yang segelintir, tetapi tidak semua, produk
atau jasanya dibayar kembali menurut kontrak biaya-plus dengan, misalnya agen
pemerintah, Perhitungan penyelesaiaan asuransi atas klain kerusakan yang dilakukan
berdasarkan inpormasi tentang biaya produk yang dibuat secara gabungan, Regulasi tarif
untuk satu atau lebih produk yang dibuat secara gabungan atau jasa amenjadi subjek
regulasi harga, Litigasi dimana biaya produk gabungan merupakan input utama.

B. Rumusan masalah

1. Apakah itu dasar biaya gabungan?


2. Apa itu produk utama,gabungan, dan sampingan?
3. Apa saja konteks mengalokasikan biaya gabungan?
4. Apa saja pendekatan untuk mengalokasikan biaya gabungan?

1
5. Apa saja Metode NRV dengan presentase marjin kotor yang konstan?
6. Seperti apa saja pemilihan metode?
7. Apa saja cakupan Tidak mengalokasikan Biaya Gabungan?
8. Seperti apakah Ketidak relevan Biaya Gabungan bagi Pengambilan Keputusan?
9. Bagaimanakah Akuntasi untuk Produk Sampingan?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui dasar biaya gabungan


2. Untuk mengetahui produk utama,gabungan,sampingan
3. Untuk mengetahui konteks mengalokasikan biaya gabungan
4. Untuk mengetahui pendekatan untuk mengalokasikan biaya gabungan
5. Untuk mengetahui metode NRV dengan presentase marjin kotor yang konstan
6. Untuk mengetahui pemilihan metode
7. Untuk mengetahui cakupan tidak mengalokasikan biaya gabungan
8. Untuk mengetahui ketidak relevan biaya gabungan bagi pengambilan keputusan
9. Untuk mengetahui akuntansi untuk produk sampingan

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Dasar Biaya Gabungan


Biaya gabungan ( joint-cost) adalah biaya proses produksi yang menghasilkan berbagai
produk secara serentak. Mari kita pertimbangkan penyulingan batu bara, yang menghasilkan batu
alam, gas alam, dan produk lainnya. Biaya penyulingan ini merupakan biaya gabungan.

B. Produk Utama, Produk Gabungan, dan Produk Sampingan


Output dari proses produksi gabungan dapat diklasifikasikan menjadi dua katagori
umum: output dengan nilai jual positif dan output dengan nilai jual nihil. Sedagai contoh,
pemrosesan hidrokarbon lepas pantai menghasilkan minyak dan gas alam, yang memiliki nilai
jual positif, juga menghasilkan air, yang tidak memiliki nilai jual dan akan dikembakikan lagi ke
laut. Istilah produk menggambarkan setiap output yang memiliki nilai jual positif (atau output
yang memungkinkan suatu perusahaan terhindar dari keharusan mengeluarkan biaya, setiap
produkkimia lanjutan yang digunakan sebagai input dalam proses lainnya). total nilai jual dapat
tinggi atau rendah.

Jika proses produksi gabungan menghasilkan satu produk dengan total nilai jual yang
tinggi, dibandingka dengan total nilai jual produk lainnya dari proses tersebut,produk itu disebut
sebagai produk utama (main product), jika proses produksi gabungan menghasikan dua atau
lebih produk dengan total nilai jual yang tinggi dibadingkan dengan total nilai jual produk
lainnya,jika ada, produk itu disebut sebagai produk gabungan ( joint product). produk yang
dihasikan dari proses produksi gabungan yang memiliki total nilai jual yang rendah
dibandingkan dengan total nilai produk utama atau produk gabungan disebut sebagai produk
sampingan (byproduct).

C. Mengalokasikan Biaya Gabungan


Beberapa konteks yang mengharuskan biaya gabungan dialokasikan keproduk atau jasa
individual adalah:

3
1. Perhitungan biaya persediaan dang harga pokok penjualan untuk tujuan akuntasi
keuangan serta perlaporan kepada otoritas pajak penghasilan.

2. Perhitungan biaya persediaan dan harga pokok penjualan untuk tujuan pelaporan internal.

3. Pembayaran kembali biaya kepada perusahaan yang segelintir, tetapi tidak semua, produk
atau jasanya dibayar kembali menurut kontrak biaya-plus dengan, misalnya agen
pemerintah.

4. Perhitungan penyelesaiaan asuransi atas klain kerusakan yang dilakukan berdasarkan


inpormasi tentang biaya produk yang dibuat secara gabungan.

