Anda di halaman 1dari 25

ULUMUL QUR’AN

(ILMU – ILMU MEMAHAMI AL QUR’AN)

OLEH :
WAHYUDIN

UNIVERSITAS WIRALODRA INDRAMAYU


FAKULTAS AGAMA ISLAM
KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirrohim

Al Qur’an,yang keberadaannya telah di sepakati secara mutawatir oleh umat islam,sesuai


dengan fungsinnya yaitu Huda li al Naas (petunjuk bagi manusia) dalam menjalani hidup dan
kehidupan dalam rangka mencapai dan memperoleh hatikat makna hidup dan kehidupan yang
dengan jaminan manakala manusia dengan penuh keyakinan dan kesadaran untuk memegang
Al Qur’an sebagai petunjuk,maka ia akan memperoleh maknahidup dan kehidupan yang sejati
dan memperoleh kebahagiaan baik hidup dan kehidupan di dunia maupun di akhirat.
Sesuai dengan pemahaman manusia terhadap makna al Qur’an yang bervariasi maka
para ulama memberikan nama kalam Illahi tersebut dengan beberapa nama di antaranya yang
mashur adalah al kitab,al Qur’an,adz-Dzikr,dan al furqon.
Selain kalam illahi diwarnai dengan variasai nama,juga al Qur’an diyakini dan di
benarkan oleh umat manusia sebagai mukjijat Muhammad SAW.yang tertinggi karena keyakinan
dan pembenarannya itulah makna manusia di tuntut untuk mampu membuktikan
kemukjijatannya .untuk membuktikan al Qur’an sebagai mukjijat dibutuhkan ilmu-ilmu
pendukungnya yaitu;Ilmu-Ilmu al Qur’an (Ulum-al Qur’an).
Diharapkan dengan bekal ilmu-ilmu al Qur’an,manusia akan mampu membuktikan
kemukjijatan al Qur’an yang sama sekali tidak dapat ditandingi oleh orang yang berupaya untuk
membuat kalimat dan makna-makna semacam al Qur’an.
Diktat Ulumul Qur’an,ditulis untuk lebih memudahkan Mahasiswa dalam mengikuti
perkuliahan dan merangsang para Mahasiswa agar senantiasa mau berupaya untuk memahami
dan mengamalkan makna-makna al Qur’an sebagai Huda Li al Naas,wallahu a’lam bi al
Shawab.

Penulis,
SAMBUTAN DEKAN
FAKULTAS AGAMA ISLAM UNUVERITAS WIRALODRA
INDRAMAYU
--------------------------------------------------------------------------------------

Bisamillahirrohmanirrohim

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Illahi Robbi, yang hanya gengan perkenalan-Nya,
segala aktifitas kita dalam rangka Dakwa Islam melalui Lembaga Formal Pendidikan Islam Tinggi,
yaitu Fakultas Agama Islam Universitas Wiralodra Indramayu tatap lancer tanpa kenada apapun,
sholawat dan salam mudah-mudahan senantiasa tercurahkan kepada Muhammad SAW, beserta
keluarga dan para sahabatnya.
Melalui prisip dan pendekatan; memberikan yang termudah dan jangan mempersulit
(Yassiruu wala tu’asir) adam ikhtiar Dakwah Islamiyah, kami telah banyak memberikan kebijakan
yang sangat memudahkan yang tetap dalam kerangka membantu dan memudahkan melalui
sistem baik bagi para Dosen maupun para Mahasiswa dalam kelancaran Proses Belajar
Mengajar Fakultas Agama Islam dan Pengembang sayap Fakultas .
Sebagai salah satu kebijakan tersebut, kami telah menghimbau kepada para pengajar
(Dosen) untuk membuat rangkuman/diktat materi perkuliahan yang dipegang dalam rangka
membantu kelancaran perkuliahan para Mahasiswa. Rangkuman /diktat yang di maksud adalah
bukan sebagai pegangan satu-satunya bagi para Mahasiswa akan tetaoi merupakan ransangan
untuk selanjutnya memiliki literatur-literatur pokok materi perkuliahan.
Kami mengucapkan dan menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada
semua Dosen yang telah mencurahkan baik pikiran maupun tenaga dalam enyusun
rangkuman/diktat materi perkuliahan, khususnya kepada saudara Drs. WAHYUDIN yang telah
menulis diktat Ulumul Qur’an ,mudah-mudahan upaya tersebut pendapat imbalan pahala yang
setimpal dari Allah SWT.amiin.
Indramayu, maret 1999

Dekan Fak. Agama Islam

Drs. ARI NURZAMAN ,MBA


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………………………………………………………………….. i
SAMBUTAN DEKAN FAKULTAS AGAMA ISLAM………………………………………………………………………… ii
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………………………………………………… iii
BAB . I : AL QUR’AN DAN SEJARAH PENGEMBANGAN ILMU-ILMU AL QUR’AN
1 . Pengertian al-Qur’an dan wahyu…………………………………………………………………………… 1
2 . Nuzul al Qur’an ……………………………………………………………………………………………………. 2
3 . Perkembangan ilmu-ilmu al Qur’an ……………………………………………………………………… 3

BAB. II : ILMU-ILMU PENDUKUNG UNTUK MEMAHAMI KANDUNGAN AL QUR’AN


1 . Ta’rif ulum al Qur’an………………………………………………………………………………………….. 7
2 . Ilmu I’jaz al Qur’an……………………………………………………………………………………………… 7
a. Pengertian …………………………………………………………………………………………………… 7
b. Bukti historis kegagalan menandingi al Qur’an……………………………………………… 8
3 . Ilmu Rasm al Qur’an…………………………………………………………………………………………… 8
a. Pengertian Ilmu Rasmul al Qur’an………………………………………………………………… 8
b. Rasmul Usmani…………………………………………………………………………………………….. 9
4 . Ilmu Qashash al Qur’an……………………………………………………………………………………… 10
a. Pengertian……………………………………………………………………………………………………. 10
b. Macam-macam Kisah Dalam al Qur’an…………………………………………………………. 10

