Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

STANDAR BAIK DAN BURUK BERDASARKAN AJARAN


AKHLAK, MORAL, DAN ETIKA

DOSEN PENGAMPU :
SUHARTONO, M.Pd.I.

DISUSUN OLEH:
ERNA NOVITA
NIM:
2386230056

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS NURUL HUDA
OGAN KOMERING OKU TIMUR
2024
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh


Dengan rahmat dan karunia Allah Yang Maha Esa, saya ucapkan puji syukur atas
segala nikmat-Nya. Shalawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi
Muhammad SAW, utusan Allah yang menjadi teladan bagi umat manusia.Makalah ini
berjudul “Standar Baik dan Buruk Berdasarkan Ajaran Akhlak, Moral, dan Etika"
merupakan hasil dari upaya belajar dan analisis saya.
Saya juga berterima kasih kepada berbagai pihak yang telah memberikan
dukungan dan bantuan selama penyusunan makalah ini. Penyusunan makalah ini
bertujuan untuk mengetahui . Dalam makalah ini, saya akan membahas Bagaimana
pandangan Islam terkait tentang pandangan Baik dan Buruk yang berdasarkan pada
Akhlak , Moral dan Etika. Saya berharap makalah ini dapat memberikan kontribusi dan
pemahaman yang bermanfaat dalam memahami Mata Kuliah Ilmu Akhlak Tasawwuf
dan dalam kehidupan sehari-hari.
Saya juga menyadari bahwa makalah ini tidak sempurna, dan saya sangat
menghargai setiap saran dan kritik yang membangun untuk perbaikan di masa mendatang.
Akhir kata, saya berterima kasih atas kesempatan ini dan berharap makalah ini dapat
memberikan manfaat serta inspirasi bagi pembaca.
Wassalamualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh

Penulis

Mesir Ilir, 16 Maret 2024

ii
DAFTAR ISI
COVER i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I 1
PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Rumusan Masalah 1
C. Tujuan Masalah 1
BAB II 2
PEMBAHASAN 2
A. Pengertian Baik dan Buruk 2
B. Pengertian Akhlak, Moral, dan Etika 4
C. Standar Baik dan Buruk Berdasarkan Sifat yang ada pada Jiwa Manusia 5
D. Standar Baik dan Buruk Berdasarkan Ajaran Akhlak, Moral, dan Etika 7
BAB III 9
PENUTUP 9
A. Kesimpulan 9
B. Saran 9
DAFTAR PUSTAKA 10

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Perbuatan manusia ada yang baik dan ada yang tidak baik atau buruk. Baik dan
buruk merupakan dua istilah yang banyak digunakan untuk menentukan suatu perbuatan
yang dilakukan oleh seseorang. Kadang-kadang di suatu tempat, perbuatan itu dianggap
salah atau buruk. Hati manusia memiliki perasaan dan dapat mengenal, perbuatan itu
baik atau buruk dan benar atau salah. Penilaian terhadap suatu perbuatan adalah relatif,
hal ini disebabkan adanya perbedaan tolok ukur yang digunakan untuk penilaian tersebut.
Perbuatan tolok ukur tersebut disebabkan karena adanya perbedaan agama, kepercayaan,
cara berfikir, ideologi, lingkungan hidup, dan sebagainya.
Ada pendapat yang mengatwakan bahwa setiap manusia mempunyai kekuatan
insting. Hal ini berfungsi bagi manusia untuk dapat membedakan mana yang baik dan
buruk, karena pengaruh kondisi dan situasi lingkungan. Dan seandainya dalam satu
lingkungan pun belum tentu mempunyai kesamaan insting. Kemudian pada diri manusia
juga mempunyai ilham yang dapat mengenal nilai sesuatu itu baik atau buruk. Di dalam
Ilmu Akhlak kita berjumpa dengan istilah baik dan buruk. Apakah kebiasaan-kebiasaan
yang kita perbuat itu baik atau buruk.

B. Rumusan Masalah
1. Menjelaskan apa yang dimaksud dengan Baik dan Buruk?
2. Menjelaskan apa yang dimaksud dengan Akhlak, Moral dan Etika?
3. Menjelaskan dan memberikan penjelasan terkait Standar Baik dan Buruk
Berdasarkan Ajaran Akhlak, Moral, dan Etika?

