Anda di halaman 1dari 38

PENGKAJIAN KEPERAWATAN

ASUHAN KEPERAWATAN PSIKOSOSIAL


PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
STIKES TENGKU MAHARATU

Nama mahasiswa : Eristha Aprianti Tanggal Masuk : -


Tgl/jam pengkajian : 12 January 2024 No. RM : -
Sumber data : Orang Tua pasien Ruangan/kelas : -
Diagnosa medis : Halusinasi Pendengaran No.kamar : -

I. IDENTITAS
1. Nama : Tn. R
2. Umur : 38 Tahun
3. Jenis kelamin : Laki-laki
4. Status : Belum Menikah
5. Agama : Islam
6. Suku/bangsa : Melayu
7. Bahasa : Indonesia
8. Pendidikan : -
9. Pekerjaan : -
10. Alamat dan no. telp :
11. Penanggung jawab : Tn. S ( Orang tua)
& hubgan dg klien

II. POLA PERSEPSI KESEHATAN ATAU PENANGANAN KESEHATAN


1. Keluhan utama :
Pasien awalnya marah-marah dan melempar barang-barang karena kesal, suka menyendiri,
melamun, sering bicara sendiri, mondar mandir, mendengar suara-suara tanpa wujud, tertawa
sendiri. Pasien juga mengatakan mendengar suara kaki dan suara yang mengatakan “aku tidak
suka kamu”

2. Riwayat penyakit sekarang :


Gangngguan Sensori Persepsi Halusinasi Pendengaran

3. Lamanya keluhan:
± ½ tahun yang lalu

4. Faktor yang Memperberat


Pasien merasa kecewa

5. Upaya yang Dilakukan Untuk Mengatasi Keluhan


- Bina hubungan saling percaya
- Ciptakan lingkungan yang hangat
- Menunjukkan rasa senang, kontak mata ada

6. Riwayat penyakit dahulu :


Tidak ada

7. Persepsi klien tentang status kesehatan dan kesejahteraan


Tidak ada

8. Riwayat kesehatan keluarga :


Tidak ada
9. Susunan keluarga (genogram) :

10. Riwayat alergi :


Tidak Ada.

III. POLA NUTRISI DAN METABOLIK


1. Pola makan
Di rumah Di rumah sakit
Frekuensi : 3 kali Frekuensi : -
Jenis : 4 sehat 5 sempurna Jenis : -
Porsi : secukupnya Porsi : -
Pantangan : - Diit khusus : -
Makanan disukai :
Bakso
Nafsu makan di RS : (√) normal ( ) bertambah ( ) berkurang
( ) mual ( ) muntah, .............. cc ( ) stomatitis
Kesulitan menelan : ( √ ) tidak ( ) ya
Gigi palsu : ( √ ) tidak ( ) ya
NG tube : ( √ ) tidak ( ) ya
(JIKA MAKAN-MINUM BIASA (TANPA NGT) SEJAUH MANA KEMAMPUANNYA

2. Pola minum
Di rumah
Frekuensi : Secukupnya
Jenis : Air putih & kopi
Jumlah : ± 1,5 Liter
Pantangan : -
Minuman disukai : Kopi

IV. POLA ELIMINASI


1. Buang air besar
Di rumah
Frekuensi : 1 Kali
Konsistensi : Padat
Warna : Kuning

Kolostomi : ( √ ) tidak ( ) ya
2. Buang air kecil
Di rumah
Frekuensi : Sering
Jumlah : ± 1,8 Liter
Warna : Kuning Muda

V. POLA AKTIVITAS DAN LATIHAN


1. Kemampuan perawatan diri
SMRS MRS
Aktivitas
0 1 2 3 4 0 1 2 3 4
Mandi √
Berpakaian/berdandan √
Eliminasi/toileting √
Mobilitas di tempat tidur √
Berpindah √
Berjalan √
Naik tangga √
Berbelanja √
Memasak √
Pemeliharaan rumah √

Skor 0 = mandiri 3 = dibantu orang lain & alat


1 = alat bantu 4 = tergantung/tidak mampu
2 = dibantu orang lain

Alat bantu : (√) tidak ( ) kruk ( ) tongkat


( ) pispot disamping tempat tidur ( ) kursi roda

2. Kebersihan diri
Di rumah
Mandi : 2  /hr
Gosok gigi : 1  /hr
Keramas : Setiap hari
Potong kuku : 1  /mgg
3. Aktivitas sehari-hari
Tidak Bekerja
4. Rekreasi
1 bulan sekali
5. Olahraga : ( √) tidak ( ) ya

VI. POLA ISTIRAHAT DAN TIDUR


Di rumah
Waktu tidur : Siang -
Malam 22:00 - 05:00
Jumlah jam tidur : 7 Jam

VII. POLA KOGNITIF DAN PERSEPTUAL


Berbicara : (√) normal ( ) gagap ( ) bicara tak jelas
Bahasa sehari-hari : (√) Indonesia ( ) Jawa ( ) lainnya, ....................................
Kemampuan membaca : (√) bisa ( ) tidak
Tingkat ansietas : ( ) ringan ( ) sedang ( ) berat (√) panik
Sebab, Karena Sering Mendengar Bisikan dan Teriakan
Kemampuan interaksi : ( ) sesuai (√) tidak, Sering Berbicara Sendiri
Vertigo : (√) tidak ( ) ya
Nyeri : (√) tidak ( ) ya
Bila ya, P : ........................................................................................................................................
Q : ........................................................................................................................................
R : ........................................................................................................................................
S : ........................................................................................................................................
T : ........................................................................................................................................

VIII. POLA PERSEPSI DIRI / KONSEP DIRI


1. Body image/gambaran diri
( ) cacat fisik ( ) pernah operasi
( ) perubahan ukuran fisik ( ) proses patologi penyakit
( ) fungsi alat tubuh terganggu ( ) kegagalan fungsi tubuh
( ) keluhan karena kondisi tubuh ( ) gangguan struktur tubuh
( ) transplantasi alat tubuh ( ) menolak berkaca
( ) prosedur pengobatan yang mengubah fungsi alat tubuh
( ) perubahan fisiologis tumbuh kembang
Jelaskan : ........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
Masalah keperawatan : ...................................................................................................................

