Anda di halaman 1dari 12

Pembelajaran Bahasa, Sastra, dan Budaya Arab di P-ISSN 2598-0637 P-ISSN 2598-0637

Indonesia E-ISSN 2621-5632 E-ISSN 2621-5632

ANTONIM DALAM AL-QURAN SURAT AR-RUM


BERDASARKAN PERSPEKTIF AL-KHUMMAS : KAJIAN
SEMANTIK

Ahmad Fuad Irfanuddin, Halimi


Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang
halimizuhdy@bsa.uin-malang.ac.id

ABSTRAK: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk antonim yang


terdapat pada Al-Quran surat Ar-Rum berdasarkan perspektif Al-Khammas.
Penelitian ini adalah penelitian kualitatif, sumber data pada penelitian ini terdiri
dari sumber data primer yaitu Al-Quran surat Ar-rum, serta sumber data sekunder
yaitu buku-buku bacaan yang relevan dengan penelitian ini. Teknik pengumpulan
yang digunakan adalah teknik baca dan teknik catat. Untuk menganalisis data,
peneliti menggunakan teknik Miles dan Hubberman yang terdiri atas empat
langkah, yaitu pengumpulan data, reduksi data, pemaparan data, dan penarikan
kesimpulan. Hasil dari penelitian ini adalah pada Al-Quran surat Ar-Rum terdapat
empat jenis antonim dari lima jenis antonim berdasarkan perspektif Al-Khammas
yaitu antonim mutlak (tadhad mutlak), antonim bertingkat (tadhad mutadarrij),
antonim berlawanan (tadhad aksy), dan antonim garis lurus (tadhad imtidadi).
KATA KUNCI: Dalalah (semantik), Antonim (tadhad), Al-Quran.

Al-Qur’an adalah kitabullah atau kalamullah subahanahu wa taala yang yang


diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw. secara lafadh dan maknanya, yang
membacanya adalah ibadah, susunan kata dan isinya merupakan mukjizat,
termaktub dalam mushaf yang dinukil secara mutawatir (Sumbulah, 2014 :5).

Al-Quran diturunkan dalam berbahasa Arab, seperti dalam firman Allah surat
Yusuf ayat 2:

‫إنا أنزلناه قرأن عربيا لعلكم تعقلون‬

Artinya :“Sesungguhnya kami (Allah) telah menurunkan Al-Quran berbahasa


Arab agar kamu bisa memahami”.

Karena diturunkan berbahasa Arab, maka mempelajari bahasa Arab


merupakan sarana bagi orang yang ingin memahami Al-Quran. Dalam ilmu bahasa
Arab terdapat beberapa cabang ilmu, diantaranya Ilmu ashwat (Fonologi), Ilmu

Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa III Tahun 2019


163
HMJ Jurusan Sastra Arab Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang
P-ISSN 2598-0637 Pembelajaran Bahasa, Sastra, dan Budaya Arab di
E-ISSN 2621-5632 Indonesia

shorof ( Morfologi), Ilmu nahwu (Sintaksis), ilmu arudh, ilmu balaghah dan Ilmu
dalalah (Semantik).

Salah satu ilmu untuk mempelajari Al-Quran adalah ilmu dalalah atau
semantik. Menurut Al-Khammas ilmu dalalah (semantik) secara bahasa memiliki
arti menjelaskan sesuatu dengan perintah untuk mempelajarinya, seperti perkataan
‫دللت فالنا على الطريق‬, Dalil memiliki makna memerintahkan dalam sesuatu.

