Anda di halaman 1dari 76

KARYA TULIS ILMIAH

PERAN AGENT ON BOARD DALAM PENGAWASAN


PEMUATAN HIGH TEMPERATURE COAL OLEH PT.
RIANDY FIESTA SAMUDERA BANJARMASIN

Diajukan guna memenuhi syarat-syarat untuk menyelesaikan


Program Diploma III Program Studi Ketatalaksanaan
Pelayaran Niaga dan Kepelabuhan

Disusun oleh:
MUHAMMAD IQBAL FIKRI MAULANA
NIT :20.56.3047

PROGRAM STUDI KPN


POLITEKNIK BUMI AKPELNI
SEMARANG
2023

i
LEMBAR PENGESAHAN

Nama : Muhammad Iqbal Fikri Maulana


Nit : 20.56.3047
Judul : Peran Agent on Board dalam Pengawasan Pemuatan High
Temperature Coal oleh PT. Riandy Fiesta Samudera Banjarmasin

Tugas Akhir ini dipertahankan dalam Ujian Tugas Akhir di


depan tim penguji pada: / / 2023
Tugas Akhir ini Telah Disetujui dan Disahkan Semarang / / 2023

Pembimbing

Yusi Rahmawati, M.Pd.


NIDN: 0607028902

Penguji I Penguji II

Haris Padilah, S.E., M.M. Wiweko Setyadi, S.Kom


NIDN: 0624086902 NIDN: 0602057201

Mengetahui,
Ketua Program Studi KPN
Politeknik Bumi Akpelni

Ridwan, S.Sos., M.M.


NIK: 17090713055

ii
SURAT PERNYATAAN
KEASLIAN KARYA TULIS ILMIAH

Yang bertanda tangan dibawah ini:


Nama Lengkap : MUHAMMAD IQBAL FIKRI MAULANA
NIT : 20.56.3047
Program Studi : Ketatalaksanaan Pelayaran Niaga dan Kepelabuhan
Dengan ini menyatakan bahwa karya tulis dengan judul:
PERAN AGENT ON BOARD DALAM PENGAWASAN PEMUATAN HIGH
TEMPERATURE COAL OLEH PT. RIANDY FIESTA SAMUDERA
BANJARMASIN
adalah:
1. Dibuat dan diselesaikan sendiri, dengan menggunakan hasil kuliah, tinjauan
lapangan dan buku-buku serta jurnal acuan yang tertera didalam referensi
pada karya tilis ilmiah saya.
2. Bukan merupakan duplikasi karya tulis imliah yang sudah dipublikasikan
atau yang pernah dipakai untuk mendapatkan gelar akademik baik di
Politeknik Bumi Akpelni maupun di perguruan tinggi lain, kecuali pada
bagian – bagian sumber informasi dicantumkan dengan cara penulisan
referensi semenstinya.
3. Bukan merupakan karya terjemahan dari kumpulan buku atau jurnal acuan
yang tertera didalam referensi pada karya tulis ilmiah saya. Kalau terbukti
saya tidak memenuhi apa yang telah dinyatakan di atas, maka karya tulis
ilmiah ini dibatalkan.

Semarang, 28 Agustus 2023


Yang menyatakan,

(Muhammad Iqbal Fikri Maulana)


NIT: 20.56.3047

iii
MOTTO

 "Tidak ada dua hal yang digabungkan lebih baik dari pada pengetahuan dan
kesabaran." (Nabi Muhammad S.A.W)
 "Barang siapa yang menapaki suatu jalan dalam rangka menuntut ilmu,
maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga." (HR Ibnu
Majah & Abu Dawud)
 "Ilmu ada tiga tahapan. Jika seseorang memasuki tahapan pertama, dia akan
sombong. Jika dia memasuki tahapan kedua, maka dia akan rendah hati. Jika
dia memasuki tahapan ketiga, maka dia akan merasa bahwa dirinya tidak
ada apa-apanya." (Ummar bin Khattab)
 "Dunia itu tempat berjuang, istirahat itu di surga." (Syekh Ali Jaber)
 "Orang yang meraih kesuksesan tidak selalu orang yang pintar. Orang yang
selalu meraih kesuksesan adalah orang yang gigih dan pantang menyerah".
(Susi Pudjiastuti)
 "Don’t seek for everything to happen as you wish it would, but rather wish
that everything happens as it actually will then your life will flow well."
(Epictetus)
 "I came, I saw, I conquered." (Julius Cesar)
 "Power is only given to those who are prepared to lower themselves to pick
it up." (Ragnar Lothbrok)
 "There is nothing impossible to him who will try."(Alexander the Great)

iv
PERSEMBAHAN

 Allah SWT karena telah memberikan saya iman dan kesehatan untuk
menyelesaikan tugas ini.
 Bapak, Ibu, serta keluarga yang telah memberikan dukungan dan motivasi
kepada saya.

 Bapak dan Ibu dosen Politeknik Bumi Akpelni Semarang yang telah
memberikan ilmu dan pengalaman yang bermanfaat bagi saya.
 Dosen pembimbing yang telahbersabar dalam memberikan bimbingan
kepada saya selama pengerjaan karya tulis ini.
 Diri saya sendiri karena telah berjuang dan bertahan sejauh ini.
 Rekan - rekan angkatan 56 yang selalu membantu saya.
 Senior – senior saya yang telah membantu dalam pengerjaan

v
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan
karunia-Nya yang diberikan sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan
karya tulis ini, yang berjudul “PERAN AGENT ON BOARD DALAM
PENGAWASAN PEMUATAN HIGH TEMPERATURE COAL OLEH PT.
RIANDY FIESTA SAMUDERA BANJARMASIN” sebagai suatu persyaratan
yang harus dipenuhi oleh setiap taruna/i untuk menyelesaikan Program Studi
Ketatalaksanaan Pelayaran Niaga dan Kepelabuhan di Politeknik Bumi Akpelni.
Dalam penyelesaian karya tulis ini, penulis telah mendapat bimbingan serta
bantuan dari berbagai pihak dengan penuh kesabaran dan keikhlasan memberikan
waktunya. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan
ucapan terima kasih kepada yang terhormat:
1. Bapak Capt. Cahya Fajar Budi Hartanto, .M.Mar.,M.Si. selaku Direktur
Politeknik Bumi Akpelni.
2. Bapak Ridwan, S.Sos., M.M selaku Ketua Program Studi Ketatalaksanaan
Pelayaran Niaga dan Kepelabuhan.
3. Ibu Yusi Rahmawati, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing sehingga penulis
dapat menyelesaikan karya tulis ini dengan baik.
4. Bapak Agus Pamungkas RP., M.Si. selaku Dosen wali kelas KPN Bravo
5. Bapak Haris Padilah, S.E.,M.M selaku Dosen Penguji I.
6. Bapak Wiweko Setyadi, S.Kom selaku Dosen Penguji II.
7. Seluruh dosen Politeknik Bumi Akpelni yang selama ini telah banyak
memberikan bekal lmu yang bermanfaat dan membantu dalam proses
penyusunan karya tulis ini.
8. Pimpinan dan seluruh pegawai di PT. Riandy Fiesta Samudera Banjarmasin,
atas ilmu dan kesempatan yang telah diberikan kepada penulis sehingga
dapat menyelesaikan Praktik Darat (Prada).
9. Kedua orang tua tercinta, Bapak dan Ibu yang telah memberikan dukungan
serta semangat untuk menyelesaikan tugas akhir ini.

vi
10. Rekan-rekan angkatan 56 Politeknik Bumi Akpelni dan semua pihak yang
telah membantu atas terlaksananya karya tulis ini.
Dalam penulisan karya tulis ini masih terdapat kekurang baik dari segi penulisan,
tata bahasa, maupun dari isinya, maka dari itu penulis mengharapkan kririk dan
saran yang bersifat membangun.
Namun demikian penulis berharap, semoga karya tulis ini dapat memberikan
manfaat kepada segenap pembaca.

Semarang, 28 Agustus 2023


Penulis

Muhammad Iqbal Fikri Maulana

vii
ABSTRAK

Muhammad Iqbal Fikri Maulana. 2023. “PERAN AGENT ON BOARD DALAM


PENGAWASAN PEMUATAN HIGH TEMPERATURE COAL OLEH PT
RIANDY FIESTA SAMUDERA BANJARMASIN”. Dosen Pembimbing: Yusi
Rahmawati, M.Pd., Dosen Penguji I: Haris Padilah S.E.,M.M. Dosen Penguji II:
Wiweko Setyadi S.Kom Program Studi: Ketatalaksanaan Pelayaran Niaga
bagaaadan Kepelabuhan. Politeknik Bumi Akpelni Semarang.

Karya tulis ilmiah ini ditulis bertujuan untuk mengetahui bagaimana peran agent
on board dalam pengawasan pemuatan high temperature coal oleh PT. Riandy
Fiesta Samudera Banjarmasin sebagai salah satu perusahaan pelayanan jasa
keagenan kapal, permasalahan pada saat pelayanan jasa keagenan, pembuatan dan
pengurusan dokumen pemuatan, serta peran agent on board dalam proses pemuatan
muatan high temperature coal.

Dalam penulisan karya tulis ini penulis menggunakan metode observasi, metode
wawancara, metode teori pustaka yang dapat dilakukan langsung kepada pihak
yang terkait.

Dari hasil tersebut, penulis menarik kesimpulan bahwa dalam kegiatan pengawasan
pemuatan high temperature coal PT. Riandy Fiesta Samudera mengalami kendala
pada saat pelayanan jasa keagenan, pembuatan dan pengurusan dokumen
pemuatan, serta peran agent on board dalam pengawasan pemuatan muatan high
temperature coal.

Kata kunci: Pengawasan, High Temperature Coal, agent on board.

viii
ABSTRACT

Muhammad Iqbal Fikri Maulana. 2023. “THE ROLE OF ON BOARD AGENT


IN SUPERVISION OF HIGH TEMPERATURE COAL LOADING BY PT.
RIANDY FIESTA SAMUDERA BANJARMASIN”. Supervisor: Yusi
Rahmawati, M.Pd., Lecturer Examiner I: Haris Padilah S.E.,M.M. Lecturer
Examiner II: Wiweko Setyadi S.Kom Study Program: Port and Shipping
Management Departement. Polytechnic Bumi Akpelni Semarang.

This scientific paper is written to understand how the role of on board in


supervision of the loading process of high temperature coal loading by PT. Riandy
Fiesta Samudera Banjarmasin as one of the ship agency service companies,
problems during agency services, processing loading documents, and the role of on
board agent in the process of loading high temperature coal cargo.

In writing this paper, the author uses the observation method, interview method,
library theory method which can be done directly to the relevant officers.

From these results, the author draws the conclusion that in the loading of high
temperature coal PT. Riandy Fiesta Samudera experiences obstacles during agency
services, the processing of loading documents, and the role of the on board agent
in the loading of high temperature coal.