2. Role/peran
( ) overload peran ( ) perubahan peran ( ) transisi peran karena sakit
(√) konflik peran ( ) keraguan peran
Jelaskan : Sering berbicara sendiri dan mengatakan adanya bisikan dan mengatakan “Aku tidak
Suka Kamu”

Masalah keperawatan : Halusinasi

3. Identity/identitas diri
(√) kurang percaya diri (√) merasa kurang memiliki potensi
(√) merasa terkekang ( ) kurang mampu menentukan pilihan
( ) tidak mampu menerima perubahan ( ) menolak menjadi tua
Jelaskan : Pasien Sering Menyendiri dan banyak diam

Masalah keperawatan : Isolasi sosial

Self esteem/harga diri


( ) mengkritik diri sendiri dan orang lain ( ) menyangkal kepuasan diri
( ) merasa jadi orang penting ( ) polarisasi pandangan hidup
( ) menunda tugas ( ) mencemooh diri
( ) merusak diri (√ ) mengecilkan diri
( ) menyangkal kemampuan pribadi ( ) keluhan fisik
( √ ) rasa bersalah ( ) menyalahgunakan zat
Jelaskan : Pasien mengatakan sering kecewa
Masalah keperawatan : Koping individu tidak efektif

4. Self ideal/ideal diri


( ) masa depan suram ( ) tidak ingin berusaha
( ) terserah pada nasib ( ) tidak memiliki cita-cita
(√) merasa tidak memiliki kemampuan ( ) merasa tidak berdaya
( ) tidak memiliki harapan ( ) enggan membicarakan masa depan
Jelaskan : -
Masalah keperawatan : Koping individu tidak efektif
IX. POLA PERAN DAN HUBUNGAN
Pekerjaan : Tidak bekerja
Kualitas bekerja :-
Hubungan dengan orang lain : Baik
Sistem pendukung : ( ) pasangan (√) tetangga/teman ( ) tidak ada
( ) lainnya, ......................................................................................
Masalah keluarga mengenai perawatan: Tidak ada

X. POLA SEKSUALITAS / REPRODUKSI


Menstruasi terakhir : -
Masalah menstruasi : -
Pap smear terakhir : -
Pemeriksaan payudara/testis sendiri tiap bulan : ( ) ya (√) tidak
Masalah seksual yang berhubungan dengan penyakit : ...............................................................

XI. POLA KOPING / TOLERANSI STRESS


1. Masalah utama selama MRS (penyakit, biaya, perawatan diri)
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
2. Kehilangan perubahan yang terjadi sebelumnya
a. Tahap Denial/Penolakan
(√) penolakan terhadap situasi ( ) merasa tertekan
( ) tidak percaya pada orang lain ( ) wawasan sempit
Jelaskan : Sering kecewa
Masalah keperawatan : : Koping individu tidak efektif

b. Tahap Anger/Marah
(√)) marah pada diri sendiri ( ) meningkatnya kesadaran klien pada
(√) ) marah pada orang lain realita
Jelaskan : Kecewa
Masalah keperawatan : Koping individu tidak efektif
3. Kemampuan adaptasi
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................

XII. POLA NILAI / KEPERCAYAAN


Agama : Islam
Pelaksanaan ibadah : 5 Kali sehari
Pantangan agama : ( ) tidak ( ) ya, ................................................................
Meminta kunjungan rohaniawan : ( ) tidak ( ) ya

XIII. PENGKAJIAN PERSISTEM (Review of System)


1. Tanda-Tanda Vital
a. Suhu : 36,5°C lokasi : axila
b. Nadi : 82  /menit irama : Cepat pulsasi : -
c. Tekanan darah : 110/80 mmHg lokasi :Ta-ka
d. Frekuensi nafas : 20.  /menit irama : Teratur
e. Tinggi badan : 165 cm
f. Berat badan : 67 kg

2. Sistem Pernafasan (Breath)


Pernafasan dada
3. Sistem Kardiovaskuler (Blood)
Baik

4. Sistem Persarafan (Brain)


Baik

5. Sistem Perkemihan (Bladder)


Baik

6. Sistem Pencernaan (Bowel)


Baik

7. Sistem Muskuloskeletal (Bone)


Baik

8. Sistem Integumen
Baik

9. Sistem Penginderaan
Mata
Normal

Hidung
Normal

Telinga
Normal

- Sistem Reproduksi Dan GenetaliaPEMERIKSAAN PENUNJANG


1. Laboratorium
Tidak

2. Photo
Tidak ada

3. Lain-lain
-
XIV. TERAPI
-

Pekanbaru, 14 januari 2024


Mahasiswa

(Eristha Aprianti)
ANALISA DATA

Nama klien : Tn. R Ruangan/kamar : -


Umur : 38 Tahun No. RM : -

No Data Subyektif Data Obyektif Kesimpulan

1 2 3 4
1. - Klien mengatakan men- dengar - Klien kadang-kadang Gangguan persepsi sensori :
suara kaki dan suara yang tertawa sendiri. halusinasi pendengaran
mengatakan “aku tidaksuka kamu” - Klien tampak duduk
- Klien mengatakan suara itu sendirian.
didengar kadang-kadang, sehari - Klien kadang-kadang
bisa muncul 1-2 kali komat-kamit sendirian.
- Klien mengatakan saat mau tidur. - Klien tampak mondar
- Klien mengatakan suara yang mandir diruangan
didengar tidak lama Cuma 1 menit.
- Klien mengatakan setiap muncul
klien tidak merasa takut, klien
berusaha untuk melawan suara-
suara yang didengar tersebut nyata
atau tidak
2. - Klien mengatakan dia merupakan - Klien tampak lebih IsolasiSosial
orang yang tertutup sering menyendiri
- Klien mengatakan jarang bergaul diluar ruangan
dengan warga di lingkungan rumah sendirian
hanya sebagian warga saja yang - Klien tampak lebih
diajak akrab. banyak diam, mau
bicara apabila ditanya

3. - Klien mengatakan bila punya - Saat di ruangan klien Koping individu tidak
masalah selalu memendamnya jarang bergaul dan efektif
sendiri dan jarang menceritakan berkomunikasi dengan
masalahnya kepada keluarga dan temannya.
orang lain. - Klien tampak lebih
- Klien mengatakan dia orang yang sering menyendiri.
tertutup.

4. - Klien mengatakan mudah marah - Klien tampak mudah Resiko Perilaku Kekerasan
- Klien mengatakan emosinya marah
meningkat jika diganggu temannya - Emosi klien mudah
berubah
- Klien memiliki riwayat
Resiko perilaku
kekerasan
5. - Klien mengatakn mandi 1x sehari - Kebersihan klien Defisit Perawa- tan Diri
menggunakan sabun, kadang- tampak kurang
kadang klien tidak mandi sehari - Pakaian klien tampak
gosok gigi 1x sehari dan klien kurang bersih, ganti
keramas 1x seminggu tanpa baju dan celana tidak
menggunakan shampo cukup menentu
dengan sabun - Klien berpenampilan
tampak kurang bersih

1) Rumusan Masalah

a) Gangguan Persepsi Sensori : Halusinasi Pendengaran

b) Isolasi Sosial

c) Koping Individu Tidak Efektif

d) Resiko Perilaku Kekerasan

e) Defisit Perawatan Diri


PRIORITAS MASALAH

Nama klien : Tn. R Ruangan/kamar : -


Umur : 38tahun No. RM : -

Tanggal Paraf
No. Masalah Keperawatan
Ditemukan Teratasi (Nama perawat)
1. Gangguan Persepsi Sensori : 12 Januari 2024
Halusinasi Pendengaran
RENCANA KEPERAWATAN

