Anda di halaman 1dari 8

Nama : Tyara Mustika

Npm : 203403516087

Prodi : Akuntansi

RANGKUMAN

DEPENDENT PERSONAL

Pasal 15 P3B (Perjanjian Pajak Berganda) mengatur perpajakan layanan pribadi


tanggungan. Berikut adalah ringkasan ketentuan utamanya:

Pasal 15: Layanan Pribadi Tanggungan

1. Aturan Umum:
• Gaji, upah, dan upah serupa yang diperoleh oleh penduduk negara pihak pada
persetujuan (SPDN) untuk pekerjaan hanya dikenakan pajak di negara tempat tinggal
mereka, kecuali pekerjaan tersebut dilakukan di negara pihak lainnya.
• Contoh: Jika Bapak Candra, seorang penduduk Indonesia, bekerja di Indonesia,
Indonesia memiliki hak eksklusif untuk memajaki penghasilannya. Namun, jika dia
bekerja di negara bagian lain yang melakukan kontraktor, negara bagian itu dapat
mengenakan pajak atas penghasilannya.

2. Pengecualian untuk Aturan Umum:


• Jika SPDN bekerja di negara pihak lain, remunerasi mereka dapat dikenakan pajak di
negara tempat tinggal mereka dalam kondisi tertentu :
a. SPDN hadir di negara bagian lain selama kurang dari 183 hari dalam periode
dua belas bulan.
b. Remunerasi dibayarkan oleh majikan non-residen di negara bagian lain.
c. Remunerasi tidak ditanggung oleh bentuk usaha tetap atau basis tetap majikan
di negara bagian lain.
• Contoh: Bapak Anand, seorang SPDN India, bekerja di Indonesia kurang dari 183 hari,
dan penghasilannya dibayar oleh majikan non-Indonesia. Indonesia tidak dapat
mengenakan pajak atas penghasilannya jika syarat-syarat ini dipenuhi.

3. Aturan Khusus untuk Pekerjaan di Atas Kapal atau Pesawat Udara:


• Remunerasi untuk pekerjaan di atas kapal, pesawat terbang dalam lalu lintas
internasional, atau kapal dalam transportasi saluran air pedalaman dapat dikenakan
pajak di negara pihak pada kontrak di mana manajemen perusahaan yang efektif berada.
• Contoh: Bapak Aiman, seorang SPDN Indonesia, bekerja di pesawat yang dioperasikan
oleh perusahaan dengan manajemen yang efektif di Negara A. Penghasilannya dapat
dikenakan pajak di Negara A, dan Indonesia, sebagai negara tempat tinggalnya,
memberikan keringanan dari pajak berganda melalui kredit pajak.

INDEPENDENT PERSONAL

Pasal 14 Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda (P3B) mengenai Jasa Pribadi


Independen memberikan ketentuan bahwa pendapatan yang diperoleh oleh penduduk suatu negara
hanya dikenai pajak di negara tersebut. Namun, ada pengecualian jika individu tersebut memiliki
tempat tetap di negara lain untuk menjalankan kegiatannya, atau jika tinggal di negara lain selama
total 183 hari atau lebih dalam periode 12 bulan.

Contoh penerapan Pasal 14:

1. Tempat Tetap (Subclause a):

• Jika seseorang memiliki tempat tetap yang tersedia secara teratur di negara lain untuk
menjalankan kegiatannya, maka negara tersebut berhak mengenakan pajak atas
pendapatan yang dapat diatribusikan kepada tempat tetap tersebut.
• Contoh: Seorang konsultan IT yang memiliki kantor sewa di luar negeri untuk
memberikan layanan konsultasi secara teratur.

2. Tinggal Lebih dari 183 Hari (Subclause b):


• Jika seseorang tinggal di negara lain selama lebih dari 183 hari dalam periode 12 bulan,
negara tersebut dapat mengenakan pajak atas pendapatan yang diperoleh dari kegiatan
yang dilakukan di negara tersebut.
• Contoh: Seorang penulis lepas yang tinggal di luar negeri selama lebih dari 183 hari
dalam satu tahun fiskal untuk menyelesaikan proyek penulisan bukunya.

3. Definisi Jasa Profesional (Klausul 2):

• Jasa profesional mencakup kegiatan ilmiah, sastra, seni, pendidikan, atau pengajaran
yang independen, serta kegiatan dokter, pengacara, insinyur, arsitek, dokter gigi, dan
akuntan.
• Contoh: Seorang seniman yang mendapatkan penghasilan dari penjualan karyanya di
luar negeri dan tidak terikat oleh hubungan kerja.

