Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

PENGORGANISASIAN DALAM MANAJEMEN


PENDIDIKAN

PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada kami sehingga dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Makalah ini berjudul “Pengorganisasian dalam Manajemen Pendidikan”.
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran
dari semua pihak yang bersifat membangun, selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah
ini. Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca.
Akhir kata kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan dalam
penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridloi segala
urusan kita. Amin.

Surabaya, 14 Maret 2018

Penulis

2
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL …………………………………………………. 1
KATA PENGANTAR………………………………………………… 2
DAFTAR ISI………………………………………………………….. 3
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………… 4
A. Latar Belakang.……………………………………………….. 4
B. Rumusan Masalah…………………………………………….. 5
C. Tujuan Penulisan……………………………………………… 5
BAB II PEMBAHASAN……………………………………………. 6
A. Fungsi pengorganisasian…………………………………….. 6
B. Prinsip pengorganisasian…………………………………….. 6
C. Proses pengorganisasian…………………………………….. 7
D. Bentuk atau struktur pengorganisasian……………………. 9
E. Serta contoh aplikasi pengorganisasian di lapangan ……. 17
BAB III PENUTUP…………………………………………………. 23

i. Kesimpulan ………………………………………………….. 23
ii. Saran ……………………………………………………….... 23

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………. 24

LAMPIRAN………………………………………………………… 25

BAB I

3
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Peorganisasian (organizing) merupakan fungsi kedua dari manajemen.


Pengorganisasian kata dasarnya adalah organisasi, pengorganisasian didefinisikan
sebagai pengaturan setelah adanya perencanaan atau sebagai proses kegiatan penyusunan
struktur organisasi sesuai dengan tujuan-tujuan, sumber-sumber, dan lingkungannya.
Didalam peorganisasian akan melakukan kegiatan menetapkan , menyusun , mengatur,
dan menggolongkan sesuatu yang sesuai dengan aturan atau tujuannya. Fungsi
pengorganisasian adalah memberikan arahan dan pemusatan kegiatan organisasi,
mengenai apa yang seharusnya dilakukan dan tidak dilakukan oleh organisasi.
Didalam sebuah organisasi yang diartikan sebagai suatu lembaga atau kelompok
fungsional. Tentu saja membutuhkan proses pengorganisasian yaitu bagaimana
pekerjaan diatur dan dialokasikan di antara para anggota, sehingga tujuan organisasi itu
dapat tercapai secara efektif.
Pengorganisasian merupakan salah satu kegiatan yang sangat dibutuhkan dalam
dunia manajemen. Karena dengan adanya pengorganisasian mempermudah jalannya
sebuah organisasi.
Makalah ini menyajikan bagaimana cara pengorganisasian secara baik dan benar,
melalui pembahasan mengenai fungsi pengorganisasian, Prinsip , proses dan bentuk
atau struktur pengorganisasian. Serta contoh aplikasi pengorganisasian di lapangan
(RKS, Renstra di Dinas Pendidikan, Pengorganisasian Program pendidikan).

4
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka kami dapat mengidentifikasi masalah sebagai
berikut:
1. Apa fungsi pengorganisasian ?
2. Apa prinsip pengorganisasian ?
3. Bagaimana proses pengorganisasian ?
4. Bagaimana bentuk atau struktur organisasi pendidikan?
5. Bagaimana contoh aplikasi pengorganisasian di lapangan ?

C. Tujuan Penulisan

1. Mengetahui dan memahami fungsi pengorganisasian


2. Memahami prinsip pengorganisasian
3. Mengetahui dan memahami proses pengorganisasian
4. Mengetahui dan memahami bentuk atau struktur organisasi pendidikan
5. Mengetahui dan memahami contoh aplikasi peggorganisasian di lapangan (RKS,
Renstra di Dinas Pendidikan, Pengorganisasian Program pendidikan).

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Fungsi Pengorganisasian

Fungsi organisasi secara umum, antara lain :


a. Fungsi organisasi yang pertama adalah untuk memberikan arahan dan pemusatan
kegiatan organisasi, mengenai apa yang seharusnya dilakukan dan tidak dilakukan
oleh organisasi.
b. Fungsi organisasi yang kedua yaitu dapat meningkatkan kemampuan anggota
organsasi dalam mendapatkan sumber daya dan dukungan dari lingkungan
masyarakat.
c. Fungsi organisasi yang berikutnya adalah dapat memberikan pengetahuan yang baru
kepada anggotanya.