Hari/Tgl/ Diagnosa
NO Keperaw Rencana Tujuan Kriteria Evaluasi Interv Rasional
Jam atan ensi

1 2 3 4 5 6 7

1 Sabtu, Gangguan Setelah diberikan asuhan 1 .Ekspresi wajah klien 1.Bina hubungan Hubungan saling
Persepsi keperawatan jiwa selama bersahabat,Menunjukka saling percaya percaya merupakan
13 Sensori : pertemuan 15 menit n rasa senang,ada dengan dasar untuk
Januari Halusinasi diharapkanklien : kontak mata, Mau mengungkapkan kelancaran untuk
2024, Pendenga- berjabat tangan, prinsip interaksi selanjutnya
ran komunikasi
therapiutik :

1.Pasien dapat membina


hubungan saling percaya
Lanjutkan

1 2 3 4 5 6 7

mau menjawab salam, a. Sapa pasien


klien mau duduk dengan Ramah
berdampingan dengan baik verbal
perawat, mau maupun non
mengutarakan masalah verbal.
yang dihadapi b. Perkenalkan diri
dengan sopan.
c. Tanyakan nama
lengkap klien
dan nama
panggilan yang
disukai klien.
d. Jelaskan tujuan
pertemuan
e. Jujur dan mene-
pati janji
f. Tunjukkan sikap
empati dan
menerima klien
apa adanya
Lanjutan

1 2 3 4 5 6 7

g. Beri perhatian
pada klien dan
Setelah diberikan asuhan perhatikan
keperawatan jiwa kebutuhan dasar
selama pertemuan 15 klien
menit diharapkanklien :

2. Pasien dapat mengenal 2.1 Pasien dapat 2.1.1 Adakan kontak - Kontak sering
halusinasinya. Menyebutkan sering dan singkat tapi singkat
waktu, isi, frekuensi
secara timbulnya halusinasi.
bertahap. selain mem-
bina hubungan
saling percaya,
juga dapat
memutuskan
halusinasi.

2.1.2 Observasi - Mengenal


2.2. Pasien dapat tingkahlaku pasien prilaku pada
Menyebutkan terkait dengan saat halusinasi
waktu, halusinasinya
isi, frekuensi ;tim-bulnya timbul memu-
halusinasinya
tertawa dan bicara dahkan perawat
tanpas timulus, dalam
memandang kekiri melakukan
intervensi
Lanjutan

1 2 3 4 5 6 7

atau kekanan
atau kedepan
seolah-olah ada
teman bicara

2.1.3 Bantu - Mengenal


pasien halusinasi me-
mengenali mungkinkan
halusinasinya. pasien untuk
a. Jika mene- menghindar-
mukan yang kan faktor
sedang halu- pencetus tim-
sinasi, Ta- bulnya halu-
nyakan apa sinasi
ada suara
yang
didengar.
b. Jika
pasien
menjawab
apa yang
dikatakan.
c. Katakan bah-
wa perawat
percaya
pasien
mendengar
suara itu,
Lanjutan

1 2 3 4 5 6 7

namun
perawat sen-
diri tidak
mendengarka
nnya(dengan
nada bersa-
habat tanpa
menuduh
atau meng-
hakimi)
d.Katakan
bahwa
pasien ada
juga yang
seperti pasien
Lanjutan

1 2 3 4 5 6 7

2.1.4 Diskusikan dengan - Dengan


klien mengetahui
a. Situasi yang waktu, isi dan
menimbulkan frekuensi mun-
atau tidak me- culnya halu-
nimbulkan halu- sinasi mem-
sinasi permudah tin-
b. Waktu dan dakan kepe-
frekuensi terja- rawatan pasien
dinya halusinasi yang akan
(Pagi, siang, sore dilakukan
dan malam atau perawat.
jika sendiri,
jengkel atau
sedih)

2.1.5 Diskusikan - Untuk mengi-


Dengan pasien dentifikasi pe-
apa yang ngaruh halu-
dirasakan jika sinasi pasien
terjadi
halusinasi (ma-
rah atau takut,
sedih, senang)
beri kesempatan
mengungkapkan
perasaannya.
Lanjutan

1 2 3 4 5 6 7

Setelah diberikan asuhan 3.1 Pasien dapat 3.1.1 Identifikas - Upaya untuk
keperawatan jiwa selama menyebutkan i bersamapasien memutuskan siklus
pertemuan 15 menit tindakan yang biasa caratindakan yang halusi-nasi sehingga
diharapkan klien : dila-kukan dila-kukan jika halusinasi tidak ber-
3. Pasien dapat untuk mengen- terjadi halusinasi lanjut
mengontrol dalikan halusinasi- (tidur, ma-rah,
halusinasi-nya nya menyi-bukkan diri
dll)

3.2 Pasien dapat


menye-
butkan cara
baru
3.1.2 Diskusika - Reinforce ment
n manfaatcara positifakan
yangdilakukan meningkat harga
klien, jikaberman- diriklien
faat beripujian.
Lanjutan

1 2 3 4 5 6 7

3.3 Pasien dapat 3.1.3 Diskusikan - Memberikan


memilih cara cara baruuntuk alternatif
mengatasi me-mutus atau pilihan bagi
halusinasi mengon- trol klien untuk
seperti yang halusinasi: mengontrol
telah halusinasi
didiskusik an a.Katakan ”saya tidak
denganklen. mau
mendengar kamu”
(pada saat
halusinasiterjadi)
b.Menemui orang
lain(perawat/
te-man /
anggotakeluarga)
untuk ber-
cakap-cakap atau
menga-
takan halu-
sinasi yang
terdengar
Lanjutan

1 2 3 4 5 6 7

c. Membuat
jadwal
kegiatan
sehari-hari
agar halu-
sinasi tidak
muncul.
d. Minta kelu-
arga/ teman/
perawat jika
nampak bica-
ra sendiri

- Memotivasi
3.1.4Bantu dapat me-
klien me- ningkatkan
milih dan kegiatan kli-
melatih en untuk
cara me- mencoba
mutus memilih
halusinasi salah satu
secara cara me-
bertahap. ngendalikan
halusinasi
dan dapat
meningkat-
Lanjutan

1 2 3 4 5 6 7

Kan harga
diri klien
Setelah diberikan
4.1 Pasien da-pat 4.1.1 Anjurkan - Untuk men-
asuhan keperawatan
mem-bina Pasien dapatkan
jiwa selama
hubu-ngan untuk bantuan
pertemuan
sa-ling mem-ber keluarga
15 menit
perca-ya tahu mengontrol
diharapkan klien :
dengan keluarga halusinasi
perawat jika me-
4.Klien dapat
ngalami
dukungan dari
halusinasi
keluarga dalam
mengontrol
4.2 Keluarga 4.1.2 Diskusi- - Untuk
halusinasi
dapat kan de- mengetahui
menye- ngan ke- pengetahu-
butkan luarga an keluarga
pengertian, (pada saat dan
tanda dan berkun- mening-
kegiatan jung / katkan
untuk pada saat kemam-
mengen- kunju- puan
dalikan ngan penge-
halusinasi rumah): tahuan
tentang
halusinasi
Lanjutan

