Tt2 Perkembangan Peserta Didik Nadiya Ulfa Permana 857517937
Tt2 Perkembangan Peserta Didik Nadiya Ulfa Permana 857517937
Disusun Oleh :
Nama : NADIYA ULFA PERMANA
NIM 857817937
Kelas :C
Tutor : Dina Ferisa, M.Pd.
Jawablah pertanyaan berikut dengan teliti dan cermat! Sebelum menjawab silakan
membaca materi Modul 1 s.d Modul 3.
Wacana 1
Bacalah cerita berikut ini!
Kayana Putra Handoko
Di suatu kota ternama tumbuh seorang anak berjenis kelamin laki-laki. Ia tumbuh besar dengan
pendampingan keluarga yang penuh terhadap proses keberlangsungan hidupnya. Sebut saja nama
anak itu adalah Kay. Kay menjelma menjadi anak yang tumbuh dengan keadaan fisik hampir
sempurna. Di usia menginjak 7 th gigi susu Kay sudah hampir digantikan dengan gigi tetap.
Meskipun secara kesehatan, jarang sekali Kay dibawa oleh orang tuanya ke dokter gigi. Hanya
saja ia tak pernah lupa untuk menggosok gigi setiap hari 2 kali sehari. Pada umur 10 tahun, ia
sudah memiliki kemampuan beragam hal diantaranya ketika bermain bersama teman, ia mampu
melempar bola sejauh 23 meter, berlari 48 meter per detik, dan mampu meloncat setinggi 150
cm.
Bukan hal mudah yang terjadi pada Kay saat kecil dulu. Ia sering sakit-sakitan diantaranya; flu,
batuk, demam dan diare. Akan tetapi ia mendapat nutrisi cukup yang mampu diberikan oleh
orang tuanya semasa kecil sehingga ketika sakit pun berat badan Kay tidak terlalu cukup turun,
dan masih di angka yang stabil sesuai masa pertumbuhan. Ayah Kay merupakan seorang atlit
lari. Sedari dulu, Kay sejak usia dini diajak untuk berolahraga ringan bersama ayahnya sehingga
latihan fisik bagi Kay sangat ia senangi termasuk olahraga lari dan beberapa olah raga lainnya.
Hal itu membuat Kay tumbuh dengan fisik yang sesuai dengan perkembangan anak sesuai
usianya.
Sekarang Kay sudah memasuki usia sekolah, tepatnya sudah di kelas 2 SD. Umurnya menginjak
8 tahun. Kay termasuk anak yang memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. Setiap kali belajar dengan
guru, Kay selalu bertanya sampai ia benar-benar paham. Begitu juga ketika Ibu Guru
mengajukan pertanyaan dengan sigapnya Kay menjawab tidak asal, ia menggunakan pemikiran
nyata yang sesuai dengan logika. Hal itu membuat semua guru yang mengajar perlu memberikan
sentuhan berupa media menarik dalam proses pembelajaran. Selain memiliki rasa ingin tahu
yang tinggi, Kay termasuk anak yang mandiri. Di saat semua anak bermain dengan waktu yang
cukup lama. Kay memiliki jadwal tersendiri dan membagi waktu bermain, belajar, dan juga
membantu orang tua. Kay tumbuh menjadi pribadi yang mampu berkomunikasi dengan baik
pada setiap orang. Orang dewasa menganggap bahwa dia sudah memiliki kemampuan berbahasa
yang baik dan mampu menempatkan bicara sesuai lawan bicaranya. Hanya saja ketika
menginginkan sesuatu barang, Kay termasuk anak yang mampu melupakan emosi secara
penuh. Dia belum mampu
meregulasi emosi dalam memecahkan sesuai keingian yang belum terpenuhi dengan baik.
Beberapa kali Kay berbohong untuk menjauhkannya dari hukuman yang akan diberikan orang
tuanya. Akan tetapi orang tua Kay sebagai pembimbing tetap sabar dan memberi arahan baik.
Kegiatan keseharian yang dilakukan dan dicapai baik oleh Kay, sebagai bentuk apresiasi
diberikan reward (hadiah) akan tetapi hukuman juga masih diberlakukan oleh orang tua Kay
terhadapnya. Kegiatan Kay sudah lakukan diantaranya, sudah mampu membersihkan kamar
sendiri, mandi dan memakai baju sendiri, serta sudah mampu melakukan ha-hal sesuai usianya
yang bisa ia lakukan sendiri tanpa bantuan orang tuanya. Hadiah yang ia dapat berupa makanan
kesukaan, dan beberapa kado sederhana dari orang tuanya.
