Anda di halaman 1dari 14

Makalah Kelompok 10

Mata Kuliah Materi PAI Pendidikan Dasar dan Menengah II

“Strategi Pembelajaran SKI di SD dan SMP”


Dosen Pengampu : Saparun, S.Pd., MM.

Disusun Oleh
Nama : NIM :
1. Muhamad Ghufronnurrahman 1911101106

2. Ahmad Kusairi 1911101132

3. Muhammad Rezza Nur Rahman 1911101142

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

SULTAN AJI MUHAMMAD IDRIS

SAMARINDA

TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim
Puji syukur ke hadirat Allah Subhanahu wa Ta’ala karena telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini. Tak lupa pula shalawat dan salam selalu tercurah kepada Nabi
Muhammad Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam, yang syafaatnya diharapkan di yaumil
akhir.
Makalah “Strategi Pembelajaran SKI di SD dan SMP” ini kami buat dalam
rangka memenuhi tugas dari Bapak Saparun, S.Pd., MM., sebagai dosen
pengampu mata kuliah Materi PAI Pendidikan Dasar dan Menengah II. Selain
itu, pembuatan makalah ini juga bertujuan agar kami dapat mengasah
keterampilan menulis, serta menambah referensi dan wawasan kami selaku
penyusun.
Terima kasih kami ucapkan kepada teman-teman yang telah berkontribusi
dengan memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik,
meskipun masih terdapat beberapa kesalahan yang tidak dapat kami pungkiri. Tak
lupa, kami juga berterima kasih kepada Bapak Saparun, S.Pd., MM., sebagai
dosen pengampu mata kuliah Materi PAI Pendidikan Dasar dan Menengah II.
Kami berharap semoga makalah “Strategi Pembelajaran SKI di SD dan
SMP” ini bisa menambah pengetahuan pembaca. Terlepas dari itu, kami
memahami makalah ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga kritik dan saran
dari Bapak Saparun, S.Pd., MM., dan teman-teman sangat kami harapkan demi
penyempurnaan dan perbaikan makalah ini.

Samarinda, 20 Oktober 2020


13 Rabi’ul Awwal 1443 H.

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang.....................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................2
C. Tujuan Penulisan.................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
A. Pembelajaran SKI di SD.....................................................................3
B. Pembelajaran SKI di SMP..................................................................4
C. Strategi Pembelajaran SKI di SD......................................................5
D. Strategi Pembelajaran SKI di SMP...................................................6

BAB III PENUTUP................................................................................................9


A. Kesimpulan...........................................................................................9
B. Saran.....................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................10

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sejarah Kebudayaan Islam atau biasa disingkat sebagai SKI merupakan
suatu mata pelajaran yang biasanya diajarkan di Madrasah Ibtidaiyah (MI),
Sekolah Islam Boarding School, serta sekolah-sekolah lain berbasis keagamaan
Islam. Namun, mata pelajaran ini jarang diajarkan di sekolah-sekolah umum, baik
negeri maupun swasta, terlebih sekolah dasar (SD). Biasanya, mata pelajaran SKI
hanya di ajarkan di sekolah yang hanya berbasis keagamaan Islam dan di bawah
naungan kementerian agama (Kemenag).
Pembahasan mata pelajaran ini ialah mengenai sejarah keagamaan Islam
serta mengenai kebudayaan dan peradaban Islam pada masa lampau. Biasanya,
sistematika pembahasan dimulai dengan menjelaskan definisi sejarah kebudayaan
Islam, kemudian mengenalkan kebudayaan Bangsa Arab pra Islam dari sisi
geografis dan sosiografisnya, dan dilanjutkan pengenalan tokoh utama, yakni
Nabi Muhammad, dilengkapi dengan kisah perjuangan Beliau hingga akhir
hayatnya. Sistematika ini cenderung merujuk pada suatu kitab yang masyhur yang
berjudul Sirah Nabawiyah.1
Menimbang hal tersebut, tentunya mata pelajaran SKI bisa dikatakan
sebagai salah satu mata pelajaran yang penting untuk diajarkan pada anak-anak
sekolah, khususnya di tingkat dasar. Hal ini karena mempelajari SKI, maka
peserta didik mampu mengetahui tentang kejadian-kejadian pada masa lampau
dan memperoleh ilmu yang berharga dari tokoh-tokoh Islam pada zaman dahulu.
Untuk tingkat dasar, materi SKI meliputi pengertian sejarah kebudayaan
Islam, tradisi masyarakat Arab pra Islam, serta perjalanan dakwah Nabi
Muhammad di Mekkah. Adapun untuk tingkat menengah, pembahasan sudah
mulai memasuki hijrahnya Rasul, berbagai peperangan, kepemimpinan Rasul
hingga wafatnya Beliau, serta Khulafaur Rasyidin dan masa setelahnya.