B. Prinsip Pengorganisasian
Prinsip-prinsip organisasi menurut A.M. Williams dalam bukunya “Organization of
Canadian Government Administration” (1965), yang berarti :
a) Organisasi harus mempunyai tujuan yang jelas
Organisasi dibentuk atas dasar adanya tujuan yang ingin dicapai, dan tidak ada
suatu organisasi pun yang tidak memiliki tujuan. Misalnya, Organisasi pelayanan
kesehatan seperti rumah sakit dan puskesmas sebagai suatu organisasi,
mempunyai tujuan, antara lain memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas.
b) Prinsip skala hierarki
Dalam suatu organisasi harus ada garis kewenangan yang jelas dari pimpinan,
pembantu pimpinan sampai pelaksana, sehingga mempertegas pendelegasian
wewenang dan pertanggung jawaban, dan menunjang efektivitas jalannya
organisasi secara keseluruhan.
c) Prinsip kesatuan perintah
Dalam hal ini, seseorang hanya menerima perintah atau bertanggung jawab
kepada seorang atasan saja.
d) Prinsip pendelegasian wewenang
Dalam pendelegasian, wewenang yang dilimpahkan meliputi wewenang dalam
pengambilan keputusan, melakukan hubungan dengan orang lain, dan
mengadakan tindakan tanpa minta persetujuan lebih dahulu kepada atasannya
lagi.
e) Prinsip pertanggungjawaban
Dalam menjalankan tugasnya, setiap pegawai harus bertanggung jawab
sepenuhnya kepada atasan.

6
f) Prinsip pembagian pekerjaan
Suatu organisasi, untuk mencapai tujuannya, melakukan berbagai aktivitas atau
kegiatan agar berjalan secara optimal, maka dilakukan pembagian tugas/pekerjaan
yang didasarkan pada kemampuan dan keahlian masing-masing pegawai.
g) Prinsip rentang pengendalian
Bahwa jumlah bawahan atau staf yang harus dikendalikan oleh seorang atasan
perlu dibatasi secara rasional. Semakin besar suatu organisasi dengan jumlah
pegawai yang cukup banyak, semakin kompleks rentang pengendaliannya.
h) Prinsip fungsional
Seorang pegawai, dalam suatu organisasi secara fungsional, harus jelas tugas dan
wewenangnya, kegiatannya, hubungan kerja, serta tanggung jawab dari
pekerjaannya.
i) Prinsip pemisahan
Beban tugas pekerjaan seseorang tidak dapat dibebankan kepada orang lain.
j) Prinsip keseimbangan
Keseimbangan antara struktur organisasi yang efektif dengan tujuan organisasi.
Dalam hal ini, penyusunan struktur organisasi harus sesuai dengan tujuan dari
organisasi tersebut. Tujuan organisasi tersebut akan diwujudkan melalui
aktivitas/kegiatan yang akan dilakukan.
Misalnya, organisasi yang aktivitasnya sederhana (tidak kompleks) “koperasi di
suatu desa terpencil, struktur organisasinya akan berbeda dengan organisasi
koperasi yang ada di kota besar, seperti Jakarta, Bandung, atau Surabaya.
k) Prinsip fleksibilitas
Organisasi harus senantiasa melakukan pertumbuhan dan perkembangan sesuai
dengan dinamika organisasi sendiri (internal factor) dan karena adanya pengaruh
di luar organisasi (external factor), sehingga organisasi mampu menjalankan
fungsi dalam mencapai tujuannya.
l) Prinsip kepemimpinan
Organisasi mampu menjalankan aktivitasnya karena adanya proses kepemimpinan
yang digerakkan oleh pemimpin organisasi tersebut.

C. Proses Pengorganisasian
Proses pengorganisasian memiliki beberapa tahap:

- Pertama, pemerincian pekerjaan yaitu menentukan tugas-tugas apa yang harus


dilakukan untuk mencapai tujuan.
- Kedua, pembagian kerja yaitu membagi seluruh beban kerja menjadi kegiatan-
kegiatan yang dapat dilaksanakan oleh perseorangan atau perkelompok.
- Ketiga, penyatuan pekerjaan yaitu dengan cara yang rasional, dan efisien. Penyatuan
kerja ini biasanya disebut departementalisasi.

7
- Keempat, koordinasi pekerjaan yaitu mengkoordinasikan pekerjaan kedalam satu
kesatuan yang harmonis.
- Kelima, melakukan monitoring dan reorganisasi.
Bagan Proses Pengorganisasian

Pemerincian
Pekerjaan

Pembagian
Pekerjaan

Penyatuan
pekerjaan

Koordinasi
Pekerjaan

Monitoring dan
Reorganisasi

Dalam proses pengorganisasian juga terdapat empat unsur organisasi, yaitu :

1. Organisasi merupakan suatu sistem, terdiri dari subsistem atau bagian-bagian


yang dalam melaksanakan aktivitasnya saling berkaitan satu sama lain.
2. Pola aktivitas yang dilakukan oleh orang-orang di dalam organisasi pada
umumnya mengikuti pola tertentu dengan urutan pola kegiatan relatif teratur dan
berulang-ulang.
3. Sekelompok orang/individu, organisasi pada dasarnya merupakan kumpulan
orang-orang, setiap manusia mempunyai keterbatasan baik kemampuan fisik,
daya pikir maupun waktu.

