PELAYANAN PRIMA
1
6. Bergairah dalam melayani nasabah dan tunjukkan kemampuannya
7. Jangan menyela atau memotong pembicaraan
8. Mampu menyakini nasabah serta memberikan kepuasan
9. Jika tidak sanggup dalam menangani permasalahan yang ada, minta bantuan
10. Bila belum dapat melayani, beritahukan kapan akan dilayani.
2
D. Tujuan Dan Manfaat Pelayanan Prima
Yang menjadi tujuan dari pelayanan prima ialah memberikan pelayanan yang mampu
memuaskan pelanggan dengan fokus pada pemberian layanan kepada pelanggan. Pelayanan
prima pada sektor publik didasarkan pada “pelayanan ialah pemberdayaan” Pada sektor
bisnis pelayanan prima berorientasi pada profit, sedangkan pada sektor public pelayanan
prima mempunyai tujuan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dengan cara yang terbaik.
Bagaimana Anda melayani pelanggan? Dengan mendengarkan mereka? Dengan
memberikan janji kepada mereka? Atau dengan selalu memanjakan mereka? Tidak ada yang
salah dari cara itu. Karena pelanggan memang menjadi suatu kebutuhan dan keharusan yang
dimiliki sebuah bisnis. Oleh sebab itu setiap perusahaan harus dapat mengetahui cara
melayani dan membuat pelanggan menjadi senang berbisnis dengannya. Dan apa saja
caranya? Berikut ini beberapa diantaranya:
1. Benar – benar mendengarkan mereka
2. Jangan mengabaikan mereka
3. Mengakomodasi kebutuhan pelanggan
4. Membangun kepercayaan
5. Hidupkan nilai perusahaan
KELOMPOK 2
3
aspek yang dilayani. Tetapi aspek sikap dan perilaku dari aparatur termasuk dalam
kinerja pelayanan.
Selain itu, bentuk kinerja adalah bersifat deskriptif. Deskripsi jabatan dalam kinerja
menjadi penting sebagai pemahaman terhadap tugas dan pokok serta tanggung jawab
aparatur pelayanan public
Kualitas pelayanan publik merupakan inti dari sebuah kinerja pelayanan. Kinerja
pelayanan menjadi poin penting dalam penyelenggaraan pelayanan publik. Kualitas
pelayanan publik menjadi indikator keberhasilan pelayanan publik yang diberikan. Kualitas
pelayanan publik yang baik menjadi barometer bahwa pelayanan yang diberikan sesuai
dengan ketentuan perudangundangan yang berlaku. Hal itu juga mengindikasikan kualitas
sumber daya manusia yang baik, profesional dan bertanggung jawab serta kompeten.
Indikator kinerja menjadi bagian dari suatu kontrol terhadap kinerja yang dilakukan
oleh aparatur. Apakah kinerja yang dilakukan sudah berjalan sesuai dengan yang diharapkan
atau belum. Ada unsur-unsur yang harus dipenuhi dalam indikator kinerja untuk mengukur
kinerja aparatur. Indikator kinerja juga menjadi bagian dari pengukuran kinerja. Indikator
kinerja lebih kepada aspek hal yang menjadi faktor penilaian, sementara pengukuran kinerja
4
lebih kepada objek penilaiannya. Untuk memenuhi standar pelayanan publik, indikator
kinerja pelayanan harus memenuhi ketentuan dan persyaratan yang baik.
Sinambela (2012) dalam bukunya yang berjudul Kinerja Pegawai: Teori Pengukuran
dan Implikasi memberikan penjelasan secara singkat tentang makna penilaian kinerja.
Menurutnya, penilaian kinerja adalah suatu metode untuk membandingkan berbagai
pekerjaan dengan menggunakan prosedur-prosedur formal dan sistematis untuk menentukan
suatu urutan tingkat pekerjaan-pekerjaan itu melalui penentuan kedudukan dan ratio satu
pekerjaan dibandingkan dengan pekerjaan yang lain. Sementara di dalam buku yang sama,
(Rivai; Basri, 2005:1) bahwa penilaian kinerja menitikberatkan pada suatu proses
pengukuran yang memberi perhatian pada teknik-teknik penilaian. Keefektifannya
tergantung dari validitas dan realibilitasnya.
