MEDIA SEDERHANA
2005
Sambutan
Semoga segala upaya yang telah dilakukan PAU-PPAI-UT dan Tim Inti
PEKERTI-AA diberbagai perguruan tinggi dapat bermanfaat dan mencapai tujuan
yang telah ditetapkan.
Kemahasiswaan
Direktur,
Suprodja Pusposutardjo
Sambutan ..................................................................................................................i
Kata Pengantar.......................................................................................................iii
Daftar Isi...................................................................................................................v
Pendahuluan.............................................................................................................1
(OHT)......................................................................................................................13
Penutup...................................................................................................................28
Rangkuman............................................................................................................29
Latihan....................................................................................................................31
Daftar Pustaka.......................................................................................................32
Media Sederhana
Pendahuluan
Bahan ajar ini ditutup dengan suatu rangkaian pendek. Bagi mereka yang tertarik
untuk mempelajari media pembelajaran secara lebih mendalam,kami sediakan
daftar bacaan yang relevan sebagai reverensi.
Media adalah kata jamak dari medium (dari bahasa latin ) yang artinya perantara
(between). Makna umumnya adalah “apa saja yang dapat menyalurkan informasi
dari sumber imformasi ke penerima informasi”.
Dalam proses komunikasi, media hanyalah satu dari empat komponen yang
harus ada, yaitu sumber informasi, informasi, dan penerima informasi, serta
komponen keempat adalah media. Jika satu saja dari empat komponen ini tidak
ada, maka proses komunikasi tidak mungkin terjadi. Karena itu, media mempunyai
makna jika dan hanya jika ketiga komponen yang lain ada. Jika tidak, maka media
secara praktis dianggap tidak ada dan tidak perlu dibicarakan. Jika digambarkan,
interaksi dan saling ketergantungan empat komponen tersebut adalah seperti ini :
Gambar 1
Proses Komunikasi
Metode Intruksional
Metode
Intruksional
Gambar 2
Proses Komunikasi dalam Pembelajaran
Misalnya, jika seorang dosen melaksanakan perkuliahan dengan menggunakan
OHP melalui pendekatan diskusi, maka OHP tersebut adalah media pembelajaran
atau media intruksional, sedangkan pendekatan diskusi adalah metode
pembelajaran yang sengaja dirancang untuk menyelenggarakan prose pembelajaran
dengan sebaik – baiknya.
Demikianlah peran media dalam komunikasi secara umum, dan dalam dunia
pendidikan secara khusus. Namun, pertanyaan lain timul. Apa sebenarnya manfaat
media jika digunakan dalam pembelajaran? Berikut ini kajian tentang manfaat
media dalam proses pembelajaran.
Manfaat Media Dalam Proses Pembelajaran
Secara umum, manfaat media dalam proses pembelajaran adalah memperlancar
interaksi dosen dan mahasiswa, dengan maksud membantu mahasiswa belajar
secara optimal. Tetapi selain itu, ada beberapa manfaat lain yang lebih khusus.
Kemp dan Dayton (1985), misalnya, mengidentifikasi tidak kurang dari delapan
manfaat media dalam pembelajaran, yaitu:
1. Penyampaian materi perkuliahan dapat diseragamkan.
Dosen mungkin mempunyai penafsiran yang beraneka ragam tentang
sesuatu hal. Melalui media, penafsiran yang beragam ini dapat direduksi
dan disampaikan kepada mahasiswa secara seragam. Setiap mahasiswa
yang melihat atau mendengar uraian tentang sesuatu ilmu melalui media
yang sama akan menerima informasi yang persis sama seperti yang diterima
teman – temannya.
8. Peran dosen dapat berubah ke arah yang lebih positif dan produktif.
Pertama, dosen tidak perlu mengulang – mengulang penjelasan mereka bila
menggunakan media dalam pembelajaran,
Meskipun ada banyak macam media intruksioanal, namun hanya sedikit sekali
yang sering digunakan di dalam ruang kuliah oleh dosen. Beberapa yang nampak
sering digunakan adalah Overhead Projector, gambar, model, dan papan tulis serta
buku atau bahan cetak lainnya. Sedangkan media lain seperti video,film, kaset
audio, atau film bingkai relatif jarang digunakan, meskipun benda – benda ini
sudah tidak asing lagi bagi kebanyakan dosen.
Dari semua jenis media di atas, yang paling lengkap adalah audio – visual gerak
(ada gambar, suara, dan juga gerak). Tetapi, sifat “paling lengkap” ini pun
sebenarnya masi relatif. Dalam hal ini, media TV masih kurang lengkap jika
dibandingakan dengan video- interaktif yang digabung dengan program komputer.
