Anda di halaman 1dari 9

JURNAL PENGABDI - ISSN: 2620-4665 (p) / ISSN: 2620-4673 (e)

APRIL 2022, Volume 5 Nomor 1


Website: http://jurnal.untan.ac.id/index.php/JPLP2KM

Edukasi Konsumsi Produk Puding Fermentasi


kepada Kelompok Ibu PKK Desa Punggur
Rafika Sari1) , Pratiwi Apridamayanti), Liza Pratiwi3
1)2)3)
Jurusan Farmasi Fakultas Kedokteran Universitas Tanjungpura, Pontianak,
Indonesia

Corresponding Author: Rafika Sari, rafikasari@pharm.untan.ac.id

Abstrak: Puding merupakan bahan pangan yang berbentuk konsentrat dan umumnya dimasak
dengan teknik boiling berbahan dasar agar-agar. Puding memiliki fungsi penting sebagai hidangan
penutup yaitu untuk memudahkan tubuh untuk mencerna makanan setelah makan makanan berat.
Nutrisi yang terkandung dalam puding umumnya berupa lemak, mineral, kalsium, dan zat besi. Mineral
dan kalsium memiliki tugas untuk menjaga keseimbangan elektrolit, dan cairan tubuh, dan bermanfaat
dalam memaksimalkan pembentukan sel dan menjaga kesehatan jantung. Puding fermentasi merupakan
salah satu makanan fermentasi yang dapat diolah dengan harapan dapat meningkatkan cita rasa selain
itu juga menambah nutrisi dari puding tersebut sehingga nilai gizinya dapat bertambah. Metode
pelaksanaan kegiatan yaitu melakukan pembuatan puding menggunakan tiga jenis starter di
laboratorium kemudian setelah mendapatkan produk dilakukan kegiatan dengan memberikan edukasi
dan melakukan praktek pembuatan puding dengan mengikuti protokol kesehatan pada kelompok ibu
PKK Desa Punggur. Evaluasi kegiatan dilakukan dengan melakukan pengisian kuisoner sebelum dan
sesudah diberikan kegiatan pelatihan. Berdasarkan hasil analisis pengisian kuisoner diperoleh hasil
bahwa 86% dari 15 peserta yang mengikuti kegiatan memahami materi yang diberikan serta memahami
manfaat dari mengkonsumsi puding fermentasi, serta sebanyak 100 % peserta dapat mempraktekkan
pembuatan puding fermentasi.
Kata Kunci : fermentasi, puding, biakan

Abstract: Pudding is a food ingredient in the form of a concentrate and is generally cooked with a
gelatin-based boiling technique. Pudding has an important function as a dessert, which is to make it
easier for the body to digest food after eating a heavy meal. The nutrients contained in pudding are
generally in the form of fat, minerals, calcium, and iron. Minerals and calcium have a very important
to maintain the balance of electrolytes, and body fluids, and is beneficial in maximizing cell formation
and maintaining heart health. Fermented pudding is one of the fermented foods that can be processed
in the hope of increasing the taste and adding nutrients from the pudding so that its nutritional value
can increase. The method of carrying out activities is to manufacture of pudding using three types of
starter in the laboratory, then after getting the product, activities are carried out by providing education
and practicing pudding making by following the Health protocol in the Punggur Village PKK mother
group. Evaluation of activities is carried out by filling out questionnaires before the workshop activities
are given and after the workshop activities are carried out. Based on the analysis of filling out the
questionnaire, it was found that 86% of the 15 participants who took part in the activity understood the
material provided and understood the benefits of consuming fermented pudding, and as many as 100%
of participants could practice making fermented pudding.