C. Tujuan Masalah
1. Mahasiswa mampu memaparkan tentang pengertian dari Baik dan Buruk!
2. Mahasiswa mampu memberikan penjelasan tentang yang dimaksud dengan Akhlak,
Moral, dan Etika!
3. Mahasiswa mampu mengetahui apa saja Standar Baik dan Buruk Berdasarkan
Ajaran Akhlak, Moral, dan Etika!

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Baik dan Buruk

1. Pengertian Akhlak Baik dan Buruk


Akhlak Menurut Imam Al-Ghazali adalah sifat yang melekat diri seseorang yang
menjadikannya dengan mudah bertindak tanpa banyak pertimbangkan lagi. Ada pula
sebagian ulama mengatakan bahwa akhlak itu adalah suatu sifat yang tertanam dalam
jiwa seseorang dimana sifat itu akan timbul dengan mudah karena sudah menjadi
kebiasaan.
Dari segi bahasa (etimologi) baik adalah terjemahan dari kata khair dalam
bahasa Arab, atau good dalam bahasa Inggris. Baik atau kebaikan adalah segala
sesuatu yang berhubungan denga yang luhur, bermartabat, menyenangkan dan disukai
manusia. Sedangkan yang disebut buruk adalah syar dalam bahasa Arab, atau sesuatu
yang dinilai sebaliknya dari yang baik, sesuatu yang hina, rendah, menyusahkan dan
tidak disukai kehadirannya oleh manusia.
Secara istilah (terminologi) kebaikan didefinisikan secara berbeda-beda. Hal ini
dikarenakan ukuran penentu baik dan buruknya sesuatu itu bias bersumber dari
Tuhan (wahyu,agama) dan Manusia (akal, filsafat).
Poerwadarminta (1985:76) mendefinisikan baik adalah elok, patut,teratur,tidak
jahat,selamat. Ali bin Abi Thalib sebagaimana dikutip Syatori dalam bukunya Rosihan
Anwar (2010:70) berpendapat bahwa kebaikan adalah menjauhkan diri dari larangan,
mencari sesuatu yang halal, dan memberikan kelonggaran pada keluarga.

Pengertian baik menurut ethik adalah sesuatu yang berharga untuk sesuatu
tujuan. Sebaliknya, yang tidak berharga tidak berguna untuk tujuan, apabila yang
merugikan, atau yang menyebabkan, tidak tercapainya tujuan adalah ”buruk”.
Tujuan dari masing-masing sesuatu,walaupun berbeda-beda,semuanya akan
bermuara kepada satu tujuan yang dinamakan baik,semuanya mengharapkan
mendapatkan yang baik dan bahagia,tujuan yang akhir yang sama ini dalam ilmu
ethik ”kebaikan tertinggi”, yang dengan istilah latinnya di sebut Summum Bonum
atau bahasa arabnya Al-khair al-Kully. Kebaikan tertinggi ini bisa juga di sebut
kebahagiaan yang universal atau Universal Happiness.
Banyak orang yang mengira bahwa orang yang mebgetahui tentang baik itu
otomatis menjadi baik; orang yang mengetahui ilmu akhlak menjadi orang yang
berakhlak mulia; seperti halnya orang yang mengetahui ilmu agama, pandai dalam
ilmu agama menjadi orang yang beragama dengan baik. Belum tentu orang pandai
tentu dalam ilmu agama itu menjalankan agama secara baik, seperti halnya orang
yang tahu akan ilmu akhlak belum tentu menjadi orang yang berakhlak mulia.
Letaknya kebaikan itu pada dua hal :
Pertama : pada adanya kemauan, will, iradah atau niat; dan
Kedua : pada praktek, action atau amaliah.
Kemauan menjadi modal utama untuk berakhlak. Seseorang yang tahu akan

2
baik, mengetahui baiknya sesuatu, mengetahui betapa baiknya jujur, adil, dermawan,
ramah, sopan, rendah hati, dll. Tapi apabila dia tidak mau melakukan berbuat jujur,
tidak mau berbuat adil, tidak mau dernawan, tidak mau ramah, tidak mau berbuat
sopan, dan sebagainya, maka dia tidak menjadi orang yang baik tersebut.

