Anda di halaman 1dari 4

Kebebasan Beragama dan Konsekuensinya Dalam Pandangan Islam

Abiyyu Padma Widya Cakti (07010523001)

Dalam masa kontemporer saat ini beragam sekali masyarakat menganut


agama yang berbeda-beda terutama di Indonesia sendiri yang memiliki
keanekaragaman agama, namun pada saat ini banyak sekali isu mengenai konflik
agama seperti kasus konflik Aceh Singkil. Kebebasan beragama merupakan hak
asasi manusia dan suatu bentuk kehormatan bagi manusia dari Allah, karena Allah
mengakui hak manusia untuk memilih sendiri jalan hidupnya. Allah tidak
memaksakan seseorang untuk mengikuti ajaran Islam, karena sudah jelas
sesungguhnya terdapat perbedaan antara jalan yang benar dan sesat. Barang siapa
yang meninggalkan kesyirikan dan dia beriman kepada Allah sesungguhnya dia
telah berpegang kepada agama dengan sarana yang sangat kuat seperti
berpegangan kepada tali yang sangat kuat dan tidak putus-putus. Allah SWT
memberikan kita kebebasan beragama sehingga kita dapat memilih jalan mana
yang akan kita pilih. Allah telah menetapkan hati kita untuk memilih Islam
sebagai jalan yang harus kita tempuh, kita pun harus mengimani segala
konsekuensi dari pilihan itu, begitu juga sebaliknya jika seseorang tidak memilih
Islam maka mereka akan mendapat konsekuensinya di neraka nanti.

Allah Menjamin Kebebasan Beragama

Seiring dengan perkembangan zaman banyak sekali perkembangan tradisi,


budaya, dan adat istiadat yang dimiliki manusia, terutama dalam bidang agama.
Dalam masa modern kontemporer sekarang ini agama atau kepercayaan suatu
masyarakat bervariasi khususnya di Indonesia sendiri yang merupakan negara
majemuk yang memiliki beberapa keanekaragaman masyarakatnya.

Dalam Islam secara normativitas sendiri tidak ada paksaan untuk


memeluk agama islam, manusia memiliki kebebasan untuk menganut kepercayaan
dan agamanya masing-masing. Namun secara historitas berbanding terbalik
dengan ajaran normativitas. Terlebih di Indonesia dengan adanya kemajemukan
tersebut tentu sulit untuk menumbuhkan sikap toleran dengan sesama pemeluk
agama seperti contoh pada kasus konflik di Aceh Singkil yang disebabkan
pembakaran gereja yang dilakukan oleh masyarakat muslim.

Hal tersebut pastilah bertolak belakang dengan ajaran Islam, karena Islam tidak
mengajarkan untuk memaksa manusia untuk beriman kepada Allah melainkan
mengajak beriman dengan cara yang lembut tidak melalui peperangan dan
kerusakan.

Meski memiliki kekuasaan yang sangat luas, Allah tidak memaksa


seseorang untuk mengikuti ajaran-Nya. Tidak ada paksaan terhadap seseorang
dalam menganut agama Islam. tidak perlu memaksakan seseorang agar
memeluknya. Bahkan Allah-lah yang memberinya hidayah untuk masuk Islam,
melapangkan dadanya, dan menerangi hatinya hingga ia masuk Islam dengan suka
rela dan penuh kesadaran.

Karena telah terbukti jelas perbedaan antara jalan yang benar dan jalan
yang sesat. Barang siapa yang meninggalkan menyembah kepada Thagut, yaitu
setan, berhala dan segala sesuatu yang disekutukan kepada Allah dan kemudian
dia beriman dan ia mentauhidkan Allah dan menyembah-Nya semata serta
bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah, sesungguhnya dia telah berpegang
dengan agama yang benar dengan sarana yang kuat sehingga tidak akan
terjerumus dalam kesesatan seperti orangyang berpegang pada tali yang sangat
kuat yang tidak akan putus dan terjatuh dalam jalan yang sesat, agama yang benar
ibarat tali yang kuat dan terjulur menuju Allah. Hal ini ditegaskan Allah
sebagaimana firman-Nya:

‫ِد‬ ‫َّٰط‬
‫ٓاَل ِإۡك َراَه يِف ٱل ِّديِۖن َق د َّتَبَنَّي ٱلُّرۡش ُد ِم َن ٱ َغِّۚي َفَم ن َيۡك ُفۡر ِب ٱل ُغوِت َوُيۡؤ ِم ۢن ِبٱلَّل ِه َفَق ٱۡس َتۡم َس َك‬
‫ۡل‬

