Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN REKOGNISI PENELITIAN KOLABORATIF MAHASISWA

DAN DOSEN

TAHUN ANGGARAN 2024

“Asal Usul Masyarakat Loloan Jembrana: Perkampungan Loloan Sebagai


Perkampungan Muslim Terbesar Di Bali Dengan Logat Bahasa Melayunya”

Oleh:

Dinda Novita Sari (210102110037)

Wirdah Zarima (210102110113)

Ahmad Wildan Syidad (210102110043)

Rika Inggit

KEMENTERIAN AGAMA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULA MALIK IBRAHIM MALANG
2023
A. Latar Belakang
Dalam penyebarannya agama islam ke Indonesia terdapat berbagai teori
yang menjelaskan megenai masuknya islam ke Indonesia, teori arab
menyatakan jika islam masuk ke Indonesia langsung dari arab pada abad ke
7-8 masehi oleh pedagang arab yang singgah pertama kali di Barus Tapanuli.
Hal tersebut dapat dibuktikan dengan adanya makam yang terdapat tulisan
Ha-Mim yang di artikan tahun 670 M. Sedangkan menurut teori Gujarat
India, yang di kemukakan oleh Pojnappel berpendapat bahwasannya orang-
orang arab yang bermazhab Syafi’i yang bermigras dan menetap di India
yang kemudian mebawa islam ke Nusantra. Selain itu menurut teori Perisa,
juga menyatakan jika sebenarnya islam masuk ke Indonesia pertama kali
berasal dari Persia. Hal ini di landasi oleh adanya kesamaan tradisi seperti
peringtan 10 Mukharom sebagai hari asyura dan adanya ajaran islam Syekh
Siti Jenar dengan ajaran sufi Iran di al-Hallaj (Nasution, 2020).
Masuknya islam ke Nusantara pertama kali diperkirakan pada abad ke-7
melalui perdagang-pedagang muslim dari berbagai wilayah di Indonesia
seperti Gujarat, India, dan Timur tengah. Masuknya islam ke Nusantara
perlahan-lahan mulai menyebar ke berbagai wilayah di Indonesia melalui
berbagai cara ada yang melalui cara berdakwa, berdagangan, perkawinan,
bahkan melalui tradisi. Begitupun masuknya islam ke Loloan, Jembrana,
yang membuat Loloan menjadi perkampungan muslim terbesar di Bali.
Masuknya islam ke Loloan pastinya juga tidak lepas dari peran para ulama
dalam menyiarkan islam di Bali.
Masuknya islam ke Lolan tidak hanya berpengaruh pada keyakinan
masyrakat setempat, namun juga berpengrauh pada adat, tradisi, dan Bahasa
yang digunkan oleh masyarakat lolan yang masih digunakan hingga saat ini.
Adat dan tradisi yang ada di Loloan sangat berbeda dengan tradisi masyarakat
Bali biasanya. Adat dan Tradisi yang ada di Loloan sangat kental dengan
unsur-unsur islam. Bahasa yang di gunakan oleh masyarakat loloan juga tidak
menggunakan bahasi Bali namun masyrakat loloan menggunakan Bahasa
melayu untuk berkomunikasih sehari-hari dengan logat Bahasa yang sangat
khas.
Persbaran dan masuknya islam di loloan merupakan suatu cerminan salah
satu ayat Al-Quran surah An-Nahl; 125 sebagai berikut:

ُ ‫ْدُع ِاٰل ى َس ِبْيِل َر ِّبَك ِباْلِح ْك َم ِة َو اْلَم ْو ِع َظِة اْلَحَس َنِة َو َج اِد ْلُهْم ِباَّلِتْي ِهَي َاْح َس ُۗن ِاَّن َر َّبَك ُهَو َاْعَلُم ِبَم ْن َض َّل َع ْن‬
‫َس ِبْيِلٖه َو ُهَو َاْعَلُم ِباْلُم ْهَتِد ْيَن‬
Artinya: "Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan
pengajaran yang baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik.
Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui siapa yang sesat dari
jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui siapa yang mendapat petunjuk."
Ayat tersebut sangat mencerminkan bagaimana islam masuk ke Loloan,
jembrana melalui jalan yang baik, sehingga kerukunan umat islam dengan
umat Hindu setempat tetap terjaga hingga kini. Masuknya islam di Loloan
pada saat itu juga telah mendapatkan ijin secara langsung oleh raja Jebrana
saat itu, tanpa ada perpecahan maupun perselisihan.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas maka rumusan masalah dari penelitian ini
yaitu sebagai beriku
1. Bagaimana asal usul perkampungan muslim Loloan di Kabupaten
Jembrana?
2. Mengapa masyarakat Loloan bisa menggunakan Bahasa Melayu dan
apa perbedaanya dengan Bahasa melayu lainnya?
3. Siapa saja ulama-ulama muslim yang berperan penting dalam
penyebaran islam di Loloan?
4. Adat dan budaya apa saja yang ada di Loloan?
C. Tujuan Penelitin
Tujuan dari peneltian ini yaitu sebagai berikut:
1. Mencaritau asal-usul berdiriny perkampungan muslim loloan di
Jembrana
2. Mencaritahu alasan masyarakat Loloan menggunakan Bahasa dan
perbedaanya dengan Bahasa melayu lainnya.
3. Untuk mengetahui peran ulama muslim dalam penyebaran islam di
Loloan.
4. Untuk mengetahui adat dan budaya yang ada di Loloan
D. Kajian Terdahulu
Adanya kajian terdahulu bertujuan untuk memberikan perbabandingan
terhadap penelitian-penelitian sebelumnya yang memiliki keterkaitan
terhaadap penelitian yang saat ini sedang di teliti. Selain itu tujuan adanya
kajian terdahulu yaitu untuk menghindari adanya kesamaan dalam penelitian
yang saat ini sedang kami teliti. Maka dalam kajian terdahulu ini kami
mencantukam bebera penelitan terdalu yang menjadi acuan dalam penelitian
ini.
1. Manuskrip oleh I Wayan Reken (1979)
Manuskrip I Wayan Reken (1979) dengan judul “Sejarah
Perkembangan Islam Di Bali Khusunya Di Kabupaten Jembrana”
dalam manuskrip tersbut I Wayan Reken menuliskan tiga tahap
masuknya islam di Jembrana mulai dari tahun 1653-1655 pada tahap
pertama, lalu pada tahun 1795 tahap kedua, lalu tahap ketiga pada
tahun 1799. Pada manuskrip ini juga di jelaskan mengani keadaan
kerjaan Jembrana pada saat islam masuk ke Jembrana yang saat itu
tengah mendapatkan ancaman perang dari kerajaan Singaraja yang
saat itu ingin menguasai kerjaan Jembrana. Dalam manuskrip tersebut
di jelskan jika orang-orang islam yang masuk ke Jembrana banyak
dari Bugis yang saat itu tengah di kejar-kejar oleh perahu VOC
(Reken, 1979).
2. Hasil penelitian oleh M. Fathurrahim Alviansyah (2022)
Penelitian oleh M. Fathurrahim Alviansyah (2022) dengan judul