Sedangkan menurut istilah, al-Jurjani mengatakan bahwa Dalalah adalah


keberadaan sesuatu dalam keadaan menetap pada suatu ilmu yang dengannya dapat
mengetahui sesuatu yang lain. (Al-Khummas, 2012 : 3)

Menurut Umar, ilmu dalalah atau dalam bahasa Inggris dikenal sebagai
semantics yaitu ilmu yang mempelajari tentang makna, atau cabang dari ilmu
bahasa yang mempelajari teori makna. Bisa juga didefinisikan sebagai cabang dari
ilmu bahasa yang mempelajari syarat-syarat wajib yang harus dipenuhi oleh sebuah
simbol untuk dapat difahami maknanya (Umar, 2006:11)

Adapun menurut Dawud ilmu dalalah diartikan sebagi sebuah ilmu bahasa
yang mempelajari bahasa pada tingkat makna dari segala segi makna, baik makna
fonologis dan yang berhubungan dengan penekanan dan nada, makna morfologi,
makna sintaks, makna leksikon, dan makna konteks.( Dawud, 2001: 77 )

Kata makna dalam ilmu semantik sering disebut tanda (dalalah). Ali al-Khulli
mendefiniskan makna atau tanda sebagai :

.‫ ما يفهمه الشخص من الكلمة او العبارة أو الجملة‬: ‫املعنى أو الداللة‬

“Makna atau tanda adalah sesuatu yang dipahami sesorang, baik berasal dari
kata, ungkapan maupun kalimat”.

Secara Etimologi, kata makna berasal dari ‫عنى‬ yang salah satu maknanya

ialah melahirkan. Karena itu, makna diartikan sebagai perkara yang dilahirkan dari
tuturan. Perkara tersebut sudah ada di dalam benak manusia sebelum diungkapkan
dalam sarana bahasa. Sarana ini berubah sesuai dengan perubahan makna tersebut

Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa III Tahun 2019


164
HMJ Jurusan Sastra Arab Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang
Pembelajaran Bahasa, Sastra, dan Budaya Arab di P-ISSN 2598-0637 P-ISSN 2598-0637
Indonesia E-ISSN 2621-5632 E-ISSN 2621-5632

di dalam benak. Perkara yang terdapat di dalam benak disimpulkan sebagai hasil
pengalaman yang diolah akal (Taufiqurrahman, 2008: 23-24).

Diantara objek kajian dalam Ilmu dalalah atau semantik adalah hubungan
antar leksem, antara lain antonim (‫)تضاد‬, sinonim (‫)ترادف‬, dan

Isytimal)‫((اشتمال‬Al-khummas,2012:3). Dalam penelitian ini akan dibahas bentuk-

bentuk antonim pada surat Ar rum dan jenis nya berdasarkan perspektif Al-
Khummas.

Antonim menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai kata yang
berlawanan makna dengan kata lain, contohnya kata pandai berlawanan dengan
kata bodoh (KBBI, 2008,h 80).

Taufiqurrahman mendefinisikan antonim sebagai:

‫ هو عبارة عن وجود كلمتين فأكثر لها داللة متضادة‬: ‫التضاد‬

“Antonim adalah dua buah kata atau lebih yang maknanya dianggap
berlawanan. Disebut dianggap karena sifat berlawanan dari dua kata yang
berantonim ini sangat relatif”. ( Taufiqurrahman, 2008 :75)

Antonim atau antonimi juga dapat diartikan sebagai hubungan semantik


antara dua buah satuan ujaran yang maknanya menyatakan kebalikan, pertentangan,
atau kontras antara yang satu dengan yang lain. misalnya kata buruk berantonim
dengan kata baik, kata mati berantonim dengan hidup. (Chaer, 2007 : 299).

