memperoleh pemahaman terhadap permasalahannya, mengembangkan komunikasi, dan meningkatkan fungsi dari setiap individu dalam keluarga.
Terapi keluarga menghadirkan suatu bentuk
intervensi yang mana anggota keluarga dibantu untuk mengidentifikasi dan merubah masalah maladaptif, menjadi lebih sehat.
Fokus dari terapi ini, bukan individual, namun pada
keluarga secara keseluruhan. Terapi keluarga mempunyai 2 prinsip: Konsep keluarga sebagai sistem perilaku dengan sifat yang unik dengan keseluruhan karakteristik individu dari semua anggota Diasumsikan bahwa hubungan dekat tercipta karena cara keluarga berfungsi sebagai kelompok dan adaptasi emosional dari anggotanya 1. meningkatkan keterampilan interpersonal dan perilaku 2. mengembangkan komunikasi secara terbuka 3. meningkatkan fungsi keluarga secara optimal 4. memfasilitasi perubahan positif dalam keluarga. : 1. Menurunkan konflik kecemasan keluarga Meningkatkan kesadaran keluarga terhadap kebutuhan masing-masing anggota keluarga. Meningkatkan kemampuan penanganan terhadap krisis Mengembangkan hubungan peran yang sesuai Membantu keluarga menghadapi tekanan dari dalam maupun dari luar anggota keluarga Meningkatkan kesehatan jiwa keluarga sesuai dengan tingkat perkembangan keluarga. Bagi klien : • Mempercepat proses penyembuhan. • Memperbaiki hubungan interpersonal. • Menurunkan angka kekambuhan. Bagi Keluarga : • Memperbaiki fungsi & struktur keluarga. • Keluarga mampu meningkatkanpengertian thd klien shg lebih dpt menerima, toleran & menghargai klien sbg manusia. • Keluarga dpt meningkatkan kemampuan dlm membantu klien dlm proses rehabilitasi. Masalah yang muncul seperti konflik perkawinan, konflik sibling, konflik antar generasi Berbagai tipe kesulitan dan konflik muncul di antara individu dan anggota keluarga Keluarga mengalami masa transisi, misalnya keluarga baru menikah, kelahiran anak pertama, remaja Terapi individu yang perlu melibatkan anggota keluarga yang lain Tidak ada perkembangan yang muncul dengan psikoterapi individu yang adekuat Individu dalam terapi tidak mampu menggunakan terapi individu untuk menyelesaikan masalah Banyak teori-teori yang digunakan dalam pendekatan terhadap terapi keluarga. Pendekatan atau kerangka kerja ini meliputi : Cognitive behavioral, Family system, Experimental, Humanistic, Integrative, Brief therapy, systemic, narratif, psychodinamic, psychoanalytical, psychoeducational, solution-focused, strategic, structural, transgenerational, development, gender, organozational, cultural, functional, conflict, dan ecological. 1. Initial interview Terapis membuat kontrak pertemuan dengan keluarga dan mengumpulkan data. Selama tahap ini terapis memfasilitasi proses penentuan masalah yang diidentifikasi oleh keluarga. Proses ini meliputi : a. Engagement stage : pertemuan keluarga dan menjelaskan apa yang mereka inginkan b. Assessment stage : identifikasi masalah yang menjadi perhatian keluarga c. Exploration stage : terapis dan keluarga mengeksplorasi masalah lain yang berkaitan dengan masalah utama d. Goal-setting stage : terapis mensistesis semua informasi, dan anggota keluarga menetapkan apa yang ingin mereka ubah e. Termination stage : akhir fase initial review, menetapkan kontrak untuk pertemuan berikutnya dan siapa saja anggota keluarga yang harus hadir dalam pertemuan tersebut. 