Anda di halaman 1dari 19

KEBUDAYAAN DAN TRADISI SUKU BANJAR

OLEH:

ALVA GULTOM

EXCEL SINAGA

GRACEYANA SINAGA

JOYMAN SILALAHI

RAINHARD TAMPUBOLON

SMA BUDI MULIA PEMATANG SIANTAR 2023/2024


Kata Pengantar

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas rahmatnya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Kebudayaan dan Tradisi
Suku Banjar” ini dengan baik.

Tidak lupa kami ucapkan terimakasih kepada Ibu Triana Tarigan S.Pd atas
bimbingannya dalam pengerjaan tugas ini. Kami juga berterimakasih kepada seluruh
pihak yang berkontribusi dalam pengetikan makalah ini, baik dengan peran yang kecil
maupun yang besar. Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa makalah kami memiliki
kekurangan.

Dengan ini kami memohon kritik dan saran yang membangun dari pembaca agar
kami dapat menyusun makalah dengan baik dan benar di masa yang akan datang.

Pematang Siantar, 4 Agustus 2023

Kelompok 3

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i

DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1

A. Latar Belakang ...................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah ................................................................................. 1
C. Tujuan Masalah ..................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................... 2
A. Pengertian Suku Banjar ....................................................................... 2
B. Sejarah dari Suku Banjar ..................................................................... 2
C. Sistem Mata Pencaharian Masyarakat Suku Banjar ............................ 3
D. Sistem Kemasyarakatan Suku Banjar .................................................. 3
E. Bahasa yang digunakan Masyarakat Suku Banjar ............................... 5
F. Kebudayaan Masyarakat Suku Banjar ................................................. 5
G. Tradisi Masyarakat Suku Banjar .......................................................... 9
H. Sistem Pengetahuan Masyarakat Suku Banjar .................................... 10
I. Sistem Kepercayaan Masyarakat Suku Banjar .................................... 11
BAB III PENUTUP ............................................................................................. 12
Kesimpulan ............................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 13

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia terkenal akan kekayaannya yang beraneka ragam, baik kekayaan
alamnya maupun dari identitas masyarakatnya. Setiap provinsi di Indonesia kaya akan
suku bangsa yang beraneka ragam. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) dalam
Sensus Penduduk (SP) Tahun 2010, Indonesia memiliki 1.340 suku bangsa. Dari semua
suku di Indonesia, suku Banjar menjadi salah satu suku yang jumlah populasinya
terbanyak di pulau asalnya yaitu Kalimantan. Suku Banjar berasal dari wilayah Banjar di
provinsi Kalimantan Selatan dan merupakan salah satu etnis pribumi asli Kalimantan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan suku Banjar?
2. Bagaimana sejarah keberadaan suku Banjar?
3. Bagaimana sistem mata pencaharian masyarakat suku Banjar?
4. Bagaimana sistem kemasyarakatan suku Banjar?
5. Bahasa apa yang digunakan oleh masyarakat suku Banjar?
6. Apa saja kebudayaan yang ada di dalam suku Banjar?
7. Apa saja tradisi yang ada di dalam suku Banjar?
8. Bagaimana sistem pengetahuan masyarakat suku Banjar?
9. Bagaiman sistem kepercayaan masyarakat suku Banjar?

C. Tujuan Masalah
1. Mengetahui pengertian dari suku Banjar.
2. Mengetahui sejarah keberadaan suku Banjar.
3. Mengetahui sistem mata pencaharian masyarakat suku Banjar.
4. Mengetahui sistem kemasyarakatan suku Banjar.
5. Mengetahui bahasa yang digunakan oleh masyarakat suku Banjar.
6. Mempelajari kebudayaan yang ada di dalam suku Banjar.
7. Mempelajari tradisi yang ada di suku Banjar.
8. Mengetahui sistem pengetahuan masyarakat suku Banjar.
9. Mempelajari sistem kepercayaan masyarakat suku Banjar.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Suku Banjar


