Makalah Inke
Makalah Inke
Disusun oleh:
Sufyan Aryanto (E4401211046)
Dosen Praktikum:
Dr. Efi Yuliati Yovi, S.Hut.,M.Life.,Env.Sc.
Asisten Praktikum:
1. Mikhael Pratama (E14190067)
2. Azelia Dwi Rahmawati (E14190067)
Tabel 1 Data % kerusakan tegakan ( semai, pancang, tiang, dan pohon) hutan alam tropika
akibat penebangan pada intensitas penbangan tertentu
25
20
15
10
5
0
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18
Intensitas Penebangan
Gambar 1 Grafik hubungan intensitas penebangan dan % kerusakan pada tegakan tinggal
semai
Hubungan Intensitas Penebangan dan % Kerusakan pada
Tegakan Tinggal Pancang
45
40
35
30
% Kerusakan
25
20
15
10
5
0
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18
Intensitas Penebangan
Gambar 2 Grafik hubungan intensitas penebangan dan % kerusakan pada tegakan tinggal
pancang
30
25
20
15
10
5
0
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18
Intensitas Penebangan
Gambar 3 Grafik hubungan intensitas penebangan dan % kerusakan pada tegakan tinggal
tiang
Hubungan Intensitas Penebangan dan % Kerusakan pada
Tegakan Tinggal Tiang
40
35
30
% Kerusakan
25
20
15
10
0
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18
Intensitas Penebangan
Gambar 4 Grafik hubungan intensitas penebangan dan % kerusakan pada tegakan tinggal
pohon
B. Pembahasan
Tahap awal dalam pemanenan hutan adalah penebangan pohon yang dapat
menyebabkan kerusakan pada tegakan tinggal, sumberdaya tanah, air, hidupan liar, dan jasa
lingkungan. Penebangan pohon menciptakan ruang terbuka dan mengurangi tutupan tajuk
hutan, sehingga dapat mengubah komposisi dan struktur hutan. Kerusakan pada tegakan
tinggal dapat terjadi pada tingkat pertumbuhan semai, pancang, tiang, dan pohon, dan
ditandai dengan patah tajuk, roboh, patah dalam, dan terkelupas kulit. Hasil perhitungan
menunjukkan bahwa tingkat kerusakan paling tinggi terjadi pada tingkat pancang dan
intensitas penebangan 17 pohon/ha menghasilkan persentase kerusakan yang paling besar
dibandingkan dengan intensitas penebangan lainnya. Hal ini mengindikasikan bahwa semakin
tinggi intensitas penebangan, semakin besar pula persentase kerusakan yang dihasilkan.
Pernyataan Elias (2002) yang dikutip oleh Sanijar et al. (2013) menyatakan bahwa semakin
tinggi intensitas penebangan, semakin besar kerusakan yang terjadi pada vegetasi. Besarnya
kerusakan pada hutan sangat bergantung pada sistem penebangan, kerapatan tegakan, jenis
pohon yang ditebang, dan diameter serta penutupan tajuk.
Dalam praktikum ini, dilakukan analisis hubungan antara intensitas penebangan dengan
kerusakan tegakan tinggal menggunakan persamaan Y = a + bX. Dimana Y merupakan persentase
kerusakan tegakan tinggal dan X merupakan intensitas penebangan. Hasil analisis menunjukkan bahwa
hubungan antara variabel Y dan X bersifat linear, dan dapat dilihat dari grafik hubungan antara
intensitas penebangan dan persentase kerusakan yang menunjukkan pola linear. Selain itu, hasil analisis
data regresi menunjukkan bahwa nilai R square dan adjusted R square mendekati 1 pada setiap
tingkatan, yang mengindikasikan bahwa model regresi tersebut mampu menjelaskan hubungan antara
variabel bebas dan variabel terikat dengan baik. Menurut Aryanti dan Gustian (2020), semakin kecil
nilai koefisien determinasi (R square), maka pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat semakin
lemah, sedangkan semakin mendekati 1, maka pengaruh tersebut semakin kuat. Oleh karena itu, dapat
disimpulkan bahwa intensitas penebangan memiliki pengaruh yang besar terhadap kerusakan tegakan
tinggal.
PENUTUP
Kesimpulan
Penebangan adalah tindakan memotong atau menebang pohon secara sengaja untuk
berbagai tujuan. Namun, tindakan penebangan dapat menimbulkan dampak negatif pada
lingkungan seperti kerusakan ekosistem, kehilangan habitat hewan, dan perubahan iklim.
Salah satu dampak negatif yang terjadi akibat penebangan adalah kerusakan tegakan, yang
dapat diukur dengan persentase kerusakan yang dihasilkan dari intensitas penebangan.
Terdapat hubungan linier antara intensitas penebangan dengan persentase kerusakan tegakan,
dimana semakin tinggi intensitas penebangan, maka semakin tinggi pula persentase kerusakan
yang terjadi pada tegakan.
Saran
Agar tercipta pengelolaan hutan alam produksi yang lestari, perusahaan harus
menyesuaikan target produksinya dengan dinamika pertumbuhan dan hasil tegakan tinggal.
Selain itu, pengambilan data harus dilakukan dengan lebih teliti untuk menghindari bias yang
terlalu.
Daftar Pustaka
Abdhy Waliad, S. (2023). Pengaturan terhadap pemanfaatan jasa karbon sebagai upaya
perlindungan hutan di indonesia [Disertasi]. Padang: Universitas Andalas.
Aryanti Y, Gustian D. 2020. Sistem informasi penjualan barang dengan metode regresi linear
berganda dalam prediksi pendapatan perusahaan. Jurnal Sistem Informasi dan
Teknologi Informasi. 2(2):39-51.
Elias 1993. Bahan Kuliah Pemanenan Hasil Hutan. Bogor: Fakultas Kehutanan IPB Bogor.
Hidayati D. 2017. Memudarnya nilai kearifan lokal masyarakat dalam pengelolaan sumber daya
air. Jurnal Kependudukan Indonesia. 11(1): 39-48.
Niman EM. 2019. Kearifan lokal dan upaya pelestarian lingkungan alam. Jurnal pendidikan
dan kebudayaan Missio. 11(1): 91-106.
Saharjo IBH. 2018. Pengendalian kebakaran hutan dan atau lahan Indonesia. Bogor: PT
Penerbit IPB Press.
Sanijar, Manurung TF, Yani A. 2013. Kerusakan tegakan tinggal akibat kegiatan pemanenan di
areal IUPHHK-HA PT. Kalimantan Satya Kencana Kalimantan Barat. Jurnal Hutan
Lestari. 1(1):439-447.
Widianto KH, Suharjito D, Sardjono MA. 2003. Fungsi dan peran agroforestri. Bogor: ICRAF.