Anda di halaman 1dari 1

Aku menjumpaimu saat tumpukan-tumpukan luka telah peram hingga aku terbiasa.

Seperti
senantiasa, akan ada hangat yang menyapa kala dingin menyiksa, akan ada hujan yang
meneduhkan Ketika panas menjerang.

Diawali dari rasa penasaran, kemudian muncul setumpuk heran. Penasaran karena aku sudah
puluhan kali kagum dengan Perempuan sepertimu. Yang mandiri, yang kuat menahan beban
dengan pundaknya sendiri, yang tidak mau dan tidak akan bergantung dengan laki-laki.
Penampilanmu seakan membawaku pada adegan-adegan film favoritku, di mana imaji dibawa
melayang menembus semesta-semesta harapan yang mungkin platonic, terlalu idealis, dan
sangat utopis. Tapi tahukah kamu? Bahwa kadang sejenak sesaat kita memang perlu untuk
sementara tidak peduli dengan dunia nyata, dilena oleh mimpi-mimpi, semata-mata supaya
kita tidak larut dengan perih luka-luka hidup.

Mulanya aku curiga bahwa keherananku ini hanya karena memang aku senantiasa suka
berteman dengan Perempuan sepertimu. Yang bagiku…, akan selalu jujur, apa adanya, dan tak
punya jiwa munafik. Atau mungkin saja karena kita terjebak dalam adegan yang melibatkan
orang ketiga. Kau menjadi korban kemunafikan dari seorang temanku, dan akhirnya kau
luapkan amarahmu pada temanku itu kepadaku. Aku keheranan, di mana seharusnya aku tak
nyaman dengan kemarahanmu itu, malah aku mulai menggemasi pipi merahmu saat kau
meluapkan emosimu.

Cukup beberapa kali jumpa. Cukup beberapa kali kau menatap tajam. Kau sudah merampok
semua atensiku. Lalu lambat laun perasaan gemas itu sekejap beralih menjadi cinta. Ya,
dengan gegabah akan kunamai perasaan ini: cinta.

Bukan atas nama ‘kasihan’ atas kisah hidupmu. Bukan dengan dalih sebagai lelaki aku harus
menjadi penopangmu. Bukan, sama sekali bukan. Justru aku memahami bahwa Perempuan
adalah tulang rusuk, yang justru menjaga jantung: bukan malah yang dijaga. Aku mulai
menyadari bahwa aku butuh orang sepertimu, yang menjaga bara hidupku.

Terimakasih, Yang… paling tidak aku sekarang tahu pada siapa aku mencintai setiap harinya
aku bangun pagi.

Anda mungkin juga menyukai