Keywords: Supervision, High Temperature Coal, On board Agent.

ix
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................i


LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................. ii
SURAT PERNYATAAN .................................................................................. iii
MOTTO ..............................................................................................................iv
PERSEMBAHAN ................................................................................................ v
KATA PENGANTAR .........................................................................................vi
ABSTRAK ......................................................................................................... viii
ABSTRACT...........................................................................................................ix
DAFTAR ISI ........................................................................................................ x
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xii
DAFTAR BAGAN ............................................................................................ xiii
DAFTAR GAMBAR ..........................................................................................xiv
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang............................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................... 4
1.3 Tujuan dan Manfaat .................................................................................... 4
1.3.1 Tujuan Penulisan ............................................................................... 4
1.3.2 Manfaat Penulisan ............................................................................. 5
1.4 Metode Pengumpulan Data ........................................................................ 6
1.5 Sistematika Penulisan ................................................................................. 6
BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................ 8
2.1 Kajian Teori ................................................................................................ 8
2.1.1 Pengertian Peran ................................................................................ 8
2.1.2 Pengertian Agent on Board ................................................................ 9
2.1.3 Pengertian Pengawasan ..................................................................... 11
2.1.4 Pengertian Pemuatan ......................................................................... 12
2.1.5 Pengertian Ship to Ship ..................................................................... 16
2.1.6 Pengertian Suhu ................................................................................ 17

x
2.1.7 Pengertian Batu bara......................................................................... 18
2.1.8 Pengertian Perusahaan Pelayaran ..................................................... 19
2.1.9 Pengertian Industri Jasa Pelayaran ................................................... 19
2.1.10 Pengertian Keagenan ...................................................................... 20
2.2 Kajian Teori Yang Relevan........................................................................ 22
2.3 Kerangka Berfikir ...................................................................................... 25
BAB III PEMBAHASAN ................................................................................. 26
3.1 Deskripsi Data ............................................................................................ 26
3.1.1 Sejarah Perusahaan PT. Riandy Fiesta Samudera ............................ 26
3.1.2 Visi dan Misi Perusahaan ................................................................. 28
3.1.3 Struktur Organisasi ........................................................................... 28
3.1.4 Tugas dan Tanggung Jawab ............................................................. 30
3.1.5 Jam Kerja Perusahaan ...................................................................... 35
3.2 Pembahasan Masalah.................................................................................. 36
3.2.1 Sering terjadinya permasalahan dalam proses pelayanan jasa
keagenana di PT. Riandy Fiesta Samudera ....................................... 36
3.2.2 Kendala Agent on Board dalam pembuatan dan pengurusan
dokumen diatas kapal ...................................................................... 38
3.2.3 Peran Agent on Board dalam pengawasan pemuatan High
Temperature Coal ............................................................................ 40
BAB IV PENUTUP ........................................................................................... 42
4.1 Kesimpulan ............................................................................................... 42
4.2 Saran .......................................................................................................... 43
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 45
LAMPIRAN....................................................................................................... 47

xi
DAFTAR TABEL

Tabel 2.2 :Kajian Teori yang relevan............................................................... 24


Tabel 3.1.4 :Jam kerja PT. Riandy Fiesta Samudera .......................................... 35

xii
DAFTAR BAGAN

Bagan 2.3 :Kerangka Berfikir .......................................................................... 25


Bagan 3.1.3 :Stuktur Organisasi PT. Riandy Fiesta Samudera........................... 29

xiii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1.1: Logo PT. Riandy Fiesta Samudera ............................................. 26


Gambar 3.2.1: Proses pemuatan High Temperature coal ................................... 38
Gambar 3.2.2: Proses pembuatan dokumen Statement of Fact dikapal .............. 40
Gambar 3.2.3: Pengawasan proses Ship to Ship transfer.................................... 41

xiv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Dokumen Ship Particulars ....................................................... 47


Lampiran 2 : Dokumen Free Pratique Granted ............................................ 48
Lampiran 3 : Dokumen Notice of Readiness ................................................. 49
Lampiran 4 : Dokumen Letter of Authorization............................................. 50
Lampiran 5 : Dokumen Cargo Manifest ........................................................ 51
Lampiran 6 : Dokumen Shipping Order ........................................................ 52
Lampiran 7 : Dokumen Mate’s Receipt ......................................................... 53
Lampiran 8 : Dokumen Cargo Stowage Plan ................................................ 54
Lampiran 9 : Dokumen Statement of Fact ..................................................... 55
Lampiran 10 : Dokumen Daily Vessel Lineup Taboneo .................................. 60
Lampiran 11 : Dokumen Final Draft Survey ................................................... 61

xv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pengertian batu bara secara umum adalah bahan tambang non
logam yang sifatnya seperti arang kayu, tetapi panas yang dihasilkan oleh
batu bara lebih besar. Batu bara adalah bahan bakar fosil dari endapan
tumbuhan yang mengalami perubahan kimia akibat tekanan suhu yang
tinggi dan dalam kurun waktu yang lama. Batu bara terbentuk dari
tumbuhan yang telah terkonsolidasi antara strata batuan lainnya dan
diubah oleh kombinasi pengaruh tekanan dan panas selama jutaan tahun
sehingga data membentuk lapisan batu bara.
Sumber daya batu bara (coal resource) ini dibagi dalam beberapa
kelas sumber daya berdasarkan tingkatan yang ditentukan oleh kondisi
geologi oleh jarak titik informasi. Pada saat ini, penggunaan batu bara
sebagai alternatif sumber energi primer sedang naik pamor, dibandingkan
pengguanaan minyak dan gas yang harga nya relatif lebih mahal. Selain
didasari oleh beberapa faktor lain seperti tersedianya cadangan batu bara
yang sangat banyak dan tersebar luas, sekitar ratusan milyar ton tersebar
diseluruh dunia. Kemudian, batu bara dapat mudah diperoleh dari banyak
sumber dipasar dunia dengan, pasokan stabil, serta aman untuk di
transportasikan dan disimpan. Batu bara merupakan sumber energi yang
paling baik yang bisa diperoleh dengan mudah.
Dengan terdapatnya persediaaan batu bara yang bersifat tahan
lama, dan murah jika di bandingkan dengan bahan bakar lain maka dari
hal itu Akan berdampak pada keuntungan berbagai macam proyek
industri dan perekonomian baik untuk negara maupun perorangan /
swasta, sehingga hal tersebut menjadi suatu daya tarik konsumen asing.
Indonesia merupakan salah satu negara penyuplai batu bara
terbesar, karena dengan adanya batu bara yang menjadi salah satu energi
terbesar di dunia yang digunakan sebagai sumber daya.Batu bara di

1
Indonesia terbesar di Kalimantan dan Sumatera, sisanya terdapat di pulau
Jawa, Sulawesi, dan Irian jaya. Di Kalimantan timur tepatnya di kota
Sanggata batu bara merupakan komoditas unggulan yang menjadi
penyambang devisa negara yang sangat besar untuk negara Indonesia.
Negara Indonesia salah satu Negara maritim di dunia yang dua per
tiganya adalah wilayahnya sebagian besar adalah perairan.Letak
Geografis yang di apit dua benua dan dua samudra, serta posisinya yang
berada di tengah jalur lintas perdagangan internasional dengan sumber
daya alam Indonesia yang cukup besar (batu bara) dengan ini membuat
pemerintah maupun swasta akan mampu mendatangkan sebuah
keuntungan bagi hubungan antar pulau dalam kegiatan perdagangan
internasional, dan menarik kapal-kapal asing masuk ke Indonesia untuk
kegiatan export maupun import, dalam hal ini perusahaan pelayaran
sangatlah penting karena angkutan laut memiliki nilai lebih dibandingkan
alat transportasi lainya. Keuntungan yang di terima apabila menggunakan
angkutan laut yaitu ongkos angkutan yang dikenakan sangatlah
murah,aman, dan sangat terjangkau.
Hal ini menjadikan Mother vessel menjadi prospek yang sangat
baik untuk pengangkutan barang. Secara otomatis hal tersebut akan
berdampak pada keterlibatan berbagai pihak yang ikut andil dalam proses
kegiatan ekspor batu bara Indonesia. Kapal adalah kapal yang berbendera
selain bendera Indonesia dan tidak di catat dalam daftar kapal Indonesia
(Undang - undang Nomor 17 Tahun 2008 Tentang pelayaran).
Kegiatan kapal asing tersebut di pelabuhan pengangkutan barang
melalui laut tidak luput dari peran serta perusahaan yang menempatkan
posisinya sebagai agent Indonesia yang terbuka ntuk perdagangan luar
negeri harus menunjuk agen umum (General Agent) hal ini berarti
perusahaan pelayanan asing tidak di perkenankan membuka cabangnya
di pelabuhan – pelabuhan Indonesia khususnya untuk pelabuhan yang
terbuka untuk perdagangan luar negeri (sesuai dengan SK Menhub NO.
KM 33 Tahun 2001 tentang Agen Umum). Kebijakan tersebut di ambil

2
adalah untuk melindungi perusahaan pelayaran nasional guna memberi
peluang / kesempatan untuk memperoleh kelangsungan kegiatan
perusahaan dan tambahan pendapatan dalam kegiatan pelayaran
keagenan kapal asing.
PT. Riandy Fiesta Samudera Banjarmasin ikut berperan dalam
penanganan keagenan kapal – kapal asing yang merupakan kegiatan –
kegiatan angkutan laut dari Indonesia ke luar negeri dan sebaliknya
termasuk melanjutkan kunjungan antar pelabuhan di wilayah perairan
Indonesia yang di selenggarakan perusahaan. Sebagian besar kapal –
kapal asing yang diageni oleh PT. Riandy Fiesta Samudera Banjarmasin
adalah kapal asing dengan Crew asing kapal, Sebagaimana kita ketahui
bahwa warga Negara asing tidak dapat keluar, masuk dan tinggal di
wilayah atau perairan Indonesia tanpa seizin pihak keimigrasian.
Menurut Undang – Undang tentang Keimigrasian No. 6 tahun
2011. Keimigrasian adalah hal ihwal lalu lintas orang yang masuk atau
keluar wilayah Indonesia serta pengawasannya dalam rangka menjaga
tegaknya kedaulatan negara. hal ini memberikan segala perizinan
keimigrasian berupa visa, izin masuk, izin masuk kembali (Re-Entry),
izin keluar tidak kembali lagi (Exit Permit Only), surat perjalanan RI
(Republik Indonesia), tanda masuk, tanda keluar, surat keterangan dan
perubahan keimigrasian.Tempat– tempat pelayanan keimigrasian,
meliputi bidang sub bidang imigrasi pada kantor wilayah Departemen
Kehakiman dan HAM, serta Direktorat Jendral Imigrasi. Terhadap orang
asing, pelayanan dan pengawasan di bidang keimigrasian dilaksanakan
berdasarkan prinsip selektif (selective police).
Untuk mewujudkan prinsip selektif, di perlukan kegiatan
pengawasan terhadap orang asing masuk ke wilayah Indonesia, tetapi ada
juga orang asing yang keberadaanya di Indonesia merugikan kepentingan
bangsa, seperti kasus – kasus penyalahgunaan izin tinggal, overstay
imigran gelap dan lain sebagainya adalah salah satu pelanggaran
keimigrasian yang bersifat transional. Berhubungan dengan latar

3
belakang diatas, maka penulis tertarik untuk mengambil judul: “PERAN
AGENT ON BOARD DALAM PENGAWASAN PEMUATAN HIGH
TEMPERATURE COAL OLEH PT. RIANDY FIESTA
SAMUDERA “

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka
rumusan masalah yang dapat ditarik pada penulisan karya tulis ilmiah ini
adalah:
1. Sering terjadinya permasalahan dalam proses pelayanan jasa keagenan
di PT. Riandy Fiesta Samudera Banjarmasin.
2. Kendala agent on board dalam pembuatan dan pengurusan dokumen
pemuatan di atas kapal pada saat kegiatan pemuatan.
3. Peran agent on board dalam pengawasan pemuatan high temperature
coal.

1.3 Tujuan dan Manfaat Penulisan


1.3.1 Tujuan Penulisan
Dalam penulisan karya tulis ilmiah ini, penulis
mengharapkan agar karya tulis ilmiah ini dapat memberi manfaat
dan wawasan kepada pembaca serta sebagai pembanding pada saat
penulis mendapatkan teori perkuliahan dengan kenyataan
dilapangan, sehingga tujuan dari penulisan ini adalah:
1. Untuk permasalahan yang sering terjadi dalam proses
pelayanan jasa keagenan di PT. Riandy Fiesta Banjarmasin.
2. Untuk mengetahui kendala agent on board dalam pembuatan
dan pengurusan dokumen pemuatan di atas kapal pada saat
kegiatan pemuatan.
3. Untuk mengetahui peran agent on board dalam pengawasan
proses pemuatan high temperature coal.

4
1.3.2 Manfaat Penulisan
Dalam penulisan ataupun penyusunan karya tulis ilmiah ini
diharapkan dapat memberikan kegunaan bagi penulis maupun
pembaca sebagai berikut:
a) Manfaat Bagi Politeknik Bumi Akpelni
Penulisan karya tulis ilmiah ini di harapkan dapat memberikan
informasi tambahan dan sumbangan ilmu pengetahuan perihal
pengawasan pemuatan High Temperature Coal oleh PT. Riandy
Fiesta Samudera Banjarmasin, serta untuk pencegahan
terjadinya kesalahan terkait hal yang sama dan bermanfaat
sebagai data dokumentasi serta referensi pustaka Politeknik
Bumi Akpelni Semarang.
b) Melihat Bagi Perusahaan
Penulisan karya tulis ilmiah ini di harapkan dapat memeberikan
manfaat dan menjadi masukan sebagai evaluasi atas kegiatan
yang selama ini dilakukan dalam rangka meningkatkan
pelayanan penggunaan jasa agar dapat mengurangi kesalahan
dan hambatan yang sering dialami perusahaan dan guna
meningkatkan kinerja perusahaan.
c) Manfaat Bagi Masarakat Umum
Penulisan karya tulis ilmiah ini diharapkan dapat memberikan
wawasan terhadap masyarakat luas terkait pengawasan
pemuatan High Temperature Coal oleh PT. Riandy Fiesta
Samudera Banjarmasin.
d) Manfaat Bagi Penulis
Penulis karya tulis ilmiah ini diharapakan dapat menambah
wawasan dan ilmu bagi penulis selama melaksanakan Praktek
Darat (PRADA) di PT. Riandy Fiesta Samudera Banjarmasin
dan dapat memenuhi salah satu persyaratan menyelesaikan
program Diploma III jurusan Ketatalaksanaan Pelayaran Niaga
Di Politeknik Bumi Akpelni Semarang.

