net/publication/339140165
CITATIONS READS
0 5,425
1 author:
Wahid Nashihuddin
Indonesian Institute of Sciences
147 PUBLICATIONS 144 CITATIONS
SEE PROFILE
All content following this page was uploaded by Wahid Nashihuddin on 10 February 2020.
Wahid Nashihuddin
Sekolah Pascasarjana Universitas Gadjah Mada
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
Email: wahed87@gmail.com
Pendahuluan
Masyarakat adalah komunikasi begitulah kata Niklas Luhmann dalam artikelnya yang
berjudul Die Gesellschaft der Gesellschaft tahun 1997. Teori tersebut mendekonstruksi teori
ilmu sosial sebelumnya, sebagaimana dikatakan Luhmann bahwa para sosiolog terdahulu
telah gagal menghasilkan teori ―masyarakat‖ – teori yang telah ada dianggap tidak relevan
lagi dengan perkembangan hidup masyarakat yang sangat kompleks (hypercomplex).
Kompleksitas ini menyangkut kebutuhan individu sebagai masyarakat. Terkait hal tersebut,
kemampuan seorang individu dalam memenuhi kebutuhan hidupnya dan memperjuangkan
hak-hak sosial, ekonomi, dan politik dalam masyarakat disebut sebagai autopoetic atau
autopoiesis.
Autopoetic merujuk pada karya Heidegger, yang menekankan bahwa setiap individu-
manusia merupakan bagian sistem sosial (Lee, 2000). Apabila digambarkan dalam dunia
politik, sistem autopoetic ini dapat dilihat pada hak-hak setiap warga negara dalam
memberikan aspirasi dan pendapatnya untuk memilih wakil rakyat melalui pemilihan umum
(pemilu). Dalam pemilu, setiap orang berhak memberikan suaranya secara bebas-aktif, apakah
melalui diskusi, debat, atau pidato, untuk memberikan pertimbangan dan kebijakan dalam
pemerintahan yang akan berjalan setelah pemilu. Apabila digambarkan dalam dunia
kepustakawanan, sistem autopoetic dapat dilihat dari sifat pribadi-pustakawan yang aktif
dalam kegiatan komunikasi, apakah sebagai narasumber, pakar, instruktur, atau penulis.
Tulisan ini menjelaskan secara kritis tentang penerapan sistem autopoetic niklas
luhmann pada kegiatan komunikasi ilmiah pustakawan. Agar dapat memahami penerapan
sistem autopoetic dalam bidang kepustakawanan, pustakawan harus memahami terlebih
dahulu tentang konsep society of society is communication, komunikasi sebagai wujud
eksitensi pustakawan, urgensi komunikasi ilmiah bagi pustakawan, dan penerapan sistem
autopoetic dalam kegiatan komunikasi ilmiah pustakawan.
Penutup
Bagi luhmann, masyarakat terbentuk karena sistem sosial yang bersumber dari
komunikasi antar-individu. Setiap orang menjadi bagian yang tak terpisahkan dari sistem
sosial. Keberadaan setiap individu ditentukan oleh bagaimana ia berkomunikasi dalam
kelompok masyarakat. Dalam teori sistem sosial, konsep society of society is communication
Luhmann menginspirasi setiap individu untuk aktif bersuara, berkomunikasi, berdialog, dan
berpidato. Karena jika setiap individu tidak dapat berkomunikasi maka dianggap tidak ada
oleh komunitas atau masyarakatnya. Sistem autopoetic yang telah dipahami oleh pustakawan,
diharapkan dapat meningkatkan eksistensi pustakawan di masyarakat dan pemerintah, yang
dulu pustakawan hanya sebagai petugas profesional di perpustakaan maka kini menjadi public
figure yang dapat mempengaruhi kehidupan masyarakat melalui kegiatan komunikasi ilmiah
bidang kepustakawanan. Sistem autopoetic ini akan mempermudah pustakawan untuk
membangun ―personal branding‖ di masyarakat. Diharapkan pustakawan dapat menerapkan
sistem autopoetic ini untuk keberhasilan kegiatan komunikasi ilmiah di perpustakaan dan
peningkatan popularitas pustakawan sebagai ilmuan bidang kepustakawanan di masa
mendatang.