Keywords: fermented, pudding, starter

Submitted: 15.09.2021, Revised: 11.03.2022, Accepted: 21.03.2022


34
I. Pendahuluan
Makanan probiotik atau makanan fermentasi adalah makanan yang mengandung bakteri
asam laktat yang dapat menjaga keseimbangan mikroflora usus dan membantu dalam proses
pencernaan. Bakteri tersebut juga dapat menekan pertumbuhan bakteri lain yang bersifat
pathogen (merugikan) yang ada didalam tubuh manusia. Salah satu olahan produk fermentasi
yang mudah untuk dibuat dan merupakan produk dengan tingkat kesukaan tertinggi
dibandingkan dengan olahan fermentasi lainnya seperti yogurt, es krim, dan olahan puding
(Apridamayanti et al., 2020). Puding merupakan hidangan penutup memiliki tekstur lembut dan
rasa manis sehingga disukai oleh semua kalangan. Selain itu puding merupakan pangan instan
yang pengolahan pangannya praktis. Pangan instan merupakan bahan pangan yang dipekatkan
atau berbentuk konsentrat. Cara penyajian pangan instan hanya dengan menambah air
(panas/dingin) sehingga siap untuk dikonsumsi. Puding biasanya disajikan sebagai makanan
penutup atau sering dikenal dengan sebutan pencuci mulut. Kandungan nutrisi pada puding
umumnya terdiri dari lemak, mineral, kalsium, dan zat besi. Mineral dan kalsium memiliki
tugas yang sangat penting yaitu menjaga keseimbangan elektrolit, dan cairan tubuh, dan
bermanfaat dalam memaksimalkan pembentukan sel dan menjaga kesehatan jantung.
Disamping itu, makanan fermentasi cita rasanya lebih enak dibanding bentuk segarnya, dan
nilai gizinya lebih tinggi, umumnya lebih mudah dicerna karena telah mengalami penguraian
selama proses fermentasi dan terbentuk molekul-molekul yang lebih sederhana dan lebih
mudah dicerna.
Populernya makanan fermentasi dan kemampuannya dalam meningkatkan dan
memperbaiki umur simpan, nilai gizi, efek kesehatan, serta sensoris menjadikan makanan
fermentasi menarik untuk diteliti. Fermentasi menggunakan bakteri asam laktat (BAL) akan
dapat meningkatkan kualitas bahan yang difermentasi karena BAL dapat menghasilkan enzim
yang mampu mendegradasi serat. Puding fermentasi merupakan salah satu makanan fermentasi
yang dapat diolah dengan harapan dapat meningkatkan cita rasa selain itu juga menambah
nutrisi dari puding tersebut sehingga nilai gizinya dapat bertambah. Keterbaruan dari penelitian
ini adalah starter yang digunakan dalam kondisi optimal untuk menghasilkan puding fermentasi
(Prissilia, 2019); (Sari et al., 2018). Disamping itu jenis starter yang digunakan merupakan
hasil isolasi dari sumber makanan dan minuman lokal yaitu Ce hun tiau, es pisang hijau serta
sotong kering yang menghasilkan starter Lactobacillus casei, Lactobacillus brevis dan
Lactobacillus plantarum (Sari et al., 2016)
Salah Satu kegiatan Tri Darma Peguruan Tinggi adalah kegiatan pengabdian kepada
masyarakat dalam memberikan informasi dan pelatihan yang dapat mendukung peningkatan
derajat Kesehatan kepada kelompok masyarakat salah satunya adalah kelompok ibu PKK.
Kegiatan PKM yang dilakukan pada tahun 2021 merupakan keberlanjutan dari hasil penelitian
serta kegiatan PKM tahun 2020 pada lokasi yang sama. Kegiatan PKM yang dilakukan pada
tahun 2020 yaitu dengan memberikan kegiatan edukasi pentingnya mengkonsumsi makanan
dan minuman fermentasi bagi Kesehatan. Sehingga pada tahun 2021 dilanjutkan dengan
melakukan kegiatan pelatihan dengan fokus pada kelompok ibu PKK, dimana kelompok ibu
PKK memiliki usia yang sangat produktif serta berpotensi memiliki suatu usaha mandiri dalam
rangka meningkatkan jiwa kewirausahaan, oleh karena itu tim PKM akan melakukan kegiatan
dalam bentuk pelatihan pembuatan puding fermentasi yang kaya akan nutrisi yang dapat
dikonsumsi oleh masyarakat dan dapat menjadi peluang usaha bagi masyarakat sekitar.
Kemandirian ibu-ibu rumah tangga dengan membuat olahan bahan yang sehat dan kaya nutrisi
diharapkan dapat menciptakan usaha baru, dan membantu menambah perekonomian rumah
tangga sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan.

