MODUL AJAR
60 menit
ii. Pengetahuan
No Teknik Bentuk Instrumen Butir Instrumen
iii. Keterampilan
3 Aplikasi Wordwall
Tujuan Pembelajaran
PENCEMARAN UDARA
1. Melalui penugasan, diskusi, dan pengamatan peserta didik menganalisis (C4) penyebab pencemaran
udara denaga benar
2. Melalui penugasan, diskusi, dan pengamatan Memecahkan (C4) setiap permasalahan dan dapat
memberikan solusi yang tepat dalam permasalahan tersebut dengan benar
3. Melalui penugasan, diskusi, dan pengamatan peserta didik dapat merancang (C6) upaya mencegah
dan mengatasi pencemaran udara dengan tepat
Petunjuk Kerja
PENCEMARAN UDARA
1. Tuliskan identitas pada kolom yang telah disediakan
2. Sebelum mengerjakan, bacalah petunjuk LKPD
3. Cermatilah artikel yang disajikan pada LKPD
4. Jawablah setiap pertanyaan yang ada pada LKPD
5. Jika ada perintah yang kurang jelas tanyakan pada guru
4. Bagaimana pemecahan dari masalah diatas? Berikan solusi dari permasalahan tersebut !
Tujuan Pembelajaran
PENCEMARAN UDARA
1. Melalui penugasan, diskusi, dan pengamatan peserta didik menganalisis (C4) penyebab
pencemaran air dengan benar
2. Melalui penugasan, diskusi, dan pengamatan Memecahkan (C4) setiap permasalahan dan dapat
memberikan solusi yang tepat dalam permasalahan tersebut dengan benar
3. Melalui penugasan, diskusi, dan pengamatan peserta didik dapat merancang (C6) upaya mencegah
dan mengatasi pencemaran air dengan tepat
Petunjuk Kerja
PENCEMARAN UDARA
1. Tuliskan identitas pada kolom yang telah disediakan
2. Sebelum mengerjakan, bacalah petunjuk LKPD
3. Cermatilah artikel yang disajikan pada LKPD
4. Jawablah setiap pertanyaan yang ada pada LKPD
5. Jika ada perintah yang kurang jelas tanyakan pada guru
Bacalah artikel dibawah ini !
Sebanyak 400 juta ton plastik dihasilkan dunia setiap tahunnya untuk berbagai keperluan, termasuk
sebagai bahan pembungkus karena sifatnya ringan dan fungsional. Demikian dikutip dari laporan
Forum Ekonomi Dunia (World Economic Forum) berjudul White Paper on Plastics Circular
Economy and Global Trade terbitan Juli 2020. Sayangnya, sebagian besar plastik tersebut berakhir
sebagai sampah dan berpotensi merusak lingkungan termasuk di perairan.
Forum Ekonomi Dunia pun memperkuatnya dengan mengatakan, ada sekitar 150 juta ton sampah
plastik berada di perairan dunia. Pertumbuhannya pun tak kalah hebat, mencapai 8 juta ton per
tahunnya.International Coastal Cleanup (ICC) merilis, pada 2019 sebanyak 97.457.984 jenis sampah
dengan berat total 10.584.041 kilogram ditemukan di laut. Sembilan dari 10 jenis sampah terbanyak
yang mereka temukan berasal dari bahan plastik, seperti sedotan dan pengaduk, alat makan plastik,
botol minum plastik, gelas plastik, dan kantong. Sampah-sampah plastik tadi mengancam setidaknya
800 spesies. Hal itu terungkap dari hasil penelitian yang diterbitkan Sekretariat Konvensi tentang
Keanekaragaman Hayati (United Nations Convention On Biological Diversity) pada 2016. Sebanyak
40 persennya adalah mamalia laut dan 44 persen lainnya spesies burung laut.
Data itu kemudian diperbarui pada Konferensi Laut PBB di markas New York, Amerika Serikat pada
2017. Konferensi menyebut limbah plastik di lautan telah membunuh 1 juta burung laut, 100 ribu
mamalia laut, kura-kura laut, dan ikan-ikan dalam jumlah besar setiap tahun.
Plastik fleksibel, seperti lembaran plastik, tas, dan kemasan dapat menyebabkan penyumbatan dan
infeksi usus. Terkadang hal ini berujung pada kematian terutama spesies cetacea (seperti paus dan
lumba-lumba) dan kura-kura.
