Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN KIMIA TERAPAN

“KEJURI: INOVASI KEJU DARI FERMENTASI SUSU SAPI


RASA STRAWBERRY DENGAN CITA RASA TINGGI DAN
KAYA NUTRISI”

Disusun oleh:

Nama : Yusnida
NPM : 2106103040019
Unit : 03

Dosen Pengampu: Dr. Abdul Gani, M.Si.

Untuk Melengkapi Tugas-Tugas Guna Memenuhi Persyaratan Mengikuti Mata


Kuliah Kimia Terapan

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
2023
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Proyek

Susu merupakan salah satu jenis minuman yang telah dikonsumsi oleh manusia
sejak ribuan tahun lalu. Pengolahan susu dapat berasal dari hewan ternak dan dapat
dikonsumsi oleh semua kalangan masyarakat. Susu memiliki kandungan gizi yang
tinggi karena mengandung hampir semua zat yang diperlukan tubuh manusia dalam
jumlah yang seimbang, yaitu 1 bagian karbohidrat, 17 asam lemak, 11 asam amino,
16 vitamin dan 21 mineral (Wiranti, dkk., 2022: 123). Masyarakat di berbagai belahan
dunia, umumnya lebih sering mengkonsumsi susu sapi secara langsung. Namun, susu
juga merupakan salah satu jenis produk yang mudah rusak sehingga perlu diolah
menjadi produk berbahan dasar susu yang lebih tahan lama. Salah satu produk yang
dibuat dengan berbahan dasar susu yaitu keju.

Keju merupakan salah satu produk makanan yang sering dikonsumsi oleh
masyarakat, baik secara langsung maupun dijadikan sebagai toping dari suatu
makanan ataupun minuman. Keju biasanya diperoleh dari olahan dadih susu yang
dihasilkan dari pengggumpalan kasein dari susu ataupun skim susu. Keju yang biasa
dikonsumsi masyarakat memiliki kandungan gizi yang hampir sama dengan susu,
misalnya seperti protein 12-16%, lemak 0-12%, kalsium 0,8%, vitamin A 0-1%,
riboflavin 2,8%, yang semuanya bermanfaat bagi kesehatan. (Adrianto, dkk., 2020:
121). Keju dapat dikonsumsi oleh masyarakat dari berbagai kalangan, baik itu orang
dewasa, remaja maupun anak-anak.

