OLEH :
WAHYUDIN
Bismillahirrohmanirrohim
Penulis,
SAMBUTAN DEKAN
FAKULTAS AGAMA ISLAM UNUVERITAS WIRALODRA
INDRAMAYU
--------------------------------------------------------------------------------------
Bisamillahirrohmanirrohim
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Illahi Robbi, yang hanya gengan perkenalan-Nya,
segala aktifitas kita dalam rangka Dakwa Islam melalui Lembaga Formal Pendidikan Islam Tinggi,
yaitu Fakultas Agama Islam Universitas Wiralodra Indramayu tatap lancer tanpa kenada apapun,
sholawat dan salam mudah-mudahan senantiasa tercurahkan kepada Muhammad SAW, beserta
keluarga dan para sahabatnya.
Melalui prisip dan pendekatan; memberikan yang termudah dan jangan mempersulit
(Yassiruu wala tu’asir) adam ikhtiar Dakwah Islamiyah, kami telah banyak memberikan kebijakan
yang sangat memudahkan yang tetap dalam kerangka membantu dan memudahkan melalui
sistem baik bagi para Dosen maupun para Mahasiswa dalam kelancaran Proses Belajar
Mengajar Fakultas Agama Islam dan Pengembang sayap Fakultas .
Sebagai salah satu kebijakan tersebut, kami telah menghimbau kepada para pengajar
(Dosen) untuk membuat rangkuman/diktat materi perkuliahan yang dipegang dalam rangka
membantu kelancaran perkuliahan para Mahasiswa. Rangkuman /diktat yang di maksud adalah
bukan sebagai pegangan satu-satunya bagi para Mahasiswa akan tetaoi merupakan ransangan
untuk selanjutnya memiliki literatur-literatur pokok materi perkuliahan.
Kami mengucapkan dan menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada
semua Dosen yang telah mencurahkan baik pikiran maupun tenaga dalam enyusun
rangkuman/diktat materi perkuliahan, khususnya kepada saudara Drs. WAHYUDIN yang telah
menulis diktat Ulumul Qur’an ,mudah-mudahan upaya tersebut pendapat imbalan pahala yang
setimpal dari Allah SWT.amiin.
Indramayu, maret 1999
KATA PENGANTAR………………………………………………………………………………………………………………….. i
SAMBUTAN DEKAN FAKULTAS AGAMA ISLAM………………………………………………………………………… ii
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………………………………………………… iii
BAB . I : AL QUR’AN DAN SEJARAH PENGEMBANGAN ILMU-ILMU AL QUR’AN
1 . Pengertian al-Qur’an dan wahyu…………………………………………………………………………… 1
2 . Nuzul al Qur’an ……………………………………………………………………………………………………. 2
3 . Perkembangan ilmu-ilmu al Qur’an ……………………………………………………………………… 3
Abad ketujuh :
a. Alamuddin as Sakhawy (w . 643 H),kitabnya mengeni qira’at yang
dinamakan Hidayat al Murtab fi Mutasyabihi yang terkenal dengan nama
Mandhumad as Sakhawiyah ;
b. Ibnu Abdis salam yang terkenal dengan nama al Izz ( w. 660 H), kitabnya
Bernama Majaz al Qur’an.
c. Abu Syamah Bernama al Mursyidul Wajiz fima Yata’allaq bi al Qur’an al
aziz.
BAB II
ILMU-ILMU PENDUKUNG UNTUK MEMAHAMI MAKNA
KANDUNGAN AL QUR’AN
Artinya : pembahasan yang berhubungan dengan al Qur’an , dari segi nuzulya, terbitnya,
mengumpulkannya , menulinya, membacanya , mentafsirkannya, I’jaznya , nasikh
masuknya, menolak syubhat-syubhat yang dihadapkan kepada al Qur’an.
A . Pengertian
Secara Bahasa amtsal berasal dari kata mitsl yang artinya : perumpamaan ,
sedangkan menurut istilah ada beberapa pendapat yaitu :
a. Menurut istilah ahli Abad , amtsal berarti ucapan yang banyak menyamakan keadaan
sesuatu yang diceritakan dengan sesuatu yang dituju.
b. Secaraca istilah ulama Bayan , amtsal berate ungkapan majaz ysng disamakan dengan
asalnya karena adanya persamaan yang dalam ilmu balaghah disebut tasybih .
c. Menurut ulama ahli Tafsir , amtsal berarti menampakan pengertian yang abstrak dlam
ungkapan yang indah , singkat, dan menarik yang mengena dalam jiwa , bail dengan
bentuk tasybih maupun majaz mursal .