2. Macam-macam Akhlak Baik dan Buruk


Ada banyak macam-macam Akhlak yang Baik menurut ajaran Islam, seperti:
 At-Taqwa, merupakan melaksanakan segala perintah Allah dan menjauhi segala
larangan-nya Allah SWT.
 Al-ahfal, merupakan kelembutan,berjinak-jinak lembut dengan manusia dan
senang dengan mereka.
 Al-aqah atau persaudaraan merupakan suatu ikatan antara dua orang yang sudah
pasti rasanya kasih sayang antara keduanya.
 As-siddiq atau benar merupakan mengabarkan sesuatu dengan sesuai realita.
 Al-amanah merupakan mendirikan hak Allah dan hak hambanya Allah di dalam
hidup ada 2 hak:-yang berhubungan dengan Allah SWT dan yang berhubungan
dengan anak Adam atau manusia.untuk mengetahui hak tersebut ini kita harus
belajar fiqh.
 Al-Fath terpelihara merupakan satu sifat untuk mencegah orang dari pada haram,
dan kehinaan syahwat, iffah itu adalah satu sifat untuk mencegah seseorang dari
pada perbuatan yang diharamkan oleh Allah SWT
 Al-muruah atau Marwah merupakan suatu sifat yang mengajak seseorang untuk
berjalan dengan kemuliaan akhlak dan Kebagusan sikap.
 Al-hilmu lemah lembut merupakan sifat yang membuat seseorang meninggal kan
penyiksaan terhadap orang yang marah kepada dirinya padahal dia mampu
membalasnya.
 Az-zahaq dermawan merupakan memberikan harta dengan tiada satu masalah
dan tidak menuntut untuk diberikan kembali kepada dirinya.
 At-tawazuq merendahkan diri merupakan rendah hati, rendah diri yang tidak
membuat diri seseorang menjadi hina.

Dalam ajaran Islam juga ada beberapa macam Akhlak Buruk yaitu sebagai berikut.
 Al-khiziq atau dusta merupakan mengabarkan sesuatu yang tidak sesuai dengan
realita
 Al-hibbu atau licik merupakan menyembunyikan keburukan dan merencanakan
untuk menyakiti.
 Al-hasad atau dengki merupakan berencana, bercita-cita untuk menghilangkan
nikmat yang dimiliki oleh orang lain.
 Al-lagibah merupakan yang dibencikan oleh saudaramu yang dihibahkan
walaupun di depannya.ghibah itu tidak mesti di belakang di depanpun.walau apa
yang kita sebut dia benci itu juga dinamakan ghibah.

Menurut ajaran Islam penentuan baik dan buruk harus didasarkan pada petunjuk
3
Al-Qur’an dab Al-Hadits. Jika kita perhatikan Al-Qur’an maupun hadits banyak istilah
yang mengacu kepada baik, dan ada pula istilah yang mengacu kepada buruk. Di
antara istilah yang mengacu pada baik misalnya hasanah, thoyyibah, khairoh, karimah,
mahmudah, azizah dan birr. Adanya istilah kebaikan yang demikian variatif yang
diberikan Al-Qur’an dan Hadits itu menunjukan bahwa penjelasan terhadap sesuatu
yang baik menurut ajaran Islam itu jauh lebih lengkap dibandingkan dengan arti
kebaikan yang dikemukakan sebelumnya.

B. Pengertian Akhlak, Moral, dan Etika


1. Akhlak
Akhlak berasal dari kata “khuluq” yang artinya perang atau tabiat. Dan dalam
kamus besar bahasa Indonesia, kata akhlak di artikan sebagai budi pekerti atau kelakuan.
Dapat di definisikan bahwa akhlak adalah daya kekuatan jiwa yang mendorong perbuatan
dengan mudah, spontan tanpa di pikirkan dan di renungkan lagi. Dengan demikian
akhlak pada dasarnya adalah sikap yang melekat pada diri seseorang secara spontan
diwujudkan dalam tingkah laku atau perbuatan. Apabila perbuatan spontan itu baik
menurut akal dan agama, maka tindakan itu disebut akhlak yang baik atau akhlakul
karimah (akhlak mahmudah). Misalnya jujur, adil, rendah hati, pemurah, santun dan
sebagainya. Sebaliknya apabila buruk disebut akhlak yang buruk atau akhlakul
mazmumah. Misalnya kikir, zalim, dengki, iri hati, dusta dan sebagainya. Baik dan buruk
akhlak didasarkan kepada sumber nilai, yaitu Al Qur’an dan Sunnah Rasul.
Dengan demikian standar nilai moral dan etika bersifat lokal dan temporal,
sedangkan standar akhlak bersifat universal dan abadi. Dalam pandangan Islam, akhlak
merupakan cermin dari apa yang ada dalam jiwa seseorang. Karena itu akhlak yang baik
merupakan dorongan dari keimanan seseorang, sebab keimanan harus ditampilkan dalam
prilaku nyata sehari-hari. Inilah yang menjadi misi diutusnya Rasul sebagaimana
disabdakannya :“ Aku hanya diutus untuk menyempurnakan akhlak manusia.”(Hadits
riwayat Ahmad).
Secara umum dapat dikatakan bahwa akhlak yang baik pada dasarnya adalah
akumulasi dari aqidah dan syari’at yang bersatu secara utuh dalam diri seseorang. Apabila
aqidah telah mendorong pelaksanaan syari’at akan lahir akhlak yang baik, atau dengan
kata lain akhlak merupakan perilaku yang tampak apabila syari’at Islam telah
dilaksanakan berdasarkan aqidah.