Keju memiliki kandungan protein yang cukup tinggi yaitu sekitar 12-16%. Tidak
hanya protein, zat gizi lain juga banyak terkandung dalam keju. Karena kaya akan zat
gizi, keju sangat baik untuk dikonsumsi oleh anak-anak terutama balita yang berada
dalam masa pertumbuhan. Keju sangat bermanfaat dalam proses tumbuh kembang
anak, diantaranya yaitu memelihara kekuatan dan kesehatan tulang, menjaga
kesehatan gizi, serta menyehatkan saluran pencernaan. (Aziz, 2010 dalam Putri &
Haerul, 2021: 91). Manfaat dari keju ini dapat berasal dari kandungan protein,
kalsium dan juga vitamin D yang terdapat pada susu. Protein dapat bermanfaat dalam
pertumbuhan anak, kalsium untuk kepadatan tulang atau tempat jaringan menempel
dan vitamin D untuk men ingkatkan penyerapan kalsium (Putri & Haaerul, 2021: 91).
Keju yang biasa dikonsumsi oleh masyarakat memiliki citarasa yang enak dan juga
lezat. Selain rasanya yang enak, keju juga kaya akan manfaat sehingga baik
dikonsumsi oleh anak-anak. Meskipun demikian, masih terdapat anak-anak yang sulit
diminta untuk mengkonsumsi keju. Hal ini dapat terjadi karena rasa keju yang belum
bervariasi, sehingga anak-anak merasa bosan saat mengkonsumsi keju. Keju biasanya
memiliki rasa yang original dan masih banyak masyarakat terutama anak-anak yang
belum terlalu menyukai keju, padahal keju dapat diolah dengan berbagai varian rasa
sehingga diperoleh keju dengan rasa yang bervariasi. (Rati, dkk., 2017: 29). Oleh
karena itu, proyek ini memunculkan suatu inovasi dari keju yaitu produk “KEJURI”
yang merupakan Keju dari Fermentasi Susu Sapi Rasa Strawberry dengan
Citarasa Tinggi dan Kaya Nutrisi yang diharapkan dapat meningkatkan minat anak-
anak dalam mengkonsumsi keju.
BAB II
METODE PELAKSANAAN PROYEK
2.1 Tempat & Waktu
Pelaksanan proyek ini dilakukan pada hari Selasa 03 Oktober 2023 di rumah
praktikan tepatnya di Desa Tanjung Selamat, Kec. Darussalam, Kab. Aceh Besar,
Provinsi Aceh.
2.2 Alat & Bahan
2.2.1 Alat
Alat-alat yang digunakan dalam pembuatan keju rasa strawberry yaitu:
a. Panci
b. Kompor
c. Sendok makan
d. Sapu tangan
e. Wadah
2.2.2 Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan keju ini yaitu :
a. 500 ml Susu UHT rasa stawberry
b. 4 sendok makan cuka
c. ½ sendok teh garam dapur
2.3 Prosedur Pembuatan
1. Dimasukkan susu UHT rasa strawberry sebanyak 500 ml ke dalam panci
2. Dipanaskan susu dengan api sedang lebih kurang 20 menit
3. Diaduk perlahan agar tidak menggumpal
4. Ditambahkan 4 sendok makan cuka apabila sudah mendidih
5. Diaduk secara merata selama lebih kurang 10 menit hingga susu menjadi
dadih.
6. Dituangkan susu yang telah terpisah menjadi dadih dan air dadih ke dalam
kain bersih untuk disaring.
7. Diperas kain yang telah berisi dadih hingga tidak ada air lagi yang keluar dari
dadih.
8. Dituangkan dadih yang telah kering ke dalam wadah yang lebih besar.
9. Ditambahkan garam ½ sendok teh dan diaduk hingga merata.