5
1.4 Metode Pengumpulan Data
Dalam penulisan karya tulis ini penulis menggunakan metode
pengumpulan data diantaranya :
1. Metode Observasi (Observation)
Metode observasi adalah metode yang digunakan melalui
pengamatan secara langsung saat berada dilapangan dan di catat
secara sistematik saat kejadian proses sedang berlangsung.
2. Metode Wawancara (Interview)
Metode Wawancara adalah suatu cara untuk mengumpulkan data
dengan mengjukan pertanyaan langsung kepada seseorang tentang
informasi atau outoritas yang berkompeten dan independen.
3. Metode Kepustakaan (Literature)
Metode Kepustakaaan adalah suatu metode yang dilakukan dengan
cara pengambilan data dan informasi yang diperoleh dari membaca,
menganalisis, dan mencari pokok-pokok informasi dari buku atau
sumber tulisan sebagai referensi dan sumber informasi yang
berkaitan dengan persoalan yang akan ditinjau.
4. Metode Dokumentasi (Documentation)
Metode Dokumentasi adalah sebuah metode dengan pengambilan
beberapa dokumen yang penulis anggap relevan dan sesuai dengan
judul.

1.5 Sistematika Penulisan


Sistematika Penulisan merupakan pola umum dalam penyusunan
karya tulis ilmiah untuk memperoleh gambaran dari arah penulisan yang
baik dan jelas.Sistematika Penulisan Karya Tulis Ilmiah ini akan
memberikan uraian singkat atau gambaran garis besar mengenai
penulisan secara sistematik dalam empat bab yang terdiri dari :
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini berisi tentang latar belakang masalah yang
akan menyebabkan timbulnya masalah, identifikasi

6
masalah menguraikan permasalahan yang berhubungan
dengan kegiatan selama praktek darat, raung lingkup
masalah berisi pembatasan masalah yang terjadi agar tidak
menyimpang dari objek masalah yang dibahas tujuan dan
manfaat penulisan menguraikan tentang maksud tujuan
penulisan karya tulis, metode pengumpulan data dan
sistematika penulisan karya tulis tentang peran agent on
board dalam pengawasan pemuatan high temperature coal
oleh PT. Riandy Fiesta Samudera Banjarmasin
BAB II LANDASAN TEORI
Dalam bab ini penulis menjelaskan tentang landasan teori
yang berisi pengertian – pengertian yang berhubungan
dengan permasalahan yang diambil secara nyata dan fakta,
kajian teori dan kajian penelitian yang relevan serta
kerangka berfikir.
BAB III PEMBAHASAN
Dalam bab ini membahas atau memecahkan masalah yang
sudah teridentifikasi dalam bab I, Penulisan menjelaskan
pembahasan dari ruang lingkup masalah dan deskripsi data
yang diperoleh selama pelaksanaan praktek darat di PT.
Riandy Fiesta Samudera Banjarmasin termasuk sejarah dan
struktur organisai perusahaan.
BAB IV PENUTUP
Dalam bab ini penulis akan memberikan kesimpulan dari
permasalahan yang telah di bahas dalam bab sebelumnya,
serta dilengkapi saran-saran berdasarkan pemecahan
masalah.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

7
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Kajian Teori


2.1.1 Pengertian Peran
Peran adalah kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau suatu
lembaga organisasi. Peran yang dilakukan oleh suatu lembaga organisasi
diatur dalam suatu ketetapan yang menjadi fungsi dari lembaga
organisasi tersebut. Peran dibagi menjadi dua macam, yaitu yang
pertama peran yang diharapkan (expected role) dan yang kedua peran
yang dilakukan (actual role). Dalam menjalankan peran, terdapat faktor
pendukung ataupun faktor penghambat.
Menurut Soekanto Soerjono (2009: 213) Peran merupakan aspek
yang dinamis dari kedudukan (status). Apabila seseorang melaksanakan
hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, maka hal in berarti
ia menjalankan suatu peranan. Keduanya tidak dapat dipisah - pisahkan
dan saling bertentangan satu sama lain. Setiap orang mempunyai macam
- macam peranan yang berasal dari pola-pola pergaulan hidupnya. Hal
tersebut sekaligus berarti bahwa peranan menentukan apa yang
diperbuatnya bagi masyarakat kepadanya. Peranan lebih banyak
menekankan pada fungi, penyesuaian diri dan sebagai suatu proses
Menurut Horton dan Hunt (1993: 130), peran (role) adalahperilaku
yang diharapkan dari seseorang yang memiliki suatu status.Berbagai
peran yang tergabung dan terkait pada suatu status ini oleh Merton
dinamakan perangkat peran (role set).
Dari beberapa pengertian peran diatas, penulis menyimpulkan
peran merupakan perilaku atau tindakan yang diharapkan dari seseorang
ataupun sekelompok orang terhadap seseorang yang mempunyai status
kedudukan tertentu.

8
2.1.2 Pengertian Agent on Board
Dalam Jurnal Sains Teknologi Transportasi Maritim Volume 1
No.1 Mei 2019, agent on board merupakan seseorang atau petugas dari
keagenan yang selalu berhubungan dengan pihak kapal. Biasanya, agent
on board adalah orang yang pertama naik ke kapal ketika kapal tiba dan
terakhir meninggalkan kapal ketika kapal akan berangkat.
Menurut Santoso Budi (2015: 4) agent on board adalah perantara
antara dua pihak yang dituangkan dalam bentuk perjanjian atau bentuk
yang lain, yang mana salah satu pihak (agent) diberikan kewenangan
untuk melakukan tindakan untuk atas nama orang lain (pricipal) dan
tindakan agen tersebut akan mengikat principal, baik itu disebabkan
karena dituangkan dalam perjanjian atau disebabkan karena tindakan.
Secara umum seorang agent on board mempunyai Standard
Operational Procedure (SOP) dari sebelum kapal datang sampai kapal
berlayar adalah sebagai berikut :
1. Sebelum Kedatangan Kapal
b. Berthing / aktivitas kapal di pelabuhan (anchorage).
c. Memperkirakan lama aktivitas harian dipelabuhan (anchorage)
ditambah hari kerja.
d. Line up port, setiap perubahan aktivitas dan sampai kedatangan kapal.
e. Nama/lokasitempat/aktivitas serta batasan batasan pelabuhan
(Kapasitas Pelabuhan).
f. Proaktif untuk informasi terkait situasian kondisi pelabuhan/
anchorage.
g. Dapat berkomunikasi selama 24/7 melalui ponsel (Telepon,SMS,
Email, maupun Whatsapp )
2. Saat kedatangan kapal
a. Tepat ketika akan menaiki kapal agent on board dan tim checking,
wajib memberitahukan kepada kapal yang akan dinaiki bahwa agent
on board dan Team Checking akan menaiki kapal tersebut.

9
b. Setelah menaiki kapal, agent on board wajib menuju Ship Master atau
Kapten kapal untuk memberitahukan kepada kapten maksud dan
tujuan on board.
c. Setelah di cek oleh team Checking, Seorang agent on board wajib
meminta Arival Condition yaitu kondisi awal suatu kapal sebelum
melakukan pemuatan, dan kondisi kapal tersebut akan dikirimkan
kepada agen local yang akan diteruskan kepada instansi yang terkait,
yang berisi tentang tanggal dan waktu kedatangan kapal tersebut,
kapan pilot on board, kapan mulai dropped anchore, free Pratique,
kapan pilot off board, draft vessel atau Sarat air kapal (Forward,
Middle, After), serta ROB atau Remaining On Board yangberisi
tentang MFO atau Marine Fuel Oil, MDO atau Marine Diesel Oil ,
FW atau Fresh Water, BW atau Ballast Water.
d. agent on board juga meminta waktu NOR Tender (Notice Of
Readiness) untuk dikirimkan kepada local agent untuk selanjutnya
dikoordinasikan kepada instasnsi yang terkait kepada Kapten kapal
yang menyatakan bahwa kapal sudah siap untuk dilakukan pemuatan.
e. Setelah agent on board selesai mengirim data data tersebut, segera
menghubungi local agent untuk berkoordinasi dengan otoritas
pelabuhan.
f. Memberitahukan Barge Line up atau urutan tongkang yang akan
datang dan sandar dilambung kapal.
g. Menginformasikan kepada local agent tentang waktu istirahat atau
aktivitas apapun ditempat anchorage.
3. Selama Tinggal di tempat Anchorage.
a. Seorang agent on board harus memberikan daily report kepada agent
local dalam bentuk Statement Of Fact (SOF) dan Time Sheet sebanyak
3 kali dalam sehari yaitu diwaktu sebelum jam 07.00 WITA, Sebelum
jam 14.00 WITA, dan sebelum jam 20.00 WITA melalui email
maupun melalui whatsapp, baik itu hari minggu dan tanggal merah
lain.

10
b. Laporan (Daily report) harus sesuai dengan keadaan dan kegiatanyang
sebenarnya pada proses pemuatan batubara ke vessel, dan Statement
of Fact dan Time Sheet tidak boleh menyamakan dengan yang lain.
c. Selalu berhubungan dengan master atau kapten kapal untuk
persyaratan kapal serta meneruskan apabila ada suatu informasi dari
kantor untuk kapten kapal.
d. Memberikan masukan dan informasi tentang proses kegiatan
pemuatan batubara.
4. Setelah selesai pemuatan.
a. Penyelesaian dokumen, tanggal keberangkatan atau waktu dan juga
menanyakan kepada master kapal dan surveyor tentang final draft dan
final ROB kapal tersebut setelah dimuati kargo.
b. Mengirimkan scan Final Draft Survey kepada local agent agarsegera
diurus dokumen oleh syahbandar.
c. Menanyakan kapan perkiraan kapal tersebut sampai ke pelabuhan
tujuan kepada master kapal dan Mengirimkan Estimated Time Arrival
(ETA) tersebut kepada local agent kapal tersebut.
Dokumen-dokumen pelabuhan serta dokumen pada saat pemuatan
yang relevan tersebut di salin menjadi 2 (Dua Salinan) dan harussegera
dikirimkan ke kantor Shipper paling lambat dua hari setelah
keberangkatan kapal.

2.1.3 Pengertian Pengawasan


Menurut Effendi Usman (2014:138) mengemukakan bahwa
pengawasan merupakan fungsi manajemen yang paling esensial, sebaik
apa pun kegiatan pekerjaan tanpa adanya dilaksanakan pengawasan
pekerjaan itu tidak dapat dikatakan berhasil. Sedangkan menurut Irham
Fahmi (2014:138) mengatakan bahwa pengawasan secara umum dapat
didefinisikan sebagai cara suatu organisasi mewujudkan kinerja yang
efekif dan efisien, serta lebih jauh mendukung terwujudnya visi dan misi
suatu orgainisasi.

11
Menurut S.P Siagian (2004:40) Mengawasi berarti mengamati
dan memantau dengan berbagai cara seperti pengamatan langsung
kegiatan-kegiatan operasional dilapangan, membaca laporan dan berbagai
cara lainnya sementara kegiatan operasional sedang berlangsung
maksudnya ialah untuk mengetahui apakah dalam pelaksanaan terdapat
penyimpangan disengaja atau tidak dari rencana dan program yang telah
ditentukan sebelumnya.
Menurut Usman Husaini (2001:503) pengendalian adalah proses
pengamatan dari pelaksanaan seluruh kegiatan organisasi untuk menjamin
agar semua pekerjaan yang dilakukan berjalan sesuai rencana yang telah
ditetapkan sebelumnya.
Berdasarkan diskripsi pengertian pengawasan yang tersaji
diproleh suatu konsep pemahaman bahwa perlu dilakukannya suatu
pengawasan yang dilakukan secara rutin ataupun berkala oleh pimpinan
atau orang yang mempunyai wewenang untuk melakukakan pemantauan,
pemeriksaan, penilaian dan perbaikan agar tidak terjadinya penyimpangan
dalam pencapaian suatu tujuan yang efektif dan efisien dan sesuai dengan
prosedur yang telah ditetapkan.
Secara filosofi dikatakan bahwa pengawasan sangat penting
dilakukan karena manusia pada dasarnya memiliki sifat salah dan khilaf,
sehingga kegiatan manusia didalam organisasi perlu dilakukan
pemantauan, hal ini bukan dilakukakan untuk mencari kesalahannya tetapi
untuk mendidik, membimbing dan mengarahkannya.
Tanpa adanya pengawasan yang baik tentunya akan
menghasilkan tujuan yang kurang memuaskan, baik bagi organisasi itu
sendiri maupun bagi para pekerjanya.