Suku Banjar adalah suatu kelompok etnis yang berasal dari wilayah Banjar di
Provinsi Kalimantan Selatan. Nama suku Banjar sendiri berasal dari bahasa Melayu
yang artinya kampung. Asal nama Banjar memiliki beberapa versi. Versi pertama,
Banjar berasal dari kata "membanjur" yang berarti memancing ikan dengan cara
mengkail. Versi kedua, Banjar berasal dari kata "baris" yang mengacu pada rumah-
rumah orang Banjar yang berbaris-baris di tepi sungai Barito. Versi ketiga, Banjar
berasal dari kata "bandar" yang berarti pelabuhan.
Suku Banjar sebenarnya hasil pembauran dari bangsa Melayu dengan
penduduk asli Kalimantan, yaitu Maanyan, Lawangan, Bukit atau Ngaju. Suku
Banjar merupakan salah satu etnis pribumi asli Kalimantan dengan berbagai elemen
kebudayaannya secara resmi diakui oleh pemerintah republic Indonesia dan dianggap
sebagai salah satu komponen penting warisan kebudayaan nasional. Suku Banjar
pertama kali di temukan di wilayah Banjar di Kalimantan Selatan. Untuk sekarang,
suku Banjar tersebar di Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur,
Riau, Jambi, Sumatera Utara dan Semenanjung Malaysia.

B. Sejarah dari Suku Banjar


Menurut sejarah, masyarakat etnis Banjar pada zaman dahulu merupakan satu
kesatuan entitas yang sama dengan masyarakat Dayak lainnya di sekitar
wilayah Pegunungan Meratus (khususnya dengan etnis Bukit atau kerap dikenali
sebagai Dayak Meratus). Penelitian arkeologi pada zaman modern di kawasan
Geopark Meratus mengungkapkan bahwa wilayah ini telah dihuni oleh manusia
purba sejak zaman masa prasejarah.
Menurut mitologi suku Dayak Meratus (atau Dayak Bukit), Suku Banjar,
terutama Banjar Pahuluan, dan Suku Bukit berasal dari dua saudara, yaitu Si Ayuh
(Sandayuhan) yang menjadi leluhur suku Bukit, dan Bambang Basiwara yang
menjadi leluhur suku Banjar.
Dalam cerita rakyat berbahasa Dayak Meratus, terungkap bahwa nenek
moyang orang Banjar yang bernama Bambang Basiwara, adalah adinda dari nenek
moyang orang Dayak Meratus yang bernama Sandayuhan. Bambang Basiwara

2
3

digambarkan sebagai adinda yang lemah secara fisik namun cerdas secara intelektual.
Sementara Sandayuhan digambarkan sebagai kakak yang kuat secara fisik dan ahli
dalam pertempuran. Orang dari suku Banjar merupakan keturunan Dayak yang telah
memeluk Islam dan mengadopsi adat istiadat Jawa, Melayu, Bugis, dan Cina sejak
zaman kuno.

C. Sistem Mata Pencaharian Masyarakat Suku Banjar


Masyarakat suku Banjar yang tersebar di wilayah Kalimantan, terutama
Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Timur memiliki mata
pencaharian yang beragam. Suku Banjar yang awalnya tinggal di pesisir bermata
pencaharian sebagai pedagang, berkebun kelapa, dan ada yang menjadi nelayan.
Tetapi, suku Banjar yang mulai menempati wilayah-wilayah pendalaman di sekitar
Pegunungan Meratus beralih mata pencaharian menjadi petani karet atau berladang.
Untuk sekarang, beradasarkan data dari situs web Kelurahan Kelayan Barat,
masyarakat bersuku Banjar di kelurahan tersebut memiliki mata pencaharian dalam
beraneka bidang. Beberapa diantaranya ialah bidang pangan, perdagangan, kerajinan
industri, perkantoran dan pemerintahan.

D. Sistem Kemasyarakatan Suku Banjar


Dalam sistem kekerabatan, masyarakat suku Banjar menganut sistem garis
keturunan bilineal. Bilineal adalah sistem kekerabatan yang menghitung hubungan
kekerabatan melalui laki-laki saja dan mealui perempuan saja untuk sejumlah hak
dan kewajiban tertentu. Dalam sistem kekerabatan masyarakat suku Banjar terdapat
istilah-istilah tertentu sebagai panggilan dalam keluarga.
4

Gambar 1. Skema panggilan dalam keluarga suku Banjar.