8
4. Tujuan organisasi, organisasi didirikan untuk mencapai suatu tujuan. Tujuan
organisasi terbagi menjadi dua, yaitu jangka panjang bersifat abstrak (misi) dan
jangka pendek =tujuan operasional (objektif).

D. Bentuk/ Struktur Pengorganisasian

 Menurut E. Kast dan James Rosenzweig (1974) struktur diartikan sebagai pola hubungan
komponen atau bagian suatu organisasi. Struktur merupakan sistem formal hubungan
kerja yang membagi dan mengkoordinasikan tugas orang dan kelompok agar tercapai
tujuan.
 Menurut Simon (1958) struktur itu sifatnya relatif stabil, statis, dan berubah lambat atau
memerlukan waktu untuk penyesuaian-penyesuaian. Pada struktur organisasi tergambar
posisi kerja, pembagian kerja, jenis kerja yang harus dilakukan, hubungan antara atasan
dan bawahan, kelompok, komponen atau bagian, tingkat manajemen dan saluran
komunikasi.
 Menurut Stoner (1986) struktur organisasi dibangun oleh lima unsur, yaitu :
1. Spesialisasi aktivitas
2. Standardisasi aktivitas
3. Koordinasi aktivitas
4. Sentralisasi dan desentralisasi pengambilan keputusan
5. Ukuran unit kerja
Penjelasan :

- spesialisasi aktivitas mengacu pada spesifikasi tugas perorangan dan kelompok di


seluruh organisasi atau pembagian kerja dan penyatuan tugas tersebut kedalam unit
kerja (departementalisasi).
- Standar aktivitas merupakan prosedur yang digunakan organisasi untuk menjamin
kelayakgunaan aktivitas. Menstandardisasi berarti menjadikan seragam dan konsistem
pekerjaan yang harus dilakukan bawahan, biasanya dengan menggunakan peraturan,
uraian jabatan, dan program seleksi, orientasi kerja, keterampilan kerja.
- Koordinasi aktivitas adalah prosedur yang memadukan fungsi-fumgsi dalam
organisasi, seperti fungsi primer dalam suatu badan usaha, pemasaran, produksi dan
penjualan merupakan fungsi garis yang secara langsung menyumbangkan pada
pencapaian tujuan organisasi memerlukan koordinasi.
- Sentralisasi dan desentralisasi pengambilan keputusan mengacu pada lokasi
kekuasaan pengambilan keputusan.
Sentralisasi adalah proses konsentrasi wewenang dan pengambilan keputusan pada
tingkat atas suatu organisasi. Keuntungan sistem sentralisasi antara lain : pengaturan
yang sama bagi semua unit dalam organisasi. Kelemahannya, bawahan tidak
berkembang dan putusan oleh atasan menyita waktu lama, terlebih jika data ada pada
bawahan. Untuk mengatasi hal itu, dilakukan pendelegasian wewenang pada semua
tingkat organisasi yang disebut desentralisasi.

9
- Ukuran unit kerja mengacu pada jumlah pegawai dalam suatu kelompok kerja.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengorganisasian menyangkut penentuan
pekerjaan, pembagian kerja, penetapan mekanisme untuk mengkoordinasikan
kegiatan, salah satu hasil dari proses ini adalah struktur organisasi yang merupakan
prosedur formal manajemen organisasi.

Bentuk organisasi
1. Bentuk Organisasi Garis/Lini (Line Organization)

Contoh Struktur Organisasi Garis/Lini (Line Organization)

Bentuk organisasi garis/lini diciptakan oleh Henry Fayol, Bentuk organisasi ini adalah
suatu bentuk organisasi yang menghubungkan langsung secara vertical antara atasan dengan
bawahan. Mulai dari pimpinan tertinggi sampai jabatan-jabatan terendah. Antara eselon satu
dengan eselon yang lain masing-masing dihubungkan dengan garis wewenang atau komando.
Organisasi ini sering disebut dengan organisasi militer. Organisasi Lini hanya tepat dipakai
dalam organisasi kecil. Contohnya: bengkel, counter celuler, rumah makan, atau toko roti.

