Anda di halaman 1dari 29

Dr. Lenny Rosbi rimbun, M.Si.,M.Kep.

 Suatu metode terapi dimana anggota keluarga


memperoleh pemahaman terhadap
permasalahannya, mengembangkan komunikasi,
dan meningkatkan fungsi dari setiap individu dalam
keluarga.

 Terapi keluarga menghadirkan suatu bentuk


intervensi yang mana anggota keluarga dibantu
untuk mengidentifikasi dan merubah masalah
maladaptif, menjadi lebih sehat.

 Fokus dari terapi ini, bukan individual, namun pada


keluarga secara keseluruhan.
Terapi keluarga mempunyai 2 prinsip:
 Konsep keluarga sebagai sistem perilaku dengan
sifat yang unik dengan keseluruhan karakteristik
individu dari semua anggota
 Diasumsikan bahwa hubungan dekat tercipta
karena cara keluarga berfungsi sebagai
kelompok dan adaptasi emosional dari
anggotanya
1. meningkatkan keterampilan interpersonal
dan perilaku
2. mengembangkan komunikasi secara terbuka
3. meningkatkan fungsi keluarga secara optimal
4. memfasilitasi perubahan positif dalam
keluarga.
:
1.
 Menurunkan konflik kecemasan keluarga
 Meningkatkan kesadaran keluarga terhadap
kebutuhan masing-masing anggota keluarga.
 Meningkatkan kemampuan penanganan
terhadap krisis
 Mengembangkan hubungan peran yang sesuai
 Membantu keluarga menghadapi tekanan dari
dalam maupun dari luar anggota keluarga
 Meningkatkan kesehatan jiwa keluarga sesuai
dengan tingkat perkembangan keluarga.
 Bagi klien :
• Mempercepat proses penyembuhan.
• Memperbaiki hubungan interpersonal.
• Menurunkan angka kekambuhan.
 Bagi Keluarga :
• Memperbaiki fungsi & struktur keluarga.
• Keluarga mampu meningkatkanpengertian
thd klien shg lebih dpt menerima, toleran &
menghargai klien sbg manusia.
• Keluarga dpt meningkatkan kemampuan
dlm membantu klien dlm proses rehabilitasi.
 Masalah yang muncul seperti konflik perkawinan,
konflik sibling, konflik antar generasi
 Berbagai tipe kesulitan dan konflik muncul di
antara individu dan anggota keluarga
 Keluarga mengalami masa transisi, misalnya
keluarga baru menikah, kelahiran anak pertama,
remaja
 Terapi individu yang perlu melibatkan anggota
keluarga yang lain
 Tidak ada perkembangan yang muncul dengan
psikoterapi individu yang adekuat
 Individu dalam terapi tidak mampu menggunakan
terapi individu untuk menyelesaikan masalah
Banyak teori-teori yang digunakan dalam
pendekatan terhadap terapi keluarga.
Pendekatan atau kerangka kerja ini meliputi :
Cognitive behavioral, Family system, Experimental,
Humanistic, Integrative, Brief therapy, systemic,
narratif, psychodinamic, psychoanalytical,
psychoeducational, solution-focused, strategic,
structural, transgenerational, development, gender,
organozational, cultural, functional, conflict, dan
ecological.
1. Initial interview
 Terapis membuat kontrak pertemuan dengan