2. Moral
Kata Moral berasal dari kata latin “mos” yang berarti kebiasaan. Moral berasal dari
Bahasa Latin yaitu Moralitas adalah istilah manusiamenyebut ke manusia atau orang
lainnya dalam tindakan yang mempunyai nilai positif. Manusia yang tidak memiliki moral
disebut amoral artinya dia tidak bermoral dan tidak memiliki nilai positif di mata manusia
lainnya. Sehingga moral adalah hal mutlak yang harus dimiliki oleh manusia.
Moral secara ekplisit adalah hal-hal yang berhubungan dengan proses sosialisasi
individu tanpa moral manusia tidak bisa melakukan prosessosialisasi. Moral dalam zaman
sekarang mempunyai nilai implisit karena banyak orang yang mempunyai moral atau
sikap amoral itu dari sudut pandang yang sempit. Moral itu sifat dasar yang diajarkan di

4
sekolah-sekolah dan manusia harus mempunyai moral jika ia ingin dihormati oleh
sesamanya. Moral adalah nilai ke-absolutan dalam kehidupan bermasyarakat secara utuh.
Penilaian terhadap moral diukur dari kebudayaan masyarakat setempat.
Moral adalah perbuatan/tingkah laku/ucapan seseorang dalam berinteraksi dengan
manusia. apabila yang dilakukan seseorang itu sesuai dengan nilai rasa yang berlaku di
masyarakat tersebut dan dapat diterima serta menyenangkan lingkungan masyarakatnya,
maka orang itu dinilai mempunyai moral yang baik, begitu juga sebaliknya. Adapun
pengertian moral dalam kamus filsafat dapat dijabarkan sebagai berikut:
 Menyangkut kegiatan-kegiatan yang dipandang baik atau buruk, benar atau
salah, tepat atau tidak tepat.
 Sesuai dengan kaidah-kaidah yang diterima, menyangkut apa yang dianggap
benar, baik, adil dan pantas.
 Memiliki Kemampuan untuk diarahkan oleh (dipengaruhi oleh) keinsyafan
benar atau salah. Kemampuan untuk mengarahkan (mempengaruhi) orang lain
sesuai dengan kaidah- kaidah perilaku nilai benar dan salah.
 Menyangkut cara seseorang bertingkah laku dalam berhubungan dengan orang
lain.

Secara umum, MORAL dapat diartikan sebagai batasan pikiran, prinsip, perasaan,
ucapan, dan perilaku manusia tentang nilai-nilai baik dan buruk atau benar dan salah.
Moral merupakan suatu tata nilai yang mengajak seorang manusia untuk berperilaku
positif dan tidak merugikan orang lain. Seseorang dikatakan telah bermoral jika ucapan,
prinsip, dan perilaku dirinya dinilai baik dan benar oleh standar-standar nilai yang
berlaku di lingkungan masyarakatnya.