Dalam skema ini, Ulun sebagai pusat dari penyebut dari sudut pandang
pembaca. Bagi Ulun juga terdapat panggilan untuk saudara dari ayah atau ibu.
Saudara tertua disebut Julak, saudara kedua disebut Gulu, saudara berikutnya disebut
Tuha, saudara tengah dari ayah dan ibu disebut Angah, dan yang lainnya biasa disebut
Pakacil (paman muda/kecil) dan Makacil (bibi muda/kecil), sedangkan termuda
disebut Busu. Untuk memanggil saudara dari kai dan nini sama saja, begitu pula
untuk saudara datu.

Disamping istilah di atas masih ada pula sebutan lainnya, yaitu:


· minantu (suami / isteri dari anak ULUN)
· pawarangan (ayah / ibu dari minantu)
· mintuha (ayah / ibu dari suami / isteri ULUN)
· mintuha lambung (saudara mintuha dari ULUN)
5

· sabungkut (orang yang satu Datu dengan ULUN)


· mamarina (sebutan umum untuk saudara ayah/ibu dari ULUN)
· kamanakan (anaknya kakak / adik dari ULUN)
· sapupu sakali (anak mamarina dari ULUN)
· maruai (isteri sama isteri bersaudara)
· ipar (saudara dari isteri / suami dari ULUN)
· panjulaknya (saudara tertua dari ULUN)
· pambusunya (saudara terkecil dari ULUN)
· badangsanak (saudara kandung)

Untuk memanggil orang yang seumur boleh dipanggil ikam. Sedangkan untuk
menghormati atau memanggil yang lebih tua digunakan kata pian.

E. Bahasa yang digunakan Masyarakat Suku Banjar


Bahasa Banjar (bahasa Banjar: Basa Banjar atau Pandir Banjar) adalah sebuah
bahasa Austronesia yang dituturkan oleh suku Banjar di Kalimantan Selatan sebagai
bahasa ibu. Bahasa Banjar termasuk dalam daftar bahasa daerah yang paling banyak
digunakan di Indonesia. Bahasa Banjar merupakan anak cabang bahasa yang
mengembangkan dari Bahasa Melayu. Di tanah asalnya di Kalimantan Selatan,
bahasa Banjar yang merupakan bahasa sastra lisan terbagi menjadi dua dialek besar,
yaitu Banjar Kuala dan Banjar Hulu. Sebelum Bahasa Indonesia menjadi bahasa
nasional, masyarakat Banjar menggunakan bahasa Melayu Banjar yang ditulis
dengan aksara Arab untuk berpidato, menulis, atau mengarang.

F. Kebudayaan Masyarakat Suku Banjar


Setiap suku memiliki kebudayaan yang beraneka ragam. Suku Banjar sendiri
memiliki beberapa kebudayaan yang unik. Berikut beberapa kebudayaan yang ada
pada suku Banjar.
1. Seni Sastra Lisan
a. Dundam
Dundam adalah kesenian yang lebih digunakan atau difungsikan pada
kegiatan upacara. Isi dari dundam ini bercerita mengenai kebesaran dan
kejayaan nenek moyang di masa lalu.
b. Lamut,
5

Lamut adalah seni tutur khas masyarakat Banjar yang bermuatan mitos-
mitos. Kesenian lamut merupakan teater tutur tunggal dan hanya diiringi
oleh
6

satu alat musik yang bernama tarbang lamut. Orang yang membawakan
lamut (pelamutan) biasanya hanya menurunkan keahliannya membawakan
lamut kepada keturunannya saja.bermuatan mitos-mitos.
c. Andi-andi
Andi-andi merupakan puisi dan pantun yang dilagukan berkisah tentang
kehidupan para rajadi Kalimantan pada zaman dahulu kala. Kesenian ini
hanya melibatkan para penyanyi wanita tanpa iringan alat music pada
penampilannya.
d. Madihin
Madihin adalah sebuah pergelaran sastra yang isinya merupakan
rangkaian dari syair-syair dan pantun yang dijadikan bahan komunikasi serta
informasi.
e. Basyasyairan
Basyasyairan berisi syair-syair yang akan dibacakan para pengantin
lajang sebelum pernikahan.