1 2 3 4 5 6 7

a. Gejala halu-
sinasi yang
dialami klien
b. Cara yang dapat
dila-kukan klien
dan keluarga
untuk me-mutus
halusinasi
c. Cara mera-wat
anggota keluarga
un-tuk me-mutus
halu-sinasi di
rumah, beri
kegiatan, ja-ngan
biar-kan sendiri,
makan ber-sama,
be-pergian ber-
sama
Lanjutan

1 2 3 4 5 6 7

d. Beri infor-
masi waktu
follow up
atau kapan
perlu
mendapat
bantuan :
halusinasi
terkontrol
dari resiko
mencederai
orang lain
Setelah diberikan 5.1 Pasien 5.1.1Diskusikan - Dengan
asuhan keperawatan dan dengan menyebutka
jiwa selama keluarga pasien n dosis,
pertemuan 15 menit dapat dan keluarga
frekuensi
diharapkanklien : menyebut tentang dosis,
5. klien dapat kan frekuensi dan manfaat
memanfaatkan obat manfaat, manfaat obat obat.
dengan baik dosis dan
efek
samping
obat.
Lanjutan

1 2 3 4 5 6 7

5.2 Pasien 5.1.2 anjurkan - Diharapkan


dapat pasien minta pasien
mendem sendiri obat melaksanakan
onstrasi pada perawat programj
kan dan merasakan pengobatan
penggun manfaatnya. menilai
aan obat kemampuan
secara klien dalam
benar pengobatannya
sendiri.

5.3Pasien 5.1.3 Anjurkan


dapat pasien bicara - Dengan
informasi dengan dokter mengetahui
tentang efek tentang efek samping
samping obat manfaat dan obat pasien
efek samping akan tahu apa
obat yang yang harus
dirasakan dilakukan
setelah minum
obat.
1 2 3 4 5 6 7

5.4 Pasien 5.1.4Diskusika - Program


dapat n akibat pengobatan
memah berhenti dapat berjalan
ami minum obat sesuai rencana.
akibat tanpa
berhenti konsultasi.
minum
obat.

5.1.5 Bantu - Dengan


5.5Pasien
pasien mengetahui
dapat
menggunakan pinsip
menyebutkan
obat dengan penggunaan
prinsip 5
prinsip benar obat, maka
benar
kemandirian
penggunaan
pasien untuk
obat.
pengobatan
dapat
ditingkatkan
secara bertahap
TINDAKAN KEPERAWATAN DAN CATATAN PERKEMBANGAN

No Waktu Catatan Perkembangan


Waktu/tanggal Tindakan TT
. Tgl/jam (SOAP)
1 Senin, 21 januari 2024 1. Bina hubungan saling percaya dengan S : Klien mengatakan: Sering mendengar bisikan
menggunakan prinsip komunikasi dan suara kaki yang mengatakan “Aku tidak suka
terapeutik (“Selamat pagi, perkenalkan kamu”
nama saya Eristha Aprianti mahasiswa
stikes maharatu, saya perawat yang O:
dinas pagi ini dari jam 10.00 sampai 1. Klien mau menyebutkan namanya
jam 12.00 siang, boleh saya tau nama 2. Klien Bersedia diajak berbicara dengan perawat
bapak siapa ? suka dipanggil 3. Klien mau berjabat tangan dengan perawat
apa?”“nama saya Tn. R, panggil saja
saya R berumur 38 tahun, saya berasal A:
dari tj pinang, saya disini sudah dari 2 Secara afektif, kognitif dan psikomotor
mingguan “Bolehkan kita mengobrol 1. Klien mampu memperkenalkan diri dengan baik,
sebentar tentang apa yang bapak mampu menyebutkan namanya dengan benar.
rasakan” iya mbak” “ baiklah pak, 2. Klien mampu menjelaskan tentang
berapa lama kita akan mengobrol, mengidentifiksi halusinasinya.
bagaimana kalau 20 menit?” “ iya 3. Klien mampu mengontrol halusinasinya dengan
mbak”, “ kalau begitu ibu mau cara menghardik, dan mempraktekkannya.
mengobrol dimana?
di teras ya mbak” “ baik Tn. R” P:
Perawat : Mengevaluasi kembali cara
2. Mengidentifikasi jenis,isi, waktu, menghardik halusinasi, melanjutkan dan
frekwensi, situasi halusinasi klien (“ mengajarkan cara kedua mengontrol halusinasi
Pak kalau boleh saya tau apa sih yang dengan cara bercakap-cakap dengan orang lain
dirasakan bapak sekarang? Mungkin
saya bisa bantu menyelesaikan Pasien : Diharapkan klien berlatih mengontrol
masalah bapak”, “ Iya mbak saya halusinasi dengan cara menghardik secara mandiri,
sering mendengar suara bisikan dan dan masukkan kedalam jadwal harian secara
suara kaki suara mengatakan “Aku mandiri.2
tidak suka kamu” bisikan itu muncul
setiap hari, yang paling sering itu pada
malam hari.”)
3. Ajarkan kepada klien cara mengontrol
halusinasi dengan cara menghardik (“
pak saya ajari cara mengontrol
halusinasi dengan cara menghardik ya?
“Jadi Kalau bapak halusinasi dengan
cara menghardik secara mandiri, dan
masukkan kedalam jadwal harian
secara mandiri 63 mendengar bisikan
tersebut langsung usir bisikan itu
dengan cara menutup kedua telinga
bapak dan berkata pergi pergi jangan
ganggu saya, kamu suara palsu, gitu ya
pak, dan diulangi terus menerus
sampai suara itu hilang!”, “ Oh jadi
seperti itu ya mbak? “ Iya pak,
biasanya bapak kalau mengusir suara
itu bagaimana? “ Ya saya Cuma diam
dan berdo’a mbak”. “ wah bagus sekali
pak, coba nanti dipakai cara yang saya
ajarkan tadi ya.
4. Anjurkan klien memasukkan cara
menghardik halusinasi ke dalam
jadwal kegiatan harian klien (“ Nah
pak tadi kan sudah saya ajarkan cara
menghardik halusinasi bapak, cara ini
bapak masukkan ke dalam jadwal
harian bapak ya, jadi setiap hari bapak
berlatih cara menghardik”. “ Oh iya
mbak, saya kan akan berlatih supaya
tidak diganggu terus”. Pada saat
pengkajian tidak ada keluarga klien.
2 Selasa, 22 Januari 2024 1. Bina hubungan saling percaya dengan S : Klien mengatakan :
menggunakan komunikasi terapeutik 1. Mampu mempraktekkan mengontrol halusinasi
(“selamat pagi pak, saya perawat dengan cara menghardik
Eristha yang kemarin mengobrol 2. Klien mampu memasukkan cara mengontrol
dengan bapak” “selamat pagi juga halusinasi dengan menghardik ke dalam jadwal
mbak, oh iya mbak Eristha ya saya harian.
ingat”,
2. Evaluasi kegiatan jadwal klien dan O:
kontrak waktu selanjutnya ( “ oh iya 1. Klien mampu memperagakan cara menghardik
pak R apa bapak sudah halusinasi dengan cara bercakap- cakap dengan
mempraktekkan apa yang saya ajarkan orang lain
kemaren? Coba bapak praktekan “ Iya 2. Klien mampu mengevaluasi cara yang pertama
sudah mbak, sudah saya coba“, “ wah yaitu menghardik.
bagus pak, bagaimana kalau kita
mengobrol tentang cara yang ke 2 A : Secara afektif, motorik dan psikomotor
mengontrol halusinasi dengan cara 1. Klien mampu menjelaskan kedua cara yang
bercakap cakap dengan orang lain , diajarkan oleh perawat.
bagaimana kalau 15 menit? “oh iya
mbak ayo“, ) P:
3. Latih klien cara mengendalikan Perawat : Evaluasi kembali cara yang kedua yaitu
halusinasi dengan cara bercakap cakap bercakap-cakap dengan orang lain, dan anjurkan untu
dengan orang lain ( “Nah sesuai sering berlatih, lanjutkan cara yang ke tiga yaitu
kesepakatan kita kemarin, kita melatih klien mengontrol halusinasi dengan cara
sekarang belajar cara mengontrol melaksanakan aktivitas terjadwal
halusinasi dengan cara bercakap-cakap Pasien : Diharapkan klien berlatih melakukan
dengan orang lain ya pak, jadi gini aktivitas harian secara mandiri.
misalnya bapak lagi sendiri kemudian
mendengar suara bisikan, bapak
langsung ajak teman bapak atau kakak
bapak “ Ayo ngobrol dengan saya,
saya sedang mendengr suara bisikan
itu, bisa ya pak?”, “ Oh jadi gitu ya
mbak, saya sudah sering mbak kalo
ngajak ngobrol kakak saya dikamar,
soalnya supaya nggak jenuh dan gak
diganggu suara itu. “ Nah iya bagus
sekali pak,, bapak bisa mengajak
ngobrol ibu atau bapaknya bapak
ataupun keluarga yang lain. “ Iya
mbak saya akan coba terus”. “ Iya pak
bagus, pertahankan.)
4. Menganjurkan klien memasukkan
kedalam jadwal harian ( “ Nah pak R
jangan lupa cara yang ke dua ini
dimasukkan dalam jadwal hariannya
bapak ya. “ Loh cara ini juga ya
mbak?, “ Iya pak, pokoknya setiap
cara yang saya ajarkan ke bapak itu
semua maukkan ke dalam jadwal
harian” , iya mbak ”.)