Ciri-ciri:
1. Hubungan antara atasan dan bawahan masih bersifat langsung dengan satu garis wewenang.
2. Jumlah karyawan sedikit.
3. Pemilik modal merupakan pemimpin tertinggi.
4. Belum terdapat spesialisasi.
5. Masing-masing kepala unit mempunyai wewenang & tanggung jawab penuh atas segala
bidang pekerjaan.
6. Struktur organisasi sederhana dan stabil.

10
7. Organisasi tipe garis biasanya organisasi kecil.
8. Kedisiplin mudah dipelihara (dipertahankan).

Keuntungan-keuntungan bentuk organisasi garis/lini:


1. Ada kesatuan komando yang terjamin dengan baik.
2. Disiplin pegawai tinggi dan mudah dipelihara (dipertahankan).
3. Koordinasi lebih mudah dilaksanakan.
4. Proses pengambilan keputusan dan instruksi-instruksi dapat berjalan cepat.
5. Garis kepemimpinan tegas, tidak simpang siur, karena pimpinan langsung berhubungan
dengan bawahannya sehingga semua perintah dapat dimengerti dan dilaksanakan.
6. Rasa solidaritas pegawai biasanya tinggi.
7. Pengendalian mudah dilaksanakan dengan cepat.
8. Tersedianya kesempatan baik untuk latihan bagi pengembangan bakat-bakat pimpinan.
9. Adanya penghematan biaya.
10. Pengawasan berjalan efektif.

Kelemahan-kelemahan bentuk organisasi garis/lini:


1. Tujuan dan keinginan pribadi pimpinan seringkali sulit dibedakan dengan tujuan organisasi.
2. Pembebanan yang berat dari pejabat pimpinan , karena dipegang sendiri.
3. Adanya kecenderungan pimpinan bertindak secara otoriter/diktaktor, cenderung bersikap kaku
(tidak fleksibel).
4. Kesempatan pegawai untuk berkembang agak terbatas karena sukar untuk mengabil inisiatif
sendiri.
5. Organisasi terlalu bergantung kepada satu orang, yaitu pimpinan.
6. Staf ahli kurang tersedia.

11
2. Bentuk Organisasi Lini dan Staf (Line and Staff Organization)

Contoh Struktur Bentuk Organisasi Lini dan Staf (Line and Staff Organization)

Merupakan kombinasi dari organisasi lini, asaz komando dipertahankan tetapi dalam kelancaran
tugas pemimpin dibantu oleh para staff, dimana staff berperan memberi masukan, bantuan
pikiranm saran-saran, data informasi yang dibutuhkan.

Ciri-ciri:
1. Hubungan atasan dan bawahan tidak bersifat langsung.
2. Pucuk pimpinan hanya satu orang dibantu staff.
3. Terdapat 2 kelompok wewenang yaitu lini dan staff.
4. Jumlah karyawan banyak.
5. Organisasi besar, bersifat komplek.
6. Adanya spesialisasi.

Keuntungan penggunaan bentuk organisasi garis dan staf:


1. Asas kesatuan komando tetap ada. Pimpinan tetap dalam satu tangan.
2. Adanya tugas yang jelas antara pimpian staf dan pelaksana.
3. Tipe organisasi garis dan staf fleksibel (luwes) karena dapat ditempatkan pada organisasi besar
maupun kecil.
4. Pengembalian keputusan relatif mudah, karena mendapat bantuan/sumbangn pemikiran dari
staf.
5. Koordinasi mudah dilakukan, karena ada pembagian tugas yang jelas.
6. Disiplin dan moral pegawai biasanya tinggi, karena tugas sesuai dengan spesialisasinya.

12
7. Bakat pegawai dapat berkembang sesuai dengan spesialisasinya.
8. Diperoleh manfaat yang besar bagi para ahli.

Kelemahan-kelemahan dari bentuk Organisasi garis dan staf:


1. Kelompok pelaksana terkadang bingung untuk membedakan perintah dan bantuan nasihat.
2. Solidaritas pegawai kurang, karena adanya pegawai yang tidak saling mengenal.
3. Sering terjadi persaingan tidak sehat, karena masing-masing menganggap tugas yang
dilaksanakannyalah yang penting.
4. Pimpinan lini mengabaikan advis staf.
5. Apabila tugas dan tanggung jawab dalam berbagai kerja antara pelajat garis dan staf tidak
tegas, maka akan menimbulkan kekacauan dalam menjalankan wewenang.
6. Penggunaan staf ahli bisa menambah pembebanan biaya yang besar.
7. Kemungkinan pimpinan staf melampaui kewenangan stafnya sehingga menimbulkan
ketidaksenangan pegawai lini.
8. Kemungkinan akan terdapat perbedaan interpretasi antara orang lini dan staf dalam kebijakan
dan tugas-tugas yang diberikan sehingga menimbulkan permasalahan menjadi kompleks.

