Materi Pokok
1. Hakekat pelayanan Prima
2. Klafikasi pelayanan Prima
3. Pelayanan Prima dalam
PELAYANAN PRIMA
Ada tiga dimensi pelayanan bermutu yang dapat diidentifikasi. Ketiga dimensi itu adalah:
kualitas teknis yang berhubungan dengan outcomes pelayanan
kualitas fungsional yang berhubungan proses pemberian layanan kepada pelanggan
reputasi penyedia layanan.
Ketiga hal tersebut selanjutnya dapat dijadikan parameter pelayanan prima yang sekaligus
dapat dijadikan pembeda dari pelayanan biasa. Pelayanan prima juga mengharuskan
pegawai untuk lebih tanggap terhadap pelanggan dan menggunakan parameter terukur
untuk meningkatkan produktivitas secara berkelanjutan. Dengan demikian, pelayanan
prima harus memiliki sejumlah keunggulan spesifik dan unik yang membedakannya dari
pelayanan lainnya.
Dari semua uraian itu dapat disimpulkan bahwa makna pelayanan prima bukan hanya
memberikan bantuan alakadarnya. Pelayanan harus dilakukan dengan sepenuh hati dengan
tujuan semata-mata demi kepuasan pelanggan. Bagi para aparatur pemerintah, sebagai
abdi masyarakat, kewajiban memberikan pelayanan prima bagi kepentingan masyarakat
adalah suatu keniscayaan. Pelayanan yang diberikan semestinya mencakup berbagai
aktivitas yang sedapat mungkin melampaui standar baku, memiliki keistimewaan layanan,
dan memenuhi atau bahkan sedapat mungkin melebihi harapan pelanggan.
PELAYANAN PRIMA
Pelayanan fasilitasi. Pelayanan fasilitasi merupakan pelayanan tambahan yang harus ada.
Pelayanan pendukung. Pelayanan pendukung merupakan nilai tambah untuk
meningkatkan daya saing dan daya tarik dari para pesaing.
PELAYANAN PRIMA
Rangkuman
1. Pelayanan prima merupakan aktivitas yang bertujuan untuk membantu masyarakat sebagai
pelanggan dan dilakukan dengan cara terbaik sehingga kebutuhan mereka terpenuhi.
2. Jenis pelayanan setiap pegawai tidak sama. Namun, kebutuhan masyarakat terhadap
pelayanan sama, yaitu pelayanan yang prima.
3. Secara umum hakikat pelayanan prima berarti bahwa pelayanan itu dilakukan dengan cara
terbaik, pelayanan itu istimewa dan bebas dari kesalahan, yang berdampak pada kepuasan
pelanggan.
4. Konsep pelayanan prima menurut pendekatan TQM, meliputi fokus pada pelanggan, obsesi
terhadap kualitas, pendekatan ilmiah, komitmen jangka panjang, kerja sama tim, perbaikan
sistem secara berkesinambungan, serta pendidikan dan pelatihan.
PELAYANAN PRIMA
5. Pendekatan TQS menekankan fakus pada pelanggan, keterlibat-an total, keterukuran, dan
perbaikan berkelanjutan.
Latihan
1. Jelaskan yang dimaksud dengan pelayanan dan pelayanan prima.
2. Jelaskan konsep dasar pelayanan prima.
3. Jelaskan tiga macam klasifikasi pelayanan prima.
4. Jelaskan pelayanan prima dengan mengacu pada pendekatan total quality management dan
total quality service.
5. Uraikan dengan singkat salah satu pengalaman Saudara ketika berurusan dengan instansi
pemerintah dalam pengurusan kepentingan Saudara sebagai warga masyarakat. Bagaimana
pelayanan yang Anda terima? Apakah pelayanan itu dilakukan dengan ramah, cepat, dan
biaya yang masuk akal? Apakah Saudara merasa tidak puas (kecewa), cukup puas, atau
sangat puas?
6. Bersama dengan peserta lainnya, diskusikan pengalaman Saudara atau pengalaman rekan
Saudara lainnya.
PELAYANAN PRIMA
Materi Pokok
1. Kaidah pelayanan prima
2. Standar mutu dan komitmen pelayanan prima
3. Pelayanan birokrasi pemerintahan
Terdapat sejumlah kaidah yang perlu diikuti dalam pelaksanaan pelayanan prima. Kaidah
pelayanan prima meliputi yang berikut ini.
Ketepatan waktu pelayanan, yang berkaitan dengan waktu tunggu dan proses.
Akurasi pelayanan, yang berkaitan dengan keandalan pelayanan dan bebas dari
kesalahan.