3. Rabu, 23 Januari 2024 1. Klien dapat membina hubungan saling S : Klien mengatakan :
percaya dengan menggunakan 1. Jarang atau sesekali mendengar bisikan yang
komunikasi terapeutik ( “ Selamat pagi mengatakan “aku tidak suka kamu”
pak R bagaimana perasaan hari ini ? “
Ahamdulillah baik mbak .) O:
2. Evaluasi klien dengan cara mengontrol 1. Klien dapat mengingat nama perawat
halusinasi bercakap-cakap dengan 2. Klien mampu menjawab dan memperagakan
orang lain ( “ Nah pak masih ingat kan ketiga cara tersebut.
kemaren yang saya ajarkan cara ke
dua? “ Iya mbak, ngobrol dengan A:
teman kan ?, “ Iya pak benar, sekarang Secara afektif, motorik dan psikomotor
coba bapak praktekkan kembali, “ Iya 1. Klien mampu melakukan aktivitas terjadwal
mbak, ayo ngobrol dengan saya, saya seperti membersihkan tempat tidur, menyapu,
sedang mendengar suara itu, gitu kan dan berolahraga (senam)
mbak? ,” Nah bagus sekali pak.
3. Latih klien dengan mengendalikan P:
halusinasinya dengan melakukan Perawat : Evaluasi dan latih kembali
kegiatan yang bisa dilakukan klien mengendalikan halusinasinya dengan melakukan
(Pak sekarang bapak saya latih dalam kegiatan yang bisa dilakukan, lanjutkan sp
melakukan aktivitas terjadwal ya, jadi selanjutnya yaitu mengkonsumsi obat secara teratur
kegiatan bapak selama disini apa saja Pasien : Diharapkan klien berlatih aktivitas
?”, “ Ya bersih bersih kamar mbak, terjadwal secara mandiri.
kadang juga nyapu, kalau ada senam
ya senam. “ Oh jadi itu ya pak, gini
pak di jam-jam.in aja jadwalnya, jam
06.00 pagi waktunya bersih-bersih
kamar, kemudian jam 07:00 makan
pagi, jam 08:00 senam pagi, atau jalan-
jalan kecil didepan, bisa ngaturnya kan
pak ?. “ Ya bisa bisa aja mbak, kan
sudah jadi kebiasaan. “ bagus kalau
begitu pak”.)
4. Anjurkan memasukkan ke dalam
jadwal harian ( “ Nah pak jangan lupa
ya dijadikan ke latihan jadwal setiap
harinya, “ Iya mbak.”)
STRATEGI PELAKSANAAN
HALUSINASI PENDENGARAN

Nama pasien : TN. R


Umur : 38 tahun

A. Pengertian

Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan jiwa dimana klien mengalami perubahan sensori
persepsi,merasakan sensasi palsu berupa suara, penglihatan, pengecapan,perabahan atau
penghiduan. Klien merasakan stimulasi yang sebetul-betulnya tidak ada (Damaiyanti,2021).

B. Kondisi klien

a. Data subjektif :
1) Klien mengatakan mendengarkan suara kaki dan suara mengatakan “ Aku tidak suka kamu”
2) Klien mengatakan suara itu didengar kadang-kadang sehari bisa muncul 1-2 kali.
3) Klien mengatakan suara yang didengar yang didengar tidak lama Cuma 1 menit.
4) Klien mengatakan setiap muncul klien tidk merasa takut, klien berusaha untuk melawan suara-suara
yang didengar tersebut nyata atau tidak.

b. Data objektif
1) Klien kadang-kadang tertawa sendiri
2) Klien tmapak duduk sendirian
3) Klien kadang-kadang komat kamit sendirian
4) Klien tampak mondar-mandir diruangan.