10. Dimasukkan dadih ke dalam wadah yang lebih kecil dan diratakan hingga
memadat.
11. Ditutup dengan erat.
12. Disimpan dalam kulkas selama 24 jam dan keju dapat dikonsumsi.
2.4 Analisis Mutu
Keju merupakan salah satu produk makanan olahan yang berasal dari bahan
dasar susu serta memiliki kandungan gizi yang lengkap dan seimbang. Keju
memiliki berbagai manfaat bagi manusia diantaranya yaitu memelihara Kesehatan
dan kekuatan tulang, menjaga kesehatan gizi, menyehatkan saluran pencernaan,
menurunkan tekanan darah, menurunkan resiko terjadinya penyakit jantung dan
meradakan peradangan dalam tubuh. (Aziz, 2010 dalam Putri & Haerul, 2021:
91). Berbagai manfaat dari keju ini dapat diperoleh apabila keju yang dihasilkan
memiliki kualitas ataupun mutu yang baik. Kualitas keju yang baik tentunya
diperoleh dari bahan dasar yang berkualitas dan juga proses produksinya sesuai
dengan prosedur yang ada.
2.4.1 Kelebihan (Strength)
Kelebihan dari produk keju rasa strawberry ini adalah:
1) Keju memiliki kandungan gizi yang cukup dan seimbang sehingga
mengkonsumsi keju memberikan dampak yang baik untuk kesehatan tubuh
mulai dari tulang hingga saluran pencernaan.
2) Proses produksi keju dilakukan tanpa menggunakan bahan kimia berbahaya.
3) Memiliki rasa yang manis, gurih dan lezat serta aroma khas strawberry yang
berbeda dari produk keju lainnya.
2.4.2 Kelemahan (Weakness)
Kekurangan dari produk keju rasa strawberry ini adalah:
1) Secara alami, proses produksi keju memerlukan biaya yang lebih tinggi
daripada proses produksi produk makanan lainnya.
2) Produksi keju juga memerlukan waktu yang sedikit lama terutama saat
proses transformasi susu menjadi dadih.
3) Keju mengandung jumlah garam atau natrium yang cukup tinggi sehingga
jika dikonsumsi secara berlebihan dapat menyebabkan dehidrasi ataupun
kekurangan air dalam tubuh. Selain itu, kandungan natrium dalam keju juga
dapat mengakibatkan masalah jantung jika keju yang dikonsumsi terlalu
banyak.
4) Keju yang diproduksi tanpa menggunakan bahan pengawet sehingga lama
pemakaiannya cukup terbatas yaitu sekitar 1 minggu jika dalam suhu dingin
serta 2-3 hari jika dalam suhu ruang.
2.4.3 Peluang (Opportunity)
Peluang dari produk keju rasa strawberry ini adalah:
1) Produk keju rasa strawberry membuka peluang usaha besar karena belum
ada perusahan yang menginovasikan keju dengan rasa strawberry.
2) Keju rasa strawberry ini dapat dikonsumsi oleh berbagai kalangan
masyarakat.
3) Inovasi dari keju ini dapat menjadi peluang besar dalam menggaet
konsumen yang ingin mencoba sesuatu yang baru dan berbeda.
2.4.4 Ancaman (Threat)
Ancaman dari produk keju rasa stawberry ini adalah :
1) Persaingan dengan perusahaan yang memproduksi keju dengan bahan yang
berkualitas lebih baik dan proses produksinya dengan peralatan canggih.
2) Adanya peluang bisnis yang sama dalam produksi keju rasa strawberry
sehingga dapat menyebabkan turunnya harga pemasaran.
2.5 Analisis Ekonomi
2.5.1 Biaya Produksi

