Disusun oleh :
RUBIAH. S, S.Pd.SD
NIP. 196903102000102001
1
LEMBAR PENGESAHAN
i
KATA PENGANTAR
Rubiah
ii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN....................................................................................i
KATA PENGANTAR...........................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
DAFTAR TABEL.................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................v
DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................vi
ABSTRAK............................................................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah...................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................4
C. Tujuan Penelitian..............................................................................5
D. Manfaat Penelitian............................................................................5
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................49
iii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Perhitungan Skor Perkembangan Individu............................................18
Tabel 2.2 Tingkat Penghargaan Kelompok...........................................................18
Tabel 3.1 Subjek Penelitian Siswa Kelas IV SD Negeri 002 sei Beduk................20
Tabel 3.2 Alokasi Waktu penelitian ......................................................................22
Tabel 3.3 Tabel Kriteria Ketuntasan Minimal.......................................................23
Tabel 4.1 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus 1...............................................30
Tabel 4.2 Hasil Aktivitas Siswa Siklus I..............................................................32
Tabel 4.3 Hasil tes Formatif Siswa Siklus I...........................................................34
Tabel 4.4 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus 1I..............................................38
Tabel 4.5 Hasil Aktivitas Siswa Siklus II..............................................................40
Tabel 4.3 Hasil tes Formatif Siswa Siklus II.........................................................42
iv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 3.1 Siklus PTK..........................................................................................25
v
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1:.............................................................................................................
vi
ABSTRAK
vii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
Pembelajaran matematika sebagai salah satu ilmu dasar, dewasa ini telah
berkembang amat pesat baik materi maupun kegunaannya dalam kehidupan se-
hari-hari . Penguasaan matematika secara baik sejak dini perlu ditanamkan se-
hingga konsep-konsep dasar matematika dapat diterapkan dengan tepat dalam ke-
hidupan sehari-hari. Dengan memakai konsep dasar matematika maka anak akan
memiliki bekal untuk menguak perkembangan ilmu dan teknologi yang berkem-
bang pesat dewasa ini. Terutama sekali pada anak pada tingkat Sekolah Dasar an-
tara usia 7 sampai 13 tahun.
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) di sekolah dasar memiliki arti penting
bagi siswa pada pembentukan pribadi warga negara yang memahami dan mampu
melaksanakan hak-hak dan kewajiban untuk menjadi warga negara Indonesia
yang cerdas, terampil dan berkarakter yang diamanatkan dalam Pancasila dan Un-
dang-Undang Dasar 1945 (Depdiknas, 2006:97-104).
Peran guru untuk membekali dan mengembangkan nilai sikap dan moral
pada diri siswa di sekolah dasar tentu sangat diperlukan. Namun pengembangan
nilai sikap dan moral pada diri siswa mustahil untuk dicapai apabila siswa tidak
memahami konsep- konsep tentang nilai dan moral itu sendiri. Konsep tentang ni-
lai sikap dan moral sesungguhnya telah termuat di dalam ruang lingkup mata pela-
jaran PKn fokus terhadap terbentuknya warga negara yang paham dan melak-
sanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warganegara Indonesia yang
terampil, cerdas serta berkarakter sesuai amanat Pancasila dan UUD 1945.
Berdasarkan hasil pengamatan peneliti lebih lanjut di SD Negeri 002 Sei
Beduk Kecamatan Sungai Beduk Kota Batam, hasil belajar siswa kelas Kelas IV
SD Negeri 002 Sei Beduk Kecamatan Sungai Beduk Kota Batam pada pembela-
jaran matematika pada materi pengukuran sudut masih tergolong rendah. Rendah-
nya hasil belajar siswa dapat peneliti lihat dari hasil nilai harian siswa pada se-
mester ganjil Tahun Pelajaran 2022/2023. Berdasarkan hasil nilai harian pelajaran
matematika materi pengukuran sudut dari 31 siswa, diperoleh siswa yang menda-
pat nilai di atas KKM 65, sebanyak 18 orang siswa (58%) dan yang mendapat ni-
lai di bawah KKM sebanyak 13 siswa (42%). Berarti hanya 18 orang siswa yang
sudah mencapai standar ketuntasan dan 13 siswa dinyatakan belum mencapai
3
standar ketuntasan yang diharapkan. Secara garis besar peneliti lihat bahwa ketun-
tasan belajar siswa pada pembelajaran matematika masih sangat rendah. Hal ini
disebabkan karena kecenderungan guru dalam memberikan pembelajaran kurang
melibatkan anak turut berinteraksi dan berpartisipasi dalam pembelajaran. Cara
pembelajaran guru cenderung monothon tidak ada variasi.
Berdasarkan hal tersebut peneliti mengidentifikasikan masalah yang di-
alami siswa. Dari beberapa masalah yang terjadi dalam pembelajaran yaitu:
1) Proses pembelajaran matematika yang dilakukan guru cenderung berpusat
pada guru dan kurangmelibatkan siswa aktif dalam belajar,
2) Guru cenderung hanya menggunakan metode ceramah dan pemberian tu-
gas,
3) Materi – materi yang diajarkan juga masih kurang dikaitkan dengan ke-
hidupan sehari – hari siswa,
4) Sumber belajar yang ada hanyalah guru pemberi informasi dan buku,
5) Guru masih belum menggunakan media pada pembelajaran matematika,
sehingga pada akhirnya hasil belajar siswa rendah.
