Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

MIGRASI BANGSA BANGSA MASUK KE NUSANTARA

Dibuat Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Geografi Sejarah

Dosen Pengampu:
Dian Utami, S.Pd., M.Pd.

Disusun Oleh:
Ani Septia Hapsari (2053034003)
Alfiah Salsabila Syifa (2053034009)
Bangkit Agung Permadi (2063034001)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI

JURUSAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

2023
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini tepat pada waktunya dengan judul “MIGRASI BANGSA BANGSA
MASUK KE NUSANTARA”.
Tujuan kami membuat makalah ini adalah agar kami dapat mengetahui
dengan jelas bagaimana terjadinya migrasi bangsa-bangsa masuk ke nusantara dan
tujuan yang paling utama bagi kami dalam membuat makalah ini adalah untuk
memenuhi salah satu tugas mata kuliah Geografi Sejarah.
Selanjutnya, dalam penulisan makalah ini kami sudah berusaha seoptimal
mungkin untuk menyusun secara sistematis sesuai dengan ketentuan dalam
penulisan yang berlaku. Dengan terwujudnya makalah ini kami mengucapkan
banyak terimakasih kepada:
1. Ibu Dian Utami, S.Pd., M.Pd. selaku dosen pengampu yang telah
memberikan banyak petunjuk dan dorongan dalam melaksanakan tugas ini.
2. Rekan-rekan Program studi Pendidikan geografi yang telah membantu dan
memberikan dukungan semangat dalam penyusunan makalah ini.

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan


makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman. Oleh karena itu,
kami sangat mengharapkan kritikan dan saran yang membangun dari Ibu Dian
Utami, S.Pd., M.Pd. selaku dosen pengampu dan para pembaca makalah ini.

Bandar Lampung, 21 September 2023

Kelompok 6
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................... i


DAFTAR ISI ...................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................... 2
1.3 Tujuan ........................................................................................................ 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................... 3
2.1 Konsep Migrasi .......................................................................................... 3
2.2 Kedatangan Nenek Moyang Bangsa Indonesia ......................................... 3
2.3 Pendapat Para Ahli Tentang Asal Usul Nenek Moyang Bangsa Indonesia 6
2.4 Teori-teori Tentang Asal Usul Nenek Moyang Bangsa Indonesia ............ 7
BAB III PENUTUP .......................................................................................... 11
3.1 Kesimpulan .............................................................................................. 11
3.2 Saran ......................................................................................................... 11

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Geografi Sejaraadalah ilmu yang mempelajari tentang manusia, fisik, fiksi,
dan fakta geografi pada masa lampau. Ilmu displin ini memiliki bahasan
yang sangat luas dan beragam. Umumnya membahas tentang geografi masa
lalu dan bagaimana perubahan sebuah wilayah atau tempat berdasarkan
waktu. Selain itu juga membahas tentang hubungan manusia dengan
lingkungan dan menciptakan kebudayaan alam. Pembahasan geografi
sejarah juga mencari bagaimana kebudayaan manusia itu muncul dan
berkembang dengan pemahaman hubungan manusia dengan lingkungan.

Menurut Mantra (2012) migrasi adalah gerak penduduk yang melintas batas
wilayah asal menuju ke wilayah tujuan dengan niatan menetap. Sebaliknya,
migrasi penduduk non-permanen adalah gerak penduduk dari suatu wilayah
ke wilayah lain dengan tidak ada niatan menetap di daerah tujuan. Adanya
kegiatan migrasi yang membuat masyarakat Indonesia memiliki struktur
unik. Nasikun (1984: 30) menyebutkan secara horizontal, bahwa
masyarakat Indonesia memiliki kesatuan-kesatuan sosial berlandaskan
ikatan primordial, seperti agama, suku, adat, daerah bahkan hingga
hubungan darah. J.S. Furnivall dalam M.D. La Ode (2012: 1) juga
mengungkapkan bahwa masyarakat Indonesia merupakan plural societies
(masyarakat majemuk). Keanekaragaman ini apabila tidak disikapi
secara bijak akan melahirkan perbedaan kepentingan yang berujung pada
konflik dan perpecahan.