2. Fase Kerja Tujuan dari fase ini adalah untuk membantu keluarga menerima dan menyesuaikan diri dengan perubahan. Selama fase ini terapis mengidentifikasi kekuatan dan permasalahan keluarga. Kekuatan keluarga berguna dalam membantu keluarga untuk tetap stabil Biasanya setiap sesi dilakukan 1xseminggu dengan waktu lebih kurang 1 jam. 12 kekuatan yang dimiliki oleh keluarga, yaitu; 1. Kemampuan untuk memenuhi kebutuhan fisik, emosi, dan spiritual dari setiap anggota keluarga 2. Kemampuan untuk menjadi sensitif terhadap kebutuhan anggota keluarga 3. Kemampuan untuk mengkomunikasikan perasaan, emosi, keyakinan, dan nilai-nilai yang efektif 4. Kemampuan untuk memberikan dukungan, keamanan, dan dorongan untuk meningkatkan kreatifitas serta kemandirian 5. Kemampuan untuk memulai dan mempertahankan pertumbuhan hubungan yang produktif dengan dan tanpa sistem keluarga 6. Kapasitas untuk mempertahankan dan menciptakan komunitas hubungan yang konstruktif dan penuh tanggung jawab dengan tetangga, sekolah, kota dan pemerintahan lokal atau pusat. 7. Kemampuan untuk tumbuh dengan dan melalui anak 8. Kemampuan untuk membantu diri sendiri dan kemampuan untuk menerima bantuan yang sesuai 9. Kemampuan untuk menampilkan peran keluarga yang fleksibel 10. Kemampuan untuk memperlihatkan rasa hormat yang menguntungkan untuk individual dan kemandirian bagi setiap anggota keluarga 11. Kemampuan untuk menggunakan sebuah krisis sebagai makna untuk berubah 12. Kemampuan untuk memiliki perhatian pada unit keluarga dan setia, serta untuk kerjasama antar anggota keluarga. 3. Fase Terminasi Kadang terminasi dapat terjadi sebelum waktunya. Hal ini biasanya terjadi jika keluarga merasa perubahan yang terjadi mengancam fungsi keluarga yang sudah ada. Pada keadaan ini terapis harus melakukan review masalah yang telah teridentifikasi dengan keluarga dan menegoisasikan kembali kontrak dan jumlah sesi-sesi keluarga. Jika keluarga sudah mencapai tujuan dan masalah sudah terselesaikan, maka terminasi harus dilakukan . 1.
Membuat suatu keadaan dimana anggota keluarga dapat
melihat bahaya terhadap diri klien dan aktivitasnya. Tidak merasa takut dan mampu bersikap terbuka. Membantu anggota bagaimana memandang orang lain. Tempat bertanya serta pemberi informasi yang mudah dipahami klien. Membangun self esteem. Menurunkan ancaman dengan latar belakang aturan untuk interaksi. Menurunkan ancaman dengan struktur pembahasan yang sistematis. Pendidikan ulang anggota untuk bertanggung jawab. Perkembangan dari fokus pada individu, psikodinamik berdasarkan psikoterapi ke fokus pada keluarga sebagai unit dari terapi, dikemukakan of Jones sebagai " Sceentific Revoketion ".
Penggunaan terapi keluarga ini yaitu untuk mengerti
perilaku manusia, khususnya disfungsi manusia.
