Oleh :
DEPARTEMEN KEPERWATAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2024
FORMAT PENGKAJIAN LANSIA
ADAPTASI TEORI MODEL CAROL A MILLER
1. IDENTITA :
S KLIEN
Nama : Ny. S. Jenis kelamin L /P
Umur : 72 Tahun Status Perkawinan : Menikah
Agama : Islam
Alamat asal : Kepanjen, Malang
2 DATA :
. KELUARG
A
Nama : .....................................................................................................................
.............
Hubungan : .....................................................................................................................
.............
Pekerjaan : .....................................................................................................................
.............
Alamat : ...................................................................Telp : .......................................
............
3 STATUS KESEHATAN SEKARANG :
.
Keluhan utama: Nyeri tengkuk dan lutut, jantung berdebar, mudah lelah
Pengetahuan, usaha yang dilakukan untuk mengatasi keluhan: Minum obat dan tidur
Obat-obatan:Amlodipine (tidak rutin, hanya diminum saat merasa sakit)
FUNGSI FISIOLOGIS
1. Kondisi Umum
Ya Tidak
Kelelahan : √
Perubahan BB : √
Perubahan nafsu : √
makan
Masalah tidur : √
Kemampuan ADL : √
KETERANGAN : Ny. S mengatakan mudah lelah dan jantungnya
berdebar saat beraktifitas, sulit tidur dan sering
terbangun pada malam hari
2. Integumen
Ya Tidak
Lesi / luka : √
Pruritus : √
Perubahan pigmen : √
Memar : √
Pola penyembuhan lesi : √
KETERANGAN : Tidak ditemukan masalah integumen pada Ny. S
3. Hematopoetic
Ya Tidak
Perdarahan abnormal : √
Pembengkakan kel. : √
Limfe
Anemia : √
KETERANGAN : Tidak ditemukan masalah hematopoetic pada Ny. S
4 Kepala
.
Ya Tidak
Sakit kepala : √
Pusing : √
Gatal pada kulit : √
kepala
KETERANGAN : Ny. S mengatakan tidak ada sakit kepala maupun gatal pada kulit kepala
5 Mata
.
Ya Tidak
Perubahan : √
penglihatan
Pakai kacamata : √
Kekeringan mata : √
Nyeri : √
Gatal : √
Photobobia : √
Diplopia : √
Riwayat infeksi : √
KETERANGAN : Ny. S mengatakan matanya kabur dan berair, dari hasil pengkajian, Ny S
tidak menggunakan kaca mata, tidak bisa melihat jarak jauh
6. Telinga
Ya Tidak
Penurunan pendengaran : √
Discharge : √
Tinitus : √
Vertigo : √
Alat bantu dengar : √
Riwayat infeksi : √
Kebiasaan membersihkan : √
telinga
Dampak pada ADL :
KETERANGAN : Ny. S mengatakan tidak terdapat masalah pada
pendengarannya, dari hasil pengkajian, Ny S dapat
berespon dengan baik katas pertanyaan yang
diajukan perawat
7. Hidung sinus
Ya Tidak
Rhinorrhea : √
Discharge : √
Epistaksis : √
Obstruksi : √
Snoring : √
Alergi : √
Riwayat infeksi : √
KETERANGAN : Ny. S mengatakan tidak terdapat masalah pada hidungnya, tidak
ada flu/pilek
8. Mulut, tenggorokan
Ya Tidak
Nyeri telan : √
Kesulitan menelan : √
Lesi : √
Perdarahan gusi : √
Caries : √
Perubahan rasa : √
Gigi palsu : √
Riwayat Infeksi : √
Pola sikat gigi :
KETERANGAN : Ny. S mengatakan sikat gigi 2x sehari, sehabis makan
Dari hasil pengkajian, didapatkan data bahwa tidak
terdapat masalah gangguan menelan/makan pada klien
9. Leher
Ya Tidak
Kekakuan : √
Nyeri tekan : √
Massa : √
KETERANGAN : Ny. S mengatakan mempunyai riwayat tiroid dan sakit di tengkuk,
dari hasil pengkajian tidak terdapat lesi/massa di leher, tidak ada
kekakuan
10 Pernafasan
.