5 . Ilmu Amtsal al Qur’an………………………………………………………………………………………… 11


a. Pengertian…………………………………………………………………………………………………….. 11
b. Macam-macam Amtsal al Qur’an…………………………………………………………………… 11
6 . Ilmu Aqsam al Qur’an………………………………………………………………………………………… 12
a. Pengertian……………………………………………………………………………………………………. 12
b. Unsur-unsur Qasm dan ungkapanya…………………………………………………………….. 13
7 . Ilmu Qiraat al Qur’an…………………………………………………………………………………………. 14
8 . Ilmu Makiyyi wa al Madaniniyyi……………………………………………………………………… 17
a. Pengertian……………………………………………………………………………………………….. 17
b. Ciri-ciri surat Makiyyi dan Madanaiyyi……………………………………………………… 19
9 . Ilmu Mukam wa al Mutasyabih………………………………………………………………………. 20
a. Pengertian Mukam dan al Mutasyabih……………………………………………………… 20
b. Beberapa Pendapat Ulama……………………………………………………………………….. 20
10. Ilmu Nasikah wa al Mansukh………………………………………………………………………… 21
a. Makna Nasik wa al Mansukh…………………………………………………………………….. 21
b. Pendapat Para Ulama tentang Nasik wa al Mansukh…………………………………. 22
11. Ilmu jadal li al Qur’an…………………………………………………………………………………... 23
a. Ta’rif Jadal li al Qur’an………………………………………………………………………………. 23
b. Beberapa macam monadharoh al Qur’an…………………………………………………. 23
12. Fawatih al Suwar…………………………………………………………………………………………. 24
a. Pengertian………………………………………………………………………………………………. 24
b. Pendapat Ulama tentang Makna Fawatih al Suwar………………………………… 24
13. Ilmu Asbab wa al Nuzul………………………………………………………………………………. 25
14. Ilmu Tafsir…………………………………………………………………………………………………… 25
a. Pengertian……………………………………………………………………………………………... 25
b. Macam-macam Tafsir…………………………………………………………………………….. 26
c. Metodologi Tafsir……………………………………………………………………………………. 26
BAB I
SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU-ILMU AL QUR’AN

1 . Pengertian al Qur’an dan Wahyu


Al Qur’an menurut Bahasa ialah : bacaan atau yang dibaca. Al Qur’an adalah
“mashdar” yang di artikan dengan arti isim maf’ul, yaitu : yang dibaca. Selain arti al
Qur’an menurut bahasa, para ulama telah meneruskan pengenrtian al Qur’an menurut
istilah, pengertian-pengertian tersebut diantaranya adalah sebagai berikut :
a. Menurut As Sayuthy dalam al Itgan : al Qur’an ialah kalamullah yang diturunkan
kepada Muhammad,yang tak dapat ditandingi oleh yang menantangnya,
walaupun sekedar satu surat.
b. Menurut As Syaukhani dalam al Irsyad : al Qur’an ialah kalamullah yang di
turunkan kepada Muhammad, yang ditilawahkan dengan lisan dan mutawatir
penukilannya.
c. Kesimpulan dari beberapa pendapat : bahwa al Qur’an ialah wahyu Illahi yang
diturunkan kepada Muhammad saw, yang telah disampaikan kepada umatnya
dengan jalan mutawatir, yang dihukumu kafir bagi orang yang mengingkarnya .

Sedangkan rangkuman pengertian wahyu dari beberapa pendapat ialah :


sesuatu yang dibisikan ke dalam sukma, di ilhamkan dan isyarat cepat atau sesuai
yang dituangkan dengan cara cepat dari Allah ke dalam dada nabi-nabi-nya.
Imam Muhammad Abduh dalam bukunya “risalah al Tauhid” berkata :
wahyu ialah suatu Irfan (pengetahuan ) yang di dapat oleh seseorang di dalam
dirinya serta diyakini olenya bahwa yang demikian itu datang dari Allah,baik dengan
perantaraan ataupun tidak melalui perantaraan. As sayyid Rasid Ridha juga
berpendapat : bahwa wahyu ialah sesuatu yang diturunkan Allah kepada Nabi-nabi-
Nya secara khusus yang diterima tidak melalui proses berfikir dan berijtihad.
Menurut al Iragi dalam “Tharhut Tasrib” bahwa macam-macam penerimaan wahyu
yang dialami nabi Muhammad saw. Yaitu sebagai berikut :
a. Mimpi
b. Dicampakkan ke dalam jiwanya (dihembuskan ke dalam jiwanya) (Qs. As Syuara :
51) ;
c. Dalam bentuk gerincingan lonceng ;
d. Malaikat dating dengan wujud manusia, pernah Jibril dating dengan rupa Dihyah
Ibn Khalifah , seorang lelaki yang elok rupanya;
e. Jibril dating dengan menampakan wujud aslinya;
f. Allah membicarakan kepada Nabi dari belakang hijab (HR . at Turmudzi dari
hadits Muadz)
g. Israfil dating membawa wahyu (beberapa kalimat) sebelum datangnya Jibril.

2. Nuzul al Qur’an diturunkan


Ada tiga pendapat ulama tentang kaifiyah turunya al Qur’an , yaitu:
a. Al Qur’an diturunkan ke langit dunia pada malam al Qadar sekaligus (lengkap)
dari awal himgga akhir, kemudian diturunkan secara berangsur-angsur dalam
jangka waktu 20 tahun atau 23 tahun atau 25 tahun.
b. Al Qur’an diturunkan ke langit dunia dalam dua puluh kali lailatul qodar dalam 20
tahun atau 23 kali lailatul qodar atau 25 kali lailatul qodar, duturunkanya Al
Qur’an sesuai dengan keadaan pada tiap malam, setelah itu diturunkan secara
berangsur-angsur
c. Al Qur’an pertama kali diturunkan pada malam lailatul qodar, kemudian
diturunkan sesudahnya secara berangsur-angsur.
Dari tiga pendapat di atas, menurut Riwayat Ath Thabrany dari Ibnu Abbas r.a,
bahwa pendapat pada pin a.) adalah pendapat yang sangat terkenal di kalangan
masyarakat .
Kesimpulan dari makna Nuzulal Qur’an adalah : di turunkannya ak Qur’an dari
alam ghaib, atau di turunkannya Al Qur’an dari alam ghaib kelut Mahfudz atau
dalam dada Nabi Muhammad.
3. Perkembangan Ilmu-ilmu al Qur’an
A. Ilmu-ilmu al Qur’an di Masa Rasul dan Khulafa al Rasyidin
Ilmu-ilmu al Qur’an di masa Rasul, Abu Bakar r.a dan Umar r.a diriwayatkan
dengan jalan talqin dan musyafahan; dari mulut ke mulut .
Di masa pemerintahan Utsman, karna meluasnya pergauln / pembauran
antar bangsa Arab dan ajam, maka Usman mengyuruh para sahabat dan umat
untuk berpegang kepada mushaf al imam, pada masa pemerintahan usman
terjadi pergerakan penyakinan mushaf yang bersumber dari mushaf al imam dan
pembakaran mushaf-mushaf yang bukan Salinan dari mushaf al imam,
selanjutnya Salinan-salinan dikirim ke kota-kota besar
Dari Tindakan Usman inilah, maka gagasan untuk meletakan batu pertama
penulisan ilmu al Qur’an yang dinamakan “Ilmu Rasmi al Qur’an” ayau “Ilmu
Rasmi al Usmani”.
Tokoh-tokoh yanga merintis jalan bagi ilmu-imlu al Qur’an adalah sebagai
berikut :
a. Kelompok Sahabat :
1. Khulafah al Rasyidin ;
2. Ibnu abbas
3. Ibnu mas’ud
4. Zaid ibnb tsabit
5. Ubay ibn ka’ab
6. Amusya al ashari’
7. Abdullah ibnu Zubair.
b. kelompok tab’in :
1. Mujahid
2. Atha ibnu yasar
3. Ikhrimah
4. Qatadah
5. al hasan al bishry
6. Sa’id ibn aslam
7. Zaid ibn aslam
c. Kelompok tab’it tab’in :
Dari krlompok ini adalah Malik Ibn anas yang bersumber dari Zaid Ibn aslam.
Tiga kelompok tersebut diatas lah yang meletakan
Batu pertama bagi Ilmu-Imu al Qur’an :
a. Ilmu tafsir
b. Ilmu asbab al nuzul
c. Ilmu Makky wa al Madany
d. Ilmu Nasikh wa al Mansukh
e. Ummul Ulum al Qur’aniyah.

