Anda di halaman 1dari 13

TUGAS TUTORIAL KE-2

PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK MKDK4002

Disusun Oleh :
Nama : NADIYA ULFA PERMANA
NIM 857817937
Kelas :C
Tutor : Dina Ferisa, M.Pd.

S1 – PGSD MASUKAN SARJANA


POKJAR CIAMIS
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS
TERBUKA
UPBJJ BANDUNG 2023
TUGAS TUTORIAL KE-2
MKDK4002/PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK/2 SKS
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

Tutor : Dina Ferisa, M.Pd.

Jawablah pertanyaan berikut dengan teliti dan cermat! Sebelum menjawab silakan
membaca materi Modul 1 s.d Modul 3.

Wacana 1
Bacalah cerita berikut ini!
Kayana Putra Handoko
Di suatu kota ternama tumbuh seorang anak berjenis kelamin laki-laki. Ia tumbuh besar dengan
pendampingan keluarga yang penuh terhadap proses keberlangsungan hidupnya. Sebut saja nama
anak itu adalah Kay. Kay menjelma menjadi anak yang tumbuh dengan keadaan fisik hampir
sempurna. Di usia menginjak 7 th gigi susu Kay sudah hampir digantikan dengan gigi tetap.
Meskipun secara kesehatan, jarang sekali Kay dibawa oleh orang tuanya ke dokter gigi. Hanya
saja ia tak pernah lupa untuk menggosok gigi setiap hari 2 kali sehari. Pada umur 10 tahun, ia
sudah memiliki kemampuan beragam hal diantaranya ketika bermain bersama teman, ia mampu
melempar bola sejauh 23 meter, berlari 48 meter per detik, dan mampu meloncat setinggi 150
cm.
Bukan hal mudah yang terjadi pada Kay saat kecil dulu. Ia sering sakit-sakitan diantaranya; flu,
batuk, demam dan diare. Akan tetapi ia mendapat nutrisi cukup yang mampu diberikan oleh
orang tuanya semasa kecil sehingga ketika sakit pun berat badan Kay tidak terlalu cukup turun,
dan masih di angka yang stabil sesuai masa pertumbuhan. Ayah Kay merupakan seorang atlit
lari. Sedari dulu, Kay sejak usia dini diajak untuk berolahraga ringan bersama ayahnya sehingga
latihan fisik bagi Kay sangat ia senangi termasuk olahraga lari dan beberapa olah raga lainnya.
Hal itu membuat Kay tumbuh dengan fisik yang sesuai dengan perkembangan anak sesuai
usianya.
Sekarang Kay sudah memasuki usia sekolah, tepatnya sudah di kelas 2 SD. Umurnya menginjak
8 tahun. Kay termasuk anak yang memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. Setiap kali belajar dengan
guru, Kay selalu bertanya sampai ia benar-benar paham. Begitu juga ketika Ibu Guru
mengajukan pertanyaan dengan sigapnya Kay menjawab tidak asal, ia menggunakan pemikiran
nyata yang sesuai dengan logika. Hal itu membuat semua guru yang mengajar perlu memberikan
sentuhan berupa media menarik dalam proses pembelajaran. Selain memiliki rasa ingin tahu
yang tinggi, Kay termasuk anak yang mandiri. Di saat semua anak bermain dengan waktu yang
cukup lama. Kay memiliki jadwal tersendiri dan membagi waktu bermain, belajar, dan juga
membantu orang tua. Kay tumbuh menjadi pribadi yang mampu berkomunikasi dengan baik
pada setiap orang. Orang dewasa menganggap bahwa dia sudah memiliki kemampuan berbahasa
yang baik dan mampu menempatkan bicara sesuai lawan bicaranya. Hanya saja ketika
menginginkan sesuatu barang, Kay termasuk anak yang mampu melupakan emosi secara
penuh. Dia belum mampu
meregulasi emosi dalam memecahkan sesuai keingian yang belum terpenuhi dengan baik.
Beberapa kali Kay berbohong untuk menjauhkannya dari hukuman yang akan diberikan orang
tuanya. Akan tetapi orang tua Kay sebagai pembimbing tetap sabar dan memberi arahan baik.
Kegiatan keseharian yang dilakukan dan dicapai baik oleh Kay, sebagai bentuk apresiasi
diberikan reward (hadiah) akan tetapi hukuman juga masih diberlakukan oleh orang tua Kay
terhadapnya. Kegiatan Kay sudah lakukan diantaranya, sudah mampu membersihkan kamar
sendiri, mandi dan memakai baju sendiri, serta sudah mampu melakukan ha-hal sesuai usianya
yang bisa ia lakukan sendiri tanpa bantuan orang tuanya. Hadiah yang ia dapat berupa makanan
kesukaan, dan beberapa kado sederhana dari orang tuanya.