Nama Bahan Satuan Harga Penggunaan dalam Berapa Kali


Produksi
Susu UHT 500 ml 1 kotak Rp14.000 1 kali produksi
Cuka makanan 1 botol Rp3.000 10 kali produksi
Garam dapur 1 bungkus Rp3.000 50 kali produksi
Kemasan plastik 1 pack Rp40.000 50 kali produksi
ukuran 7 x 10 cm

Dalam 50 kali produksi diperlukan modal :

= (Rp14.000 x 50) + (Rp3.000 x 5) + (Rp3.000 x 1) + ( 40.000 x 1) = Rp758.000


Maka, dalam 1 kali produksi diperlukan modal :

Rp 758.000
= =Rp 15.160atau Rp15.500
50

2.5.2 Harga Jual dan Keuntungan

Dalam 1 kali produksi dihasilkan 2 kemasan keju rasa strawberry, maka:

Harga Jual Jumlah Modal Total Keuntungan


Rp24.000 Rp15.500 Rp8.500
BAB III
HASIL & PEMBAHASAN

Keju merupakan salah satu produk makanan yang sering dikonsumsi oleh
masyarakat baik secara langsung maupun dijadikan toping dari makanan ataupun
minuman tertentu. Keju dihasilkan dari produk olahan dadih susu yang merupakan
olahan dari penggumpalan bagian kesein dari susu dan susu skim. (Adrianto, dkk.,
2020: 121). Jadi, dapat dikatakan bahwa keju merupakan produk diversifikasi dengan
berbahan dasar susu hewani sebagai upaya memperpanjang masa simpan susu
tersebut. Susu merupakan salah satu bahan pangan dengan nilai gizi tinggi karena
mengandung protein, asam lemak esensial, vitamin dan juga mineral (Claeys, et al,
2014). Kandungan protein yang terdapat dalam susu hewani yaitu kasein yang berupa
komponen yang menggumpal saat proses pembuatan keju (Syamsu & Kartika, 2018:
154-161). Menurut Adrianto, dkk. (2020: 121) “Keju memiliki hampir semua zat gizi
pada susu, seperti protein 12-16%, lemak 0-12%, kalsium 0,8%, vitamin A 0-1%,
riboflavin 2,8%, yang semuanya bermanfaat bagi kesehatan”. Oleh karena itu, keju
menjadi salah satu makanan yang sangat bermanfaat bagi tubuh manusia terutama
untuk anak-anak yang masih dalam masa pertumbuhan.
Keju menjadi salah satu sumber gizi yang baik bagi kesehatan tubuh manusia.
Pengolahan keju yang melalui proses fermentasi, menyebabkan keju mengandung
bakteri probiotik yang diketahui baik untuk saluran pencernaan (Putri & Haerul, 2021:
91). Selain itu, keju juga mengandung protein yang baik untuk pertumbuhan serta
kalsium yang dapat membantu kepadatan dan juga kekuatan tulang. Tidak hanya
kesehatan tulang, keju juga dapat menjaga kesehatan gigi sehingga gigi tidak mudah
berlubang. Lebih jelas, Aziz (2010) dalam Putri & Haerul, (2021: 91) menjelaskan
bahwa “Terdapat beberapa manfaat yang dapat diperoleh dengan rutin mengkonsumsi
keju, yaitu memelihara kekuatan dan kesehatan tulang, menjaga kesehatan gigi,
menyehatkan saluran pencernaan, menurunkan tekanan darah, menurunkan resiko
terjadinya penyakit jantung, dan meredakan peradangan dalam tubuh”.
Keju merupakan salah satu makanan yang dihasilkan melalui proses fermentasi.
Proses fermentasi keju secara umum biasanya menggunakan asam laktat dan juga
enzim untuk penggumpalannya. Hal ini dikarenakan, prinsip pembuatan keju
dilakukan dengan terbentuknya curd ataupun penggumpalan (Nugroho, dkk., 2018:
33). Menurut Purwadi (2010) dalam Nugroho, dkk., (2018: 33) “Untuk menciptakan
kondisi curd atau menggumpal ada dua cara yaitu dengan penambahan biakan bakteri
starter dari kelompok bakteri asam laktat ataupun dengan cara pengasaman langsung”.
Proses terbentuknya curd dalam tahapan pembuatan keju disebut dengan koagulasi.
Hal ini sesuai dengan pendapat Wardhani, dkk., (2018: 210) yang menyatakan bahwa
“salah satu tahapan penting dalam produksi keju yaitu koagulasi. Koagulasi
merupakan proses menggumpalnya protein kasein susu yang menghasilkan curd dan
whey sebagai produk akhirnya”. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi
kualitas keju yang dihasilkan dari proses pembuatan keju, diantaranya yaitu jenis
pengasam, konsentrasi pengasam dan kondisi susu. (Purwadi, 2006).
Keju yang diproduksi pada penelitian ini menggunakan susu UHT rasa strawberry
sehingga menghasilkan keju dengan rasa dan aroma varian baru, sebagai bentuk
inovasi dari keju pada umumnya. Proses pembuatan keju dilakukan dengan beberapa
tahapan yaitu proses fermentasi susu dengan asam cuka dan juga penambahan garam.
Tahapan pertama yaitu proses fermentasi susu yang dilakukan dengan dipanaskannya
susu hingga mendidih dan ditambahkan asam cuka ataupun asam asetat hingga
terbentuknya curd dan whey. Cuka makanan mengandung asam asetat yang dapat
menggumpalkan kasein pada susu. Hal ini dikarenakan asam cuka dapat dibuat
dengan mikroorganisme penghasil asam laktat, sehingga mikroorganisme tersebut
