1
HAKIKAT MANUSIA DAN KEBUTUHAN
AKAN
PENDIDIKAN
Dosen Prodi:
Nina Nurbaidah, S.Pd., M.Pd.
Disusun Oleh:
1. Gustina Siregar
2. Fitrah Mawaddah Lubis
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan
karunianya kami diberi kesempatan untuk menyelesaikan makalah ini yang membahas
2
tentang “HAKIKAT MANUSIA DAN KEBUTUHAN AKAN PENDIDIKAN”. Tidak
lupa kami ucapkan kepada dosen pembimbing dan teman-teman yang telah memberikan
dukungan dalam menyelesaikan makalah ini. Sholawat serta salam senantiasa tercurah
kepada baginda alam yakni Nabi Muhammad Saw mana jika bukan tanpa beliau alam
semesta tidak akan di ciptakan.
Penyusunan makalah ini dalam rangka memenuhi pembelajaran. Kami sadar makalah
ini jauh dari kata sempurna. Oleh karna itu kritik dan saran sangat kami butuhkan guna
untuk memacu semangat kami untuk memperbaiki makalah di kemudiaan hari.
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
3
Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang bersifat umum bagi setiap manusia dimuka
bumi ini. Pendidikan tidak terlepas dari segala kegiatan manusia. Dalam kondisi apapun
manusia tidak dapat menolak efek dari penerapan pendidikan. Pendidikan diambil dari kata
dasar didik, yang ditambah imbuhan menjadi mendidik. Mendidik berarti memelihara atau
memberi latihan mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran. Dari pengertian ini didapat
beberapa hal yang berhubungan dengan Pendidikan. Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia, pendidikan adalah suatu usaha manusia untuk mengubah sikap dan tata laku
seseorang atau sekolompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya
pengajaran dan latihan. Pada hakikatnya pendidikan adalah usaha manusia untuk
memanusiakan manusia itu sendiri. Dalam penididkan terdapat dua subjek pokok yang
saling berinteraksi. Kedua subjek itu adalah pendidik dan subjek didik. Subjek-subjek itu
tidak harus selalu manusia, tetapi dapat berupa media atau alat-alat pendidikan. Sehingga
pada pendidikan terjadi interaksi antara pendidik dengan subjek didik guna mencapai
tujuan pendidikan.
4
yang dimasalahkan. Jadi Permasalahan pendidikan adalah segala- sesuatu hal yang
merupakan masalah dalam pelaksanaaan kegiatan pendidikan. Dari uraian di atas, dapat
disimpulkan bahwa Permasalahan Pendidikan Indonesia adalah segala macam bentuk
masalah yang dihadapi oleh program-program pendidikan di negara Indonesia.
Seperti yang diketahui dalam TAP MPR RI No. II/MPR/ dijelaskan bahwa program
utama pengembangan pendidikan di Indonesia adalah sebagai berikut:
BAB II
PEMBAHASAN
5
Secara filosofis hakikat manusia merupakan kesatuan integral dari potensi- potensi
esensial yang ada pada diri manusia, yakni manusia sebagai makhluk pribadi, manusia
sebagai makhluk sosial, manusia sebagai makhluk susila dan manusia sebagai makhluk
religius. Dengan kata lain yang mudah dipahami, bahwa” manusia sebagai makhluk
pribadi, manusia sebagai makhluk sosial, manusia sebagai makhluk susila, dan manusia
sebagai makhluk religius” adalah status atau peran yang ditempatinya, pada hal yang
seperti demikian dituntut ada fungsi atau tugas yang dijalankannya di dalam kehidupan
sehari-hari. Sesungguhnya juga itu adalah tanggung jawab yang harus diembannya. Jika
kita mengatakan hakikat manusia sebagai makhluk sosial misalnya, maka hakikat-nya akan
hilang jika ia berada di suatu tempat pertapaan (dalam keadaan sendirian). Demikian pula
halnya jika seorang laki- laki berzina dengan seorang perempuan, pada saat itu juga
hilanglah hakikat- susilanya.
Sejatinya hakikat manusia tidak demikian. Hakikat manusia akan dapat hilang
hanya jika ia sudah mati. Hakikat itu tidak terikat dengan peran atau fungsi. Hakikat adalah
sesuatu yang ada dan wajib ada. Berikut Jalius menjelaskan pengertian tentang hakikat ini.