1. Isikan hasil analisis Saudara pada tabel berikut ini, sesuai dengan pertumbuhan dan
perkembangan yang sudah dan belum Kay capai!

Poin Penting
(Perkembangan Tuliskan apa saja Tuliskan apa
Hal-hal yang perlu orang
No. dan yang sudah Kayana saja yang belum
capai Kayana capai tua lakukan
Pertumbuhan)
1. Pertumbuhan fisik-  Kay sudah mampu 1. Mendukung Aktivitas Fisik:
motorik melempar bola Orang tua perlu terus
sejauh 23 meter. mendukung dan mendorong
 Kay sudah mampu Kay untuk berpartisipasi
berlari 48 meter per dalam aktivitas fisik, seperti
detik. olahraga, agar ia dapat
 Kay sudah mampu mempertahankan kesehatan
meloncat setinggi fisiknya. Ini mencakup
150 cm. memastikan Kay terus
 Kay telah menjaga
bergerak dan mendapatkan
kesehatan giginya
dengan menggosok cukup latihan.
gigi dua kali sehari. 2. Memberikan Nutrisi yang
 Meskipun Kay telah Sehat: Orang tua harus
aktif berolahraga, memastikan bahwa Kay
perlu dipastikan menerima makanan yang
bahwa ia terus sehat dan bergizi, sehingga
didorong untuk pertumbuhan dan kesehatan
berolahraga dan fisiknya tetap terjaga. Pola
menjaga kesehatan makan yang seimbang
fisiknya. sangat penting untuk
pertumbuhan anak.
 Orang tua perlu
memastikan bahwa 3. Dukung Minat Belajar dan
Kay tetap Rasa Ingin Tahu: Orang tua
mendapatkan nutrisi perlu memberikan
yang cukup dan dukungan dan bahan
pembelajaran yang menarik
untuk menjaga minat
belajar
pola makan yang dan rasa ingin tahu Kay. Ini
sehat. termasuk memberikan buku
 Jika Kay dan materi pembelajaran
mengalami sakit, yang sesuai dengan
perlu memberikan minatnya.
perawatan dan 4. Bantu Mengatasi Regulasi
dukungan yang Emosi: Orang tua harus
sesuai. membantu Kay dalam
mengembangkan
keterampilan regulasi
emosi. Ini termasuk
membimbingnya dalam
mengatasi rasa frustrasi
atau marah ketika
menghadapi keinginan
yang belum
terpenuhi.
5. Ajarkan Nilai-nilai Moral:
Orang tua perlu
memberikan pemahaman
tentang nilai-nilai moral
dan etika kepada Kay.
Mereka dapat memberikan
contoh positif dan
berkomunikasi tentang
pentingnya sikap- sikap
yang baik dalam kehidupan
sehari-hari.
6. Terus Memberikan
Dukungan dan
Penghargaan: Orang tua
dapat memberikan reward
(hadiah) sebagai bentuk
penghargaan atas
pencapaian Kay dalam
berbagai kegiatan. Hal ini
dapat memotivasi Kay
untuk terus melakukan
tindakan positif.
7. Komunikasi yang Baik:
Orang tua perlu menjaga
komunikasi yang baik
dengan Kay. Mereka dapat
mendengarkan pertanyaan,
kekhawatiran, atau perasaan
Kay dengan penuh
perhatian dan memberikan
jawaban yang memadai.
8. Berikan Panduan dan
Batasan: Orang tua dapat
memberikan panduan dan
batasan yang jelas kepada
Kay. Ini membantu Kay
memahami apa yang
diharapkan dari dirinya dan
membantu dalam
pengaturan emosi dan
perilakunya.