2. Seni Musik
a. Gamelan
Perkembangan gamelan Banjar mini yang dibuat dari baja dan besi
yang terdiri daru sarun satu, sarun dua (sarantam),kanung, dan dawu
serta ditambahkan dengan agung kecil dan agung besar, kemudian ada
kangsi, gendang atau babun yang terdiri dari babun besar dan babun
kecil. Bila menggunakan babun besar digunakan untuk pengiring dari
teater wayang kulit dan wayang gung. Bila menggunakan babun kecil
hanya untuk selingan iringan tembang dan tari baksa atau topeng.
b. Tarbang Haderah
Tarbang haderah adalah rebana yang memiliki diameter 30 cm, garis
muka 30 cm, dan ada yang memiliki diameter 25 cm dan garis depannya
30 cm, tinggi rongga badan 7 cm dengan ketebalan 1.5 cm. Biasanya
digunakan untuk mengiringi kasidahan.
c. Tarbang Lamut
Tarbang lamut digunakan oleh pelamutan untuk mengiringi pelamut
bercerita.
d. Tarbang Ampat
7

Tarbang ampat adalah rebana berukuran besar yang disebut juga


tarbang burdah, karena sebagai pengiring gendang kasidah burdah.
e. Serunai Banjar
Alat musik ini biasanya dimainkan saat pentas seni Bakuntau atau
seni bela diri silat. Serunai Banjar memiliki panjang berkisar 15 cm
dengan ukiran khas Banjar. Pada bagian ujung tempat suara keluar
berbentuk seperti lonceng yang juga dengan ukiran khas Banjar.
Sementara pada tempat meniup, terdapat reeds ganda dan lubang di
bagian tengah. Reeds terbuat dari daun kelapa kering.
f. Musik Kintung
Musik Kintung adalah seni yang diadopsi oleh suku Banjar dari
musik suku Bukit. Dimana musiknya dibuat dari bambu yang dipotong
menjadi tiga buah kintung.
g. Musik Zapin Gambus
Musik zapin gambus merupakan seni musik yang menjadi
pengigiring dari seni teater zapin.
h. Musik Kurung-kurung Hantak
Musik kurung-kurung hantak merupakan seni musik suku Banjar
yang diadopsi dari suku Dayak. Awalnya, alat musik ini dimainkan para
peladang Suku Dayak Meratus saat bergotong-royong menanam padi.

3. Seni Tari
a. Tari Baksa dan Topeng
Tari Baksa dan Topeng adalah tarian yang diayomi oleh keraton
Banjar, yang merupakan perpaduan dari budaya asl dan budaya
mataram dari zaman sultan Amangkurat II.
b. Tari Rudat
Tari Rudat adalah tarian yang berkembang hampir diseluruh wilayah
dari Kalimantan Selatan yang digunakan sebagai lanjutan dari puji-
pujian terhadap Nabi Muhammad SAW. Awalnya tari rudat berfungsi
sebagai syiar agama Islam dari ulama dan santri kepada masyarakat,
kemudian berkembang menjadi sarana menyambu tamu serta hiburan.
c. Tari Baksa Kembang
Tari Baksa Kembang merupakan tari klasik asal Keraton Banjar dari
Kalimantan Selatan. Tari tradisional ini biasa dipentaskan ketika
8

menyambut tamu kehormatan dan dibawakan oleh putri-putri Keraton


Banjar.