Kesopanan dan keramahan dalam memberikan pelayanan khususnya ketika berinteraksi
langsung dengan pelanggan eksternal.
Tanggung jawab, yang berkaitan dengan penerimaan pesanan dan penanggulangan
keluhan pelanggan eksternal.
Kelengkapan, yang berkaitan dengan lingkup pelayanan dan ketersediaan sarana
pendukung.
PELAYANAN PRIMA
pelayanan yang telah ditetapkan dan dilaksanakan secara konsisten dan konsekuen.
Sikap pelayanan prima. Aktivitas pelayanan dengan berbagai aspeknya telah disikapi
sopan dan penuh hormat, percaya diri, rapi, ceria serta senang memaafkan, bergaul,
mau belajar, bersikap wajar, dan gandrung untuk menyenangkan orang lain.
Komitmen pelayanan yang dituntut dari setiap pegawai mencakup hal-hal berikut.
Kejelasan. Pelayanan kepada setiap pelanggan memerlukan adanya kejelasan, terutama
berkaitan dengan sistem dan prosedur pelayanan; seperti halnya standar operasional
prosedur.
Konsistensi. Ketaatasasan pegawai terhadap sistem dan prosedur pelayanan. Selain itu,
setiap aktivitas pelayanan memiliki kualitas yang sama baiknya kepada siapapun, di
manapun, dan dalam kondisi seperti apapun pelayanan itu diberikan.
Komunikasi. Proses interaksi dan penyampaian informasi ditujukan untuk membentuk
persepsi dan pretensi serta reputasi positif pelanggan terhadap pelayanan pegawai.
PELAYANAN PRIMA
Sebagai tindak lanjut dari KEPMENPAN tersebut, melalui Surat Edaran MENKO
WASBANGPAN Nomor 56/MK/WASPAN/6/98 yang ditujukan kepada semua Menteri
Kabinet Reformasi Pembangunan, Gubernur Bank Indonesia, para gubernur, pemimpin
lembaga non departemen, dan bupati/walikota untuk mengambil langkah-langkah sebagai
berikut.
1. Dalam waktu secepat-cepatnya mengambil langkah-langkah perbaikan mutu pelayanan
masyarakat pada masing-masing unit kerja/kantor pelayanan termasuk BUMN dan
BUMD.
2. Langkah-langkah perbaikan mutu pelayanan masyarakat tersebut diupayakan dengan
cara berikut.
Menerbitkan pedoman pelayanan yang antara lain memuat persyaratan, prosedur,
biaya tarif pelayanan dan batas waktu penyelesaian pelayanan, baik dalam bentuk
buku panduan/pengumuman atau melalui media informasi lainnya
Menempatkan petugas yang bertanggung jawab melaku-kan pengecekan
kelengkapan persyaratan permohonan untuk kepastian mengenai diterima atau
ditolaknya berkas permohonan tersebut pada saat itu juga.
Menyelesaikan permohonan pelayanan sesuai dengan batas waktu yang ditetapkan,
dan apabila batas waktu yang telah ditetapkan terlampaui, maka permohonan
tersebut berarti disetujui
melarang atau menghapus biaya tambahan yang dititipkan pihak lain dan
meniadakan segala bentuk pungutan liar di luar biaya pelayanan yang telah
ditetapkan
sedapat mungkin menerapkan pola pelayanan secara terpadu (satu atap atau satu
pintu) bagi unit-unit kerja/kantor pelayanan yang terkait dalam proses atau
menghasilkan satu produk pelayanan.
Rangkuman
1. Pelayanan prima pada hakikatnya adalah aktivitas layanan yang bertujuan untuk membantu
memenuhi kebutuhan atau keinginan masyarakat sebagai pelanggan. Bukan hanya itu,
karena aktivitas tersebut dilakukan dengan cara-cara terbaik dan bebas dari segala
kekurangan atau kesalahan. Dengan demikian, masyarakat merasa puas atas layanan yang
mereka terima.
2. Kaidah atau prinsip-prinsip pelayanan antara lain meliputi Ketepatan waktu pelayanan,
akurasi pelayanan,, kesopanan dan keramahan, tanggung jawab, kelengkapan, kemudahan
perolehan pelayanan, kenyamanan,
3. Standar pelayanan adalah satuan ukuran yang dijadikan tolok ukur keberhasilan suatu
aktivitas layanan. Dalam menentukan standar pelayanan lazim diperhatikan kaitannya
dengan waktu, biaya, dan moral pelayanan.