keluarga dan mengumpulkan data.
 Selama tahap ini terapis memfasilitasi proses
penentuan masalah yang diidentifikasi oleh
keluarga.
 Proses ini meliputi :
a. Engagement stage : pertemuan keluarga dan
menjelaskan apa yang mereka inginkan
b. Assessment stage : identifikasi masalah yang
menjadi perhatian keluarga
c. Exploration stage : terapis dan keluarga
mengeksplorasi masalah lain yang berkaitan
dengan masalah utama
d. Goal-setting stage : terapis mensistesis semua
informasi, dan anggota keluarga menetapkan
apa yang ingin mereka ubah
e. Termination stage : akhir fase initial review,
menetapkan kontrak untuk pertemuan
berikutnya dan siapa saja anggota keluarga
yang harus hadir dalam pertemuan tersebut.
2. Fase Kerja
 Tujuan dari fase ini adalah untuk membantu
keluarga menerima dan menyesuaikan diri
dengan perubahan.
 Selama fase ini terapis mengidentifikasi
kekuatan dan permasalahan keluarga.
Kekuatan keluarga berguna dalam
membantu keluarga untuk tetap stabil
 Biasanya setiap sesi dilakukan 1xseminggu
dengan waktu lebih kurang 1 jam.
12 kekuatan yang dimiliki oleh keluarga, yaitu;
1. Kemampuan untuk memenuhi kebutuhan fisik, emosi, dan
spiritual dari setiap anggota keluarga
2. Kemampuan untuk menjadi sensitif terhadap kebutuhan
anggota keluarga
3. Kemampuan untuk mengkomunikasikan perasaan, emosi,
keyakinan, dan nilai-nilai yang efektif
4. Kemampuan untuk memberikan dukungan, keamanan, dan
dorongan untuk meningkatkan kreatifitas serta kemandirian
5. Kemampuan untuk memulai dan mempertahankan
pertumbuhan hubungan yang produktif dengan dan tanpa
sistem keluarga
6. Kapasitas untuk mempertahankan dan menciptakan
komunitas hubungan yang konstruktif dan penuh tanggung
jawab dengan tetangga, sekolah, kota dan pemerintahan lokal
atau pusat.
7. Kemampuan untuk tumbuh dengan dan melalui anak
8. Kemampuan untuk membantu diri sendiri dan
kemampuan untuk menerima bantuan yang sesuai
9. Kemampuan untuk menampilkan peran keluarga yang
fleksibel
10. Kemampuan untuk memperlihatkan rasa hormat yang
menguntungkan untuk individual dan kemandirian bagi
setiap anggota keluarga
11. Kemampuan untuk menggunakan sebuah krisis sebagai
makna untuk berubah
12. Kemampuan untuk memiliki perhatian pada unit
keluarga dan setia, serta untuk kerjasama antar anggota
keluarga.
3. Fase Terminasi
 Kadang terminasi dapat terjadi sebelum
waktunya. Hal ini biasanya terjadi jika keluarga
merasa perubahan yang terjadi mengancam
fungsi keluarga yang sudah ada.
 Pada keadaan ini terapis harus melakukan review
masalah yang telah teridentifikasi dengan
keluarga dan menegoisasikan kembali kontrak
dan jumlah sesi-sesi keluarga.
 Jika keluarga sudah mencapai tujuan dan
masalah sudah terselesaikan, maka terminasi
harus dilakukan
. 1.

