Antonim 447-846-1-SM
Antonim 447-846-1-SM
Al-Quran diturunkan dalam berbahasa Arab, seperti dalam firman Allah surat
Yusuf ayat 2:
shorof ( Morfologi), Ilmu nahwu (Sintaksis), ilmu arudh, ilmu balaghah dan Ilmu
dalalah (Semantik).
Salah satu ilmu untuk mempelajari Al-Quran adalah ilmu dalalah atau
semantik. Menurut Al-Khammas ilmu dalalah (semantik) secara bahasa memiliki
arti menjelaskan sesuatu dengan perintah untuk mempelajarinya, seperti perkataan
دللت فالنا على الطريق, Dalil memiliki makna memerintahkan dalam sesuatu.
Menurut Umar, ilmu dalalah atau dalam bahasa Inggris dikenal sebagai
semantics yaitu ilmu yang mempelajari tentang makna, atau cabang dari ilmu
bahasa yang mempelajari teori makna. Bisa juga didefinisikan sebagai cabang dari
ilmu bahasa yang mempelajari syarat-syarat wajib yang harus dipenuhi oleh sebuah
simbol untuk dapat difahami maknanya (Umar, 2006:11)
Adapun menurut Dawud ilmu dalalah diartikan sebagi sebuah ilmu bahasa
yang mempelajari bahasa pada tingkat makna dari segala segi makna, baik makna
fonologis dan yang berhubungan dengan penekanan dan nada, makna morfologi,
makna sintaks, makna leksikon, dan makna konteks.( Dawud, 2001: 77 )
Kata makna dalam ilmu semantik sering disebut tanda (dalalah). Ali al-Khulli
mendefiniskan makna atau tanda sebagai :
“Makna atau tanda adalah sesuatu yang dipahami sesorang, baik berasal dari
kata, ungkapan maupun kalimat”.
Secara Etimologi, kata makna berasal dari عنى yang salah satu maknanya
ialah melahirkan. Karena itu, makna diartikan sebagai perkara yang dilahirkan dari
tuturan. Perkara tersebut sudah ada di dalam benak manusia sebelum diungkapkan
dalam sarana bahasa. Sarana ini berubah sesuai dengan perubahan makna tersebut
di dalam benak. Perkara yang terdapat di dalam benak disimpulkan sebagai hasil
pengalaman yang diolah akal (Taufiqurrahman, 2008: 23-24).
Diantara objek kajian dalam Ilmu dalalah atau semantik adalah hubungan
antar leksem, antara lain antonim ()تضاد, sinonim ()ترادف, dan
bentuk antonim pada surat Ar rum dan jenis nya berdasarkan perspektif Al-
Khummas.
Antonim menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai kata yang
berlawanan makna dengan kata lain, contohnya kata pandai berlawanan dengan
kata bodoh (KBBI, 2008,h 80).
“Antonim adalah dua buah kata atau lebih yang maknanya dianggap
berlawanan. Disebut dianggap karena sifat berlawanan dari dua kata yang
berantonim ini sangat relatif”. ( Taufiqurrahman, 2008 :75)
Antonim atau Tadhad menurut Al-Khammas yaitu dua kata yang mirip di
sebagian besar komponen semantik kecuali satu atau dua unit yang berbeda secara
negatif dan positif seperti contoh (أبيضputih) merupakan antonim dari (اسودhitam),
Yaitu diantara medan makna pada dua kata yang berlawanan tidak terdapat
tingkatan atau level. Artinya kedua kata yang maknanya berlawanan itu benar-
benar mutlak, contoh :
Yaitu diantara medan makna pada dua kata yang berlawanan masih terdapat
tingkatan atau level. Artinya, makna dari kata-kata saling berlawanan masih
relatif. Contoh:
- سهل (Mudah) lawan kata صعب (Sulit) ; namun diantara “mudah” dan
- بارد (Dingin) lawan kata حار (Panas) ; diantara “Dingin” dan “Panas”
( ساخنpaling hangat).