Ya Tidak
Batuk : √
Nafas pendek : √
Hemoptisis : √
Wheezing : √
Asma : √
KETERANGAN : Ny. S mengatakan tidak ada batuk ataupun asma, RR =
18x/menit. Tidak ada suara nafas tambahan
11. Kardiovaskuler
Ya Tidak
Chest pain : √
Palpitasi : √
Dipsnoe : √
Paroximal nocturnal : √
Orthopnea : √
Murmur : √
Edema : √
KETERANGAN : Ny. S mengatakan jantungnya berdebar, N:
112x/m
TD : 154/115 mmHg, klien kadang merasa nyeri
jika aktivitas berlebih misalkan setelah
mengikuti senam
12. Gastrointestinal
Ya Tidak
Disphagia : √
Nausea / vomiting : √
Hemateemesis : √
Perubahan nafsu : √
makan
Massa : √
Jaundice : √
Perubahan pola BAB : √
Melena : √
Hemorrhoid : √
Pola BAB : 1x/hari
KETERANGAN : Ny. S mengatakan tidak ada perubahan pada pencernaannya
13 Perkemihan
.
Ya Tidak
Dysuria : √
Hesitancy : √
Urgency : √
Hematuria : √
Poliuria : √
Oliguria : √
Nocturia : √
Inkontinensia : √
Nyeri berkemih : √
Pola BAK : 4-6x/hari
KETERANGAN : Ny. S mengatakan bahwa tidak ada masalah pada BAKnya
14 Reproduksi (laki-laki)
.
Ya Tidak
Lesi :
Disharge :
Testiculer pain :
Testiculer massa :
Perubahan gairah sex :
Impotensi :
Reproduksi
(perempuan)
Lesi : √
Discharge : √
Postcoital bleeding : √
Nyeri pelvis : √
Prolap : √
Riwayat menstruasi : Menarche sekitar usia 15 tahun menopouse sekitar usia 50
tahun
Aktifitas seksual : √
Pap smear : √
KETERANGAN : Ny. S mengatakan tidak ada masalah pada reprodukinya.
Klien sudah tidak aktif dalam aktivitas seksual
15 Muskuloskeletal
.
Ya Tidak
Nyeri Sendi : √
Bengkak : √
Kaku sendi : √
Deformitas : √
Spasme : √
Kram : √
Kelemahan otot : √
Masalah gaya berjalan : √
Nyeri punggung : √
Pola latihan : Senam pagi
Dampak ADL : Mudah lelah
KETERANGAN : Ny. S mengatakan lututnya terkadang nyeri dan ngilu,
khususnya jika setelah mengikuti kegiatan senam pagi. Dari
hasil pengkajian didapatkan skala nyeri 6. Klien tampak
meringis dengan mengelus lututnya, tidak ada bengkak pada
persendian, tidak ada riwayat asam urat. Klien berjalan pelan
tapi tidak menggunakan alat bantu.
16 Persyarafan
.
Ya Tidak
Headache : √
Seizures : √
Syncope : √
Tic/tremor : √
Paralysis : √
Paresis : √
Masalah memori : √
KETERANGAN : Tangan Ny.S tampak tremor
6. LINGKUNGAN :
Kamar : Tempat tidur Ny.S bersih dan rapi, terdapat alat ibadah di berupa sajadah
dan mukenah di atas kasur.
Kamar mandi : Kamar mandi bersih, tidak licin dan pada pagian pintu terdapat
lubang yag berfungsi untuk mengurangi risiko jatuh
Luar rumah : Diluar kamar atau di area luar kamar bersih, terdapat pegangan
tangan di sepanjang jalan untuk memudahkan berjalan
7. FAKTOR-FAKTOR RESIKO
A. Stresor
Stresor fisiologis : Ny. S mengatakan bahwa penglihatannya menurun
Stresor Psikologis: Ny. S mengatakan bahwa tidak punya siapa siapa lagi
B. Kebiasaan Lansia
Hobi/kegemaran : Ny.S mengatakan hobi bersih-bersih
Kebiasaan positif : Ny. S mengatakan bahwa senang mengikuti kegiatan di
panti werda seperti senam dan bimbingan sosial maupun rohani
Kebiasaan negatif : Ny. S malas bersosialisasi
C. Pengetahuan
Pengetahuan lansia tentang kesehatan : Kesehatan merupakan hal yang sangat
penting, jika sakit harus minum obat.