1
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas dapat diambil rumusan masalah sebagai
berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan migrasi?
2. Bagaimana proses kedatangan nenek moyang Indonesia
3. Bagaimana Pendapat Para Ahli Tentang Asal Usul Nenek Moyang
Bangsa Indonesia
4. Bagaimana Teori-teori Tentang Asal Usul Nenek Moyang Bangsa
Indonesia
1.3. Tujuan
Berikut adalah tujuan dan manfaat makalah ini dibuat:
1. Untuk mengetahui pengertian dari migrasi?
2. Untuk mengetahui proses kedatangan nenek moyang Indonesia
3. Untuk mengetahui Pendapat Para Ahli Tentang Asal Usul Nenek
Moyang Bangsa Indonesia
4. Untuk mengetahui Teori-teori Tentang Asal Usul Nenek Moyang
Bangsa Indonesia

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Konsep Migrasi


Menurut Rozy Munir dalam buku Dasar-Dasar Demografi, migrasi
merupakan perpindahan penduduk dari suatu tempat ke tempat lain melewati
batas administratif dengan tujuan untuk menetap. Dalam penelaahan migrasi
terdapat dua dimensi yang perlu dilihat yaitu dimensi daerah dan dimensi
waktu. Secara garis besar untuk dimensi daerah terbagi menjadi dua jenis yaitu
perpindahan penduduk antar negara dan perpindahan dalam satu negara,
misalnya antar provinsi, kota/kabupaten dan seterusnya. Sementara dimensi
waktu, untuk dapat dikatakan sebagai sorang migran tidak memiliki ukuran
waktu yang pasti. Menurut Mantra (1980:20), migrasi adalah tempat tinggal
mobilitas penduduk secara geografis yang meliputi semua gerakan penduduk
yang melintasi batas wilayah tertentu dalam periode tertentu.

Migrasi nampaknya sudah menjadi bagian dari tradisi manusia sejak jaman
dahulu. Jika suatu bangsa kedatangan bangsa lain yg lebih kuat mereka
terdesak, menjadi punah, atau pergi mencaru tempat tinggal baru. Jadi suatu
bangsa yg mendiami suatu daerah adalah bangsa yg mendesak bangsa lain yg
lebih dahulu daripada mereka. Bangsa yg lebih dahulu itupun dahulu
mendesak bangsa yg sebelumnya lagi, dan begitulah seterusnya.

2.2 Kedatangan Nenek Moyang Bangsa Indonesia


Berdasarkan bukti-bukti penemuan, sejauh ini manusia modern awal di
Kepulauan Indonesia dan Asia Tenggara paling tidak telah hadir sejak 45.000
tahun yang lalu. Dalam perkembangannya, kehidupan manusia modern ini
dapat dikelompokkan dalam tiga tahap, yaitu (i) kehidupan manusia modern
awal yang kehadirannya hingga akhir zaman es (sekitar 12.000 tahun lalu),
kemudian dilanjutkan oleh (ii) kehidupan manusia modern yang lebih
belakangan, dan berdasarkan karakter fisiknya dikenal sebagai ras
Austromelanesoid. (iii) mulai di sekitar 4000 tahun lalu muncul penghuni baru