Hakikat adalah berupa apa yang membuat sesuatu terwujud. Dengan kata lain dapat
dirumuskan, hakikat adalah unsur utama yang mewujudkan sesuatu. Hakikat mengacu
kepada faktor utama yang lebih fundamental. Faktor utama tersebut wajib ada dan
merupakan suatu kemestian. Hakekat selalu ada dalam keadaan sifatnya tidak berubah-
rubah. Tanpa faktor utama tersebut sesuatu tidak akan bermakna sebagai wujud yang kita
maksudkan. Karena hakekat merupakan faktor utama yang wajib ada, maka esensi-nya itu
tidak dapat dipungkiri atau dinafikan. Keberadaannya eksistensi-nya itu di setiap tempat
dan waktu tidak berubah. Dengan kata lain hakikat itu adalah pokok atau inti dari yang ada.
Tidak akan pernah ada sebuah atribut jika tidak ada hakikat.
6
manusia adalah sebagai berikut: a. Makhluk yang memiliki tenaga dalam yang dapat
menggerakkan hidupnya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya. b. Individu yang
memiliki sifat rasional yang bertanggung jawab atas tingkah laku intelektual dan sosial
yang mampu mengarahkan dirinya ke tujuan yang positif sehingga mampu mengatur dan
mengontrol dirinya dan mampu menentukan nasibnya. c. Makhluk yang dalam proses
menjadi berkembang dan terus berkembang tidak pernah selesai selama hidupnya. d.
Individu yang dalam hidupnya selalu melibatkan dirinya dalam usaha untuk mewujudkan
dirinya sendiri, membantu orang lain dan membuat dunia lebih baik untuk ditempati e.
Suatu keberadaan yang berpotensi yang perwujudanyamerupakan ketakterdugaan dengan
potensi yang tak terbatas f. Makhluk Tuhan yang berarti ia adalah makhluk yang
mengandung kemungkinan baik dan jahat.
Menggambarkan manusia sebagai Das Kranke Tier (hewan yang sakit) yang selalu
gelisah dan bermasalah. Kenyataan dan pernyataan tersebut dapat menimbulkan kesan yang
keliru, mengira bahwa hewan dan manusia itu hanya berbeda secara gradual, yaitu suatu
perbedaan yang melalui rekayasa dapat dibuat menjadi sama keadaannya, misalnya air
karena perubahan temperatur lalu menjadi es batu. Seolah-olah dengan kemahiran rekayasa
pendidikan orang utan dapat dijadikan manusia. Padahal kita tahu bahwa manusia
mempunyai akal dan pikiran yang dapat dijadikan sebagai perbedaan manusia dengan
hewan.
7
3. Kata Hati Sering disebut hati nurani, pelita hati menunjukan bahwa hati itu adalah
kemampuan pada diri manusia yang memberi penerangan tentang baik buruknya
perbuatan sebagai manusia.
4. Moral Moral juga disebut sebagai etika adalah perbuatan sendiri. Moral yang
singkron dengan kata hati yang tajam yaitu benar-benar baik manusia sebagai
manusia merupakan moral yang baik atau moral yang tinggi (luhur)
5. Tanggung Jawab Yaitu keberanian untuk menentukan bahwa sesuatu perbuatan
sesuai dengan tuntutan kodrat manusia. Dengan demikian tanggung jawab dapat
diartikan sebagai keberanian untuk menentukan bahwa suatu perbuatan sesuai
dengan tuntutan kodrat manusia.
6. Rasa Kebebasan Merdeka adalah rasa bebas (tidak terikat oleh sesuatu) yang sesuai
dengan kodrat manusia. Kemerdekaan berkait erat dengan kata hati dan moral.
Yaitu kata hati yang sesuai dengan kodrat manusia dan moral yang sesuai dengan
kodrat manusia.
7. Kewajiban dan Hak Kewajiban merupakan sesuatu yang harus dipenuhi oleh
manusia. Sedangkan hak adalah merupakan sesuatu yang patut dituntut setelah
memenuhi kewajiban.
8. Kemampuan Menghayati Kebahagian Kebahagiaan adalah suatu istilah yang lahir
dari kehidupan manusia. Kebahagiaan tidak cukup digambarkan hanya sebagai
himpunan saja, tetapi merupakan integrasi dari segenap kesenangan, kepuasan dan
sejenisnya dengan pengalaman pahit dan penderitaan. Manusia adalah mahluk yang
serba terhubung, dengan masyarakat, lingkungan, diri sendiri dan Tuhan. Dalam
krisis total manusia mengalami krisis hubungan dengan masyarakat dengan
Setiap bayi yang lahir dikaruniai potensi sosialitas. Demikian kata M. Langeveld.