4. Rumah Adat
Rumah adat suku Banjar memiliki nama Rumah Ba’anjung Gajah
Baliku, atau biasa disebut dengan Rumah Gajah Baliku. Rumah Gajah Baliku
pada zaman Kesultanan Banjar digunakan sebagai tempat tinggal Warit Raja,
yaitu para keturunan garis utama atau bubuhan para gusti. Sehingga rumah ini
hanya dihuni oleh para calon pengganti Sultan jika sesuatu terjadi terhadap
Sultan.
Rumah Gajah Baliku memiliki atap di atas ruang Paluaran (Ruang Tamu)
yang memakai konstruksi kuda-kuda dengan model atap perisai atau yang disebut
Atap Gajah, dengan keadaan lantai ruangan datar sehingga menghasilkan bangun
ruang yang dinamakan Ambin Sayup. Sedangkan pada kedua anjing sama-sama
memakai atap Pisang Sasikat atau atap sengkuap dan bagian belakang berbentuk
anjung jurai.

5. Pakaian Adat
a. Baju Taluk Balanga
Baju Taluk Balanga merupakan busana laki-laki suku Banjar
berbentuk kemeja bertangan panjang. Leher baju bundar tanpa kerah, di
mana bagian leher berbelah sampai ke dada.
b. Jas Tutup
Busana adat ini umumnya dikenakan oleh orang dewasa laki-laki
suku Banjar, untuk menghadiri rangkaian upacara adat. Contohnya,
menyambut tamu-tamu terhormat, menghadiri pesta-pesta besar, dan
berbagai kegiatan upacara lainnya
c. Baju Kurung Basisit
Pakaian adat dari suku Banjar untuk perempuan berupa baju kurung
basisit yang biasanya dikenakan remaja dan dewasa.
d. Salawar Panjang
Busana tradisional yang biasa dipakai sehari-hari oleh remaja dan
orang dewasa kaum lelaki Banjar adalah salawar panjang (celana
panjang) yang menutup kaki sampai ke mata kaki. Sebagai pasangannya
dikenakan baju taluk balanga (kemeja lengan panjang).
5

e. Tapih
9

Masyarakat suku Banjar, khususnya di Banjarmasin, mengenal


tapih sebagai pakaian sehari-hari yang melekat di tubuh. Tapi
biasanya digunakan untuk tutup kepala untuk wanita, dijadikan
sebagai selimut tubuh ketika duduk di warung pada subuh hari yang
dingin dan dijadikan kewajiban yang sakral untuk beribadah shalat
maupun mengaji.
f. Laung
Laung merupakan penutup kepala yang biasa dipakai oleh kaum
laki-laki suku Banjar. Penutup kepala khas Banjar ini terdiri dari dua
model, yaitu tukup dan tinggi. Tukup artinya penutup kepala yang
tertutup. Sedangkan tinggi merupakan laung yang berbentuk segitiga di
bagian depannya dengan bagian atas yang tidak tertutup.

6. Makanan tradisional
a. Soto Banjar
b. Katupan Kandangan
c. Nasi kuning
d. Lapat
e. Tapai
f. Cincin
g. Apam
h. Lamang
i. Hintalu karuang
j. Kokoleh

G. Tradisi Masyarakat Suku Banjar


Selain kebudayaan, masyarakat suku Banjar memiliki beberapa tradisi yang
sudah di lakukan secara turun temurun. Berikut ini adalah beberapa tradisi yang ada
di masyarakat suku Banjar.
1. Badudus
Badudus merupakan upacara yang inti kegiatannya adalah mandi untuk
mensucikan diri yang biasanya dilaksanakan sebelum pernikahan atau
resepsi perkawinan dalam adat Banjar. Badudus juga dilakukan pada masa
peralihan dari masa remaja ke masa dewasa untuk membersihkan jiwa dan
raga. Dalam Badudus, ada beberapa ritual yang dilakukan yaitu menyiapkan
10

