Makalah Tugas Besar Pds
Makalah Tugas Besar Pds
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
BAB I PENDAHULUAN
BAB IV PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
4.2 SARAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
BAB I
PENDAHULUAN
Indonesia adalah negara yang mempunyai banyak potensi dari sektor pariwisata,
ekonomi, budaya dan sosial.Indonesia merupakan negara kepulauan, yang dimana setiap pulau di
Indonesia mempunyai kelebihan tersendiri.Indonesia juga dikenal dengan negara yang beragama,
yang dimana mempunyai daya tarik turis asing untuk berkunjung ke Indonesia.Indonesia
mengakui bahwa ada enam agama yaitu Islam, Protestan, Katolik, Hindu, Buddha, dan
Khonghucu.Mayoritas penganut agama di negara Indonesia adalah Islam, lalu kedua adalah
Protestan, ketiga adalah Katolik, keempat Hindu, kelima Buddha dan keenam adalah
Khonghucu.Beberapa masyarakat Indonesia juga masih ada yang menganut kepercayaan dari
turun temurun, sehingga menjadi cagar budaya.Indonesia juga mempunyai sifat yang sudah
terkenal di dunia yaitu toleransi antar agama, yang dimana masyarakat Indonesia sangat ramah
ketika agama sesuatu ingin membangun tempat ibadah sangat dipermudah.Membangun tempat
ibadah di Indonesia sangat dipermudah baik perizinan, masyarakat setempat, ormas-ormas dan
tokoh masyarakat.
Kecamatan Teluk Betung Selatan terletak di Kota Bandar Lampung yang membentarng
pada posisi 50 º 20’ LS –50030’ LS dan 105 º 28’ BT –105º37’ BT.Kecamatan Teluk Betung
Selatan mempunyai luas 10,21 Km2, yang dimana letak topografinya berada di 50 meter dari
pesisir pantai.Teluk Betung Selatan adalah kecamatan yang akan ditelitik oleh kelompok kami
tentang letak lokasi tempat ibadah di kecamatan ini.Kelompok kami akan menggunakan aplikasi
arcgis, yang dimana aplikasi ini mempermudah dalam proses pengerjaan.
. Tempat ibadah atau peribadatan merupakan suatu tempat yang dipakai oleh seseorang
yang beragama untuk beribadah menurut ajaran agama dan kepercayaan masing-masing.Tempat
ibadah setiap agama juga berbeda, yang dimana Islam tempat ibadahnya adalah masjid, lalu
Protestan dan Katolik tempat ibadahnya gereja, lalu Hindu tempat ibadahnya Pura, lalu Buddha
tempat ibadahnya vihara, dan Khonghucu tempat ibadahnya klenteng.Tempat ibadah sudah
diatur dalam peraturan bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam Negri pada No. 9 dan No. 8
tahun 2006.Pada peraturan yang telah dibuat oleh Menteri Agama dan Menteri Dalam Negri
pada No. 9 dan No. 8 tahun 2006 bahwa masyarakat boleh membuat organisasi masyarakat
keagamaan dan harus terdaftar di pemerintah, tetapi tidak bolehh menjadi organisasi partai
politik.
Tujuan dan sasaran dari analisis Kecamatan Teluk Betung Selatan adalah:
1. Memberitahukan titik lokasi tempat ibadah pada Kecamatan Teluk Betung Selatan.
2. Menjelaskan berapa banyak lokasi tempat ibadah di Kecamatan Teluk Betung Selatan.
3. Menjelaskan dampak dari tempat ibadah kepada warga sekitar di Kecamatan Teluk
Betung Selatan.
Kecamatan Teluk Betung Selatan mempunyai luas yang cukup besar yaitu 10,322 km 2
dan mempunyai 11 kelurahan.Kecamatan Teluk Betung Selatan ini mempunyai letak yang cukup
strategis karena dekat dengan laut, yang dimana kecamatan ini mempunyai potensi sektor
pariwisata.Mayoritas pekerjaan di Kecamatan Teluk Betung Selatan sebagai nelayan, petani dan
buruh.Kecamatan Teluk Betung Selatan mempunyai sedikit masalah pada lokasi, yang dimana
letaknya terlalu dekat dengan laut sehingga muncul potensi bencana alam.Kecamatan Teluk
Betung Selatan mempunyai masalah dalam sektor pendidikan, yang dimana masyarakat hanya
mempunyai pendidikan terakhir adalah SMA.