3
di Kepulauan Indonesia yang dikenal sebagai penutur bahasa Austronesia.
Berdasarkan karakter fisiknya, manusia ini tergolong dalam ras Mongolid. Ras
inilah yang kemudian berkembang hingga menjadi bangsa Indonesia
sekarang. Pendatang berikutnya membawa budaya baru yaitu budaya neolitik.
Para pendatang baru itu jumlahnya jauh lebih banyak daripada penduduk asli,
yang kemudian dikenal sebagai ras Proto Melayu dan ras Deutro Melayu.
1. Migrasi Bangsa Melanosoid Gelombang migrasi pertama ke Indonesia
dilakukan oleh bangsa Melanesia atau disebut juga dengan Papua
Melanosoide yang merupakan rumpun bangsa Melanosoide/Ras
Negroid. Paul dan Frizt Sarasin mengemukakan bahwa penduduk asli
Indonesia adalah suatu ras yang berkulit gelap dan bertubuh kecil. Ras
ini pada awalnya mendiami Asia Bagian Tenggara yang saat itu masih
bersatu sebagai daratan pada zaman es atau periode glasial. Namun,
setelah periode es berakhir dan es mencair, maka daratan tersebut
kemudian terpisah oleh Laut Tiongkok Selatan dan Laut Jawa.
Akibatnya, daratan yang tadinya bersatu kemudian terpisah menjadi
daratan utama Asia dan Kepulauan Indonesia. Penduduk asli tinggal di
daerah pendalaman dan penduduk pendatang tinggal di daerah pesisir.
Penduduk asli itu disebut sebagai suku bangsa Vedda oleh Sarasin. Ras
yang masuk dalam kelompok ini adalah suku bangsa Hieng di
Kamboja, Miaotse, Yao-Jen di Cina, dan Senoi di Semenanjung
Malaya. Orang Vedda kemudian menyebar ke Timur dan mendiami
wilayah Papua, Sulawesi Selatan, Kei, Seram, Timor Barat, Flores
Barat, dan terus ke timur, tapi sebagian ada juga yang menyebar ke
arah barat dan menghuni Pulau Sumatra.
2. Migrasi Bangsa Proto Melayu
Setelah kedatangan orang Vedda ke Nusantara, kemudian disusul oleh
kedatangan dua gelombang besar manusia yang dikenal sebagai Proto
Melayu dan Deutro Malayu. Proto Melayu diyakini sebagai nenek
moyang orang Melayu Polinesia yang tersebar dari Madagaskar
sampai pulau-pulau paling timur di Pasifik. Mereka diperkirakan
datang dari Cina bagian selatan. Ras Melayu ini mempunyai ciri-ciri

4
rambut lurus, kulit kuning kecoklatan-coklatan, dan bermata sipit. Dari
Cina bagian selatan (Yunan) mereka bermigrasi ke Indocina dan Siam,
kemudian ke Kepulauan Indonesia. Mereka itu mula-mula menempati
pantai-pantai Sumatera Utara, Kalimantan Barat, dan Sulawesi Barat.
Migrasi yang dilakukan oleh suku bangsa Proto Melayu dilakukan
dengan menggunakan perahu bercadik satu. Peristiwa tersebut terjadi
sekitar 3000 SM. Suku bangsa Proto Melayu, antara lain suku Nias,
Gayo, dan Alas di Sumatera Utara, Batak di Sumatera, Kubu di
Sumatera, Dayak di Kalimantan, dan Toraja di Sulawesi.
3. Migrasi Bangsa Deutro
Melayu Nenek moyang bangsa Indonesia dari golongan Melayu Muda
(Deutro Melayu) tiba di kepulauan Indonesia sekitar tahun 500 SM.
Migrasi yang dilakukan oleh suku bangsa Deutro Melayu dilakukan
dengan menggunakan perahu bercadik dua. Nenek moyang tersebut
datang sambil membawa kebudayaan logam yang berasal dari
Dongson, Vietnam Utara. Kebudayaan logam tersebut antara lain;
candrasa, nekara, manik-manik, arca, dan bejana perunggu. Jalur
penyebaran nenek moyang bangsa Indonesia dari golongan ini dimulai
dari daratan Asia ke Thailand, Malaysia Barat, dan berlanjut ke
tempat-tempat di Indonesia. Gelombang terakhir nenek moyang ini
masih tergolong ras Austronesia. Selanjutnya, semakin berkembang
ras Papua- Melanesoid, Austronesia, dan sisa ras Austro-Melanesoid
melahirkan bermacam-macam suku bangsa yang tersebut di seluruh
pelosok Indonesia. Bangsa Deutro Melayu berkembang menjadi suku-
suku yang ada sampai saat ini, seperti Melayu, Minang, Jawa, Sunda,
dan lain-lain. Dalam perkembangan selanjutnya, Proto-Melayu dan
Deutero Melayu berbaur, sehingga sulit dibedakan. Walaupun
demikian, nenek moyang bangsa Indonesia dapat dikatakan serumpun
yaitu keturunan penduduk asli dan dua gelombang migrasi dari utara.