3. Bentuk Organisasi Fungsional (Functional Organization)

Contoh Struktur Bentuk Organisasi Fungsional (Functional Organization)

Diciptakan oleh Frederick W. Taylor, Organisasi ini disusun berdasarkan sifat dan macam
pekerjaan yang harus dilakukan, masalah pembagian kerja merupakan masalah yang menjadi
perhatian yang sungguh-sungguh.

13
Ciri-ciri:
1. Pembidangan tugas secara tegas dan jelas dapat dibedakan.
2. Bawahan akan menerima perintah dari beberapa atasan.
3. Pekerjaan lebih banyak bersifat teknis.
4. Target-target jelas dan pasti.
5. Pengawasan ketat.
6. Penempatan jabatan berdasarkan spesialisasi.

Keuntungan-keuntungan organisasdi fungsional:


1. Spesialisasi dapat dilakukan secara optimal.
2. Para pegawai bekerja sesuai ketrampilannya masing-masing.
3. Produktivitas dan efisiensi dapat ditingkatkan.
4. Koordinasi menyeluruh bisa dilaksanakan pada eselon atas, sehingga berjalan lancar dan
tertib.
5. Solidaritas, loyalitas, dan disiplin karyawan yang menjalankan fungsi yang sama biasanya
cukup tinggi.
6. Bidangan tugas menjadi jelas.

Kelemahan-kelemahan organisasi fungsional:


1. Pekerjaan seringkali sangat membosankan.
2. Sulit mengadakan perpindahan karyawan/pegawai dari satu bagian ke bagian lain karena
pegawai hanya memperhatikan bidang spesialisasi sendiri saja.
3. Sering ada pegawai yang mementingkan bidangnya sendiri, sehingga koordinasi menyeluruh
sulit dan sukar dilakukan.

14
4. Organisasi Lini dan Fungsional (Line and Functional Organization)

Contoh Struktur Organisasi Lini dan Fungsional (Line and Functional Organization)

Organisasi Lini dan Fungsional adalah bentuk organisasi dimana wewenang dari pimpinan
tertinggi dilimpahkan kepada kepala-kepala unit di bawahnya dalam bidang pekerjaan tertentu
dan selanjutnya pimpinan tertinggi tadi masih melimpahkan wewenang kepada pejabat
fungsional yang melaksanakan bidang pekerjaan operasional dan hasil tugasnya diserahkan
kepada kepala unit terdahulu tanpa memandang eselon atau tingkatan.

Ciri-ciri:
1. Tidak tampak adanya perbedaan tugas-tugas pokok dan tugas-tugas yang bersifat bantuan.
2. Terdapat spesialisasi yang maksimal.
3. Tidak ditonjolkan perbedaan tingkatan dalam pemabagian kerja.

Kebaikan-kebaikan organisasi Lini dan fungsional:


1. Solodaritas tinggi.
2. Disiplin tinggi.
3. Produktifitas tinggi karena spesialisasi dilaksanakan maksimal.
4. Pekerjaan–pekerjaan yang tidak rutin atau teknis tidak dikerjakan.

15
Kelemahan adalah organisasi Lini dan fungsional:
1. Kurang fleksibel dan tour of duty.
2. Pejabat fungsional akan mengalami kebingungan karena dikoordinasikan oleh lebih dari satu
orang.
3. Spesiaisasi memberikan kejenuhan.

5. Bentuk Organisasi Komite (Committee Organizattion)

Contoh Struktur Bentuk Organisasi Komite (Committee Organizattion)

Organisasi Komite adalah suatu organisasi dimana tugas kepemimpinan dan tugas tertentu
lainnya dilaksakan secara kolektif.

Organisasi komite terdiri dari:


1. Executive Committee, yaitu para anggotanya mempunyai wewenang lini.
2. Staff Committee, yaitu orang – orang yang hanya mempunyai wewenang staf.

Ciri-ciri :
1. Adanya dewan dimana anggota bertindak secara kolektif.
2. Adanya hak, wewenang dan tanggung jawab sama dari masing-masing anggota dewan.
3. Asas musyawarah sangat ditonjolkan.
4. Organisasinya besar & Struktur tidak sederhana.

16
5. Biasannya bergerak dibidang perbankan, asuransi, niaga.

Keuntungan Organisasi Komite:


1. Pelaksanaan decision making berlangsung baik karena terjadi musyawarah dengan pemegang
saham maupun dewan.
2. Kepemimpinan yang bersifat otokratis yang sangat kecil.
3. Dengan adanya tour of duty maka pengembangan karier terjamin.