D. Riwayat Pengobatan dan efek samping
Jenis pengobatan: Amlodipine & Propanolol
Efek samping obat: Tidak ada
1. Kemampuan ADL
2. Aspek Kognitif
3. Pemenuhan Kebutuhan Tidur
4. Resiko Jatuh
5. Kecemasan, GDS
6. Status Nutrisi lansia
7. APGAR
8. KEMAMPUAN ADL
Tingkat kemandirian dalam kehidupan sehari-hari (Indeks Barthel)
No Kriteria Tidak Dengan Mandiri Skor
mampu Bantuan Yang
Didapat
1 Makan 0 5 10 10
2 Mandi (menyeka tubuh, menyiram) 0 5 5
3 Membersihkan diri (cuci muka, menyisir rambut, 0 5 5
gosok gigi)
4 Mengenakan pakaian 0 5 10 10
5 Berpindah berbaring ke duduk, atau sebaliknya 0 5-10 15 15
Skor 5= dengan bantuan mayor (1 atau 2
orang)
Skor 10= dengan bantuan minor (verbal/fisik)
6 Berjalan di permukaan datar (jika tidak bisa, 0 5-10 15 15
dengan kursi roda )
Skor 5= ketergantungan kursi roda, termasuk
pegangan
Skor 10= berjalan dengan bantuan 1 orang
(verbal/fisik)
7 Naik turun tangga 0 5 10 10
8 Penggunaan toilet 0 5 10 10
9 Kontrol bowel (BAB) 0 5 10 10
10 Kontrol Bladder (BAK) 0 5 10 10
TOTAL 100 100
Interpretasi
0-20 : ketergantungan penuh
21-61 : ketergantungan berat/sangat tergantung
62-90 : ketergantungan sedang
91-99 : ketergantungan ringan
100 : mandiri
INDEKX KATZ
SKORE KRITERIA
A Kemandirian dalam hal makan, kontinen, berpindah, ke kamar kecil, berpakaian dan
kekamar mandi
B Kemandirian dalm semua aktivitas hidup sehari-hari, kecuali satu dari hal tersebut
diatas
C Kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari-hari, kecuali mandi, dan satu fungsi
tambahan
D Kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari-hari, kecuali mandi, berpakaian dan
satu fungsi tambahan
Lain-lain Tergantung pada sedikitnya dua fungsi, tetapi tidak dapat diklasifikasikan sebagai C,
D, E atau F
Ny. S termasuk A yaitu kemandirian dalam hal makan, kontinen, berpindah, ke kamar
kecil, berpakaian dan kekamar mandi.