35
Pandemi Covid-19 menyebabkan perekonomian masyarakat menjadi lesu, oleh
karenanya perlu diciptakan peluang usaha baru untuk masyarakat sehingga dilakukannya
kegiatan pelatihan terhadap ibu-ibu PKK Punggur Besar. Tim PKK Desa Pungur Besar
Kecamatan Sungai Kakap sebagai mitra kegiatan, memiliki program kerja yang selaras dengan
kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang akan diselenggarakan dimana program kerja dari
ibu PKK antara lain ada tata laksana rumah tangga, pelatihan keterampilan kewirausahaan serta
pembinaan kepada kelompok remaja dan lansia. Kelompok ibu-ibu PKK usia produktif di Desa
Punggur Besar Kecamatan Sungai Kakap di Kabupaten Kubu Raya Kalimantan Barat perlu
dibekali dengan keterampilan dalam membuat produk makanan puding hasil fermentasi kaya
nutrisi yang mudah untuk dibuat sehingga dapat menjadi alternatif dalam memperoleh sumber
pendapatan untuk kebutuhan hidup sehari-hari.

II. Metodologi
Pelaksanaan kegiatan pengabdian masyakarat ini dimulai dengan melakukan
eksperimen di laboratorium Biologi Farmasi dan laboratorium Kimia Farmasi Fakultas
Kedokteran dengan preparasi kultur starter dari jenis mikroorganisme yaitu Lactobacilus
plantarum, Lactobacillus casei dan Lactobacillus brevis melakukan pembuatan puding di
laboratorium, setelah dihasilkan puding fermentasi yang optimal dilakukan penerapannya
dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat. Metode pengabdian kepada masyarakat
dilakukan dengan cara kunjungan dari rumah ke rumah kelompok ibu PKK melaui media
booklet dan penyajian video pembuatan puding. Kegiatan ini dilakukan dengan tetap
menerapkan protokol kesehatan terbatas dan peserta sehat tanpa gejala penyakit. Evaluasi
kegiatan dilakukan dengan menganalisis kuisoner.
Adapun tahapan kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Pembuatan Produk Puding Fermentasi
a. Preparasi Kultur Starter
Koloni tunggal Lactobacilus plantarum, Lactobacillus casei dan Lactobacillus brevis
diambil masing-masing sebanyak satu ose dari kultur stok bakteri dengan kawat ose yang sudah
diflambir, lalu digoreskan di petri yang sudah terdapat media MRSA dan diinkubasi suhu 32ºC
selama 48 jam.

b. Pembuatan Kultur Starter Murni


Pembuatan kultur starter murni yaitu dengan diinokulasikan Lactobacillus plantarum,
Lactobacillus casei dan Lactobacillus brevis dalam media agar miring kedalam 7 ml media
MRS Broth yang sudah di sterilisasi lalu diinkubasi dengan menggunakan inkubator yang diatur
suhu 32ºC selama 24 jam. Pembuatan media susu dilakukan dengan menyiapkan susu skim
sebanyak 10 gram , gula 10 gram dan aquadest 100 ml dipanaskan menggunakan hotplate
sambil diaduk, kemudian diangkat dan didinginkan di suhu ruang. Setelah dingin dimasukkan
kultur stok sebanyak 5% (v/v) atau 5 ml ke dalam media susu yang dibuat sebelumnya dan
diinkubasi pada suhu 32ºC selama 24 jam sebelum digunakan sebagai kultur starter.

c. Pembuatan Puding Fermentasi


Pembuatan puding fermentasi ini dilakukan dengan menyiapkan bahan seperti agar-agar
sebanyak 1 bungkus, susu kental manis 1 kaleng, kultur starter, dan air. Panaskan air sebanyak
1.000 ml, kemudian ditambahkan 1 bungkus tepung agar-agar dan 1 kaleng susu kental manis
ke dalam air sambil diaduk secara konstan hingga air mendidih. Setelah mendidih, ditambahkan
kultur starter BAL sebanyak 500 ml dan diaduk sampai merata. Selanjutnya dimasukkan ke

36
dalam wadah puding dan tunggu uap panasnya hilang pada suhu kamar kemudian dimasukkan
ke dalam kulkas.

2. Melakukan Kegiatan Edukasi Konsumsi Puding Fermentasi


Pelaksanaan kegiatan berlangsung saat PPKM sehingga ada beberapa penyesuaian yang
dilakukan antara lain jumlah peserta dibatasi sebanyak 15 orang yang terdiri dari ibu-ibu
anggota PKK dalam kondisi sehat tidak bergejala penyakit, menghindari berkumpulnya setiap
orang sehingga dilakukan proses pemahaman melalui kunjungan tim dari rumah ke rumah
sebanyak 15 rumah. Peserta akan diberikan penjelasan untuk pengisian kuisoner yang akan diisi
sebelum pelaksanaan penyuluhan kemudian setelah itu akan ditayangkan video pembuatan
puding fermentasi melalui perangkat elektronik kemudian diberikan penjelasan mengenai
pemahaman serta manfaat produk fermentasi, jenis-jenis makanan fermentasi serta cara
pembuatan puding fermentasi melalui media booklet.

