DOSEN PENGAMPU :
SUHARTONO, M.Pd.I.
DISUSUN OLEH:
ERNA NOVITA
NIM:
2386230056
Penulis
ii
DAFTAR ISI
COVER i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I 1
PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Rumusan Masalah 1
C. Tujuan Masalah 1
BAB II 2
PEMBAHASAN 2
A. Pengertian Baik dan Buruk 2
B. Pengertian Akhlak, Moral, dan Etika 4
C. Standar Baik dan Buruk Berdasarkan Sifat yang ada pada Jiwa Manusia 5
D. Standar Baik dan Buruk Berdasarkan Ajaran Akhlak, Moral, dan Etika 7
BAB III 9
PENUTUP 9
A. Kesimpulan 9
B. Saran 9
DAFTAR PUSTAKA 10
iii
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
1. Menjelaskan apa yang dimaksud dengan Baik dan Buruk?
2. Menjelaskan apa yang dimaksud dengan Akhlak, Moral dan Etika?
3. Menjelaskan dan memberikan penjelasan terkait Standar Baik dan Buruk
Berdasarkan Ajaran Akhlak, Moral, dan Etika?
C. Tujuan Masalah
1. Mahasiswa mampu memaparkan tentang pengertian dari Baik dan Buruk!
2. Mahasiswa mampu memberikan penjelasan tentang yang dimaksud dengan Akhlak,
Moral, dan Etika!
3. Mahasiswa mampu mengetahui apa saja Standar Baik dan Buruk Berdasarkan
Ajaran Akhlak, Moral, dan Etika!
1
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian baik menurut ethik adalah sesuatu yang berharga untuk sesuatu
tujuan. Sebaliknya, yang tidak berharga tidak berguna untuk tujuan, apabila yang
merugikan, atau yang menyebabkan, tidak tercapainya tujuan adalah ”buruk”.
Tujuan dari masing-masing sesuatu,walaupun berbeda-beda,semuanya akan
bermuara kepada satu tujuan yang dinamakan baik,semuanya mengharapkan
mendapatkan yang baik dan bahagia,tujuan yang akhir yang sama ini dalam ilmu
ethik ”kebaikan tertinggi”, yang dengan istilah latinnya di sebut Summum Bonum
atau bahasa arabnya Al-khair al-Kully. Kebaikan tertinggi ini bisa juga di sebut
kebahagiaan yang universal atau Universal Happiness.
Banyak orang yang mengira bahwa orang yang mebgetahui tentang baik itu
otomatis menjadi baik; orang yang mengetahui ilmu akhlak menjadi orang yang
berakhlak mulia; seperti halnya orang yang mengetahui ilmu agama, pandai dalam
ilmu agama menjadi orang yang beragama dengan baik. Belum tentu orang pandai
tentu dalam ilmu agama itu menjalankan agama secara baik, seperti halnya orang
yang tahu akan ilmu akhlak belum tentu menjadi orang yang berakhlak mulia.
Letaknya kebaikan itu pada dua hal :
Pertama : pada adanya kemauan, will, iradah atau niat; dan
Kedua : pada praktek, action atau amaliah.
Kemauan menjadi modal utama untuk berakhlak. Seseorang yang tahu akan
2
baik, mengetahui baiknya sesuatu, mengetahui betapa baiknya jujur, adil, dermawan,
ramah, sopan, rendah hati, dll. Tapi apabila dia tidak mau melakukan berbuat jujur,
tidak mau berbuat adil, tidak mau dernawan, tidak mau ramah, tidak mau berbuat
sopan, dan sebagainya, maka dia tidak menjadi orang yang baik tersebut.
Dalam ajaran Islam juga ada beberapa macam Akhlak Buruk yaitu sebagai berikut.
Al-khiziq atau dusta merupakan mengabarkan sesuatu yang tidak sesuai dengan
realita
Al-hibbu atau licik merupakan menyembunyikan keburukan dan merencanakan
untuk menyakiti.
Al-hasad atau dengki merupakan berencana, bercita-cita untuk menghilangkan
nikmat yang dimiliki oleh orang lain.
Al-lagibah merupakan yang dibencikan oleh saudaramu yang dihibahkan
walaupun di depannya.ghibah itu tidak mesti di belakang di depanpun.walau apa
yang kita sebut dia benci itu juga dinamakan ghibah.