Ruang lingkup wilayah Kecamatan Teluk Betung Selatan yang terletak pada Kota Bandar
Lampung, yang dimana mempunyai letak bujur pada posisi posisi 50 º 20’ LS –50030’ LS dan
105 º 28’ BT –105º37’ BT.Kecamatan Teluk Betung Selatan mempunyai curah hujan yang cukup
tinggi, yang dimana jumlah hari hujan 15 hari dari 1 bulan.Jumlah masyarakat di Kecamatan
Teluk Betung Selatan dari data 2011 berjumlah 34.968 jiwa, yang dimana 18.011 berjenis
kelamin laki-laki dan 10.957 berjenis kelamin perempuan.Kecamatan Teluk Betung Selatan
mempunyai perbatasan yaitu:
Hasil laporan dari penelitian akan dibagi menjadi empat bab, yang dimanan mempunyai
hubungan penting.Berikut rancanan laporan sistematika sebagai:
a) Bab pertama merupakan gambaran umum dan terdiri dari latar belakang, tujuan dan
sasaran, ruang lingkup wilayah, dan ruang lingkup.
b) Bab kedua merupakan pengertian dan mempunyai hubungan dengan penelitian.
c) Bab ketiga merupakan tahapan-tahapan dalam proses penggunaan Arcgis.
d) Bab keempat merupakan kesimpulan dari kecamatan yang telah diteliti.
BAB II
TINJAUAN LITERATUR
Menurut peraturan bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam Negri pada No. 9 dan
No. 8 tahun 2006,tempat ibadah adalah banguna yang memiliki ciri-ciri tertentu yang khusus
dipergunakan untuk berbidah bagi para pemeluk masing-masing agama secara permanen, tidak
termasuk keluarga.Tempat ibadah mempunyai peran penting dalam melakukan hal spiritual,
karena tempat ibadah menjadi wadah untuk para pemeluk agama berkumpul dan menyembah
kepada Tuhan secara bersamaan.Indonesia sendiri mengakui ada enam agama yaitu Islam,
Protestan, Katolik, Hindu, Buddha, dan Khonghucu.Tempat ibadah wajib dibangun di tiap
daerah, karena supaya masyarakat sekitar dapat dengan mudah beribadah.Tempat ibadah juga
mempunyai peran penting dalam negara, karena dapat mengajari masyarakat bahwa toleransi
terhadap sesama agama itu perlu dan penyebaran agama juga.Daerah tempat ibadah yang akan di
teliti adalah Kecamatan Teluk Betung Selatan yang terletak di Kota Bandar Lampung.
GIS ( Geographic Information System) merupakan aplikasi yang mengolah data menjadi
spasial dan baru, yang dimana outputnya adalah bentuk peta.Sistem Gis ada empat yaitu sistem
komputer, mampu menampung data, mampu mengguankan data dan menggambarkan tempat di
seluruh permukaan bumi dengan tepat.Konsep yang diterapkan GIS adalah data, software,
hardware dan SDM.Data sangat berguna dalam aplikasi GIS karena merepresentasi fakta-fakta
fisik yang berada di permukaan bumi dan menghasilkan informasi geografis.Informasi geografis
memudahkan pembaca saat melihat peta, yang dimana informasi geografis terdiri dari posisi
geografis, atiribut, hubungan keruangan, dan waktu.Posisi geografis menggunakan sistem UTM
(Universal Transverse Mercator) agar tidak ada kekeliruan, lalu atribut mempunyai peran
penting yaitu untuk menjelaskan informasi apa yang dikandung di peta tersebut contohnya hutan
dan permukiman warga, lalu hubungan keruangan yang mempunyai kaitan dengan arha mata
angin, dan waktu adalah mengandung informasi yang temporal, yang dimana banyak obyek
permukaan bumi ini bersifat dinamis.