3. Monitoring dan Evaluasi Keberlanjutan Progam


Kegiatan ini merupakan kegiatan berkelanjutan dari penelitian berbasis laboratorium
kemudian dilanjutkan dengan optimasi berbagai produk pada PKM tahun 2020 dan diharapkan
terus berlanjut sehingga dapat mendorong mitra ibu PKK dapat berwirausaha menghasilkan
produk puding fermentasi yang bernilai jual sehingga dapat menjadi salah satu sumber
pendapatan bagi masyarakat. Evaluasi kegiatan dilakukan dengan pengisian kuisoner sebagai
evaluasi dari pemahaman serta pelaksanaan kegiatan yang telah dilakukan. UATAN RMENTASI

III. Hasil dan Pembahasan


A. Hasil

Gambar 1. Pertumbuhan optimal starter bakteri

Tabel 1.Kuisoner edukasi konsumsi puding fermentasi pada kelompok ibu PKK

No Pertanyaan Apa yang Anda rasakan?


(Beri tanda silang pada kolom 1 sampai 5)
Tidak 1 2 3 4 5 Sangat
sesuai sesuai
1. Apakah anda mengetahui manfaat puding Tidak mengetahui Sangat mengetahui
fermentasi bagi tubuh?
2. Apakah puding fermentasi baik untuk Tidak perlu Sangat perlu
kesehatan?
3. Apakah anda pernah mengikuti kegiatan Belum pernah Sangat sering
pelatihan pembuatan minuman puding
fermentasi?

37
4. Apakah informasi pada booklet yang Tidak bermanfaat Sangat bermanfaat
disampaikan bermanfaat?
5. Apakah informasi pada booklet puding Tidak menarik Sangat menarik
fermentasi menarik?
6. Apakah bahan yang digunakan sudah diketahui Belum mengetahui Sangat mengetahui
sebelum mengikuti pelatihan?
7. Apakah penyampaian pelatihan melalui video Susah dipahami Mudah dipahami dan
mudah diikuti dan dipraktekkan? dan dipraktekkan dipraktekkan
8. Apakah kesempatan diskusi tanya jawab yang Tidak cukup Sangat cukup
disediakan cukup?
9. Apakah selama kegiatan pelatihan ada waktu Tidak ada Sangat banyak
diskusi/Tanya jawab dengan peserta pelatihan?
10. Apakah jawaban dari narasumber memuaskan? Tidak memuaskan Sangat memuaskan
11. Apakah durasi video pelatihan pembuatan Sangat singkat Lama
minuman puding fermentasi terlalu singkat?

Gambar 3. Hasil Analisis Kuisoner Sebelum Pelaksanaan Kegiatan

38
Gambar 4. Hasil Pengisian Kuisoner Setelah Pelaksanaan Kegiatan

Gambar 5. Produk Puding Fermentasi

B. Pembahasan
1. Pembuatan Produk Puding Fermentasi
Pembuatan puding diawali dengan menumbuhkan bakteri fermentasi yaitu bakteri asam
laktat yaitu jenis kultur Lactobacillus plantarum dilakukan di laboratorium Biologi Farmasi
dengan metode streaking (penggoresan). Metode penggoresan digunakan untuk mendapatkan
bentuk koloni tunggal yang terpisah sehingga akan memudahkan dalam pengamatan koloni
secara makroskopis. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan bakteri pada media yaitu
nutrisi, pH, tekanan osmotik dan kelembaban, sehingga pertumbuhan koloni tidak merata
(Pratiwi & Sylvia, 2008). Hasil pertumbuhan dapat dilihat secara makroskopik yaitu koloni
tunggal Lactobacillus plantarum yang berbentuk bulat, berwarna putih, dan padat. Bentuk
koloni tunggal tersebut sesuai dengan ciri ciri koloni Lactobacillus plantarum menurut Gililand
(1986) yaitu berbentuk bulat, licin, padat, serta berwarna putih atau kekuningan. Adapun
pertumbuhan koloni yang sudah optimal dapat dilihat pada Gambar 1. Bakteri yang sudah
dalam keaadaan optimal akan digunakan sebagai starter dalam pembuatan puding.
Bakteri yang telah ditumbuhkan didalam cawan petri yang berisi media MRSA
kemudian ditumbuhkan kembali ke dalam media miring MRSA dengan mengambil 2-3 koloni.
Bakteri Lactobacillus plantarum ditumbuhkan pada kultur kerja media miring MRSA
bertujuan untuk peremajaan bakteri sehingga didapatkan bakteri yang aktif dan siap untuk