3. Etika
Secara bahasa kata ‘etika’ lahir dari bahasa Yunani ethos yang artinya tampak dari
suatu kebiasaan. Dalam hal ini yang menjadi perspektif objeknya adalah perbuatan, sikap,
atau tindakan manusia. Pengertian etika secara khusus adalah ilmu tentang sikap dan
kesusilaan suatu individu dalam lingkungan pergaulannya yang kental akan aturan dan
prinsip terkait tingkah laku yang dianggap benar.
Sedangkan pengertian etika secara umum adalah aturan, norma, kaidah, ataupun
tata cara yang biasa digunakan sebagai pedoman atau asas suatu individu dalam
melakukan perbuatan dan tingkah laku. Penerapan norma ini sangat erat kaitannya
dengan sifat baik dan buruknya individu di dalam bermasyarakat.
Dengan begitu, Etika adalah ilmu yang mempelajari baik dan buruknya serta
kewajiban, hak, dan tanggung jawab, baik itu secara sosial maupun moral, pada setiap
individu di dalam kehidupan bermasyarakatnya. Atau bisa dikatakan juga bahwa etika
mencakup nilai yang berhubungan dengan akhlak individu terkait benar dan salahnya.

C. Standar Baik dan Buruk Berdasarkan Sifat yang ada pada Jiwa Manusia

Ada beberapa sifat manusia yang mendorong manusia pada perbuatan dosa,
diantaranya yaitu :
5
1. Sifat Ketuhanan (Rububiyah)
Diantara sifat ketuhanan yang ada pada diri manusia yaiut sifat takabbur, yang
menganggap dirinya merasa lebih besar dan yang lain di anggap kecil dan bahkan
menganggap lebih rendah lagi, merasa dirinya hebat karena merasa dirinya lebih bisa
dan yang lain dianggap bodoh. Terkadang didalam diri manusia terdapat sifat ingin
dipuji, semua gerak dan pekerjaannya ingin dilihat orang lain dengan tujuan ingin
mendapatkan pujian dari orang lain. Disamping itu juga ada sifat ketuhanan yang
bleh ditiru manusia seperti sifat Allah SWT. Yang maha pengasih dan Penyayang
serta penuh pengampunan dan lain sebagainya.
2. Sifat Syetan (Syaithoniyah)
Apabila sifat-sifat syetan berpindah pada manusia, maka manusia itu akan
melakukan perbuatan dosa selamanya, diantara sifat yang disenangi syetan yaitu
hasud, berbuat curang, dan menipu. Orang yang dipenuhi sifat seperti akan selalu
berbuat dosa dan mengajak pada kemungkaran, hatinya tidak ingin melakukan suatu
kebaikan.
3. Sifat Hewan (Bahimiyah)
Penyebab selanjutnya yang membuat manusia berani melakukan perbuatan
dosa, karena terdapat sifat hewan didalam dirinya seperti toma atau rakus, nafsu
syahwat yang tidak bisa dikendalikan, mengambil hak orang lain tidak menghiraukan
halal dan haramnya, yang penting kebutuhannya terpenuhi.
4. Sifat Hewan Buas (Sabu’iyah)
Lebih berbahaya lagi bila manusia mempunyai sifat hewan buas, sebab sifat
seperti ini berani membunuh segalanya, perkerjaannya hanya marah dan
keinginannya mencelakakan orang lain.

Dari keempat sifat diatas menjelaskan bahwa bentuk perbuatan dosa yang
dilakukan manusia, ada yang menjadi dosa besar ada juga yang menjadi dosa kecil. Tapi
kalu dilihat secara garis besar macam-macam dosa di bagi menjadi 2 bagian yaitu dosa
antara manusia dan tuhannya dan ada dosa antara manusia dengan manusia.
Adapun yang termasuk dosa antara manusia dan tuhannya diantaranya yaitu
meninggalkan shalat,meninggalkan puasa,dan tidak melaksanakan kewajiban-kewajiban
untuk diri sendiri. Sedangkan dosa yang berhubungan antara manusia dengan manusia
lagi diantaranya tidak mengeluarkan zakat,membunuh,merampas harta orang
lain,merusak kehormatan nama orang lain,dan semua pelanggaran yang termasuk hak-
hak umum atau yang menyangkut harta,jiwa,agama dan lain sebagainya.
Kalau dilihat dari besar dan kecilnya dosa dibagi menjadi dua, yaitu dosa besar yang
diistilahkan dengan kabaair, dan dosa kecil yang disebut sayyiaat. Mengikuti keterangan
Imam Al-Gazali dosa besar itu jumlahnya ada 17 macam, sedangkan dosa kecil sangat
banyak sekali. Dari ke 17 dosa besar itu di bagi menurut tempat atau bagian tubuh kita
yang melakukannya.
1. Empat (4) macam dosa yang ada di dalam hati manusia yaitu : musyrik,melakukan
ma’siat selamanya,putus asa dari jalan untuk mendapat rahmat Allah SWT,dan
merasa aman dari ancaman dan siksa Allah ‫ﷻ‬
2. Empat (4) macam dosa ada pada lisan yaitu : menjadi saksi palsu atau