1
Nilhakim, Kedudukan Sirah Nabawiyah dalam Studi Hadis (Insan Cendekia Mandiri,
2021), h. 1.

1
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang dibahas pada makalah ini, yaitu :
1. Bagaimana pembelajaran SKI di SD?
2. Bagaimana pembelajaran SKI di SMP?
3. Bagaimana strategi pembelajaran SKI di SD?
4. Bagaimana strategi pembelajaran SKI di SMP?

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini, yaitu untuk memberikan pemaparan
dan wawasan kepada pembaca, lebih khusus sebagai jawaban terkait masalah
yang sudah dirumuskan dalam makalah ini.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pembelajaran SKI di SD
Hal yang pertama dibahas dalam materi SKI untuk pendidikan dasar tentu
saja adalah definisi dari sejarah kebudayaan Islam itu sendiri. Tanpa mengetahui
pengertian, kita tidak bisa memahami apa maksud dari Sejarah Kebudayaan Islam
itu sendiri. Sejarah kebudayaan Islam terdiri dari tiga kata, yakni sejarah,
kebudayaan, dan Islam.
Kata sejarah berasal dari Bahasa Arab, yakni “Syajaratun”, yang berarti
pohon. Kata tersebut juga bisa diartikan sebagai keturunan atau silsilah, sebab
ketika orang-orang menggambarkan silsilahnya, maka akan terbentuk gambar
seperti pohon yang memiliki akar, cabang, serta ranting. Adapun makna sejarah
sendiri dalam Bahasa Arab disebut tarikh berarti kisah atau riwayat. Menurut
istilah berarti perjalanan manusia untuk mencapai penghidupan yang sempurna.2
Kebudayaan berasal dari Bahasa Sansekerta, yaitu buddhayah yang berarti
budi, akal, kelakuan atau norma. Jika dikaitkan dengan Islam, maka menjadi
kebudayaan Islam yang berarti hasil karya, karsa, dan cipta umat Islam yang
didasarkan kepada nilai-nilai ajaran Islam yang bersumber dari Al-Qur’an dan
Hadits.3
Jadi dapat disimpulkan sejarah kebudayaan Islam adalah kejadian atau
peristiwa pada masa lampau yang berbentuk karya, karsa dan cipta umat Islam
yang didasarkan pada sumber nilai-nilai Islam. Karya tersebut berdasarkan rekam
historis dari riwayat-riwayat terpercaya yang dijadikan satu.4
Pembahasan dilanjutkan dengan kondisi bangsa Arab pra Islam, kehidupan
Nabi sebelum diangkat menjadi Nabi, serta perjalanan dakwah Nabi hingga Nabi
wafat. Tradisi masyarakat Arab sebelum Islam adalah gemar melakukan

2
Nilhakim, Kedudukan..., h. 17.
3
Shomali Kurniawan Sibuea, “Penerapan Model Discovery Learning dalam Pembelajaran
Sejarah Kebudayaan Islam di MTs Darul Hikmah TPI Medan” (PhD Thesis, Universitas Islam
Negeri Sumatera Utara, 2019), h. 40.
4
Dedi Setyawan dan Andini Dwi Arumsari, “Pengembangan Media Pembelajaran Audio
Visual Pada Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI),” EDUCULTURAL: International
Journal of Education, Culture and Humanities 1, no. 2 (28 Februari 2019), h. 3.

3
kebiasaan buruk seperti menyembah berhala, minum khamr sampai mabuk,
berzina, berjudi, merampok, dan lain sebagainya. Zaman sebelum Islam disebut
dengan zaman Jahiliyyah yang berati kebodohan atau kegelapan. Karena
masyarakat pada saat itu tidak mampu menggunakan akal sehat sehatnya untuk
menyembah Allah yang telah menciptakannya. Mereka dikatakan dalam
kegelapan karena tidak mau mengikuti petunjuk agama yang dibawa oleh rasul
Allah, dan mereka belum memiliki peraturan hidup yang jelas, serta hanya
mengikuti adat istiadat serta kebiasaan yang telah dilakukan turun-temurun.5
Nabi Muhammad mulai berdakwah setelah turun wahyu kedua yaitu Q.S.
Al-Muddatsir ayat 1-7. Dakwah Nabi Muhammad awalnya dilakukan secara
sembunyi-sembunyi hanya kepada kerabat terdekat dan dilakukan di rumah
Arqam bin Abil Arqam. Nabi Muhammad melakukan dakwah secara sembunyi-
sembunyi selama 3 tahun. Kemudian, turun Q.S. Al-Hijr ayat 94, Nabi
Muhammad pun melakukan dakwah secara terang-terangan. Meskipun dalam
dakwah secara terang-terangan Nabi Muhammad mendapatkan ancaman dan
tantangan yang sangat berat, beliau tidak putus asa dan tabah dalam melakukan
dakwahnya.6