39
digunakan dalam pembuatan kultur kerja. Kultur kerja dibuat dengan mengambil 4-5 koloni
dengan kawat ose steril pada media agar miring yang telah ditumbuhkan bakteri kemudian
dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang berisi 7 media cair MRSB. MRS Broth termasuk
media selektif untuk pertumbuhan bakteri asam laktat seperti Lactobacillus plantarum. Media
MRS Broth digunakan untuk perbanyakan bakteri asam laktat sehingga diperoleh kultur aktif
yaitu perubahan media menjadi keruh. Kultur aktif ini siap digunakan untuk pembuatan kultur
starter.
Pembuatan kultur starter bakteri Lactobacillus plantarum dilakukan dengan cara
menambahkan kultur stok media MRS Broth sebanyak 5% ke dalam susu skim 10% yang telah
ditambahkan gula 10 %. Susu skim 10 % dan gula 10% tersebut digunakan sebagai nutrisi
bagi bakteri Lactobacillus plantarum dan juga sebagai media adaptasi bagi bakteri sebelum
digunakan dalam proses fermentasi. Pembuatan kultur starter bertujuan untuk membantu
proses adaptasi bakteri, sehingga ketika proses fermentasi dimulai fase adaptasi dalam media
fermentasi berlangsung lebih cepat (Kamara et al., 2016). Kultur starter siap digunakan setelah
diinkubasi selama 24 jam dengan penampakan konsistensi yang semakin kental dan
terpisahnya dua fase dimana menandakan adanya aktivitas dari bakteri Lactobacillus
plantarum. Terbentuknya dua fase yang terpisah tersebut terjadi karena didalam susu skim
terkandung banyak karbohidrat sehingga dengan adanya bakteri asam laktat akan merombak
karbohidrat tersebut menjadi asam laktat. Keberadaan asam laktat akan membuat suasana
menjadi asam sehingga akan membuat keseimbangan kasein pada susu terganggu dan
terjadinya koagulasi kasein membentuk gel. Aktivitas dari bakteri asam laktat akan semakin
meningkat selama waktu inkubasi sehingga membuat pembentukan koagulasi kasein semakin
meningkat dan terbentuk dua fase. Hasil penelitian yang telah dilakukan untuk mendapatkan
puding fermentasi yang telah optimal diaplikasikan dalam ke masyarakat dalam bentuk
produk puding.

2. Pelaksanaan Kegiatan Edukasi Konsumsi Puding Fermentasi


Adapun kegiatan edukasi dilaksanakan dengan protokol kesehatan yaitu dengan
memakai masker, menjaga jarak, pemeriksaan suhu, serta peserta dalam kondisi sehat tanpa
ada gejala penyakit. Kegiatan edukasi dihadiri oleh 15 orang peserta yang merupakan anggota
dari kelompok ibu PKK Desa Punggur. Kegiatan juga dilaksanakan dengan mengunjungi
rumah setiap anggota PKK satu per satu mengingat pelaksanaan kegiatan, mengingat status
pandemi Covid-19 saat pelaksaan kegiatan adalah berada dalam zona merah. Kegiatan
berlangsung lancar serta setiap peserta sangat antusias. Peserta mendapatkan penjelasan
secara rinci mengenai manfaat makanan dan minuman fermentasi, kemudian peserta juga
dibagikan masker, handsanitizer, booklet, serta mendapatkan produk yaitu berupa puding.
Adapun produk puding fermentasi yang dibuat dan dibagikan kepada peserta dapat dilihat
pada Gambar 5.
3. Pelaksanaan Kegiatan Monitoring dan Evaluasi Keberlanjutan Program
Evaluasi kegiatan dilakukan dengan pengisian kuesioner sebelum pelaksanaan
kegiatan edukasi dan setelah kegiatan edukasi. Terdapat 11 pertanyaan singkat yang dapat
dijawab secara cepat oleh peserta. Pengisian kuesioner sebelum kegiatan edukasi bertujuan
untuk mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat mengenai puding fermentasi. Adapun
untuk pertanyaan yang diisi oleh peserta sebagai evaluasi pengetahuan sebelum pelatihan
yaitu pertanyaan mulai mo 1 sampai no. 3, hasil analisis kuesioner dapat diamati pada Gambar
3. Untuk pertanyaan 1 sampai dengan 11 akan dijawab secara lengkap setelah peserta
mengikuti kegiatan. Untuk pertanyaan no 4 sampai dengan no 11 berkaitan erat dengan materi