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka dapat dianalisis yang men-
jadi akar permasalahan adalah penjelasan guru yang cenderung membuat siswa
bosan. Hal ini dikarenakan metode pembelajaran yang selama ini diterapkan oleh
guru kurang bervariatif, sehinggga siswa cenderung jenuh dan bosan bahkan tim-
bul kemalasan untuk mengikuti pembelajaran. Disamping itu guru kurag meli-
batkan siswa turut berpartisipasi dan interaksi diantara sesama siswa dalam
mengikuti pembelajaran matematika, sehingga siswa cenderung pasif dan kurang
termotivasi. Kekurangan media pembelajaran juga menjadi salah satu penyebab
siswa tidak tertsrik dalam pembelajaran matematika.
Untuk itu dalam hal ini guru yang sekaligus sebagai peneliti harus meng-
ganti metode pembelajaran agar hasil belajar siswa dalam mata pelajaran Matem-
atika tentang materi pengukuran sudut di Kelas IV SD Negeri 002 Sei Beduk Ke-
camatan Sungai Beduk Kota Batam dapat meningkat. Mungkin dengan menggu-
nakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Team Achievement
Divisions) siswa bisa belajar lebih aktif.
4
6
7
B. Pengertian Belajar
Belajar merupakan sebuah upaya dan proses yang di lakukan dalam setiap
individu untuk mendapatkan perubahan tingkah laku yang baik serta dalam bentuk
keterampilan, sikap dan pengetahuan sebagai suatu pengalaman dari berbagai ma-
teri yang telah di pelajari. Dibawah ini disampaikan beberapa definisi tentang be-
lajar menurut para ahli.
Belajar adalah proses perubahan prilaku berkat pengalaman dan latihan.
Artinya tujuan kegiatan adalah perubahan tingkah laku, baik yang menyangkut
pengetahuan, keterampilan maupun sikap, bahkan meliputi segenap aspek organ-
isme atau pribadi (Syaiful Bahri Djamarah dan Azwan Zain, 2015: 11). Menurut
A.M Sardiman (2016: 20), belajar mempunyai dua arti, yaitu arti luas dan arti ter-
batas/khusus. Dalam pengertian luas, belajar dapat di artikan sebagai kegiatan
psikofisik menuju ke perkembangan pribadi seutuhnya. Dalam arti sempit, belajar
dimaksudkan sebagai usaha penguasaan materi ilmu pengetahuan yang meru-
pakan sebagian kegiatan menuju terbentuknya kepribadian seutuhnya.
Berdasarkan beberapa pendapat diatas, dapat dikatakan bahwa belajar meru-
pakan usaha penguasaan pengetahuan, keterampilan dan sikap, yang menuju ter-
bentuknya kepribadian secara utuh.
Menurut Nana Sudjana (2016: 28) belajar adalah proses yang diarahkan
kepada tujuan, proses berbuat melalui berbagai pengalaman, melihat, mengamati
dan memahami sesuatu. Oemar Hamalik (2015: 37) berpendapat belajar adalah
suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkun-
gan.
Sedangkan menurut W.Gulo (2002: 8) belajar adalah suatu proses yang
berlangsung di dalam diri seseorang yang mengubah tingkah laku dalam berfikir,
bersikap dan berbuat.
Menurut Mulyono Abdurrahman (2003:37) “Hasil belajar adalah kemam-
puan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar”. Dalam kegiatan pem-
10
belajaran tujuan yang ingin dicapai ditentukan sebelumnya. Anak yang dikatakan
berhasil adalah mereka yang dapat mencapai tujuan-tujuan pelajaran yang telah
ditentukan sebelumnya.
Dimyati dan Mujiono (2012:3) memaparkan bahwa “Hasil belajar meru-
pakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar”. Hasil belajar
merupakan pencapaian tujuan pengajaran dan kemampuan mental siswa. Setelah
selesai mempelajari materi, diadakan evaluasi hasil belajar untuk mengetahui
tingkat pencapaian tujuan pembelajaran yang telah ditentukan sebelumnya, se-
belum dilanjutkan pada jenjang yang lebih tinggi.
Menurut Sudjana (Y.Padmono, 2010:37) menyatakan bahwa hasil belajar
adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa atau mahasiswa setelah ia
menerima pengalaman belajarnya.
Dari beberapa uraian di atas diketahui bahwa belajar adalah Berdasarkan
teori di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang
diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Hasil belajar merupakan pen-
guasaan berbagai macam keterampilan, pengetahuan setelah siswa memperoleh
pengalaman belajar. Dalam kegiatan pembelajaran tujuan yang ingin dicapai di-
tentukan sebelumnya. Anak yang dikatakan berhasil adalah mereka yang dapat
mencapai tujuan-tujuan pembelajaran yang telah ditentukan sebelumnya. Suatu
proses perubahan tingkah laku yang diarahkan pada tujuan mengubah tingkah
laku dalam berfikir, bersikap dan berbuat pada individu yang belajar. Jika
demikian, apakah ciri-ciri perubahan tingkah laku dalam pengertian belajar? Pe-
rubahan tingkah laku yang dimaksud adalah :
a. Perubahan terjadi secara sadar.