Sampah plastik di lautan juga menjadi masalah bagi Indonesia. Kita tentu masih ingat dengan
penemuan bangkai paus sperma (Physeter macrocephalus) di perairan Pulau Kapota, Taman Nasional
Wakatobi, Sulawesi Tenggara, 18 November 2018. Bangkai ikan bernama lain paus kepala kotak itu
kemudian dinekropsi. Hasilnya sungguh mengejutkan karena dari dalam perutnya ditemukan ratusan
sampah plastik berbagai jenis seberat total 5,9 kilogram.
Sampah-sampah tadi di antaranya sebanyak 1.000 potong tali rapia, gelas plastik bekas air minum
dalam kemasan (AMDK) ukuran 350 mililiter (115 buah), dan kantung plastik (25 buah). Terdapat
pula sepasang sendal jepit ditemukan di dalam perut bangkai paus sperma berukuran tubuh hampir
10 meter itu. Temuan itu menunjukkan betapa bahayanya dampak sampah plastik hingga
menyebabkan kematian seekor paus sperma, salah satu mamalia air terbesar di Bumi.
Temuan tadi sejalan dengan hasil penelitian World Wild Fund (WWF) Indonesia yang menyebutkan
sebanyak 25 persen spesies ikan laut telah mengandung bahan mikroplastik. Tentu saja bahan tersebut
berasal dari sampah plastik di lautan. Mikroplastik adalah partikel plastik berukuran kurang dari 5
mm dan dapat dikonsumsi plankton, salah satu makanan utama ikan
Kondisi itu bisa terjadi karena setiap tahun laut Indonesia diperkirakan mendapat kiriman dari darat
70-80 persen sampah plastik bekas konsumsi manusia. Jumlahnya antara 480 ribu-1,29 juta ton
sampah plastik dari total 3,22 juta ton sampah yang masuk ke laut dan pesisir. Hal itu diungkapkan
peneliti mikrobiologi laut dari Pusat Penelitian Oseanografi (P2O) Lembaga Ilmu Pengetahuan
Indonesia (LIPI) Ariani Hatmanti pada seminar International Conference on the Ocean and Earth
Sciences (ICOES), yang dilaksanakan secara daring di Jakarta, 19 November 2020."Karena itu perlu
adanya rencana strategis dalam pengelolaan sampah di mana para pemangku kepentingan
berkolaborasi dan berkampanye untuk tidak menggunakan plastik sekali pakai, mendaur ulang
plastik, dan mengembangkan lebih banyak mikroba pengurai plastik," katanya.
4. Bagaimana pemecahan dari masalah diatas? Berikan solusi dari permasalahan tersebut !
Kognitif
1. Melalui penugasan, Disajikan kasus C4 Perhatikan gambar dibawah ini !
diskusi, dan pencemaran, peserta
didik dapat
pengamatan peserta menganalisis
didik menganalisis penyebab pencemaran
(C4) bermacam- yang terjadi
macam pencemaran 1. Analisislah penyebab
pencemaran yang terjadi !
lingkungan dan
penyebab dari
pencemaran tersebut
.
Disajikan kasus C4 Perhatikan gambar dibawah ini !
pencemaran, peserta didik
dapat menganalisis
dampak jika kasus
tersebut terus meningkat
Rubrik Penilaian:
Aspek Penskoran
Skor 4 apabila mampu berkomunikasi dengan benar dan jelas
Keterampilan
Skor 3 apabila mampu berkomunikasi dengan jelas tetapi kurang benar
Komunikasi
Skor 2 apabila kurang mampu berkomunikasi dengan benar dan jelas
Skor 1 tidak mampu berkomunikasi dengan benar dan jelas
Kemampuan Skor 4 apabila mampu menjelaskan dengan sangat baik materi yang sedang dipelajari.
menjelaskan Skor 3 apabila mampu menjelaskan materi yang sedang dipelajari kepada temannya
kepada temannya dengan baik.
Skor 2 apabila cukup mampu menjelaskan materi yang sedang dipelajari kepada
temannya dengan baik.
Skor 1 apabila peserta didik kurang mampu menjelaskan materi yang sedang dipelajari
kepada temannya.
Skor 4 apabila selalu menunjukkan keaktifan dalam kelompok.
