Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

KONSEP DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING


Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Bimbingan dan Konseling
Dosen Pengampu : Dr.Ulfah, M.Pd

Disusun oleh :

Dwi Rahmawati 21030802211085


Syifa Zakiyatunnafsi 21030802211093
Wiva Ainunnajah 21030802211081

KELAS A3
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NUSANTARA BANDUNG
2024
KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirrohim
Alhamdulillah Puja dan puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan
baik dan tepat waktu. Tanpa ridha dan petunjuk dari-Nya makalah ini tidak akan dapat di
rampungkan.
Dalam kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih kepada Ibu Dr.Ulfah, M.Pd
selaku dosen pengasuh mata kuliah Bimbingan Dan Konseling sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini tentang “Konsep Dasar Bimbingan dan Konseling”.
Besar harapan kami bahwa makalah ini dapat bermanfa’at dan dapat dijadikan sebagai
pegangan dalam mempelajari materi tentang Konsep dasar Bimbingan Dan Konseling, Juga
merupakan harapan kami dengan hadirnya makalah ini, akan mempermudah semua pihak
dalam proses perkuliahan pada mata kuliah ini.
kami mengharapkan saran dan kritik, khususnya dari rekan-rekan mahasiswa dan
mahasiswi. Kesempurnaan hanya milik Allah SWT. Akhir kata, semoga segala daya dan upaya
yang kami lakukan dapat bermanfa’at, Aamiin.

Bandung, 29 Februari 2024

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan masalah 1
C. Tujuan Masalah 2
BAB II PEMBAHASAN
A. konsep Dasar Bimbingan dan Konseling 2
1. Pengertian Bimbingan 2
2. Pengertian Konseling 3
B. Persamaan dan perbedaan bimbingan dan konseling serta Miskonsepsi BK 4
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan 6
B. Saran 6
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Bimbingan dan konseling sudah cukup lama dipahami sebagai bagian integral dari
pendidikan modern. Walaupun sebagai suatu konsep bimbingan dan konseling baru dikenal
pada tahun 60-an, namun sebagai suatu fungsi atau kegiatan pendidikan, bimbingan sudah
dilaksanakan dalam praktik pendidikan sehari-hari sejak munculnya gerakan pendidikan
nasional yang dipelopori Ki Hajar Dewantara. Latar belakang perlunya bimbingan dan
konseling di sekolah karena adanya: kesadaran akan perlunya sistem pengajaran dan
pelayanan kependidikan yang berpusat pada kebutuhan dan karakteristik anak, kesadaran
akan perlunya penerapan konsep demokrasi dalam pendidikan, kesadaran akan permasalahan
individu dalam kehidupan masyarakat yang selalu berubah dan berkembang, kesadaran akan
persoalan yang akan dihadapi dalam kehidupan mereka.
Bimbingan dan konseling perlu diberikan kepada peserta didik, karena sebagai individu
yang telah berkembang, peserta didik tidak bisa luput dari tekanan dari dalam diri dan
tuntutan dari lingkungannya. Dalam upaya mencapai tugas-tugas perkembanganya, peserta
didik tidak cukup diberi pengajaran saja, tetapi juga perlu mendapat bantuan yang bersifat
individual untuk dapat mengambangkan seluruh potensi yang dimiliki secara optimal.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep Dasar Bimbingan dan Konseling ?
2. Apa pengertian Bimbingan Dan konseling ?
3. Apa perbedaan dan persamaan serta miskonsepsi BK ?
C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Konsep dasar Bimbingan dan Konseling?
2. Untuk Mengetahui pengertian Bimbingan Dan konseling ?
3. Untuk Mengetahui perbedaan dan persamaan serta iskonsepsi BK?