Kelemahan Organisasi Komite:


1. Proses decision making sangat lambat.
2. Biaya operasional rutin sangat tinggi.
3. Kalau ada masalah sering kali terjadi penghindaran siapa yang bertanggung jawab.

E. Contoh Aplikasi Pengorganisasian di Lapangan (RKS, Renstra di Dinas


Pendidikan, Pengorganisasian Program Pendidikan)

 Contoh Aplikasi Pengorganisasian di Lapangan RKS (Rencana Kerja dan Syarat-


syarat)
RANCANGAN APLIKASI MANAJEMEN DOKUMEN TENDER
BERBASIS WEB PADA PT. EMI
Oleh Sablin Yusuf

Dalam pembuatan RKS, para admin proyek meniru dari data RKS
sebelumnya yang masih ada dan disesuaikan dengan kebutuhan dari proyek yang
akan diikuti. Format penulisan dari RKS yang sebelumnya ini menjadi dasar dari
pembuatan RKS yang kemudian file ini disimpan kembali pada komputer atau
flash disk, akan tetapi untuk penyimpanan file-file tersebut tidak terdapat tempat
yang pasti. Kemudian untuk dokumen pengalaman perusahaan, terdapat file hasil
dari sortiran arsip dokumen lelang yang pernah diikuti oleh PT. EMI. Penyortiran
ini dilakukan setiap tahun secara manual kemudian disimpan dalam sebuah file
excel. Sehingga ketika para admin proyek membutuhkan data pengalaman
perusahaan untuk penyusunan dokumen lelang, mereka dapat mengambil file
sortiran tersebut. Akan tetapi, untuk penyimpanan file sortiran tersebut belum
mempunyai tempat yang pasti. Dalam pembuatan dokumen pekerjaan yang
sedang berlangsung hampir sama dengan pembuatan dokumen pengalaman
perusahaan, hanya saja penyortiran dilakukan ketika pembuatan dokumen saja,
arsip yang disortir merupakan dokumen-dokumen lelang yang proyeknya sedang
dikerjakan oleh PT. EMI. Untuk pengambilan data peralatan, para admin proyek
mendapat data peralatan dari bagian teknis yang berada dibawah divisi Personalia
dan Umum. Pendataan dari data peralatan yang sedang berjalan sekarang

17
walaupun sudah menggunakan komputer, tetapi untuk penyimpaanannya belum
ada tempat yang pasti. Sedangkan penyusunan dokumen tenaga ahli, para admin
proyek mendapat data tenaga ahli dari bagian HRD yang berada dibawah divisi
Personalia dan Umum. Data yang didapat berupa CV dari para tenaga ahli dan
daftar tenaga ahli beserta ceklist kelengkapannya. Kelengkapan yang dimaksud
ialah ijazah, spt, npwp, bukti setor serta ktp. Dalam memeriksa kelengkapan dari
tenaga ahli, HRD melakukanya dengan cara manual yaitu, tenaga ahli yang sudah
memiliki kelengkapan maka pada bagian kelengkapannya diberikan ceklist,
kemudian data ini disimpan dalam bentuk kertas. Kelengkapan-kelengkapan di
atas merupakan salah satu syarat untuk tenaga ahli yang akan diikut sertakan
dalam sebuah proyek.

18
Berdasarkan hasil implementasi dan evaluasi kuesioner yang dilakukan dapat
ditarik kesimpulan bahwa sistem aplikasi manajemen tender yang dihasilkan
dapat membantu PT. Energy Management Indonesia dalam menyiapkan RKS
untuk proses tender. Aplikasi ini pun memberikan kemudahan bagi para admin
proyek pada PT. Energy Management Indonesia karena pengerjaan RKS menjadi
jauh lebih mudah. Beberapa saran untuk pengembangan lebih lanjut antara lain
memperbaiki tampilan pada aplikasi untuk membuat aplikasi ini menjadi lebih
menarik dan lebih variatif. dengan fungsi-fungsi yang lebih baik lagi.

19
 Contoh Aplikasi Pengorganisasian di Lapangan Renstra di Dinas Pendidikan

RENCANA STRATEGIS
Dinas Pendidikan Kota Malang 2014-2018

 Maksud Penyusunan Rencana Strategis


a. Untuk mengetahui keadaan yang diinginkan di masa depan (das sollen) yang
disesuaikan dengan rencana dan program Pembangunan
b. Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Pemerintah Kota Malang Tahun 2013-2018; b.
Menggambarkan kondisi saat sekarang (das sein). dan kecenderungan (trend) masa
mendatang pendidikan di Kota Malang;
c. Menetapkan arah, visi, dan misi, serta strategi Dinas Pendidikan Kota Malang dalam
mencapai visi dan misi pada Tahun 2013-2018;
d. Mensinkronisasikan, mengintegrasikan, dan menyelaraskan pelaksanaan
pembangunan bidang pendidikan baik yang ditangani oleh Badan dan Dinas lain yang
terkait serta Jajaran Dinas Pendidikan Kota Malang baik yang ada di tingkat
Kecamatan maupun pada Satuan-Satuan Pendidikan.

