Anda di halaman 1dari 6

10.

Perencanaan dan Intervensi Keperawatan

No Diagnosa Standar Luaran Standar Intervensi Rasional


Keperawatan Keperawatan Indonesia Keperawatan Indonesia
(SLKI)
1 Bersihan Jalan Bersihan Jalan Napas Penghisapan Jalan Napas Penghisapan Jalan Napas
Napas Tidak (L.01001) (I.01020) (I.01020)
Efektif Setelah dilakukan tindakan  Observasi  Observasi
(D.0001) asuhan keperawatan - Identifikasi kebutuhan - Untuk mengetahui
selama…masalah bersihan dilakukan penghisapan kebutuhan dilakukan
jalan napas tidak efektif - Auskultasi suara napas penghisapan
dapat teratasi dengan sebelum dan setelah - Untuk membedakan
kriteria hasil : dilakukan penghisapan suara napas sebelum
- Produksi sputum - Monitor status dan setelah melakukan
menurun oksigenasi penghisapan
- Mekonium (pada - Untuk menilai status
neonatus) menurun  Teraupetik oksigenasi
- Frekuensi napas - Gunakan teknik aseptic
membaik (mis. Gunakan sarung  Teraupetik
- Pola napas membaik tangan, kacamata atau - Untuk mencegah
- Dispnea menurun masker, jika perlu). terkontaminasi
- Ortopnea menurn - Gunakan teknik mikroorganisme
penghisapan tertutup,
sesuai indikasi. - Untuk mencegah
- Lakukan penghisapan kontaminasi udara luar.
lebih dari 15 detik - Untuk mencegah
obstruksi/aspirasi.
Manajemen Jalan Napas
(I.01011)
 Observasi Manajemen Jalan Napas
- Monitor bunyi napas (I.01011)
tambahan (mis.  Observasi
Gurgling, mengi, - Untuk mengetahui
wheezing, ronkhi apakah terdapat bunyi
kering) napas tambahan
- Monitor sputum - Untuk mengetahui
(jumlah, warna, aroma) apakah terdapat
perubahan warna dan
aroma pada sputum
2 Pola Napas Pola Napas (L.01004) Pemantauan Respirasi Pemantauan Respirasi
Tidak Efektif Setelah dilakukan tindakan (I.01014) (I.01014)
(D.0005) asuhan keperawatan  Observasi  Observasi
selama…masalah pola - Monitor frekuensi, - Untuk memantau
napas tidak efektif dapat irama, kedalaman dan kondisi perkembangan
teratasi dengan kriteria hasil upaya napas pernapasan pada klien
: - Monitor pola napas - Untuk mengetahui pola
- Penggunaan otot bantu (seperti bradipnea, napas (seperti
napas menurun takipnea, bradipnea, takipnea,
- Frekuensi napas hiperventilasi, hiperventilasi,
membaik kussmaul, cheyne – kussmaul, cheyne –
- Kedalaman napas stokes, Biot, ataksik) stokes, Biot, ataksik)
membaik  Teraupetik  Teraupetik
- Atur interval - Agar pasien dapat
pemantauan respirasi terpantau respirasi
sesuai kondisi pasien sesuai kondisi pasien
- Dokumentasikan hasil - Untuk sebagai bukti
pemantauan pemantauan
 Edukasi  Edukasi
- Jelaskan tujuan dan - Agar pasien
prosedur pemantauan mengetahui tujuan dari
- Infromasi hasil pemantauan respirasi
pemantauan, jika perlu - Agar pasien
mengetahui kondisi
respirasinya.
3 Gangguan Pola Napas (L.01004) Terapi Oksigen (I.01026) Terapi Oksigen (I.01026)
Pertukaran Gas Setelah dilakukan tindakan  Observasi  Observasi
(D.0003) asuhan keperawatan - Monitor tanda-tanda - Untuk mengetahui
selama…masalah pola hipoventilasi adekuat oksigen yang
napas tidak efektif dapat  Teraupetik ada dalam tubuh
teratasi dengan kriteria hasil - Bersihkan secret pada  Teraupetik
: mulut, hidung dan - Untuk mencegah
- Dispnea menurun trakea, jika perlu obstruksi /aspirasi
- Sianosis membaik - Pertahankan kepatenan - Agar kepatenan jalan
- Warna kulit membaik jalan napas napas tetap terjaga
- Berikan oksigen - Untuk memperbaiki
tambahan, jika perlu dan mencegah
 Edukasi memburuknya hipoksia
- Ajarkan keluarga cara  Edukasi
menggunakan oksigen - Agar keluarga dapat
di rumah mengelola pemberian
oksigen di rumah
4 Risiko Infeksi Tingkat Infeksi (L.14137) Pencegahan Infeksi Pencegahan Infeksi
(D.0142) Setelah dilakukan tindakan (I.14539) (I.14539)
asuhan keperawatan  Observasi  Observasi
selama…masalah pola - Monitor tanda dan - Untuk menghindari
napas tidak efektif dapat gejala infeksi lokal dan terjadinya infeksi yang
teratasi dengan kriteria hasil sistemik dapat memperparah
:  Teraupetik keadaan pasien
- Kebersihan tangan - Batasi jumlah  Teraupetik
meningkat pengunjung - Untuk mengurangi
- Sputum berwarna hijau - Cuci tangan sebelum resiko kontak infeksi
dan sesudah kontak dari orang lain
dengan pasien dan - Untuk Mengurangi
lingkungan pasien penyebaran bakteri
- Pertahankan teknik - Untuk mencegah
aseptic pada pasien penyebaran
berisiko tinggi mikroorganisme
 Edukasi penyebab infeksi
- Jelaskan tanda dan  Kolaborasi
gejala infeksi - Agar pasien dan
- Ajarkan mencuci keluarga pasien
tangan dengan benar mengetahui tanda dan
 Kolaborasi gejala infeksi
- Kolaborasi pemberian - Agar mengurangi
imunisasi, jika perlu penyebaran bakteri
 Kolaborasi
- Pemberian terapi
yang benar dapat
mengurangi resiko
infeksi
DAFTAR PUSTAKA