dapat disubstitusi dengan cuka makanan. Menurut Wardhani, dkk. (2018: 210)
“Bakteri asam laktat dapat berfungsi untuk mengfermentasikan laktosa pada susu
menjadi asam laktat. Asam yang dihasilkan akan menurunkan pH dan sebagai
akibatnya kasein akan menggumpal hingga terbentuk curd”. Curd dan whey yang
terbentuk setelah fermentasi dipisahkan dengan menggunakan saringan sehingga
diperoleh curd yang teksturnya sesuai. Curd yang dihasilkan dari proses fermentasi
susu rasa strawberry memiliki warna merah muda karena merupakan kasein yang
berasal dari susu strawberry.
Tahap selanjutnya dalam produksi keju rasa strawberry yaitu penambahan garam
di dalam curd yang telah dipisahkan dari whey. Penambahan garam ini bertujuan
untuk mengawetkan serta mempercepat proses pembuatan keju. Menurut Adrianto,
dkk. (2020: 121) “Penambahan Natrium klorida (NaCl) biasanya digunakan untuk
membantu kerja rennet dalam mempercepat proses koagulasi dan pembentukan curd,
dengan cara mengurangi waktu koagulasi rennet dan meningkatkan laju pembentukan
curd. Kombinasi antara penambahan garam dan proses pemanasan diharapkan mampu
menggantikan penggunaan rennet dalam pembuatan keju dan dapat menjadi salah satu
cara yang dapat dikembangkan saat proses pembuatan keju”. Lebih lanjut, Mardiani,
dkk. (2013) menjelaskan bahwa “Penambahan garam dilakukan agar keju tidak tawar,
membantu menghilangkan air berlebih, mengeraskan permukaan, melindungi keju
agar tidak mengering serta mengawetkan dan memurnikan keju ketika memasuki
proses maturasi (pematangan) serta mengatur kadar air dan keasaman keju”.
Kemudian, setelah ditambahkan garam, curd dipadatkan dan dicetak sesuai dengan
bentuk yang diinginkan. Curd yang telah dicetak disimpan dalam suhu dingin selama
24 jam, sehingga terbentuklah keju rasa strawberry yang dapat dikonsumsi, baik
secara langsung ataupun dijadikan sebagai toping.
Hasil yang diperoleh dari proses pembuatan keju rasa strawberry ini yaitu keju
yang dihasilkan memiliki rasa yang lezat, manis dan gurih serta memiliki rasa dan
aroma strawberry yang khas. Rasa dan aroma strawberry ini merupakan hasil dari
curd ataupun kasein susu rasa strawberry yang digunakan sebagai bahan dasar dalam
pembuatan keju ini. Keju yang dihasilkan memiliki warna merah muda namun tidak
terlalu pekat, warna dari keju ini cukup menarik karena berbeda dari keju pada
umumnya. Tekstur dari keju juga sesuai, sama seperti keju biasanya. Namun, tekstur
dari keju ini tidak selembut keju yang diproduksi oleh perusahaan besar. Hal ini dapat
terjadi karena kadar asam lemaknya lebih rendah. Biasanya, semakin tinggi kadar
asam lemak dari keju maka aromanya semakin gurih dan teksturnya lebih lunak dan
elastis, begitupun sebaliknya. Hal ini sebagaimana pendapat Daulay (1991) yang
menyatakan bahwa “Lemak pada susu merupakan salah satu komponen yang
bertanggung jawab terhadap pembentukan cita rasa, rasa, aroma dan tekstur dari keju.
Keju yang dibuat dari susu tanpa lemak biasanya membentuk tekstur yang keras dan
tidak menghasilkan cita rasa keju yang diharapkan serta umumnya mempunyai bentuk
yang kering”.
Keju rasa strawberry yang dihasilkan dari proses ini, memiliki masa penyimpanan
yang lebih singkat. Apabila disimpan dalam suhu yang rendah ataupun dingin, maka
lama waktu bertahannya sekitar 1-2 minggu. Namun, jika dibiarkan dalam suhu
ruang, keju hanya dapat bertahan dalam rentang waktu 3-4 hari. Hal ini dapat terjadi
karena, produksi keju ini dilakukan tanpa menggunakan bahan pengawet sehingga
masa simpannya lebih sedikit. Selain itu, lama waktu penyimpanan keju juga dapat
dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu suhu, pH, aktivitas air, adanya oksigen dan
tersedianya zat makanan untuk pertumbuhan mikroba. (Fardiaz, 1992). Meskipun keju
rasa strawberry memiliki masa penyimpanan yang lebih sedikit, namun keju ini sangat
baik untuk dikonsumsi oleh masyarakat terutama anak-anak karena mengandung
berbagai macam gizi yang baik untuk kesehatan dan pertumbuhan. Selain itu, keju
rasa strawberry memiliki cita rasa yang gurih, manis, dan lezat serta flavour khas
strawberry sehingga dapat meningkatkan minat anak-anak dalam mengkonsumsi keju.
Keju yang ditawarkan dalam proyek ini memiliki harga yang relatif murah sehingga
dapat dijangkau oleh semua kalangan masyarakat. Oleh karena itu, dengan adanya
inovasi keju rasa strawberry ini dapat menambah minat masyarakat terutama anak-
anak dalam menkonsumsi makanan sehat dan bernutrisi.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang diperoleh dari home industry yang telah dilakukan adalah:

1. Keju rasa strawberry diperoleh dari hasil fermentasi susu UHT rasa strawberry
yang dibantu dengan adanya cuka makanan ataupun asam asetat.
2. Asam cuka dapat dibuat dengan mikroorganisme penghasil asam laktat,
sehingga mikroorganisme tersebut dapat disubstitusi dengan cuka makanan.
3. Penambahan garam saat proses pembuatan keju rasa strawberry bertujuan
untuk mengawetkan dan memudahkan terbentuknya keju dengan mengatur
kadar air dan keasaman keju.
4. Keju rasa strawberry yang dihasilkan memiliki cita rasa yang gurih, manis dan
lezat serta flavour yang khas strawberry karena berasal dari kasein susu UHT
yang menggumpal membentuk curd.
5. Tekstur yang dihasilkan dari keju rasa strawberry tidak terlalu lunak seperti
keju pada umumnya, yang disebabkan karena rendahnya asam lemak yang
terkandung dalam keju.
6. Keju rasa strawberry memiliki banyak sekali manfaat bagi kesehatan terutama
bagi tumbuh kembang anak karena mengandung protein, kalsium, lemak,
vitamin dan juga riboflavin.
DAFTAR PUSTAKA

Adrianto, R., Damar, W., Masmulki, D. J., & Arifia, Z. A. (2020) Rendemen, Aroma,
Rasa, Penampilan Keju Lunak dari Susu Sapi dengan Penambahan Rennet
dan Starter Bal Yoghurt Biokul. Jurnal Agritechno, 13(2): 120-126.

Claeys, W. L., Veraes, C., Cardoen, S., & Herman, L. (2014) Consumption of Raw or
Heated Milk from Different Species; an Evalution of the Nutrional and
Potential Health Benefits. Food Cont, 42: 188-201.

Daulay, D. (1991). Fermentasi Keju. Bogor : Institut Pertanian Bogor.

Fardiaz, S. (1992). Mikrobiologi pangan. Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Mardiani, A., Sumarmono, J., & Setyawardani, T. (2013) Total Bakteri Asam Laktat,
Kadar Air dan Protein Keju Peram Susu kambing yang Mengandung Probiotik
Lactobacillus Casei dan Bifidobacterium Longum. Purwokerto: Fakultas
Peternakan Universitas Jenderal Soedirman.

Nugroho, P., Bambang, D., & Heni, R. (2018) Rendeman, Nilai pH, Tekstur dan
Aktivitas Antioksidan Keju Segar dengan Bahan Pengasam Ekstrak Bunga
Rosella Ungu (Hibiscus sabdariffa L.). Jurnal Teknologi Pangan, 2(1): 33-39.

Purwadi. (2006) Tinjauan Kualitas Fisik Keju Segar dengan Bahan Pengasam Jus
Jeruk Nipis dan Asam Sitrat. Jurnal Ilmu dan Teknologi Hasil Ternak, 1(1):
18-23.

Putri, R. & Haerul, J. (2021) Pelatihan Pembuatan Keju untuk Memenuhi Kebutuhan
Nutrisi Tulang dan Gigi Anak Masa Golden Age. Jurnal Ilmiah Pengabdian
pada Masyarakat, 3(2): 87-95.
Rati, R. L., Endang, S., & Edi, S. (2017) Kualitas dan Kesukaan Keju Lunak terbuat
dari susu sapi Fries Holland dengan Penambahan Pasta Buah Stroberi
(Fragaria virginiana) Selama Penyimpanan 2 Minggu. Jurnal Agroindustri,
7(1): 27-36.

Syamsu, K. & Kartika, E. (2018) Pembuatan Keju Nabati dari Kedelai Menggunakan
Bakteri Asam Laktat yang Diisolasi dari Dadih. Jurnal Teknologi Industri
Pertanian, 28(2): 154-161.

Wiranti, N., Veronica, W., Ali, H.,& Arif Q. (2022).Kualitas Susu Sapi Segar pada
Pemerahan Pagi dan Sore. Jurnal Riset dan Inovasi Peternakan, 6(2): 123-128

Wardhani, D. H., Bakti, J., Abdullah, Suherman, & her, C. (2018). Komparasi Jeni

Koagulan dan Konsentrasinya terhadap Karakteristik Curd pada Pembuatan

Keju Lunak tanpa Pemeraman. Jurnal Rekayasa Kimia dan Lingkungan, 13

(2): 209-216.
Lampiran

Desain Kemasan Keju Rasa Strawberry

Anda mungkin juga menyukai