1. Isikan hasil analisis Saudara pada tabel berikut ini, sesuai dengan pertumbuhan dan
perkembangan yang sudah dan belum Kay capai!
Poin Penting
(Perkembangan Tuliskan apa saja Tuliskan apa
Hal-hal yang perlu orang
No. dan yang sudah Kayana saja yang belum
capai Kayana capai tua lakukan
Pertumbuhan)
1. Pertumbuhan fisik- Kay sudah mampu 1. Mendukung Aktivitas Fisik:
motorik melempar bola Orang tua perlu terus
sejauh 23 meter. mendukung dan mendorong
Kay sudah mampu Kay untuk berpartisipasi
berlari 48 meter per dalam aktivitas fisik, seperti
detik. olahraga, agar ia dapat
Kay sudah mampu mempertahankan kesehatan
meloncat setinggi fisiknya. Ini mencakup
150 cm. memastikan Kay terus
Kay telah menjaga
bergerak dan mendapatkan
kesehatan giginya
dengan menggosok cukup latihan.
gigi dua kali sehari. 2. Memberikan Nutrisi yang
Meskipun Kay telah Sehat: Orang tua harus
aktif berolahraga, memastikan bahwa Kay
perlu dipastikan menerima makanan yang
bahwa ia terus sehat dan bergizi, sehingga
didorong untuk pertumbuhan dan kesehatan
berolahraga dan fisiknya tetap terjaga. Pola
menjaga kesehatan makan yang seimbang
fisiknya. sangat penting untuk
pertumbuhan anak.
Orang tua perlu
memastikan bahwa 3. Dukung Minat Belajar dan
Kay tetap Rasa Ingin Tahu: Orang tua
mendapatkan nutrisi perlu memberikan
yang cukup dan dukungan dan bahan
pembelajaran yang menarik
untuk menjaga minat
belajar
pola makan yang dan rasa ingin tahu Kay. Ini
sehat. termasuk memberikan buku
Jika Kay dan materi pembelajaran
mengalami sakit, yang sesuai dengan
perlu memberikan minatnya.
perawatan dan 4. Bantu Mengatasi Regulasi
dukungan yang Emosi: Orang tua harus
sesuai. membantu Kay dalam
mengembangkan
keterampilan regulasi
emosi. Ini termasuk
membimbingnya dalam
mengatasi rasa frustrasi
atau marah ketika
menghadapi keinginan
yang belum
terpenuhi.
5. Ajarkan Nilai-nilai Moral:
Orang tua perlu
memberikan pemahaman
tentang nilai-nilai moral
dan etika kepada Kay.
Mereka dapat memberikan
contoh positif dan
berkomunikasi tentang
pentingnya sikap- sikap
yang baik dalam kehidupan
sehari-hari.
6. Terus Memberikan
Dukungan dan
Penghargaan: Orang tua
dapat memberikan reward
(hadiah) sebagai bentuk
penghargaan atas
pencapaian Kay dalam
berbagai kegiatan. Hal ini
dapat memotivasi Kay
untuk terus melakukan
tindakan positif.
7. Komunikasi yang Baik:
Orang tua perlu menjaga
komunikasi yang baik
dengan Kay. Mereka dapat
mendengarkan pertanyaan,
kekhawatiran, atau perasaan
Kay dengan penuh
perhatian dan memberikan
jawaban yang memadai.
8. Berikan Panduan dan
Batasan: Orang tua dapat
memberikan panduan dan
batasan yang jelas kepada
Kay. Ini membantu Kay
memahami apa yang
diharapkan dari dirinya dan
membantu dalam
pengaturan emosi dan
perilakunya.
2. Salah satu ahli menyebutkan bahwa masa emas seseorang belajar bahasa kedua saat ia
berusia 6-12 th (Pembelajaran perlu dilakukan secara maksimal). Usia tersebut berada
pada masa usia sekolah dasar.
a. Menurut Saudara, apakah pemerolehan bahasa kedua itu penting? Jika Ya,
sampaikan alasan Saudara!
Jawaban :
Pemerolehan bahasa kedua pada masa usia 6-12 tahun memang sangat penting. Ada
beberapa alasan mengapa ini penting:
Plasticitas otak:
Pada masa ini, otak anak masih sangat plastis, artinya kemampuan otak untuk
menyerap dan memproses informasi bahasa sangat tinggi. Ini memungkinkan
mereka untuk mengembangkan kemampuan berbahasa kedua dengan cepat dan
efektif.