5
2.3 Pendapat Para Ahli Tentang Asal Usul Nenek Moyang Bangsa Indonesia
Perdebatan tentang asal usul nenek moyang bangsa Indonesia masih belum
menemukan titik terang. Para ahli masih silang pendapat tentang asal nenek
moyang bangsa Indonesia. Dari yang berpendapat bahwa nenek moyang
bangsa Indonesia berasal dari nusantara sendiri sampai yang mengaitkan
dengan persatuan di kawasan Asia dan Asia Tenggara.Beberapa pendapat
tersebut, antara lain sebagai berikut :
1. Kern
Kern berpendapat bila nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari
daratan Asia. Ilmuwan asal Belanda ini menyebut jika hasil
penelitiannya menunjukan bahwa bahasa-bahasa yang dipakai oleh
suku-suku di Indonesia, Mikronesia, Polinesia, dan Melanesia,
mempunyai akar yang sama, yaitu bahasa Austronesia. Dengan fakta
itu, ia menyimpulkan bahwa bangsa Indonesia berasal dari satu daerah
yang sama dengan bangsa-bangsa lain di wilayah Austronesia.
Menurutnya, nenek-moyang bangsa Indonesia menggunakan perahu-
perahu bercadik menuju ke kepulauan Indonesia. Pendapat Kern ini
didukung oleh adanya persamaan nama dan bahasa yang dipergunakan
di daerah Campa dengan Indonesia. Selain nama geografis, istilah-
istilah binatang dan alat perang pun banyak kesamaannya.
2. JLA.Brandes
Brandes berpendapat jika suku-suku yang mendiami kepulauan
Indonesia mempunyai kesamaan secara etnik, fisik, maupun bahasa
dengan beberapa bangsa yang mendiami daerah-daerah yang
melintang dari utara di Pulau Formosa (Taiwan), barat di Pulau
Malagasi (Madagaskar), selatan di Jawa dan Bali, serta timur di tepi
pantai barat Amerika.
3. R. Moh.Ali
R. Moh. Ali menyatakan bahwa bangsa Indonesia berasal dari daerah
Yunan. Nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari hulu-hulu sungai
besar di Asia yang datang ke Indonesia secara bergelombang.
Gelombang pertama dari tahun 3000- 1500 SM dengan ciri-ciri

6
kebudayaan Neolitikum dengan perahu bercadik satu. Gelombang
yang kedua terjadi dari tahun 1500-500 SM dengan ciri-ciri
menggunakan perahu bercadik dua.
4. Moh.Yamin
Moh. Yamin menentang semua pendapat yang dikemukakan oleh para
ahli. Ia berpendapat bahwa asal bangsa Indonesia adalah dari
Indonesia sendiri. Bahkan bangsa-bangsa lain yang ada di wilayah
Asia berasal dari Indonesia. Pendapat Moh. Yamin didukung oleh
suatu pernyataannya tentang Blood UndBreden Unchiroyang berarti
adalah daerah dan tanah bangsa Indonesia adalah berasal dari
Indonesia sendiri. Ia menyatakan bahwa fosil dan artefak lebih banyak
dan lengkap ditemukan di wilayah Indonesia dibandingkan dengan
daerah-daerah lainnya di Asia. Misalnya dengan penemuan manusia
purba sejenis Homo Soloensis dan Homo Wajakensis tidak
diketemukan di daerahdaerah lain di Asia, termasuk Asia Tenggara
(Indochina).