2. Perkembangan  Kay memiliki rasa


kognitif ingin tahu yang
tinggi dan selalu
bertanya hingga
memahami materi.
 Kay mampu
menjawab pertanyaan
dengan pemikiran
logis.
 Kay memiliki
kemampuan
berbahasa yang baik.
 Orang tua perlu terus
memberikan
dukungan pada minat
belajar dan rasa ingin
tahu Kay.
 Perlu diberikan
bahan-bahan
pembelajaran yang
menarik untuk
menjaga ketertarikan
Kay.
 Orang tua dapat
mengajak Kay untuk
terus eksplorasi dunia
pengetahuan.

3. Perkembangan  Kay adalah anak


emosional yang mandiri dan
memiliki
kemampuan
berkomunikasi yang
baik.
 Kay dapat
membantu orang
tua dalam kegiatan
sehari-hari.
 Kay terkadang
masih kesulitan
dalam mengatur
emosinya saat
menghadapi
keinginan yang
belum terpenuhi.
 Kay pernah
berbohong untuk
menghindari
hukuman.
 Orang tua perlu
membantu Kay
dalam
mengembangkan
keterampilan
regulasi emosi.
 Memberikan
pemahaman pada
Kay tentang
pentingnya jujur
dan konsekuensi
dari berbohong.

4. Perkembangan  Kay memiliki
bahasa kemampuan
berbahasa yang
baik dan mampu
menempatkan
bicara sesuai lawan
bicaranya.
 Tidak ada yang
belum dicapai
dalam
perkembangan
bahasa Kay.
 Orang tua perlu
terus mendorong
dan mendukung
perkembangan
bahasa Kay dengan
memperluas
kosakata dan
penggunaan bahasa
yang lebih
kompleks.

5. Perkembangan  Kay menerima


moral dan sikap reward (hadiah) dan
juga hukuman
sebagai konsekuensi
dari tindakan-
tindakannya.
 Kay mampu
melakukan beberapa
kegiatan sehari-hari
dengan mandiri.
 Orang tua perlu
terus memberikan
pengertian tentang
nilai-nilai moral dan
etika.
 Memberikan contoh
positif dan
mengkomunikasikan
pentingnya sikap-
sikap yang baik
dalam kehidupan
sehari-hari.

2. Salah satu ahli menyebutkan bahwa masa emas seseorang belajar bahasa kedua saat ia
berusia 6-12 th (Pembelajaran perlu dilakukan secara maksimal). Usia tersebut berada
pada masa usia sekolah dasar.
a. Menurut Saudara, apakah pemerolehan bahasa kedua itu penting? Jika Ya,
sampaikan alasan Saudara!
Jawaban :
Pemerolehan bahasa kedua pada masa usia 6-12 tahun memang sangat penting. Ada
beberapa alasan mengapa ini penting:
 Plasticitas otak:
Pada masa ini, otak anak masih sangat plastis, artinya kemampuan otak untuk
menyerap dan memproses informasi bahasa sangat tinggi. Ini memungkinkan
mereka untuk mengembangkan kemampuan berbahasa kedua dengan cepat dan
efektif.
 Kemudahan adaptasi:
Anak-anak pada usia sekolah dasar cenderung lebih terbuka terhadap
pengalaman baru, termasuk belajar bahasa kedua. Mereka cenderung lebih cepat
beradaptasi dengan lingkungan berbahasa asing.
 Manfaat jangka panjang:
Penguasaan bahasa kedua pada usia ini membawa manfaat jangka panjang
dalam hal komunikasi, pekerjaan, dan interaksi sosial. Ini dapat membuka
peluang pendidikan dan karier yang lebih luas di masa depan.
b. Bagaimana cara Saudara untuk mengajarkan bahasa kedua agar hasil yang
diperoleh bisa dilakukan secara maksimal? Berikan dengan satu contoh dan
tahapan yang dilakukan.
Jawabn :
Cara mengajarkan bahasa kedua agar hasilnya bisa maksimal adalah dengan
pendekatan yang berfokus pada interaktif, menyenangkan, dan relevan bagi anak-
anak. Berikut adalah contoh cara mengajarkannya dengan tahapannya:
Contoh: Mengajarkan bahasa Inggris kepada anak usia 7 tahun.
Tahap 1: Kenalkan kosakata dasar