KELOMPOK 3
Dalam pengertian standar pelayanan minimal itu sendiri terkandung dua konsep
utama yaitu: “tolak ukur penyediaan layanan bagi penyedia layanan” dan “acuan
mengenai kualitas dan kuantitas layanan bagi pengguna layanan”. Adapun yang
dimaksud dengan konsep tolak ukur penyediaan layanan adalah kondisi optimal yang
dapat dicapai oleh penyedia layanan (pemerintah daerah) yang ditentukan oleh
sumberdaya yang dimilikinya (sumberdaya manusia, perlengkapan, dan pembiayaan dan
sumberdaya pendukung lainnya). Sementara konsep acuan mengenai kualitas dan
kuantitas layanan bagi pengguna layanan (masyarakat) adalah kondisi minimal yang
dapat diperoleh dari penyedia layanan (pemerintah daerah) terkait pelayanan publik yang
5
diberikan (Insani: 2010: 34).Standar pelayanan minimal merupakan suatu istilah dalam
pelayanan publik (public policy) yang menyangkut kualitas dankuantitas pelayanan
publik yang disediakan oleh pemerintah sebagaisalah satu indikator kesejahteraan
masyarakat
Tujuan utama dari SPM adalah meningkatkan kualitas pelayanan publik agar
lebih baik, terjangkau, dan responsive terhadap kebutuhan masyarakat. Dengan adanya
SPM, diharapkan penyelenggara pelayanan publik dapat memberikan pelayanan yang
lebih efektif, efisien, transparan, dan akuntabel
.Memberikan jaminan bahwa masyarakat akan menerima suatu pelayanan publik dari
pemerintah daerah sehingga akanmeningkatkan kepercayaan masyarakat.
1. Dalam penyusunan dan menetapkan SPM, perlu diperhatikan prinsip- prinsip sebagai
berikut :
3. Nyata, yaitu memiliki dimensi ruang dan waktu serta persyaratanatau prosedur teknis.
6. Terjangkau, yaitu dapat dicapai bersama SPM jenis-jenis pelayanan dasar lainnya
dengan menggunakan sumber-sumberdaya daan dana yang tersedia.
6
8. Bertahap, yaitu mengikuti perkembangan kebutuhan dankemampuan keuangan,
kelembagaan, dan personil dalam pencapaian SPM.
Di Indonesia, terdapat berbagai contoh SPM yang berlaku di berbagai sektor pelayanan
publik, antara lain:
a. SPM Pendidikan
b. SPM Kesehatan
c. SPM Transportasi
d. SPM Perizinan
Penyajian SPM
Indikator Pelayanan
7
bersifat mengikat seluruh penyelenggara negara dan masyarakat, baik secara individual
maupunkelompok. Sebagai sebuah kebijakan, standar pelayanan minimalselalu didukung
oleh peraturan perundang-undangan yang merupakandasar hukum pemberlakuannya dan
memiliki arti yang spesifik sesuaidengan pemaknaan istilah yang digunakan sesuai dasar
hukumnya.
KELOMPOK 4
Terdapat beberapa jenis regulasi pelayanan publik yang penting untuk dipahami,
antara lain:
a) Undang-Undang (UU
8
b) Peraturan Pemerintah (PP
c) Peraturan Daerah (Perda):
d) Prinsip kedua adalah partisipasi
e) Prinsip ketiga responsivitas
f) Prinsip keempat adalah kualitas layanan
g) Terakhir, prinsip transparansi dan akuntabilitas
9
D. Regulasi Pelayanan Publik Indonesia
KELOMPOK 5
10
Dari definisi tersebut dapat kita pahami bahwa pengaduan pelayanan publik yang
disampaikan masyarakat kepada penyelenggara pelayanan publik merupakan salah satu
bentuk control atau pengawasan yang dilakukan masyarakat kepada penyelenggara
pelayanan publik, karena dalam Pelayanan Publik masyarakat merupakan salah satu dari
tiga unsur pengawas eksternal yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009
tentang Pelayanan Publik. Pengaduan masyarakat juga berguna bagi pimpinan dalam
organisasi penyelenggara pelayanan publik untuk melakukan evaluasi terhadap
bawahannya dalam pelaksanakan standar pelayanan publik.
Manajemen komplain (keluhan) merupakan penggabungan dari dua kata yaitu Manajemen
dan komplain (keluhan). Manajemen adalah getting done trough other peoples dan
mencakup tugas-tugas planning, organizing, implementing, controlling. Jadi manajemen
adalah bagaimana mencapai tujuan tetapi tidak sendirian (Soedjais et al, 2002). Dalam
bidang pemerintahan dalam mencapai tujuan ada banyak komponen- komponen yang ada
didalamnya yang bersama-sama untuk mencapai tujuan.