“Artefak Sosial Syarif Abdullah Alqodri di desa Loloan, Jembrana,
Bali”. Dalam penelitian tersebut di jelaskan mengenai peran dari
Syarif Abdullah Al-Qodri dalam penyebaran islam di Jembrana, Bali.
Di sini juga di jelaskan jika Syarif Abdullah Al-Qodri merupakan
seorang Panglima Perang dari kesultanan Pontianak. Ia datang ke
jembrana pada tahun 1798 abersama nak buahnya yang berasal dari
Bugis-Makasar. Sultan Abdullah Al-Qodri melarikan diri Bersama
armadanya dari kesultanan makasar karena sultan makasar memilih
menyerahkan kedaulatan Kepada Belanda. Oleh karena itu ia memilih
untuk pergi dari Pontianak daripada harus tunduk kepada pemerintah
Belanda (Alviansyah, 2022).
E. Kajian Teori
1. Persebaran Islam di Indonesia dan Bali
Bali dikenal dengan istilah pulau dewata dimana mayoritas
masyarakatnya beragama Hindu dengan adat budayanya yang sangat
kental. Agama Hindu di Bali merupakan sinkertism aliran-aliran Hindu,
yakni Siwa, Wisnu, dan Brahma dengan kepercayaan lokal masyarakat
Bali. Masyarakat Bali juga memiliki kepercayan untuk memuja leluhur.
Menurut kepercayaan umat hindu di Bali dengan memuja leluhur maka
mereka sudah cukup membuktikan bahwa mereka telah menjalankan ritual
dalam agama Hindu. Di tengah mayoritas umat Hindu di Bali, terdapat
masyarakat Bali yang memeluk agama islam. Pemeluk agama islam di
Bali tidak hanya dari pendatang saja, melainkan juga dari masyarkat asli
Bali. Persebaran umat muslim di Bali terdapat di beberapa wilayah
permukiman di Bali, diantaranya daerah Kepaon, Serangan, Loloan,
Gelgel, Kecicang, dan Negara. Masuknya agama islam di Bali dapat di
telusuri dari abd ke-15, yakni di masa kerajaan Gelgel era kepemimpinan
Dalem Ketut Ngleser.
Masuknya agama islam di Bali berawal dari kedatangan Raja
Dalem Ketut Ngleser dari Jawa Ke Bali setelah menghadiri konfrensi
vasal (taklukan) di seluruh Nusantara yang diadakan kerajaan Majapahit.
Pada saat itu kerajaan Majapahit telah mndapatkan pengaruh agama islam
yang membuat Sebagian masyarakat Majapahit memeluk agama Islam.
Setelah menghadiri konvrensi tersebut raja Dalem Ketut Ngleser Kembali
ke Klungkung di sertai oleh 40 pengiring Dalem dari Majapahit yang
semunya beragama islam. 40 orang pengiring terebut pada akhirnya
menempati wilayah pemukiman yang diberikan oleh raja dan menikah
dengan wanita lokal yang menjadi cikal bakal umat islam pertama di Bali
(Putra, 2023).
Dari kajian diatas dapat kita pahami jika sebelum islam masuk ke
Loloan, Jembrana agama islam telah terlebih masuk ke Bali tepatnya di
Klungkung pada abad ke-15 oleh para pengiring dari Majapahit yang
diminta untuk menemni Raja Dalem Ketut Ngleser Kembali ke Bali. Lalu
barulah pada abad ke-16 islam masuk ke Loloan, Jembrana, oleh orang-
orang Bugis Makasar
2. Bahasa Melayu
Bahasa Melayu mrupakan induk dari cikal bakal lahirnya Bahasa
Indonesia, bahasa Melayu pada awalnya dipergunakan oleh penduduk
yang mendiami daerah di sekitar Selat Malaka. selat ini memiliki wilaya
yang amat strategis dimana selat malaka sering dilalui kapal-kapal yang
berlayar dari Asia Timur ke Asia Selatan atau sebaliknya. Bahasa melayu