 Membuat suatu keadaan dimana anggota keluarga dapat


melihat bahaya terhadap diri klien dan aktivitasnya.
 Tidak merasa takut dan mampu bersikap terbuka.
 Membantu anggota bagaimana memandang orang lain.
 Tempat bertanya serta pemberi informasi yang mudah
dipahami klien.
 Membangun self esteem.
 Menurunkan ancaman dengan latar belakang aturan untuk
interaksi.
 Menurunkan ancaman dengan struktur pembahasan yang
sistematis.
 Pendidikan ulang anggota untuk bertanggung jawab.
 Perkembangan dari fokus pada individu, psikodinamik
berdasarkan psikoterapi ke fokus pada keluarga
sebagai unit dari terapi, dikemukakan of Jones sebagai
" Sceentific Revoketion ".

 Penggunaan terapi keluarga ini yaitu untuk mengerti


perilaku manusia, khususnya disfungsi manusia.

 Berikut ini adalah asumsi yang digunakan sebagai


pedoman untuk menggunakan pendekatan –
pendekatan dalam praktek perawatan kesehatan.
1. Keluarga merupakan unit sosial dasar dalam fungsi
manusia.
Keluarga adalah fenomena sosial yang multikultural dan
multidimensi.
2. Keluarga mempengaruhi seluruhnya sistem sosial baik
pada perkembangan maupun kelangsungan perilaku
seseorang. Sebagai satu sistem sosial dasar keluarga
mempunyai fungsi utama untuk mentransfer nilai budaya
dan tradisi melalui generasinya. Perkembangan dan
peningkatan sistem keluarga melalui organisasi yang
kompleks berlangsung melalui tahap –tahap
perkembangan. Individu juga berkembang melalui tahap
–tahap perkembangan dan perjalanan ini umumnya
terjadi dalam konteks keluarga.
3. Keluarga mengalami transisi dalam periste\iwa
perkembangan seperti : melahirkan, meninggal, dan
menikah. Kejadian ini menimbulkan perubahan pada
anggota dan komposisi dari sistem keluarga.
1. Keluarga memproses dan mengembangkan kekuatan
dan sumber internal. Diantara sumber –sumber
tersebut adalah kemampuan untuk beradaptasi dan
berubah dalam respon terhadap kebutuhan internal
dan eksternal.
2. Perubahan dalam struktur dan proses keluarga
menunjukkan perubahan dalam seluruh anggota
keluarganya.
3. Perubahan dalam perilaku dan fungsi individu
sebagai anggota keluarga berpengaruh terhadap
sistem keluarga dan seluruh anggota keluarga
lainnya.
4. Keluarga sebagai sistem adalah lebih dari sejumlah
fungsi dari tiap –tiap individu dari anggotanya.
5. Perubahan dalam struktur dan fungsi keluarga dapat
difasilitasi melalui terapi keluarga.
 Beberapa teori yang mendasari terapi keluarga adalah :
1. Psychodynamik Family Therapy.
Safir mengatakan bahwa ada hubungan antara
psikopatologi individual dengan dinamika
keluarga.
Contoh :seseorang yang mempunyai harga diri rendah akan menampilkan
suatu " False Self " yang ditampilkan pada saat yang sama dia juga takut
kecewa dan sulit mempercayai orang lain termasuk pasangan hidupnya. Hal
ini menyebabkan kesulitan yang serius dalam perkawinannya. Tujuan dari
terapi keluarga yang berorientasi psikodinamika yaitu untuk menolong
anggota keluarga mencapai suatu pengertian tentang dirinya dan caranya
beraksi satu sama lain di dalam keluarga. Disini anggota keluarga didorong
kearah asosiasi bebas dengan membiarkan pikiran mereka berjalan bebas
tanpa sensor alam sadar dan memverbalisasilan pikirannya. Terapist
hendaknya dab tudak secara aktif melakukan intervensi juga hindari
memberi saran dan memanipulasi keluarga.
 Terapi perilaku dalam keluarga diawali dengan
mempelajari pola perilaku keluarganya untuk
menentukan keadaan yang menimbulkan masalah
perilaku itu.
Berdasarkan analisis ini, terapist membuat rencana
untuk merubah keadaan tersebut dengan cara
intervensi langsung dalam keluarga.
Tujuan utamanya adalah meningkatkan perilaku yang
positif yang diinginkan dan menghilangkan perilaku
negatif. Hal ini dilakukan dengan mengatur keluarga
sehingga perilaku yang diinginkan diperkuat dengan
memberi " Reward ".
 Terapi kelompok dapat diterapkan didalam
keluarga..
Tujuannya adalah menolong anggota keluarga
mendapatkan insight melalui proses interaksi
didalam kelompok. Peranan terapist adalah
sebagai fasilitator dan kadang – kadang
menginter pretasi apa yang terjadi pada anggota
kelompok
 Terapi keluarga menggunakan teori komunikasi
proses komunikasi yang terjadi didalam keluarga
dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Komunikasi dan kognisi
Terapist dari kelompok ini menaruh perhatian
untuk menolong keluarga dan menjelaskan arti
komunikasi yang terjadi diantara mereka.
Terapist menyuruh anggota keluarga meneliti
apa yang dimaksud oleh anggota keluarga
yang lain saat menyatakan sesuatu. Terapist
juga memperhatikan fluktuasi dari proses
komunikasi yang terjadi pada keluarga dengan