Program TV tidak “berinteraksi” secara aktif dengan mahasiswa, sedangkan video-
interaktif dapat memungkinkan mahasiswa berinteraksi (harap maklum, buku Bretz
terbit tahun 1971, sedangkan media semacam video-interaktif itu baru muncul
sekitar ahkir 1980an).
Media dengan kemampuan tunggal tentu saja adalah media visual saja atau
media audio saja. Sedangkan media semacam realia atau model yang menampilkan
bentuk visual tiga dimensi (seperti patung, misalnya) tidak masuk dalam
penggolongan Bretz.
Dalam hal ini, Schramm (1977) membagi media menurut jumlah mahasiswa
(audiens) yang dilayaninya: massal (banyak dan tersebar di area yang luas),
klasikal (cukup kecil dan terpusat di satu tempat), atau individual. Pembagian
menurut Schramm tersebut tampak di tabel berikut.
Tabel
- Televisi
- Radio
-Faxsimile
- Internet
Media untuk audiens kecil (sejumlah kapasitas dalam satu ruangan):
- Film suara
- Fil bisu
- Film 8 mm ( Movie film)
- Videotape
- Film strip suara
- Slide
- Radio
- Audiotape
- Audiodisc
- Foto
- Poster
- Papan tulis
- Chart
- Flip chart
- OHP OHT
-Telepon
Penggunaan media atau alat – alat modern di dalam perkuliahan tentu tidak
bermaksud mengganti cara mengajar yang baik, ,melainkan unutk melengkapi dan
membantu para dosen dalam menyampaikan materi atau informasi. Dengan
menggunakan media diharapkan terjadi interaksi antara dosen dengan mahasiswa
secara maksimal sehingga dapat mencapai hasil belajar yang sesuai dengan tujuan.
Sebenarnya tidak ada ketentuan kapan suatu media harus digunakan, tetapi
sangat disarankan bagi para dosen untuk memilih dan menggunakan media harus
mempertimbangkan : a). Tujuan yang akan dicapai. b) kesesuain media dengan
materi yang akan dibahas, c) tersedianya sarana dan prasarana penunjang dan d)
karakteristik mahasiswa.
Handout dan papan tulis adalah dua media yang hampir selalu digunakan oleh
semua dosen dan hampir selalu ada di setiap ruang, di perguruan tinggi manapun.
Selain handout dan papan tulis. OHP juga digunakan dalam program – program
perkuliahan, pendidikan atau pelatihan. Bahan untuk menggunakan OHP dipilih
sebagai media yang dapat dimanfaatkan untuk program perkuliahan.
Overhead Projector (OHP)/Overhead Transparancy (OHT)
Overhead Projector adalah salah satu alat yang digunakan untuk memproyeksikan
gambar atau tulisan pada transparancy film yang diletakkan di atas OHP dan
diproyeksikan ke layar, sehingga diperoleh gambar/ tulisan yang lebih besar dari
aslinya.
Sulit mendapatkan informasi yang pasti kapan OHP diciptakan. Salah satu
sumber mengatakan, OHP dibuat menjelang perang dunia ke II (tahun 1941).
Pemerintah Amerika Serikat terdesak harus memobilisasi rakyatnya secara cepat
dan dalam jumlah banyak, sehingga dirasakan perlunya sebuah alat yang dapat
dipergunakan untuk menunjukan gambar bagi para intrukstur agar lebih efektif
dalam melatih calon tentara.
Penggunaaan papan tulis dan flip chart yang sangat mudah tetapi tidak dapat
menjangkau jumlah mahasiswa yang banyak. Penggunann slide, film projector
memang lebih efektif tetapi dalam menyajikannya perlu bantuan operator. Dengan
demikian maka diciptakan OHP yang dianggap dapat mengisi kekurangan papan
tulis/chart dan menyederhanakan film/slide sound.
Kini penggunaan OHP dalam perkuliahan, pertemuan ilmiah, ceramah umum
semakin berkembang. Hal ini disebapkan oleh beberapa kelebihan yang dimiliki
oleh OHP dibandingkan dengan media intruksional modern lainnya.