ARTIST DAN OLAHRAGAWAN

Pajak P3B, yang diatur dalam Pasal 17, mengenai penghasilan seniman dan olahragawan,
memberikan dasar hukum untuk pengenaan pajak di Negara Pihak (Negara Sumber) atas
penghasilan yang diterima oleh seniman atau olahragawan dari kegiatan pribadi mereka yang
dilakukan di Negara lain (Negara Domisili). Berikut rangkuman dan contoh penerapannya:

1. Pengenaan Pajak:

• Penghasilan seniman atau olahragawan dari kegiatan pribadi mereka di Negara


Domisili dapat dikenai pajak di Negara Sumber.
• Berlaku terlepas dari ketentuan Pasal 14 dan Pasal 15 yang mengatur pengenaan pajak
pada umumnya.

2. Contoh Penerapan:
• Seniman Musik di Negara A: Blu Erni Liv, seorang musisi dari Negara A, mengadakan
pertunjukan di Indonesia (Negara B). Penghasilan yang diterimanya dari pertunjukan
tersebut dapat dikenai pajak di Indonesia sesuai dengan ketentuan Pasal 17.
• Penerimaan Penghasilan oleh Orang Lain: Jika penghasilan dari kegiatan seniman atau
olahragawan tidak diterima oleh mereka sendiri, tetapi oleh orang lain, Negara Domisili
dapat tetap mengenakan pajak atas penghasilan tersebut.

3. Penghasilan yang Diterima oleh Orang Lain:

• Jika penghasilan dari kegiatan seniman atau olahragawan tidak langsung diterima oleh
mereka, tetapi oleh pihak lain, Negara Sumber dapat tetap mengenakan pajak atas
penghasilan tersebut.

4. Contoh Penerapan :

• Penghasilan Tertangguh ke Star-Company: Misalnya, Tuan Faidzin (Negara A)


melakukan pertunjukan di Negara B, dan penghasilannya dibayarkan kepada star-
company di Negara C. Meskipun penghasilan tersebut tertangguh ke pihak lain, Negara
B tetap berhak mengenakan pajak atas penghasilan Tuan Faidzin berdasarkan ketentuan
P3B.

Catatan Tambahan:

Pengecualian dan Batasan: Pasal 17 ini tidak termasuk penghasilan dari kegiatan-
kegiatan selain pertunjukan, seperti royalti dari penjualan rekaman dan penghasilan dari iklan. Hal
ini mungkin diatur oleh Pasal lain, seperti Pasal 12 (Royalti) atau Pasal 7 (Laba Usaha).

Pajak P3B memberikan landasan hukum untuk mengenakan pajak atas penghasilan
seniman dan olahragawan yang berperforma atau berkompetisi di Negara lain, memastikan bahwa
Negara Domisili dan Negara Sumber dapat memajaki sebagian dari penghasilan yang diperoleh
dalam konteks kegiatan artistik atau olahraga tersebut.
DIRECTOR

Pasal 16 dari suatu perjanjian pajak mengatur tentang pembagian hak pemajakan terkait
dengan penghasilan yang diterima oleh individu yang merupakan anggota Dewan Direksi (Board
of Directors) atau pejabat manajerial level atas (top-level managerial officials) suatu perusahaan
di negara mitra.

1. Directors' Fees:

• Deskripsi: Pasal ini memungkinkan negara tempat tinggal anggota Dewan Direksi
mengenakan pajak atas imbalan yang diterima oleh individu tersebut dari perusahaan
yang berlokasi di negara mitra.
• Contoh Penerapan: Seorang direktur dari perusahaan di Negara A, yang juga
merupakan anggota Dewan Direksi dari perusahaan di Negara B, dapat dikenai pajak
atas imbalan yang diterimanya dari perusahaan di Negara B.

2. Top-Level Managerial Remuneration:

• Deskripsi: Pasal ini memungkinkan negara tempat tinggal individu yang menjabat
dalam posisi manajemen level atas di perusahaan di negara mitra untuk mengenakan
pajak atas penghasilan yang diterima oleh individu tersebut.
• Contoh Penerapan: Seorang manajer level atas dari perusahaan di Negara A yang
mengepalai kebijakan umum perusahaan di Negara B dapat dikenai pajak atas
penghasilannya oleh Negara B.

3. Pengertian "Fees and Other Similar Payments":

• Deskripsi: Istilah ini mencakup berbagai pembayaran yang diterima oleh anggota
Dewan Direksi, seperti opsi saham, asuransi kesehatan, asuransi jiwa, dan fasilitas
penggunaan rumah dinas atau kendaraan dinas.
• Contoh Penerapan: Opsi saham atau fasilitas lainnya yang diterima oleh seorang
direktur dari perusahaan di Negara A dari perusahaan di Negara B dapat dianggap
sebagai "fees and other similar payments."
PENSIUNAN

Pasal 18 dalam konteks P3B (Penghindaran Pajak Berganda) mengatur tentang perlakuan
pajak terhadap pembayaran pensiun dan imbalan sejenis yang diterima oleh seorang penduduk
suatu negara. Terdapat dua alternatif, yaitu Alternatif A dan Alternatif B, yang menentukan
bagaimana hak pemajakan dibagi antara negara tempat pensiunan tinggal (Negara Domisili) dan
negara tempat dana pensiun berasal (Negara Sumber).