Daftar Pustaka
ALA. (2013). Principles and Strategies for the Reform of Scholarly Communication.
American Library Association. Di http://www.ala. org/acrl/publications/whitepapers/pri
nciplesstrategies (akses 28 Desember 2019).
ARL. (2016). Scholarly Communication. Association of Research Libraries. Di
http://www.arl.org/focus-areas/scholarly-communication#.VzAYzjEkC1s (akses 27
Desember 2019).
Bjork, B. (2004). Open Access to Scientific Publications – An Analysis of The Barriers To
Change?. Information Research, 9 (2). Di http://www.informationr.net/ir/9-
2/paper170.html (akses 27 Desember 2019).
Finlay, C., Tsou, A., & Sugimoto, C. (2015). Scholarly Communication as a Core
Competency: Prevalence, Activities, and Concepts of Scholarly Communication
Librarianship as Shown Through Job Advertisements. Journal of Librarianship and
Scholarly Communication, 3 (1).
Gilman, I. (2013). Library Scholarly Communication Programs – Legal and Ethical
Considerations. Chandos Publishing.
Hamijoyo, S.S. (2000). Landasan Ilmiah Komunikasi: Sebuah Pengantar. Mediator, Vol.1
No.1.
Hollister, C. (2017). Perceptions of Scholarly Communication Among Library and
Information Studies Students. Journal of Librarianship and Scholarly Communication,
5.
Ibegbulam, I.J. & Jacintha, E.U. (2016). Factors That Contribute to Research and Publication
Output Among Librarians in Nigerian University Libraries. The Journal of Academic
Librarianship, Vol.42, Issue 1, January.
Kiramang, K.. (2017). Perkembangan Penerbitan Jurnal Open Access dalam Mendukung
Komunikasi Ilmiah dan Peranan Perpustakaan. Pustakaloka, Vol.9, No. 2, November.
Klain-Gabbay & Shoham, S.. (2016). Scholarly Communication and Academic. Librarians.
Library& Information Science Research.
Lee, D. (2000). The Society of Society: The Grand Finale of Niklas Luhmann. In Sociological
Theory 18:2 July. Washington: American Sociological Association.
Luhmann, N. (1997). Die Gesellschaft der Gesellschaft. FrankfurtamMain:Suhrkamp.
Maturana, H. (1981). Autopoiesis. In Milan Zeleny ―Autopoiesis: A Theory of Living
Organization. NewYork.
Mukherjee, B. (2009). Scholarly Communication in Library and Information Services: The
impacts of Open Access journals and E-Journals on a Changing Scenario. Chandos
Publishing.
Nashihuddin, W. 2019. Urgensi Kompetensi Komunikasi Ilmiah Pustakawan Untuk Program
Pengembangan Layanan Perpustakaan. Journal of Documentation and Information
Science (JoDIS), Vol.3 No.1, Maret.
Noh, Y. (2015). Imagining Library 4.0: Creating a Model for Future Libraries. The Journal of
Academic Librarianship. http://dx.doi.org/10.1016/j.acalib.2015.08.020.
Schmidt, B. & Shearer, K. (2016). Librarians' Competencies Profile for Research Data
Management. Di https://www.coar-repositories.org/files/Competencies-for-RDM_June-
2016.pdf. (akses 28 Desember 2019).
Shoemaker, P.J. & Stephen, R.D. (1996). Mediating the Message: Theories of Influences on
Mass Media Content. London: Longman.
Solimine, G. (2014). The Role of Libraries and Transformations in Scientific Communication.
Lett Mat Int. 1:185–189.
Suhardi. (1987). Upaya Pengembangan Bahasa Indonesia sebagai Sarana Komunikasi Ilmiah.
Cakrawala Pendidikan, No.2, Vol.VI.
Thomas, W.J. (2013). The Structure of Scholarly Communications Within Academic
Libraries. Serials Review.