C. Diagnosa keperawatan
Gangguan sensori persepsi: Halusinasi Pendengaran

D. Tujuan

a. Klien dapat membina hubungan saling percaya, dengan criteria sebagai berikut:
1) Ekspresi wajah bersahabat
2) Menunjukan rasa senang
3) Klien bersedia diajak berjabat tangan
4) Klien bersediah menyebut Namanya
5) Ada kontak mata
6) Klien bersedia duduk berdampingan dengan perawat
7) Klien bersedia mengutarakan masalah yang dihadapinya

b. Membantu klien mengenal halusinasinya


c. Mengajarkan klien mengontrol halusinasinya dengan menghardik halusinasinya.
SP 1 Pasien : Membantu pasien mengenal halusinasi, menjelaskan cara-cara mengontrol
halusinasi, mengajarkan pasien mengontrol halusinasi dengan cara pertama: menghardik
halusinasi

Fase Orientasi:
”Assalamualaikum bapak. Saya perawat yang akan merawat bapak. Nama Saya Eristha Aprianti,
senang dipanggil Eristha. Nama bapak siapa? Senang dipanggil apa”
”Bagaimana perasaan bapak hari ini? Apa keluhan bapak saat ini”
”Baiklah, bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang suara yang selama ini bapak dengar
tetapi tak tampak wujudnya? Di mana kita duduk? Di ruang tamu? Berapa lama? Bagaimana
kalau 30 menit”

Fase Kerja:
”Apakah bapak mendengar suara tanpa ada wujudnya? Apa yang dikatakan suara itu?” ”
Apakah terus-menerus terdengar atau sewaktu-waktu? Kapan yang paling sering bapak dengar
suara? Berapa kali sehari bapak alami? Pada keadaan apa suara itu terdengar? Apakah pada
waktu sendiri?”
” Apa yang bapak rasakan pada saat mendengar suara itu?”
”Apa yang bapak lakukan saat mendengar suara itu? Apakah dengan cara itu suara- suara itu
hilang? Bagaimana kalau kita belajar cara-cara untuk mencegah suara- suara itu muncul?
” Bapak, ada empat cara untuk mencegah suara-suara itu muncul. Pertama, dengan menghardik
suara tersebut. Kedua, dengan cara bercakap-cakap dengan orang lain. Ketiga, melakukan
kegiatan yang sudah terjadwal, dan yang ke empatminum obat dengan teratur.”
”Bagaimana kalau kita belajar satu cara dulu, yaitu dengan menghardik”. ”Caranya sebagai
berikut: saat suara-suara itu muncul, langsung bapak bilang, pergi saya tidak mau dengar, …
Saya tidak mau dengar. Kamu suara palsu. Begitu diulang-ulang sampai suara itu tak
terdengar lagi. Coba bapak peragakan! Nah begitu, … bagus! Coba lagi! Ya bagus bapak sudah
bisa”

Fase Terminasi:
”Bagaimana perasaan bapak setelah peragaan latihan tadi?” Kalau suara-suara itu muncul lagi,
silakan coba cara tersebut ! bagaimana kalu kita buat jadwal latihannya. Mau jam berapa saja
latihannya? (Saudara masukkan kegiatan latihan menghardik halusinasi dalam jadwal kegiatan
harian pasien). Bagaimana kalau kita bertemu lagi untuk belajar dan latihan mengendalikan
suara-suara dengan cara yang kedua? Jam berapa bapak? Bagaimana kalau dua jam lagi?
Berapa lama kita akan berlatih?Dimana tempatnya”
”Baiklah, sampai jumpa. Assalamu’alaikum”
SP 2 Pasien : Melatih pasien mengontrol halusinasi dengan cara kedua: bercakap-cakap
dengan orang lain

Fase Orientasi:
“Assalammu’alaikum bapak. Bagaimana perasaan bapak hari ini? Apakah suara-suaranya masih
muncul ? Apakah sudah dipakai cara yang telah kita latih?Berkurangkan suara-suaranya Bagus !
Sesuai janji kita tadi saya akan latih cara kedua untuk mengontrol halusinasi dengan bercakap-
cakap dengan orang lain. Kita akanlatihan selama 20 menit. Mau di mana? Di sini saja?

Fase Kerja:
“Cara kedua untuk mencegah/mengontrol halusinasi yang lain adalah dengan bercakap-cakap
dengan orang lain. Jadi kalau bapak mulai mendengar suara-suara, langsung saja cari teman
untuk diajak ngobrol. Minta teman untuk ngobrol dengan bapak. Contohnya begini; … tolong,
saya mulai dengar suara-suara. Ayo ngobrol dengan saya! Atau kalau ada orang dirumah
misalnya Kakak bapak katakan: Kak, ayo ngobrol dengan bapak. bapak sedang dengar suara-
suara. Begitu pak. Coba bapak lakukan seperti saya tadi lakukan. Ya, begitu. Bagus! Coba sekali
lagi! Bagus! Nah, latih terus ya pak!”

Fase Terminasi:
“Bagaimana perasaan bapak setelah latihan ini? Jadi sudah ada berapa cara yang bapak pelajari
untuk mencegah suara-suara itu? Bagus, cobalah kedua cara ini kalau bapak mengalami
halusinasi lagi. Bagaimana kalau kita masukkan dalam jadwal kegiatan harian bapak. Mau jam
berapa latihan bercakap-cakap? Nah nanti lakukan secara teratur serta sewaktu-waktu suara itu
muncul! Besok pagi saya akan ke mari lagi. Bagaimana kalau kita latih cara yang ketiga yaitu
melakukan aktivitas terjadwal? Mau jam berapa? Bagaimana kalau jam 10.00? Mau di mana/ Di
sini lagi? Sampai besok ya. Assalamualaikum”
SP 3 Pasien : Melatih pasien mengontrol halusinasi dengan cara ketiga: melaksanakan
aktivitas terjadwal

Fase Orientasi: “Assalamu’alaikum bapak. Bagaimana perasaan bapak hari ini? Apakah suara-
suaranya masih muncul ? Apakah sudah dipakai dua cara yang telah kita latih ? Bagaimana
hasilnya ? Bagus ! Sesuai janji kita, hari ini kita akan belajar cara yang ketiga untuk mencegah
halusinasi yaitu melakukan kegiatan terjadwal. Mau di mana kita bicara? Baik kita duduk di
ruang tamu. Berapa lama kita bicara? Bagaimana kalau 30 menit? Baiklah.”

Fase Kerja: “Apa saja yang biasa bapak lakukan? Pagi-pagi apa kegiatannya, terus jam
berikutnya (terus ajak sampai didapatkan kegiatannya sampai malam). Wah banyak sekali
kegiatannya. Mari kita latih dua kegiatan hari ini (latih kegiatan tersebut). Bagus sekali bapak
bisa lakukan. Kegiatan ini dapat bapak lakukan untuk mencegah suara tersebut muncul. Kegiatan
yang lain akan kita latih lagi agar dari pagi sampai malam ada kegiatan.