Pernyataan tersebut diartikan bahwa setiap anak dikaruniai benih kemungkinan untuk
bergaul. Artinya, setiap orang dapat saling berkomunikasi yang pada hakekatnya
didalamnya terkandung unsur saling memberi dan menerima. Bahkan menurut Langeveld,
adanya kesediaan untuk saling memberi dan menerima itu dipandang sebagai kunci sukse
pergaulan. Adanyta dorongan untuk menerima dan memberi itu sudah menggejala mulai
pada masa bayi. Seorang bayi sudah dapat menyambut atau menerima belaian ibunya
dengan rasa senang kemudian sebagia balasan ia dapat memberikan senyuman kepada
lingkungannya, khususnya pada ibunya. Adanya dimensi kesosialan pada diri manusia
tampak lebih jelas dorongan untuk bergaul. Dengan adanya dorongan untuk bergaul, setiap
orang ingin bertemu dengan sesamanya. Betapa kuatnya dorongan tersebut sehingga bila
dipenjarakan merupakan hukuman yang paling berat dirasakan oleh manusia. Karena
dengan diasingkan di dalam penjara berarti diputuskannya dorongan bergaul tersebut secara
8
mutlak. Immanuel Kant seorang filosofis tersohor bangsa jerman menyataknan: Manusia
hanya menjadi manusia jika berada di sekitar manusia. Kiranya tidak ada seorang pun yang
bisa hidup sendiri tanpa bantuan orang lain. 3. Dimensi Kesusilaan Susila berasal dari kata
su dan sila yang artinya kepantasan yang lebih tinggi. Akan tetapi di dalam kehidupan
bermasyarakat orang tidak cukup hanya berbuat yang pantas jika di dalam yang pantas atau
sopan itu misalnya terkandung kejahatan terselubung. Karena itu pengertian susila
berkembangsehingga memiliki perluasan arti menjadi kebaikan yang lebih. Dalam bahasa
ilmiah sering digunakan dua macam istilah yang mempunyai konotasi berbeda yaitu etiket
(persoalan kepantasan dan kesopanan) dan etika (persoalan kebaikan). Kedua hal tersebut
biasanya dikaitkan dengan persoalan hak dan kewajiban. Sehubungan dengan hal tersebut
ada dua pendapat yaitu:
9
meningkatkan hidupnya dari kehidupan alamiyah menjadi berbudaya. Memdidik adalah
membudayakan manusia. Berbagai pendekatan mengenai hakikat pendidikan telah
melahirkan berbagai teori mengenai apakah sebenarnya pendidikan itu. Pendidikan adalah
usaha untuk memanusiakan manusia. Subyek, obyek atau sasaran pendidikan adalah
manusia.
10
ditumbuhkembangkan melalui pendidikan dan berkat pendidikan, maka sifat hakikat dapat
ditumbuhkembangkan secara selaras dan berimbang sehingga menjadi manusia yang utuh.
11
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa sifat hakikat manusia dengan
segenap dimensinya hanya dimiliki oleh manusia dan tidak terdapat pada hewan. Ciri-ciri
khas tersebutlah yang membedakan secara prinsipil dunia hewan dan dunia manusia.
Adanya hakikat tersebut memberikan tempat dan kedudukan pada manusia sedemikian rupa
sehingga derajat manusia lebih tinggi daripada hewan. Salah satu hakikat yang istimewa
adalah kemampuan menghayati kebahagian pada manusia dapat dan harus
ditumbuhkembangkan melalui pendidikan. Berkat pendidikan maka sifat hakikat manusia
dapat ditumbuhkembangkan secara selaras dan berimbang sehingga membuat kita menjadi
manusia yang seutuhnya.
2. Saran
Manusia sebagai makhluk yang derajatnya lebih tinggi dari makhluk hidup lainnya
seharusnya memanfaatkan potensi dirinya demi keberlangsungan umat di dunia. Hakikat
manusia sebagai makhluk pribadi, manusia sebagai makhluk sosial, manusia sebagai
makhluk susila dan manusia sebagai makhluk religius hanya dapat dijalankan oleh manusia
itu sendiri sebagai andil dari kehidupan di dunia. Akhir kata hakikat yang dimiliki oleh
manusia harus sejalan dengan tujuan hidupnya dan membedakan dirinya dari makhluk
hidup lainnya.
12
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Norma (ed.). 1997. Hakikat Manusia. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Hadari Nawawi.
1993. Pendidikan Dalam Islam. Surabaya: Al-Ikhlas. Arif, A. 2010.
Tirtaharja, Umar dan La Sula. 1994. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta dan
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
13