Seseorang yang belajar akan menyadari terjadinya perubahan itu atau
sekurang - kurangnya ia merasakan telah tejadi adanya suatu perubahan
dalam dirinya.
b. Perubahan dalam belajar bersifat kontinu dan fungsional.
Sebagai hasil belajar, perubahan yang terjadi dalam diri seseorang
berlangsung secara berkesinambungan, tidak statis. Satu perubahan yang ter-
11
jadi akan menyebabkan perubahan berikutnya dan akan berguna bagi kehidu-
pan ataupun proses belajar berikutnya.
c. Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif.
Dalam perbuatan belajar, perubahan-perubahan itu senantiasa bertambah
dan tertuju untuk memperoleh sesuatu yang lebih baik dari sebelumnya. Den-
gan demikian makin banyak usaha belajar itu dilakukan, makin banyak dan
makin baik perubahan yang diperoleh. perubahan yang bersifat aktif artinya
bahwa perubahan itu tidak terjadi dengan sendirinya melainkan karena usaha
individu scndiri.
d. Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara
Perubahan yang bersifat sementara atau temporer terjadi hanya untuk be-
berapa saat saja, seperti berkeringat, keluar air mata, bersin, menangis, dan
sebagainya, tidak dapat digolongkan sebagai perubahan dalam arti belajar.
Perubahan yang terjadi karena proses belajar bersifat menetap dan permanen.
Ini berarti bahwa tingkah laku yang terjadi setelah belajar akan bersifat mene-
tap.
e. Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah
Ini berarti bahwa perubahan tingkah laku itu terjadi karena ada tujuan
yang akan dicapai. Perbuatan belajar terarah kepada perubahan tingkah laku
yang benar - benar disadari. Misalnya seseorang yang belajar mengetik, se-
belumnya, sudah menetapkan apa yang mungkin dapat dicapai dengan belajar
mengetik, atau tingkat kecakapan mana yang dicapainya. Dengan demikian
perbuatan belajar yang dilakukan senantiasa terarah kepada tingkah laku yang
telah ditetapkannya.
f. Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku
Perubahan yang diperoleh seseorang setelah melalui suatu proses belajar
meliputi perubahan keseluruhan tingkah laku. Jika seorang belajar sesuatu,
sebagai hasilnya ia akan mengalami perubahan tingkah laku secara menyelu-
ruh dalam sikap, keterampilan, pengetahuan, dan sebagainya.
D. Pembelajaran Matematika di SD
Pembelajaran matematika di Sekolah Dasar memberikan arti penting bagi
perkembangan konsep berpikir anak. Dalam mempelajari matematika, siswa perlu
menghubungkan suatu konsep matematika dengan pengetahuan yang sudah
mereka miliki. Penekanan pada hubungan ini sangat diperlukan untuk kesatuan
dan kontinuitas konsep dalam matematika sekolah sehingga siswa dapat dengan
segera menyadari bahwa suatu konsep yang mereka pelajari memiliki persamaan
atau perbedaan dengan konsep yang sudah mereka pelajari.
Pembelajaran didefinisikan sebagai upaya untuk membelajarkan siswa (Ny-
oman S.Degeng, 2013:1). Bertolak dari devinisi tersebut pembelajaran dapat diar-
tikan sebagai suatu kegatan yang memberikan fasilitas belajar yang baik sehingga
terjadi proses belajar. Pemberian fasilitas belajar bagi siswa memerlukan suatu
strategi, yaitu strategi pembelajaran. Strategi pembelajaran matematika adalah
kegiaatan yang dipilih oleh pengajar (guru) dalam proses pembelajaran yang dapat
13
Tabel 2.1
Perhitungan Skor Perkembangan Individu
19
20
11 Avika Wulandari P
12 Aviona Wulandari P
16 Fitri Handayani P
18 Hamira Safitri P
19 Hanifa Zakiya P
B. Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di kelas IV SD Negeri 002 Sei Beduk Kecamatan
Sungai Beduk Kota Batam. Alasan pemilihan lokasi ini adalah peneliti mengajar
di SD Negeri 002 Sei Beduk tersebut dan lokasi SD ini berada Kecamatan Sungai
Beduk Kota Batam.
C. Waktu Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan pada Semester Ganjil tahun pela-
jaran 2022/2023. Penelitian ini dimulai pada bulan Oktober-November 2022.
21
Peneliti menentukan waktu tersebut dengan alasan siswa masih menerima waktu
belajar efektif, yang ditetapkan oleh SD Negeri 002 Sei Beduk Kecamatan Sungai
Beduk Kota Batam. Selain itu peneliti menetapkan bulan Oktober dan November
2023 sesuai dengan alokasi penelitian dan disejalankan dengan program penga-
jaran materi pecahan merupakan materi pelajaran pada semester genap. Untuk
lebih jelasnya berkaitan dengan alokasi/waktu pelaksanaan penelitian dapat dilihat
pada tabel berikut ini :
Tabel 3.2
Alokasi/waktu Pelaksanaan Penelitian
No Kegiatan Pembelajaran WaktuPelaksanaan
1 Mempersiapkan perangkat pembelajaran 5 Oktober 2022
2 Pelaksanaan penelitian siklus 1 14 Oktober 2022
3 Pelaksanaan penelitian siklus 2 17 Oktober 2022
4 Pengolahan hasil penelitian 21 Oktober 2022
2) Guru kelas IV SD Negeri 002 Sei Beduk Kecamatan Sungai Beduk Kota
Batam yang mengajar sebagai guru kelas.