Antonim atau Tadhad menurut Al-Khammas yaitu dua kata yang mirip di
sebagian besar komponen semantik kecuali satu atau dua unit yang berbeda secara
negatif dan positif seperti contoh ‫(أبيض‬putih) merupakan antonim dari ‫(اسود‬hitam),

lalu kata‫( طويل‬panjang) dan ‫( قصير‬pendek). Al-Khammas mengklasifikasikan

antonim menjadi lima macam (2012: 72) yaitu :

a. Antonim Mutlak (Tadhad Had)

Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa III Tahun 2019


165
HMJ Jurusan Sastra Arab Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang
P-ISSN 2598-0637 Pembelajaran Bahasa, Sastra, dan Budaya Arab di
E-ISSN 2621-5632 Indonesia

Yaitu diantara medan makna pada dua kata yang berlawanan tidak terdapat
tingkatan atau level. Artinya kedua kata yang maknanya berlawanan itu benar-
benar mutlak, contoh :

Perempuan ‫أنثى‬ Antonim (x) Laki-laki ‫ذكر‬


Menikah ‫متزوج‬ Antonim (x) Bujang ‫أعزب‬
Mati ‫ميت‬ Antonim (x) Hidup ‫حي‬
Salah ‫حطأ‬ Antonim (x) Benar ‫صح‬
Wanita ‫امرأة‬ Antonim (x) Pria ‫رجل‬

b. Antonim Bertingkat (Tadhah Mutadarrij)

Yaitu diantara medan makna pada dua kata yang berlawanan masih terdapat
tingkatan atau level. Artinya, makna dari kata-kata saling berlawanan masih
relatif. Contoh:

- ‫سهل‬ (Mudah) lawan kata ‫صعب‬ (Sulit) ; namun diantara “mudah” dan

“sulit” masih tingkatan kemudahan atau kesulitan tertentu.

- ‫بارد‬ (Dingin) lawan kata ‫حار‬ (Panas) ; diantara “Dingin” dan “Panas”

masih ada level tertentu, misalnya : ‫( فاتر‬hangat kuku), ‫( دافئ‬hangat), dan

‫( ساخن‬paling hangat).

- ‫( قريب‬Dekat) antonim ‫( بعيد‬Jauh) ; diantara keduanya terdapat tingkatan


dekat dan jauh tertentu.

c. Antonim Berlawanan (Tadhah Aksiy)

Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa III Tahun 2019


166
HMJ Jurusan Sastra Arab Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang
Pembelajaran Bahasa, Sastra, dan Budaya Arab di P-ISSN 2598-0637 P-ISSN 2598-0637
Indonesia E-ISSN 2621-5632 E-ISSN 2621-5632

Yaitu, diantara medan makna pada dua kata yang berlawanan bersifat lazim
atau lumrah. Contoh :

Ibu ‫أم‬ Antonim (x) Ayah ‫أب‬


Menjual ‫باع‬ Antonim (x) Membeli ‫اشترى‬
ّ
Belajar ‫تعلم‬ Antonim (x) Mengajar ‫علم‬
Menang ‫فائز‬ Antonim (x) Kalah ‫مهموز‬
Suami ‫زوج‬ Antonim (x) Istri ‫زوجة‬

d. Antonim garis samping (Tadhad Amudy)

Yaitu apabila kata-kata yang antonim (berlawanan) tersebut terdiri dari


kosakata yang bersifat arah (direction). Kosakata yang berlawanan menurut
garis menyamping disebut antonim garis samping. Misalnya ‫شمال‬ (utara)

lawan kata ‫شرق‬ (timur), ‫(جنوب‬selatan) lawan kata ‫(غرب‬barat) lawan kata

‫( شمال‬utara).

e. Antonim garis lurus (Tadhad Imtidadi)

Yaitu apabila kosakata yang berlawanan (antonym) berdasarkan garis


lurus (lawan arah). Misalnya‫شمال‬ (utara) lawan kata ‫جنوب‬ (selatan),

‫(شرق‬timur) lawan kata ‫غرب‬ (barat),‫فوق‬ (Atas) lawan kata

‫(تحت‬Bawah).Antonim garis lurus (Tadhad Imtidadi) dan Antonim garis

samping (Tadhad Amudy) disebut juga Tadhad Ittijahi (Antonim Arah).