2.4 Teori-teori Tentang Asal Usul Nenek Moyang Bangsa Indonesia


1. Teori Nusantara
Teori asal usul nenek moyang Indonesia berikutnya adalah teori Nusantara
yang bisa dibilang sangat berbeda dengan teori Yunan. Teori ini
menyebutkan bahwa bangsa Indonesia berasal dari wilayah Indonesia itu
sendiri, yakni tidak melalui proses migrasi dari daerah manapun. Teori
Nusantara ini didukung oleh para ahli, antara lain Gorys Keraf, J. Crawford,
Sutan Takdir Alisjahbana, dan Muhammad Yamin. Dasar utama teori
Nusantara adalah berdasarkan pada bangsa Melayu yang merupakan
bangsa dengan peradaban yang sudah tinggi. Anggapan tersebut didasari
pada hipotesis bahwa bangsa Melayu telah melewati proses perkembangan
budaya sebelumnya di wilayahnya. Jadi kesimpulannya, bangsa Melayu
asli di Nusantara yang akhirnya tumbuh dan berkembang dengan
sendirinya tanpa adanya perpindahan ke wilayah tersebut. Teori Nusantara
juga didukung dengan penemuan adanya kesamaan bahasa Melayu dengan

7
bahasa Kamboja karena sebuah kebetulan. Kemudian penemuan Homo
Soloensis dan Homo Wajakensis di Pulau Jawa menjadi penanda bahwa
keturunan bangsa Melayu memiliki kompetensi berasal dari Jawa.
Berdasarkan perbedaan bahasa, hal tersebut terjadi karena bahasa bangsa
Austronesia mengalami perkembangan di daerah Nusantara tersebut
dengan bahasa yang telah berkembang di wilayah Asia tengah, yakni
bahasa Indo-Eropa.
2. Teori Out of Africa
Teori Out of Africa adalah teori asal usul nenek moyang Indonesia yang
lebih berbeda dari versi teori- teori sebelumnya. Teori ini mengungkapkan
bahwa asalusul nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari Afrika.
Anggapan ini berdasarkan pada kajian ilmu genetika lewat penelitian DNA
mitokondria gen perempuan dan gen laki-laki. Mereka kemudian
bermigrasi dari Afrika hingga ke wilayah Australia yang sudah mendekati
wilayah Nusantara. Teori ini kemudian mengungkapkan bahwa bangsa
Afrika bermigrasi atau melakukan perpindahan menuju Asia Barat sekitar
50.000-70.000 tahun yang lalu. Pada sekitar tahun itu bumi sedang
memasuki akhir dari zaman glasial, yakni ketika permukaan air laut
menjadi lebih dangkal karena air masih berbentuk gletser. Pada masa itu
memang memungkinkan manusia untuk menyebrangi lautan hanya dengan
menggunakan perahu sederhana. Perpindahan bangsa afrika ke Asia
kemudian terpecah menjadi beberapa kelompok. Ada kelompok yang
tinggal sementara di bagian wilayah Timur Tengah atau Asia Barat Daya
da nada kelompok lain yang bermigrasi dengan menyusuri Pantai
Semenanjung Arab menuju India, Ais Timur, Australia, termasuk
Indonesia. Fenomena tersebut diperkuat dengan penemuan fosil laki- kali
di bagian wilayah Lake Mungo. Selain itu ada dua jalur yang diperkirakan
menjadi wilayah yang ditempuh oleh bangsa Afrika di masa itu, yakni jalur
untuk menuju Lembah Sunga Nil. Wilayah tersebut melintasi Semenanjung
Sinai kemudian ke bagian utara melewati Arab Levant dan jalur yang juga
melewati Laut merah.