B. Pembelajaran SKI di SMP


Sebagaimana pembahasan SKI di SD, pembelajaran SKI di SMP juga
masih membahas mengenai peradaban bangsa Arab pra Islam hingga Nabi sukses
berdakwah. Materi tersebut diulang sebagai pengantar bagi para siswa kepada
materi penyambungnya. Materi tersebut diajarkan pada kelas 7 semester ganjil.
Pada semester genap, materi tersebut disambung dengan materi masa-masa
kepemimpinan Khulafaurrasyidin dan Dinasti Bani Umayyah.7
Di kelas 8, materi yang diajarkan di semester ganjil terkait dengan
kepemimpinan Dinasti Abbasiyah. Mulai dari jejak peradaban, ilmuwan-ilmuwan

5
Suyud Lukman Hakim, Sejarah Kebudayaan Islam MI Kelas III, (Jakarta: Direktorat
KSKK Madrasah, 2020), h. 7
6
Bahren Ahmadi, Sejarah Kebudayaan Islam MI Kelas VI, (Jakarta: Direktorat KSKK
Madrasah, 2020), h. 5-6
7
Mohammad Amin Thohari, Siti Nadhroh, dan Yun Yun Yunadi, Buku Siswa: Sejarah
Kebudayaan Islam Untuk Madrasah Tsanawiyah Kelas VII, ed. oleh Muhammad Yasin, Ke-1
(Jakarta: Kementerian Agama, 2014).

4
muslim, hingga peradaban emas dari Dinasti Abbasiyah. Untuk semester genap,
materi yang diajarkan terkait kepemimpinan Dinasti Ayyubiyah. Materi ini
membahas mengenai jejak peradaban dan masa keemasan Dinasti Ayyubiyah.8
Berbeda dengan materi kelas 7 dan kelas 8, dimana materi yang
disuguhkan berupa sejarah dan kebudayaan Islam di Timur Tengah, materi untuk
kelas 9 berupa sejarah dan kebudayaan Islam di Nusantara. Pada semester ganjil,
pembahasan dimulai dengan Islam Nusantara, kerajaan-kerajaan Islam, Sejarah
Walisongo, serta tokoh-tokoh Islam di Nusantara seperti Syaikh Abdur Rauf As-
Singkili, Syaikh Muhammad Arsyad Al Banjari, K.H. Hasyim Asy’ari, dan K.H.
Ahmad Dahlan. Pada semester genap, materi yang diajarkan berupa Kebudayaan
Islam di Nusantara, seperti Tradisi Jawa, Tradisi Sunda, Tradisi Melayu, Tradisi
Bugis, Tradisi Minang, dan Tradisi Madura.9

C. Strategi Pembelajaran SKI di SD


Pembelajaran di sekolah biasanya dilakukan secara pasif, maksudnya guru
hanya menjelaskan dan siswa hanya mendengarkan saja apa yang telah
disampaikan oleh guru. Dalam hal ini biasanya guru hanya menggunakan metode
ceramah. Pembelajaran seperti ini dirasa kurang efektif apalagi pada sekolah dasar
(SD). Padahal, strategi pembelajaran aktif sudah lama dirancang dan dirintis oleh
Balitbang Depdiknas pada tahun 1979 yang dikenal sebagai “Proyek Supevisi”
dan CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif).10
Pembelajaran aktif adalah segala bentuk pembelajaran yang melibatkan
peserta didik untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran baik aktif dalam interaksi
siswa dengan siswa maupun aktif dalam interaksi siswa dengan pendidik. Dalam
pembelajaran aktif siswa harus sehat secara mental dan fisik karena dapat
dikatakan pembelajaran aktif apabila siswa terus terlibat dalam pembelajaran dan

8
Yun Yun Yunadi, Mokhamad Amin Thohari, dan Siti Nadhroh, Buku Siswa: Sejarah
Kebudayaan Islam Untuk Madrasah Tsanawiyah Kelas VIII, ed. oleh Hasibullah Satrawi dan
Muhtadin, Ke-1 (Jakarta: Kementerian Agama, 2015).
9
M. Mahbubi, Buku Siswa: Sejarah Kebudayaan Islam Untuk Madrasah Tsanawiyah
Kelas IX, ed. oleh Dr. Alimin Mesra, Ke-1 (Jakarta: Kementerian Agama, 2015).
10
Usep Mudani Karim Abdullah dan Abdul Azis, “Efektifitas Strategi Pembelajaran
Analisis Nilai Terhadap Pengembangan Karakter Siswa pada Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan
Islam,” Jurnal Penelitian Pendidikan Islam, vol. 7, no. 1 (11 Juni 2019), h. 54.