40
yang akan disampaikan selama pelatihan berlangsung. Oleh karena itu evaluasi untuk
pelaksanaan kegiatan akan diperoleh pada evaluasi yang disajikan pada Gambar 4 yaitu hasil
pengisian kuesioner setelah pelaksanaan kegiatan.
Evaluasi sebelum pelaksanaan kegiatan dilakukan dimana peserta akan menjawab
hanya tiga pertanyaan. Adapun pertanyaan pertama pada kuisioner yaitu tingkat pengetahuan
mengenai manfaat puding fermentasi bagi kesehatan diketahui bahwa 14 orang (93%) belum
mengetahui dan 1 orang sudah mengetahui manfaat dari puding fermentasi bagi tubuh yaitu
sebesar (6,67%). Hal ini menjadi selaras dengan kegiatan bahwa diharapkan peserta
mendapatkan pengetahuan melalui kegiatan ini. Kemudian pertanyaan dilanjutkan pertanyaan
kedua yaitu mengenai tingkat pengetahuan peserta mengenai manfaat puding bagi kesehatan
dimana berdasarkan hasil pengisian kuesioner diketahui 13 orang (86,7%) belum mengetahui
dan 2 orang yaitu sebesar 13,34 % sudah mengetahui bahwa puding fermentasi baik untuk
Kesehatan. Kemudian dilanjutkan pada pertanyaan ketiga yaitu mengenai pengalaman dalam
mengikuti pelatihan yang serupa dimana diketahui bahwa 12 orang peserta (80%) belum
pernah mengikuti kegiatan dan sebanyak 3 orang (20%) sudah pernah mengikuti kegiatan
pelatihan pembuatan minuman puding fermentasi.
Evaluasi pelaksanaan kegiatan juga dilakukan diaman peserta akan menjawab seluruh
pertanyaan yaitu berjumlah 11 pertanyaan. Berdasarkan evaluasi sesudah dilakukannya
pelatihan dari pertanyaan pertama pada kuisioner jika dibandingkan dengan hasil dari sebelum
dilakukannya pelatihan diketahui adanya peningkatan pengetahuan peserta dari 14 orang
menjawab belum mengetahui manfaat puding dan setelah dilakukan pelatihan 15 orang
peserta telah mengetahui manfaat dari puding fermentasi, artinya 100 % peserta telah dapat
pengetahuan mengenai manfaat puding fermentasi bagi tubuh, sehingga diharapkan terjadi
peningkatan dari konsumsi puding fermentasi khususnya untuk dapat membantu pencernaan
tubuh dikarenakan pada puding fermentasi banyak mengandung bakteri baik yaitu bakteri
probiotik yang dapat membantu sistem pencernaan. Dari pertanyaan kedua jika dibandingkan
dengan hasil dari sebelum dilakukannya pelatihan diketahui adanya peningkatan pengetahuan
peserta dari 13 orang menjawab belum mengetahui dan hanya 2 orang sudah mengetahui
bahwa puding fermentasi baik untuk kesehatan, setelah dilakukannya pelatihan 15 orang
peserta menjawab telah mengetahui bahwa puding fermentasi baik untuk Kesehatan, artinya
100 % peserta juga telah memahami bahwa mengkonsumsi puding fermentasi baik untuk
kesehatan. Untuk pertanyaan ketiga jika dibandingkan dengan hasil dari sebelum
dilakukannya pelatihan diketahui bahwa 12 orang peserta menjawab belum pernah dan 3
orang sudah pernah mengikuti kegiatan pelatihan pembuatan minuman puding fermentasi,
setelah dilakukannya pelatihan adanya peningkatan pengalaman dari peserta yang mengikuti
pelatihan yaitu diketahui bahwa 7 orang peserta belum pernah dan 8 orang sudah pernah
mengikuti kegiatan pelatihan pembuatan minuman puding fermentasi artinya terjadi
peningkatan menjadi 100 % dikarenakan seluruh peserta yaitu berjumlah 15 orang telah
mengikuti pelatihan. Untuk jawaban pertanyaan keempat diketahui 15 orang merasakan
informasi pada booklet yang disampaikan bermanfaat, Sedangkan pertanyaan kelima
diketahui 15 orang (100%) telah mendapatkan informasi yang menarik disampaikan pada
booklet puding fermentasi, Dari pertanyaan keenam diketahui 3 orang (20%) peserta belum
mengetahui atau belum mengenal bahan-bahan yang akan digunakan dalam pembuatan
puding, sedangkan sebanyak 12 orang (80%) sudah mengetahui bahan yang digunakan
sebelum dilakukannya pelatihan. Hal ini sangat membantu dalam pemahaman selama
kegiatan. Dari pertanyaan ketujuh yaitu apakah video pembuatan puding mudah dipraktekkan,
diketahui 15 orang yaitu sebesar 100 % peserta merasakan penyampaian pelatihan melalui
video mudah diikuti dan dipraktekkan, kemudian dilanjutkan pada pertanyaan kedelapan