 Tujuan Penyusunan Rencana Strategis :


a. Memberikan pedoman, petunjuk dan referensi dalam menyusun program dan kegiatan
pembangunan pendidikan baik di tingkat UPTD ataupun Satuan-Satuan Pendidikan;
b. Mengetahui dan menilai rencana strategis Dinas Pendidikan dalam melaksanakan tugas
dan fungsi di bidang pendidikan;
c. Menjadi masukan dan umpan balik bagi pihak-pihak yang berkepentingan dalam
rangka meningkatkan kinerja Dinas Pendidikan;
d. Harus merupakan suatu sistem yang dapat menjamin pelaksanaan pendidikan secara
konsisten dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
e. Harus dapat menunjukkan tujuan dan sasaran yang akan dituju;
f. Harus berorientasi pada visi dan misi;
g. Peningkatan perencanaan di segala bidang, baik perencanaan penggunaan sumber daya
organisasi;
h. Meningkatkan kredibilitas instansi dimana instansi yang lebih tinggi dan akhirnya
meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap instansi;
i. Mewujudkan instansi pemerintah yang dapat mengemban amanah dan melaksanakan
tugas dan fungsinya secara efisien, efektif, dan responsif terhadap aspirasi masyarakat di
lingkungannya.

20
 Contoh Aplikasi Pengorganisasian di Lapangan Pengorganisasian Program
Pendidikan

A P L I K A S I M A N A J E M E N D A L A M P E N G O R G A N I S A S I A N L AYA N A N
BIMBINGAN DAN KONSELING

Pengorganisasian dalam pengertian bimbingan dan konseling berarti suatu bentuk kegiatan yang
mengatur cara kerja, prosedur kerja dan pola kerja atau mekanisme kerja kegiatan layanan
bimbingan dan konsleing (Suherman, 2007: 49). Syamsu dan Nurihsan (2012) mendefinisikan
pengorganisasian program layanan bimbingan dan konseling di sekolah adalah upaya melibatkan
orang-orang ke dalam organisasi bimbingan di sekolah, serta upaya melakukan pembagian kerja
di antara anggota organisasi bimbingan di sekolah. Tanpa organisasi berarti tidak adanya suatu
koordinasi, perencanaan, sasaran yang cukup serta kepemimpinan yang berwibawa, tegar dan
bijaksana. Manajemen dalam pengorganisasian layanan bimbingan dan konseling,
mengaplikasikan dalam perencanaan dan mengelola satu kesatuan sistem yang dapat mengatur
operasi kegiatan-kegiatan layanan bimbingan dan konseling, sehingga setiap personel
ditempatkan pada bagian yang tepat sesuai struktur jabatan dan kemampuannya.
struktur organisasi pelayanan bimbingan konseling :

1. Kepala sekolah sebagai penanggung jawab pelaksanaan teknis bimbingan konseling di


sekolahnya.
2. Koordinator BK atau guru pembimbing adalah pelaksana utama yang mengkoordinasi semua
kegiatan yang terkait dalam pelaksanaan bimbingan konseling di sekolah.
3. Guru mata pelajaran atau pelatih sebagai pelaksana pengajaran dan pelatihan serta
bertanggung jawab memberikan informasi tentang siswa untuk kepentingan bimbingan
konseling.
4. Wali kelas adalah guru yang diberi tugas khusus selain mengajar untuk mengelola satu kelas
siswa tertentu dan bertanggung jawab membantu kegiatan bimbingan konseling di kelasnya.
5. Siswa adalah peserta didik yang berhak menerima pengajaran, latihan dan konseling (petugas
khusus).
6. Tata usaha sebagai pembantu kepala sekolah dalam menyelenggarakan administrasi,
ketatausahaan sekolah dan pelaksanaan administrasi bimbingan konseling.
7. BP3/ POMG (Badan Pembantu Penyelenggaraan Pendidikan/ Persatuan Orang Tua Murid dan
Guru) adalah organisasi orang tua siswa yang berkewajiban membantu penyelenggaraan
pendidikan termasuk bimbingan konseling.