 Mulailah dengan kata-kata dasar, seperti warna, angka, benda-benda sehari-hari.


 Gunakan gambar, kartu, atau mainan yang memvisualisasikan kata-kata ini.
 Beri tahu anak arti kata-kata tersebut dalam bahasa ibu mereka.
Tahap 2: Gunakan cerita dan lagu
 Buat cerita sederhana atau nyanyikan lagu dalam bahasa Inggris yang
melibatkan kata-kata yang sudah diajarkan.
 Pastikan cerita atau lagu tersebut menarik dan sesuai dengan minat anak.
 Libatkan anak dalam menyanyi atau menceritakan ulang cerita.
Tahap 3: Aktivitas interaktif
 Gunakan permainan, seperti teka-teki kata, permainan papan, atau permainan
peran, yang melibatkan penggunaan bahasa Inggris.
 Ajak anak untuk berkomunikasi dalam bahasa Inggris dalam konteks sehari-hari,
seperti bermain berperan sebagai pelanggan dan penjual dalam toko mainan.
Tahap 4: Peningkatan kompleksitas
 Seiring waktu, tingkatkan kompleksitas kosakata dan kalimat yang diajarkan.
 Bawa anak ke tingkat yang lebih tinggi, seperti membaca cerita pendek dalam
bahasa Inggris atau menulis kalimat sederhana.
Tahap 5: Penguatan konsisten

 Penting untuk menjaga konsistensi dalam pengajaran bahasa kedua.


 Dukung perkembangan bahasa kedua anak dengan memberikan kesempatan
rutin untuk berbicara, mendengarkan, dan berinteraksi dalam bahasa tersebut.
 Penting untuk diingat bahwa setiap anak belajar dengan cara yang berbeda,
jadi penting untuk memahami minat dan kebutuhan individu mereka serta
membuat pembelajaran bahasa kedua sesuai dengan preferensi dan tingkat
perkembangan mereka.
Wacana 2
Bacalah percakapan antara Ayah dan Nami berikut ini!

Nami : “Ayah... Ayah... tunggu Nami. Nami mau berangkat sama Ayah!”
Ayah : “Iya, Nak. Segera pakai sepatu ya!” Nami :
“Baik, Ayah”.

Nami pun mengambil sepatu yang ia akan pakai. Nami adalah seorang anak yang baru berusia
5 tahun. Ia bersekolah di salah satu Taman Kanak-Kanak di dekat rumahnya.

Nami pun kembali dengan sepatu yang ia akan pakai. Dia duduk di kursi sambil ayahnya
melihat apa yang Nami lakukan.

Nami : “Ish..Ish...duh”. (sambil memasukan kaki ke sepatu sekuat tenaga).


Ayah : “Kenapa Nami?”
Nami : “Tidak apa-apa Ayah, Nami agak kesulitan saja memasukan kaki ke sepatu ini.”
Ayah : “Mau Ayah Bantu?”
Nami : “Tidak perlu Ayah, Nami bisa kok!”
Ayah : “Baiklah, Nami.”