Penyusun pertama ilmu amtsal ialah Syaikh Abdur Rahman Muhammad bin
Husain An Naisaburi , Imam Abdul Hasan bin Ali bin Muhammad al Mawardi dan Ibnu al
Qayyim dan Jalaliddin al Suyuti. Beberapa macam amtsal al Qur’an adalah sebagai
berikut :
a. Amtsal yang tegas
b. Amtsal yang tersembunyi
c. Amtsal yang terlepas (mursalah).
A . Perngertian
Menurut Bahasa Aqsam adalah bentuk jamak dari Qasm yang artinya :
Sumpah, adapun Ilmu aqsam al Qur’an menurut arti istilah adalah : ilmu yang
membahas tentang sumpah-sumpah yang terdapat dalam al Qur’an.
Selain qira’at sab’ah dijumpai pula qira’at Asrah (Qira’at 10) dan Qira’at 14 :
Qira’at 10, dalah qira’at sab’ah ditambah :
a. Qira’at Ya’qub;
b. Qira’at Khalaf Ibn Hisyam (w . 229 H) yang menerima qira’at dari Sulaiman Ibn
Isa Ibn Habib Az Zaiyat ;
c. Qira’at Yazid Ibn al Qa’qa yang terkenal dengan nama Abu Ja’fa (w . 130 H),
yang mengambil qira’at dari Abdullah Ibn Abbas dan Abu Hurairah yang
mengambul dari Ubai Ibn Ka’ab.
Sedangkan Qira’at 14, adalah Qira’at 10 ditambah :
a. Qira’at al Hassan al Bisri (w . 110 H).
b. Qira’at Muhammad Ibn Abdur Rahman yang terkenal dengan nama Ibnu
Muhaishin (w . 123 H).
c. Qira’at Yahya Ibn Mubarak al Yazidi (w . 202 H).
d. Qira’at Abul Farji Muhammad Ibn Ahmad asy Syanabudzi (w . 388 H).
Dari beberapa qira’at ada qira’at yang diterima dan qira’at yang
Syadzdzah,kriteria qira’at yang diterima adalah sebagai berikut :
1. Sesuai dengan rasm salah satu mushaf Usman ;
2. Sesuai dengan kaidah Arabiyah walaupun dalam satu segi ;
3. Shahih sanadnya walaupun diterima dari qari yang selain qari 7 dan 10.
Ditinjau dari segi sanadnya , menurut al Sayuthy dari Ibnu al Jazary, ada 6
macam qira’ah yaitu :
1. Mutawwatir ; yaitu qira’at yang oleh orang banyak yang tidak mungkin
bersepakat untuk berdusta , seperti qira’at yang dinuklilkan dari 7 qari.
2. Masyhur ; yaitu qira’ah yang sahih sanadnya, diriwayatkan oleh orang yang
adil lagi kuat hafadlan dan sesuai dengan salah satu rasm Usmnani baik sanad
itu dari imam 7, atau imam 10 atau imam-imam yang lain,dan terkenal
diantara qari,tidak masuk kelompok Syadz, hanya belum mencapai derajat
mutawwatir, misalkan qira’ah yang diriwayatkan oleh sabagian perawi saja
dari qari 7,tidak diriwajatkan oleh semua perawi.
3. Shahi ; yaitu qira’ah yang senadnya shahih tetapi meyalahi resam Usman,atau
menyalahi qaidah Bahasa Arab, atau tidak terkenal qira’ah yang masyuhur.
4. Syadz ; yaitu qira’ah yang tidak shahih sanadnya seperti qira’ah Ibnu Sumaifi
yang membaca litakuna lima khalifah, dengan mempathahkan khalafa.
5. Maudhu ; yaitu yang di nobatkan kepada seseorang tanpa ada asal , umpanya
girah-girah yang dikumpulkan oleh Muhammad Ibnu Jar al khuza’y dan di
nisbatkan kepada Abu Hanifah , seperti Girah innama yaskYasllahu min
Ibhadhil Ulama-a dengan merafa’a isim jalah dan mana sabah lafadh ulama.