3) Data dokumen meliputi daftar nilai kelas IV SD Negeri 002 Sei Beduk Keca-
matan Sungai Beduk Kota Batam mata pelajaran matematika dan observasi
aktivitas guru dan siswa dalam kegiatan pembelajaran.
F. Analisis Data
Data berupa hasil belajar matematika yang dianalisis dengan menggunakan
teknik analisis deskriptif dengan menentukan mean atau rata-rata. Adapun penya-
jian data kuantitatif yang berupa hasil belajar dianalisis dengan menentukan mean
atau rerata kelas. Penyajian data kuantitatif dipaparkan dalam bentuk persentase.
Adapun rumus persentase tersebut adalah sebagai berikut:
23
P=
n x 100 %
Keterangan:
Tabel 3.3
Tabel Kriteria Ketuntasan Minimal Belajar
Kriteria Ketuntasan Kualifikasi
> 65 Tuntas
< 65 Tidak Tuntas
Data kualitatif berupa data hasil observasi keaktifan siswa, dan aktivitas
guru dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD dianalisis dengan analisis
deskriptif kualitatif. Adapun data kualitatif dipaparkan dalam kalimat yang dip-
isah-pisahkan menurut kategori untuk memperoleh kesimpulan.
G. Prosedur Penelitian
Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas yang terdiri dari dua
siklus. Adapun tahapan-tahapan tindakan tiap siklus yang terdiri dari empat tahap,
yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Siklus I akan dijadikan
sebagai acuan terhadap pelaksanaan tindakan siklus II. Siklus II akan silaksanakan
apabila terdpat kekurangna pada siklus I. Dalam penelitian ini, siklus II akan tetap
dilaksanakan sebagai penguatan apabila siklus I telah mencapai target.
24
Pelaksanaan
Siklus I
Refleksi Pelaksanaan
Siklus II
Pengamatan
A. Hasil Penelitian
Pada bab ini dipaparkan hasil penelitian tindakan kelas “Penerapan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Teams Achievement Division) Un-
tuk Meningkatkan Hasil belajar Siswa Pada Pelajaran Matematika Materi Pen-
gukuran sudut Kelas IV SD Negeri 002 Sei Beduk Kecamatan Sungai Beduk Kota
Batam”. Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas di IV SD Negeri 002 Sei Beduk
Kecamatan Sungai Beduk Kota Batam dilakukan pada tanggal 14 November sam-
pai dengan 21 November 2022, dengan jadwal rincian sebagai berikut:
1) Tanggal 14 November 2022 mata pelajaran Matematika Ulangan Harian
Siklus I
2) Tanggal 17 November 2022 mata pelajaran Matematika Ulangan Harian
Siklus II
Data penelitian yang diperoleh berupa pengamatan aktivitas siswa dan guru
saat kegiatan belajar mengajar berlangsung, dan data tes formatif siswa pada se-
tiap siklus.
Data lembar observasi diambil dari dua pengamatan yaitu data pengamatan
Aktivitas siswa saat pembelajaran berlangsung dan aktivitas guru dalam men-
gelola model pembelajaran kooperatif tipe STAD yang digunakan untuk menge-
tahui bagaimana penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam
meningkatkan hasil belajar siswa.
Data tes formatif atau ulangan harian digunakan untuk mengetahui ketun-
tasan belajar minimal, serta untuk mengetahui tingkat keberhasilan belajar siswa
setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.
Adapun tahapan – tahapan yang dilakukan dalam pelaksanaan model pem-
belajaran kooperatif tipe STAD ini yaitu :
1. Siklus I
a. Tahap Perencanaan
27
28
Adapun data hasil observasi aktivitas yang diperoleh dalan penelitian siklus
I ini adalah sebagai berikut :
1) Hasil observasi aktivitas guru dalam mengelola pembelajaran dengan
model pembelajaran kooperatif Tipe STAD siklus I.