Seperti halnya media yang lain, OHT juga merupakan media visual yang harus
memenuhi ketentuan – ketentuan sebagai bahan visual yang komunikatif. Untuk
mengingat ketentuan – ketentuan tersebut, maka kata VISUALS dapat diartikan
sebagai singkatan dari kata kata:
I
nteresting : Menarik
S imple : Sederhana
U seful : Isinya berguna/bermanfaat
A
ccurate : Benar (dapat dipertanggungjawabkan)
L
egitimate : Masuk akal/sah
S
tructured : Terstruktur/tersusun dengan baik
Pada dasarnya pembuatan OHT adalah teknik mengubah materi pelajaran yang
berupa tulisan verbal yang sifatnya abstrak menjadi bentuk visual yang bersifat
lebih kongkrit. Oleh karena itu latuhan untuk mengembangkan ide secara visual
merupakan cara yang sangat penting dalam usaha mempersiapkan OHT yang
bermutu.
Dalam gambar 3, ditampilkan proses pengembangan OHT
Revisi
Visualisasi
18 cm
22c
m
Story Board
Tujun Perkuliahan : Menjelaskan tentang penyusunan APBN
Topik : APBN
2)
3)
b. Memproduksi OHT
o Ada dua cara yang dapat dilakukan dalam memproduksi OHT yaitu :
o OHT belum sempurna/tidak menarik bila tidak diberi warna, oleh sebab itu
warnai dengan marker pen untuk area – area kecil dan gunakan adhesive
color untuk area – area besar.Pemakaian warna idealnya maksimum empat
warna untuk satu OHT.
Untuk memberi perhatian khusus pada kata – kata ‘kunci’ pemberian
warna dengan markin pen langsung pada tulisan sangat dianjurkan.
Ada baiknya jika OHT tersebut diberi bingkai dan ada beberapa
alasan mengapa bingkai (mounting frame) ini perlu:
a) OHT tidak mudah kotor
b) Dapat diberi nomor dan beberapa catatan tambahan yang tidak mungkin
ditulis di atas transparansi tetapi sangat membantu di dalam penjelasan.
Setelah OHT diujicobakan, tentunya dapat dinilai kelemahan dan kelebihan OHT
tersebut.
Untuk mengujicoba OHT, anda dapat mengacu pada hal – hal sebgai berikut:
d. Menyajikan OHT
Berikut ini adalah pedoman yang dapat anda ikuti bila mengajar dengan
menggunakan OHP.
Media atau medium adalah apa saja atau segala sesuatu yang dapat
menyalurkan informasi dari sumber informasi ke penerima informasi. Di dalam
proses komunikasi, media merupakan komponen keempat.
Kegiatan pembelajaran juga merupakan proses komunikasi, peranan media
dalam proses pembelajaran dapat didefinisikan sebagai teknoogi pembawa pesan
(informasi) yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pengajaran atau sarana fisik
unutk menyampaikan isi/materi pelajaran.
Penggunaan media dalam kegiatan pembelajaran bermanfaat untuk
memperlancar proses interaksi antara dosen dan mahasiswa dengan maksud dapat
membantu mahasiswa belajar secara optimal.
Sebelum mengajar, hendaknya dosen dapat memilih medi yang akan digunkan
degan tepat. Hal ini dapat dilakukan apabila media yang tersedi lebih dari satu
macam, tetapi walaupun demikian ada tiga hal yang harus dipertimbangkan di
dalam pemilihan media, yaitu:
1) tujuan intruksional
2) kesesuaian media dengan materi yang akan dibahas
3) tersedianya sarana dan prasarana penunjang
4) karakteristik mahasiswa.
Selain dapat memilih media dengan tepat, seorang dosen diharapkan mampu
mengembangkan sendiri bentuk media yang paling sederhana. Overhead Projector
adalah salah satu alat untuk memproyeksikan gambar/tulisan (pada OHT) ke layar
OHP termasuk media yang sederhana yang sudah banyak digunakan di lembaga –
lembaga/perguruan tinggi. OHP mempunyai beberapa kelebihan dan kelemahan.
Informasi/pesan yang akan disampaikan dapat berupa gambar/tulisan yang
dituangkan di atas OHT. Pengembangan OHT dapat dilakukan oleh dosen sendiri
baik secara manual maupun dengan bantuan mesin copy,termofax, computer, dan
sebagainya. OHT juga mempunyai beberapa kelebihan dan kelemahan. Untuk
mengembangkan, memproduksi dan menyajikan OHT ada beberapa prinsip yang
harus diperhatikan.
Latihan
Buatlah satu set program OHT yang sederhana, boleh dibuat secara manual dengan
tulisan tangan atau diketik memakai komputer. Dapat menggunakan mesin copy
atau termofax. Satu set program OHT ini sebaiknya berisi tentang materi
perkuliahaan yang disajikan untuk satu kali pertemuan. Perhatikan prinsip – prinsip
atau langkah – langkah pembuatan OHT.
Daftar Pustaka