B. Tokoh-tokoh Ilmu al Qur’an pada abad kedua Hijriyah :


a. Syu’bah Ibn al Hajjaj (w . 160 H)
b. Sufyah Ibnu al Jarrah al kufy (w . 198 H)
c. Waki’ ibn al Jarrah al kufy (w . 197 H)
C. Tokoh-tokoh Ilmu al Qur’an Dalam Abad ketiga Hijriyah :
a. Ali Ibnu Madaniy (w . 234 H), beliau Menyusun kitab dalam Asbab al
Nuzul;
b. Abu Ubaid al Qasim Ibn Salam (w. 224 H), beliau Menyusun kitab tentang
ilmu an Nasikh wa al Mansukh, ilmu al Qira-at dan tentang ilmu Fadhail al
Qur’an.
c. Muhammad Ibn Ayyub adl-Dlirrs (w . 294 H) beliau meyusun kitab
tentang ilmu wa al Nuzzila bi al Madinati;
d. Muhammad Ibn Khalifa IBN al Marzuban (w . 309 H), kitabnya bernama al
Hawi fi Ulumil Qur’an
D. Tokoh-tokoh Ilmu-Ilmu al Qur’an Abad keempat Hijriyah :
a. Abu Bakar Muhammad IBN al Qasim al Anbary (w . 328 H), kitabnya Ajaib
ulum al Qur’an ;
b. Abu Hasan al Asy’ ary (w . 324 H), kitabnya dinamakan al-Mukhtazan fi
ulum al Qur’an.
c. Abu Bakar Assijistaniy (w . 330 H), beliau Menyusun ilmu Hhari al Qur’an
dengan nama kitabnya Gharib al Qur’an.
d. Abu Muhammad al Qashshab Muhammad Ibn Ali al Karakhi (w . 360 H),
kitabnya dinamakan Nugat al Qur’an ad Dallatala al Bayan fi Anwa’il ulumi
wa Ahkam al Munbiati an ikhtilaf fi al Anam.
e. Muhammad Ibn Ali al Adfuwi (w. 338 H), kitabnya dinamakan al Istighna fi
ulum al Qur’an.
E. Tokoh-tokoh Ilmu-ilmu al Qur’an Abad kelima Hijriyah :
a. Abu Amar ad Dany (w . 334 H), kitabnya al Taisir bi al Qira’at al Sab’I dan
al MUhkam fi al Nugath.
b. Ali Ibn Ibrahim Ibn sa’id al Hufy (w . 430 H), beliau Menyusun dua buah
kitab yaitu ; al Burhan fi Ulum al Qur’an dan I’rab al Qur’an.
Diantara kitab ilmu al Qur’an yang lahir pada abad ini adalah ilmu Amsal al
Qur’an
E. Tokoh-tokoh Ilmu-ilmu al Qur’an Abad keenam dan kejutuh:
Abad keenam :
a. Abdul Qosim Abdur Rahman, yang terkenal dengan nama Assuhaily (w .
581 H), kitabnya Muhammad al Qur’an atau al Ta’firu wa I’lamu bima
Ubhima fi al Qur’an min al Asmai wa al A’lam.
b. Ibnu Jauz (w . 597 H), beliau Menyusun dua buah kitab yaitu : Fununul
Afnan fi ‘ ajaibi ulum al Qur’an dan al Mujtaba fi Ulumin Tata’alaq bi al
Qur’an .

Abad ketujuh :
a. Alamuddin as Sakhawy (w . 643 H),kitabnya mengeni qira’at yang
dinamakan Hidayat al Murtab fi Mutasyabihi yang terkenal dengan nama
Mandhumad as Sakhawiyah ;
b. Ibnu Abdis salam yang terkenal dengan nama al Izz ( w. 660 H), kitabnya
Bernama Majaz al Qur’an.
c. Abu Syamah Bernama al Mursyidul Wajiz fima Yata’allaq bi al Qur’an al
aziz.
BAB II
ILMU-ILMU PENDUKUNG UNTUK MEMAHAMI MAKNA
KANDUNGAN AL QUR’AN

1 . Ta’rif Ulum al Qur’an


ulum al Qur’an terbentuk dari kalimat yang terdiri dari ulum dan al Qur’an
yang menurut Ilmu Bahasa Arab bentuk tersebut tersusun dari mudaf dan mudhaf ilaih
(idlafat), maka mempunyai pengertian segala pengetahuan atau ilmu-ilmu yang
berkaitan dengan al Qur’an dan berfungsi untuk memahami makna kandungan al
Qur’an;

Artinya : pembahasan yang berhubungan dengan al Qur’an , dari segi nuzulya, terbitnya,
mengumpulkannya , menulinya, membacanya , mentafsirkannya, I’jaznya , nasikh
masuknya, menolak syubhat-syubhat yang dihadapkan kepada al Qur’an.