Berikut ini adalah asumsi yang digunakan sebagai
pedoman untuk menggunakan pendekatan – pendekatan dalam praktek perawatan kesehatan. 1. Keluarga merupakan unit sosial dasar dalam fungsi manusia. Keluarga adalah fenomena sosial yang multikultural dan multidimensi. 2. Keluarga mempengaruhi seluruhnya sistem sosial baik pada perkembangan maupun kelangsungan perilaku seseorang. Sebagai satu sistem sosial dasar keluarga mempunyai fungsi utama untuk mentransfer nilai budaya dan tradisi melalui generasinya. Perkembangan dan peningkatan sistem keluarga melalui organisasi yang kompleks berlangsung melalui tahap –tahap perkembangan. Individu juga berkembang melalui tahap –tahap perkembangan dan perjalanan ini umumnya terjadi dalam konteks keluarga. 3. Keluarga mengalami transisi dalam periste\iwa perkembangan seperti : melahirkan, meninggal, dan menikah. Kejadian ini menimbulkan perubahan pada anggota dan komposisi dari sistem keluarga. 1. Keluarga memproses dan mengembangkan kekuatan dan sumber internal. Diantara sumber –sumber tersebut adalah kemampuan untuk beradaptasi dan berubah dalam respon terhadap kebutuhan internal dan eksternal. 2. Perubahan dalam struktur dan proses keluarga menunjukkan perubahan dalam seluruh anggota keluarganya. 3. Perubahan dalam perilaku dan fungsi individu sebagai anggota keluarga berpengaruh terhadap sistem keluarga dan seluruh anggota keluarga lainnya. 4. Keluarga sebagai sistem adalah lebih dari sejumlah fungsi dari tiap –tiap individu dari anggotanya. 5. Perubahan dalam struktur dan fungsi keluarga dapat difasilitasi melalui terapi keluarga. Beberapa teori yang mendasari terapi keluarga adalah : 1. Psychodynamik Family Therapy. Safir mengatakan bahwa ada hubungan antara psikopatologi individual dengan dinamika keluarga. Contoh :seseorang yang mempunyai harga diri rendah akan menampilkan suatu " False Self " yang ditampilkan pada saat yang sama dia juga takut kecewa dan sulit mempercayai orang lain termasuk pasangan hidupnya. Hal ini menyebabkan kesulitan yang serius dalam perkawinannya. Tujuan dari terapi keluarga yang berorientasi psikodinamika yaitu untuk menolong anggota keluarga mencapai suatu pengertian tentang dirinya dan caranya beraksi satu sama lain di dalam keluarga. Disini anggota keluarga didorong kearah asosiasi bebas dengan membiarkan pikiran mereka berjalan bebas tanpa sensor alam sadar dan memverbalisasilan pikirannya. Terapist hendaknya dab tudak secara aktif melakukan intervensi juga hindari memberi saran dan memanipulasi keluarga. Terapi perilaku dalam keluarga diawali dengan mempelajari pola perilaku keluarganya untuk menentukan keadaan yang menimbulkan masalah perilaku itu. Berdasarkan analisis ini, terapist membuat rencana untuk merubah keadaan tersebut dengan cara intervensi langsung dalam keluarga. Tujuan utamanya adalah meningkatkan perilaku yang positif yang diinginkan dan menghilangkan perilaku negatif. Hal ini dilakukan dengan mengatur keluarga sehingga perilaku yang diinginkan diperkuat dengan memberi " Reward ". Terapi kelompok dapat diterapkan didalam keluarga.. Tujuannya adalah menolong anggota keluarga mendapatkan insight melalui proses interaksi didalam kelompok. Peranan terapist adalah sebagai fasilitator dan kadang – kadang menginter pretasi apa yang terjadi pada anggota kelompok Terapi keluarga menggunakan teori komunikasi proses komunikasi yang terjadi didalam keluarga dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Komunikasi dan kognisi Terapist dari kelompok ini menaruh perhatian untuk menolong keluarga dan menjelaskan arti komunikasi yang terjadi diantara mereka. Terapist menyuruh anggota keluarga meneliti apa yang dimaksud oleh anggota keluarga yang lain saat menyatakan sesuatu. Terapist juga memperhatikan fluktuasi dari proses komunikasi yang terjadi pada keluarga dengan tujuan memperjelas kesalah pengertian, juga diperhatikan bahwa non verbal yang digunakan. 2. Komunikasi dan kekuatan Haley mengatakan bahwa bila seseorang mengkomunikasikan pesan pada orang lain berati dia sedang membuat siasat untuk menentukan hubungan. Contoh : orang tua bertanggung jawab terhadap anak – anak dan dia punya hak untuk membatasi perilaku anak jika anak sudah besar, dia punya hak sendiri untuk mengambil keputusan. Cara ini sering ditemukan pada terapi struktural dimana tujuan proses, terapi untuk merubah posisi dari batasan diatara sub sistem yang berbeda dalam keluarga. 