memiliki peran penting dalam memperlancar komunikksih antar pedagang
yang singga di selat malaka saat itu, oleh karena itu Bahasa melayu disebut
sebagai lingua franca, yaitu istilah lingustik yang artinya “bahasa
pengantar” atau “bahasa pergaulan” di suatu tempat dimana penutur
bahasanya berbeda-beda. Bahasa malayu merupakaan bahsa yang
memiliki kedudukan sebagai mahasa yang paling berpengaruh di Asia
Tenggara. Bahasa melayu jugaa termasuk dalam 5 bahasa dunia dengan
jumlah pentur terbanyak. Bahasa Melayu juga menjadi bahasa Nasionl
satu-satunya dari empat negara, yakni Indonesia, Brunei Darussalam,
Malaysia, dan Singapura (Herniti, 2017).
Penggunaan Bahasa Melayu sebagai lingua franca dapat dilihat
dari penemuan beberapa prasasti yang menggunakan Bahasa melayu, yaitu
Kedukan Bukit di Palembang tahun (683 Masehi), prasasti Talang Tuwo,
Palembang (684 Masehi), prasasti Kota Kapur, Pulau Bangka (686
Masehi), dan Prsasti Karang Brahi, Jambi (686 Masehi). Dengan di
temukannya prasasti-prasasti pada zaman Sriwijaya yang menggunakan
Bahasa melayu menunjukkan bahwa sejak zaman kerajaan Sriwijaya
Bahasa Melayu telah menjadi Bahasa pemerintah, dan Bahasa perantara
antara pedagang-pedagang yang tengah berdagang di Nusantara (Islam dan
Perkembangan Bahasa Melayu, 2017).
Pengunaan bahasa melayu dalam penyebaran agama islam telah
memberikan pengaruh yang sangat besar, dimana persebaran islam di
nusantara mengakibatkan adanya penyerapan bahasa, yakni kontak
bahasan antara arab dan melayu. Penyerapan antara bahasa arab kedalam
bahasa melayu melahirkan adanya aksara atau abjad Jawi, yaitu perbaduan
antara bahasa Arab dan Melayu (Herniti, 2017). Penggunaan Bahasa
melayu yang mudah dipahami inilah yang menjadikan islam mudah di
terima di berbagai wilayah di Indonesia termasuk di Loloan. Bahkan
penggunaan Bahasa melayu di Loloan masih digunakan oleh masyarakat
loloan sebagai bahasa sehari-hari hingga saat ini dengan logat bahasa yang
unik.
3. Adat dan Budaya
Indonesia merupaka negara yang multikultur terdapat berbagai
keragaman adat dan budaya yang tersebar di seluruh Indonesia. Setiap
suku bangsa di Indonesia pastinya memiliki adat dan budaya tersendiri
yang unik.
a. Adat
Adat istiadat merupakan seperangkat norma, aturan, dan tradisi
yang diturunkan secara turun-temurun dalam suatu masyarakat.
Adat istiadat mencakup berbagai aspek kehidupan seperti
perilaku sosial, sistem hukum adat, upacara keagamaan, dan
lain-lain. Adat istiadat seringkali bersifat lokal dan spesifik
untuk kelompok atau komunitas tertentu. Contoh praktik sosial
dan adat istiadat antara lain adat perkawinan, upacara
keagamaan, dan hukum adat dalam menyelesaikan suatu
permasalahan.
b. Budaya
Kebudayaan adalah suatu sistem kehidupan yang mencakup
nilai-nilai, kepercayaan, adat istiadat, pranata, bahasa, seni,
dan teknologi yang dimiliki dan menjadi warisan suatu
kelompok masyarakat. Kebudayaan mencakup seluruh aspek
kehidupan manusia, mulai dari pakaian, sistem nilai hingga
makanan dan musik tradisional.