6
berbohong,memfitnah,menjadi tukang sihir dan sumpah palsu.
3. Tiga (3) macam dosa ada pada perut yaitu : meminum minuman keras yang bisa
merusak akal manusia, memakan uang haram, dan memakan harta anak yatim.
4. Dua (2) macam dosa ada pada kemaluan (farji) yaitu : melakukan zina, dan liwath
(homoseksual atau lesbian).
5. Dua (2) macam dosa ada pada tangan seperti : membunuh dan mencuri
6. Satu macam dosa ada pada kaki, yaitu : lari atau kabur dari peperangan
7. Satu macam dosa ada pada seluruh anggota badan, yaitu : durhaka kepada kedua
orang tua.

D. Standar Baik dan Buruk Berdasarkan Ajaran Akhlak, Moral, dan Etika

Ada ada beberapa aliran untuk menentukan standar baik dan buruknya sesuatu itu,
diantarnya :
Aliran Idealisme
Aliran ini memandang bahwa kebenaran yang hakiki tidak dapat dilihat melalui
panca indra semata, karena semua sesuatu yang tampak melalui panca indra hanya
merupakan kepalsuan belaka dan bukan sesuatu yang sebenarnya. Jadi kesimpulan dari
aliran ini, bahwa untuk mengetahui sesuatu itu baik atau buruk maka dapat diukur
dengan cita.

Aliran Naturalisme
Aliran ini memandang bahwa untuk menilai sesuatu yang baik dan buruk itu
dapat dipengaruhi oleh pembawaan manusia sejak lahir kedunia. Dengan kata lain
manusia sejak anak-anak dapat menilai sesutau itu baik ataupun buruk, akan tetapi dia
belum bisa menganalisis mengapa sesuatu itu baik ataupun buruk. Untuk bisa menganalisis
sesuatu itu baik dan buruk diperlukan pengalaman hidup yang lama, karena semakin lama
pengalaman hidupnya maka semakin matang pemahamannya terhadap sesuatu yang baik
dan buruk. Dengan ini dapat ditegaskan bahwa menilai sesuatu itu ditentukan oleh
kebutuhan dan kondisi wilayah yang ditempati oleh manusia.
Aliran Hedonisme
Hedonisme merupakan aliran filsafat tua yang berakar dai pemikiran filsafat
Yunani. Menurut aliran ini sesuatu yang dikategorikan baik itu adalah sesuatu yang bisa
mendatangkan kenikmatan nafsu biologis. Sedangkan sesuatu yang buruk itu adalah
sesuatu yang tidak memberikan kenikmatan nafsu biologis. Sehingga aliran ini
menitikberatkan bahwa kebahagian itu terletak pada kepuasan biologis dan hal itu
merupakan tujuan hidup bagi mereka yang beraliran hedonisme.