Keaktifan dalam Skor 3 apabila sering menunjukkan keaktifan dalam kelompok.
kelompok Skor 2 apabila kadang-kadang menunjukkan keaktifan dalam kelompok.
Skor 1 apabila kurang menunjukkan keaktifan dalam kelompok.
Skor 4 apabila mampu menerima penjelasan temannya mengenai materi yang sedang
dipelajari dengan sangat baik.
Skor 3 apabila peserta didik mampu menerima penjelasan temannya mengenai materi
Kemampuan
yang sedang dipelajari dengan baik.
menerima
Skor 2 apabila peserta didik cukup mampu menerima penjelasan temannya mengenai
penjelasan teman
materi yang sedang dipelajari dengan cukup baik.
Skor 1 apabila peserta didik kurang mampu menerima penjelasan temannya mengenai
materi yang sedang dipelajari.
D. Instrumen Asesmen Sikap
Sekolah : SMP PGRI 17 Surabaya
Tahun Pelajaran :
2023/2024Kelas/Semester :
VII/2
Mata Pelajaran : IPA Terpadu
Lembar Observasi Sikap
Aspek 1 2 3 4
penilaian
Kreatif Jika hanya 1 Jika ada 2 kriteria Jika ada 3 kriteria Jika ada 4 kriteria
kriteria terpenuhi terpenuhi terpenuhi terpenuhi
Gotong Jika hanya 1 Jika ada 2 kriteria Jika ada 3 kriteria Jika ada 4 kriteria
Royong kriteria terpenuhi terpenuhi terpenuhi terpenuhi
Beralar Jika hanya 1 Jika ada 2 kriteria Jika ada 3 kriteria Jika ada 4 kriteria
kritis kriteria terpenuhi terpenuhi terpenuhi terpenuhi
Kriteria Penilaian
Kreatif
✓ Mencetuskan banyak gagasan
✓ Bekerja lebih cepat
✓ Melakukan lebih banyak dari yang lain
✓ Memberikan saran dalam penyelesaian
masalahGotong Royong
✓ Terlibat aktif dalam kerjakelompok
✓ Ada pembagian tugas dalam kelompok
✓ Kesesuaian dalam mengerjakan tugas
✓ Berargumentasi dalam
kelompokMandiri
✓ Tidak bergantung kepada kelompoknya
✓ Membantu temannya yang kesulitan
✓ Mengambil inisiatif
✓ Mencoba mengatasi rintangan
1. Zat-zat atau bahan manakah penyebab pencemaran lingkungan yang dapat Anda temukan di
lingkungan sekitar?
2. Bagaimana cara Anda memanfaatkan limbah rumah tangga dalam kehidupan sehari-hari?
3. Mengapa kita harus membiasakan diri untuk selalu membawa tas/kantong belanja dari rumah
ketika berbelanja ke pasar/supermarket?
4. Bagaimana partisipasi Anda di masyarakat pada kegiatan pencegahan dan penanganan
perubahanlingkungan akibat pencemaran?
Glossarium :
1. Blooming adalah Pertumbuhan ganggang atau eceng gondok secara cepat sehingga menutupi
permukaan perairan.
2. COD adalah Chemical Oxygen Demand, ukuran kandungan oksigen yang diperlukan agar bahan
buangan di dalam air dapat teroksidasi melalui reaksi kimia (biasanya digunakan dalam indikator
limbah cair industri).
3. Usaha untuk melindungi, mengatur, dan memperbaharui sumber daya alam.
4. Pencemaran : Masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat energi, dan atau komponen lain
ke dalam lingkungan, atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusiaatau oleh proses
alam sehingga kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat tertentuyang menyebabkan lingkungan
menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya.
5. Pemanasan Global : Peningkatan suhu dipermukaan bumi yang mengakibatkan terjadinya
perubahan iklim dan kenaikan permukaan air laut.
DAFTAR PUSTAKA
- Guslisnawati, dkk (2022). Meningkatkan Kemampuan Literasi Numerasi Peserta didik Melalui
Penerapan Model Pembelajaran PBL Berbasis Stem. Jurnal Matematik Pedagogik.
- Inabuy, Victoriani.dkk, 2022 : Ilmu Pengetahuan Alam VII. Jakarta: Erlangga. Kurikulum Merdeka.