6. Menyerupai hadits murdaj ; yaitu menysipkan lafaz atau kalimat kedaam
qiraah, sebagai tafsir, seperti qirah sa’ad ibnu Wagas yang menambah “Min
Ummin” pada ayat “walahu akhun au ukhtun “ hingga menjadi “walahu
ukhun au ukhtun min ummin”.
8 . Ilmu Makiyyi wa al Madaniyyi
A . Pengertian.
Ilmu Makiyyi wa al Madaniyyi ialah : ilmu yang disusun untuk
mengetahui seluk beluk ayat-ayat al Qur’an dari segi masa turunya,tempat
turunnya , dan maudu yang dibicarakannya.
Dari pengertian tersebut di atas maka para ulama berbeda pendapat
dalam membuat rumusan tentang ayat Makkiyah dan al madaniyah. Perbedaan
pendapay itu diakibatkan karena ada Sebagian ulama yang meneliti ayat dari segi
masa turunannya dan ada yang meneliti dari segi maudu’ nya. Rumusan-
rumusan yang berbeda tersebut adalah sebagaiu berikut :
a. Sekelompok ulama yang meneliti ayat dari segi tempat turunnya , maka
rumusannya adalah sebagai berikut ;
Artinya : makky, ialah ayat yang turun sebelum hijriyah Rasul walaupun
turunya bukan di kota Makkah , dan madaniyyi , ialaha akhir yang
turunsesudah hijrah Rasul walaupun turunya di kota Makkah.
Contoh : Surat al Mutahinah , sejak awal hinga akhir turun di Madinah apabila
di tinjau dari segi tempat dia turun sesudah hijrah Rasul kalau di tijau dari
segi masanya , sasaran surat ini dihadapkan kepada penduduk Makkah , dan
maudu’ surat tersebut mengandung suatu tuntutan kemasyarakatan yang
merupakan ujian bagi hati-hati bagi orang mukmin, oleh karna para ulama
memasukan surat ini kedalam :
Artinya : sesungguhnya bagi tiap-tiap kitab dan sarih patinya, sari pati al
Qur’an ini, ialah terletak pada huruf-huruf hijaiyah .
14 . Ilmu Tafsir
A. Pengertian Tafsir
Dalam Bahasa Arab kata tafsir berasal dari akar kata “al fasr” kemudian
diubah menjadi “taf ‘ il” yaitu menjadi “al Tafsir” yang berate penjelasan atau
keterangan.
Dalam kamus “Lisan al Arab” kata al fasrr berarti menyikap sesuatu yang
tertutup,sedangkan kata al tafris berarti menyikapkan sesuatu maksud lafadz
yang muskil dan pelik.
B. Macam-macam Tafsir
Menurut Prof . Dr.H. Abdul Djalal H.A tafsir al Qur’an ditinjau dari segi
sumbernya, maka ada tiga macam yaiutu :
a. Tafris bil Ma ‘ tsur (tafsir bi al riwayah / tafris bi al manqul ialah : Tafsir yang
didasarkan kepada sumber penafsiran dari al Qur’an dari riwayat para
sahabat, dan riwayat Thabi ‘ in).
b. Tafris bi al Ra ‘ yi (Tafsir bi al Dirayah / Tafsir al ma ‘ qul) ialah : Tafris al
Qur’an yang didasarkan kepada sumber ijtihad dan pemikiran Muusfassir
terhadap tuntunan kaidah Bahasa Arab dan kesusas-teraan, dan teori ilmu
pengetahuan.
c. Tafsir bi al Izdiwaji (Tafsir campuran) ialah : Tafsir yang didasarkan kepada
perpaduan antara tafsir bi al ma ‘ tsur dan bi al Ra ‘ yi.
C. Metodologi Tafsir
Metode tafsir dapat ditinjau dari segi :
a. Sumber penafsirannya, maka tafsir ada tiga makcam yaitu : Tafsir bi al Ma‘
tsur, Tafsir bi al Ra‘yi dan Tafsir bi al Izdiwaji .
b. Cara penjelasannya, maka tafsir padat dibagi menjadi 2 macam, yaitu : Tafsir
Bayani dan Tafsir Muqarin.
c. Dari keluasan penjelasannya, maka tafsir dapat dibagi 2 macam yaitu : Tafris
Ijmali dan Tafsir Itrabi.
d. Dari susunan dan tertib Ayat, maka tafsir dapat dibagi dua macam, yaitu :
Tafsir Tahlili dan Tafsir Maudu ‘ i
DAFTAR LITERATUR