Fase Terminasi: “Bagaimana perasaan bapak setelah kita bercakap-cakap cara yang ketiga
untuk mencegah suara-suara? Bagus sekali! Coba sebutkan 3 cara yang telah kita latih untuk
mencegah suara-suara. Bagus sekali. Mari kita masukkan dalam jadwal kegiatan harian bapak.
Coba lakukan sesuai jadwal ya!(Saudara dapat melatih aktivitas yang lain pada pertemuan berikut
sampai terpenuhi seluruh aktivitas dari pagi sampai malam) Bagaimana kalau menjelang makan
siang nanti, kita membahas cara minum obat yang baik serta guna obat. Mau jam berapa?
Bagaimana kalau jam 12.00 siang?Di ruang makan ya! Sampai jumpa. Wassalammualaikum.
SP 4 Pasien: Melatih pasien menggunakan obat secara teratur

Fase Orientasi:
“Assalammualaikum bapak. Bagaimana perasaan bapak hari ini? Apakah suara-suaranya masih
muncul ? Apakah sudah dipakai tiga cara yang telah kita latih ? Apakah jadwal kegiatannya
sudah dilaksanakan ? Apakah pagi ini sudah minum obat? Baik. Hari ini kita akan mendiskusikan
tentang obat-obatan yang bapak minum. Kita akan diskusi selama 20 menit sambil menunggu
makan siang. Di sini saja ya pak?”

Fase Kerja:
“Bapak adakah bedanya setelah minum obat secara teratur. Apakah suara-suara
berkurang/hilang ? Minum obat sangat penting supaya suara-suara yang bapak dengar dan
mengganggu selama ini tidak muncul lagi. Berapa macam obat yang bapak minum ? Ini yang
warna orange (CPZ) 3 kali sehari jam 7 pagi, jam 1 siang dan jam 7 malam gunanya untuk
menghilangkan suara-suara. Ini yang putih (THP)3 kali sehari jam nya sama gunanya untuk
rileks dan tidak kaku. Sedangkan yang merah jambu (HP) 3 kali sehari jam nya sama gunanya
untuk pikiran biar tenang. Kalau suara-suara sudah hilang obatnya tidak boleh diberhentikan.
Nanti konsultasikan dengan dokter, sebab kalau putus obat, bapak akan kambuh dan sulit untuk
mengembalikan ke keadaan semula. Kalau obat habis bapak bisa minta ke dokter untuk
mendapatkan obat lagi. Bapak juga harus teliti saat menggunakan obat-obatan ini. Pastikan
obatnya benar, artinya bapak harus memastikan bahwa itu obat yang benar-benar punya bapak.
Jangan keliru dengan obat yang lain. Baca nama kemasannya. Pastikan obat diminum pada
waktunya, dengan cara yang benar. Yaitu diminum sesudah makan dan tepat jamnya. Bapak juga
harus perhatikan berapa jumlah obat sekali minum, dan harus cukup minum 10 gelas per hari”

Fase Terminasi:
“Bagaimana perasaan bapak setelah kita bercakap-cakap tentang obat? Sudah berapa cara yang
kita latih untuk mencegah suara-suara? Coba sebutkan! Bagus! (jika jawaban benar).Mari kita
masukkan jadwal minum obatnya pada jadwal kegiatan bapak. Jangan lupa pada waktunya minta
obat pada keluarga kalau di rumah. Nah sekarang waktunya makan . Besok kita ketemu lagi untuk
melihat manfaat 4 cara mencegah suara yang telah kita bicarakan. Mau jam berapa? Bagaimana
kalau jam 10.00. sampai jumpa. Wassalammu’alaikum.
RESUME KASUS
GANGGUAN SENSORI PERSEPSI : HALUSINASI PENDENGARAN TN. R

1. Biodata Pasien
Dari data pengkajian pasien didapatkan Tn. R berusia 38 tahun berpendidikan
terakhir Sarjana dan sekarang tidak bekerja. Pasien skizofrenia dengan halusinasi
pendengaran seringkali terjadi pada pria dibandingkan wanita dan mempunyai latar
belakang pendidikan menengah atas. Faktor lain yang berkontribusi munculnya masalah
halusinasi adalah seseorang yang hidup sendiri, tidak menikah dan tidak mempunyai
pekerjaan. Pasien gangguan jiwa lebih banyak terjadi pada usia produktif 20-40 tahun,
namun pada kasus ini Tn. R telah berusia 38 tahun.

2. Pengkajian

Pada tahap pengkajian yang dilakukan kepada Tn. R didapatkan data alasan dia
dibawa ke rumah sakit yaitu sejak tanggal 17 April 2022, Tn. R mengalami perubahan
tingkah laku yang berupa marah-marah sendiri, berbicara sendiri, dan gelisah. Hal
tersebut didukung data subyektif bahwa pasien mendengar bisikan suara-suara yang
mengatakan “Aku tidak suka kamu”. Dia mengatakan halusinasimucul saat dia melamun
dan saat malam hari. Suara muncul sebanyak 3-6 kali.
Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan jiwa pada individu yang ditandai
dengan perubahan sensori persepsi : merasakan sensasi palsu berupa suara, penglihatan,
pengecapan perabaan.Halusinasi pendengaran adalah jenis halusinasi yang paling
banyak terjadi, diantaranya mendengar suara-suara, paling sering adalah suara manusia
yang menyuruh untuk melakukan suatu tindakan karena stimulus yang nyata.

Data obyektifnya yaitu, Tn. R terlihat gelisah, marah dan bicara sendiri. Respon
yang dilakukan pasien saat terjadi halusinasi pendengaran yaitu marah dan berbicara
sendiri. Data obyektif yang mengatakan bahwa tanda dan gejala seseorang yang
mengalami halusinasi pendengaran, biasanya mengalami gejala yang khas yaitu
berbicara atau tertawa sendiri, marah- marah tanpa sebab, mencondongkan telinganya
ke arah tertentu dan menutup telinga.
Faktor predisposisi meliputi : faktor perkembangan, faktor sosiokultural, faktor
biokimia, faktor psikologis, faktor genetik. Pada Tn. R faktor predisposisi yang terjadi
pada pasien yaitu faktor psikologis. Pada tahun 2022 pasien pernah berobat di RSUD
Raja ahmad tabib tanjong pinang karena marah-marah dan berbicara sendiri. Pasien
pernah mengalami gagal menikah ditahun 2021.
Selanjutnya faktor presipitasi dapat dilihat dari lima dimensi yaitu: dimensi fisik,
dimensi emosional, dimensi intelektual, dimensi sosial, dimensi spiritual. Pada saat
dilakukan pengkajian pada Tn. R didapatkan faktor presipitasinya yaitu pasien sudah 1
tahun tidak memiliki pekerjaan. Semenjak tidak bekerja Tn. R mulai mendengar bisikan
suara-suara yang mengatakan “Aku tidak suka kamu”.Sehingga faktor presipitasi yang
terjadi pada pasien yaitu dimensi emosional. Berdasarkan data tersebut, penulis
menyimpulkan adanya kesesuaian dengan kenyataan seperti yang terjadi pada Tn. R.

