Anda di halaman 1dari 4

KOTA TUA DAN RABU

Karya Abimail Wahyudi

Januari, 2005
Ilyaas Ramadhan lelaki yang berasal dari Jakarta dan berusia 27 sedang
melakukan proses lamarannya kepada sebuah Wanita, dan akhirnyania
mendapatkan persetujuan dari Orangtua sang Wanita, setelah beberapa
diskusi dan akhirnya mereka menetapkan pernikahan di Hari Rabu.

“Aku jadi teringat akan seseorang..” Ilyaas berkata di dalam hati.

Namun ia harus tetap fokus ke perbincangan, sesaat nya pulang ke rumah ia


melihat foto foto lama dan menetskan air mata.

April, 1995.

Terdengar ada festival di Kota Tua dan akhirnya datanglah sebuah Lelaki
dan berkata.

“Festival begini? Apa serunya sih!” ujarnya.

“Nonton saja dulu sih, lihat ada yang memakai baju adat betawi disana!”
balas temannya.

Pandangan lelaki ini pun langsung mengarah ke seorang Wanita yang


memakai Pakaian adat tersebut untuk beberapa menit.

“Lihat nya lama banget? Naksir yaaaaa” celetuk temannya.

“Apaansih!” balasnya dengan naada tinggi.

“Kalo kamu mau, ayo kesana..” temannya mengajak pria tersebut untuk ke
Wanita itu.

“Ikut aja saya mah..” balasnya.

Sesampainya disana…

“Assalamualaikum, nona..” sapaan dari teman pria itu.

“Ih, lu apaan sih! Tiba tiba assalamualaikum..” kata pria itu dengan nada
sangat rendah.
Lalu Wanita itu pun menoleh dan menjawab salam teman pria itu.

“Waalaikumsalaam bang..” jawabnya dengan ekspresi tersenyum.


“Teman saya mau kenalan sama nona, boleh non?” teman pria itu berkata
dengan ekspresi tersenyum.

“Oh, boleh dong!” jawabnya dengan ekspresi penuh semangat.

Wanita itu pun menoleh ke Pria tersebut dan berkata.

“Nama abang siapa?” tanya Wanita tersebut.

“E-e nama saya Ilyaas Ramadhan, panggil aja Iyas!” jawab pria itu dengan
gugup.

“Namanya bagus ya, kenalin nama saya Mulan Azzahra Rabu, panggil aja
Mulan.” Wanita itu memperkenalkan dirinya.

Setelah pulang, Ilyaas menaiki Angkutan Umum lalu Ilyaas bertanya pada
temannya tentang keusilan di Kota Tua tadi, dan ia merasa temannya sudah
keterlaluan.

“Ah, muka kamu keliatan berharap banget sih! Jadi aku hanya membantu..”
jawab temannya di Angkot itu.

Saat turun Angkot Ilyaas memilih untuk istirahat dulu di sebuah Cafe dan
saat Senja datang, Ilyaas menuju ke Rumahnya namun ada sebuah suara
Wanita memanggilnya dengan berteriak.

“Iyas! Iyas! Siniiii!” teriak Wanita itu

Saat Ilyaas menoleh ternyata itu adalah Teman Ilyaas yang bernama Cika
yang sudah lama tidak bertemu, ia memegang sebuah kertas berisikan
tulisan dan ia berniat memberikannya kepada Ilyaas.

“Tadi saat aku mau pulang ada kertas ini dan saat aku baca ternyata ini
kertas pencarian orang hilang disini tertulis nama orangnya adalah Mulan
Rabu, kamu kenal?” cakap Wanita tersebut.
“Kamu menemukannya Dimana?” Ilyaas bertanya dengan nada khawatir.

“Aku menemukannya di Jalan dekat dengan Kota Tua.” jawabnya.


“Terimakasih, Cik.” Ilyaas bergegas naik Angkutan Umum untuk Kembali
ke Kota Tua.

“Iyas! Ini udah mau malam loh kamu ga takut ada penjahat?” ujar Cika
dengan ekspresi khawatir.

“Kalo aku ga peduli tentang Mulan berarti aku juga Penjahat, Cik.” Balas
Ilyaas.

Saat Adzan Maghrib berkumandang Ilyaas menemukan Angkutan Umum


dan akhirnya Ilyaas sampai di Kota Tua disaat Adzan Isya.

“Sial! aku lupa menjalankan Sholat Maghrib..” Ujar Ilyaas.

“Nyari apa bang?” tanya Petugas disana.

“Apakah bapak melihat bagaimana Festival berakhir?” tanya Ilyaas dengan


khawatir.

“Festival berakhir dengan kondisi buruk bang, ada bangunan yang terbakar
dan akhirnya memakan korban.” Kata Satpam tersebut dengan ekspresi
sedih.

Sontak Ilyaas panik dan kaget mendengar kabar itu, tanpa pikir Panjang
Ilyaas memasuki Kawasan yang diamani Polisi dan mencari Mulan.

“Kemana Mulan?” Ilyaas putus asa karena Mulan tidak ada disana.

Setelah mencari hingga 3 Jam memutari Kota Tua, Ilyaas tidak menemukan
apa-apa pada akhirnya iya memilih untuk menelpon Mulan lewat Telepon
setempat.
“Ayo dong angkat!” Ilyaas berkata dengan nada tinggi.

Setelah memasukkan beberapa koin akhirnya tersambung dengan telepon


Rumah Mulan.

“Halo Mulan?” Ilyaas berkata dengan wajah senang.

“Halo, ini siapa?” Wanita yang mengangkat telepon kebingungan.

“Ini saya, Ilyaas yang tadi bertemu di Kota Tua dengan Mulan. Apakah ada
Mulannya?” Ilyaas bertanya.
“Ada, sebentar” Kata Wanita tersebut.

“Halo, kenapa yas?” Mulan bertanya.

“Kamu gapapa kan?” Ilyaas bertanya dengan nada khawatir.

“Kejadian tadi ya? itu cuma kesalahpahaman Polisi karena aku dikira korban
padahal aku udah pulang..” Mulan berkata dengan nada yang lembut.

“Syukurlah” Ilyaas merasa senang mendengar itu.

Setelah kejadian itu Ilyaas dan Mulan sering bertemu dan berinteraksi, bisa
dibilang mereka bersahabat cukup lama hingga pada akhirnya Mulan
memutuskan pindah ke Bandung.

Jika belum bisa melupakan kertas yang lama maka jangan memulai kertas
yang baru.

Anda mungkin juga menyukai