4. Komitmen pelayanan merupakan kepatuhan para pegawai terhadap nilai dan norma
pelayanan yang diwujudkan dalam bentuk perilaku ideal dalam memberikan pelayan.
Komitmen pelayanan sekurang-kurangnya mencakup, kejelasan, konsistensi, dan
komunikasi pelayanan.
5. Pelayanan birokrasi pemerintah ditetapkan dengan Keputusan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Pemerintah Negara Nomor 81/1993 tentang Pedoman Tata Laksana Pelayanan
Umum. Pedoman tersebut merupakan acuan umum bagi instansi pemerintah di pusat dan
PELAYANAN PRIMA
daerah termasuk badan usaha milik negara/daerah dalam memberikan pelayanan kepada
masyarakat. Dalam Kepmenpan tersebut ditetapkan bahwa prinsip pelayanan umum
meliputi kesederhanaan, kejelasan dan kepastian, keamanan, keterbukaan, efisien, adil dan
merata, serta tepat waktu.
Latihan
1. Jelaskan hakikat pelayanan prima.
2. Jelaskan yang dimaksud dengan standar pelayanan.
3. Jelaskan yang dimaksud dengan komitmen pelayanan.
4. Jelaskan prinsip-prinsip pelayanan umum birokrasi pemerintah dalam kaitannya dengan
konsep pelayanan prima umumnya.
5. Menurut Saudara, mengapa masyarakat umumnya tidak puas dengan pelayanan yang
diberikan pegawai pemerintah.
6. Jelaskan apakah prinsip-prinsip pelayanan yang ditetapkan dalam Keputusan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Pemerintah Negara Nomor 81/1993 tentang Pedoman Tata
Laksana Pelayanan Umum telah menghasilkan perilaku PNS yang menunjukkan komitmen
pelayanan sebagai abdi masyarakat. Beri beberapa contoh dalam jawabab Saudara dan
diskusikan dengan peserta lainnya.
4. Identifikasi tugas pelayanan yang Saudara lakukan dalam pekerjaan Saudara dengan format
berikut. Selanjutnya diskusikan dengan peserta lain dalam kelompok.
Uraian
Tugas
PELAYANAN PRIMA
Jenis
Pelayanan
Stadar
Pelayanan
10
Materi Pokok
1. Jenis Pelanggan
2. Karakteristik Pelanggan
3. Strategi Menghadapi Pelanggan
4. Cara Menghadapi Pelanggan
1. Jenis Pelanggan
Pelanggan dapat berupa individu, kelompok, atau organisasi. Sedangkan jenis pelanggan
dapat dikelompokkan menjadi pelanggan internal dan eksternal. Pelanggan internal adalah
mereka yang terkena dampak dari produk layanan tetapi berasal dari dalam organisasi.
Sedangkan pelanggan eksternal adalah mereka yang terkena dampak dari produk layanan
tetapi berasal dari luar organisasi. Dengan kata lain, pelanggan internal adalah setiap
anggota organisasi yang membutuhkan masukan dari anggota organisasi lainnya dalam
rangka pelaksanaan tugas dan fungsinya dengan baik. Misalnya, pegawai pada bagian
kepegawaian membutuhkan informasi dari pegawai pada bagian lain untuk dapat
merancang kebutuhan pengembangan mereka. Pelanggan eksternal adalah pihak lain di luar
organisasi yang membutuhkan layanan tertentu dari organisasi pemerintah. Misalnya,
anggota masyarakat yang mengajukan permohonan untuk memperoleh SIM, KTP, atau
berbagai perizinan lainnya.
2. Karakteristik Pelanggan
Pelanggan memiliki karakteristik yang sangat beragam. Karakterisik pelanggan sangat
dipengaruhi oleh budaya, sosial, pribadi, dan psikologi. Dengan memperhatikan hal-hal
tersebut, maka dapat diidentifikasi beberapa karakteristik pelanggan yang perlu
diperhatikan. Karakteristik pelanggan tersebut, dapat dikenali dari berbagai perilaku
pelanggan pada saat sebelum, sedang berlangsung, dan sesudah transaksi terjadi.
Berdasarkan karakteristik perilaku pelanggan tersebut dapat didentifi-kasi tipologi
pelanggan yang berikut.
Pelanggan yang teliti dan kurang teliti
PELAYANAN PRIMA
11
Untuk melayani konsumen dengan karakterisik perilaku yang beragam itu, maka setiap
pegawai harus kompeten berinteraksi dengan pelanggan. Kompetensi itu di antaranya
kemampuan untuk:
memosisikan diri sebagai pendengar yang baik
menampung keluhan, saran, dan kritik dari pelanggan
bertindak selaku wakil organisasi untuk memberikan jawaban atau saran yang baik dan
Mempersiapkan diri untuk dapat melayani pelanggan dengan baik dan memuaskan
pelanggan sesuai bidang tugas dan tanggung jawab.