5. Regulasi tarif untuk satu atau lebih produk yang dibuat secara gabungan atau jasa
amenjadi subjek regulasi harga.

6. Litigasi dimana biaya produk gabungan merupakan input utama.

D. Pendekatan untuk mengalokasikan biaya gabungan


Dua pendekatan dapat digunakan untuk mengalokasikan biaya gabungan.

Pendekatan 1. Mengalokasikan biaya gabungan dengan menggunakan data berdasarkan


pasar seperti pendapatan. Tiga metode yang menggunakan pendekatan ini:

 Metode nilai jual pada titik splitoff

Metode nilai jual pada titik splitoff mengalokasikan biaya gabungan ke produk gabungan
berdasarkan total nilai jual relatif pada titik splitoff dari totak produk tersebut yang dibuat
selaa periode akuntasi.

 Metode ukuran fisik

Metode ukuran fisik dalam (physical measure method) mengalokasikan biaya gabungan
keproduk gabungan berdasarkan bobot, volume, atau ukuran fisik relatif lainnya pada
titik splitoff dari total produk tersebut yang dibuat selamat periode akuntasi.

 Metode nilai realisali bersih (NRV)

4
Metode nilai realisasi bersih (nrv) mengalokasikan biaya gabungan ke produk gabungan
berdasarkan NRV relatif-nilai jual akhir di kurangi biaya yang dapat dipisahkan-total
produk gabungan yang dibuat selama periode akuntasi.

Pendekatan 2. Mengalokasikan biaya gabungan dengan menggunakan ukuran pisik,


seperti bobot ( misalnya kg), atau volume (katakanlah ft2) produk gabungan.

E. Metode NRV dengan presentase marjin kotor yang konstan


Metode NRV dengan presentase marjin kotor yang konstan mengalokasikan biaya
gabungan ke produk gabungan dengan cara sedemikian rupa sehingga presentase marjin kotor
secara keseluruhan sama bagi setiap produk. Berikut adalah langkah-langkahnya :

a. Menghitung presentase marjin kotor secara keseluruhan bagi semua produk gabungan.

b. Mengalikan presentase marjin kotor secara keseluruhan dengan nilai jual akhir total
produksi setiap produk untuk menghitung marjin kotor setiap produk tersebut.

c. Mengurangi biaya yang dapat dipisahkan dari total biaya setiap produk yang akan
ditanggung untuk memperoleh alokasi biaya gabungan.

Metode NRV dengan presentase marjin kotor yang konstan sangat berbeda dengan dua metode
alokasi biaya gabungan berdasarkan pasar lainnya.

F. Pemilihan Metode
Alasan mengapa menggunakan metode nilai jual pada titik splitoff mencakup :

1. Pengaturan nilai produk gabungan pada titik splitoff.

Nilai jual pada titik splitoff merupakan ukuran terbaik atas manfaat yang diterima yang
berasal dari pemrosesan gabungan dibandingkan dengan semua metode pengalokasian
biaya gabungan lainnya.

2. Tidak ada antisipasi terhadap keputusan manajemen selanjutnya.

5
Metode nilai jual pada titik splitoff tidak memerlukan informasi tentang langkah langkah
pemrosesan setelah splitoff, jika ada pemrosesan lebih lanjut. Sebaliknya, metode NRV
dan metode NRV dengan persentase marjin kotor yang konstan memerlukan informasi
tentang (a) urutan spesifik keputusan pemrosesan lebih lanjut, (b) biaya terpisah
pemrosesan lebih lanjut, dan (c) titik dimana setiap produk terjual.

3. Ketersediaan dasar yang umum untuk mengalokasikan biaya gabungan ke produk.

Metode nilai jual pada titik splitoff (serta metode berdasarkan pasar lainnya) memiliki
dasar yang umum untuk mengalokasikan biaya gabungan ke produk, yaitu pendapatan.

4. Kesederhanaan

Metode nilai jual pada titik splitoff sangat sederhana. Sebaliknya, metode NRV dan
metode NRV dengan persentase marjin kotor yang konstan dapat saja menjadi rumit
ketika mengoperasi kan pemrosesan yang memiliki berbagai produk dan beberapa titik
splitoff.

Jika harga jual semua produk pada titik splitoff tidak tersedia, biasanya akan digunakan
metode NRV karena metode ini berupaya mengaproksimasi nilai jual pada titik splitoff dengan
mengurangi biaya terpisah yang dikeluarkan setelah titik splitoff atas setiap produk dari harga
jual. Metode NRV mengasumsikan bahwa semua markup atau marjin laba terkait dengan proses
gabungan (joint process) dan tidak ada satu pun markup yang terkait dengan biaya terpisah.