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. . Konsep Dasar Bimbingan dan Konseling


Bimbingan dan Konseling memiliki pengertian yang berbeda dan mengandung
makna yang saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya. Pengertian Bimbingan
dan Konseling tersebut akan diuraikan dari masingmasing arti, namun tidak dapat
dijelaskan dengan pengertian yang satu. Pengertin bimbingan, berasal dari kata
guidance dan konseling yang dulunya disebut atau dikenal dengan penyuluhan, berasal
dari kata counseling.
Penggunaan istilah bimbingan dan penyuluhan sebagai terjemahan dari kata
guidance dan counseling ini dicetuskan oleh Tatang Mahmud, MA seorang pejabat
Departemen Tenaga Kerja Republik Indonesia pada tahun 1953. Sebagaimana yang
dikemukakan oleh DR. Tohari Nusnamar: Menurut riwayatnya, penggunaan istilah
penyuluhansebagai terjemahan counseling, sudah dimulai sejak tahun 1953
pencetusnya Tatang Mahmud, MA seorang pejabat di Departemen Tenaga Kerja
Republik Indonesia. Pada tahun tersebut ia menyebarkan suatu edaran untuk meminta
persetujuan kepada beberapa orang yang dipandang ahli, apakah istilah “guidance and
counseling” dapat diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Bimbingan dan
penyuluhan pada waktu itu ternyata tidak ada yang menolaknya.
Penjelasan dari kedua kata bimbingan (guidance) dan konseling (counseling),
akan diuraikan sebagaimana dalam paparan berikut ini:
1. Pengertian Bimbingan
Secara etimologi bimbingan merupakan terjemahan dari kata bahasa Inggris,
yakni “guidance”. Secara harfiah istilah “guidance” berasal dari kata “guide” berarti: 1.
Mengarahkan (to direct), 2. Memandu (to pilot), 3. Mengelola (to manage), 4. Menyetir
(to steer). Yang mempunyai arti “menunjukkan, membimbing, menuntun ataupun
membantu” sesuai dengan istilahnya, maka secara umum bimbingan dapat diartikan
sebagai suatu bantuan atau tuntutan. Sedangkan pengertian bimbingan menurut
terminologinya diantaranya adalah sebagai berikut:
3. Menurut I Jumhur dan Moh. Surya Bimbingan adalah suatu proses pemberian
bantuan yang terusmenerus dan sistematis kepada idividu dalam memecahkan
masalah hidupnya, agar tercapai kemampuan untuk memahami dirinya,
kemampuan untuk menerima dirinya, kemampuan untuk mengarahkan dirinya,
2
dan kemampuan untuk merealisasikan dirinya, sesuai dengan dirinya atau
kemampuan dalam mencapai penyesuaian diri dengan lingkungan, baik
keluarga, sekolah maupun masyarakat. dan bantuanitu diberikan oleh orang-
orang yang memiliki keahlian dan pengalaman khusus dalam bidangnya.
4. Menurut J. Jones Bimbingan adalah pemberian bantuan oleh sesorang kepada
orang lain dalam menentukan pilihan penyesuaian dan pemecahan masalah
5. Menurut Elfi Muawanah Bimbingan merupakan suatu proses pemberian
bantuan yang ditujukan kepada individu atau siswa atau sekelompok siswa agar
yang bersangkutan dapat mengenali dirinya sendiri baik kemampuan.
Kemampuan yang ia miliki serta kelemahan-kelemahan agar selanjutnya dapat
mengambil keputusan sendiri dan bertanggung jawab dalam menentukan jalan
hidupnya, mampu memecahkan sendiri kesulitan yang dihadapi serta daat
memahami lingkungan secara tepat dan akhirnya dapat memperoleh
kebahagiaan hidup
Berdasarkan beberapa pendapat diatas, meskipun berbeda-beda dalam
menyampaikan pendapatnya tetapi mempunyai persamaan arti dan tujuannya.
2. Pengertian Konseling
Adapun penertian konseling dari segi terminologi, menurut James F.
Adams, konseling adalah: “suatu pertalian timbal balik antara dua orang individu
dimana seorang (counselor) membantu yang lain (counselee), supaya ia dapat lebih
baik memahami dirinya dalam hubungan masalahmasalah hidup yang dihadapinya
pada waktu dan yang akan datang.
Disamping itu istilah bimbingan selalu dirangkaikan dengan istilah
konseling. Hal ini disebabkan karena bimbingan dan konseling itu merupakan suatu
kegitana yang integral (utuh atau melengkapi). Pengertian konseling menurut
terminologi diantaranya sebagai berikut:
a. Menurut Bimo Walgio Konseling atau penyuluhan adalah bantuan yan
diberikan kepada individu dalam memecahkan masalah kehidupannya dengan
wawancara, dengan cara-cara yang sesuai dengan kedaan individu untuk
mencapai kehidupannya.
b. Menurut W.S. Winkel SJ Konseling merupakan suatu saluran bagi pemberian
bimbingan. Dalam rangka konseling diadakan diskusi atau pembicaraan antara
seorang penyuluh (counselor) dengan satu orang (individual counseling) atau
dengan beberapa orang sekaligus (group counseling).
3
Dari pendapat di atas penulis memberikan kesimpulan bahwa konseling
merupakan satu pertalian timbal balik antara individu dalam memecahkan
masalah kehidupannya untuk mencapai kesejahteraan hidupnya secaraoptimal.
Berdasarkan teori-teori yang telah penulis paparkan di atas maka dapat ditarik
suatu kesimpulan bahwa bimbingan dan konseling adalah suatu proses
pemberian bantuan secara terus menerus dalam perkembangan individual untuk
mencapai kemmpuan, pemahama dan pengarahan diri, penyesuaian diri serta
pemecahan masalah yang dihadapi, sehingga dapat bertindak wajar sesuai
dengan tuntutan lingkungannya
B. Persamaan dan perbedaan bimbingan dan konseling serta Miskonsepsi BK
Antara bimbingan dan konseling mempunyai beberapa persamaan diantaranya yaitu :
 sama-sama membantu kepada individu dalam memecahkan sebuah masalah
 Sama-sama berurusan dengan pribadi dan tingkah laku yang unik dan dinamis.
 Melayani semua individu tanpa memandang umur, jenis kelamin, suku, agama, dan
status sosial ekonomi.
 Sama-sama beracuan pada norma-norma yang berlaku. Bagian integral dari
pendidikan dan pengembang individu
Selain Persamaan bimbingan dan konseling memiliki beberapa perbedaan,
berikut ini diantaranya.
 Kegiatan. Untuk kegiatan bimbingan lebih condong melakakukan usaha pemberian
informasi dan melakukan pencegahan kepada individu dalam mengatasi suatu
masalah. Sedangkan untuk konseling, kegiatan lebih mengharuskan tatap muka
dalam mengatasi suatu masalah.
Jadi kesimpulannya bimbingan lebih mengutamakan pada pencegahan suatu
masalah. Sementara umtuk konseling, lebih mengutamakan seseorang agar bisa
memecahkan masalahnya sendiri.
 Tenaga, Untuk hal tenaga bimbingan bisa diterapkan oleh guru, orang tua, wali kelas,
kepala sekolah dan orang dewasa kepada siswa atau murid yang memerlukannya.
Sedangkan untuk konseling, tenaga yang diterapkan tidak semua individu bisa.
Hanya orang-rang yang terlatih, karena melakukan konseling butuh keahlian.
Miskonsepsi adalah cara pandang yang salah tentang sesuatu hal. Miskonsepsi bimbin
gan dan konseling adalah pandangan yang salah tujuan, fungsi dan konsep Psikologis
Prayitno (2003) telah mengidentifikasi ada beberapa kekeliruan pemahaman orang dalam