5
bersemangat dalam kegiatan pembelajaran. Hal yang harus diperhatikan untuk
menciptakan pembelajaran aktif yaitu:
1. Mengacu pada Tujuan
Pendidik dapat menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan
dicapai dengan jelas sehingga peserta didik dapat mengerti dan mampu
menghubungkan tujuan pembelajaran dengan hasil belajar yang
diperoleh. 11

2. Melibatkan Peserta Didik


Keterampilan dan keahlian guru untuk membantu peserta didik
terlibat dalam pembelajaran secara mental dalam pembelajaran sangat
diperlukan untuk menciptakan pembelajaran yang asyik dan
menyenangkan. 12

3. Menggunakan Seni dan Gerakan.


Seni adalah keindahan dan merupakan cara yang efektif untuk
meningkatkan antusiasme dalam belajar. Dan gerakan digunakan untuk
memperjelas suatu seni yang digunakan.13

D. Strategi Pembelajaran SKI di SMP


Seperti halnya di SD, pembelajaran SKI di SMP juga akan terasa
membosankan jika hanya menggunakan metode ceramah dalam melaksanakan
pembelajaran. Terlebih, usia anak SMP juga merupakan usia-usia anak yang baru
pubertas, sehingga rasa bosan itu akan sangat terasa. Oleh karenanya, strategi
dalam menerapkan pembelajaran SKI di SMP haruslah membuat siswa lebih aktif
dan inovatif. Strategi seperti ini ada dalam model pembelajaran PAIKEM.14
PAIKEM adalah singkatan dari “Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif,
Efektif, dan Menyenangkan”. Model pembelajaran seperti ini menjadikan guru
bertindak hanya sebagai fasilitator dan pembimbing, sehingga pembelajaran

11
Usep Mudani Karim, “Efektifitas...”, h. 55.
12
Usep Mudani Karim, “Efektifitas...”, h. 55.
13
Usep Mudani Karim, “Efektifitas...”, h. 55.
14
Abdul Rasyid, “Problematika Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di Madrasah
Tsanawiyah Al-Khairaat Pakuli Kabupaten Sigi,” Scolae: Journal of Pedagogy 1, no. 1 (2018): h.
21.

6
secara garis besar berpusat pada siswa. Siswa dapat belajar dari berbagai sumber
dengan arahan dari guru, dengan demikian siswa menjadi lebih mandiri, kreatif,
dan dapat menggunakan nalarnya untuk menyerap pembelajaran.15
Strategi pertama yang dilakukan dalam melaksanakan pembelajaran ini
yakni memperhatikan beberapa prinsip. Diantara prinsip-prinsip tersebut yakni
pengajaran yang berorientasi pada siswa, pengembangan pengetahuan,
kemampuan sosial, dan beragam kemampuan, menciptakan kondisi yang
menyenangkan, serta memiliki semangat mandiri, kelompok, dan kompetisi.
Dengan memperhatikan prinsip-prinsip tersebut, tentunya model pembelajaran
PAIKEM diharapkan dapat memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan.16
Adapun langkah-langkah dalam melaksanakan model pembelajaran
PAIKEM, yakni:
1. Menentukan Kebutuhan dan Tujuan Belajar
Sebelum menyiapkan runtutan kegiatan pembelajaran, hal
pertama yang dilakukan adalah menentukan kebutuhan dan tujuan
yang ingin dipenuhi dalam pembelajaran. Menentukan dua hal
tersebut dilakukan agar guru memiliki pandangan ke depan terkait apa
yang akan diajarkannya kepada siswa.17

2. Menentukan Urutan Kegiatan Pembelajaran


Seyogyanya guru mengetahui sistematis dari pembelajaran
yang dilakukan. Untuk itu, hendaknya guru menyusun runtutan
kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan dalam satu semester
sebelum pembelajaran dimulai.18

3. Mengatur Media dan Fasilitas sesuai Urutan Materi


Karena guru sebagai fasilitator dan pembimbing, tentunya guru
harus menyediakan fasilitas yang dibutuhkan agar siswa dapat

15
Abdul Rasyid, “Problematika...”, h. 21.
16
Abdul Rasyid, “Problematika...”, h. 22.
17
Abdul Rasyid, “Problematika...”, h. 21.
18
Abdul Rasyid, “Problematika...”, h. 21.