2.1.4 Pengertian Pemuatan


Menurut KBBI (2010) pengertian dari pemuatan adalah suatu
proses, cara, perbuatan memuatkan (memasukkan) sesuatu ke dalam
wadah. Pemuatan muatan merujuk pada proses memasukkan muatan ke

12
dalam kapal, pesawat, truk, atau moda transportasi lainnya dalam rangka
pengiriman atau pengangkutan. Tujuan dari pemuatan muatan adalah
untuk mengatur muatan dengan efisien dan aman sehingga dapat
dipindahkan dari satu lokasi ke lokasi lainnya.
Menurut Sudjatmiko (2001:384), Pemuatan adalah suatu
pemindahan barang dari suatu tempat ketempat lain, dan bisa juga
dikatakn pembongkaran barang dari kapal ke dermaga ke penimbunan dan
juga sebaliknya dari penimbunan ke dermaga kemudian diangkat ke kapal.
Berdasarkan beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa
perusahaan pelayaran merupakan suatu usaha dibidang pengangkutan atau
penyedia ruang dengan mengunakan kapal.
Menurut Amir (2004) Pemuatan yaitu menyiapkan dan
mengangkutkan barang pada tackle di atas dermaga yang kemudian
barang di angkat keatas palka lalu melapaskan dan memadatkan muatan
di dalam palka. Dalam konteks pengiriman dan transportasi, pemuatan
merupakan tahap penting dalam rantai pasok dan memainkan peran kunci
dalam memastikan muatan tiba dengan aman dan tepat waktu ke tujuan
akhirnya.
Menurut Martopo dan Soegiyanto (2004) Penataan muatan
merupakan suatu istilah dalam kecakapan pelaut, yaitu suatu pengetahuan
tentang memuat dan membongkar muatan dari dan ke atas kapal
sedemikian rupa agar terwujud 5 prinsip pemuatan yang baik. Untuk itu
para perwira kapal dituntut untuk memiliki pengetahuan yang memadai
baik secara teori maupun praktek tentang jenis-jenis muatan, perencanaan
pemuatan,sifat dan kualitas barang yang akan dimuat, perawatan muatan,
penggunaan alat-alat pemuatan, dan ketentuan-ketentuan lain yang
menyangkut masalah keselamatan kapal dan muatan. Adapun 5 prinsip
pemuatan yang baik menurut Martopo adalah:
1. Melindungi awak kapal dan buruh (Safety of crew and
longshoreman)
Melindungi awak kapal dan buruh adalah salah satu upaya agar

13
mereka selamat dalam melaksanakan kegiatan. Perlu diperhatikan hal-
hal berikut:
a) Penggunaan alat-alat keselamatan kerja secara benar, misalnya
sepatu keselamatan, helm, kaos tangan, pakaian kerja
b) Memasang papan-papan peringatan
c) Memperhatikan komando dari kepala kerja
d) Tidak membiarkan buruh lalu lalang di daerah kerja
e) Tidak membiarkan muatan terlalu lama menggantung lama di tali
muat
f) Memeriksa peralatan bongkar muat sebelum digunakan sehingga
dalam keadaan baik
g) Tangga akomodasi (gang way) diberi jaring
h) Memberi penerangan secara baik dan cukup saat bekerja pada
malam hari
i) Bekerja secara tertib dan teratur mengikuti perintah
j) Jika ada muatan di deck, dibuatkan jalan lalu lalang orangsecara
bebas dan aman
k) Semua muatan yang dapat bergerak dilashing dengan kuat
l) Muatan di deck memiliki ketinggian yang tidak mengganggu
penglihatan saat bernavigasi
m) Mengadakan tindakan berjaga-jaga secara baik
n) Muatan berbahaya harus dimuat sesuai dengan SOLAS.
2. Melindungi kapal (to protect the ship)
Melindungi kapal adalah suatu upaya agar kapal tetap selamat
selama kegiatan muat bongkar maupun dalam pelayaran, misalnya
menjaga stabilitas kapal, jangan memuat melebihi deck load
capacity, dan memperhatikan SWL (Safety Working Load) peralatan
muat bongkar.
3. Melindungi muatan (to protect the cargo)
Dalam peraturan perundang-undangan Internasional dinyatakan
bahwa perusahaan atau pihak kapal bertanggung jawab atas

14
keselamatan dan keutuhan muatan sejak muatan itu dimuat sampai
muatan itu dibongkar. Oleh karena itu pada waktu memuat,
membongkar, dan selama dalam pelayaran, muatan harus ditangani
dengan baik.
4. Melakukan muat bongkar secara cepat dan sistematis (rapidand
systematic loading and discharging)
Agar pelaksanaan pemuatan dan pembongkaran dapat dilakukan
secara cepat dan sistematis, maka sebelum kapal tiba dipelabuhan
pertama di suatu negara, harus sudah tersedia rencana pemuatan dan
pembongkaran (stowage plan). Meskipun telah direncanakan secara
baik dan dilaksanakan dengan baik pula, namun masih sering terjadi
adanya kekeliruan-kekeliruan seperti timbulnya long hatch, over
stowage (pemblokiran), over carriage (muatan yang terbawa)
shortage cargo (kekurangan muatan) dimana ini semua harus
dihindarkan. Pada umumnya kekurangan muatan terjadi pada saat
proses memuat kurang dilaksanakan secara teratur, kurangnya
pengawasan selama proses pemuatanberlangsung, dan banyaknya
muatan yang terbuang, sehingga terjadi kekeliruan dalam
perhitungan muatan.
5. Penggunaan ruang muat semaksimal mungkin
Dalam melakukan pemuatan harus diusahakan agar semua ruang muat
dapat terisi penuh oleh muatan atau kapal dapat memuat sampai sarat
maksimum, sehingga dapat diperoleh uang tambang yang maksimal.
Dari beberapa teori - teori mengenai pemuatan, penulis
menyimpulkan bahwa pemuatan adalah proses memasukkan barang atau
bahan ke dalam kendaraan dengan aman dan efisien untuk tujuan
transportasi. Tujuan utamanya adalah untuk menjaga keselamatan selama
perjalanan dan memanfaatkan ruang yang tersedia secara optimal.
Pemuatan yang baik melibatkan pengaturan, pengisian, dan penataan
muatan dengan memperhatikan berat, bentuk, dan karakteristik khusus
dari barang atau bahan yang diangkut. Hal ini memastikan bahwa

15
kendaraan dapat bergerak dengan stabil dan efisien serta meminimalkan
risiko kerusakan atau kecelakaan selama perjalanan.

2.1.5 Pengertian Ship to Ship


Menurut ICS (International Chamber of Shipping) (2013) Ship to
Ship adalah proses transfer muatan, bahan bakar, atau penumpang antara
dua kapal di laut. International Chamber of Shipping adalah organisasi
global yang mewakili industri pelayaran dan memiliki peran penting
dalam mengembangkan standar dan pedoman maritim. ICS (International
Chamber of Shipping) memberikan pedoman dan panduan untuk operasi
Ship to Ship yang aman dan efisien. Mereka menekankan pentingnya
perencanaan yang matang, pemilihan lokasi yang tepat, pemantauan yang
cermat, dan pelaksanaan operasi sesuai dengan aturan maritim yang
berlaku. Pedoman ICS (International Chamber of Shipping) untuk Ship to
Ship mencakup aspek-aspek seperti manajemen risiko, komunikasi antar
kapal, peralatan transfer, prosedur keamanan, dan pemantauan
lingkungan.
Menurut Sjaifudin, Literatur Biro Klasifikasi Indonesia
(2016:12), STS merupakan kegiatan kapal untuk memindahkan muatan
kapal dari kapal tanker atau kapal curah ke kapal jenis yang sama atau
jenis kapal lain dimana kedua kapal kapal diposisikan berdekatan bersama
- sama. Kegiatan STS dapat dilakukan baik dalam posisi kapal yang
sedang berlabuh atau anchor atau mengapung di laut. Operasi Ship to Ship
membutuhkan perencanaan yang cermat, koordinasi yang baik antara
kapal-kapal terlibat, dan pengawasan yang ketat untuk meminimalkan
risiko dan memastikan keberhasilan transfer muatan atau bahan bakar
antara kapal-kapal yang terlibat.
Ship to ship merupakan istilah yang mengacu pada proses transfer
atau pemindahan kargo, penumpang, atau bahan lainnya antara dua kapal
di perairan. Hal ini sering dilakukan ketika kapal-kapal tersebut tidak
dapat mengakses pelabuhan yang sama atau ketika ada kebutuhan khusus

16
untuk mentransfer muatan dari satu kapal ke kapal lainnya. Proses ini
biasanya melibatkan penggunaan peralatan khusus dan prosedur
keamanan untuk memastikan transfer dilakukan dengan aman dan efisien.

2.1.6 Pengertian Suhu (Temperature)


Menurut Sarsinta (2008) pengertian Suhu adalah suatu ukuran
dingin atau panasnya keadaan atau susuatu lainya. Satuan ukur dari Suhu
yang banyak di gunakan di indonesia adalah (Derajat Celcius). Sementara
satuan ukur yang banyak digunakan di luar negeri adalah derajat
fahrenheit. Semakin tinggi suhu, semakin panas objek tersebut, sedangkan
semakin rendah suhu, semakin dingin. Suhu penting dalam banyak
bidang, termasuk ilmu fisika, ilmu bumi, ilmu material, dan meteorologi.
Menurut Riyanto Nurdin (2009) Pengertian Suhu adalah suatu
ukuran energi kinetik rata-rata dari suatu molekul. Jika temperatur tinggi
maka energi kinetik rata-ratapun akan besar. Suhu dapat berubah atau
bervariasi tergantung pada berbagai faktor, seperti panas atau dinginnya
lingkungan sekitar, radiasi matahari, aktivitas kimia, atau interaksi energi
dengan objek lain. Peningkatan suhu biasanya mengindikasikan
peningkatan energi termal, sedangkan penurunan suhu mengindikasikan
pengurangan energi termal.
Dari beberapa teori mengenai suhu (Temperature), penulis
menyimpulkan bahwa Suhu (Temperature) adalah Suhu adalah ukuran
atau pengukuran tingkat panas atau kehangatan suatu objek, bahan, atau
lingkungan. Secara umum, suhu mencerminkan tingkat energi termal
yang dimiliki oleh objek atau bahan tersebut.

2.1.7 Pengertian Batu bara


Menurut Rumidi Sukandar (2014:54) Batubara adalah fosil
tumbuhan yang sudah berumur pulluhan tahun, tetapi sangat berguna bagi
umat manusia. Bisa menjadibahan bakar bahkan, beberapa tahun silam
akan menjadi bahan bakar utama indonesia. Batu bara terutama terdiri dari

17
karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen, dan sedikit kandungan sulfur. Ada
beberapa jenis batu bara berdasarkan komposisi dan kualitasnya,
termasuk antrasit, bituminus, sub-bituminus, dan lignit. Jenis batu bara
yang lebih tinggi kadar karbonnya, seperti antrasit, cenderung memiliki
kualitas pembakaran yang lebih baik dan menghasilkan lebih sedikit emisi
polutan.
Menurut Irwandy (2014:63) Batu bara adalah endapan karbon
yang terdapat di dalam bumi, termasuk batuan padat, gambut, dan fosil-
fosil yang mengendap selama bertahun-tahun dan menghasilkan panas
yang begitu besar. Meskipun batu bara merupakan sumber energi yang
melimpah, penggunaannya juga terkait dengan masalah lingkungan,
seperti emisi gas rumah kaca dan polusi udara. Oleh karena itu, ada upaya
global untuk mencari alternatif energi yang lebih bersih dan berkelanjutan
guna mengurangi ketergantungan terhadap batu bara.
Menurut Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 4 tahun
2009 tentang pertambangan mineral dan batubara yaitu Batubara
merupakan sisa tumbuhan dari jaman prasejarah yang berubah bentuk
yang awalnya berakumulasi di rawa dan tanah gambut. Pembentukan
batubara dimulai sejak Carboniferous Period (Periode Pembentukan
Karbon atau Batu Bara) dikenal sebagai zaman batu bara pertama yang
berlangsung antara 360 juta sampai 290 juta tahun yang lalu. Mutu dari
setiap batubara ditentukan oleh suhu dan tekanan serta lamanya waktu
pembentukan yang disebut sebagai maturitas organik.
Dari definisi-definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa batubara
adalah endapan senyawa organik atau batuan sedimen yang terbentuk
secara alamiah dari sisa tumbuhan-tumbuhan yang mengandung unsur
karbon, oksigen, hydrogen dan unsur tambahan.