Menunjukan diri sebagai pribadi yang terbuka, ramah, dan sopan.
Berupaya menyesuaikan diri dengan kebiasaan atau keinginan pelanggan sampai batasbatas tertentu yang dianggap logis dan legal.
Berupaya mengenali pelanggan agar menjadi lebih akrab.
Bersabar dalam menghadapi pelanggan dengan karakteristik yang sangat beragam.
Memfasiltasi terpenuhinya kebutuhan dan keinginan pelanggan dengan sebaik-baiknya,
serta tidak segan untuk berterus terang apabila tidak mampu mewujudkannya.
Menampung semua masukan dan kritik yang dilontarkan pelanggan sebagai masukan
yang konstruktif, sekalipun disampaikan dalam kondisi marah.
Berupaya untuk menghindari konflik dengan pelanggan dan berupaya untuk minta maaf
secara tulus, sekalipun kesalahan tersebut bukan kesalahan kita.
PELAYANAN PRIMA
12
Berupaya untuk memberikan tanggapan atau jawaban yang jujur kepada pelanggan,
sesuai dengan yang kita ketahui.
Berupaya untuk menepati janji kepada pelanggan.
Berupaya untuk mencari jalan keluar terbaik dalam menanggapi pengaduan pelanggan.
Selain itu, tidak melepaskan tanggung jawab, tidak pula saling menyalahkan, dan tidak
mengambinghitamkan orang lain.
Berupaya untuk mengobati kekecewaan pelanggan dengan mena-warkan kompensasi
yang dapat diterima pelanggan; seperti ganti rugi, pengembalian, atau diskon.
Terdapat sejumlah cara pelayanan yang dapat ditempuh untuk menghadapi pelanggan
dengan berbagai karakteristik masing-masing.
Rangkuman
1. Pelanggan adalah pihak yang harus dilayani. Pelanggan merupakan pihak yang
berkepentingan atau yang terkena dampak dari produk layanan kita.
2. Pelanggan dapat dipilah menjadi pelanggan internal dan eksternal.
3. Pelanggan memiliki karakteristik yang sangat beragam. Karakteristik pelanggan dapat
dikenali dari perilaku pelanggan pada saat sebelum, sedang berlangsung, dan sesudah
transaksi terjadi.
4. Karakteristik perilaku pelanggan diantaranya dapat didentifikasi menjadi pelanggan yang
teliti dan kurang teliti, ragu-ragu, ekonomis, panatik, pendiam, ramah, tegas, pelit, selektif,
dan pasif.
5. Keluhan pelanggan dapat dikelompokan menjadi keluhan mekanikal, keluhan akibat sikap
petugas pelayanan, keluhan pelanggan yang berhubungan dengan teknis pelayanan itu
sendiri, dan keluhan yang aneh/tidak wajar terutama pelanggan yang memiliki kelainan
psikologis.
6. Untuk dapat melayani pelanggan yang sangat beragam, setiap pegawai harus bersikap
positif dam mampu menentukan cara yang tepat sesuai kebutuhan pelanggan. Hal ini hanya
dapat dilakukan jika pegawai sangat faham dengan hal-hal yang menyangkut obyek
layanan.
Latihan
1. Jelaskan perbedaan antara pelanggan internal dan eksternal.
2. Sebutkan sumber terjadinya keluhan pelanggan.
3. Jelaskan apa yang dimaksud dengan pendekatan situasional dalam memberikan pelayanan
kepada masyarakat.
4. Jelaskan cara yang dapat Saudara lakukan untuk menghadapi pelanggan yang banyak
permintaan.
5. Dalam kelompok, peragakan dan diskusikan cara yang dapat dilakukan untuk menghadapi
berbagai tipe pelanggan.
PELAYANAN PRIMA
13
Materi Pokok
1. Kiat-kiat Menghadapi pelanggan
2. Dua Belas Praktik Terbaik Pelayanan Prima
yang dapat menarik perhatian agar terarah pada produk layanan yang ditawarkan.
Jika menghadapi pelanggan yang kesulitan berbicara karena gugup, gagap, atau
sebab-sebab lain; jangan terkesima. Upayakan untuk tidak terpaku pada keadaan
tersebut dan bersikap wajar. Jangan sekali-kali menunjukkan sikap mencemooh.
b. Cara menghadapi pelanggan yang tidak sabar
Minta maaf atas tertundanya pelayanan.