ASPEK KOGNITIF
MMSE (Mini Mental Status Exam) untuk mengukur status kognitif lansia
Total nilai 30 30
Interpretasi hasil :
Kesimpulan:
24 – 30 : tidak ada gangguan kognitif
Ny. S tidak memiliki gangguan kognitif
18 – 23 : gangguan kognitif sedang
0 - 17 : gangguan kognitif berat
SPMSQ (Short Portable Mental Status Questionnaire) untuk mengukur fungsi kognitif
Interpretasi :
Salah 0-3 : Fungsi intelektual utuh
Salah 4-5 : Fungsi intelektual kerusakan ringan
Salah 6-8 : Fungsi intelektual kerusakan sedang
Salah 9-10 : Fungsi intelektual kerusakan berat
KUESIONER KUALITAS TIDUR
The Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) untuk mengukur kualitas tidur
PENILAIAN PSQI
Komponen :
1. Kualitas tidur subyektifàDilihat dari pertanyaan nomer 9
0 = sangatbaik
1 = baik
2 = kurang
3 = sangatkurang
2. Latensi tidur (kesulitan memulai tidur) à total skor dari pertanyaan nomer 2 dan 5a
Pertanyaan nomer 2
≤ 15 menit = 0
16-30 menit = 1
31-60 menit = 2
> 60 menit = 3
Pertanyaan nomer 5a:
Tidak pernah =0
Sekali seminggu = 1
2 kali seminggu = 2
>3 kali seminggu = 3
Jumlahkan skor pertanyaan nomer 2 dan 5a, dengan skor dibawah ini:
Skor 0 =0
Skor 1-2 = 1
Skor 3-4 = 2
Skor 5-6 = 3
3. Lama tidur malamàDilihat dari pertanyaan nomer 4
> 7 jam = 0
6-7 jam = 1
5-6 jam = 2
< 5 jam = 3
4. Efisiensi tiduràPertanyaan nomer 1,3,4
Efisiensitidur= (# lama tidur/ # lama di tempat tidur) x 100%
# lama tidur – pertanyaan nomer 4
# lama di tempat tidur – kalkulasi respon dari pertanyaan nomer 1 dan 3
Jika di dapat hasil berikut, maka skornya:
> 85 % = 0
75-84 % = 1
65-74 % = 2
< 65 % = 3
5. Gangguan ketika tidur malamàPertanyaan nomer 5b sampai 5j
Nomer 5b sampai 5j dinilai dengan skor dibawah ini:
Tidakpernah =0
Sekali seminggu = 1
2 kali seminggu = 2
>3 kali seminggu= 3 2X
Jumlahkan skor pertanyaan nomer 5b sampai 5j, dengan skor dibawah ini:
Skor 0 =0
Skor 1-9 =1
Skor 10-18 =2
Skor 19-27 =3
6. Menggunakan obat-obat tiduràPertanyaan nomer 6
Tidak pernah = 0
Sekali seminggu = 1
2 kali seminggu = 2
>3 kali seminggu= 3
7. Terganggunya aktifitas di siang hariàPertanyaan nomer 7 dan 8
Pertanyaan nomer 7:
Tidak pernah = 0
Sekali seminggu = 1
2 kali seminggu = 2
>3 kali seminggu= 3
Pertanyaan nomer 8:
Tidak antusias = 0
Kecil =1
Sedang =2
Besar =3
Jumlahkan skor pertanyaan nomer 7 dan 8, dengan skor di bawahini:
Skor 0 =0
Skor 1-2 = 1
Skor 3-4 = 2
Skor 5-6 = 3
2 22/11/2023 19
Interpretasi hasil:
Interpretasi hasil:
Usia Normal Keterangan
60-69 7,9 (+/- 0,9)
70-79 7,7 (+/- 2,3) Hasil TUG tidak
normal/risiko jatuh
80-89 Tanpa alat bantu : 11,0 (+/- 2,2)
Dengan alat bantu : 19,9 (+/- 6,4)
≥90 Tanpa alat bantu : 14,7 (+/- 7,9)
Dengan alat bantu : 19,9 (+/-2,5)
Keterangan
4= Mampu melakukan aktifitas dengan lengkap
3= Mampu melakukan aktifitas dengan bantuan
2= Mampu melakukan aktifitas dengan bantuan maksimal
1= Tidak mampu melakukan aktifitas
Nilai:
42-54= Mampu melakukan aktifitas
28-41= Mampu melakukan aktifitas dengan sedikit bantuan
14-27= Mampu melakukan aktifitas dengan bantuan maksimal
14 = Tidak mampu melakukan
Geriatric Depression Scale
Pengkajian Depresi
Jawaban
No Pertanyaan
Ya Tdk Hasil
1. Anda puas dengan kehidupan anda saat ini 0 1 0
2. Anda merasa bosan dengan berbagai aktifitas dan kesenangan 1 0 1
3. Anda merasa bahwa hidup anda hampa / kosong 1 0 0
4. Anda sering merasa bosan 1 0 1
5. Anda memiliki motivasi yang baik sepanjang waktu 0 1 0
8. Anda takut ada sesuatu yang buruk terjadi pada anda 1 0 1
7. Anda lebih merasa bahagia di sepanjang waktu 0 1 0
8. Anda sering merasakan butuh bantuan 1 0 0
9. Anda lebih senang tinggal dirumah daripada keluar melakukan 1 0 0
sesuatu hal