KELOMPOK 6
2) Reliability (Keandalan)
3) Responsiveness (Ketanggapan)
4) Assurance, (Jaminan)
Maksud pedoman umum penyelenggaraan pelayanan publik adalah sebagai acuan bagi
seluruh penyelenggara pelayanan publik dalam pengaturan dan pelaksanaan kegiatan
pelayanan publik sesuai dengan kewenangannya. Sedangkan tujuan pedoman umum ini
adalah sebagai untuk mendorong terwujudnya penyelenggaraan pelayanan publik yang
prima dalam arti memenuhi darapan dan kebutuhan baik pemberi maupun pelaksanaan
ketentuan peratuaran perundangundangan.
Pedoman ini diharapkan dapat memberi kejelasan dan pengaturan mengenai pelayanan
publik, antara lain meliputi:
8) sanksi.
12
KELOMPOK 7
Ada beberapa hal yang harus dipenuhi untuk dapat melakukan pelayanan kepada
pelanggan/customer, diantaranya:
a. Manajemen pelayanan,
b. Prinsip-Prinsip pelayanan,
c. Etika komunikasi,
13
d. Pelayanan Terpadu,
e. Pelayanan Tegas,
14
asal pesan, berita informasi, dan atau engertian yang disampaikan (dikomunikasikan) atau
bisa dikatakan orang yang mengirimkan/menyamoaikan beritaProses pelayanan kepada
pubik memerlukan komunikasi yang baik antara pemerintah sebagai pihak yang
memberikan pelayanan dengan masyarakat sebagai pihak yang dilayani, terbentuknya
komunikasi yang baik tidak hanya akan memberi kepuasan kepada publik namun juga
menjadikan pelayanan yang dilakukan pemerintah menjadi lebih efisien. Maka dari itu,
tidak hanya diperlukan peningkatan kualitas komunikasi tiap indovidu pada pemerintah,
diperlukan juga pembahsan penggunaan layanan berbasis elektronik dan peningkatan
kinerja humas.
Pelayanan publik penting dikedepankan karena kepentingan atau kepuasan konsumen
diperoleh tergantung dari apa yang dberikan pemerintah pada rakyatnya dan bagaimana
masyarakat dan bagaimana masyarakat memebrikan respon. Dengan demikian,
tanggungjawab pemeritah untuk menjalankan kewajiban sebagai pemebri layanan yang
terbaik.
KELOMPOK 8
15
berupa barang dan jasa. Berkualitas mempunyai arti memuaskan kepada yang dilayani atas
tuntutan/persyaratan pelanggan atau masyarakat”.
B. Dimensi Pelayanan Publik
16
D. Konsep peningkatan kualitas pelayanan publik
Pelayanan publik selalu dikaitkan dengan suatu kegiatan yang dilakukan oleh
seseorang atau kelompok orang atau instansi tertentu untuk memberikan bantuan dan
kemudahan kepada masyarakat dalam rangka mencapai tujuan tertentu.Kualitas pelayanan
publik merupakan inti dari sebuah kinerja pelayanan. Kualitas merupakan faktor penting
dalam penilaian kinerja pelayanan.
E. Prinsip-prinsip pokok pelayanan publik
Terdapat prinsip-prinsip pokok dalam pelayanan publik:
1) prinsip aksestabilitas
2) prinsip keterbukaan
3) prinsip kepastian hukum
4) prinsip kepedulian
5) prinsip kepatuhan
6) prinsip keterjangkauan
7) prinsip keterpaduan
F. Faktor mempengaruhi kualitas pelayanan publik
Faktor SDM aparatur, kualitas pelayanan publik sangat dipengaruhi oleh kualitas SDM
aparatur yang memberikan pelayanan tersebut. Faktor-faktor seperti kompetensi, motivasi,
dan etika kerja sangat mempengaruhi kualitas pelayanan publik.Faktor organisasi birokrasi,
struktur organisasi birokrasi yang baik dan efektif dapat mempengaruhi kualitas pelayanan
publik. Pembagian kerja yang jelas, SOP yang kentara, dan penerapan desentralisasi yang
bertanggungjawab dapat menunjang kualitas pelayanan publik.Faktor tata laksana, tata
laksana yang baik dan efektif dapat mempengaruhi kualitas pelayanan publik. Sistem
pelayanan publik yang baik dapat menekan pungli serta tindak korupsi. Syarat pelayanan
kentara, batas ketika, mekanisme, serta tarif pelayanan yang transparan dapat mendorong
taraf kepercayaaan masyarakat terhadap pelayanan pemerintah.