Surat Ar-rum merupakan salah satu surat dalam Al-Quran yang ke 31 dalam
Al-Quran dan termasuk dalam kategori surat Makkiyah. Diantara kandungan dalam
Surat Ar Rum bercerita tentang satu peristiwa besar dan merupakan salah satu

Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa III Tahun 2019


167
HMJ Jurusan Sastra Arab Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang
P-ISSN 2598-0637 Pembelajaran Bahasa, Sastra, dan Budaya Arab di
E-ISSN 2621-5632 Indonesia

kemukjizatan Al-Quran yaitu menceritakan sesuatu yang akan terjadi yaitu


kemenangan bangsa Romawi setelah kekalahannya serta kemenangan umat islam.

Informasi terkait kemenangan bangsa Romawi dan sekaligus kemenangan


umat Islam terdapat pada surat ar-Rūm ayat 1-5:

‫) فى بضع سنين‬3( ‫) فى أدنى األرض من بعد غلبهم سيغلبون‬2( ‫) غلبت الروم‬1( ‫الم‬

‫) بنصر هللا ينصر من يشاء و هو‬4( ‫هلل األمر من قبل و من بعد و يومئذ يفرح املؤمنون‬

)5( ‫العزيز الرحيم‬

Artinya : (1) Alif lam mim (2) Telah dikalahkan bangsa Romawi (3) Di negeri
terdekat, dan mereka setelah dikalahkan itu akan menang (3) Dalam beberapa tahun
(antara tiga, lima, tujuh, sembilan tahun), bagi allah ketetapan urusan sebelum dan
sesudah (mereka menang), dan di hari (kemenangan) itu orang-orang mukmin
bergembira (5) Karena prtolongan Allah Allah menolong siapa saja yang
dikehendakinya, dan dia maha perkasa lagi maha penyayang.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk-bentuk antonim pada surat


Ar-rum berdasarkan perspektif Al-Khammasi. Berdasarkan hal tersebut maka
penelitian ini disebut penelitian kualitatif. Menurut Ibnu yang dikutip oleh Ainin
Penelitian kualitatif adalah suatu penelitian yang datanya dinyatakan dalam bentuk
verbal dan dianalisis menggunakan teknik statistik (Ainin, 2013: 12)

Sumber data primer dari penelitian ini adalah Al-Quran surah Ar-Rum,
sedangkan sumber sekunder terdiri dari buku-buku dan artikel mengenai, semantik
danantonim. Adapun teknik pengumpulan data, peneliti menggunakan teknik baca
dan catat. Peneliti menggunakan teknik baca untuk membaca keseluruhan isi surat
Ar-Rum dan mengidentifikasi secara cermat kata-kata yang berantonim. Teknik
catat digunakan oleh peneliti untuk mencatat data yang sudah didapatkan dari

Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa III Tahun 2019


168
HMJ Jurusan Sastra Arab Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang
Pembelajaran Bahasa, Sastra, dan Budaya Arab di P-ISSN 2598-0637 P-ISSN 2598-0637
Indonesia E-ISSN 2621-5632 E-ISSN 2621-5632

teknik baca agar data terekam dan terpantau secara sistematis dan terorganisasi
dengan baik ( Kaelan, 2012 : 167-168).

Untuk menguji kevalidan data yang telah didapat, peneliti menggunakan Uji
kredibilitas. Langkah ini terdiri dari tiga tahap, yaitu: meningkatkan ketekunan,
triangulasi, diskusi dengan teman ahli atau sejawat (Sugiyono,2015, p. 267).
Sedangkan teknik analisis data dalam penelitian ini adalah teori Miles dan
Hubberman yang terdiri dari empat langkah, yaitu Data Collection (pengumpulan
data), data reduction (reduksi data), data display (pemaparan data), dan Conclusion
drawing (penarikan kesimpulan) (Hubbermann, 1994: 30).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berikut ini kami bentuk antonim pada surat ar rum dan pebagiannya
berdasarkan perspektif Al-Khummasi:

Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa III Tahun 2019


169
HMJ Jurusan Sastra Arab Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang
‫‪P-ISSN 2598-0637‬‬ ‫‪Pembelajaran Bahasa, Sastra, dan Budaya Arab di‬‬
‫‪E-ISSN 2621-5632‬‬ ‫‪Indonesia‬‬

‫‪No‬‬ ‫‪Ayat‬‬ ‫‪Isi‬‬ ‫‪Jenis‬‬


‫‪1.‬‬ ‫‪4‬‬ ‫هلل األمر من قبل و من بعد‬ ‫‪Tadhad Mutlak‬‬

‫‪2.‬‬ ‫‪7‬‬ ‫يعلمون ظاهرا من الحيوة الدنيا و هم عن األخرة‬ ‫‪Tadhad Mutlak‬‬

‫هم غافلون‬
‫‪3.‬‬ ‫‪8‬‬ ‫ما خلق هللا السموت و األرض و ما بينهما‬ ‫‪Tadhad Mutlak‬‬

‫‪4.‬‬ ‫‪17‬‬ ‫فسبحان هللا حين تمسون و حين تصبحون‬ ‫‪Tadhad Imtidady‬‬

‫‪5.‬‬ ‫‪18‬‬ ‫و له الحمد فى السموات و األرض و عشيا و‬ ‫‪Tadhad Mutlak‬‬

‫حينتظهرون‬
‫‪6.‬‬ ‫‪19‬‬ ‫يخرج الحي من امليت و يخرج امليت من الحي و يحي‬ ‫‪Tadhad Mutlak‬‬

‫األرض بعد موتها‬


‫‪7.‬‬ ‫‪23‬‬ ‫و من أيته منامكم بالليل و النهار و ابتغاؤكم من‬ ‫‪Tadhad Imtiday‬‬

‫فضله‬
‫‪8.‬‬ ‫‪29‬‬ ‫فمن يهدي من أضل هللا‬ ‫‪Tadhad Aksy‬‬

‫‪9.‬‬ ‫‪40‬‬ ‫هللا الذي خلقكم ثم رزقكم ثم يميتكم ثم‬ ‫‪Tadhad Aksy‬‬

‫يحييكم‬
‫‪10.‬‬ ‫‪41‬‬ ‫ظهر الفساد فى البر و البحر بما كسبت أيدي‬ ‫‪Tadhah Aksy‬‬

‫الناس‬

‫‪Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa III Tahun 2019‬‬


‫‪170‬‬
‫‪HMJ Jurusan Sastra Arab Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang‬‬
Pembelajaran Bahasa, Sastra, dan Budaya Arab di P-ISSN 2598-0637 P-ISSN 2598-0637
Indonesia E-ISSN 2621-5632 E-ISSN 2621-5632

11. 54 ‫هللا الذي خلقكم من بعد قوة ضعف ثم جعل من‬ Tadhad Mutadarrij

‫بعد ضعفقوة‬

Pada ayat 4 terdapat antonim yaitu kata‫قبل‬dan‫بعد‬. Dalam bahasa Arab atau

bahasa apapun, keduanya merupakan jenis antonim mutlak (tadhad had), karena
lawan dari kata sebelum adalah kata sesudah. Kata ini tidak dikategorikan
mutadarrij (bertingkat) karena dalam kedua kata tidak ada tingkatan kata tertentu.
Juga bukan termasuk antonim amudy (garis samping) ataupun imtidady (garis
lurus), karena kata sebelum dan kata sesudah bukan termasuk arah.

Pada ayat 7 terdapat bentuk antonim yaitu pada kata ‫ الدنيا‬dan kata‫األخرة‬.
Kedua kata tersebut termasuk jenis antonim mutlak (tadhad had). Karena lawan
kata dari dunia pasti adalah akhirat. Bukan termasuk bertingkat karena tidak ada
tingkatan diantara dunia dan akhirat. Juga bukan termasuk antonim garis lurus
maupun samping, karena dunia dan akhirat bukan termasuk arah.

