Laporan Transfer Daya Maksimum
Laporan Transfer Daya Maksimum
Disusun oleh:
Sumber
tegangan
Keterangan :
Rs I E = emf (tegangan sumber/
tegangan terminal)
Rb = Tahanan dalam sumber
(Terminal
Voltage)
RL Ri = Tahanan beban
emf I = Arus yang diberikan
sumber
Idealnya yang dikatakan sumber tegangan adalah suatu pencatu daya yang
mempunyai tegangan terminal konstan dan tidak tergantung dari banyaknya arus
yang dikeluarkan oleh sumber tegangan. Kondisi ini bias dicapai bila tahanan dalam
dari sumber sama dengan nol, dan tegangan keluarannya sama dengan tegangan
sumber (emf). Dalam kenyataannya, kita tidak pernah mendapatkan sumber
tegangan yang mempunyai tegangan nol, oleh karena itu tegangan keluarannya pasti
lebih kecil dari tegangan sumber itu sendiri. Hal ini disebabkan oleh kerugian
tegangan pada tahanan dalam sumber.
Sumber tegangan ideal
Penyaluran daya maksimum dari sumber ke beban dalam banyak hal sangat
dibutuhkan. Untuk menentukan kapan suatu sumber dapat menyalurkan daya
maksimal, dibutuhkan pemecahan secara matematis atau secara praktek.
E ¿ I RL+ I RS
¿ I ( RL+ RS)
E
I=
( RL+ RS)
2 E2
I = 2
( RL+ RS)
2 E2 . RL
I . RL=
(RL+ RS)2
E2 . RL
PL= 2
(RL+ RS)
RS = R sumber
RL = R beban
RS = RL
Gambar 3 Grafik daya maksimum
Secara matematis, PL = f ( RL) diatas mencapai harga maksimum bila turunan
pertamanya sama dengan nol.
E2 . RL
PL= 2
(RL+ RS)
d Pl ( RL+ RS ) . E 2−2 ( RL+ RS ) . E 2 . RL
= =0
d Rl ( RL+ RS)4
( RL+ RS )2 . E2−2 ( RL+ RS ) . RL. E2=0
( RL2+ 2 RL. RS+ RS2 ) . E2−2 ( RL+ RS ) . RL . E 2=0
E2 RL2 +2 E2 RL . RS+ E 2 RS2−2 RL 2 E2 −2 RL. RS E2=0
E2 RL2 + E2 RS=2 RL2 E2
E2 RS2−E2 RL2 =0
E2 RS2=E2 RL2
RS=RL (Kondisi Maksimum)
Pada pencatu daya arus AC keadaan hamper sama hanya tahanan dalamnya
yang mengandung reaktansi induktif
Sumber
tegangan
Xs I
Rs
V
RL
emf
E
|I |= 2 2
√ ( RL+ RS ) + XS
Daya yang diberikan ke RL :
E2 RL
PL=I 2 . RL= 2 2
( RL+ RS) + XS
dPL
Syarat maksimum =0
dRL
E 2 . RL
d PL
=
d
{ }
( RL+ RS)2 + Xs 2
d RL dRl
¿ E {( RS+ RL)2 Xs 2 }−¿ ¿
2
Yang diberikan beban tidak lepas dari soal efisiensi. Efisiensi (ȵ) adalah
perbandingan antara daya yang diterima beban dan daya yang diberikan oleh
pencatu daya.