Keunggulan utama metode NRV dengan persentase marjin kotor yang konstan adalah
bahwa metode ini relatif mudah diimplementasikan. Metode ini memperlakukan produk
gabungan seolah olah hanya terdiri dari satu produk dengan menghitung persentase marjin kotor
agregat, menerapkan persentase marjin kotor ini kesetiap produk, dan mendukung biaya
gabungan yang dialokasikan ke setiap produk.

6
G. Tidak mengalokasikan Biaya Gabungan.
Beberapa industri yang menggunakan variasi pendekatan tidak mengalokasikan ini
mencakup industri pengemasan daging, pengalengan, dan penambangan. Biasanya akuntan tidak
mencatat persediaan pada NRV. Hal ini disebabkan karena, dengan mencatat persediaan pada
NRV. Pendapatan akan diakui sebelum penjualan dilakukan. Akibatnya, beberapa perusahaan
yang menggunakan pendekatan tidak mengalokasikan ini akan mencatat persediaannya pada
NRV dikurangi marjin laba operasi yang di estimasi.

J. Ketidak relevan Biaya Gabungan bagi Pengambilan Keputusan.

1. Keputusan Menjual atau Memroses Lebih Lanjut.

Biaya inkremental adalah biaya tambahan yang dikeluarkan untuk melakukan aktivitas,
seperti pemrosesan lebih lanjut. Jangan mengasumsikan semua biaya terpisah dalam
alokasi biaya gabungan selalu merupakan biaya inkremental. Beberapa biaya terpisah
dapat berupaya biaya tetap, seperti biaya lease bangunan dimana pemrosesan lebih lanjut
tidak boleh dipengaruhi oleh jumlah total biaya gabungan, keputusan itu juga tidak boleh
dipengaruhi oleh bagian biaya gabungan yang dialokasikan ke setiap produk.

2. Alokasi Biaya Gabungan dan Evaluasi Kinerja.

Potensi konflik antara konsep biaya yang digunakan untuk membuat keputusan dan
konsep biaya yang digunakan untuk mengevaluasi kinerja manajemer dapat juga muncul
dalam keputusan menjual atau memroses lebih lanjut.

3. Keputusan Penetapan Harga.

Apakah biaya gabungan yang di alokasikan ke produk gabungan harus digunakan dalam
membuat 5 keputusan penetapan harga produk gabungan? Tidak, mengapa? Karena tidak
ada hubungan sebab akibat yang mengidentifikasi sumber daya yang diminta oleh masing
masing produk gabungan yang kemudian dapat digunakan sebagai dasar penetapan harga.

7
K. Akuntasi untuk Produk Sampingan.
Proses produksi gabungan titik hanya dapat menghasilkan produk gabungan dan produk
utama tetapi juga produk sampingan. Meskipun produk sampingan memiliki total nilai jual yang
rendah dibandingkan dengan total nilai jual produk gabungan atau utama, kehadiran produk
sampingan dalam suatu proses produksi gabungan dapat mempengaruhi alokasi biaya gabungan.

A. Metode penjualan : Produk sampingan Diakui Ketika Produksi Telah Selesai

Metode ini mengakui produk sampingan dalam laporan keuangan. "4000 cubic feet bubur
kayu" pada bulan bubur kayu tersebut diproduksi, yaitu Juli 2007. NRV dari produk
sampingan yang diproduksi akan mengoffset biaya produk utama (Lihat konsep dalam
Tindakah). Ayat jurnal berikut ini mengilustrasikan metode produksi:
1. Barang dalam proses 150.000
Pengendalian utang usaha 150.000
Untuk mencatat bahan langsung yang dibeli dan digunakan
untuk produksi selama bulan juli

2. Barang dalam proses 100.000


Berbagai akun, seperti Pengendalian Utang Upah dan akumulasi
penyusutan 100.000

Untuk mencatat biaya konversi dalam proses produksi selama bulan


Juli; contohnya mencakup energi, perlengkapan manufaktur,
semua tenaga kerja manufaktur dan penyusutan pabrik.

3. Persediaan Produk Sampingan Bubur Kayu ( 4.000 c.f. x $1 per c.f) 4.000
Barang jadi papan yang halus ($250.000-$4.000)
246.000
Barang dalam Proses ($150.000 + $100.000
250.000
Untuk mencatat biaya barang yang dibuat selama bulan Juli.