2 . Ilmu I’jaz al Qur’an


A . Pengertin
I’zaj menurut Bahasa artinya : melemahkan, dan mukjizat artinya
sesuatu yang luar biasa, yang Ajaib atau yang menabjubkan. Sedangkan menurut istilah :
sesuatu yang bernilai sangat tinggi dan bisa mengungguli seluruh masalah yang
berkembang. Hal ini didukung oleh isyarat sebagai berikut :
Artinya : Menampakkan kebenaran Nabi dalam pernyataan sebagai seorang
Rasul,dengan menampakan kelemahan orang Arab dari upaya menantang terhadap
mu’jizat Nabi yang kekal yaitu al Qur’an dan kelemahan orang-orang yang dating
sesudah mereka (M Hasbi Ash Shiddiqie : 311).
B . Bukti Historis kegagalan menadingi al Qur’an
Diantara beberapa kelemahan Penantang terhadap mukjizat al Qur’an
dibuktikan dengan ketidak mampuan mereka untuk memenuhi permintaan Rasul kepada
orang Arab untuk melakukan :
1. Membuat ushlub seminal al Qur’an yang lengkap/mencakup orang Arab, orang
Ajam, jin, dan manusia, sebagai mana firman Allah (QS. Al Isra :88).
2. Membuat sepuluh surat yang semisal al Qur’an (QS . Hud :13).
3. Membuat satu surat semisal al Qur’an (QS . Yunus :38).
Disamping hal tersebut di atas, kemukjizatan al Qur’an dibuktikan dengan
keampuhannya merubah kararket bangsa Arab dari karakter jahiliyah menjadi bangsa
beradab dalam jangka waktu yang relative singkat .

3 . Ilmu Rasm al Qur’an


A . Pengertian
Ilmu Rasm al Qur’an ialah : ilmu yang mempelajari tentang penulis mata al Qur’an , dan
bentuk-bentuk hurup yang di gunakan:
B . Rasm Usmani
Pada masa khalifah Usman bi affan .umata islam telah tersebar keberbagai
penjuru dunia sehingga pemeluk agama Islam buakan hanya orang-orang arab saja.pada
saat itu muncul perdebatan tentang bacaan al Qur’an yang masing – masing pihak
mempunyi dialog yang berbeda dan mengklaim bacaanya yang terbaik. Melihat kondisi
yang seperti itu maka atas usul sahabat Huzaifah kepada khalifah usman bin Affan
dengan di bentuk tim penulis yang terdiri dari Zaid bin Tsabit (Ketua tim), Abdullah bin
Zubair (anggota), Abdurrahman bin harits bin Hisiam dan Said bian Asy’ats (anggota)
maka di rumuskan model penulisan yang biasa di terima oleh semua pihak (seluruh uat
islam) yang bersumber pada mushaf yang terdapat pada khafsah serta hapalan pars
sahabat, model tulian itu di sebut dengan Rasm Usmani.
Hasil penulisan tim tersebut di kirim ke beberapa kota besar di antaranya ; ke
Kufah , Bastah , Syam dan ditangan kholifah sendiri. Menurut oara ulama kaidah yang
berlaku dalam penulisan Rasm Usmani adalah Qidah al hadf (Membuang);salah satu
contohnya dalam membuang waw ( )
Pada lafal;

Meskipun Mushaf Usmani tetap di anggap sebagai satu-satunya mushaf yang di


jadikan pegangan bagi umat Islam di seluruh dunia dalam membaca , namun masih
terdapat prbedaan pendapat dalam membaca al Qur’an .
Maka untuk mengatasi hal tersebut Abu Aswad Ad Duali berusaha
menghilangkan kesulitan-kesulitan yang sering dialami olehorang-orang Islam non Arab
dalam membaca al Qur’an beliau membei tanda dengan tinta warna yang berbeda-
beda , selain itu memberikan tanda fathah dengan titik di sebekah kiri atas, kasrah
dengan titik dibawah serta dhomah dengan titik di sebelah kiri atas dan Tanwin dengan
dua titik, usaha ini dilakukan pada masa pemerintahan bani Umayyah.
Selanjutnya Khalil juga mengambil inisiatif untuk mengatasi kesulitan-kesulitan
tersebut dengan memberikan tanda-tanda baca baru yang lebih peraktis yaitu : tanda
huruf Waw kecil ( ) di atas untuk tanda Dhomah, hirul alif kecil ( ) untuk tanda
fathah , huruf ya kecil ( ) untuk tanda kasroh, kepala huruf sin ( ) untuk
siddah, kepda huruf ha ( ) untuk tanda sukun dan kepala huruf ‘ain ( ) untuk
hamzah.

4 . Ilmu Qashash al Qur’an


A . Pengertian
Qashash al Qur’an ialah : Menurut Bahasa Qashash adalah cerita, berita atau
keadaan, sedangkan menurut arti istilah Qashash al Qur’an adalah : kisah-kisah dalam al
Qur’an tentang para Nabi dan Rasul , peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masa
lampau, masa kini dan masa yang akan datang .
B . Macam-macam kisah dalam al Qur’an
Macam-macam kisah yang tergantung dalam al Qur’an adalah sebagai berikut :
a . Ditinjau dari segi waktu , mencakup :

- Kisah hal gaib yang terjadi pada masa lalu ;


- Kisah hal gaib yang terjasi pada masa kini ;
- Kisah-kisah hal gaib yang akan terjadi ;

b . Ditinjau dari segi materi , mencakup :

- Kisah-kisah para Nabi


- Kisah-kisah tenyang peristiwa-peristiwa yang telah terjadi pada masa lampau yang
tidak dapat di patikan kenabiannya.
- Kisah yang berkaitang dengan peristiwa-peristiwa yang terjadi di masa Rasul.

5 . Ilmu Asmal al Qur’an

A . Pengertian

Secara Bahasa amtsal berasal dari kata mitsl yang artinya : perumpamaan ,
sedangkan menurut istilah ada beberapa pendapat yaitu :

a. Menurut istilah ahli Abad , amtsal berarti ucapan yang banyak menyamakan keadaan
sesuatu yang diceritakan dengan sesuatu yang dituju.
b. Secaraca istilah ulama Bayan , amtsal berate ungkapan majaz ysng disamakan dengan
asalnya karena adanya persamaan yang dalam ilmu balaghah disebut tasybih .
c. Menurut ulama ahli Tafsir , amtsal berarti menampakan pengertian yang abstrak dlam
ungkapan yang indah , singkat, dan menarik yang mengena dalam jiwa , bail dengan
bentuk tasybih maupun majaz mursal .