PL
ȵ= x 100 %
Ps
Pl I 2 . Rl Rl
ȵ= = 2 = X 100 %
Ps I (Rs+ Rl) ( Rs+ Rl)
Rl
ȵ= x 100 %
(2 Rl )
ȵ=50 %( Kondisi Maksimum)
BAB II
ALAT DAN BAHAN
1. Baterai 1.5 V
3. 3 buah multimeter
4. Rheostat
BAB III
PROSEDUR PERCOBAAN
S
A
Rs
V
+
E = 1,5 V
_
2. Ukur arus, tegangan dan tahanan dalam beban dari gambar di atas dan
hasilnya masukan ke dalam tabel data percobaan, Tabel 1:
Catatan :a. Setiap mengatur tahanan beban, Saklar harus terbuka
b. Masing-masing percobaan tidak boleh lebih dari 10 detik
c. Tahanan beban diatur sampai tahanan terkecil (0,25 Ω)
AA
S Zc
RL
220 V 6V E
VV
4. Ukur arus, tegangan dan tahanan dalam beban dari gambar diatas dan
hasilnya masukkan ke dalam data percobaan, tabel 2 :
PL TERHADAP RL
1.4
1.2
0.8
PL
0.6
0.4
0.2
0
0 1 2 3 4 5 6
RL
Berdasarkan data diatas dapat kita ketahui bahwa transfer daya maksimum terjadi saat
RL = RS, ketika Rl = 3,30Ω dan RS = 0,13Ω dengan efisiensi 66,2%. Secara teori, efisiensi
dalam kondisi maksimum yaitu 50%. Hal ini menunjukkan perbedaan yang cukup
signifikan yang disebabkan oleh beberapa faktor seperti adanya tahanan dalam pada
alat ukur, tidak mengkalibrasi terlebih dahulu multimeter yang digunakan dan kurangnya
ketelitian praktikan dalam melakukan pengukuran (human error).
Tabel 2. Pencatu daya AC
RL1 RS = E/I – RL PS EFISENSI
E (V) I (A) V (V) RL = V/I (Ω) PL (Watt)
(Ω) (Ω) (Watt) (%)
1 6 2,05 3,2 1,56 1.36 4.20 10,75 39,07
1,5 6 1,85 3,41 1,84 1.40 5.13 9,92 51,71
1,8 6 1,93 3,5 1,81 1.30 6,70 11,54 58,06
2 6 1,85 3,5 1,89 1.35 6,84 11,46 59,68
2,2 6 1,55 4,1 2,64 1.23 5,28 8,24 64,08
2,5 6 1,33 4 3,01 1.50 4,42 7,07 62,52
3 6 1,18 4,1 3,47 1.61 4,17 6,42 64,95
5 6 0,85 4,7 5.53 1.53 3,61 4,71 76,64
7 6 0,67 4,02 6,00 2.95 3,14 4,46 70,40
PL TERHADAP RL
8
4
PL
0
1 2 3 4 5 6 7
RL
Pada data diatas kita dapatkan bahwa transfer daya maksimum terjadi saat RL = RS,
ketika Rl = 1,89Ω dan RS = 1,35Ω dengan efisiensi 59,68%. Secara teori, efisiensi dalam
kondisi maksimum yaitu 50%. Hal ini menunjukkan perbedaan yang cukup signifikan
yang disebabkan oleh beberapa faktor seperti adanya tahanan dalam pada alat ukur,
tidak mengkalibrasi terlebih dahulu multimeter yang digunakan dan kurangnya ketelitian
praktikan dalam melakukan pengukuran (human error).
4.2 Jawaban Pertanyaan/Problem
1. Tabel dapat dilihat di bab 4 data dan analisa
2. Berubah, karena tahanan mendapatkan aliran tegangan, dikarenakan
tegangan berbanding lurus dengan tahanan, semakin lama tegangan mengalir
melalui tahanan, maka tahanannya akan semakin besar pula.
3. Rangkaian 1:
E−V 1,9−2
Rs= = =−0,16 Ω
I 0,6
Rangkaian 2 :
E−V 6−3,5
Rs= = =1,35 Ω
I 1,85
4. RL = Zs
Zs = Rs + jXs
1,56 = 1,36 + jXs
jXs = 1,56 – 1,36
-1.Xs = 0,2
Xs = -0.2 Ω
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa transfer daya
maksimum terjadi jika nilai resistansi beban sama dengan nilai resistansi sumber,
baik dipasang secara seri dengan sumber tegangan ataupun dipasang secara pararel
dengan sumber arus dan nilai reaktansi sumber adalah negatif dari nilai reaktansi
beban.
6.2 Saran
1. Paham secara teori terlebih dahulu sebelum praktik
2. Dalam setiap melakukan percobaan, disarankan bekerja sesuai langkah kerja.
3. Mengenal cara pakai alat-alat terlebih dahulu sebelum praktik.
4. Gunakan alat sesuai kegunaannya.
5. Kerja sama tim sangat dibutuhkan.
6. Utamakan keselamatan, kebersihan dan kesehatan kerja.
7. Cek rangkaian sebelum dinyalakan,untuk menghindari sesuatu yang tidak
diinginkan.
8. Cek kabel terlebih dahulu sebelum digunakan.
9. Teliti dalam melakukan praktik