BAB III
3.1 Georeferensing
a. Masukkan peta Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Bandar Lampung
b. Masukkan kordinat system dengan cara klik kanan pada gambar peta, pilih data frame
properties.
c. Pilih Projected Coordinate System lalu pilih UTM, pilih WGS 1984 lalu pilih Southern
Hemishphere.
d. Kota Kota Bandar Lampung berada di zona 48S maka pilih zona 48S
e. Lalu untuk memunculkan tabel Georeferencing maka pilih customize, lalu pilih tollbar
kemudian ceklist bagian georeferensing.
f. Lalu akan muncul menu Goereferensing, kemudian pilih Add Control Point.
g. Lalu pilih coordinate terluar dari peta kemudian input nilai X dan Y, lakukan pada ke
empat sisi peta.
3.2 Digitasi
a. Pada menu catalog, klik kanan, pilih New, pilih Shapefile dan klik.
b. Buat nama untuk create new shapefile seperti Kecamatan. Dengan Feature Type berupa
Polygon.
c. Tentukan coordinate dengan memilih menu edit yaitu coordinate system. Klik Projected
coordinate system.
e. Klik menu customize, pilih toolbars, pilih editor dan start editing.
f. Klik windows lalu pilih create features dan pilih yang ingin di dijitasi. Pada kali ini
adalah Jalan atau kecamatan.
g. Pilih tipe seperti polygon atau line dan lainnya. Mulailah mendijitasi dengan
menggambar di wilayah yang diinginkan.
j. Pilih dan klik Save, kemudian klik yes. Dan dijitasi yang dilakukan sudah selesai dan
juga tersimpan.
c. Lalu table option dan add field. Karena ingin menghitung luas, maka masukan
“luas_kecamatan” lalu type kita pilih double, agar presisi dan oke.
c. Klik kanan shp yang inign di tampilkan namanya, pilih label feature
d. Lalu akan muncul nama lokasi tempat yang di inginkan untuk di tampilkan.
g. Jika sudah muncul kolom kepadatan penduduk, maka kita klik kanan dan pilih field
calculator. Kemudian
c. Export data dengan cara klik kanan pada layer peta -> data -> export data
d. Jika sudah diexport maka tampilannya aka seperti di bawah yang berbentuk shp baru.
e. Jika ingin menambah luasan peta, maka select dari dalam peta yang terselect dan
lakukan hal yang sama seperti di atas.
f. Seperti ini lah jika dilakukan penambahan luas peta.
g. Hal yang sama jika ingin malakukan penambahan jalan, klik dari dalam daerah yang
terselect.
3.9 Tracing
3.10 Geoprocessing
a. Clip (berfungsi untuk memotong SHP yang besar menyesuaikan dengan SHP yang kecil)
1. Masukkan SHP Administrasi sekitar Bandar Lampung dan SHP kecamatan
3. Untuk input feature masukkan wilayah yang paling besar, sedangkan untuk clip
feature masukkan wilayah yang paling kecil. Lalu ganti nama dan lokasi nya
menyesuaikan.
4. Apabila berhasil akan muncul notifikasi di pojok kanan bawah, lalu akann muncul
SHP baru.
b. Merge (berfungsi untuk menggabungkan antara SHP terdekat, sangat berfungsi apabila
sebuah kota melakukan pemekaran)
1. Masukkan SHP Administrasi sekitar Bandar Lampung dan SHP kecamatan (boleh
juga SHP lain yang memiliki lingkup kawasan yang luas dan kawasan kecil yang
masuk ke dalam kawasan luas).
3. Untuk input dataset masukkan semua SHP, lalu pilih lokasi penyimpanan yang
sesuai
4. Lalu akan muncul notifikasi di pojok kanan bawah
5. Lalu akan muncul SHP baru yang merupakan gabungan dari kedua SHP tersebut.
c. Dissolve (berfungsi untuk memisahkan SHP yang ada menggunakan open attribute table)
1. Klik kanan SHP yang telah di gabungkan
2. Lalu pilih open attribute tabel, liat tabel WADMKK
4. Pilih input featurenya gabungan (sesuai dengan nama SHP yang akan di pisahkan)
5. Lalu untuk dissolve fieldnya ceklist WADMKK karena meruapkan tabel
penggabungan antara 2 SHP klik oke.
6. Lalu akan muncul notifikasi dan akan ada SHP baru.
7. Apabila SHP ini di bedakan warnanya. Maka kita bisa melihat wilayah Kota Bandar
Lampung dan Kabupaten di sekitarnya.