Arvin BK,Nelson. 2020. Ilmu kesehatan anak. Volume ke-1. Edisi ke-15. Jakarta:EGC

Butcher, Howard, Bulechek, Gloria, Dochterman, Joanne and Wagner, Cheryl. .2018 Nursing

Interνentions Classifications (NIC). 7th Edition. Singapore: Elsevier Inc.

Clark M.B.2016. Meconium Aspiration Sndrome. www.medscape.com/ http:// portal

neonatal.com.br/outras-especialidades/arquivos/Meconium Aspiration Syndrome.pdf

Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia. 2017 Standar Diagnosis

Keperawatan Indonesia. Jakarta.DPP PPNI.

Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia. 2019 Standar Luaran

Keperawatan Indonesia. Jakarta.DPP PPNI.

Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia. 2018 Standar Intervensi

Keperawatan Indonesia. Jakarta.DPP PPNI.

Herdman, T. Heather. 2018. NANDA-I Diagnosis Keperawatan: Definisi

dan Klasifikasi 20l8-2020. Edisi. ll. Jakarta: EGC.

Mansjoer Arief. 2018. Kapita Selekta Kedokteran. Media Aesculapius. Jakarta: FKUI

Mathur, NC. 2017. Meconium Aspiration Syndrome.

http://pediatricsforyou.in/home/pdf/MECONIUM%20ASPIRATION

%20SYNDROME.pdf.

Moorhed, Sue, Swanson, Elizabeth, Johnson, Marion and L. Maas, Meridean.

2018. Nursing Outcomes Classifications (NOC). 6th Edition.

Singapore: Elsevier Inc.

Anda mungkin juga menyukai