Menyampaikan kesanggupan untuk melayaninya secepat mungkin.
Mengatasi situasi secara cepat dan efisien serta berupaya untuk menenangkan
pelanggan.
Mengucapkan terima kasih atas ketersediaan pelanggan untuk menunggu.
Meminta maaf atas ketidaknyamanan yang mungkin dirasa-kan pelanggan dalam
pelayanan.
c. Cara menghadapi pelanggan yang tidak banyak bicara
Menyanyambut pelanggan dengan salam terlebih dahulu atas kedatangan mereka.
Menawarkan bantuan yang diperlukan pelanggan.
Bila pelanggan sudah terlihat mau bicara, segera alihkan perhatiannya pada hal-hal
yang berkaitan dengan produk layanan yang ditawarkan dengan penjelasan yang
cukup.
Menawarkan bantuan dan memuji kehebatan berbicara pelanggan.
Bila perlu bergabung dalam pembicaraan tersebut sambil sekali-sekali memberi
pujian.
Bila pujian tersebut berhasil maka tawarkanlah produk yang ditawarkan.
PELAYANAN PRIMA
14
Meminta alamat dan nomor telepon pelanggan tersebut karena pelanggan seperti itu
senang diperhatikan.
d. Cara menghadapi pelanggan yang suka mendebat
Jangan cepat bereaksi apabila pelanggan berada pada pihak yang salah agar tidak
cara baik.
Menyimak permintaannya dengan baik kemudian buat resumenya serta jelaskan
kemungkinan dapat atau tidaknya dipenuhi sesuai dengan kebijakan organisasi.
Segera memenuhi permintaan pelanggan yang dapat dipenuhi dan usahakan untuk
tidak membuat kesalahan.
Meminta maaf dan menawarkan alternatif apabila pelanggan merasa tidak puas
pelayan yang diberikan.
Segera menyampaikan permintaan pelanggan kepada pimpinan bila tidak mampu
memenuhi permintaan pelanggan.
Tersenyumlah meskipun merasa jengkel. Sedapat mungkin tetap sabar sekalipun
Anda merasa dilecehkan.
15
Pengumpulan informasi saja belumlah cukup. Semua informasi ini harus dianalisis dan
digunakan untuk meningkatkan pelayanan pelanggan. Lebih lanjut, informasi balikan
dari pelanggan perlu disebarkan kepada seluruh anggota organisasi.
3. Melampaui Kebutuhan dan Harapan Pelanggan
Organisasi yang berhasil bukan sekadar memenuhi tetapi melampaui kebutuhan dan
harapan pelanggan. Tidak ada yang lebih mengesankan pelanggan daripada pegawai
yang melakukan pekerjaan sepenuh hati sampai ke hal-hal yang sebenarnya bukan
kewajiban mereka untuk menjamin kepusan pelanggan secara total. Para pelanggan
sekarang menghendaki sesuatu yang lebih dari yang pernah ditawarkan sebelumnya.
Mereka tidak saja berharap, tetapi juga menuntut pelayanan yang prima. Mereka sangat
senang jika pelayanan yang mereka peroleh lebih dari yang mereka harapkan. Mereka
merasa bahwa sebagai abdi masyarakat, pegawai menunjukkan bahwa mereka peduli
terhadap kesejahteraan mereka. Pada gilirannya mereka akan merasa bahwa pajak yang
mereka bayar tidak sia-sia.
4. Mempertahankan Kebahagiaan Pegawai
Pegawai yang bahagia berarti juga pelanggan yang bahagia. Dalam pelayanan publik
yang umumnya berorientasi pelayanan, sikap dan perilaku pegawai menentukan mutu
pelayanan pelanggan.Upaya untuk mendahulukan kebahagian pegawai baru kemudian
kebahagiaan pelanggan tampak seperti kontradiktif dengan keniscayaan untuk berfokus
pada pelanggan. Namun, jika organisasi yakin bahwa pegawai yang bahagia akan
membuat pelanggan bahagia, semuanya jadi masuk akal. Itulah sebabnya lingkungan
PELAYANAN PRIMA
16
kerja haruslah kondusif untuk dapat membuat pegawai merasa bahwa mereka berada
dalam lingkungan yang membuat mereka merasa senang bekerja. Jika para pegawai
juga diperlakukan sebagai pelanggan, mereka akan merasa bahwa pekerjaan mereka
memang bernilai dan dihargai. Pegawai, pelanggan, dan organisasi merasa menang.