B . Macam-macam amtsal al Qur’an :

Penyusun pertama ilmu amtsal ialah Syaikh Abdur Rahman Muhammad bin
Husain An Naisaburi , Imam Abdul Hasan bin Ali bin Muhammad al Mawardi dan Ibnu al
Qayyim dan Jalaliddin al Suyuti. Beberapa macam amtsal al Qur’an adalah sebagai
berikut :
a. Amtsal yang tegas
b. Amtsal yang tersembunyi
c. Amtsal yang terlepas (mursalah).

Perumpamaan dalam al Qur’an dapat dibuat dengan mengacu kepada


rukun amtsal yaitu :
a. Wajah Syabbah : pengertian Bersama-sama yang ada pada musyabbah dan musyabbah
bih .
b. Alat Tasybihh : Kaf, mitsil, kaana dan semua lafdz yang menunjukan makna
perserupaan.
c. Muasyabbah : Sesutu yang di serupakan (menyerupai) musyabbah bih
d. Musyabbah bih : sesuatu yang diserupai oleh musyabbah.
Salah satu contoh Amtsal al Qur’an

Artinya : Perumpamaan orang-orang yang menjadikan perlindungan-


perlindungan selain Allah adalah seperti laba-laba yang membuat rumah. Dan
sesungguhnya rumah laba-laba, kalua mereka mengetahui . (QS . al Ankabut :
41).
6 . ILmu Aqsam al Qur’an

A . Perngertian

Menurut Bahasa Aqsam adalah bentuk jamak dari Qasm yang artinya :
Sumpah, adapun Ilmu aqsam al Qur’an menurut arti istilah adalah : ilmu yang
membahas tentang sumpah-sumpah yang terdapat dalam al Qur’an.

B . Unsur-unsur Qasam dan ungkapannya.


Unsur-unsur bentuk Qasam ada tiga yaitu :
a. Fi ‘ il yang berbentuk muta ‘ adi dengan di awali dengan huruf ( ) sighat
qasm baik baik yang berbentuk ugsimu atau akhlifu tidak berfungsi tanpa dita
‘ diyahkan dengan huruf ( ).
Contoh (QS . al Nahl : 38) :

Artinya : mereka bersumpah dengan nama Allah.


Bentuk Qasm juga terkadang terbentuk dengan menggunakan huruf ( )
pada isim Dzahir dan huruf ( ) pada lafal Jalalah.
Contoh : ( QS . al Lail : 1) :

Artinya : Demi malam apabila menutup (cahaya siang)

(QS . al Anbiya : 57) :

Artinya : Demi Allah, sesunggunya kami akan melakukan tipudaya terhadap


berhala-berhalamu.
b. Muqsam bih : ialah lafadz yang terletak sesudah adat qasm yang dijadikan
sebagai sandaran dalam bersumpah yang juga disebut syarat. Beberapa
berbentuk muqsam bih : Allah bersumpah dengan Dzatnya sendiri dan
c. Muqsam ‘ alaih : ialah bentul jawaban bari syarat yang telah disebutkan
sebelumnya (muqsam bih). Posisi muqsam ‘ alaih terkadang bisa menjadi taukid,
sebagabai jawaban aqsam. Karena yang dikehendari dengan aqsam adalah untuk
mentaukidkan muqsam ‘ alaih, jawaban qasamn sering menggunakan lam ( )
atau Qad ( ) bentuk qasm terkadang secara Dhohir (terang) dan secara Dhomir
(samar).
7. Ilmu Qiraat al Qur’an
Salah satu cabang ilmu-ilmh al Qur’an adalah ilmu Qiraat al Qur’an,
pembahasan ilmu Qiraat al Qur’an diantaranya mengenalkan macam-macam Qiraat
al Qur’an. Jumlah Qiraat al Qur’an yang kebanyakan dikenal adalah Qiraat al Sab ‘ ah,
istilah Qiraat al Sab ‘ ah dikenal dipenghujung tahun 200 H (Qira’at tang bersumber
dari tujuh Qurro’) Qirat al Qur’an al sab’ah adalah sebagai berikut ;
a. Di Makkah ter kenal Qir’at Abdulah bin Kasir ad dari (W. 120 h.) , beliau bertemu
dengan beberapa sabat, antara lain : Anas Bin Malik , Abdullah Ibn Zuber , Abu
Ayyub Alansari .
b. Di Madinah terkenal Qira’at Nafi’ Ibin Abdullah Abdur Rahaman ibn Nu’ain (wa.
169 H) , yang menerima qira’at dari 70 orang tabi’in yang telah mempelajari
qira’at dari ubai ibn ka’ab Abdurahman Ibn Mbbas dan Abu Hurairah.
c. Di Syam, terkenal qira’at Abdullah al Yahshabi yang terkenal dengan nama Ibnu
Amir (w . 118 H), beliau mengambil qira’at daroi al Mughirah Ibn Syu’bah al
Makhzumi yangmengambil Dario Usman Ibn Affan, dan beliau bertemu dangan
beberapa Sahabat diantaranya : an Nu’man Ibn Basyir Waillah Ibn al Asqa.
d. Di Basyrah , terkenal Qira’ah Ibn Abu Amr dan Qira’at Ya’qub Abu Amr (W. 154
H ), beliau menerima qira’at dari mujahid Ibn Jabr Said Ibn Jabr yang menerima
qira’at dari Abdullah Ibn Abbas yang menerima dari Ubai Ibn Ka’ab.
e. Di Kuffah, terkenal dengan qira’at Hamzah dan Ashim,Hamzah, ialah Ibnu Habib
az Zaiyat maula Ikrimah Ibn Rabi at Taimy (w . 118 H), beliau mempelajari qira’at
pada Sulaiman Ibn Mirhan al A’masy yang menerima dari Yahya Ibn Watstab yang
menerima dari Zurr Ibn Hubaisy yang menerima dari Usman, Ali Ibn Mas’ud.
Ashim, ialah Ashim Ibn Abin Nujud al Asadi (w . 127 H), beliau mempelajari
qira’at dari Zurr Ibn Hubaisy yang belajar pada Abdullah Ibn Mas’ud.