8
3. Teori Out of Taiwan
Teori asal usul nenek moyang Indonesia ini hampir serupa dengan teori
sebelumnya. Teori Out of Taiwan mengungkapkan bahwa asal-usul bangsa
Indonesia adalah berasal dari kepulauan Famosa atau wilayah Taiwan.
Teori ini rupanya didukung oleh ahli bernama Harry Truman Simanjuntak
yang mendasari atas argument pada teori ini. Dasar utama dari teori out of
Taiwan yang pertama adalah tidak adanya pola genetika yang sama antara
kromosom manusia bangsa Indonesia dengan manusia dari bangsa
Tiongkok. Masih berdasarkan teori ini, bahasa yang digunakan dan
berkembang di nusantara adalah bahasa yang masuk dalam rumpun bahasa
Austranesia. Bahasa rumpun Austronesia ini digunakan oleh para leluhur
bangsa Indonesia, terutama yang menetap di Pulau Formosa. Jadi dari segi
bahasa sudah jelas bahwa orang-orang nusantara mengadopsi budaya
Autranesia dan mengembangkannnya hingga menjadi bangsa Indonesia
seperti saat ini.
4. Teori Yunan
Teori ini menyatakan bahwa penduduk Indonesia barasal dari Yunan Cina
Selatan. Hal ini di dasarkan dari hasil penelitian terhadap serumpunan
bahasa dan alat alat yang diketemukan. Seorang ahli bahasa H.Kern
menyatakan ada keserumpunan bahasa di dataran Asia Tenggara dan
Polinesia. Menurut pendapatnya, tanah asal orang-orang yang
mempergunakan bahasaAustronesia, termasuk bahasa Melayu, harus dicari
di daerah Campa, Vietnam, Kamboja, dan daratan sepanjang pantai
sekitarnya. Hal ini menimbulkan dugaan bahwa nenek moyang bangsa
Indonesia berasal dari daerah Cina Selatan yaitu di daerah Yunan. Selain
itu, R. Von Heine Geldern yang melakukan penelitian tentang distribusi
dan kronologi beliung serta kapak lonjong yang ada di Indonesia tiba pada
kesimpulan bahwa alat-alat tersebut merupakan hasil persebaran komplek
kebudayaan bacsonhoabinh yang ada di daerah Tonkin (Indocina) atau
sekarang di sebut Vietnam. Teori ini didukung oleh beberapa sarjana
seperti R.H Geldern, J.H. CKern, J.RFoster, J.R Logan, Slamet Muljana,
dan Asmah Haji Omar. Secara keseluruhan, alasan-alasan yang menyokong

9
teori ini adalah adanya Kapak Tua yang ditemukan di wilayah Indonesia
memiliki kemiripan dengan Kapak Tua yang terdapat di Asia Tengah. Hal
ini menunjukkan adanya migrasi penduduk dari Asia Tengah ke Kepulauan
Indonesia. Adanya persebaran Bahasa Melayu yang berkembang di
Indonesia serumpun dengan bahasa yang ada di Kamboja. Hal ini
menunjukkan bahwa penduduk di Kamboja mungkin berasal dari dataran
Yunan dengan menyusuri Sungai Mekong. Arus perpindahan ini kemudian
dilanjutkan ketika sebagian dari mereka melanjutkan perpindahan dan
sampai ke wilayah Indonesia. Kemiripan bahasa Melayu dengan bahasa
Kamboja sekaligusmenandakan pertaliannya dengan Dataran Yunan.
Kedatangan mereka ke Kepulauan Indonesia ini melalui tiga gelombang
utama, yaitu perpindahan orang Negrito, Melayu Proto, dan juga Melayu
Deutro Orang Negrito merupakan penduduk paling awal di Kepulauan
Indonesia. Mereka diperkirakan sudah mendiami kepulauan ini sejak 1000
SM. Hal ini didasarkan pada hasil penemuan arkeologi di Gua Cha,
Kelantan, Malaysia. Orang Negrito ini kemudian menurunkan orang
Semang, yang sekarang banyak terdapat di Malaysia. Orang Negrito
mempunyai ciri-ciri fisik berkulit gelap, berambut keriting, bermata
bundar, berhidung lebar, berbibir penuh,serta ukuran badan yang pendek.
Perpindahan orang Melayu Proto ke Kepulauan Indonesia diperkirakan
terjadi pada 2.500 SM. Mereka mempunyai peradaban yang lebih maju
daripada orang Negrito. Hal ini ditandai dengan kemahirannya dalam
bercocok tanam. Untuk kemampuan beradaptasi mereka lebih mampu
menyesuaikan diri dengan alam sekitar, sehingga mampu bertahan hidup.
Perpindahan orang Melayu Deutro merupakan gelombang perpindahan
orang Melayu kuno kedua yang terjadi pada 1.500 SM. Mereka merupakan
manusia yang hidup di pantai dan mempunyai kemahiran dalam berlayar.
Cikal bakal inilah yang menjadikan bangsa Indonesia mempunyai
kemampuan baik dengan pelayaran. Tidak heran jika ada yang mengatakan
jika nenek moyang kita adalah seorang pelaut.