5. Menciptakan dan Menggunakan Standar Pelayanan
Organisasi yang berhasil memiliki standar pelayanan yang jelas. Standar pelayanan
memiliki fungsi ganda. Pertama sebagai kekuatan untuk membentuk citra organisasi
dalam persepsi pelanggan. Kedua sebagai sarana untuk mengukur kinerja pegawai
dalam upaya melayani pelanggan. Standar pelayanan seyogianya dapat diukur karena
kita dapat mengelola dan melatih hal-hal yang terukur. Banyak kalangan yang mungkin
berpendapat bahwa mutu pelayanan sulit diukur, seperti halnya konsep persahabatan.
Itu benar, tetapi kita dapat mengukur senyuman. Selain itu, kita dapat mengukur salam
pelanggan seperti selamat pagi, atau selamat malam. Kita dapat mengantar
pelanggan ketika mereka pulang dengan mengatakan selamat jalan. Kita dapat
mengkur berapa kali pegawai menyapa pelanggan dengan nama mereka. Dengan
sadikit upaya dan waktu, kita sebenarnya dapat mengukur keramahtamahan. Standar
pelayanan ini haruslah spesifik, ringkas, terukur, berdasarkan persyaratan pelanggan,
tertulis dalam uraian pekerjaan dan penilaian kinerja, disusun bersama dengan pegawai,
dan dilaksanakan dengan adil. Penyusunan standar pelayanan mengharuskan penentuan
urutan pelayanan secara spesifik, memetakan langkah-langkah pelayanan, menentukan
pengalaman pelanggan yang meningkatkan pelayanan, dan mengubah pengalaman itu
menjadi standar terukur. Misalnya, untuk standar pelayanan penginapan misalnya (1)
kesegeraan, (2) keramahtamahan, (3) perhatian, (4) inisiatif, dan (5) jaminan mutu
pengalaman pelanggan yang positif.
6. Memiliki Rencana Untuk Menjamin Pelayanan Prima
Rencana tertulis membantu upaya menjamin budaya organisasi dalam memberikan
pelayanan secara prima. Paling penting adalah menyusun rencana visioner yang
menekankan pentingnya pelayanan pelanggan. Pernyataan misi organisasi yang
berorientasi pelanggan dengan jelas menonjolkan pentingnya memenuhi harapan
pelanggan. Rencana visioner itu disusun dengan menjamin keterlibatan pegawai.
Rencana itu harus memiliki sejumlah tujuan yang dengan tegas menunjukkan arah
organisasi dan penekanannya pada pelayanan pelanggan. Pelayanan pelanggan dapat
termuat dalam salah satu tujuan utama atau implisit tetapi masih dapat terlihat. Adanya
rencana yang tertulis dan setiap saat mengacu pada rencana itu merupakan cara untuk
benar-benar mengutamakan pelayanan pelanggan. Rencana ini haruslah didasarkan
pada masukan dari pelanggan dan terus-menerus dimutakhirkan sejalan dengan
perubahan kebutuhan dan harapan pelanggan.
7. Berhubungan Secara Efektif Dengan Pelanggan yang Sulit
Sebenarnya pelanggan yang sulit dapat menjadi sumber positif bagi organisasi. Para
pegawai seyogianya dilatih untuk berhubungan dengan para pelanggan yang sulit ini.
Penangan pelanggan seperti ini haruslah menjadi pekerjaan semua pegawai, bukan
hanya pekerjaan pimpinan atau bagian pelayanan pelanggan. Pendekatan seperti
menunjukkan empati dan menggunakan teknik kaca rias kemungkinan akan berhasil.
Intinya adalah pegawai menunjukkan dengan sungguh-sungguh bahwa ia menyimak
dengan baik sehingga pelanggan merasa bahwa pegawai benar-benar peduli. Pegawai
yang memperlakukan pelanggan yang tidak puas sebagai sumber positif akan
PELAYANAN PRIMA
17
menampung keluhan mereka dan menanganinya satu per satu. Keluhan pelanggan
dicoba ditanggulangi dengan empati dan kejujuran.
8. Menggunakan Komunikasi Tindak Lanjut Sebagai Cara Untuk Terus
Berhubungan Dengan Pelanggan
Hubungan telepon atau surat pada saat yang tepat setelah pelayanan diberikan, akan
menimbulkan kesan dalam diri pelanggan bahwa organisasi Anda benar-benar peduli
atas mereka. Suara bersahabat melaui telepon atau surat yang ditulis dengan baik
merupakan cara paling baik untuk membina hubungan yang baik dengan para
pelanggan organisasi.