Tabel 4.1
Hasil Observasi Aktivitas Guru dalam Mengelola Pembelajaran Dengan
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Siklus I
PENILAIAN
NO ASPEK YANG DIAMATI
1 2 3 4
Kegiatan Awal
√
1. Salam dan Do’a
1 √
2. Memberikan Pretest
√
3. Menyampaikan Tujuan Pembelajaran
√
√
Kegiatan Inti
√
2 1. Menjelaskan Materi pengukuran sudut
√
2. Membagi siswa menjadi 5 kelompok
√
3. Membagikan lembar tugas
√
4. Mengamati kegiatan siswa
√
5. Mendengarkan presentasi siswa
√
6. Menyimpulkan hasil diskusi
7. Memberi kesempatan siswa untuk bertanya
8. Meluruskan kesalahpahaman dan memberi
penguatan
30
Kegiatan Akhir √
4 Pengelolaan Waktu √
Jumlah
53
Prosentase
70,7 %
Tabel 4.2
Hasil Observasi Aktivitas Siswa Selama Proses Pembelajaran Dengan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Siklus I
PENILAIAN
NO ASPEK YANG DIAMATI
1 2 3 4
Kegiatan Awal
1. Siswa menjawab salam √
1 2. Mengerjakan Pretest dari guru √
3. Mendengarkan tujuan pembelajaran yang √
dijelaskan guru
Kegiatan Inti
1. Siswa mendengarkan dan memperhatikan √
penjelasan guru tentang pengukuran sudut
2. Siswa melaksanakan instruksi guru untuk
2 pembentukan kelompok, dan dibagi 6 √
kelompok
3. Siswa mengerjakan tugas guru secra kelom- √
pok sesuai instruksi guru
4. Siswa aktif melakukan kegiatan dalam √
kelompok
5. Siswa berpartipasi dalam presentasi kelom- √
pok √
6. Siswa mendengarkan kesimpulan hasil
diskusi dari guru √
7. Siswa bertepuk tangan ketika ada temannya
yang menerima penguatan dari guru
32
√
Kegiatan Akhir
√
3 4. Mendengarkan kesimpulan dari guru
√
5. Mengerjakan evaluasi
6. Berdo’a bersama-sama
4 Pengelolaan Waktu √
Jumlah
51
Prosentase
68 %
Nilai = 51 X 100 = 68 %
75
Tabel 4.3
33
Berdasarkan tabel 4.3 hasil tes formatif pada siklus I dapat dijelaskan bahwa
dengan menerapkan model Pembelajaran kooperatif tipe STAD diperoleh nilai
rata – rata siswa yaitu 61,3 dan ketuntasan belajar baru mencapai 61,3 % atau ada
19 siswa yang tuntas belajar dari 31 siswa. Hal ini menunjukkan bahwa pada sik-
lus I ini secara klasikal siswa belum tuntas belajar, karena siswa yang memper-
oleh nilai di atas KKM 65 hanya sebesar 61,3 % lebih kecil dari prosentase ketun-
tasan yang dikehendaki yaitu 80 %. Hal ini disebabkan siswa masih kurang
mampu memahami dari materi yang disampaikan, dan perlu diperbaiki untuk
tahap selanjutnya.
d. Refleksi
Adapun hasil diskusi yang diperoleh dari siklus I adalah sebagai berikut.
Keberhasilan dan kegagalan yang terjadi pada siklus I adalah :
1) Hasil pengamatan peneliti terhadap aktifitas guru, dalam kegiatan pembela-
jaran baru mencapai kriteria keberhasilan 70,7% berada dalam katagori baik.
Ini berarti bahwa kriteria keberhasilan aktifitas guru mata pelajaran Matem-
atika dalam pembelajaran pada siklus I belum tercapai, karena skor maksimum
adalah 75.
2) Hasil pengamatan peneliti terhadap aktifitas siswa dalam kegiatan pembela-
jaran baru mencapai kreteria keberhasilan 68 %. Berada dalam kategori cukup
baik. Ini berarti bahwa kreteria keberhasilan siswa dalam pembelajaran dalam
siklus I belum tercapai, karena skor maksimum 75, akan tetapi masih perlu dit-
ingkatkan untuk mencapai kategori baik atau sangat baik.
3) Hasil evaluasi tes formatif pada siklus I rata-rata 61,3. Sedangkan nilai stan-
dart kompetensi minimal mata pelajaran matematika adalah minimal dengan
nilai 65. Dimana nilai ketuntasan baru mencapai 61,3%. Hal ini berarti siswa
kurang berhasil dalam mencapai standart nilai yang telah ditetapkan.
4) Ada beberapa anak yang masih kesulitan melakukan diskusi dan menjawab
soal – soal evaluasi. Dalam diskusi masih didominasi oleh anak-anak yang
memiliki kemampuan tinggi, sehingga perlu adanya bimbingan secara individu
35
bagi semua siswa dan khususnya bagi semua siswa yang berkemampuan ren-
dah.
5) Guru kurang baik dalam memotivasi siswa untuk bekerja sama dalam kelom-
pok
6) Dari beberapa hasil pengamatan selama penelitian, peneliti bersama guru mata
pelajaran Matematika menyimpulkan bahwa pelaksanaan tindakan selama sik-
lus I belum berhasil dengan baik, untuk itu perlu ditingkatkan dan diulang pada
tindakan siklus II.
Untuk memperbaiki kelemahan dan mempertahankan keberhasilan yang
telah dicapai pada siklus I, maka pada pelaksanaan siklus II dapat dibuat peren-
canaan sebagi berikut :
1. Memberikan motivasi kepada kelompok agar lebih aktif dan kompak lagi
dalam pembelajaran
2. Lebih intensif lagi dalam membimbing dan mengarahkan kelompok yang
mengalami kesulitan.
3. Memberi penguatan terhadap jawaban siswa
2. Siklus II
Pada pelaksanaan siklus II ini dilaksanakan 1 kali pertemuan yaitu pada
tanggal 17 November 2022, selama 2 x jam pelajaran ( 2x35 menit). Sebagai
acuan pelaksanaan tindakan ini, guru perpedoman dari hasil refleksi siklus I.
a. Tahap Perencanaan
Pada tahap perencanaan siklus II ini didasarkan pada perencanaan yang ter-
dapat pada siklus I. Pada siklus II ini peneliti lebih meningkatkan kegiatan pembe-
lajaran.