Nami terlihat sangat kesulitan untuk yang kedua kalinya. Tali sepatu kaki kanannya sulit untuk
ditalikan. Dia mencoba beberapa kali namun masih belum ditalikan. Ayahnya masih mencoba
bertahan untuk tidak membantunya.

Nami : “Ayah, bolehkah Nami meminta tolong? Boleh Ayah bantu Nami?”
Ayah : “Boleh, Nak. Sini Ayah bantu! (Ayah membantu menalikan dan memberi contoh untuk
Nami). Begini Nak, caranya seperti ini. Mudah bukan? Yuk, Nami coba menalikan
sepatu kaki kiri!”

Nami : “Baik Ayah, Nami coba ya!”


Ayah : “Keren, Nami ternyata sudah bisa ya!”
Nami : “Iya Ayah, ternyata Nami bisa. Terima kasih banyak ya Ayah!”
3. Jawablah pertanyaan berikut, sesuai ilustrasi di atas!
a. Apakah yang dilakukan Ayah Nami pertama kali untuk tidak membantu
merupakan hal yang patut dicontoh? Jelaskan!
b. Menurut pemahaman Saudara, alur yang dilakukan Ayah Nami di atas ketika
dihubungkan dengan perkembangan kognitif menurut Lev Vygotsky apakah sudah
sesuai atau tidak? Jelaskan pemahaman Saudara terkait itu!
Jawaban :
a. Tindakan Ayah Nami pertama kali untuk tidak membantu Nami mungkin tidak selalu
patut dicontoh. Meskipun penting untuk memberikan kesempatan pada anak untuk
mencoba hal-hal secara mandiri dan mengembangkan keterampilan diri, tetapi dalam
situasi tertentu, seperti saat anak tampak kesulitan dan frustrasi, ada baiknya orang tua
memberikan bantuan atau panduan untuk mencegah anak merasa terlalu frustrasi atau
tidak percaya diri. Ayah seharusnya lebih cepat menawarkan bantuannya ketika
melihat Nami kesulitan, yang bisa membuat pengalaman Nami menjadi lebih positif.

b. Ketika dihubungkan dengan perkembangan kognitif menurut Lev Vygotsky, tindakan


Ayah Nami lebih baik daripada tindakan pertamanya. Vygotsky menekankan pentingnya
zona perkembangan proximal (ZPD), yang merupakan jarak antara apa yang seorang
anak dapat lakukan sendiri dan apa yang dapat mereka lakukan dengan bantuan orang
dewasa atau orang lain yang lebih kompeten.
Dalam kasus ini, ketika Ayah Nami akhirnya memberikan bantuan setelah Nami merasa
kesulitan, dia memanfaatkan ZPD dengan memberikan contoh dan panduan, sehingga
Nami dapat memahami dan menguasai cara menalikan sepatu dengan bantuan ayahnya.
Ini sejalan dengan teori Vygotsky yang menekankan pentingnya bantuan dan dukungan
orang dewasa untuk membantu anak mengatasi tugas yang mungkin belum bisa mereka
lakukan sepenuhnya sendiri. Dengan demikian, alur yang dilakukan Ayah Nami di atas
mendukung perkembangan kognitif anak sesuai dengan konsep ZPD Vygotsky.

Wacana 3
Bacalah cerita di bawah ini!

Pak Sobri adalah guru matematika Kelas IVA yang cukup senior di salah satu sekolah
dasar. Beliau mengajar sangat telaten, setiap tahun Pak Sobri selalu dicari oleh anak didiknya.
Pada saat mengajar, Pak Sobri selalu membawa tas besar. Isi tasnya berisi beragam macam alat
peraga dan sumber belajar yang anak butuhkan. Anak-anak sangat senang belajar dengan Pak
Sobri. Semua benda di lingkungan sekitar bisa dijadikan sumber belajar oleh Pak Sobri dan
anak-
anak yang belajar dengannya. Pak Sobri lebih memilih menggunakan metode belajar inkuiri
bersama anak didiknya.