2.1.8 Pengertian Perusahaan Pelayaran


Pengertian Perusahaan Pelayaran Berdasarkan Pasal 1 nomor 6
Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 93 Tahun 2013, Tentang

18
Penyelenggaraan dan Pengusahaan Angkutan Laut perusahaan pelayaran
adalah perusahaan angkutan laut berbadan hukum Indonesia, yang dapat
melakukan kegiatan usahanya dengan menggunakan kapal. Baik itu kapal
layar motor tradisional atau kapal layar berukuran tertentu.
Menurut Suwarno (2011:128), perusahaan pelayaran adalah
badan usaha milik Negara atau swasta, berbentuk perusahaan Negara
persero, Perseroan Terbatas, dan lain-lain, yang melakukan usaha jasa
dalam bidang penyediaan ruangan kapal laut untuk kepentingan
mengankut muatan penumpang dan barang dari suatu pelabuhan asal
kepelabuhan tujuan, baik di dalam negri maupun diluar negeri.
Berdasarkan beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan
bahwa perusahaan pelayaran merupakan suatu usaha dibidang
pengangkutan atau penyedia ruang dengan menggunakan kapal.

2.1.9 Pengertian Industri Jasa Pelayaran


Menurut Sujatmiko (2007:4) Dikemukakan bahwa pelayaran
niaga memberikan beberapa kegunaan tertentu kepada barang yang
menjadi obyek angkutan laut, sebagai berikut:
1. Place Utility (kegunaan berdasarkan perbedaan tempat)
Barang yang berada di suatu tempat tertentu tidak atau kurang
mempunyai kegunaan kalau kebutuhan akan barang yang
bersangkutan. Ditempat itu, sudah mencapai titik jenuh. Pelayaran
niaga mengantarkan barang itu, dari suatu tempat dimana kegunaanya
rendah, di suatu tempat dimana kegunaanya tinggi.
2. Time Utility (Kegunaan berdasarkan kegunaan waktu)
Waktu produksi tidak ama dengan waktu dimana barang yang
diproduksi itu akan dikonsumsikan. Perbedaan ini dapat disebabkan
karena pengaturan jadwal waktu bertanam sampai berbuah oleh alam
atau karena produksi yang harus dilakukan secara maksimal menurut
jadwal waktu-waktu tertentu (misalnya pada industri gula tebu).

19
Dari uraian - uraian tersebut jelaslah kiranya bahwa usaha shipping
business bukanlah merupakan suatu usaha distribusi melainkan usaha-
usaha industry karena dalam shipping business terdapat proses
produksi, terbukti dengandapatnya factor - faktor place ulility dan time
utility dalam setiap keagenan shipping business.
Industri jasa pelayaran adalah sektor ekonomi yang berhubungan
dengan transportasi barang dan penumpang melalui laut. Ini melibatkan
perusahaan pelayaran, pemilik kapal, otoritas pelabuhan, dan pihak terkait
lainnya. Industri ini bertanggung jawab atas transportasi kargo,
transportasi penumpang, pengiriman logistik, dan berbagai aktivitas
terkait lainnya.

2.1.10 Pengertian Keagenan


Menurut Santoso Budi (2015), Keagenan adalah ketertarikan
antara hubungan dua pihak yang mana pihak satu sering disebut dengan
agen, yaitu pihak yang diberikan kewenangan untuk melkukan perbuatan
dan atas nama serta dibawah pengawasan pihak lain, yaitu principal.
Principal adalah pihak yang memberikan kewenangan pada agen untuk
melakukan tindakana tertentu serta melakukan tindakan pengawasan
agen, sedangkan pihak yang melakukan transaksi drnagn agen disebut
dengan third party.
Menurut Kosasih Engkos (2012:471) Keagenan umum (general
agent) adalah perusahaan pelayaran yang ditunjuk oleh perusahaan lain di
Indonesia atau perusahaan asing di luar negri principal untuk mengurus
segala sesuatu yang berkaitan dengan kepentingan kapalnya. Jadi,
perusahaan dapat menujuk agen dalam hal pelayanan terhadap kapalnya,
tetapi juga dapat ditunjuk sebagai agen dalam hal pelayanan
terhadapkapal milik perusahaan lain.
Menurut pasal 1 ayat (7) Undang - Undag No 17 Tahun 2008
yang dimaksud agen umum adalah perusahaan angkutan nasiaonal
perusahaan nasional yang khusus dilakukan untuk didirikan untuk

20
melaksanakan kegenan kapal, yang ditunjukan oleh perusahaan angkutan
laut asing untuk mengurus kepentingan kapalnya selama berada di
Indonesia. Secara garis besar dikenal tiga jenis agen kapal yaitu:
1. General Agent
General agent adalah perusahaan pelayaran nasional yang di tunjuk
oleh perusahaan asing untuk melayani kapal-kapal meilik perusahaan
asing tersebut selama berlayar dan singgah.
2. Sub Agent
Sub agent adalah perusahaan pelayaran yang ditunjuk General Agent
untuk melayani kebutuhan kapal pelabuhan dipelabuhan tertentu. Sub
Agent ini sebenarnya berfungsi sebagai wakil atau agent dari General
Agent “Dalam tanggung jawabnya maka Sub Agent bertanggung
jawab langsung pada General Agent berkaitan dengan pengurusan
Clearance in atau out serta penyelesaian biaya-biaya yang timbul
selama kapal berada dipelabuhan”.
3. Cabang Agent
Cabang agent adalah cabang dari General Agent dipelabuhan tertentu.
Sebagai contoh Djakarta Lloyd yang telah ditunjuk sebagai general
agent oleh Maersk Line, memerintahkan cabangnya yang berada di
Surabaya untuk melayani keperluan kapal Mersk Line yang singgah di
pelabuhan tanjung perak. Djakarta Lloyd cabang Surabaya dapat
menunjuk PT.Pelni sebagai sub agent di probolinggo
a. Principal
Principal merupakan badan atau perseorangan atau dalam suatu
perjanjian memberikan amanat kepada pihak (orang, badan hukum
atau perusahaan pelayarannya.
b. Letter of Agency Appointment
Letter of Agency Appointment merupakan suatu penunjukan keagenan
yang dikeluarkan dan ditandatangani oleh pihak perusahaan pelayaran
(principal) yang ditujukan pada orang atau badan hukum atau
perusahaan pelayaran untuk menjadi agennya dipelabuhan yang

21
disinggahi oleh kapal untuk melakukan aktifitas bongkar atau muat di
pelabuhan tersebut.
c. General Agency Agreement
General Agency Agreement Merupakan dokumen perjanjian atau
keepakatan keagenan yang ditandatangani oleh pihak perusahaan
pelayaran (principal) dan agen yang ditunjuk, dimana kedua belah
pihak menyetujui segala persyaratan yang terdapat didalamnya.
Tugas agent on board meliputi berbagai hal, seperti mengurus
masalah administrasi dan regulasi, mengurus dokumen dan izin,
menyediakan layanan kepelabuhanan, dan berinteraksi dengan pihak
berwenang di pelabuhan. Mereka juga dapat membantu dalam mengatur
perawatan kapal, mengatur bongkar muat kargo, memfasilitasi pergantian
awak kapal, dan menangani berbagai kebutuhan logistik.

2.2 Kajian Teori yang Relevan


Dalam menuliskan karya tulis ilmiah ini penulis melakukan pengamantan
langsung saat melaksanakan praktek darat, penulis juga mengambil referensi
dan sumber yang relevan terhadap judul yang penulis ambil. Kajian yang
relevan terhadap karya tulis ini adalah:
1. Menurut Muhammad Syafiq Aldo tahun 2021, dengan judul
“PENANGANAN MUATAN BATUBARA YANG BERSUHU TINGGI
DENGAN CARA COOLING DOWN PADA MV. RHL JULIA YANG
DIAGENI OLEH PT. INDO DHARMA TRANSPORT”. Penulis
menjelaskan mengenai Penanganan muatan batu bara yang bersuhu tinggi
dengan proses Cooling Down. Penulis memberikan kesimpulan mengenai
penanganan muatan batu bara bersuhu tinggi yang benar tergantung kepada
kinerja seluruh pihak yang bersangkutan.
2. Menurut Yudha Izha tahun 2018, dengan judul ” PERAN AGEN DALAM
MELAYANI PEMUATAN BATUBARA PADA PT. PENASCOP
MARITIM INDONESIA CABANG BANJARMASIN” Penulis
membahas mengenai tugas agent on board. Sebelumnya penulis juga

22
menganalisis tentang kendala pada saat proses pemuatan batu bara.
3. Menurut Robin Romadoni tahun 2019, dengan judul ”OPTIMALISASI
PENGAWASAN BONGKAR MUAT UNTUK MEMINIMALISIR
TERJADINYA PENYUSUTAN MUATAN DI MT. MEDELIN
MASTER” Penulis menjelaskan mengenai pelaksanaan pengawasan
bongkar muat di atas kapal serta menyimpulkan masalah yang terjadi dalam
kegiatan bongkar muat.
4. Menurut Tito Wisnu Dewantara tahun 2019, dengan judul “ANALISIS
PELAKSANAAN PROSES PEMUATAN BATU BARA PADA MV.
KARTINI SAMUDRA DI PELABUHAN LUBUK TUTUNG
KALIMANTAN TIMUR”. Penulis menjelaskan tentang bagaimana
mengatasi penyebab keterlambatan pemuatan dengan baik supaya proses
pemuatan berjalan lancar. Penulis juga menjelaskan mengenai penyebab
kapal miring pada saat berlayar.
5. Menurut Tarmizi Muhammad tahun 2013, dengan judul “AKTIVITAS
AGENT ON BOARD DALAM MENANGANI PROSES PEMUATAN
BATU BARA OLEH PT. BAHANA UTAMA LINE DI PERAIRAN
TABONEO, BANJARMASIN “Penulis menyimpulkan bahwa agent on
board merupakan petugas keagenan yang ditugasi untuk melakukan
pegawasan kegiatan bongkar muat kapal selama berada ditengah laut
dikarenakan kapal tidak dapat melakukan aktivitas muat bongkar barang
karena kondisi pelabuhan yang tidak memadai

23
Penulis,
No Judul Relevan
Tahun
1 Muhammad Penanganan uatan batu bara yang Menjelaskan tentang
Syafiq Aldo, 2021 bersuhu tinggi dengan cara Cooling Penanganan muatan batu bara
Down pada MV. RHL JULIA yang yang bersuhu tinggi dengan
diageni oleh PT. Indo Dharma cara Cooling Down
Transport
2 Yudha Izha, 2018 Peran agen dalam melayani Menyimpulkan tentang tugas
pemuatan batubara pada Pt agent on board
Penaschop Maritim Indonesia Dan analisa
Cabang Banjarmasin tentang kendala pada saat
proses pemuatan batu bara.

3 Robin Romadoni Optimalisasi pengawasan bongkar Menjelaskan tentang


2019 muat untuk meminimalisir terjadinya pelaksanaan pengawasan
penyusutan muatan di MT. Medelin bongkar muat di atas kapal
Master serta menyimpulkan masalah
yang terjadi dalam kegiatan
bongkar muat.

4 Tito Wisnu Analisis Pelaksanaan Proses Menyimpulkan tentang


Dewantara, 2019 Pemuatan batu bara pada MV. Penerapan Sistem
Kartini Samudera di Pelabuhan Keselamatan dan Kesehatan
Lubuk Tutung Kalimantan Timur Kerja dalam kegiatan Bongkar
Muat
5 Tarmizi Aktivitas agent on board dalam Menjelaskan bahwa agent on
Muhammad 2013 menangani proses pemuatan batu board merupakan petugas
bara oleh PT. Bahana Utama Line di keagenan yang ditugasi untuk
perairan Taboneo, Banjarmasin melakukan pegawasan
kegiatan bongkar muat kapal
selama berada ditengah laut.

Tabel 2.2 Kajian Teori yang relevan

24
2.3 Kerangka Berfikir
Dijelaskan bahwa dalam melaksanakan proses pengawasan pemuatan
High Temperature Coal tersebut dari hasil yang didapat penulis perlu
dilaksanakan dengan kegiatan yang matang dan terencana, sehingga pada
proses kegiatan dilapangan sudah matang dan dapat dijalankan dengan sesuai
rencana, agar tidak mengalami hambatan dan keterlambatan. dengan ini penulis
memberikan kerangka berfikir dalam karya tulis ini sebagai berikut:

PERAN AGENT ON BOARD DALAM PENGAWASAN


PEMUATAN HIGH TEMPERATURE COAL OLEH
PT. RIANDY FIESTA SAMUDERA BANJARMASIN

Permasalahan
a. Sering terjadinya permasalahan dalam proses pelayanan jasa keagenan di PT.
Riandy Fiesta Samudera Banjarmasin.
b. Kendala agent on board dalam pengurusan dokumen pemuatan di atas kapal
pada saat kegiatan pemuatan.
c. Peran agent on board dalam pengawasan pemuatan high temperature coal.