Adapaun persiapan – persiapan yang dilakukan oleh peneliti yaitu memper-
siapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari Rencana Pelaksanaan Pembela-
jaran (RPP), materi, lembar kerja,soal tes formatif dan instrumen observasi aktivi-
tas guru dan siswa serta alat – alat yang diperlukan.
b. Tahap Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan siklus II ini peneliti dibantu oleh guru mata pela-
jaran Matematika. Proses pembelajarannya mengacu pada rencana pelaksanaan
36
pembelajaran siklus I, sehingga pada siklus ini bisa lebih baik dari siklus I. Ada-
pun kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan meliputi kegiatan awal, kegiatan
inti, dan kegiatan penutup.
Pada kegiatan awal ini di awali dengan berdoa bersama-sama, kemudian di-
lanjutkan dengan apersepsi yaitu tanya jawab dari materi yang telah disampaikan.
Kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dan
menyampaikan metode pembelajaran yang akan digunakan sehingga siswa berse-
mangat untuk mengikuti pelajaran.
Kegiatan inti di mulai dengan guru mengulas materi tentang pengukuran
sudut dengan bantuan media pembelajaran yang ada di papan tulis. Kemudian
guru memberikan contoh tentang beberapa benda pengukuran sudut dan memben-
tuk siswa menjadi 6 kelompok. Selanjutnya membagikan lembar kerja pada mas-
ing – masing kelompok. Siswa melakukan diskusi tentang pengukuran sudut dan
hasil diskusinya dipresentasikan di depan kelas. Hal ini di lakukan untuk melatih
keberanian dalam diri siswa.
Kegiatan penutup di lakukan untuk mengambil kesimpulan bersama – sama
antara guru dan siswa dari pembelajaran yang telah dilakukan. Kemudian di akhiri
dengan pemberian soal kepada siswa.
Dengan demikian proses kegiatan pembelajaran selesai, peneliti bersama
guru mata pelajaran Matematika berdiskusi tentang pelaksanaan siklus II.
c. Tahap Observasi atau Pengamatan
Adapun data hasil observasi aktivitas yang diperoleh dalan penelitian siklus
II ini adalah sebagai berikut :
Tabel 4.4
Hasil Observasi Aktivitas Guru dalam Mengelola Pembelajaran Dengan
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Siklus II
PENILAIAN
NO ASPEK YANG DIAMATI
1 2 3 4
37
Kegiatan Awal
√
1. Salam dan Do’a
1 √
2. Appersepsi
√
3. Menyampaikan Tujuan Pembelajaran
Kegiatan Inti
√
1. Menjelaskan Materi pengukuran sudut
√
2 2. Membagi siswa menjadi 6 kelompok
√
3. Membagikan lembar tugas kepada siswa
√
perkelompok
√
4. Mengamati kegiatan siswa
√
5. Mendengarkan presentasi siswa pada tiap
√
kelompok
6. Menyimpulkan hasil diskusi
√
7. Memberi kesempatan siswa untuk bertanya
8. Meluruskan kesalahpahaman dan memberi
penguatan
Kegiatan Akhir
√
1. Menyimpulkan materi pelajaran
√
3 2. Memberikan evaluasi
√
3. Mengakhiri kegiatan belajar mengajar den-
√
gan berdo’a bersama
4. Memberikan PR
4 Pengelolaan Waktu √
Jumlah
62
Prosentase
82,7 %
38
Tabel 4.5
Hasil Observasi Aktivitas Siswa Selama Proses Pembelajaran Dengan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Siklus II
PENILAIAN
NO ASPEK YANG DIAMATI
1 2 3 4
Kegiatan Awal
1. Siswa menjawab salam √
1 2. Menjawab appersepsi dari guru √
3. Mendengarkan tujuan pembelajaran yang √
dijelaskan guru
2 Kegiatan Inti
1. Siswa mendengarkan dan memperhatikan √
penjelasan guru tentang pengukuran sudut
2. Siswa melaksanakan instruksi guru untuk
pembentukan kelompok, dan dibagi 6 √
kelompok
3. Siswa mengerjakan tugas guru secra kelom- √
pok sesuai instruksi guru
4. Siswa aktif melakukan kegiatan dalam √
39
kelompok √
5. Siswa berpartipasi dalam presentasi kelom- √
pok
6. Siswa mendengarkan kesimpulan hasil
diskusi dari guru √
7. Siswa bertepuk tangan ketika ada temannya
yang menerima penguatan dari guru
Kegiatan Akhir √
4. Berdo’a bersama-sama
4 Pengelolaan Waktu √
Jumlah
59
Prosentase
78,7 %
Tabel 4.6
Hasil Tes Formatif Siswa Siklus II
Keterangan
No Nama Siswa Nilai
Tuntas Tidak Tuntas
1 Abiyu Nawal Aghla Mulyadi 65 √
2 Adelia Puspita Sari 70 √
3 Adytia Allmusaleh 70 √
4 Afinas 70 √
5 Ahmad Safiul Izzan 80 √
6 Aldo 70 √
7 Alya Muna Ummi W 75 √
8 Andrin Kevin Gea 70 √
9 Apriadi 75 √
10 Aurellia 75 √
11 Avika Wulandari 65 √
12 Aviona Wulandari 50 √
13 Batama Simon Sibarani 65 √
14 Edry Muazam Shah 70 √
15 Ester Manullang 65 √
16 Fitri Handayani 60 √
17 Gisel Malani Hutauruk 70 √
18 Hamira Safitri 70 √
19 Hanifa Zakiya 70 √
20 Ibnu Fatih Zakaria 75 √
21 Kaira Dewi 60 √
22 Muhammad Akbar 75 √
23 Muhammad Afif 70 √
24 Muhammad AL Hadi 75 √
25 Muhammad Syafiqu Rohman 70 √
26 Mulia Safitri 65 √
27 Natasha Ramadhani 80 √
28 Renault Syaripudin 75 √
41
29 Reno 75 √
30 Rosyid Ahmad 80 √
31 Suhandi 75 √
Jumlah 2180 2 29
Rata-Rata 70,3
Prosentase Ketuntasan 93,5%
Berdasarkan tabel 4.6 hasil tes formatif pada siklus II diperoleh nilai rata –
rata 70,3 dan ketuntasan belajar mencapai 93,5% atau ada 38 siswa yang tuntas
belajar. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada siklus II secara klasikal siswa su-
dah tuntas belajar, karena siswa yang memperoleh nilai > 65 sebesar 93,5 % lebih
besar dari prosentase ketuntasan yang dikehendaki yaitu 80 %, sehingga penelitian
ini sudah tuntas pada siklus II.