tujuan memperjelas kesalah pengertian, juga
diperhatikan bahwa non verbal yang
digunakan.
2. Komunikasi dan kekuatan
Haley mengatakan bahwa bila seseorang
mengkomunikasikan pesan pada orang lain
berati dia sedang membuat siasat untuk
menentukan hubungan.
Contoh : orang tua bertanggung jawab
terhadap anak – anak dan dia punya hak untuk
membatasi perilaku anak jika anak sudah besar,
dia punya hak sendiri untuk mengambil
keputusan. Cara ini sering ditemukan pada
terapi struktural dimana tujuan proses, terapi
untuk merubah posisi dari batasan diatara sub
sistem yang berbeda dalam keluarga.
3. Komunikasi dan Perasaan.
Virginia safir adalah orang yang banyak
memberi penekanan komunikasi dari perasaan.
Dikatakan bahwa pasangan perkawinan yang
mempunyai kebutuhan emosional diharapkan
ditentukan dalam perkawinan jika kita
menemukan kebutuhan emosional hari setiap
orang maka komunikasi perasaan ini sangat
penting artinya : Tujuan dari terapi adalah
memperbaiki bila terdapat ketidakpuasan.
 Dikembangkan oleh Salvador Minuchin.
Perlu dinilai 6 aspek dari fungsi keluarga.
Struktur keluarga yang terdiri dari susunan yang
mengatur transaksi diatara anggota keluarga.
Fleksibilitas dari fungsi keluarga dan
kemampuannya untuk berubah.
" The Family Resonance " pada anggota keluarga
dapat saling terikat atau saling merenggang.
 Konteks kehidupan keluarga ini merupakan supra sistem
yang teridiri dari keluarga besar, tetangga lingkungan
kerja, lingkungan sekolah dari anggota keluarga supra
sistem bisa merupakan sumber stress atau sumber supprot
dari lingkungan.bisa merupakan.
Tingkatan perkembangan keluarga
Cara keluarga memperlakukan gejala – gejala yang
terdapat pada anggota keluarga yang sakit.
Terapist memulai terapi dengan cara bergabung dengan
keluarga dan berpartisipasi dalam transaksi, sehingga
terapist dapat mengobservasi aspek tertentu dari fungsi
keluarga dan struktur keluarga tersebut. Kemudian
tentukan seberapa jauh gejala dari pasien atau masalah
keluarga berkaitan dengan fungsi keluarga ( struktur
keluarga ). Jika berkaitan maka intervensi merubah struktur
diperlukan.
 Terapi Keluarga Berstruktur.
Terapi keluarnya berstruktur adalah suatu kerangka teori tehnik
pendekatan individu dalam konteks sosialnya.
Tujuan adalah mengubah organisasi keluarga.
Terapi keluarga berstruktur memepergunakan proses balik antara
lingkungan dan orang yang terlibat perubahan – perubahan yang
ditimbulkan oleh seseorang terhadap sekitarnya dan cara – cara
dimana umpan balik terhadap perubahan perubahan tadi
mempengaruhi tindakan selanjutnya. Terapi keluarga
mempergunakan tehnik – tehnik dan mengubah konteks orang –
orang terdekat sedemikian rupa sehingga posisi mereka berubah
dengan mengubah hubungan antara seseorang dengan konteks
yang akrab tempat dia berfungsi, kita mengubah pengalaman
subyektifnya.
 Terapi Individu / Perorangan
Melihat individu sebagai suatu tempat yang patologis dan
mengumpulkan data yang di peroleh dari atau tentang individu
tadi.
Pada terapi perorangan dilakukan pengungkapan pikiran dan
perasaan tentang kehidupannya sekarang, dan orang – orang
didalamnya. Riwayatnya perkembangan konfliknya dengan
orang tua dan saudara – saudaranya.
Bila akan dirujuk ke dalam terapi keluarga maka terapist akan
mengekporasi interaksi individu dalam konteks hidup yang
berarti.
Dalam wawancara keluarga terapist mengamati hubungan
individu dengan anggota keluarga lainnya dukungan yang
diberikan oleh anggota keluarga.
 Anderson, E.T. (2000). Community as partner: theory and practice in nursing. (3rd ed).
Philadelphia: Lippincott
 Fawcett, Jacqueline. (2005). Contemporary nursing knowledge: analysis and evaluation of
nursing models and theories. (2nd ed). Phialdelphia: F.A. Davis Company
 Fitzpatrick, J.J & Whall, A.L. (1989). Conceptual models of nursing: analysis and application. (2nd
ed). California: Appleton & Lange
 Hamid, A.Y.S. (2003). Asuhan keperawatan jiwa pada korban tindak kekerasan dalam
keluarga dan komunitas : bahan pengajaran mata ajaran keperawatan jiwa II. Tidak
dipublikasikan
 Nies, M.A & McEwen, Melanie. (2001). Community health nursing: promoting the health of
population. (3rd ed). Philadelphia: W.B. Saunders Company
 Shives, L.R. (1998). Basic concept psychiatric – mental health nursing. (4th ed). Philadelphia:
Lippincolt.
 Stuart, G.W. & Laraia, M.T. (2005). Principles and practice of psychiatric nursing. (7th edition).
St.Louis : Mosby
 Townsend, M.C. (2005). Essentials of psychiatric mental health nursing. (3rd ed.) Philadelphia:
F.A.Davis Company
 Tomey, A. M. (1998). Nursing theories and their work. (4th ed). St.Louis: Mosby

Anda mungkin juga menyukai