3. Diagnosa keperawatan

Dari data-data yang ada saat pengkajian, diagnosa keperawatan utama pada Tn. R
adalah gangguan persepsi sensori : Halusinasi pendengan. Tanda dan gejala seseorang
yang mengalami halusinasi pendengaran, biasanya mengalami gejala yang khas yaitu
berbicara atau tertawa sendiri, marah-marah tanpa sebab, mencondongkan telinganya
ke arah tertentu dan menutup telinga.
Perilaku yang dapat teramati adalah Tn. R saat terjadi halusinasi pendengaran
terlihat marah dan berbicara sendiri. Teori tersebut sesuai dengan tanda dan gejala yang
dialami oleh pasien. Sebelum mengalami halusinasi pendengaran Tn. R mengalami
isolasi sosial dari lingkungan yang dibuktikan Tn. R merasa malu karena tidak memiliki
pekerjaan dan lebih sering berdiam diri dirumah. Resiko tinggi perilaku kekerasan
adalah dimana keadaan beresiko dapat melakukan tindakan kekerasan yang
membahayakan diri sendiri, orang lain, dan lingkungan.
Pada saat pengkajian diperoleh data pada Tn. R terhadap status mentalnya yaitu
respon saat terjadi halusinasi pendengaran terlihat marah dan berbicara sendiri. Jika Tn.
R tidak dapat mengontrol halusinasi pendengarannya, maka dapat menjadi ancaman
bagi dirinya dan beresiko tinggi perilaku kekerasan pada diri sendiri, orang lain, dan
lingkungan.

Akibat Risiko Tinggi Perilaku Kekerasan

Masalahutama Perubahan Persepsi Sensori : Halusinasi pendengaran

Etiologi Isolasi Sosial


Pohon Masalah Perubahan Persepsi Sensori : Halusinasi Pohon masalah diatas
mempunyai persamaan dengan masalah yang dihadapi oleh Tn. R yaitu dari masalah
isolasi sosial yang tidak ditangani, maka masalah dapat bertambah parah menjadi
gangguan persepsi sensori : halusinasi pendengaran sebagai masalah utama, dan
akhirnya dapatberesiko tinggi perilaku kekerasan pada diri sendiri, orang lain, dan

lingkungan. Dengan demikian diagnosa keperawatan gangguan persepsi sensori :


halusinasi pendengaran diangkat dan menjadi masalah utama.

4. Perencanaan

Perencanaan atau intervensi yang disusun oleh mahasiswa perawat untuk pasien
dengan gangguan persepsi sensori. Tujuan bagi pasien dapat mengenali halusinasi yang
dialami, pasien dapat mengontrol halusinasinya, pasien mengikuti program pengobatan
secara optimal. Untuk mengontrol halusinasinya, diharapkan metode strategi
pelaksanaan tindakan keperawatan. Perawat merencanakan stategi pelaksanaan tindakan
keperawatan terdiri dari 4 SP yang diterapkan kepada Tn. R.
Dalam SP 1 diharapkan Tn. R dapat menyebutkan isi, waktu, frekuensi, situasi yang
menimbulkan, respon yang dilakukan pada saat timbul halusinasi dan mengerti cara
menghardik halusinasi. Sedangkan perencanaan SP 2 diharapkan pasien memahami cara
mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap dan dapat berinteraksi dengan orang lain.
SP 3 diharapkan dia memahami cara mengontrol halusinasi dengan melaksanakan
aktivitas yang telah disusun ruangan berdasarkan jadwal kegiatan harian serta terlihat
melakukan aktivitas. SP 4 diharapkan Tn. R dapat menyebutkan prinsip 5 benar obat.
Keluarga juga dapat menjadi sistem pendukung yang efektif untuk pasien. Perencanaan
keperawatan yang dapat dilakukan untuk keluarga pasien adalah memberikan
pendidikan kesehatan tentang pengertian halusinasi, jenis halusinasi yang dialami
anggota keluarganya, tanda dan gejala halusinasi dan cara-cara merawat pasien
halusinasi. Selain dengan SP, pasien juga diberikan terapi psikofarmakologi. Dalam
perencanaan psikofarmakologi Tn. R diberikan obat Clozapin 25mg 3x1, Risperidon
2mg 3x1, Clobazam 10mg 3x1.
5. Implementasi

Pelaksanaan tindakan keperawatan pada Tn. R dengan masalah gangguan


persepsi sensori : halusinasi pendengaran. Mengontrol halusinasi dengan cara SP
1 menghardik halusinasi. SP 2 melatih cara mengontrol halusinasi dengan
bercakap-cakap dan dapat berinteraksi dengan orang lain. SP 3 melatih cara
mengontrol halusinasi dengan melaksanakan aktivitas yang telah disusun ruangan
berdasarkan jadwal kegiatan harian serta terlihatmelakukan aktivitas. SP 4 melatih
menggunakan obat secara teratur serta mengajarkan SP keluarga pada keluarga
Tn. R. SP yang dilakukan hanya SP1, 2, dan 3.
Saat SP 3 dilakukan kepada Tn. R, mengontrol halusinasi dengan
melaksanakan aktivitas yang telah disusun berdasarkan jadwal kegiatan harian.
Namun dalam melakukan aktivitas harian hanya dapat dilakukan di rumah karena
kondisi dikurung. Dalam pemecahan masalah ini yaitu dengan memberikan
saran dan memotivasi kepada pasien untuk melakukan aktivitas dirumah seperti
membersihkan tempat tidurdan makan tepat waktu.

6. Evaluasi
Pada evaluasi keberhasilan tindakan keperawatan yang telah dilakukan pada
pasien halusinasi pendengaran dan keluarga antara lain: pasien memberikan
kepercayaan kepada perawat, pasien menyadari bahwa yang dialaminya tidak ada
wujudnya dan merupakan masalah yang harus diatasi, pasien dapat mengontrol
halusinasi, keluarga mampu menjelaskan masalah halusinasi yang dialami oleh
pasien, keluarga mampu menjelaskan cara merawat pasien saat dirumah, keluarga
mampu memperagakan cara bersikap terhadap pasien, keluarga mampu
menjelaskan fasilitas kesehatan yang dapat digunakan dalam mengatasi masalah
halusinasi pasien jika muncul kembali, keluarga melaporkan keberhasilannya
dalam merawat pasien.
Evaluasi yang didapatkan setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan
pada Tn. R selama 3 hari yaitu adanya kesenjangan teori. Dibuktikan dengan
hasil yang didapatkan pada pasien yang mengatakan sudah bisa mengontrol
halusinasi dengan cara menghardik, bercakap-cakap dengan orang lain, dan
melakukan aktivitas secara terjadwal. Halusinasi masih terdengar namun sudah
berkurang. Dia juga mengatakan makan sesuai jadwal dan dapat merapikan
tempat tidur.
Respon obyektifnya adalah Tn. R mau makan sesuai jadwal, dia tampak
tenang, dan dapat merapikan tempat tidur. Hasilnya SP 3 tercapai pasien mau
melakukan aktivitas harian seperti makan secara teratur dan merapikan tempat
tidur. SP 1, 2, dan 3 tercapai namun SP 3 belum maksimal dikarenakan Tn. A
masih dikurung didalam rumah. Pemantauan terhadap pasien masih perlu
dilakukan.

Anda mungkin juga menyukai