Dengan demikian dapat dijelaskan bahwa dengan menerapkan metode
model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada mata pelajaran Matematika ke-
las IV SD Negeri 002 Sei Beduk Kecamatan Sungai Beduk Kota Batam pada ma-
teri pengukuran sudut memperoleh hasil yang lebih baik dari sebelumnya.
d. Refleksi
1. Hasil pengamatan peneliti terhadap aktifitas guru dalam mempertahankan dan
meningkatkan suasana pembelajaran yang mengarah pada model pembelajaran
kooperatif tipe STAD, telah mencapai kriteria keberhasilan 82,7 % berada
dalam kategori sangat baik. Ini berarti bahwa kriteria keberhasilan aktifitas
guru mata pelajaran Matematika dalam pembelajaran pada siklus II telah
berhasil dengan baik.
2. Aktivitas siswa dalam Proses Belajar Mengajar sudah mengarah ke model
pembelajaran kooperatif tipe STAD secara lebih baik. Siswa mampu memban-
gun kerjasama dalam kelompok untuk memahami materi yang diberikan oleh
guru.
3. Hasil pengamatan peneliti terhadap aktifitas siswa dalam kegiatan pembela-
jaran telah mencapai kriteria keberhasilan 78,7 %. Berada dalam katagori baik.
Ini berarti bahwa kriteria keberhasilan siswa dalam pembelajaran dalam siklus
II telah berhasil dengan baik.
42
4. Hasil evaluasi tes formatif 2 pada siklus II rata-rata 70,3. Sedangkan nilai stan-
dart kompetensi minimal mata pelajaran matematika adalah minimal dengan
nilai 65. Dimana nilai ketuntasan telah mencapai 93,5%. Hal ini berarti siswa
telah berhasil dalam mencapai standar nilai yang telah ditetapkan.
5. Pada saat pembelajaran siklus II suasana sudah banyak terjadi perubahan,
karena kegiatan kerja kelompok dalam materi pengukuran sudut, semua siswa
berpartisipasi aktif untuk menyelesaikan tugas yang diberikan.
6. Dalam kegiatan presentasi hasil diskusi siswa yang tadinya masih malu-malu
dan kurang aktif menjadi lebih aktif karena motivasi guru dan teman kelom-
poknya, sehingga mereka menjadi lebih percaya diri.
7. Pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD ternyata
membawa dampak positif terhadap aktifitas belajar siswa.
8. Siswa semakin akrab dan sudah berani bertanya kepada teman kelompoknya
atau gurunya apabila ada hal-hal yang belum dimengerti.
9. Dari beberapa hasil pengamatan selama penelitian, peneliti bersama guru mata
pelajaran Matematika menyimpulkan bahwa pelaksanaan tindakan selama sik-
lus II sudah berhasil dengan baik, untuk itu tidak perlu lagi diulang pada tin-
dakan siklus yang ke tiga.
B. Pembahasan
1. Siklus I
a. Ketuntasan Hasil belajar Siswa
Melalui hasil peneilitian ini menunjukkan bahwa penerapan model pembela-
jaran kooperatif tipe STAD memiliki dampak positif terhadap hasil belajar
Matematika siswa kelas IV SD Negeri 002 Sei Beduk Kecamatan Sungai Beduk
Kota Batam. Hal ini dapat dilihat dari semakin meningkatnya pemahaman dan
penguasaan siswa terhadap materi yang telah disampaikan guru selama ini. Dari
hasil penelitian sebelum menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD
yaitu baru 61,3 % pada siklus I.
b. Aktivitas Guru dan Siswa Dalam Pembelajaran
43
Hasil observasi aktivitas guru dalam kegiatan belajar mengajar pada siklus I
masih tergolong rendah dengan perolehan skor 53 atau 70,7% sedangkan skor ide-
alnya adalah 75. Ini belum sesuai dengan harapan karena indikator keberhasilan
tercapai bila aktivitas guru mencapai 85%. Hal ini terjadi karena guru kurang per-
siapan dalam pembelajaran, kurang memberikan motivasi dan kurangnya kebi-
asaan menggunakan media.