Pada ayat 8 juga termasuk antonim mutlak (tadhad had) yaitu pada kata
‫السموت‬dan‫األرض‬. Karena yang berlawanan dengan kata langit adalah bumi, dan itu
merupakan kemutlakan, karena setiap menyebut langit pasti lawan kata nya adalah
bumi. Tidak dikategorikan bertingkat (mutadarrij) karena langit dan bumi tidak
terdapat tingkatan atau level. Juga bukan termasuk amudy atau imtidadi karena
bukan termasuk arah. kata‫السموت‬menggunakan bentuk jamak sedangkan

kata‫األرض‬menggunakan bentuk mufrod (tunggal).

Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa III Tahun 2019


171
HMJ Jurusan Sastra Arab Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang
P-ISSN 2598-0637 Pembelajaran Bahasa, Sastra, dan Budaya Arab di
E-ISSN 2621-5632 Indonesia

Pada ayat 17 terdapat antonim pada kata ‫تمسون‬dan kata‫تصبحون‬. Kata

‫تمسون‬yang bermakna waktu sore memiliki antonim garis lurus dengan kata

‫تصبحون‬ yang bermakna waktu pagi. Selain itu, kedua kata tersebut termasuk

antonim garis samping karena dalam perputaran waktu terdapat empat waktu, yaitu
pagi, siang, sore dan malam. Waktu pagi antonim garis lurus dengan waktu sore.
Sedangkan waktu siang berantonim garis lurus dengan waktu malam.

Pada ayat 19 terdapat antonim pada kata ‫ امليت‬dan ‫الحي‬. Termasuk jenis

antonim mutlak (tadhad had)karena lawan dari kata mati adalah hidup dan tidak ada
tingkatan dalam kata hidup dan mati. Juga tidak termasuk antonim garis lurus
maupun samping karena tidak termasuk arah.

Pada ayat 23 terdapat bntuk antonim pada kata ‫الليل‬dan ‫النهار‬. Kata ‫النهار‬yang

memiliki makna siang hari berantonim garis lurus dengan kata ‫الليل‬yang bermakna

malam hari. Bukan termasuk antonim bertingkat karena tidak ada tingkatan dalam
siang hari dan malam hari. Sama halnya dengan pagi hari yang berantonim garis
lurus dengan sore hari.

Pada ayat 29 terdapat antonim pada kata ‫يهدي‬dan ‫ أضل‬, keduanya memiliki

makna menunjukkan dan menyesatkan. Termasuk jenis antonim berlawanan


(tadhad aksy), karena lawan kata yang lazim dari menunjukkan adalah menyesatkan
bukan kata yang lain. Tidak dikategorikan dalam Amudy ataupun Imtidady karena
bukan termasuk arah ataupun perputaran hari.

Pada ayat 40 terdapat antonim pada kata ‫ يميتكم‬dan‫ يحييكم‬yang memiliki


makna menghidupkan dan mematikan. Termasuk jenis antonim berlawanan (tadhad

aksy) karena lawan kata yang lazim atau lumrah dari kata kerja menghidupkan
adalah mematikan. Bukan termasuk antonim mutlak karena keduanya bukanlah

Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa III Tahun 2019


172
HMJ Jurusan Sastra Arab Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang
Pembelajaran Bahasa, Sastra, dan Budaya Arab di P-ISSN 2598-0637 P-ISSN 2598-0637
Indonesia E-ISSN 2621-5632 E-ISSN 2621-5632

Pada ayat 41 terdapat antonim pada kata ‫ البر‬dan‫البحر‬, termasuk jenis

antonim mutlak (Tadhad had). Karena pada kata‫البر‬yang memiliki arti daratan

merupakan lawan kata atau kebalikan dari ‫ البحر‬yang memiliki arti lautan. Karena

laut merupakan kebalikan alamiah dari darat, jika tidak hidup di darat berarti hidup
di laut.