Selain Pak Sobri, ada guru matematika lain di Kelas IVB bernama Bu Rika. Berbeda
halnya dengan Pak Sobri. Setiap mengajar, Bu Rika menyampaikan penjelasan materi
menggunakan metode ceramah. Akibatnya anak-anak merasa bosan, kurang dipahami apa yang
disampaikan sehingga mereka memilih melakulan hal lain seperti menggambar ataupun
memainkan mainan yang mereka miliki.

4. Berdasarkan ilustrasi di atas. Jawablah pertanyaan berikut ini.


a. Metode belajar manakah yang Bapak Ibu sering gunakan? Apakah metode belajar
seperti Pak Sobri atau Bu Rika? Jelaskan alasan berdasarkan opsi yang dipilih.
Jawaban :
b. Apa yang seharusnya Bu Rika lalukan agar anak didiknya memahami apa yang
disampaikan, jika melihat dari perbedaan pada perkembangan intelektual menurut
Piaget? Jelaskan!
c. Menurut pemahaman Saudara, jika Saudara dilimpahkan amanat untuk mengajar
anak kelas IV apa saja yang perlu dipersiapkan dengan menyesuaikan
perkembangan kognitif menurut Piaget? Jelaskan dan berikan satu contoh!
Jawaban :
a. Metode belajar yang saya sering gunakan adalah seperti yang digunakan oleh Pak Sobri,
yaitu metode belajar inkuiri bersama anak didik. Alasan saya memilih metode ini adalah
karena metode inkuiri memberikan kesempatan kepada anak-anak untuk aktif menggali
pengetahuan sendiri, berpikir kritis, dan eksplorasi dalam proses pembelajaran. Hal ini
sesuai dengan pendekatan konstruktivis dalam pendidikan yang memandang siswa sebagai
pembelajar aktif yang membangun pengetahuannya sendiri.
b. Untuk membantu anak didiknya memahami apa yang disampaikan, Bu Rika sebaiknya
menggunakan pendekatan yang sesuai dengan perkembangan intelektual menurut Piaget.
Menurut teori Piaget, anak-anak pada usia kelas IV (sekitar 9-10 tahun) berada pada
tahap operasi konkret, yang berarti mereka lebih cenderung belajar melalui konsep
konkret dan aktivitas fisik. Bu Rika dapat melibatkan anak-anak dalam pembelajaran aktif,
seperti eksperimen sederhana, permainan peran, atau manipulasi benda konkret yang
relevan dengan materi matematika. Ini akan membantu anak-anak untuk memahami
konsep matematika secara lebih konkret dan nyata.
c. Jika saya diberi amanat untuk mengajar anak kelas IV dengan mempertimbangkan
perkembangan kognitif menurut Piaget, saya akan mempersiapkan:
1. Materi Pembelajaran yang Konkret: Saya akan memilih materi pembelajaran yang
berhubungan dengan benda-benda atau situasi konkret yang dapat dimanipulasi oleh
anak-anak. Sebagai contoh, jika saya mengajar tentang pecahan, saya akan membawa
benda-benda fisik seperti potongan kertas, penggaris, atau benda-benda sehari-hari
yang dapat dipecah-pecah untuk mengilustrasikan konsep pecahan.
2. Aktivitas Interaktif: Saya akan merancang aktivitas interaktif yang melibatkan siswa
dalam berpikir kritis dan pemecahan masalah. Misalnya, saya akan mengadakan
permainan matematika yang mengharuskan siswa bekerja sama dalam kelompok
untuk memecahkan masalah yang melibatkan konsep matematika yang sedang
dipelajari.
3. Dukungan Individual: Saya akan memberikan dukungan individual kepada siswa yang
membutuhkan bantuan tambahan. Saya akan berusaha memahami tingkat pemahaman
masing-masing siswa dan memberikan bantuan yang sesuai dengan kebutuhan
mereka.
Dengan mempersiapkan pembelajaran sesuai dengan perkembangan kognitif Piaget, siswa
akan memiliki pengalaman pembelajaran yang lebih efektif dan bermakna, serta
memungkinkan mereka untuk memahami dan mengaplikasikan konsep matematika dengan
lebih baik.