10. Anda merasa memiliki banyak masalah dengan ingatan anda 1 0 0
11. Anda menemukan bahwa hidup ini sangat luar biasa 0 1 0
12. Anda tidak tertarik dengan jalan hidup anda 1 0 0
13. Anda merasa diri anda sangat energik / bersemangat 0 1 0
14. Anda merasa tidak punya harapan 1 0 0
15. Anda berfikir bahwa orang lain lebih baik dari diri anda 1 0 1
Jumlah 4
(Geriatric Depressoion Scale (Short Form) dari Yesafage (1983) dalam Gerontological
Nursing, 2006)
Interpretasi :
Jika Diperoleh skore 5 atau lebih, maka diindikasikan depresi
STATUS NUTRISI
Pengkajian determinan nutrisi pada lansia:
Total score 2
(American Dietetic Association and National Council on the Aging, dalam Introductory
Gerontological Nursing, 2001)
Interpretasi:
0 – 2 : Good
3 – 5 : Moderate nutritional risk
6≥ : High nutritional risk
FUNGSI SOSIAL LANSIA
Alat Skrining yang dapat digunakan untuk mengkaji fungsi sosial lansia
1. Saya puas dengan bantuan yang saya terima dari keluarga ADAPTATION 1
(teman-teman) saya pada waktu sesuatu mengganggu saya
Fisiologis Respirasi
DS :
- Jantung pasien
berdebar debar
- Pasien kadang
merasakan nyeri dada
ketika selesai
melakukan aktivitas
berlebih
Eliminasi
Aktivitas dan
DO : (D.0055) Gangguan
Istirahat
Pola Tidur
- Butuh waktu lebih
dari 2 jam untuk tidur
- Tidur hanya 3-4 jam
DS :
Neurosensori DO :
- Tidak memakai
kaca mata dan
tidak bisa melihat
jauh
- Tangan tremor
DS :
- Tangan pasien
tampak tremor
- Pasien mengatakan
matanya berair dan
penglihatannya
kabur
Reproduksi dan
Seksualitas
Nyeri dan
Psikologis DO : (D.0077) Nyeri Akut
Kenyamanan
- Nyeri tengkuk dan
lutut
- Nyeri pada lutut
jika berdiri lama
- Skala nyeri 6
setelah melakukan
senan pagi
DS :
- Pasien mengeluh
nyeri pada lutut
setelah melakukan
aktivtas berat
seperti senam pagi
Integritas Ego
Pertumbuhan dan
Perkembangan
DS :
- Paisen mengatakan
sudah tidak
mempunyai sapa-
sapa lagi
Keamanan dan
Lingkungan DO : (D.0143) Risiko
Proteksi
Jatuh
- Klien berusia 72
tahun
- Hasil TUG klien
menunjukkan
risiko jatuh
DS :
- Klien mengatakan
sering lelah setelah
melakukan
aktifitas
- Klien mengatakan
matanya kabur dan
berair
DS : Degeneratif fungsi
musculoskeletal
- Pasien mengeluh
nyeri pada lutut ↓
setelah melakukan
aktivtas berat Nyeri pada lutut jika
seperti senam pagi berdiri terlalu lama
Nyeri akut
- Pasien kadang ↓
merasakan nyeri
dada ketika Aktifitas simpatik
selesai melakukan berlebihan
aktivitas berlebih
- Jantung pasien ↓
berdebar debar
Beban kerja jantung
menurun
↓
Palpitasi, Takikardia
DS :
Terbangun terlalu dini
- Pasien tidak
mampu tidur ↓
selama 30 setelah
berbaring Gangguan pola tidur
- Sering terbangun
di tengah malam
atau terlalu dini
DS :
Malas berinteraksi sosial
- Paisen
mengatakan ↓
sudah tidak
mempunyai Isolasi sosial
sapa-sapa lagi
5. Usia 72 tahun Risiko Jatuh
DO :
- Klien berusia ↓
72 tahun
- Hasil TUG Kekuatan otot menurun
klien
menunjukkan ↓
risiko jatuh
Nyeri lutut
DS :
- Klien ↓
mengatakan
sering lelah Risiko Jatuh
setelah
melakukan
aktifitas
- Klien
mengatakan
matanya kabur
dan berair
Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri Kronis b.d Gangguan fungsi metabolik d.d klien tampak meringis dan
mengelus lututnya
2. Risiko Penurunan Curah Jantung b.d perubahan irama jantung d.d jantung berdebar
saat beraktivitas
3. Gangguan Pola Tidur b.d kurang kontrol tidur d.d sulit tidur dan sering terbangun si
malam hari
4. Isolasi Sosial b.d Menarik diri d.d pasien malas bersosialisasi
5. Risiko jatuh b.d kekuatan otot menurun
3. Rencara Keperawatan
Terapeutik
Berikan Teknik
nonfarmakologis
untuk mengurangi
nyeri (mis: TENS,
hypnosis, akupresur,
terapi music,
biofeedback, terapi
pijat, aromaterapi.