9. Belajar Dari Organisasi Lain
Organisasi berorientasi pelayanan pelanggan yang berhasil adalah organisasi yang
mempelajari praktik yang diterapkan organisasi lainnya. Kita harus selalu bertanya,
mengamati, menganalisis dan mempelajari keberhasilan organisasi lain. Ajukan
pertanyaan: apa yang dilakukan organisasi itu sehingga membuat mereka berhasil?
Identifikasi praktik-praktik yang berhasil dan cobakan di organisasi Anda. Kita juga
dapat melakukan studi banding ke sejumlah organisasi yang dikenal bereputasi baik
dalam melayani pelanggan.
10. Tiadakan Hambatan Pelayanan Prima
Tampaknya telah menjadi kecederungan alami bagi organisasi untuk berkembang
menjadi gurita birokrasi. Semakin lama keberadaan organisasi, semakin banyak
aturan, kebijakan, dan peraturan yang termuat dalam manual organisasi. Seringkali
semua aturan, peraturan, dan kebijakan ini menghambat upaya memberikan pelayanan
prima bagi pelanggan. Para pegawai seyogianya dibebaskan dari belenggu terlalu
banyak aturan, terlalu banyak peraturan, terlalu banyak pekerjaan administratif, terlalu
banyak hambatan berkomunikasi. Hanya dengan cara inilah para pegawai dapat bebas
berfokus pada pelanggan dan dapat memberikan pelayanan prima bagi pelanggan. Para
pegawai sendiri sebenarnya adalah sumber data untuk mengidentifikasi dan
meniadakan semua hambatan itu, tetapi pelanggan juga dapat menjadi sumber yang
sangat baik dari informasi yang sangat penting ini.
11. Menawarkan Opsi Kepada Pelanggan
Jika Anda tidak dapat memenuhi kebutuhan dan harapan pelanggan, hal terbaik yang
dapat Anda lakukan adalah menawarkan opsi atau pilihan sumber pelayanan lainnya,
termasuk dari organisasi lain. Hal ini akan menunjukkan bahwa Anda benar-benar
peduli terhadap pelanggan. Selain menawarkan opsi, Anda perlu juga memberikan
informasi bahwa mereka perlu mengambil keputusan terbaik yang sesuai dengan
situasi mereka. Perlu diperhatikan bahwa pelanggan hanya memerlukan dua atau tiga
opsi, karena terlalu banyak dapat membuat mereka lebih putus asa. Menawarkan opsi
memosisikan penyedia jasa sebagai konsultan dan ini adalah peran yang sangat
diharga pelanggan.
12. Konsistensi Antara Perkataan dan Perbuatan
Sangat penting artinya jika pimpinan organisasi menunjukkan kepedulian yang
sungguh-sungguh untuk memberikan pelayanan prima bagi pelanggan. Pimpinan
PELAYANAN PRIMA
18
PELAYANAN PRIMA
19
12. Konsistensi antara perkataan dan perbuatan. Sangat penting artinya jika pimpinan
organisasi menunjukkan kepedulian yang sungguh-sungguh untuk memberikan pelayanan
prima bagi pelanggan. Pimpinan seperti ini menunjukkan konsistensi perkataannya dengan
perbuatannya.
LATIHAN
1. Jelaskan setidaknya lima praktik terbaik dalam pelayanan pelanggan secara prima.
2. Jelaskan mengapa pelanggan disarankan untuk diberikan pilihan lain jika organisasi Anda
tidak dapat memenuhi kebutuhan pelanggan?
3. Jelaskan mengapa budaya belajar harus dibangun dalam organisasi?
4. Jelaskan mengapa sangat penting untuk membuat pegawai merasa senang bekerja dalam
organisasi?
5. Jelaskan mengapa informasi dari pelanggan sangat penting artinya.
6. Jelaskan cara yangdapat dilakukan untuk menghimpun informasi dari pelanggan.
7. Jelaskan mengapa kita perlu belajar dari organisasi lain.
8. Jelaskan cara untuk mendorong pegawai untuk berinovasi?
PELAYANAN PRIMA
20
Daftar Pustaka
Agung Budi Santoso, Ir., MM., Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000: Menuju
Pencapaian Manajemen Mutu Total, Bandung, CV. Karya Putra DArwati, 2006.
C. Whiteley, Excellent Customer Service: A Dozen Best Practices The Forum Corporation, 1991,
http://www.ces.ncsu.edu/pods/ factsheets/customer_service2.htm
Edward and Sallis. Total Cuality Management in Education. London: Kogan Page Limited, 1993.