21
BAB III
PENUTUP

i. Simpulan
Agar dalam sebuah organisasi berjalan sesuai dengan tujuan , maka diperlukan
fungsi manajemen salah satunya yaitu pengorganisasian yang dilakukan dengan baik
dan benar. Agar pengorganisasian dapat dilakukan dengan baik dan benar . kita harus
mengetahui dan memahami fungsi pengorganisasian , prinsip pengorganisasian, proses
pengorganisasian, bentuk atau struktur pengorganisasian, dan contoh contoh aplikasi
pengorganisasian di lapangan (RKS, Renstra di Dinas Pendidikan, Pengorganisasian
Program pendidikan).

ii. Saran

Sebagai seorang mahasiswa, kami sadar bahwa karya ini masih jauh dari kata sempurna.
Maka dari itu, kami sebagai penulis mengaharapkan adanya kritik yang membangun dari seluruh
pihak yang terkait demi kesempurnaan tulisan kami.

22
DAFTAR PUSTAKA

1. (http://www.informasiahli.com/2015/08/pengertian-organisasi-tujuan-dan-
fungsinya.html)
Wiryanto, 2006. Pengantar Ilmu Komunikasi. Penerbit PT GRASINDO : Jakarta.

2. http://www.bacaanpopuler.com/2017/10/bentuk-bentuk-organisasi.html
3. http://definisipengertian.net/pengertian-dan-fungsi-struktur-organisasi/
4. http://journal.binus.ac.id/index.php/comtech/article/download/2378/1804
5. https://diknas.malangkota.go.id/wp-content/uploads/2015/02/Renstra-Dinas-
Pendidikan.pdf
6. https://nadianadhirah.wordpress.com/2018/01/18/aplikasi-manajemen-dalam-
pengorganisasian-layanan-bimbingan-dan-konseling/
7. Rohman, Muhammad M.Pd., dan Sofyan Amri, S.Pd. 2012. Analisis dan Solusi
Terhadap Kinerja Manajemen Kelas dan Strategi Pengajaran yang Efektif. Jakarta.
PT. Prestasi Pustakaraya.
8. Fatah, Nanang. 2013. Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung. PT. Remaja
Rosdakarya Offset.
9. Drs. Farid, Mohammad, MT., dan Drs. Daryanto. 2013. Konsep Dasar Manajemen
Pendidikan di Sekolah. Yogyakarta. Gava Media.
10. Umam, Khaerul. 2012. Perilaku Organisasi. Bandung. CV Pustaka Setia.

23
LAMPIRAN

 PERTANYAAN :

1. AZIZATUL MAR’ATI (17010034047)


Mungkinkah didalam sebuah organisasi memakai lebih dari satu macam bentuk
atau struktur organisasi ? apa alasannya dan jelaskan!
2. SITI MASLIKHATU L. ((170100340XX)
Bagaimana pendapat anda mengenai pernyataan bahwa “ Prinsip Kesatuan
Perintah mendorong adanya pemipin yang otoriter”?
3. DEVI OKTAVIA (170100340XX)
Coba jelaskan kembali mengenai bentuk organisasi lini dan fungsional !

 JAWABAN :

1. Tidak mungkin didalam sebuah organisasi memakai lebih dari satu macam bentuk
atau struktur organisasi, hal ini disebabkan bentuk organisasi atau struktur
organisasi menyesuaikan dengan tujan organisasi tersebut.
2. Dalam sebuah organisai pasti akan melakukan musyawarah untuk mencapai
mufakat atau keputusan bersama. Didalam sebuah organisasi terdapat pemipin
yang bertugas untuk mengatur dan mengarahkan anggotanya. Dengan adanya
prinsip kesatuan perintah, seorang anggota tidak akan bingung dan bimbang
dalam melaksanakan tugasnya karena ada keputusan dari pemipin sebagai
patokan ia dalam melaksanakan tugasnya.
Contohnya , didalam sebuah kelas tengah melakukan musyawarah untuk
menentukan waktu dateline pengumpulan tugas mata kuliah Dasar-dasar
Manajemen Pendidikan. Hasil dari musyawarah tersebut disampaikan oleh PK
(Perwakilan Kelas) adalah pengumpulan tugas mata kuliah Dasar-dasar
Manajemen Pendidikan pada hari senin pukul 06.00 WIB. Akan tetapi PJ mata
kuliah Dasar-dasar Manajemen Pendidikan bilang bahwa pengumpulan tugas

24
dilakukan pada hari selasa pukul 07.00 WIB, dalam situasi seperti itu tentu
membuat mahasiwa bingung untuk mengikuti keputusan dari siapa.
Solusi dari situasi tersebut yaitu menggunakan prinsip kesatuan perintah dalam
menjalankan organisasi, dengan begitu sudah jelas keputusan yang disampaikan
oleh PK yang dijelaskan, hal ini dikarenakan PK adalah pemipin didalam kelas
tersebut.
3.

25

Anda mungkin juga menyukai