Pemecahan Masalah
a. Menganalisis faktor permasalahan sering terjadi dalam proses pelayanan jasa
keagenan di PT. Riandy Fiesta Samudera Banjarmasin.
b. Mengatasi kendala agent on board dalam pembuatanpengurusan dokumen
pemuatan di atas kapal pada saat kegiatan pemuatan
c. Menganalisis faktor yang mempengaruhi peran agent on board dalam pengawasan
pemuatan high temperature coal

Hasil yang diperoleh


a. Faktor permasalahan dalam proses pelayanan jasa keagenan dapat diatasi dengan
baik dan benar
b. Kelancaran dalam proses pembuatan dokumen pemuatan atau tidak terhambat lagi.
c. agent on board dapat menjalankan perannya atau kewajibannya dengan baik

Bagan 2.3 Kerangka berfikir

25
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Deskripsi Data


3.1.1 Sejarah PT. Riandy Fiesta Samudera

PT. RIANDY FIESTA SAMUDERA


INDONESIAN SHIPPING AGENCY SERVICES

Gambar 3.1.1 Logo PT. Riandy Fiesta Samudera

PT. Riandy Fiesta Samudera adalah perusahaan pelayanan jasa


keagenan kapal dengan fokus pada penyediaan pelayanan jasa keagenan
kapal yang efektif dan solusi untuk semua kebutuhan pengiriman. Ini
termasuk penanganan pengiriman dan kehadiran kapal curah untuk
pemuatan batu bara, bijih besi, mineral, bauksit, pupuk dan produk kayu,
serta untuk produk cair dan gas menggunakan kapal tanker. PT. Riandy
Fiesta Samudera didirikan pada tahun 2019 dan merupakan pecahan dari
perusahaan PT. Indo Darma Transport. PT. Riandy Fiesta Samudera telah
bertahun tahun menawarkan beragam pengalaman dalam bisnis
pengiriman dan keahlian dalam menangani pengiriman di semua
pelabuhan utama di Indonesia.
Bertindak selaku perusahaan pelayanan jasa keagenan yang
menangani proses bongkar muat, dalam memberikan jasa kepada pihak
pemakai (consigne) dan aktivitas yang dilakukan terhadap bongkar muat
batu bara dengan menngunakan tug-boat dan tongkang dipilih sebagai
saran angkut yang efektif dan efisien dalam pemindahan barang dari
tongkang ke mother vessel.
PT. Riandy Fiesta Samudera menyediakan berbagai layanan
seperti koordinasi kedatangan dan keberangkatan kapal, perizinan dan

26
dokumentasi yang diperlukan, pengaturan pelabuhan dan fasilitas bongkar
muat, pengaturan pemeriksaan dan perbaikan kapal, serta penanganan
dokumen keuangan dan administrasi terkait.
Salah satu tugas utama PT. Riandy Fiesta Samudera adalah
memastikan kepatuhan terhadap peraturan dan prosedur yang berlaku di
pelabuhan, berinteraksi dengan otoritas pelabuhan, pihak berwenang, dan
badan-badan terkait lainnya untuk memastikan kapal-kapal memenuhi
persyaratan keamanan, lingkungan, dan perpajakan yang berlaku.
PT. Riandy Fiesta Samudera juga bertanggung jawab untuk
menyediakan dukungan operasional kepada kapal-kapal yang mereka
layani. Mereka bisa membantu dalam mengatur pemuatan dan
pembongkaran kargo, mengatur bahan bakar dan persediaan kapal, serta
menyediakan informasi dan dukungan logistik lainnya.
Selain itu, PT. Riandy Fiesta Samudera juga membantu dalam
menangani isu-isu keimigrasian dan kepabeanan. seperti dalam proses
kedatangan dan keberangkatan awak kapal, memastikan kepatuhan
terhadap peraturan keimigrasian, dan menangani dokumen kepabeanan
yang diperlukan.
PT. Riandy Fiesta Samudera juga berperan penting dalam
memastikan kelancaran dan efisiensi operasional kapal-kapal di
pelabuhan. Dengan menyediakan layanan yang mendukung semua aspek
kegiatan pelayaran, mulai dari administrasi hingga dukungan operasional.
Bersama dengan perusahaan PT. HBP (Handil Bakti Persada) itu
juga melayani logistik seperti bongkar muat / transhipment. Setiap
kegiatan operasional perusahaan dimana tugas utamanya adalah melayani
jasa keagenan di atas kapal yang berada di persairan Taboneo dan Asam-
asam, Kalimantan Selatan dan berada di perusahaan cabang lainya, Dalam
kegiatan bongkar muat batubara yang di lakukan PT. Riandy Fiesta
Samudera Banjarmasin tidak lepas dari pemuatan (loading) ke tongkang
dan pembongkaran (discharge) barang dari tongkang ke mother vessel
PT. Riandy Fiesta Samudera memberikan tugas yang diberikan agent on

27
board untuk mengawasi semua kegiatan di atas kapal seperti kegiatan di
atas kapal seperti kegiatan bongkar-muat, Dan disitulah PT. Riandy Fiesta
Samudra terus mengembangkan pelayanan service dalam menghasilkan
kualitas pelayanan yang masimal.

3.1.2 Visi dan Misi PT. Riandy Fiesta Samudera


PT. Riandy Fiesta Samudera Banjarmasin mempunyai Visi
Dan Misi perusahaan yang dijadikan pula sebagai pedoman perusahaan
diantaranya:
Visi
Dengan kekayaan pengalaman kami dalam berbagai aspek industry
maritime, bersama dengan prosedur yang telah terbukti dengan baik dan
akreditasi ISO (International Organization for Standardization) kami dan
sertifikasi MLC (Maritime Labour Convention) kami dilengkapi dengan
baik.untuk menawarkan dan bekerja dengan siapa saja yang mencari mitra
maritime di Indonesia.
Misi
Untuk membangun hubungan jangka panjang dengan pelanggan dan
komitmen kami melalui brbagai layanan kami untuk menyediakan solusi
yang konsisten dapat diandalkan dan hemat biaya untuk memenuhi
kebutuhan pelanggan dan kepuasan layanan.
Visi dan misi tersebut menggambarkan komitmen PT. Riandy
Fiesta Samudera untuk menjadi mitra yang handal dan memberikan solusi
berkualitas kepada pelanggan dalam industri maritim dan untuk
membangun reputasi yang kuat dan menciptakan hubungan jangka
panjang dengan pelanggan kami melalui pelayanan yang konsisten, andal,
dan berfokus pada kepuasan pelanggan.

3.1.3 Struktur Organisasi PT. Riandy Fiesta Samudera


Struktur organisasi adalah kerangka yang digunakan oleh suatu
organisasi untuk mengorganisasi dan mengatur tugas, tanggung jawab,

28
hubungan, dan otoritas di antara anggotanya. Ini mencerminkan hubungan
dan hierarki dalam organisasi. Struktur organisasi melibatkan pembagian
organisasi menjadi departemen, penentuan hierarki, wewenang, tanggung
jawab, koordinasi, dan komunikasi antara bagian-bagian organisasi.
Pilihan struktur organisasi seperti struktur fungsional, struktur divisi,
struktur matriks, atau struktur berdasarkan produk atau geografis,
tergantung pada ukuran dan kompleksitas organisasi serta tujuan yang
ingin dicapai.

Struktur organisasi PT. Riandy Fiesta Samudera

BRANCH
MANAGER
GALE PRIMA
TANJUNG, S.Tra

FINANCE/GENERAL CHIEF OPERATION

RIZKA MULYA YUDI HERMAWAN


ARTUTI, S.kom

OPERATIONAL STAFF

YAN ALVITA, Amd


AKHMAD JAMALUDIN,
Amd

BOARDING
EZHA TARUNA, Amd
DIMAS LISTIYONO, Amd

Bagan 3.1.3 Struktur organisasi PT. Riandy Fiesta Samudera

29
Pemilihan struktur organisasi yang sesuai bergantung pada
ukuran, kompleksitas, tujuan, dan jenis industri organisasi tersebut. Setiap
struktur memiliki karakteristiknya sendiri dan dipilih berdasarkan
kebutuhan organisasi.Pemilihan struktur organisasi yang sesuai
bergantung pada ukuran, kompleksitas, tujuan, dan jenis industri
organisasi tersebut. Setiap struktur memiliki karakteristiknya sendiri dan
dipilih berdasarkan kebutuhan organisasi.
3.1.4 Tugas dan Tanggung Jawab
1. Kepala Cabang (Branch manager)
Branch Manager adalah pimpinan utama dari kantor cabang,
hal-hal apa saja yang berhubungan dengan kantor cabang berada di
bawah tanggung jawabnya yang nantinya akan langsung dipertanggung
jawabkan terhadap kantor pusat, jadi apapun kebijakan yang akan
dilakukannya harus bisa menjadi contoh bagi para bawahannya yang
berada di kantor cabang tersebut dan juga di dalam internal perusahaan.
Seorang manager cabang perusahaan mengelola dan
mengawasi segala kegiatan yang dilakukan oleh para staffnya pada
masing-masing ruang lingkup operasional perusahaan di kantor cabang
yang bersangkutan.
Jika di dalam suatu perusahaan tidak memiliki Kepala
Cabang, maka bisnis dipastikan bahwa perusahaan tersebut akan
bangkrut karena proses managemen dalam perusahaan tersebut tidak
akan berjalan, walaupun sumber daya alat dan infrastrukturnya lengkap
namun apabila tidak ada yang mengatur, maka hal itu tidak akan ada
artinya. Oleh karena itu peran dan tanggung jawab Kepala Cabang
sangatlah peting untuk kemajuan sebuah perusahaan yang memiliki
beberapa cabang di area-area tertentu.
Tugas dan tanggung jawab dari Branch Manager, yaitu :
1. Mengawasi serta melakukan koordinasi dari kegiatan operasional.
2. Memimpin kegiatan pemasaran dalam kantor cabang.

30
3. Memonitor segala kegiatan operasional perusahaan (lingkup kantor
cabang).
4. Memantau prosedur operasional manajemen resiko.
5. Melakukan pengembangan kegiatan operasional.
6. Observasi terhadap kinerja karyawan.
7. Memberikan solusi terhadap berbagai permasalahan kantor cabang.
8. Memberikan penilaian terhadap kinerja bawahannya.
Tugas tambahan manajer cabang meliputi pengembangan
strategi bisnis, manajemen proyek, penanganan konflik, pengambilan
keputusan, pengawasan komplain dan layanan pelanggan, koordinasi
dengan cabang lain, serta tanggung jawab yang disesuaikan dengan
kebutuhan perusahaan dan cabang tertentu.
2. Finance/General
Finance/General adalah seorang yang bekerja sebagai usaha
pencarian, pengolahan dan pengalokasian uang, mencatat dan
melakuakan ikhtisar pengelompokan semua transaksi serta melakukan
pembayaran-pembayaran yang harus dikeluarkan. Berikut adalah
penjabaran tugas dari Finance General , yaitu :
a. Merancang dan menerapkan sistem dan prosedur sesuai dengan
standar Pakta, memastikan kontrol internal yang efektif dan
meminimalkan risiko untuk Pakta; memastikan bahwa rencana
tindakan perbaikan disetujui oleh markas sebagai tanggapan
terhadap audit eksternal atau internal dan tinjauan pemantauan
lainnya dilaksanakan sesuai rencana dan dijadwalkan.
b. Mengelola keuangan proyek untuk memastikan penggunaan sumber
daya secara efektif untuk mencapai tujuan proyek sesuai dengan
semua persyaratan donor dan fakta.
c. Memastikan sistem pemantauan keuangan menyediakan laporan
yang tepat waktu dan relevan untuk Pakta dan staf proyek, termasuk
analisis dan pelacakan komitmen hibah (yaitu uang tunai),

31
kewajiban, penghargaan, dan likuidasi, untuk mendukung
penerapan yang bertanggung jawab secara efisien.
d. Memantau manajemen arus kas yang tepat untuk memastikan
likuiditas proyek setiap saat. Ini termasuk persiapan prakiraan arus
kas secara bulanan dan triwulanan serta perencanaan persiapan dan
pengisian tepat waktu untuk mitra dan pihak lain.
e. Memantau anggaran proyek secara teratur dan berikan proyeksi
keuangan dan analisis kepada staf yang relevan.
Tugas dalam bagian keuangan atau bagian umum dapat
bervariasi tergantung pada ukuran perusahaan, sektor industri, dan
struktur organisasi, Setiap perusahaan dapat memiliki fokus dan tugas
yang berbeda dalam bagian keuangan atau bagian umum, tergantung
pada kebutuhan dan prioritas spesifik. Oleh karena itu, struktur dan
tanggung jawab dalam bagian keuangan atau bagian umum dapat
bervariasi secara signifikan.
3. Chief Operation
Seorang CO (Chief Operation) atau nama lain dari direktur
operasi, merupakan eksekutif perusahaan. Tugasnya memastikan
kegiatan operasional setiap harinya berjalan dengan lancar. Menduduki
jabatan ini merupakan sebuah tantangan untuk menjaga kepercayaan
pemimpinnya.
Berikut rincian tugas dan wewenang dari seorang chief operating di
perusahaan:
a. Berkontribusi dalam perumusan strategi perusahaan dan
merumuskan rencana operasional yang terkait. Mengidentifikasi
peluang dan tantangan dalam operasional perusahaan dan
mengembangkan langkah-langkah untuk mencapai tujuan strategis.
b. Bertanggung jawab untuk mengawasi dan mengkoordinasikan
kegiatan operasional perusahaan sehari-hari. Memastikan efisiensi,
efektivitas, dan keandalan dalam pelaksanaan proses operasional.