8
4a. Harga Pokok Penjualan [(40.000 b.f : 50.000 b.f) x $246.000] 196.800
Barang jadi papan yang halus 196.800
untuk mencatat biaya produk utama yang terjual selama bulan Juli

4b. Kas atau Piutang Usaha (40.000 b.f x $6 per b.f)


240.000
Pendapatan Papan yang Halus
240.000
Untuk mencatat Penjualan produk utama selama bulan Juli.

5. Kas atau Piutang Usaha (1.200c.fx$1 per c.f) 1.200


Persedian produk sampingan Bubur kayu 1.200
Untuk mencatat penjualan produk sampingan selama bulan Juli.

Metode produksi melaporkan persediaan produk sampingan yang berupa bubur kayu
dalam neraca pada harga jualnya sebesar $1 per cubic foot [($4.000 cubic feet - 1.200
cubic feet) x $1 per cubiv foot = $2.800].
Salah satu variasi dari metode ini akan melaporkan persediaan produk sampingan pada
NRV-nya dikurangi marjin laba normal ($4.000 - 20% x $4.000 = $3.200, dengan asumsi
marjin laba normal sebesar 20%5). Apabila persediaan prodyk sampingan dijual pada
periode berikutnya, laporan laba rugi akan membandingkan harga jual sebesar $960
($1.200 c.f / 4.000 c.f x $3.200), yang menghasilkan laba operasu produk sampingan
sebesar $240 ($1.200 - $960).

B. Metode penjualan : Produk sampingan Diakui pada saat Penjualan

Penjualan (produk utama 10.000 unit @ Rp100) Rp1.000.000

Harga Pokok Penjualan:

9
Sediaan awal (1.000 unit @ Rp85) Rp 85.000

Biaya produksi total (11.000 unit @ Rp85) Rp 935.000

Biaya barang tersedia untuk dijual Rp1.020.000

Sediaan akhir (2.000 unit @ Rp85) Rp 170.000

Rp 850.000Laba kotor
Rp 150.000

Biaya pemasaran dan administrasi Rp 50.000

Laba operasi Rp 100.000

Pendapatan lain-lain:

Penjualan produk sampingan Rp 40.000

Laba sebelum pajak Rp 140.000

Jurnal pendapatan penjualan produk sampingan:

Kas / Piutang Dagang Rp40.000

Penjualan produk sampingan Rp40.000

10
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Biaya gabungan terjadi sebelum titik pisah (split-off). Titik pisah adalah saat
dihasilkannya dua atau lebih produk bersama, dimana pada saat itu produk bersama bisa
langsung dijual atau diproses lebih lanjut.

Istilah produk sampingan digunakan untuk suatu produk yang bernilai total relatif
kecil dan diproduksi secara berbarengan dengan produk yang bernilai lebih besar. Produk
yang nilainya lebih besar biasa disebut dengan produk utama. Produk sampingan juga
bisa diartikan sebagai produk yang bukan tujuan utama operasi perusahaan tetapi tidak
dapat dihindarkan terjadinya dalam proses pengolahan produk disebabkan sifat bahan
yang diolah atau karena sifat pengolahan produk, kuantitas dan nilai produk sampingan
relatif kecil dibandingkan dengan nilai keseluruhan produk.

B. Saran
Dalam makalah ini penulis berharap agar para pembaca makalah ini tidak sekedar
membaca saja, tetapi penulis mengharapkan para pembaca dapat memahami dengan jelas
mengenai isi makalah ini. Sehingga dapat memudahkan kita untuk mengetahui alokasi
biaya mengenai produk gabungan serta produk sampingan. Dan juga dapat menjalankan
diskusi ini dengan lancar. Aamiin Yarrobbal Alamiin

11
DAFTAR PUSTAKA
Hastoni dan H. Hendra Setiawan. 2008. “Analisa Produk Sampingan dalam

Menentukan Tingkat Pendapatan Produk Utama Studi kasus pada Perusahaan

Tahu YUN – YI”. Dosen Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kesatuan. Jurnal Ilmiah

Kesatuan, Vol 10 No. 1.

Kurniawan, David. 2012. “Penerapan Sistem Akuntansi Biaya Untuk Meningkatkan

Tingkat Akurasi Biaya Produksi (Studi Praktik Kerja Pada PT Hamparan

Plastindo Raya)”. Jurnal Ilmiah Mahasiswa. Vol. 1 No. 1Januari 2012,Hal. 16-
20

Charles T.Horngren, srikant M. Datar, dan George Foster.2008. “Akuntansi Biaya”.jakarta 13740

12

Anda mungkin juga menyukai