Teknik imajinasi
terbimbing, kompres
hangat/dingin, terapi
bermain)
Kontrol lingkungan
yang memperberat
rasa nyeri (mis: suhu
ruangan,
pencahayaan,
kebisingan)
Fasilitasi istirahat
dan tidur
Pertimbangkan jenis
dan sumber nyeri
dalam pemilihan
strategi meredakan
nyeri
Edukasi
Jelaskan penyebab,
periode, dan pemicu
nyeri
Jelaskan strategi
meredakan nyeri
Anjurkan
memonitor nyeri
secara mandiri
Anjurkan
menggunakan
analgesik secara
tepat
Ajarkan Teknik
farmakologis untuk
mengurangi nyeri
Kolaborasi
Kolaborasi
pemberian
analgetik, jika perlu
Terapeutik
Posisikan pasien
semi-fowler atau
fowler dengan kaki
ke bawah atau posisi
nyaman
Berikan diet jantung
yang sesuai (mis:
batasi asupan kafein,
natrium, kolesterol,
dan makanan tinggi
lemak)
Gunakan stocking
elastis atau
pneumatik
intermitten, sesuai
indikasi
Fasilitasi pasien dan
keluarga untuk
modifikasi gaya
hidup sehat
Berikan terapi
relaksasi untuk
mengurangi stress,
jika perlu
Berikan dukungan
emosional dan
spiritual
Berikan oksigen
untuk
mempertahankan
saturasi oksigen >
94%
Edukasi
Anjurkan
beraktivitas fisik
sesuai toleransi
Anjurkan
beraktivitas fisik
secara bertahap
Anjurkan berhenti
merokok
Ajarkan pasien dan
keluarga mengukur
berat badan harian
Ajarkan pasien dan
keluarga mengukur
intake dan output
cairan harian
Kolaborasi
Kolaborasi
pemberian
antiaritmia, jika
perlu
Rujuk ke program
rehabilitasi jantung
Terapeutik
Modifikasi
lingkungan (mis:
pencahayaan,
kebisingan, suhu,
matras, dan tempat
tidur)
Batasi waktu tidur
siang, jika perlu
Fasilitasi
menghilangkan
stress sebelum tidur
Tetapkan jadwal
tidur rutin
Lakukan prosedur
untuk meningkatkan
kenyamanan (mis:
pijat, pengaturan
posisi, terapi
akupresur)
Sesuaikan jadwal
pemberian obat
dan/atau Tindakan
untuk menunjang
siklus tidur-terjaga
Edukasi
Jelaskan pentingnya
tidur cukup selama
sakit
Anjurkan menepati
kebiasaan waktu
tidur
Anjurkan
menghindari
makanan/minuman
yang mengganggu
tidur
Anjurkan
penggunaan obat
tidur yang tidak
mengandung
supresor terhadap
tidur REM
Ajarkan faktor-
faktor yang
berkontribusi
terhadap gangguan
pola tidur (mis:
psikologis, gaya
hidup, sering
berubah shift
bekerja)
Ajarkan relaksasi
otot autogenic atau
cara nonfarmakologi
lainnya
Terapeutik
Orientasikan
ruangan pada pasien
dan keluarga
Pastikan roda
tempat tidur dan
kursi roda selalu
dalam kondisi
terkunci
Pasang handrail
tempat tidur
Atur tempat tidur
mekanis pada posisi
terendah
Tempatkan pasien
berisiko tinggi jatuh
dekat dengan
pantauan perawat
dari nurse station
Gunakan alat bantu
berjalan (mis: kursi
roda, walker)
Dekatkan bel
pemanggil dalam
jangkauan pasien