41
mengenai kesempatan diskusi yang diberikan selama kegiatan. Berdasarkan data diketahui
15 orang (100%) peserta diberikan kesempatan diskusi dan tanya jawab yang disediakan
dengan waktu yang cukup. Dari pertanyaan kesembilan mengenai waktu yang disiapkan untuk
diskusi atau tanya jawab , diketahui 15 orang (100%) merasakan selama kegiatan pelatihan
ada waktu diskusi/tanya jawab dengan peserta pelatihan. Dari pertanyaan kesepuluh diketahui
15 orang (100%) merasakan jawaban dari narasumber memuaskan, dan dari pertanyaan
kesebelas yaitu mengenai durasi video pembuatan puding diketahui 15 orang (100%)
merasakan bahwa video pelatihan pembuatan minuman puding fermentasi yang ditampilkan
memiliki durasi yang tidak terlalu singkat sehingga peserta dapat memahami dan mengikuti
tahapan dalam pembuatan puding.

IV. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis pengisian kuisoner diperoleh hasil bahwa sebanyak 15
peserta yang mengikuti kegiatan sebanyak 86 % peserta memahami materi yang diberikan serta
memahami manfaat dari mengkonsumsi puding fermentasi, serta sebanyak 100 % peserta dapat
mempraktekkan pembuatan puding fermentasi.

Ucapan Terima Kasih


Tim penulis mengucapkan terima kasih kepada Dana DIPA Fakultas Kedokteran tahun
2021 yang telah membiayai kegiatan ini.

Daftar Pustaka
Apridamayanti, P., Sari, R., & Pratiwi, L. (2020). Edukasi Masyarakat Desa Punggur Besar
Melalui Pembuatan Minuman Yogurt Fermentasi.
Kamara, D. S., Rachman, S. D., Widya Pasisca, R., Djajasoepena, S., Suprijana, O., Idar, I., &
Safri Ishmayana, dan. (2016). Idar Idar, dan Safri Ishmayana Pembuatan dan Aktivitas
Antibakteri Yogurt Hasil Fermentasi Tiga Bakteri (Lactobacillus bulgaricus. Al-Kimia,
4(2), 22–32.
Pratiwi, & Sylvia, T. (2008). Mikrobiologi Farmasi. Erlangga.
Prissilia, N. (2019). Optimasi Waktu Produksi Bakteriosin Dari Lactobacillus plantarum
Terhadap Bakteri Patogen Staphylococcus aureus dan Escherichia coli.
Sari, N. P., Sari, R., & Untari, E. K. (2018). Antibacterial Activity Test of Bacteriocin from
Lactobacillus brevis, Lactobacillus casei and Lactobacillus plantarum Against Gram
Positive Pathogenic Bacteria. Journal of Tropical Biodiversity and Biotechnology, 3(3),
85–91. https://doi.org/10.22146/jtbb.38138
Sari, R., Deslianri, L., & Apridamayanti, P. (2016). Skrining Aktivitas Antibakteri
Bakteriosin dari Minuman Ce Hun Tiau. Pharm Sci Ress, 3(2), 88–96.

42

Anda mungkin juga menyukai