Selain qira’at sab’ah dijumpai pula qira’at Asrah (Qira’at 10) dan Qira’at 14 :
Qira’at 10, dalah qira’at sab’ah ditambah :
a. Qira’at Ya’qub;
b. Qira’at Khalaf Ibn Hisyam (w . 229 H) yang menerima qira’at dari Sulaiman Ibn
Isa Ibn Habib Az Zaiyat ;
c. Qira’at Yazid Ibn al Qa’qa yang terkenal dengan nama Abu Ja’fa (w . 130 H),
yang mengambil qira’at dari Abdullah Ibn Abbas dan Abu Hurairah yang
mengambul dari Ubai Ibn Ka’ab.
Sedangkan Qira’at 14, adalah Qira’at 10 ditambah :
a. Qira’at al Hassan al Bisri (w . 110 H).
b. Qira’at Muhammad Ibn Abdur Rahman yang terkenal dengan nama Ibnu
Muhaishin (w . 123 H).
c. Qira’at Yahya Ibn Mubarak al Yazidi (w . 202 H).
d. Qira’at Abul Farji Muhammad Ibn Ahmad asy Syanabudzi (w . 388 H).

Dari beberapa qira’at ada qira’at yang diterima dan qira’at yang
Syadzdzah,kriteria qira’at yang diterima adalah sebagai berikut :
1. Sesuai dengan rasm salah satu mushaf Usman ;
2. Sesuai dengan kaidah Arabiyah walaupun dalam satu segi ;
3. Shahih sanadnya walaupun diterima dari qari yang selain qari 7 dan 10.

Ditinjau dari segi sanadnya , menurut al Sayuthy dari Ibnu al Jazary, ada 6
macam qira’ah yaitu :
1. Mutawwatir ; yaitu qira’at yang oleh orang banyak yang tidak mungkin
bersepakat untuk berdusta , seperti qira’at yang dinuklilkan dari 7 qari.
2. Masyhur ; yaitu qira’ah yang sahih sanadnya, diriwayatkan oleh orang yang
adil lagi kuat hafadlan dan sesuai dengan salah satu rasm Usmnani baik sanad
itu dari imam 7, atau imam 10 atau imam-imam yang lain,dan terkenal
diantara qari,tidak masuk kelompok Syadz, hanya belum mencapai derajat
mutawwatir, misalkan qira’ah yang diriwayatkan oleh sabagian perawi saja
dari qari 7,tidak diriwajatkan oleh semua perawi.
3. Shahi ; yaitu qira’ah yang senadnya shahih tetapi meyalahi resam Usman,atau
menyalahi qaidah Bahasa Arab, atau tidak terkenal qira’ah yang masyuhur.
4. Syadz ; yaitu qira’ah yang tidak shahih sanadnya seperti qira’ah Ibnu Sumaifi
yang membaca litakuna lima khalifah, dengan mempathahkan khalafa.
5. Maudhu ; yaitu yang di nobatkan kepada seseorang tanpa ada asal , umpanya
girah-girah yang dikumpulkan oleh Muhammad Ibnu Jar al khuza’y dan di
nisbatkan kepada Abu Hanifah , seperti Girah innama yaskYasllahu min
Ibhadhil Ulama-a dengan merafa’a isim jalah dan mana sabah lafadh ulama.
6. Menyerupai hadits murdaj ; yaitu menysipkan lafaz atau kalimat kedaam
qiraah, sebagai tafsir, seperti qirah sa’ad ibnu Wagas yang menambah “Min
Ummin” pada ayat “walahu akhun au ukhtun “ hingga menjadi “walahu
ukhun au ukhtun min ummin”.
8 . Ilmu Makiyyi wa al Madaniyyi
A . Pengertian.
Ilmu Makiyyi wa al Madaniyyi ialah : ilmu yang disusun untuk
mengetahui seluk beluk ayat-ayat al Qur’an dari segi masa turunya,tempat
turunnya , dan maudu yang dibicarakannya.
Dari pengertian tersebut di atas maka para ulama berbeda pendapat
dalam membuat rumusan tentang ayat Makkiyah dan al madaniyah. Perbedaan
pendapay itu diakibatkan karena ada Sebagian ulama yang meneliti ayat dari segi
masa turunannya dan ada yang meneliti dari segi maudu’ nya. Rumusan-
rumusan yang berbeda tersebut adalah sebagaiu berikut :
a. Sekelompok ulama yang meneliti ayat dari segi tempat turunnya , maka
rumusannya adalah sebagai berikut ;

Artinya : makky , ialah ayat al Qur’an yang turun di Makkah , walaupun


turun sesudah iHijriyah . dan yang di maksud dengan madaniyyi ialah :
ayat al Qur’an yang turun di Madinah .

b. Kelompok ulama yang meneliti ayat dari maudu’(khitab – nya), ,maka


rumusanya adalah sebagai berikut :

Artinya : makky , ialah ayat yang sasaran (khitabnya) ditunujukan kepada


masyarakat (penduduk) Makkah, dan madaniyyi , ialah ayat yang sasaran
(khitabny)di tunjukan kepada masyarakat madinah.
c. Kelompok ulama yang meneliti ayat dari masanya , maka rumusanya adalah
sebagai berikut :

Artinya : makky, ialah ayat yang turun sebelum hijriyah Rasul walaupun
turunya bukan di kota Makkah , dan madaniyyi , ialaha akhir yang
turunsesudah hijrah Rasul walaupun turunya di kota Makkah.
Contoh : Surat al Mutahinah , sejak awal hinga akhir turun di Madinah apabila
di tinjau dari segi tempat dia turun sesudah hijrah Rasul kalau di tijau dari
segi masanya , sasaran surat ini dihadapkan kepada penduduk Makkah , dan
maudu’ surat tersebut mengandung suatu tuntutan kemasyarakatan yang
merupakan ujian bagi hati-hati bagi orang mukmin, oleh karna para ulama
memasukan surat ini kedalam :

Artinya : Ayat yang turun di Madinah sedangkan hukumnya dimasukan ke


dalam ayat-ayat yang turun di Makkah.

B . Ciri-ciri surat makiyyi dan madaniyyi


a. Ciri-ciri surat makiyyi :
- Ayat-ayat /surat-suratnya pendek-pendek dan nadanya keras dan agak
bersajak
- Mengandung seruan kepapampokok-pokok Iman kepada Allah,hari akhir
dan menggambarkan keadaan syurka dan neraka
- Menyeru keadaan manusia untuk berperangi mulia dan berjalan lurus
sesuai aturan dan berbuat kebajikan.
- Mendebat orang-orang musyrikin dan menerangkan kesalahan-kesalahan
pendirian mereka.
- Banyak terdapat lafadz sumpah.
b. Ciri-ciri surat Madaniyyi :
- Surat-suratnya dan ayat-ayatnya Panjang-panjang,serta jelas
menerangkan hukum dengan mempergunakan usbul yang terang.
- Menjelaskan keterangan-keterangan dan dalil-dalil yang menunjukan
kepada hikikat-hakikat keagamaan.
- Surat-suratnya mengandung perijinan perang, penjelasan tentang hukum-
hukum, faraid, hak-hak perdata, tindak pidana, tentang orang-orang
munafik.