32
c. Menyusun kebijakan dan prosedur operasional yang sesuai untuk
memastikan konsistensi, kepatuhan, dan pengoptimalan dalam
pelaksanaan tugas-tugas operasional.\
d. Mengelola tim operasional dan memberikan arahan, bimbingan,
dan dukungan kepada anggota tim. Memastikan adanya koordinasi
yang baik antara departemen dan tim yang terlibat dalam
operasional.
e. Mengoptimalkan penggunaan sumber daya perusahaan, termasuk
tenaga kerja, peralatan, dan teknologi, untuk mencapai efisiensi
operasional. Mengidentifikasi kebutuhan sumber daya, melakukan
alokasi yang tepat, dan memastikan ketersediaan yang memadai.
f. Memantau dan mengevaluasi kualitas produk atau layanan
perusahaan. Mengembangkan dan menerapkan standar kualitas,
serta memastikan pemenuhan terhadap regulasi dan persyaratan
yang berlaku.
g. Mengelola hubungan dengan pemasok dan mitra bisnis lainnya
dalam rantai pasokan. Memastikan ketersediaan bahan baku,
pengiriman yang tepat waktu, dan efisiensi dalam proses pengadaan
dan distribusi.
h. Mengidentifikasi peluang untuk meningkatkan efisiensi dan
produktivitas operasional melalui implementasi perubahan proses,
pengadopsian teknologi baru, dan penerapan praktik terbaik.
4. Operational Staff
A. Clearance Operational staff
Seseorang yang berhubungan langsung dengan Chief Operation dalam
membantu seluruh aktifitas kegiatan operasional perusahaan. Berikut
adalah tugas dari Clearence Operational Staf :
1. Menyiapkan semua dokumen yang di perluakan untuk Melakukan
proses dokumentasi di kantor bea cukai untuk Shipment Export /
Import

33
2. Melakukan proses custom clearance cargo Import shipment udara
maupun laut sampai cargo keluar dari gudang.
3. Melakukan proses custom export hingga cargo sampai di gudang
pelabuhan.
4. Mengatur biaya custom clearance agar lebih rendah.
5. Mengatur segala perizinan yang di perlukan untuk keperluan
customs.
6. Mengatur trucking dan mengontrol pengiriman cargo.

B. Checking Staff
Seseorang yang ikut naik ke kapal bersama agent on board memeriksa
dokumen kapal dan membawanya untuk di berikan kepada staff
clearance untuk diurus ke instansi-instansi terkait. Berikut adalah tugas
dari staff checking :
1. Mengecek kelengkapan sertifikat kapal bersama port authority
2. Menentukan lokasi labuh kapal (Posision Chorage)
3. Menjaga hubungan baik dengan instansi-instansi pemerintah dan
syahbandar
5. Agent on Board
Agent on board adalah petugas dari keagenan yang selalu
berhubungan dengan pihak kapal. Biasanya agent on board yang
pertama naik ke kapal waktu kapal tiba dan terakhir meninggalkan
kapal akan berangkat.
Berikut adalah tugas-tugas dari agent on board , yaitu :
a. Memastikan semua pekerjaan berjalan dengan baik yang terjadi di
atas kapal.
b. Memberikan pelayanan secara efektif dan efisien kepada atasan
kapal atau captain kapal
c. Melaksanakan kebijakan, visi dan misi perusahaan

34
d. Mengkoordinasi kegiatan dengan buruh kerja di atas kapal dengan
baik.
e. Menciptakan hubungan yang baik secara internal dan external
dengan crew kapal.

3.1.5 Jam Kerja Perusahaan


Pada perusahaan di PT. Riandy Fiesta Samudera Banjarmasin,
jam kerja yang berlaku adalah 6 hari dalam seminggu. Untuk hari senin
sampai jum’at jam kerja di mulai pada pukul 08.00 WITA hingga pukul
17.00 WITA. Jam istirahat yaitu antara pukul 12.00 WITA sampai 13.00
WITA. Hari sabtu dan minggu atau hari besar Nasional atau aktivitas
kegiatan perusahaan diliburkan akan tetapi untuk operasional tetap
berjalan jika ada kapal yang di ageni.

Hari Jam Kerja Istirahat


Senin 09.00 – 18.00 WITA 12.00 – 13.00 WITA
Selasa 09.00 – 18.00 WITA 12.00 – 13.00 WITA
Rabu 09.00 – 18.00 WITA 12.00 – 13.00 WITA
Kamis 09.00 – 18.00 WITA 12.00 – 13.00 WITA
Jumat 09.00 – 18.00 WITA 12.00 – 13.00 WITA
Sabtu OVERTIME OVERTIME
Minggu OVERTIME OVERTIME
A Tabel 3.1.4 Jam kerja PT. Riandy Fiesta Samudera

Perencanaan jam kerja yang tepat memiliki dampak yang luas


pada karyawan dan perusahaan. Dengan mengoptimalkan penggunaan
waktu, meningkatkan kesejahteraan karyawan, dan menciptakan
lingkungan kerja yang efisien, perusahaan dapat mencapai produktivitas
yang lebih tinggi, meningkatkan retensi karyawan, dan memperkuat
keunggulan kompetitifnya. Manfaat lainnya termasuk pengurangan biaya,
peningkatan kualitas layanan pelanggan, peningkatan kolaborasi antar

35
tim, peningkatan pengendalian kinerja, dan kemampuan untuk
menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi di lingkungan bisnis.

3.2 Pembahasan Masalah


PT. Riandy Fiesta Samudera adalah perusahaan pelayaran yang
menangani proses pemuatan batu bara, keagenan dan Clearance in atau
out. Dalam pembahasan ini penulis menguraikan peran agent on board
dalam pengawasan pemuatan high temperature coal oleh PT. Riandy
Fiesta Samudera Banjarmasin selaku perusahaan yang bergerak di bidang
pelayanan jasa keagenan serta kendala yang dihadapi PT. Riandy Fiesta
Samudera dalam Peran agent on board dalam pengawasan pemuatan High
Temperature Coal.
3.2.1 Sering terjadinya permasalahan dalam proses pelayanan jasa
keagenan di PT. Riandy Fiesta Samudera Banjarmasin
Dalam proses pelayanan jasa keagenan, terdapat beberapa
permasalahan yang sering muncul dan dapat mempengaruhi
efektivitas serta kepuasan pelanggan. Beberapa permasalahan
umum dalam proses pelayanan jasa keagenan meliputi:
1. Koordinasi dan komunikasi
Salah satu permasalahan utama adalah koordinasi dan
komunikasi yang buruk antara agen kapal, pemilik kapal,
otoritas pelabuhan, dan berbagai pihak terkait lainnya.
Ketidakjelasan informasi mengenai jadwal kedatangan dan
keberangkatan kapal, persyaratan pelabuhan, dan perubahan-
perubahan terkait bisa menyebabkan keterlambatan dan
masalah lainnya.
2. Ketidakpastian jadwal
Perubahan dalam jadwal kedatangan dan keberangkatan kapal
akibat cuaca buruk, perbaikan teknis, atau faktor lainnya
seringkali menjadi sumber masalah. Hal ini bisa mengganggu

36
perencanaan pemuatan dan bongkar muat kargo serta aktivitas
lain di pelabuhan.
3. Pemuatan dan bongkar muat
Salah perhitungan atau koordinasi yang buruk saat pemuatan
dan bongkar muat kargo dapat mengakibatkan kerusakan
barang, keterlambatan, atau bahkan risiko keselamatan. Ketika
proses ini tidak berjalan dengan lancar, bisa merugikan
berbagai pihak terkait.
4. Pelayanan yang buruk
Pelayanan yang buruk dari agen kapal, seperti respons yang
lambat terhadap permintaan informasi atau penyelesaian
masalah, dapat mengganggu operasi kapal dan mengurangi
efisiensi.
5. Keselamatan dan Keamanan
Kurangnya koordinasi dan persiapan yang baik antara agen
kapal, pelabuhan, dan otoritas keamanan bisa mengganggu
aspek keselamatan dan keamanan di pelabuhan.
Untuk mengatasi permasalahan ini, penting bagi agen kapal untuk
memiliki sistem manajemen yang baik, komunikasi yang efektif
dengan semua pihak terkait, pemahaman mendalam terhadap
regulasi dan persyaratan pelabuhan, serta komitmen untuk
memberikan pelayanan yang berkualitas.

Gambar 3.2.1 proses pemuatan High Temperature Coal

37
3.2.2 Kendala agent on board dalam pembuatan dan pengurusan
dokumen diatas kapal

Tugas agent on board dalam pembuatan dan pengurusan dokumen


di atas kapal dapat melibatkan berbagai kendala yang
mempengaruhi efisiensi dan keakuratan proses tersebut. Berikut
adalah beberapa kendala yang mungkin dihadapi oleh agent on
board:
1. Ketidaklengkapan informasi
agent on board memerlukan informasi yang lengkap dan akurat
untuk menghasilkan dokumen yang sesuai. Ketika pemilik
kapal atau pihak terkait tidak memberikan informasi yang
cukup atau akurat, proses pembuatan dokumen bisa terhambat.
2. Perubahan informasi
Informasi seperti jadwal kedatangan dan keberangkatan, jenis
kargo, atau detail kru kapal bisa mengalami perubahan
mendadak. Jika agent on board tidak mendapatkan pembaruan
segera, hal ini bisa mengganggu perencanaan dokumen.
3. Buruknya koordinasi
agent on board harus berkoordinasi dengan berbagai pihak
seperti agen kapal, otoritas pelabuhan, petugas imigrasi, bea
cukai, dan lain-lain. Koordinasi yang buruk atau lambat dapat
memperlambat proses pembuatan dokumen.
4. Perubahan persyaratan
Persyaratan dokumen di pelabuhan atau negara tertentu dapat
berubah sewaktu-waktu. agent on board harus selalu
memastikan bahwa mereka mengikuti persyaratan terbaru,
yang memerlukan pemantauan yang konstan.
5. Perbedaan bahasa dan budaya
Jika agent on board bertugas di kapal asing yang awak
kapalnya warga negara asing, bahasa dan perbedaan budaya
bisa menjadi kendala dalam berkomunikasi dengan kru kapal

38
atau pihak otoritas yang berbeda bahasa.
6. Teknologi yang kurang memadai
Penggunaan teknologi yang kurang canggih atau masalah
teknis (sinyal saat berada di lokasi pemuatan), dalam sistem
yang digunakan untuk pembuatan dokumen dapat menghambat
efisiensi.
7. Ketidakpastian cuaca dan lingkungan
Kondisi cuaca buruk atau situasi lingkungan yang sulit dapat
membuat akses ke kapal menjadi sulit. Hal ini bisa
mempengaruhi kemampuan agent on board untuk
mengumpulkan dokumen yang diperlukan.
8. Keterbatasan waktu
Jadwal kedatangan dan keberangkatan kapal sangat ketat
sehingga agent on board harus bekerja dengan cepat dan efisien
untuk menyelesaikan proses pembuatan dokumen dalam batas
waktu yang terbatas.
Untuk mengatasi kendala-kendala ini, agent on board harus
memiliki kemampuan adaptasi yang baik, komunikasi yang efektif
dengan semua pihak terkait, pemahaman mendalam tentang
persyaratan dan regulasi pelabuhan, serta kesiapan untuk
menghadapi perubahan mendadak dan dapat mengatasinya dengan
baik dan benar