7
mempelajari materi dengan sistematis. Selain itu, menggunakan
fasilitas akan memudahkan kinerja guru dalam membimbing siswa.19

4. Menyiapkan Instrumen dan Komponen Evaluasi Pembelajaran


Pembelajaran dalam satu semester tentunya tidak akan
seluruhnya sesuai rencana. Terkadang, ada masalah yang benar-benar
diluar perkiraan. Untuk itu, evaluasi diperlukan agar masalah tersebut
dapat dicegah pada pembelajaran berikutnya.20

19
Abdul Rasyid, “Problematika...”, h. 21.
20
Abdul Rasyid, “Problematika...”, h. 21.

8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pembelajaran SKI di jenjang SD/Sederajat masih membawakan
materi yang bisa dibilang merupakan materi yang ringan. Untuk itu,
strategi yang dilakukan harus bisa membuat siswa untuk aktif serta dalam
pembelajaran. Menghadapi hal tersebut, strategi CBSA bisa dibilang
cukup efektif karena menciptakan pembelajaran yang asyik dengan
menggunakan seni dan gerakan untuk menarik antusiasme anak terhadap
materi pelajaran.
Untuk pembelajaran SKI di jenjang SMP/Sederajat, materi yang
diajarkan lumayan berat dan perlu pendalaman. Untuk membuat siswa
aktif, pengajaran harus berorientasi kepada siswa, sehingga siswa
diharuskan dapat mempelajari materi dari berbagai sumber. Di sisi lain,
pembelajaran juga harus menyenangkan. Mengatasi hal tersebut, strategi
yang digunakan dalam pembelajaran SKI di SMP adalah pembelajaran
dengan model PAIKEM. Pembelajaran ini membuat guru sebagai
fasilitator dan pembimbing, sehingga siswa dituntut untuk lebih mandiri,
namun memiliki jiwa sosial dan juga kompetitif.

B. Saran
Kami selaku penyusun makalah menyadari bahwa makalah kami
masih jauh dari kata sempurna. Melihat kekurangannya, kami juga
mengakui bahwa tidak semua informasi yang pembaca inginkan akan
tersedia dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami menyarankan kepada
pembaca untuk mencari literatur lain sebagai penguat informasi yang kami
berikan dalam makalah ini.

9
DAFTAR PUSTAKA
Buku
M. Mahbubi. Buku Siswa: Sejarah Kebudayaan Islam Untuk Madrasah
Tsanawiyah Kelas IX. Disunting oleh Dr. Alimin Mesra, M.Ag. Ke-1.
Jakarta: Kementerian Agama, 2015.
Nilhakim. Kedudukan Sirah Nabawiyah dalam Studi Hadis. Insan Cendekia
Mandiri, 2021.
Thohari, Mohammad Amin, Siti Nadhroh, dan Yun Yun Yunadi. Buku Siswa:
Sejarah Kebudayaan Islam Untuk Madrasah Tsanawiyah Kelas VII.
Disunting oleh Muhammad Yasin. Ke-1. Jakarta: Kementerian Agama,
2014.
______. Buku Siswa: Sejarah Kebudayaan Islam Untuk Madrasah Tsanawiyah
Kelas VIII. Disunting oleh Hasibullah Satrawi dan Muhtadin. Ke-1.
Jakarta: Kementerian Agama, 2015.

Jurnal
Abdullah, Usep Mudani Karim, dan Abdul Azis. “Efektifitas Strategi
Pembelajaran Analisis Nilai Terhadap Pengembangan Karakter Siswa
pada Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam.” Jurnal Penelitian
Pendidikan Islam Vol. 7, No. 1 (11 Juni 2019): 51-62.
Rasyid, Abdul. “Problematika Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di
Madrasah Tsanawiyah Al-Khairaat Pakuli Kabupaten Sigi.” Scolae:
Journal of Pedagogy Vol. 1, No. 1 (2018): 13–25.
Setyawan, Dedi, dan Andini Dwi Arumsari. “Pengembangan Media Pembelajaran
Audio Visual Pada Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI).”
EDUCULTURAL: International Journal of Education, Culture and
Humanities Vol. 1, No. 2 (28 Februari 2019): 1–10.

10
Tesis
Sibuea, Shomali Kurniawan. “Penerapan Model Discovery Learning dalam
Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di MTs Darul Hikmah TPI
Medan.” Tesis, Universitas Islam Negeri Sumatera Utara, 2019.

11

Anda mungkin juga menyukai