Alternatif A:

• Pensiun yang dibayarkan kepada penduduk suatu negara hanya dapat dikenai pajak di
Negara Domisili.
• Namun, pembayaran pensiun yang berasal dari skema jaminan sosial suatu negara, bagian
ketatanegaraan, atau pemerintah daerah, hanya dapat dikenai pajak di Negara Sumber.

Contoh penerapannya:

Mr. Frans, seorang penduduk Negara A, menerima pensiun dari Negara B atas pekerjaan masa
lampau di Negara B. Berdasarkan Pasal 18 Alternatif A, hak pemajakan atas pensiun tersebut ada
di Negara A.

Alternatif B:

• Pensiun dapat dikenai pajak di Negara Domisili atau Negara Sumber, tergantung pada
ketentuan dalam P3B.
• Negara Sumber juga dapat mengenakan pajak jika pembayaran dilakukan oleh penduduk
atau badan usaha tetap di Negara Sumber.

Contoh penerapannya:
Mr. Frans, seorang penduduk Negara A, menerima pensiun dari Negara B atas pekerjaan masa
lampau di Negara B. Berdasarkan Pasal 18 Alternatif B, Negara B memiliki hak untuk memajaki
pensiun tersebut, meskipun Negara A juga dapat melakukannya tergantung pada ketentuan P3B.

Poin Penting:

• Kedua alternatif memberikan fleksibilitas dalam pembagian hak pemajakan antara Negara
Domisili dan Negara Sumber.
• Penerimaan dari skema jaminan sosial umumnya hanya dapat dikenai pajak di Negara
Sumber.

KESIMPULAN

Rangkuman di atas yang saya buat membahas beberapa aspek perpajakan internasional
yang berkaitan dengan berbagai jenis individu, termasuk Dependent Personal, Independent
Personal, Artist dan Olahragawan, Director, serta Pensiunan. Berikut kesimpulan dari rangkuman
tersebut:

1. Dependent Personal (Pasal 15 P3B):

• Pendapatan layanan pribadi tanggungan, seperti gaji dan upah, dikenai pajak di negara
tempat tinggal, kecuali jika pekerjaan dilakukan di negara lain.
• Ada pengecualian jika SPDN hadir di negara lain selama kurang dari 183 hari,
remunerasi dibayarkan oleh majikan non-residen, dan tidak terkait dengan bentuk
usaha tetap.

2. Independent Personal (Pasal 14 P3B):

• Pendapatan individu hanya dikenai pajak di negara tempat tinggal, kecuali jika
memiliki tempat tetap atau tinggal di negara lain selama lebih dari 183 hari dalam 12
bulan.
• Pajak berlaku untuk tempat tetap yang tersedia secara teratur dan tinggal lebih dari 183
hari.

3. Artist dan Olahragawan (Pasal 17 P3B):

• Penghasilan seniman dan olahragawan dari kegiatan di negara lain dapat dikenai pajak
di negara tersebut.
• Penerimaan oleh orang lain juga dapat dikenai pajak di negara sumber, memberikan
dasar hukum untuk memajaki sebagian penghasilan artistik atau olahraga tersebut.

4. Director (Pasal 16):

• Anggota Dewan Direksi dan manajer level atas dapat dikenai pajak atas imbalan dan
penghasilan mereka di negara mitra.
• Pembayaran tambahan seperti opsi saham juga termasuk dalam "fees and other similar
payments."

5. Pensiunan (Pasal 18 P3B):

• Ada dua alternatif dalam pembagian hak pemajakan terkait pembayaran pensiun:
Alternatif A dan Alternatif B.
• Alternatif A: Pensiun hanya dikenai pajak di Negara Domisili, kecuali berasal dari
skema jaminan sosial, bagian ketatanegaraan, atau pemerintah daerah.
• Alternatif B: Fleksibilitas dalam pemajakan antara Negara Domisili dan Negara
Sumber.

Rangkuman di atas memberikan gambaran tentang prinsip-prinsip perpajakan internasional


yang mencakup berbagai jenis pendapatan dan individu. Prinsip-prinsip ini dirancang untuk
mencegah pajak berganda dan memberikan dasar hukum untuk pembagian hak pemajakan antara
negara tempat tinggal dan negara sumber.

Anda mungkin juga menyukai