‫ِمَس ِل‬ ‫ۗا‬ ‫ِف‬ ‫ِب ۡل ِة ۡل ۡث‬


‫ٱ ُعۡر َو ٱ ُو َق ٰى اَل ٱن َص اَم َهَل َوٱلَّلُه يٌع َع يٌم‬

“Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah


jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa
yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka
sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang
tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”
(QS. Al-Baqarah [2] : 256)

Allah tidak memaksa seseorang untuk memeluk agama islam dan beriman
kepada-Nya karena adanya keimanan seseorang kepada Allah, hanya Allah yang
berhak memberinya hidayah tergantung kepada seseorang tersebut dia mau
menerima hidayah tersebut atau tidak. Manusia bebas dalam menganut ajaran
yang akan dianutnya karena sudah jelas dengan adanya petunjuk jalan yang
menuju kebenaran dan jalan yang menuju kesesatan. Apabila dia beriman kepada
Allah maka dia telah berpegang teguh pada jalan yang benar dan tidak akan
terjatuh dalam kesesatan.

Konsekuensi bagi orang yang tidak Beriman

Setiap manusia berhak menentukan apa yang ingin diyakininya,


kebijaksanaan Allah SWT tetap untuk menciptakan manusia sedemikian rupa,
sehingga manusia mempertimbangkan sendiri dengan pilihannya, apakah akan
beriman atau kafir, sehingga ada sebagian manusia beriman, dan ada pula yang
kafir. Manusia diberi akal, pikiran, dan perasaan atas anugerah yang Allah berikan
supaya para manusia bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk,
diantara jalan yang benar dan jalan menuju kesesatan.

Dengan adanya kebebasan tersebut mereka harus bersedia atas resiko


balasan dan tanggung jawab apa yang telah mereka pilih. Dalam pandangan Islam,
orang-orang yang tidak beriman kepada Allah yaitu orang-orang kafir mereka
yang menentang Islam serta mendustakan kitab-kitab dan para Rasul-Nya Allah
menjanjikan di akhirat nanti mereka akan dimasukan ke dalam neraka Jahanam
dan kekal di dalam selama-lamanya, menjadi penghuni tetap dan tidak akan
berpindah selamanya. Hal ini dinarasikan dalam Al-Qur’an dalam firman Allah:
‫ِإَّن ٱَّلِذ ي َك َف وْا ِم ۡن َأۡه ِل ٱۡل ِكَٰت ِب ٱۡل ۡش ِرِك يِف َناِر َّن َٰخ ِلِد ي ِفي ۚٓا ُأ َٰٓلِئَك ۡم َش ُّر ٱۡل ِرَبَّيِة‬
‫َن َه ْو ُه‬ ‫َجَه َم‬ ‫َو ُم َني‬ ‫َن ُر‬

“Sesungguhnya orang-orang yang kafir yakni ahli Kitab dan orang-orang


yang musyrik (akan masuk) ke neraka Jahannam; mereka kekal di
dalamnya. Mereka itu adalah seburuk-buruk makhluk.” (QS. Al-Bayyinah
[98}: 6)

Allah menjelaskan bahwasanya balasan bagi orang-orang kafir yaitu


mereka yang tidak memeluk Islam atau tidak mau beriman kepada Allah berbuat
kesyirikan terhadap-Nya, mereka akan disiksa Allah dengan siksaan yang tidak
memungkinkan mereka untuk melepaskan diri darinya untuk selama-lamanya,
yaitu api neraka yang menyala-nyala. Siksaan itu sebagai balasan atas perbuatan
mereka. Mereka itu tergolong makhluk yang paling buruk.

Dapat kita simpulkan dari penjelasan diatas Allah memberi hak kebebasan
beragama terhadap umat manusia. Tidak ada paksaan bagi seseorang untuk
memeluk agama Islam dan beriman kepada Allah, beriman atau tidaknya
seseorang merupakan suatu pilihan, karena keimanan datangya hati yang diberi
melalui Rahmat dan hidayah oleh Allah. Kita tidak boleh memaksakan orang lain
untuk menganut ajaran kita dan menggangu agama lain untuk beribadah. Adapun
konsekuensi dan resiko yang akan diterima mereka jika mereka tidak memeluk
agama Islam dan tidak mau beriman kepada Allah, maka Allah akan menetapkan
mereka di neraka selama-lamanya dan kekal di dalamnya.

Surabaya, 3 Desember 2023

Anda mungkin juga menyukai