piduduk,berias sebelum mandi pengantin, mandi pengantin, dan berias


setelah mandi pengantin.
2. Tasmiyah
Tasmiyah bermakna pemberian nama terhadap bayi yang baru
dilahirkan. Tasmiyah biasanya diiringi dengan pengajian ayat suci Al-qur’an
dan ceramah agama. Setelah bayi diberi nama, dilaksanakan pemotongan
rambut dan posisi tapung tawar dengan memercikan air bunga-bunga dan
pandan wangi. Setelah itu, anak tersebut resmi menyandang nama yang
diberikan.
3. Basusuluh
Mencari informasi calon pasangan penganten sebelum pelaksanaan
lamaran dilaksanakan oleh keluarga mempelai laki-laki kepada keluarga
calon mempelai wanita dan perisiapan sebelum acara Badatan atau lamaran.
4. Badatang
Proses meminang secara resmi mempelai wanita oleh perwakilan
keluarga laki-laki kepada keluarga calon mempelai wanita untuk melamar
dan memastikan nilai jujuran atau mahar yang harus diberikan, menentukan
hari pernikahan dan resepsi.

H. Sistem Pengetahuan Masyarakat Suku Banjar


Suku Banjar pada umumnya memiliki beberapa pengetahuan untuk
menghadapi tantangan kehidupan yang kompleks. Beberapa pengetahuan yang
dimiliki suku Banjar pada umumnya adalah sebagai berikut.
1. Pengetahuan tentang alam sekitar atau tempat tinggal
Pengetahuan tentang alam sekitarnya berupa pengetahuan mengenai
musim-musim dan gejala alam. Masyarakat suku Banjar dapat mengetahui
gejala-gelaja alam melalui tumbuh-tumbuhan dan binatang di sekitar.
2. Pengetahuan tentang fauna dan flora di daerahnya
Pengetahuan tentang flora dan fauna ini berfungsi untuk mengetahui
tumbuh-tumbuhan dan hewan-hewan yang ada di sekitar mereka. Mereka
menggunakan pengetahuan flora untuk mengetahui tumbuhan apa saja
yang dapat dijadikan sayur, untuk pengobatan suatu penyakit, dan untuk
upacara keagamaan.
5

Sedangkan pengetahuan tentang fauna digunakan untuk mengetahui


hewan apa saja yang diburu beserta dengan daerah buruan. Ada pula hewan
yang dimanfaatkan untuk menjaga tanaman petani dari hewan-hewan yang
11

dapat merusak tanaman mereka. Anjing dan babi dijadikan sebagai


pedamping untuk berburu dan anjing dapat dilatih untuk menjaga tanaman
petani.
3. Pengetahuan tentang pengobatan tradisional
Pengetahuan tentang pengobatan tradisional didapat dari keturunan
yang diwariskan secara turun-temurun ataupun dari belajar secara mandiri.
Penyembuhan ini terdiri dari dua tipe penyembuhan, yaitu penyembuhan
dengan tindakan jasmani dan dengan tindakan rohani. Contoh tindakan
penyembuhan jasmani ialah tukang urut, tukang pijat dan bidan melahirkan
yang mana pengetahuan ini mereka dapat dari orang tua atau keluarga
karena factor keturunan.
Sedangkan pengobatan melalui tindakan rohani berasal dari orang
yang mempunyai pengetahuan ini, yang mana terbagi dua. Yang pertama,
mereka yang mempunyai pegetahuan agama yang luas akan menggunakan
doa-doa atau ayat-ayat dari Al Quran yang di tiupkan ke dalam air dan air
itu diminumkan atau diusapkan ke muka orang yang sakit. Dan yang
kedua, mereka yang mempunyai ilmu kebatinan dimana keberadaannya
dibenarkan oleh masyarakat karena terbukti dari penyembuhan penyakit
yang mereka lakukan.