9 . Ilmu Mukam dan al Mutasyabihah


A . Pengertian
Ayat-ayat Muhkam ialah : ayat-ayat yang menu jukan kepada makna
dengan terang , tidak ada sedikitpun makna yang tersembunyi. Sedangkan ayat-
ayat-ayat mutasyabihah ialah : ayat-ayat yang tidak ada petunjuk jelas yang kuat
terhadap makna ayat. Ayat mutasyabihah terbentuk dari lafadz yang mujmal
(memerlukan penjelasan), muawwal (membutuhkan penakwilan) dan musyikil
(petunjuknya tersembunyi/tersirat).
B . Pendapat ulama terdapat Ayat-ayat Mutasyabihah
Pendapat ulama terhadap ayat-ayat mutasyabihah yang dimaksud adalah
pendapat ulama Salaf dan ulama Khalaf, pendapat tersebut adalah sebagai
berikut:
a. Pendapat Ulama Salaf.
Sikap ulama salaf terhadap ayat mutasyabihah, merek menyerahkan
hakikatnya kepada Allah sendiri.
b. Pendapat Ulama Khalaf .
Sikap dan pendapat ulama Khalaf terhadap ayat mutasyabihah, mereka
menta’wilkan lafadz yang mustahil dhahirnya kepada makna yang layak
dengan dzat Allah Madzhab ini dinisbatkan kepada Imam Haramain (w . 478
H) dan segolongan ulama mutaakhirin.
Ayat-ayat Mutasyabihah itu antara lain : QS . Thaha : 95, QS . al Fajr : 22, QS .
al Imran : 28.

10 . Ilmu Nasikh wa al Mansukh


A. Pengertian

Naskh menurut ulama fuqoha mempunyai dua makna (M . Hasbi Ash


Shidieqy :116) :
1. Membatalkan hukum yang telah diperoleh dari nash yang telah lalu dengan
naskh yang baru datang, seperti Nabi melarang ziyarah qubur kemudian nabi
membolehkanya.
2. Mengangkat umum nash yang lalu, atau mengqaidkan multaqnya, seperti :
dalam surat al Baqqoroh “ Tuhan menerangkan bahwa perempuan yang
dithalaq menanti tiga kali haidh.” Kemudian di surat al Ahzab “ Tuhan
menerangkan, bahwa apabila kamu menikahi perempuan yang beriman,
kemudian kamu thalaq dia sebelum disetubuhi, riadalah mereka beriddah
apa-apa”.
Nash yang pertama umum , masuk ke dalamnya perempuan yang sudah
didukhul dan yang belum. Nash yang kedua ditunjukan kepada istri yang belum
didukhul, merupaka suatu hukum yang khas
Dari dua pengertian Naskh di atas, poin kedualah yang dianggap ada dalam
al Qurselain pendapatan, namun hahekatnya tidak membatalkan hukum sama
sekali .
Selain pendapat di atas para ulama juga membuat rumus pem=ngertian
Naskh menurut istilah, pengertian-pengertian tersebut adalah sebagai berikut :
1. Naskh bermakna izalah (menghilangkan), firman Allah (QS . al Haj : 52);
2. Naskh terkadang bermakna tabdil (mengganti/menukar) firman Allah (QS .
an Nahl :101) ;
3. Naskh bermakna ta’wil (memalingkan);
4. Naskh bermakna menukilkan dari satu tempat ke tempat yang lain.

B . Pendapat para ulama tentang Naskh wa al Mansukh


Perbedaan pendapat tentan penetapan makna naskh menimpulkan
perbedaan pendapat tentang berlaku/tindaknya naskh.
Ada yang mengatakan bahwa naskh berlaku hanya di dalam al qur’an sendiri,
maka tidak salah manasakh al qur’an dengan al qur’an. Kebanyakan ulama
berpendapat bahwa as Sunah boleh dinaskh oleh al Qur’an, septi puasa Assyura’
dengan ayat ayiam, sedangkan menurut Imam Syafi’i menasakh al Qur’an dengan
as Sunah (hadits) berpendapat tidak dapat dibenarkan . sedangkan menasakh
sunah dengan sunah kebanyakan ulama membolehkan.
Menurut Abu Muslim al Asfahany (w . 322 H), bahwa adanya naskh di
dalam kitabullah adalah suatu hal yang dapat diterima akal. Dan beliau
menyatakan tidak dibenarkan naskh dalam arti yang umum dan membatalkan
beberapa macam naskh yang berlawanan dengan al Qur’an.
Kesimpilan dari beberapa pendapat di atas, M. Hasybi Ash Shiddieqy
(Sejarah dan Pengantar Ilmu al Qur’an : 132) menjelaskan mengingat bahwa
dasar menetapkan naskh, ialah bertentangan maka apa bila hilang pertentangan,
dengan sendirinya gugur pendakwaan naskh itu. Dan beliau merasa puas dengan
memegang kesimpulan kepada faham tidak ada naksh di dalam al Qur’an, karena
seluruh ayat al Qur’an muhkam.

11 . Ilmu Jadal lil al Qur’an


A . Pengertian / Ta ‘ rif
Jadl dan Jidal ialah : bertukan pikiran atas dasar menundukan lawan (QS . al
Kahf : 54) .
Allah menyuruh para Rasul-Nya untuk mendebat orang-orang musyrik
dengan jalan yang baik. Dan Allah membolehkan bermunadharah dengan ahlu
kitab dengan mempergunakan jalan yang baik dengan maksud untuk
menunjukan dan memegang keberan, demikian itulah yang dipergunakan al
Qur’an dalam memberikan petunjuk kepada orang kafir.
B. Bebrapa macam munadharoh al Qur’an
Macam-macam munadaroh al Qur’an adalah sebagai berikut:
1. Menyebutkan ayat yang menyuruh kita untuk melakukan nadhar dan
tadabbur, memperhatikan keadaan alam untuk menjadi dalil untuk
menetapkan dasa-dasar akidah ;
2. Membatah pendapat-pendapat kaum penantang dan mrmatahkan
keterangan-keterangan mereka diantaranya dengan jalan sebagai berikut :
a. Menanyakan tentang unsur-unsur yang diterima baik oleh akal (rasional)
dengan mengambil dalil adanya makhluk atas adanya Khalik (QS > ath
Thur : 35-43) ;
b. Mengambil dalil denga nasal kejadian untuk menetaokan adanya hari
kebangkitan (QS . Qaf : 15), (QS . Fushilal : 39).
c. Membatalkan pendapat lawan dengan membuktikan kebenaran sesuatu
yang berlawanan dengan pendapat lawan .