Perbedaan adat dan kebudayaan adalah adat istiadat lebih menitik


beratkan pada norma dan aturan yang dianut oleh suatu kelompok tertentu,
sedangkan kebudayaan mencakup pola hidup dan identitas umum
kelompok tersebut. Keberagaman budaya suku dan budaya Indonesia
mencerminkan kekayaan dan keberagaman bangsa Indonesia serta
merupakan bagian integral dari jati diri bangsa yang kuat.
F. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode
penelitian Historys yang bersifat deskriptif kualitatif. Metode penelitian
Historis yang bersifat deskriptif Kualitatif yaitu metode penelitian yang
berfokus pada deskripsi dan rekontruksi peristiwa di masa lampau.
Sedangkan Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu melalui interview
dengan bertanya langsung pada narasumber, dan tekni Kepustakaan yaitu
dengan mengumpulkan catatan-catatan atau dokument dari peristiwa Sejarah
yang sedang di teliti baik dalam bentuk tulisan, gambar, ataupun karya
monumental dari seseorang.
Pemilihan metode historys dalam penelitian ini karena dirasa releven
dengan penelitian yang sedang kami teliti saat ini yang berkaitan dengan
sejarah. Terdapat empat langkah dalam metode penelitian history, yiatu
heoristik, Kritik, interprestasi, dan historiografi.
Heuristik yaitu tahap pengumpula sumber, dimana dalam menilitian
sejarah seorang peneliti harus mengumpulkan suber-sumber sejarah yang
tengah di teliti dari tingkat yang paling kuat hingga tingkat paling lemah.
Sumber-sumber tersebut dapat berasal dari sumber lisan, maupun tulisan.
Setelah semua sumber sejarah terkumpulkan maka peneliti selanjutnya harus
melakukan kritik terhadap sumber sejarah yang telah di temukan guna untuk
memastikan keaslihan dan keabsahan sumber sejarah. Pada tahap ini peneliti
harus memastikan keakuratan sumber yang di dapat sehingga tidak keluar dri
sejarah yang tengah di teliti.
Selanjutnya yaitu interprestasi, dimana setelah semua sumber sejarah
telah dapat di jamin keakuratannya maka selanjutnya peneliti harus
melakukan penafsiran yaitu menghubungkan peristiwa satu dan peristiwa
lainnya sehingga menjdi satu bagian utuh.Yang terakhir yaitu historiograi,
yaitu pencatatan akhir penelitian sejarah yangtelah melalui Langkah-langkah
metodelogi sejarah.
G. Rencana Pembahasan
Rencana pembahasan yang akan di Bahasa dalam penelitian ini yaitu
terkait asal-usul berdirinya perkampung muslim loloan di Kabupaten
Jembrana, meskipun tidak mempungkiri juga terdapat masyarakat yang
beragama Hindu, Meskipun mayoritas masyrakat di Loloan menganut agama
islam yang cukup kental masyrakat muslim loloan dan umat hindu setempat
dapat hidup rukun hingga sekarang, hal ini menunjukkan jika toleransi antar
umat Hindu dan Islam di Loloan amatlah tinggi.
Masyarakat muslim di Loloan juga memiliki tradisi sendiri yang sangat
unik yang hanya terdapat di Loloan, hal itu dapat dilihat dari logat Bahasa
melayu yang digunakan oleh masyarakat setempat. Maka dari sini kami ingin
mencari tahu bagaimana asal-usul berdirinya perkampungan muslim Loloan di
jembrana, Bali.
Selain itu penelitian ini juga akan mencari tahu peran ulama-ulama
muslim yang berperan penting dalam penyebaran islam di Loloan, Kabupaten
Jembrana, hal ini dikarenakan terdapat beberapa makam ulama muslim yang
ada di Loloan yang sering di jadikan ziaroh wali dari luar Bali, hal ini
menunjukkan jika ulama tersebut memiliki kontribusi besar dalam menyiarkan
agama islam.
H. Daftar Pustaka
Alviansyah, M. F. (2022). Artefak Sosil Syarif Abdullah Al-Qodri di Desa Loloan Jembrana
Bali. JURNAL WIDYA CITRA.

Herniti, E. (2017). Islam dan Perkembangan Bahasa Melayu. Jurnal Lektur Keagamaan.

Islam dan Perkembangan Bahasa Melayu, d. (2017). KEGEMILANGAN BAHASA MELAYU


SEBAGAI LINGUA FRANCA. Jurnal Kesidang.

Nasution, F. (2020). Kedatanagn dan Perkembangan Islam di Indonesia. Mawaizh.

Putra, R. P. (2023). Awal Penyebaran dan Perkembngan Agama Islam Di Pulau Bali.
Jurnal Keislaman.

Reken, I. W. (1979). Sejarah Perkembangan Islam di Bali Khusunya di Kabupaten


Jembrana. In I. W. Reken.

Anda mungkin juga menyukai