Begitu juga dalam hasil observasi siswa, siswa belum terbiasa dengan pem-
belajaran menggunakan media dan diskusi antar siswa/antara siswa dengan guru,
sehingga siswa masih bingung dalam pembelajaran tersebut. Hal ini dikuatkan
juga dari nilai hasil observasi aktivitas siswa dalam proses pembelajaran Matem-
atika dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD yaitu 51 atau 68 % masih
tergolong kategori cukup baik. Padahal nilai idealnya adalah 85%.
2. Siklus II
a. Ketuntasan Hasil belajar Siswa
Melalui hasil peneilitian ini menunjukkan bahwa penerapan model pembela-
jaran kooperatif tipe STAD memiliki dampak positif terhadap hasil belajara
Matematika siswa kelas IV SD Negeri 002 Sei Beduk Kecamatan Sungai Beduk
Kota Batam. Hal ini dapat dilihat dari semakin meningkatnya pemahaman dan
penguasaan siswa terhadap materi yang telah disampaikan guru selama ini (ketun-
tasan belajar meningkat dari siklus I dan II) yaitu dari 61,3% menjadi 93,5%. Pada
siklus II ketuntasan belajar siswa secara klasikal telah tercapai.
b. Aktivitas Guru dan Siswa Dalam Pembelajaran
Dalam proses belajar mengajar dapat dilihat dari aktivitas siswa dan guru
yang mengalami peningkatan, aktivitas siswa meningkat dari skor perolehan 68 %
pada siklus I, menjadi 78,7 % pada siklus II.
Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas siswa dalam proses pembela-
jaran Matematika dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD yang paling
dominan adalah bekerja dengan menggunakan alat/media, mendengarkan / mem-
perhatikan penjelasan guru, dan saling kerjasama antar siswa/antara siswa. Jadi
dapat dikatakan bahwa aktivitas siswa dapat dikategorikan aktif.
44
Aktivitas Guru meningkat dari skor perolehan 70,7 % pada siklus I, menjadi
82,7 % pada siklus II. Untuk aktivitas guru selama pembelajaran telah melak-
sanakan langkah-langkah modl pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan baik.
Hal ini terlihat dari aktivitas guru yang muncul di antaranya aktivitas membimb-
ing dan mengamati siswa dalam mengerjakan kegiatan, menjelaskan dengan
menggunakan media, memberi umpan balik, evaluasi, tanya jawab dimana presen-
tase untuk aktivitas di atas cukup besar.
Berdasarkan dari hasil temuan penelitian di atas menunjukkan bahwa ada
pengaruh yang signifikan terhadap aktifitas siswa dan hasil belajar Matematika
materi pengukuran sudut pada siswa kelas IV SD Negeri 002 Sei Beduk Keca-
matan Sungai Beduk Kota Batam setelah dilakukan intervensi dengan menggu-
nakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Dalam penelitian ini peneliti
menggunakan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD untuk
meningkatkan hasil belajar Matematika materi pengukuran sudut pada siswa kelas
IV SD Negeri 002 Sei Beduk Kecamatan Sungai Beduk Kota Batam.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan pada hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan pada siswa
kelas IV SD Negeri 002 Sei Beduk Kecamatan Sungai Beduk Kota Batam pada
mata pelajaran Matematika materi pengukuran sudut dengan menerapkan model
pembelajaran kooperatif tipe STAD, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Upaya untuk meningkatkan hasil belajar Matematika materi pengukuran
sudut siswa kelas IV SD Negeri 002 Sei Beduk Kecamatan Sungai Beduk
Kota Batam dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD
telah dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: a) penyampa-
ian tujuan, b) pembagian kelompok, c) penyampaian materi, d) belajar di
dalam kelompok, e) pemberian tes, dan f) pemberian penghargaan.
2. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan
hasil belajar siswa dalam pembelajaran Matematika materi pengukuran sudut
kelas IV SD Negeri 002 Sei Beduk Kecamatan Sungai Beduk Kota Batam
tahun pelajaran 2022/2023. Hal ini tampak dari hasil ulangan siswa pada kon-
disi awal yaitu nilai rata - pada siklus I belum ada peningkatan yaitu 61,3
dengan persentase siswa yang mencapai KKM 65 baru 61,3 % dan pada sik-
lus II meningkat menjadi 70,3 dengan persentase siswa yang mencapai KKM
93,5 %.
B. Saran
Berdasarkan hasil pembahasan dan kesimpulan dari penelitian perbaikan
pembelajaran ini, penulis memberikan saran sebagai berikut:
1. Kepada Guru Sekolah Dasar, khususnya Guru SD Negeri 002 Sei Beduk
Kecamatan Sungai Beduk Kota Batam, agar mempertimbangkan pembe-
rian materi pembelajaran dengan berbagai macam strategi dan metode,
salah satunya model pembelajaran kooperatif tipe STAD.
45
46
DAFTAR PUSTAKA
A.M, Sardiman (2016). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : PT.
Raja Grafindo
Abu Achmadi dan Narbuko Cholid. (2013). Metodologi Penelitian. Jakarta: Bumi.
Aksara
Dimyati & Mudjiono. (2013). Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Endang Setyo dan Sri Harmini. (2011). Matematika Untuk PGSD. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya
Robert E. Slavin. (2005), Cooperative Learning: Teori, Riset dan Praktik, Ban-
dung: Nusa Media