KELOMPOK 9
17
A. Pengertan Dan Konteks Pelayanan Publik
Pelaksanaan pelayanan publik pada prinsipnya ditujukan kepada manusia. Sudah
menjadi kodratnya setiap manusia membutuhkan pelayanan, bahkan secara ekstrim dapat
dikatakan bahwa pelayanan tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan manusia. Sejak
lahirnya manusia sudah membutuhkan pelayanan, sebagaimana dikemukakan Rusli (2004)
bahwa selama hidupnya, manusia selalu membutuhkan pelayanan. Pelayanan menurutnya
sesuai dengan life cycle theory of leadership bahwa pada awal kehidupan manusia (bayi)
pelayanan secara fisik sangat tinggi, tetapi seiring dengan usia manusia pelayanan yang
dibutuhkan akan semakin menurun.
Pelayanan publik pada dasarnya menyangkut aspek kehidupan yang sangat luas.
Dalam kehidupan bernegara, maka pemerintah memiliki fungsi memberikan berbagai
pelayanan publik yang diperlukan oleh masyarakat, mulai dari pelayanan dalam bentuk
pengaturan ataupun pelayanan-pelayanan lain dalam rangka memenuhi kebutuhan
masyarakat dalam bidang pendidikan, kesehatan, utilitas, dan lainnya (Mohammad, 2003).
Berbagai gerakan reformasi publik yang dialami negara-negara maju pada awal tahun
1990- an banyak diilhami oleh tekanan masyarakat akan perlunya peningkatan kualitas
pelayanan publik yang diberikan oleh pemerintah
B. Masalah-Masalah dalam Pelayanan Publik di Indonesia
Kenyataan yang terjadi selama ini hampir selalu paradox, antara semangat untuk
melakukan perubahan dalam tata pemerintahan yang baik (good governance) dengan
fakta dilapangan (mayoritas). Banyak fakta menunjukan jeleknya pelayanan yang
diberikan oleh institusi-institusi Negara/pemerintahan. Contoh kecil misalnya tentang
hak asas pendidikan (the right to education) banyak yang tidak terpenuhi dan
menimbulkan masalah. Masalah tersebut adalah tidak terpenuhinya akses terhadap
sekolah, tenaga pengajar dan fasilitas pendidikan formal dan non formal. Banyak anak
putus sekolah dan menjadi pekerja anak. Disamping itu biaya pendidikan yang sangat
mahal (fungsi sosialnya hilang dan fungsin bisnisnya yang menemukan) dan banyak
persoalan berkenaan dengan kualitas pendidikan.
18
sebenarnya sudah meneguhkan tanggung jawab Negara dalam memberi pelayanan,
namun ironisnya banyak di temukannya kasus yang menggambarkan buruknya
pelayanan publik di indonesia. Dan belum berubahnya sikap dan paradigma dari aparat
pemerintah dalam pemberian pelayanan yang masih rules-driven atau berdasar perintah
atau petunjuk atasan, namun bukan kepuasan masyarakat.
Upaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik ini, beberapa kegiatan sudah
dilakukan oleh pemerintah misalnya dapat dilihat pada kegiatan perencanaan partisipatif
seperti musyawarah pembangunan (Musrenbang) baik pada tingkat kecamatan, kabupaten,
maupun provinsi dan nasional. Meskipun demikian kegiatan tersebut tidak dapat
diselenggarakan sewaktu-waktu, sehingga kepentingan masyarakat dalam bentuk kebutuhan
tidak dapat ditangkap dengan cepat oleh pemerintah. Seperti kebutuhan yang terjadi secara
tiba-tiba seperti kebutuhan akan kesehatan, air bersih, bisa terjadi sewaktu-waktu
Saat ini banyak sekali fakta pelayana publik yang diberikan oleh pemerintah selalu
19
tidak memuaskan, bahkan cenderung selalu diskriminatif dan dengan tampilan wajah yang
buruk. Kenyataan yang terjadi selama ini hampir selalu paradox, antara semangat untuk
melakukan perubahan dalam tata pemerintahan yang baik (good governance) dengan fakta
dilapangan (mayoritas). Banyak fakta menunjukan jeleknya pelayanan yang diberikan oleh
institusi-institusi Negara/pemerintahan.
Contoh kecil misalnya tentang hak asas pendidikan (the right to education) banyak
yang tidak terpenuhi dan menimbulkan masalah. Masalah tersebut adalah tidak
terpenuhinya akses terhadap sekolah, tenaga pengajar dan fasilitas pendidikan formal dan
non formal. Banyak anak putus sekolah dan menjadi pekerja anak. Disamping itu biaya
pendidikan yang sangat mahal (fungsi sosialnya hilang dan fungsin bisnisnya yang
menemukan) dan banyak persoalan berkenaan dengan kualitas pendidikan.
20