I. Sistem Kepercayaan Masyarakat Suku Banjar


Pada awal nenek moyang suku Banjar menetap di wilayah Kalimantan,
diperkirakan kepercayaan mereka berdasarkan pemujaan nenek moyang dan makhluk
gaib di sekitar mereka (animisme), yang kemudian beralih menjadi agama Hindu
akibat dari pengaruh agama Hindu terhadap nenek moyang suku Banjar. Kemudian
sekitar 400 tahun yang lalu, Islam menjadi agama resmi kerajaan dari raja-raja atau
sultan-sultan Banjar menggantikan agama Hindu. Perubahan ini dipandangan rakyat
awam ialah hal yang wajar. Terlebuh sejak masa Suriansyah proses Islamisasi
berjalan cepat, sehingga sekitar pertengahan abad-18 Islam suda menjadi identitas
masyarakat suku Banjar.
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Indonesia menjadi salah satu negara dengan kekayaan alam dan juga
kebudayaan yang kaya dan beragam. Indonesia juga menjadi salah satu negara
dengan suku bangsa yang banyak pula. Diantara semua suku bangsa yang ada, di
Kalimantan Selatan terdapat suatu suku dengan populasi terbanyak, yaitu suku
Banjar.
Suku Banjar sendiri dulu merupakan satu kesatuan dengan suku Dayak yang
ada di sekitar wilayah Pegunungan Meratus. Masyarakat Banjar berawal dari
keturunan Dayak yang memeluk agama Islam dan mengadopsi adat istiadat Jawa,
Melayu, Bugis dan Cina sejak zaman kuno. Hal ini pula yang menjadikan
kebanyakan budaya suku Banjar memiliki corak Islam, Melayu, dan Jawa yang
kental.
Kita dapat melihatnya corak Islam, Melayu, dan Jawa di kebudayaan suku
Banjar mulai dari seni lisannya, pakaian adat, seni musik, makanan tradisional, seni
tari, sampai ke tradisi-tradisi yang ada. Bahkan, bahasa Banjar sendiri merupakan
pengembangan dari bahasa Melayu itu sendiri.

12
DAFTAR PUSTAKA
Wikipedia.org, “Suku Banjar”, https://id.wikipedia.org/wiki/Suku_Banjar.
Kompas.com, “Suku Banjar, Suku Terbesar di Kalimantan Selatan”,
https://travel.kompas.com/read/2021/08/28/101000727/suku-banjar-suku-terbesar-di-
kalimantan-selatan?page=all.
Detik.com, “Sejarah dan Kebudayaan Khas Suku Banjar dari Kalimantan Selatan”,
https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5560911/sejarah-dan-kebudayaan-khas-
suku-banjar-dari-kalimantan-selatan.
Nida Adriawati, 2009, “Sistem Religi Banjar”,
https://nidaadriawati04.wordpress.com/2009/04/02/sistem-religi-banjar/
Sariatulfatimah, 2009, https://sariatulfatimah07.wordpress.com/2009/04/13/sistem-
pengetahuan/.
Gramedia Blog, “Tari Baksa Kembang: Tari Klasik dari Keraton Banjar Kalimantan
Selatan”, https://www.gramedia.com/literasi/tari-baksa-kembang/.
Kumparan.com, 2023, “Mengenal Tari Rudat, Tari yang Dipelajari oleh Anak Binaan
LPKA Martapura”, https://kumparan.com/lpka-mtp/mengenal-tari-rudat-tari-yang-
dipelajari-oleh-anak-binaan-lpka-martapura-1zgC6RN7tg4/4.
UNIKA.ac, “Lampiran | 1 Kesenian dari suku Banjar”,
http://repository.unika.ac.id/4864/8/11.11.0079%20VEGA%20SAKANTI
%20lampiran.pdf.
Orami.co, 2022, “6 Ragam Pakaian Adat Banjar dan Atributnya”,
https://www.orami.co.id/magazine/pakaian-adat-banjar.
Wikipedia.org, “Bahasa Banjar”, https://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Banjar.
UNJA.ac, “BAB 5 up”, https://repository.unja.ac.id/32465/5/BAB%205%20up.pdf.
Wikipedia.com, “Gajah Baliku”, https://id.wikipedia.org/wiki/Gajah_Baliku.
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata SIMDAPOKBUD, 2019, Adat Istiadat,
https://simdapokbud.banjarkab.go.id/adat-istiadat.
Kelurahan Kelayan Barat, “Demograpis dan Sosiologis”,
https://kelayanbarat.banjarmasinkota.go.id/p/demograpis-dan-sosiologis.html.

13

Anda mungkin juga menyukai