Yaitu, diantara medan makna pada dua kata yang berlawanan bersifat lazim
atau lumrah. Contoh :
lawan kata شرق (timur), (جنوبselatan) lawan kata (غربbarat) lawan kata
( شمالutara).
Surat Ar-rum merupakan salah satu surat dalam Al-Quran yang ke 31 dalam
Al-Quran dan termasuk dalam kategori surat Makkiyah. Diantara kandungan dalam
Surat Ar Rum bercerita tentang satu peristiwa besar dan merupakan salah satu
) فى بضع سنين3( ) فى أدنى األرض من بعد غلبهم سيغلبون2( ) غلبت الروم1( الم
) بنصر هللا ينصر من يشاء و هو4( هلل األمر من قبل و من بعد و يومئذ يفرح املؤمنون
Artinya : (1) Alif lam mim (2) Telah dikalahkan bangsa Romawi (3) Di negeri
terdekat, dan mereka setelah dikalahkan itu akan menang (3) Dalam beberapa tahun
(antara tiga, lima, tujuh, sembilan tahun), bagi allah ketetapan urusan sebelum dan
sesudah (mereka menang), dan di hari (kemenangan) itu orang-orang mukmin
bergembira (5) Karena prtolongan Allah Allah menolong siapa saja yang
dikehendakinya, dan dia maha perkasa lagi maha penyayang.
METODE PENELITIAN
Sumber data primer dari penelitian ini adalah Al-Quran surah Ar-Rum,
sedangkan sumber sekunder terdiri dari buku-buku dan artikel mengenai, semantik
danantonim. Adapun teknik pengumpulan data, peneliti menggunakan teknik baca
dan catat. Peneliti menggunakan teknik baca untuk membaca keseluruhan isi surat
Ar-Rum dan mengidentifikasi secara cermat kata-kata yang berantonim. Teknik
catat digunakan oleh peneliti untuk mencatat data yang sudah didapatkan dari
teknik baca agar data terekam dan terpantau secara sistematis dan terorganisasi
dengan baik ( Kaelan, 2012 : 167-168).
Untuk menguji kevalidan data yang telah didapat, peneliti menggunakan Uji
kredibilitas. Langkah ini terdiri dari tiga tahap, yaitu: meningkatkan ketekunan,
triangulasi, diskusi dengan teman ahli atau sejawat (Sugiyono,2015, p. 267).
Sedangkan teknik analisis data dalam penelitian ini adalah teori Miles dan
Hubberman yang terdiri dari empat langkah, yaitu Data Collection (pengumpulan
data), data reduction (reduksi data), data display (pemaparan data), dan Conclusion
drawing (penarikan kesimpulan) (Hubbermann, 1994: 30).
Berikut ini kami bentuk antonim pada surat ar rum dan pebagiannya
berdasarkan perspektif Al-Khummasi:
هم غافلون
3. 8 ما خلق هللا السموت و األرض و ما بينهما Tadhad Mutlak
4. 17 فسبحان هللا حين تمسون و حين تصبحون Tadhad Imtidady
حينتظهرون
6. 19 يخرج الحي من امليت و يخرج امليت من الحي و يحي Tadhad Mutlak
فضله
8. 29 فمن يهدي من أضل هللا Tadhad Aksy
9. 40 هللا الذي خلقكم ثم رزقكم ثم يميتكم ثم Tadhad Aksy
يحييكم
10. 41 ظهر الفساد فى البر و البحر بما كسبت أيدي Tadhah Aksy
الناس
11. 54 هللا الذي خلقكم من بعد قوة ضعف ثم جعل من Tadhad Mutadarrij
بعد ضعفقوة
Pada ayat 4 terdapat antonim yaitu kataقبلdanبعد. Dalam bahasa Arab atau
bahasa apapun, keduanya merupakan jenis antonim mutlak (tadhad had), karena
lawan dari kata sebelum adalah kata sesudah. Kata ini tidak dikategorikan
mutadarrij (bertingkat) karena dalam kedua kata tidak ada tingkatan kata tertentu.