12 . Ilmu Fahwati al Suwar


A. Pengertian
Diantara keistimewaan surat-surat Makiyyah adalah kebanyakan diawali
dengan huruf-huruf Hijaiyyah yang mengandung makna yang rahasia, bentuk
pembukaan surat (fawatih al suwar) adalah sebagai berikut :
a. Terdiri dari satu huruf, terdapat pada tiga surat, yaitu : surat Shad, Qaf dan al
Qolam;
b. Terdiri dari dua huruf, terdapat pada sepuluh, 7 surat disebut dengan
Hawamim (surat-surat Hamim), karena surat-surat ini didahului dengan
huruf Ha dan Mim, seperti surat Ghafir, Fushilat, as Syura, az Zukhruf, al
Zatsiyah dan al Ahqaf.
c. Terdiri dari tiga huruf, seperti surat yang didahului dengan huruf Alif Lam
Mim, Alif lam Ra, dan Tha Sin Mim.
d. Terdiri dari empat huruf,seperti surat yang didahului dengan huruf Alif Lam
Mim Shad dan Alif Lam Mim Ra.
e. Terdiri dari lima huruf, seperti surat yang didahului dengan huruf Kaf Ha Ya
Ain Shad.
B. Pendapat ulma tetang makna fawatih al suwar
1. Ulama Salaf berpendapat, bahwa fahwatih al suwar telah tersusun
sedemikian rupa sejak zaman azali untuk melengkapi kelemahan masusia
dalam menandingi al Qur’an ;
2. As Syaibi, bahwa Fawahtih al Suwar mengandung rahasia al Qur’an,
sebagaimana dikatakan Ali Ibn Thalib :

Artinya : sesungguhnya bagi tiap-tiap kitab dan sarih patinya, sari pati al
Qur’an ini, ialah terletak pada huruf-huruf hijaiyah .

Ibnu Mas’ud dan Khulafa al Rasyidin mengatakan :

Artinya : Sesungguhnya huruf-huruf ini, adalah ilmu yang tersembunyi dan


rahasia yang terhijab, yang hanya Allah sendiri yang mengetahuinya.
3. Al Khuwaibi berpendapat, bahwa kalimat-kalimat itu merupakan tanbih bagi
Nabi.
4. As Sayid Rasyid Ridho berpendapat, bahwa kalimat-kalimat itu bukan tanbih
untuk nabi dihadapkan kepada orang-orang musyrik Makkah dan ahli kitab
Madinah .
13 . Ilmu Asbab Wa al Nuzul
Ilmu asbab wa al Nuzul ialah yang membahas tetang sebab-sebab turunya
ayat-ayat a Qur’an. Unruk memahami makna al Qur’an dengan baik maka
seseorang dituntut untuk mengetahui seluk-beluk sebab-sebab ayat al Qur’an
turun, disamping mengetahui tanasub surat.

14 . Ilmu Tafsir
A. Pengertian Tafsir
Dalam Bahasa Arab kata tafsir berasal dari akar kata “al fasr” kemudian
diubah menjadi “taf ‘ il” yaitu menjadi “al Tafsir” yang berate penjelasan atau
keterangan.
Dalam kamus “Lisan al Arab” kata al fasrr berarti menyikap sesuatu yang
tertutup,sedangkan kata al tafris berarti menyikapkan sesuatu maksud lafadz
yang muskil dan pelik.
B. Macam-macam Tafsir
Menurut Prof . Dr.H. Abdul Djalal H.A tafsir al Qur’an ditinjau dari segi
sumbernya, maka ada tiga macam yaiutu :
a. Tafris bil Ma ‘ tsur (tafsir bi al riwayah / tafris bi al manqul ialah : Tafsir yang
didasarkan kepada sumber penafsiran dari al Qur’an dari riwayat para
sahabat, dan riwayat Thabi ‘ in).
b. Tafris bi al Ra ‘ yi (Tafsir bi al Dirayah / Tafsir al ma ‘ qul) ialah : Tafris al
Qur’an yang didasarkan kepada sumber ijtihad dan pemikiran Muusfassir
terhadap tuntunan kaidah Bahasa Arab dan kesusas-teraan, dan teori ilmu
pengetahuan.
c. Tafsir bi al Izdiwaji (Tafsir campuran) ialah : Tafsir yang didasarkan kepada
perpaduan antara tafsir bi al ma ‘ tsur dan bi al Ra ‘ yi.

C. Metodologi Tafsir
Metode tafsir dapat ditinjau dari segi :
a. Sumber penafsirannya, maka tafsir ada tiga makcam yaitu : Tafsir bi al Ma‘
tsur, Tafsir bi al Ra‘yi dan Tafsir bi al Izdiwaji .
b. Cara penjelasannya, maka tafsir padat dibagi menjadi 2 macam, yaitu : Tafsir
Bayani dan Tafsir Muqarin.
c. Dari keluasan penjelasannya, maka tafsir dapat dibagi 2 macam yaitu : Tafris
Ijmali dan Tafsir Itrabi.
d. Dari susunan dan tertib Ayat, maka tafsir dapat dibagi dua macam, yaitu :
Tafsir Tahlili dan Tafsir Maudu ‘ i
DAFTAR LITERATUR

1. Ahmad Syadali , MA , Ulumul Qur’an II untuk Fakultas Tarbiyah Komponen MKDK,


Pustaka Setia, Bandung,1997 ;
2. Hasbi As Shiddieqy, Sejarah dan Pengantar Ilmu al Qur’an/Tafsir, Bulan Bintang,
Jakarta, 1990 ;
3. Ali Hasan al Aridl , Sejarah dan Metodologi Tafsir Rajawali Press, Jakarta, 1990 ;
4. Departemen Agama RI, al Qur’an dan Tarjamah, Jakarta, 1989 ;
5. Hasbi As Shiddieqy, ILmu-ILmu al Qur’an media Pokok dalam menafsirkan al Qur’an,
Bulan Bintang, Jakarta, 1998 ;
6. Jalaluddi Al Suyuthi , al Itqan fi Ulum al Qur’an, Dar al Ma ‘ arif, Beirut, 1978 ;

Anda mungkin juga menyukai