Gambar 3.2.2 Proses pembuatan dokumen Statement of Fact dikapal

39
3.2.3 Peran agent on board dalam pengawasan pemuatan high
temperature coal.
Peran agent on board dalam pengawasan pemuatan batu bara
dengan suhu tinggi (high temperature coal) meliputi berbagai tugas
dan tanggung jawab yang berkaitan dengan menjaga keselamatan,
keamanan, dan kelancaran proses pemuatan. Berikut adalah
beberapa peran utama agent on board dalam pengawasan pemuatan
high temperature coal:
1. Koordinasi dalam hal persiapan
Agent on board berkoordinasi dengan pemilik kapal, agen
kapal, dan pihak terkait lainnya untuk memastikan persiapan
yang tepat sebelum memulai pemuatan, termasuk pemeriksaan
kapal dan peralatan yang digunakan.
2. Pemantauan aktivitas saaat pemuatan dan kondisi kapal
Agent on board memantau secara langsung proses pemuatan
dan kondisi kapal serta memastikan bahwa prosedur yang
dilakukan berjalan dengan baik dan benar,
3. Pengawasan suhu batu bara
Memantau suhu batu bara secara terus-menerus selama
pemuatan untuk memastikan bahwa suhu tetap dalam rentang
yang aman untuk mencegah risiko kebakaran.
4. Keselamatan kerja
Memastikan bahwa semua protokol keselamatan dan kesehatan
kerja diikuti oleh kru kapal dan pekerja yang terlibat dalam
proses pemuatan.
5. Penanganan masalah
Jika ada perubahan suhu yang tidak terduga atau masalah teknis
lainnya, agent on board harus dapat mengidentifikasi,
mengatasi dan melaporkan masalah tersebut dengan cepat.
6. Komunikasi dengan pihak terkait
Berkomunikasi secara teratur dengan pemilik kapal, agen

40
kapal, otoritas pelabuhan, dan pihak-pihak terkait lainnya untuk
melaporkan perkembangan dan memecahkan masalah yang
mungkin muncul.
Peran agent on board sangat penting dalam memastikan bahwa
proses pemuatan batu bara suhu tinggi berjalan dengan aman,
efisien, dan sesuai dengan standar keselamatan dan regulasi yang
berlaku.

Gambar 3.2.3 Pengawasan proses Ship to Ship transfer

41
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian mengenai peran agent on board dalam
pengawasan pemuatan high temperature coal oleh PT. Riandy Fiesta Samudera
Banjarmasin, dari penelitian ini dan penulis melaksanakan praktek langsung di
PT. Riandy Fiesta Samudera maka penulis dapat menarik beberapa kesimpulan
sebagai berikut:
a. Sering terjadinya permasalahan dalam proses pelayanan jasa keagenan di
PT. Riandy Fiesta Samudera Banjarmasin disebabkan oleh beberapa faktor
yaitu kurangnya koordinasi dengan pihak yang terkait, komunikasi yang
buruk, sumber daya terbatas, aturan yang rumit, kurangnya pelatihan agen,
kondisi teknis kapal dan pelabuhan, serta faktor alam seperti cuaca buruk.
Solusinya adalah dengan cara meningkatkan koordinasi, komunikasi,
pelatihan, dan investasi dalam sumber daya dan teknologi.
b. Kendala agent on board dalam pembuatan dan pengurusan dokumen diatas
kapal terjadi karena bayak factor antara lain kompleksitas dokumen yang
membutuhkan tingkat ketelitian yang tinggi, batasan waktu atau durasi
pembuatan, kurangnya koordinasi seluruh pihak yang bersangkutan
perubahan regulasi, kendala teknis, dan perbedaan bahasa atau budaya saat
melayani kapal asing. agent on board perlu mengatasi masalah ini dengan
pemahaman regulasi yang kuat, teknologi yang tepat, kerja sama efektif,
dan fokus pada ketelitian dan kecepatan dalam layanan dokumen.
c. peran agent on board dalam pengawasan pemuatan high temperature coal
adalah memastikan proses pemuatan berjalan aman dan sesuai aturan. agent
on board bertanggung jawab memastikan dokumen dan izin terpenuhi,
koordinasi yang efektif antara kapal dan pelabuhan terjaga, serta mengawasi
agar proses pemuatan berlangsung lancar dan sesuai standar keselamatan.
Dengan mengemban tugas ini, agent on board berkontribusi dalam
menghindari risiko dan memastikan kualitas layanan yang baik.

42
4.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, penulis memberikan beberapa saran
sebagai masukan kepada PT. Riandy Fiesta Samudera sebagai bahan evaluasi
serta diharapkan mampu memberikan manfaat bagi perusahaan. Saran untuk
PT. Riandy Fiesta Samudera, yaitu:
1. untuk mengurangi atau mencegah terjadinya permasalahan dalam proses
pelayanan jasa keagenan kapal sebaiknya PT. Riandy Fiesta Samudera
meperkuat komunikasi, mengadakan dan meningkatkan pelatihan berkala
kepada agent on board , memanfaatkan teknologi seperti sistem manajemen
informasi pelabuhan atau aplikasi berbasis digital untuk mengotomatisasi
proses, melakukan audit internal secara berkala, menggali feedback dari
pelanggan dan meresponsnya dengan serius serta meningkatkan kualitas
layanan dengan meningkatkan pengawasan dan evaluasi proses secara
berkala.
Melalui implementasi saran-saran ini, diharapkan PT. Riandy Fiesta
Samudera dapat mengatasi terjadinya permasalahan dalam proses
pelayanan jasa keagenan kapal dan meningkatkan kualitas layanan secara
keseluruhan.
2. untuk mengatasi kendala yang dihadapi oleh agent on board dalam
pembuatan dan pengurusan dokumen di atas kapal sebaiknya PT. Riandy
Fiesta Samudera dapat menekankan pemahaman yang mendalam tentang
regulasi dan persyaratan dokumen kepada agent on board , menggunakan
sistem manajemen dokumen yang efisien untuk mengelola dan melacak
dokumen dengan lebih mudah dan akurat. membangun kerjasama dengan
otoritas pelabuhan dan pihak terkait lainnya untuk memperlancar
pertukaran informasi, memanfaatkan teknologi seperti platform digital
untuk mempermudah pembuatan dan pengurusan dokumen, merencanakan
waktu dengan tepat dan cermat untuk pembuatan dan pengurusan dokumen
agar sesuai dengan jadwal pemuatan dan keberangkatan kapal, memantau
setiap tahap pembuatan dan pengurusan dokumen secara berkelanjutan
untuk mendeteksi masalah dan mengambil tindakan sebelum menjadi lebih

43
kompleks, mengidentifikasi potensi risiko dalam proses pengurusan
dokumen dan menyiapkan rencana penanggulangan yang efektif.
Dengan menerapkan saran - saran ini, agent on board dapat mengatasi
kendala dalam pembuatan dan pengurusan dokumen di atas kapal dengan
baik dan benar serta meningkatkan efisiensi, dan menjaga kualitas layanan.
3. PT. Riandy Fiesta Samudera harus memastikan agent on board memiliki
pemahaman mendalam tentang regulasi dan persyaratan khusus terkait
pengawasan pemuatan batu bara bersuhu tinggi, serta memastikan agent on
board untuk selalu berkomunikasi dengan otoritas pelabuhan, dan pihak-
pihak terkait lainnya untuk memastikan semua persyaratan dan prosedur
terpenuhi, memastikan kapal memiliki fasilitas dan peralatan yang sesuai
untuk mengangkut batu bara bersuhu tinggi dengan aman, selalu mengawasi
pemuatan batu bara bersuhu tinggi dengan cermat selama proses pemuatan
untuk memastikan sesuai dengan pedoman keselamatan dan kapasitas yang
diijinkan, memeriksa dan memastikan kelengkapan semua dokumen terkait
pemuatan, termasuk izin dan sertifikasi yang diperlukan, melaporkan setiap
perkembangan atau permasalahan kepada pihak terkait, serta
mengkomunikasikan status pemuatan secara teratur.
Dengan menerapkan saran-saran ini, agent on board dapat
menjalankan perannya dalam pengawasan pemuatan batu bara bersuhu
tinggi dengan efektif, memastikan keselamatan, kepatuhan regulasi, dan
kualitas pelayanan yang baik.

44
DAFTAR PUSTAKA

Amir. (2004). Strategi Memasuki Pasar Ekspor. Jakarta: Lembaga Manajemen.


Arif, Irwandy, 2014, Batubara Indonesia, Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
Budi Santoso.(2015). Keagenan Agency Prinsip-Prinsip Dasar, Teori Dan
Problematika Hukum Keagenan Seri Hukum Bisnis. Bogor. Ghalia.
Chester L. Hunt dan Paul B. Horton.(1993). Sosiologi, Jakarta: Penerbit Erlangga.
Effendi, Usman.(2014). Asas Manajemen. Jakarta: Rajawali Pers.
ICS/ OCIMF. (2005). Ship to Ship Transfer Guide fourth edition 2005, Publish
WITHERBYS, London.Irwandy.
International Chamber of Shipping. (2013). Ship to Ship Transfer Guide. Witherby
Publisher.
KBBI, (2010) Kamus Besar Bahasa Indonesia. [Online]. Tersedia di
kbbi.kemdikbud.go.id/entri/pemuatan. Diakses 11 Agustus 2023
Kosasih Engkos, Soewedo Hananto. (2011). Manajemen Perusahaan Pelayaran.
Jakarta, PT. Raja Granfindo Persada
Kosasih Engkos. (2012). Bahasa indonesia : Berbasis Kepenulisan karya ilmiah dan
jurnal. Bandung : penerbit CV
Martopo, Arso. Soegiyanto. (2004). Penanganan dan Pengaturan Muatan
Semarang:Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang.
Nurdin Riyanto. (2009). Panas dan Suhu Tubuh Manusia. Bandung: Remaja Karier,
Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 93 Tahun (2013) Pasal 1 nomor 6 tentang
Tentang Penyelenggaraan dan Pengusahaan Angkutan Laut perusahaan
pelayaran .
Santoso, Budi 2015, Keagenan (Agency) Prinsip-Prinsip Dasar, Teori dan
Problematika Hukum Keagenan.Cet. 1, Bogor Ghalia Indonesia.
Santoso, Budi, 2015. Keagenan (Agency) Prinsip-Prinsip Dasar, Teori, dan
Problematika Hukum Keagenan, Ghalia Indonesia, IKAPI, Hal. 109-110.
Sarsinta. (2008). Belajar Biologi. Makassar
Siagian, sondang.(2004). Manajemen Strategik, Bumi Aksara, Jakarta. Sobirin

45
Soerjono Soekanto.(2009). Sosiologi Suatu Pengantar, Edisi Baru: Rajawali Pers.
Jakarta.
Sudjatmiko, F.D.C, Drs. Pokok – pokok Pelayaran Niaga, Akademi Pressindo
Jakarta, (2001): 384
Sudjatmiko, F.D.C.(2007). Pokok- Pokok Pelayaran Niaga. Jakata: CV. Akademika
Pressindo.
Sukandarrumidi, Haryanto. (2014). Batubara dan Gambut. Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press.
Suwarno, wiji. (2011). Perpustakaan dan buku : wacana penulisan dan penerbitan.
Yogyakarta : Ar-ruzz Media.
Undang - undang No.17 Tahun (2008) pasal 1 ayat (7) tentang pelayaran
Undang - undang No.33 tahun (2001) tentang pertambangan mineral dan batubara.
Undang - undang No.4 tahun (2009) tentang pertambangan mineral dan batubara.
Usman, Husaini.(2006).dan Setiady, Purnomo, Metodologi Penelitian Sosial,
Jakarta : PT Bumi Aksara

46
LAMPIRAN 1
Dokumen Ship Particulars

47
LAMPIRAN 2
Dokumen Free Pratique Granted (FPG)

48
LAMPIRAN 3
Dokumen Notice of Readiness (NOR)

49
LAMPIRAN 4
Dokumen Letter of Authorization (LOA)

50
LAMPIRAN 5
Dokumen Cargo Manifest (CM)

51
LAMPIRAN 6
Dokumen Shipping Order (SO)

52
LAMPIRAN 7
Dokumen Mate’s Receipt (MR)

53
LAMPIRAN 8
Dokumen Cargo Stowage Plan

54
LAMPIRAN 9
Dokumen Statement of Fact (SOF)

55
56
57
58
59
LAMPIRAN 10
Dokumen Daily Vessel Lineup Taboneo

60
LAMPIRAN 11
Dokumen Final Draft Survey

61

Anda mungkin juga menyukai