Gaspersz, Vincent. Majemen Kualitas. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1997.
Milakovich, Michel E. Improving Service Quality. Singapore: Mubaruk & Brother Pte. Ltd., 1995.
Mulyadi, Total Quality Management. Yogyakarta: Aditya Medika, 1998
Patton, Patricia. EQ Pelayanan Sepenuh Hati. terjemahan Hermes, Jakarta: Pustaka Deltapratasa,
1998.
Sutopo and Adi Suryanto. Pelayanan Prima. LAN-RI, 2003.
Tjiptono, Fandy. Prinsip Prinsip Total Quality Service. Yogyakarta: Andi, 2000.
Tjiptono, Fandy and Anastasia Diana. Total Quality Manajemen. Yogyakarta: Andi, 1998.
PELAYANAN PRIMA
21
PENGANTAR
Salah satu tugas utama aparatur pemerintah adalah memberikan pelayanan terbaik atau prima
kepada masyarakat. Pelayanan prima pada dasarnya merupakan aktivitas yang bertujuan untuk
membantu masyarakat dan dilakukan dengan cara terbaik sehingga hasilnya lebih dari yang
diharapkan. Kenyataan menunjukkan bahwa masyarakat memandang pelayanan aparatur
pemerintah, sangat mengecewakan. Layanan birokrasi pemerintah dipandang tidak akurat,
rumit, lamban, dan seringkali mahal. Akumulasi kekecewaan masyarakat terhadap pelayanan
aparatur pemerintah telah berlangsung lama dan menumbuhkan sikap pesimis masyarakat.
Reaksi negatif dan kekecewaan masyarakat terhadap rendahnya kualitas pelayanan aparatur
pemerintah tersebut, antara lain diungkapkan dengan ungkapan sinis, seperti kalau bisa
dipersulit kenapa harus dipermudah, dan berbagai ungkapan lain yang senada.
Zaman telah berubah, kehidupan makin dinamis dan sangat komplek. Kemajuan teknologi
informasi dan komunikasi yang sedemikian pesat, telah membuka akses informasi hampir
merata ke seluruh pelosok dunia. Sejalan dengan itu, masyarakat yang makin melek informasi
makin kritis terhadap kinerja para abdi masyarakat. Anggota masyarakat tidak jarang kini
makin lantang menyuarakan ketidakpuas-an mereka terhadap kinerja aparat birokrasi
menyangkut pelayanan kepentingan orang banyak. Pelayanan pendidikan, misalnya, tidak
habis dikecam antara lain karena dipandang telah menelantarkan kepentingan masyarakat
yang kurang mampu, dan sebagainya. Gejala ini, dan berbagai gejala lain yang serupa,
menuntut agar aparatur pemerintah terus berupaya meningkatkan pelayanan dengan kualitas
yang lebih baik.
Upaya aparatur pemerintah untuk meningkatkan kualitas pelayanan itu seringkali terkendala
oleh lemahnya kompetensi sumber daya manusia (SDM) aparatur negara. Itu sebabnya
diperlukan upaya untuk meningkatkan kompetensi SDM itu dalam memberikan pelayanan
secara prima. Upaya ini dapat dilakukan dengan berbagai pendekatan, baik formal maupun
informal. Pendekatan formal tentunya melalui proses pembelajaran yang dirancang dan
dilaksanakan melalui Diklat. Pendekatan informal adalah kegiatan individu dalam
mengembangkan diri tanpa harus mengikuti Diklat. Apapun pendekatan yang dilakukan,
setiap abdi masyarakat seyogianya sadar untuk terus meningkatkan kompetensi agar dapat
memberikan pelayanan yang lebih baik, makin baik, dan terus membaik. Ini adalah proses
peningkatan mutu pelayanan secara berkelanjutan.
Bahan pembelajaran ini adalah salah satu sumber belajar untuk meningkatkan pengetahuan,
keterampilan, dan sikap aparatur pemerintah dalam memberikan pelayanan prima. Bahan
pembelajaran ini mencakup konsep dan prinsip dasar pelayanan; standar mutu pelayanan;
serta jenis, karakteritik, dan strategi menghadapi pelanggan.
TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta diharapkan mampu melaksanakan konsep dan
prinsip dasar pelayanan prima dalam pelaksanaan tugas. Secara lebih spesifik peserta
diharapkan dapat:
1. menjelaskan hakikat dan klasifikasi pelayanan prima serta menyimpulkan dengan kata-kata
sendiri konsep dasar pelayanan prima
PELAYANAN PRIMA
22
PELAYANAN PRIMA
23