5. Program literasi adalah program yang dirancang khusus untuk meningkatkan


kompetensi literasi bahasa Indonesia pada anak. Kemampuan anak akan berkembang
secara bertahap dan menyeluruh.
a. Menurut Saudara program apa saja yang bisa diberikan kepada anak untuk
mendukung kompetensi literasi bahasa Indonesia?
b. Pembelajaran seperti apa yang perlu diberikan kepada anak sehingga program
literasi ini bisa berjalan sesuai semestinya. Berikan penjelasan Saudara!
Jawaban :

a. Ada beberapa program yang dapat diberikan kepada anak untuk mendukung
kompetensi literasi bahasa Indonesia, antara lain:
1. Membaca Buku: Mendorong anak untuk membaca buku-buku yang sesuai dengan
usia dan minat mereka.
2. Cerita Bersama: Melibatkan anak dalam kegiatan membaca cerita bersama dengan
orang tua atau guru.
3. Menulis Jurnal: Mendorong anak untuk menulis jurnal harian atau cerita pendek
untuk mengasah keterampilan menulis.
4. Membaca Puisi dan Sastra: Mengenalkan anak pada puisi dan sastra Indonesia
untuk memperluas kosakata dan pemahaman mereka.
5. Perpustakaan Sekolah: Mendorong anak untuk menggunakan fasilitas perpustakaan
sekolah dan mengembangkan kebiasaan membaca.
6. Kegiatan Literasi di Luar Kelas: Mengadakan kegiatan literasi di luar kelas, seperti
kelompok membaca atau kompetisi menulis.

b. Pembelajaran yang diberikan kepada anak untuk menjalankan program literasi


haruslah berfokus pada pengembangan keterampilan membaca, menulis, mendengarkan,
dan berbicara. Berikut adalah penjelasan lebih lanjut:
1. Membaca
 Menyediakan akses ke berbagai jenis buku dan bahan bacaan yang sesuai dengan
tingkat usia dan minat anak.
 Mendorong anak untuk membaca secara rutin dan menciptakan waktu baca
bersama keluarga atau teman.
 Memotivasi anak untuk memilih bacaan yang menarik dan sesuai dengan
tingkat kemampuannya.
2. Menulis:
 Memberikan kesempatan bagi anak untuk menulis cerita, jurnal, puisi, atau esai.
 Mendorong anak untuk menyusun dan mengedit tulisan mereka sendiri.
 Memberikan umpan balik konstruktif tentang tulisan mereka untuk membantu
meningkatkan keterampilan menulis.
3. Mendengarkan:
 Membacakan cerita atau puisi kepada anak dan mengajak mereka untuk
mendengarkan dengan saksama.
 Memfasilitasi diskusi dan pertanyaan yang mendorong pemahaman
mendalam tentang cerita atau teks yang didengarkan.
4. Berbicara:
 Mengajak anak untuk berbicara tentang pengalaman mereka, ide, dan pandangan
mereka sendiri.
 Memfasilitasi diskusi kelompok yang memungkinkan anak berbicara
dan mendengarkan pendapat orang lain.
Selain itu, program literasi juga harus mencakup peningkatan pemahaman kosakata,
pemahaman struktur kalimat, dan pemahaman konsep dasar bahasa. Program ini harus
dirancang dengan memperhatikan tingkat perkembangan kognitif dan usia anak,
sehingga materi dan pendekatan yang digunakan sesuai dengan kebutuhan mereka.
Dalam semua aktivitas literasi, penting untuk menciptakan lingkungan yang mendukung
dan merangsang minat anak dalam bahasa Indonesia.
Ciamis, 9 November 2023

NADIYA ULFA PERMANA

Anda mungkin juga menyukai