Kemudahan adaptasi:
Anak-anak pada usia sekolah dasar cenderung lebih terbuka terhadap
pengalaman baru, termasuk belajar bahasa kedua. Mereka cenderung lebih cepat
beradaptasi dengan lingkungan berbahasa asing.
Manfaat jangka panjang:
Penguasaan bahasa kedua pada usia ini membawa manfaat jangka panjang
dalam hal komunikasi, pekerjaan, dan interaksi sosial. Ini dapat membuka
peluang pendidikan dan karier yang lebih luas di masa depan.
b. Bagaimana cara Saudara untuk mengajarkan bahasa kedua agar hasil yang
diperoleh bisa dilakukan secara maksimal? Berikan dengan satu contoh dan
tahapan yang dilakukan.
Jawabn :
Cara mengajarkan bahasa kedua agar hasilnya bisa maksimal adalah dengan
pendekatan yang berfokus pada interaktif, menyenangkan, dan relevan bagi anak-
anak. Berikut adalah contoh cara mengajarkannya dengan tahapannya:
Contoh: Mengajarkan bahasa Inggris kepada anak usia 7 tahun.
Tahap 1: Kenalkan kosakata dasar
Nami : “Ayah... Ayah... tunggu Nami. Nami mau berangkat sama Ayah!”
Ayah : “Iya, Nak. Segera pakai sepatu ya!” Nami :
“Baik, Ayah”.
Nami pun mengambil sepatu yang ia akan pakai. Nami adalah seorang anak yang baru berusia
5 tahun. Ia bersekolah di salah satu Taman Kanak-Kanak di dekat rumahnya.
Nami pun kembali dengan sepatu yang ia akan pakai. Dia duduk di kursi sambil ayahnya
melihat apa yang Nami lakukan.
Nami terlihat sangat kesulitan untuk yang kedua kalinya. Tali sepatu kaki kanannya sulit untuk
ditalikan. Dia mencoba beberapa kali namun masih belum ditalikan. Ayahnya masih mencoba
bertahan untuk tidak membantunya.
Nami : “Ayah, bolehkah Nami meminta tolong? Boleh Ayah bantu Nami?”
Ayah : “Boleh, Nak. Sini Ayah bantu! (Ayah membantu menalikan dan memberi contoh untuk
Nami). Begini Nak, caranya seperti ini. Mudah bukan? Yuk, Nami coba menalikan
sepatu kaki kiri!”
Wacana 3
Bacalah cerita di bawah ini!
Pak Sobri adalah guru matematika Kelas IVA yang cukup senior di salah satu sekolah
dasar. Beliau mengajar sangat telaten, setiap tahun Pak Sobri selalu dicari oleh anak didiknya.
Pada saat mengajar, Pak Sobri selalu membawa tas besar. Isi tasnya berisi beragam macam alat
peraga dan sumber belajar yang anak butuhkan. Anak-anak sangat senang belajar dengan Pak
Sobri. Semua benda di lingkungan sekitar bisa dijadikan sumber belajar oleh Pak Sobri dan
anak-
anak yang belajar dengannya. Pak Sobri lebih memilih menggunakan metode belajar inkuiri
bersama anak didiknya.
Selain Pak Sobri, ada guru matematika lain di Kelas IVB bernama Bu Rika. Berbeda
halnya dengan Pak Sobri. Setiap mengajar, Bu Rika menyampaikan penjelasan materi
menggunakan metode ceramah. Akibatnya anak-anak merasa bosan, kurang dipahami apa yang
disampaikan sehingga mereka memilih melakulan hal lain seperti menggambar ataupun
memainkan mainan yang mereka miliki.
a. Ada beberapa program yang dapat diberikan kepada anak untuk mendukung
kompetensi literasi bahasa Indonesia, antara lain:
1. Membaca Buku: Mendorong anak untuk membaca buku-buku yang sesuai dengan
usia dan minat mereka.
2. Cerita Bersama: Melibatkan anak dalam kegiatan membaca cerita bersama dengan
orang tua atau guru.
3. Menulis Jurnal: Mendorong anak untuk menulis jurnal harian atau cerita pendek
untuk mengasah keterampilan menulis.
4. Membaca Puisi dan Sastra: Mengenalkan anak pada puisi dan sastra Indonesia
untuk memperluas kosakata dan pemahaman mereka.
5. Perpustakaan Sekolah: Mendorong anak untuk menggunakan fasilitas perpustakaan
sekolah dan mengembangkan kebiasaan membaca.
6. Kegiatan Literasi di Luar Kelas: Mengadakan kegiatan literasi di luar kelas, seperti
kelompok membaca atau kompetisi menulis.