Aliran Teologi Islam


Dalam teologi islam banyak beberapa aliran yang berkembang diantaranya
a. Aliran Jabariyah
Aliran ini disebut Jabariyah dikarenakan sifatnya memaksa, sehingga kaum
ini berpendapat bahwa manusia sama sekali tidak memiliki kebebasan dan
kekuasaan dalam menentukan keinginannya, kecuali bila Allah yang
7
menghendakinya. Dengan kata lain manusia hanya dikendalikan oleh Allah dan
Allahlah yang telah menciptakan sifat manusia. Dan untuk menilai sesuatu itu baik
ataupun buruk, aliran ini mengatakan bahwa hanya agamalah yang bisa
menentukan baik dan buruknya.
b. Aliran Qadariyah
Aliran ini merupakan pertentangan dari aliran Jabariyah yang mana menurut
aliran ini manusia memiliki kebebasan dan kekuasaaan dalam menentukan
keinginaannya. Meskipun pada dasarnya Allah atas manusia manusia diberikan
kebebasan untuk menentukan pilihannya sendiri. Dan aliran ini juga mengatakan
bahwa penilain terhadap baik dan buruknya sesuatu itu bukan hanya ditentukan
oleh agama melainkan ditentukan juga oleh manusia itu sendiri.
c. Aliran Mu’tazilah
Aliran Mu’tazilah mengatakan bahwa akal manusia tidak dilarang untuk
berfikir sebebas-bebasnya termasuk memikirkan tentang persoalan agama. Karena
itu dalam menentukan setiap nash (dalil), aliaran Mu’tazilah selalu menentukan nash
(dalil) yang akan dijadikan dasar pemikirannya. Dan untuk menentukan baik dan
buruknya sesuatu, aliran Mu’tazilah selalu berorientasi pada akalnya dan kemudian
mencari nash (dalil) yang mendukungnya. Sehingga aliran ini sering juga disebut
sebagai aliran Rasionalisme.
d. Aliran Ahlus Sunnah Wal-Jama’ah
Adanya aliran Ahlus Sunnah Wal-Jama’ah merupakan reaksi dari aliran
Mu’tazilah yang menganggap bahwa dalam memecahkan persoalan hanya dengan
filosofisnya saja dan tidak dibandingkan dengan teologi sebelumnya (sunnah Nabi).
Maka lain halnya dengan aliran Mu;tazilah, aliran Ahlus Sunnah Wal-Jama’ah
banyak menggunakan sunnah Nabi dalam menentukan sesuatu itu baik atupun salah
dan lebih mendahulukan nash (dalil) baru kemudian akal yang menjelaskannya. Dan
aliran Ahlus Sunnah Wal-Jama’ah juga menambahkan bahwa untuk menentukan
sesuatu itu benar dan buruk itu sudah ditentukan oleh Al-Qur’an dan Al-Hadist.

Aliran Tasawuf
Menurut aliran Tasawuf nilai baik dan buruk sesuatu itu bisa dilihat dari perasaan
bahagia. Bahagia disini bisa dikategorikan sebagai perasaan yang spirititual. Maka tidak
heran dalam aliran Tasawuf sangat popular istilah zuhud, yaitu suatu sikap yang
menunggalkan kesenangan dunia yang bersifat materil.

8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Setelah kita baca makalalah di atas maka dapat kita ketahui bahwasanya Akhlak,
Etika dan Moral adalah suatu yang harus kita perhatikan dalam kehidupan kita di dunia
ini, dan bahwasanya baik dan buruk itu tidak akan pernah lepas dari kehidupan kita
sehari-hari, kapanpun, dimanapun, dan waktu apapun itu. Standar baik dan buruk
berdasarkan ajaran akhlak moral dan etika, akhlak baik dan akhlak buruk dan ada macam
-macam nya di antaranya akhlak baik: At taqwa, Al ahfal, Al aqah, As Siddiq, Al Amanah,
Al Fath, Al muru’ah, Al hilmu, Az Zahaq, At tawazuq, dan akhlak buruk: Al khizik, Al
hibbu, Al Hadad, Al laghibah. Bahwasanya kita seorang manusia harus memiliki sifat
yang baik dan menjauhkan sifat yang buruk. Pepatah mengatakan ‘’aku lebih menghargai
orag yang bradab dari pada orang yang berilmu, setan lebih tinggi ilmunya dari pada
manusia’’. Disinilah kitra harus memahami dan mengamalkan adab adab yang baik dan
benar.

B. Saran
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, akan tetapi penulis telah memberikan yang maksimal dalam penyusunan
makalah ini. Penulis mengharapkan umpan balik baik berupa kritik maupun saran agar
dalam penyusunan makalah berikutnya akan lebih baik.

9
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Solihin, Khutbah Jum’at Petingan Jilid I, Bandung, Sinar Baru Algensindo, 2000

Al Baqir, Muhammad. 1994.Membentuk Akhlak Mulia . Bandung: Karisma.

Heri Gunawan,Pendidikan Karakter Konsep Dan implementasinya (Bandung,Alfabeta


2012)h 14

Mansur muslich ,Pendidikan Karakter Menjawab Tantangan krisis Multimendiontal


(Jakarta,Bumi Aksara ,2006 )h 74

Mufti amir ,Etika Komunikasi Massa Dalam Pandangan Islam ,(Jakarta ,logos Wacana
Ilmu.1999) h 17

Mustofa, Akhmad. 1999.Akhlak Tasawuf . Bandung:CV pustaka setia

Nata Abidin ,1996.Aklaq Tasawuf ,Jakarta .PT Raja Grafindo Persada.

10

Anda mungkin juga menyukai