4
melihat bimbingan dan konseling, tentunya sangat mengganggu terhadap pencitraan dan laju
pengembangan profesi ini. yaitu :
- Bimbingan dan konseling disamakan atau dipisahkan sama sekali dari pendidikan Bk
dianggap sama dengan Pengajaran sehingga tidak perlu pelayanankhusus BK, hal ini tidak
benar karena BK menunjang proses pendidikan pesertadidik dan para pelaksananya
(Konselor) juga mempelajari ilmu Pendidikan pada umumnya sebagai salah satu trilogi
profesi konseling.
- Menyamakan pekerjaan bimbingan dan konseling dengan pekerjaan dokter dan psikiater.
- Bimbingan dan konseling dibatasi hanya menangani masalah- Masalah yang bersifat
incidental
- Bimbingan dan konseling melayani “orang sakit” dan atau “kurang/tidak norma”
- Pelayanan bimbingan dan konseling berpusat pada keluhan pertama saja.
- Bimbingan dan konseling menangani masalah yang ringan saja.
- Bimbingan dan konseling dibatasi hanya untuk siswa tertentu saja.
- Petugas bimbingan dan konseling di sekolah diperankan sebagai “polisisekolah” hal ini
terjadi karena konselor/guru pembimbing diserahi tugas mengusut perkelahian . pencurian,
mencari bukti- bukti siswa yang berkasus, jika anak bermasalah, anak akan masuk ke ruang
BK untuk di minta pertanggung jawabannya.