3. Lalu masukkan input feature yaitu kedua SHP yang tadi, dan untuk output feature
pilih letak SHP nya. Klik oke.
4. Lalu akan muncul SHP baru yang artinya SHP berhasil di intersect
e. Union (memiliki fungsi yang hampir sama dengan intersect namun, intersect hanya akan
mengikuti pola dari kecamatan SHP yang ada sedangkan Union akan memasukkan semua
SHP walaupun di luar wilayah Kecamatan. )
1. Masukkan SHP kecamatan dan SHP agrikebun
3. Lalu masukkan input feature yaitu kedua SHP yang tadi, dan untuk output feature
pilih letak SHP nya. Klik oke.
3. Pilih SHP Adm Kecamatan untuk input feature, lalu masukan linier unit dengan
angka dan satuan. Contoh masukkan 1000 meter jangkauan dari bendungan terhadap
lingkungan sekitarnya.
3.11 Digitasi melalui Google earth
3.12 Geotagging
3.13 Layouting
a. Seperti biasa, langkah pertama adalah connect file shp lalu drag ke tengah layar dan
munculkan label kecamatan.
b. Langkah selanjutnya adalah layouting. Klik layout view pada bagian bawah arcgis, di
samping data view.
c. Lalu klik kanan pada layout -> page and print set up.
d. Ubah orientasi peta menjadi landscape kemudian ceklis pasa bagian scale map
elements proportionally to changes in page size.
e. Selanjutnya adalah membuat garis tepi layout dengan klik rectangle pada toolbar
drawing.
f. Lalu klik 2x pada bagian layout -> fill color no color -> outline color black -> outline
width 1,00 -> lalu ok.
g. Selanjutnya akan dibuat garis koordinat dengan cara klik kanan pada peta -> properties ->
grid -> new grid.
h. Setelah muncul kotak dialog grid and graticules wizard, ceklis measure grid -> lalu klik
next sampai ok.
i. Selanjutnya buat tempat untuk meletakkan elemen-elemen peta. Sama seperti sebelumnya
yaitu membuat kotak atau rectangle di sebelah peta.
m. Selanjutnya adalah buat tulisan instansi dengan klik text pada toolbar drawing.
n. Lalu ketik nama instansi dan atur posisinya.
o. Selanjutnya beri batas untuk melanjutkan pengisian elemen peta yang lain dengan cara
membuat garis yaitu dengan klik line pada toolbar drawing. Lalu pengisian elemen
selanjutnya langkahnya masih sama dengan menggunakan text dan line. Elemen
selanjutnya adalah judul peta.
p. Lalu elemen selanjutnya adalah memasukkan skala dan arah mata angin dengan cara klik
insert -> north arrow, scale bar dan scale text.
q. Pilih lambang arah mata angin dan skala yang diinginkan dan atur posisinya.
r. Selanjutnya adalah memasukkan diagram lokasi dengan klik insert -> data frame.
v. Kemudian munculkan garis koordinat nya dengan klik grid -> new grid -> lalu pilih
measure grid -> kemudian next terus sampai ok.
w. Lalu masukkan teks diagram lokasi dengan menggunakan text pada toolbar drawing.
x. Selanjutnya masukkan atau ketik sumber peta dan tahun pembuatan peta dengan
menggunakan text pada toolbar drawing.
y. Kemudian beri petunjuk lokasi pada data frame dengan memberi kotak menggunakan
rectangle di toolbar drawing.
cc. Beri judul legenda dengan keterangan lalu next sampai selesai kemudian ok.
PENUTUPAN
4.1 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
1. https://docplayer.info/67079727-Iv-gambaran-umum-lokasi-penelitian-a-keadaan-umum-
kecamatan-teluk-betung-selatan.html
2. https://advokasi.elsam.or.id/assets/2015/09/20060000_PERMEN-DN-8-9-2006-pedoman-tugas-
kerukunan-beragama.pdf
3. https://bandarlampungkota.bps.go.id/publication/2018/09/26/8ce72054fc05686ca89252e5/
kecamatan-telukbetung-selatan-dalam-angka-2018.html
4. http://repository.radenfatah.ac.id/3147/
5. https://media.neliti.com/media/publications/252683-karakteristik-sosial-ekonomi-penduduk-ya-
69894dd8.pdf