10
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Gelombang migrasi pertama ke Indonesia dilakukan oleh bangsa Melanesia
atau disebut juga dengan Papua Melanosoide yang merupakan rumpun
bangsa Melanosoide/Ras Negroid. menyebar ke Timur dan mendiami
wilayah Papua, Sulawesi Selatan, Kei, Seram, Timor Barat, Flores Barat,
dan terus ke timur, tapi sebagian ada juga yang menyebar ke arah barat dan
menghuni Pulau Sumatra. Gelombang migrasi pertama ke Indonesia
dilakukan oleh bangsa Melanesia atau disebut juga dengan Papua
Melanosoide yang merupakan rumpun bangsa Melanosoide/Ras
Negroid.Suku bangsa Proto Melayu, antara lain suku Nias, Gayo, dan Alas
di Sumatera Utara, Batak di Sumatera, Kubu di Sumatera, Dayak di
Kalimantan, dan Toraja di Sulawesi. Migrasi ketiga dilakukan oleh suku
bangsa Deutro Melayu dilakukan dengan menggunakan perahu bercadik
dua. Nenek moyang tersebut datang sambil membawa kebudayaan logam
yang berasal dari Dongson, Vietnam Utara. Bangsa Deutro Melayu
berkembang menjadi suku-suku yang ada sampai saat ini, seperti Melayu,
Minang, Jawa, Sunda, dan lain-lain.

3.2 Saran
Demikianlah makalah yang kami buat ini, semoga bermanfaat dan
menambah pengetahuan para pembaca. Kami mohon maaf apabila ada
kesalahan ejaan dalam penulisan kata dan kalimat yang kurang jelas. Kami
hanyalah manusia biasa yang tak luput dari kesalahan dan kami juga sangat
mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca demi kesempurnaan
makalah ini. Sekian penutup dari kami semoga dapat diterima di hati dan
kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya

11
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Taufik. dan Adrian B. Lapian (eds.). 2012.Indonesia dalam Arus Sejarah
Jilid I. Jakarta: PT Ichtiar Baru van Hoeve bekerja sama dengan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI.
Gunawan, R., Amurwani Dwi, Lestariningsih, & Sardiman. 2016. Sejarah
Indonesia. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia:
Jakarta.
Djoened P., Marwati, et al. 1984. Sejarah Nasional Indonesia I. Jakarta:
Depdikbud.
Soekmono, R. 2011. Pengantar Sejarah Kebudayaan Indonesia I. Yogyakarta:
Kanisius.
Utomo, Bambang Budi. 2009. Atlas Sejarah Indonesia Masa Prasejarah (Hindu-
Buddha). Jakarta: Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata.

12

Anda mungkin juga menyukai