Pada ayat 54 terdapat jenis antonim bertingkat atau tadhad mutadarrij yaitu
pada kata ‫ ضعف‬yang memiliki arti lemah dan ‫ قوة‬yang memiliki makna kuat.

Karena kata kuat dan lemah itu bersifat relatif, dan terdapat beberapa tingkat
kekuatan dan kelemahan tertentu. Tidak dikategorikan Amudy atau imtidady
karena bukan termasuk arah ataupun perputaran waktu.

SIMPULAN

Surat Ar-Rum merupakan surat pada Al-Quran yang ke 30 dalam mushaf


utsmani dan termasuk kategori surah Makkiyah. Surat Ar-Rum terdiri dari 60 ayat.
Dalam surat Ar-Rum terdapat beberapa kata yang berantonim. Dari 60 ayat terdapat
11 ayat yang mengandung bentuk antonim yaitu pada ayat 4, 7, 8, 17,18, 19, 23, 29,
40, 41 dan 54. Jika dilihat dari perspektif Al-Khummasi, jenis antonim terbagi
menjadi lima jenis antonim dan tidak semua jenis antonim terdapat pada surat Ar-
Rum ini. Terdapat empat jenis antonim dari lima jenis antonim menurut perspektif
Al-Khummasi yaitu antonim mutlak (tadhad had), bertingkat (mutadarrij),
berlawanan (aksy), dan garis lurus (imtidady).

Dari kesimpulan diatas dapat diketahui bahwa Al-Quran bisa difahami dan
dibedah dengan ilmu apap saja, termasuk melalui ilmu bahasa. Dikarenakan Al-
Quran turun dengan berbahasa Arab maka sangat penting untuk mempelajari
bahasa Arab. Banyak cabang ilmu bahasa Arab yang dapat digunakan untuk
memahami Al-Quran diantaranya dari segi makna (dalalah), kata (shorof), ataupun
balaghah. Disini peneliti menyarankan untuk terus melakukan kajian dan

Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa III Tahun 2019


173
HMJ Jurusan Sastra Arab Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang
P-ISSN 2598-0637 Pembelajaran Bahasa, Sastra, dan Budaya Arab di
E-ISSN 2621-5632 Indonesia

penelitian-penelitian dengan objek Al-Quran karena kemukjizatan Al-Quran tak


akan ada habisnya untuk diteliti dengan disiplin ilmu apapun.

DAFTAR RUJUKAN

Ainin, Mohammad. Metodologi Penilitian Bahasa Arab. Malang:Bintang


Sejahtera.
Al-Khammas, Sulaiman Salim. 2012. Al-Mu’jam wa Ilmu Ad-Dalalah. Surabaya:
Lisan Arab
Chaer, Abdul. 2007. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta.
Dawud, Muhammad. Al-Arabiyah wa Ilmu Lughah al-Hadits. Kairo : Dar Gharib.
Hubermann, M.B, & Miles, A.M. 1994. Qualitative Data Analysis. London :Sage
Publication.
Kaelan. 2012. Metode Penelitian Kualitatif Interdisipliner bidang sosial, Budaya,
Filsafat, Seni, Agama, dan Huamaniora. Yogyakarta:Paradigma.
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). 2008. Jakarta: Pusat Bahasa Departemen
Pendidikan nasional.
Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Kualitatif dan R dan D. Bandung: Alfabeta.
Sumbula, Umi dkk. 2014. Studi Al-Quran dan Hadis. Malang : UIN Malang Press.
Taufiqurrahman. 2008. Leksikologi Bahasa Arab. Malang : UIN Malang press.
Umar, Ahmad Mukhtar. 200. Ilmu Dalalah. Mesir : Alim al-Kutub.

Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa III Tahun 2019


174
HMJ Jurusan Sastra Arab Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang

Anda mungkin juga menyukai