3. Komunikasi dan Perasaan. Virginia safir adalah orang yang banyak memberi penekanan komunikasi dari perasaan. Dikatakan bahwa pasangan perkawinan yang mempunyai kebutuhan emosional diharapkan ditentukan dalam perkawinan jika kita menemukan kebutuhan emosional hari setiap orang maka komunikasi perasaan ini sangat penting artinya : Tujuan dari terapi adalah memperbaiki bila terdapat ketidakpuasan. Dikembangkan oleh Salvador Minuchin. Perlu dinilai 6 aspek dari fungsi keluarga. Struktur keluarga yang terdiri dari susunan yang mengatur transaksi diatara anggota keluarga. Fleksibilitas dari fungsi keluarga dan kemampuannya untuk berubah. " The Family Resonance " pada anggota keluarga dapat saling terikat atau saling merenggang. Konteks kehidupan keluarga ini merupakan supra sistem yang teridiri dari keluarga besar, tetangga lingkungan kerja, lingkungan sekolah dari anggota keluarga supra sistem bisa merupakan sumber stress atau sumber supprot dari lingkungan.bisa merupakan. Tingkatan perkembangan keluarga Cara keluarga memperlakukan gejala – gejala yang terdapat pada anggota keluarga yang sakit. Terapist memulai terapi dengan cara bergabung dengan keluarga dan berpartisipasi dalam transaksi, sehingga terapist dapat mengobservasi aspek tertentu dari fungsi keluarga dan struktur keluarga tersebut. Kemudian tentukan seberapa jauh gejala dari pasien atau masalah keluarga berkaitan dengan fungsi keluarga ( struktur keluarga ). Jika berkaitan maka intervensi merubah struktur diperlukan. Terapi Keluarga Berstruktur. Terapi keluarnya berstruktur adalah suatu kerangka teori tehnik pendekatan individu dalam konteks sosialnya. Tujuan adalah mengubah organisasi keluarga. Terapi keluarga berstruktur memepergunakan proses balik antara lingkungan dan orang yang terlibat perubahan – perubahan yang ditimbulkan oleh seseorang terhadap sekitarnya dan cara – cara dimana umpan balik terhadap perubahan perubahan tadi mempengaruhi tindakan selanjutnya. Terapi keluarga mempergunakan tehnik – tehnik dan mengubah konteks orang – orang terdekat sedemikian rupa sehingga posisi mereka berubah dengan mengubah hubungan antara seseorang dengan konteks yang akrab tempat dia berfungsi, kita mengubah pengalaman subyektifnya. Terapi Individu / Perorangan Melihat individu sebagai suatu tempat yang patologis dan mengumpulkan data yang di peroleh dari atau tentang individu tadi. Pada terapi perorangan dilakukan pengungkapan pikiran dan perasaan tentang kehidupannya sekarang, dan orang – orang didalamnya. Riwayatnya perkembangan konfliknya dengan orang tua dan saudara – saudaranya. Bila akan dirujuk ke dalam terapi keluarga maka terapist akan mengekporasi interaksi individu dalam konteks hidup yang berarti. Dalam wawancara keluarga terapist mengamati hubungan individu dengan anggota keluarga lainnya dukungan yang diberikan oleh anggota keluarga. Anderson, E.T. (2000). Community as partner: theory and practice in nursing. (3rd ed). Philadelphia: Lippincott Fawcett, Jacqueline. (2005). Contemporary nursing knowledge: analysis and evaluation of nursing models and theories. (2nd ed). Phialdelphia: F.A. Davis Company Fitzpatrick, J.J & Whall, A.L. (1989). Conceptual models of nursing: analysis and application. (2nd ed). California: Appleton & Lange Hamid, A.Y.S. (2003). Asuhan keperawatan jiwa pada korban tindak kekerasan dalam keluarga dan komunitas : bahan pengajaran mata ajaran keperawatan jiwa II. Tidak dipublikasikan Nies, M.A & McEwen, Melanie. (2001). Community health nursing: promoting the health of population. (3rd ed). Philadelphia: W.B. Saunders Company Shives, L.R. (1998). Basic concept psychiatric – mental health nursing. (4th ed). Philadelphia: Lippincolt. Stuart, G.W. & Laraia, M.T. (2005). Principles and practice of psychiatric nursing. (7th edition). St.Louis : Mosby Townsend, M.C. (2005). Essentials of psychiatric mental health nursing. (3rd ed.) Philadelphia: F.A.Davis Company Tomey, A. M. (1998). Nursing theories and their work. (4th ed). St.Louis: Mosby