Juga bukan termasuk antonim amudy (garis samping) ataupun imtidady (garis
lurus), karena kata sebelum dan kata sesudah bukan termasuk arah.
Pada ayat 7 terdapat bentuk antonim yaitu pada kata الدنياdan kataاألخرة.
Kedua kata tersebut termasuk jenis antonim mutlak (tadhad had). Karena lawan
kata dari dunia pasti adalah akhirat. Bukan termasuk bertingkat karena tidak ada
tingkatan diantara dunia dan akhirat. Juga bukan termasuk antonim garis lurus
maupun samping, karena dunia dan akhirat bukan termasuk arah.
Pada ayat 8 juga termasuk antonim mutlak (tadhad had) yaitu pada kata
السموتdanاألرض. Karena yang berlawanan dengan kata langit adalah bumi, dan itu
merupakan kemutlakan, karena setiap menyebut langit pasti lawan kata nya adalah
bumi. Tidak dikategorikan bertingkat (mutadarrij) karena langit dan bumi tidak
terdapat tingkatan atau level. Juga bukan termasuk amudy atau imtidadi karena
bukan termasuk arah. kataالسموتmenggunakan bentuk jamak sedangkan
تمسونyang bermakna waktu sore memiliki antonim garis lurus dengan kata
تصبحون yang bermakna waktu pagi. Selain itu, kedua kata tersebut termasuk
antonim garis samping karena dalam perputaran waktu terdapat empat waktu, yaitu
pagi, siang, sore dan malam. Waktu pagi antonim garis lurus dengan waktu sore.
Sedangkan waktu siang berantonim garis lurus dengan waktu malam.
Pada ayat 19 terdapat antonim pada kata امليتdan الحي. Termasuk jenis
antonim mutlak (tadhad had)karena lawan dari kata mati adalah hidup dan tidak ada
tingkatan dalam kata hidup dan mati. Juga tidak termasuk antonim garis lurus
maupun samping karena tidak termasuk arah.
Pada ayat 23 terdapat bntuk antonim pada kata الليلdan النهار. Kata النهارyang
memiliki makna siang hari berantonim garis lurus dengan kata الليلyang bermakna
malam hari. Bukan termasuk antonim bertingkat karena tidak ada tingkatan dalam
siang hari dan malam hari. Sama halnya dengan pagi hari yang berantonim garis
lurus dengan sore hari.
Pada ayat 29 terdapat antonim pada kata يهديdan أضل, keduanya memiliki
aksy) karena lawan kata yang lazim atau lumrah dari kata kerja menghidupkan
adalah mematikan. Bukan termasuk antonim mutlak karena keduanya bukanlah
antonim mutlak (Tadhad had). Karena pada kataالبرyang memiliki arti daratan
merupakan lawan kata atau kebalikan dari البحرyang memiliki arti lautan. Karena
laut merupakan kebalikan alamiah dari darat, jika tidak hidup di darat berarti hidup
di laut.
Pada ayat 54 terdapat jenis antonim bertingkat atau tadhad mutadarrij yaitu
pada kata ضعفyang memiliki arti lemah dan قوةyang memiliki makna kuat.
Karena kata kuat dan lemah itu bersifat relatif, dan terdapat beberapa tingkat
kekuatan dan kelemahan tertentu. Tidak dikategorikan Amudy atau imtidady
karena bukan termasuk arah ataupun perputaran waktu.
SIMPULAN
Dari kesimpulan diatas dapat diketahui bahwa Al-Quran bisa difahami dan
dibedah dengan ilmu apap saja, termasuk melalui ilmu bahasa. Dikarenakan Al-
Quran turun dengan berbahasa Arab maka sangat penting untuk mempelajari
bahasa Arab. Banyak cabang ilmu bahasa Arab yang dapat digunakan untuk
memahami Al-Quran diantaranya dari segi makna (dalalah), kata (shorof), ataupun
balaghah. Disini peneliti menyarankan untuk terus melakukan kajian dan
DAFTAR RUJUKAN