Edukasi
Anjurkan
memanggil perawat
jika membutuhkan
bantuan untuk
berpindah
Anjurkan
menggunakan alas
kaki yang tidak licin
Anjurkan
berkonsentrasi untuk
menjaga
keseimbangan tubuh
Anjurkan
melebarkan jarak
kedua kaki untuk
meningkatkan
keseimbangan saat
berdiri
Ajarkan cara
menggunakan bel
pemanggil untuk
memanggil perawat
DAFTAR PUSTAKA
Ilmi, M. N., Saraswati, R., & Hartono, H. (2019, October). Analisis Asuhan Keperawatan
Gerontik dengan Masalah Keperawatan Utama Gangguan Pola Tidur dengan Senam
Yoga di Desa Sidoharum Kecamatan Sempor Kabupaten Kebumen. In Prosiding
University Research Colloquium (pp. 331-339).
Ixora, S.K.N. (2017) ‘BUKU MODUL ASUHAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING LEARNING MODEL PROBLEM
BASED INSTRUCTURE’, Lincolin Arsyad, 3(2), pp. 1–46. Available at:
http://journal.stainkudus.ac.id/index.php/equilibrium/article/view/1268/1127.
Kartikasari, R. (2019). Latihan Keseimbangan Untuk Menurunkan Resiko Jatuh Pada
Asuhan Keperawatan Gerontik. DIII Keperawatan.
Lusia, D. P. (2019). ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA LANSIA NY. A
DENGAN GANGGUAN POLA TIDUR SERTA PENERAPAN SENAM ERGONOMIS
UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS TIDUR DI RW 03 KELURAHAN UJUNG
GURUN KECAMATAN PADANG BARAT KOTA PADANG TAHUN 2019 (Doctoral
dissertation, Universitas Andalas).
Mahiansyah, S. (2023). ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA DENGAN MASALAH
KEPERAWATAN RESIKO JATUH (Doctoral dissertation, Universitas
Muhammadiyah Ponorogo).
Sandy, A. J. N., & Supriyanti, E. (2023). Penerapan Senam Tera Untuk Mengurangi Resiko
Penurunan Curah Jantung Pada Lansia Dengan Hipertensi. PROSIDING AKADEMI
KEPERAWATAN WIDYA HUSADA SEMARANG, 5(1), 34-38.
Saputri, U. M. (2019). ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA DENGAN MASALAH
KEPERAWATAN GANGGUAN POLA TIDUR DI DESA TANJUNGSARI
KECAMATAN BOYOLANGU KABUPATEN TULUNGAGUNG. ASUHAN
KEPERAWATAN LANSIA DENGAN MASALAH KEPERAWATAN GANGGUAN
POLA TIDUR DI DESA TANJUNGSARI KECAMATAN BOYOLANGU
KABUPATEN TULUNGAGUNG.
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia Edisi I Cetakan
II. Jakarta : Dewan pengurus Pusat Persatuan Perawata Nasional Indonesia
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia Edisi I
Cetakan II. Jakarta : Dewan pengurus Pusat Persatuan Perawata Nasional Indonesia
WIJIASTUTI, E. (2023). LAPORAN STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN
GERONTIK DENGAN DIAGNOSA HIPERTENSI PADA NY. H DI BPSTW
ABIYOSO YOGYAKARTA (Doctoral dissertation, UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH KLATEN).