5
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari beberapa penjelasan diatas dapat kita simpulkan bahwa bimbingan dan
konseling merupakan bantuan yang diberikan kepada siswa dalam rangka upaya
menemukan pribadi, mengenal lingkungan dan merencanakan masa depan. Bimbingan
dan konseling merupakan salah satu komponen dalam keseluruhan sistem pendidikan
khususnya di sekolah; guru sbg salah satu pendukung unsur pelaksana pendidikan yang
mempunyai tanggung jawab sebagai pendukung pelaksana layanan bimbingan
pendidikan di sekolah, dituntut untuk memiliki wawasan yang memadai terhadap
konsep-konsep dasar bimbingan dan konseling di sekolah
Bimbingan dan Konseling selalu berjalan sama-sama keduanya berhubungan
erat dan tidak bisa dipisahkan. Dengan adanya konsep bimbingan dan konseling ini
dapat membantu individu dalam mencari jati dirinya. Kemudian layanan yang
diberikan akan membantu proses perkembangan pemikiran menuju kematangan dan
mandiri untuk bertingkah laku dalam mengambil suatu keputusan
B. Saran
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok
bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya,
karena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada
hubungannya dengan judul makalah ini. Penulis banyak berharap para pembaca yang
budiman dusi memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi
sempurnanya makalah ini dan penulis makalah di kesempatan-kesempatan berikutnya.
Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca yang
budiman pada umumnya.

6
DAFTAR PUSTAKA

Hellen, Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: Asa Mandiri, 2009),


L Djumhur dan Moh Surya, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah Guidance and Conseling,
(Bandung: CV. Ilmu, 1981),
Dewa Ketut Sukardi, Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah,
(Jakarta: Rineka Cipta, 2000),
Elfi Mu’awanah, Bimbingan Konseling, (Jakarta: PT. Bina Ilmu, 2004),
M. Arifin, Pokok-pokok Pikiran Tentang Bimbingan dan Penyuluhan Agama di Sekolah dan
Luar Sekolah, (Jakarta: Bulan Bintang, 1999),
Bimo Walgito, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah, (Yogyakarta: Andi Offset, 1993),
Winkel, Bimbingan dan Konseling di Institut Pendidikan, (Jakarta: PT. Gramedia Widia
sarana, 1997)
Dede Rahmat Hidayat dan Herdi, Bimbingan Konseling (Kesehatan Mental Di Sekolah),
(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013)
Hikmawati, Bimbingan Konseling, (Jakarta: Rajawali Pers, 2012),
Akhmad Muhaimin Azzel, Bimbingan dan Konseling di Sekolah, (Yogyakarta: Ar Ruzz Media,
2011),

Anda mungkin juga menyukai