Menurut ajaran Islam penentuan baik dan buruk harus didasarkan pada petunjuk
3
Al-Qur’an dab Al-Hadits. Jika kita perhatikan Al-Qur’an maupun hadits banyak istilah
yang mengacu kepada baik, dan ada pula istilah yang mengacu kepada buruk. Di
antara istilah yang mengacu pada baik misalnya hasanah, thoyyibah, khairoh, karimah,
mahmudah, azizah dan birr. Adanya istilah kebaikan yang demikian variatif yang
diberikan Al-Qur’an dan Hadits itu menunjukan bahwa penjelasan terhadap sesuatu
yang baik menurut ajaran Islam itu jauh lebih lengkap dibandingkan dengan arti
kebaikan yang dikemukakan sebelumnya.
2. Moral
Kata Moral berasal dari kata latin “mos” yang berarti kebiasaan. Moral berasal dari
Bahasa Latin yaitu Moralitas adalah istilah manusiamenyebut ke manusia atau orang
lainnya dalam tindakan yang mempunyai nilai positif. Manusia yang tidak memiliki moral
disebut amoral artinya dia tidak bermoral dan tidak memiliki nilai positif di mata manusia
lainnya. Sehingga moral adalah hal mutlak yang harus dimiliki oleh manusia.
Moral secara ekplisit adalah hal-hal yang berhubungan dengan proses sosialisasi
individu tanpa moral manusia tidak bisa melakukan prosessosialisasi. Moral dalam zaman
sekarang mempunyai nilai implisit karena banyak orang yang mempunyai moral atau
sikap amoral itu dari sudut pandang yang sempit. Moral itu sifat dasar yang diajarkan di
4
sekolah-sekolah dan manusia harus mempunyai moral jika ia ingin dihormati oleh
sesamanya. Moral adalah nilai ke-absolutan dalam kehidupan bermasyarakat secara utuh.
Penilaian terhadap moral diukur dari kebudayaan masyarakat setempat.
Moral adalah perbuatan/tingkah laku/ucapan seseorang dalam berinteraksi dengan
manusia. apabila yang dilakukan seseorang itu sesuai dengan nilai rasa yang berlaku di
masyarakat tersebut dan dapat diterima serta menyenangkan lingkungan masyarakatnya,
maka orang itu dinilai mempunyai moral yang baik, begitu juga sebaliknya. Adapun
pengertian moral dalam kamus filsafat dapat dijabarkan sebagai berikut:
Menyangkut kegiatan-kegiatan yang dipandang baik atau buruk, benar atau
salah, tepat atau tidak tepat.
Sesuai dengan kaidah-kaidah yang diterima, menyangkut apa yang dianggap
benar, baik, adil dan pantas.
Memiliki Kemampuan untuk diarahkan oleh (dipengaruhi oleh) keinsyafan
benar atau salah. Kemampuan untuk mengarahkan (mempengaruhi) orang lain
sesuai dengan kaidah- kaidah perilaku nilai benar dan salah.
Menyangkut cara seseorang bertingkah laku dalam berhubungan dengan orang
lain.
Secara umum, MORAL dapat diartikan sebagai batasan pikiran, prinsip, perasaan,
ucapan, dan perilaku manusia tentang nilai-nilai baik dan buruk atau benar dan salah.
Moral merupakan suatu tata nilai yang mengajak seorang manusia untuk berperilaku
positif dan tidak merugikan orang lain. Seseorang dikatakan telah bermoral jika ucapan,
prinsip, dan perilaku dirinya dinilai baik dan benar oleh standar-standar nilai yang
berlaku di lingkungan masyarakatnya.
3. Etika
Secara bahasa kata ‘etika’ lahir dari bahasa Yunani ethos yang artinya tampak dari
suatu kebiasaan. Dalam hal ini yang menjadi perspektif objeknya adalah perbuatan, sikap,
atau tindakan manusia. Pengertian etika secara khusus adalah ilmu tentang sikap dan
kesusilaan suatu individu dalam lingkungan pergaulannya yang kental akan aturan dan
prinsip terkait tingkah laku yang dianggap benar.
Sedangkan pengertian etika secara umum adalah aturan, norma, kaidah, ataupun
tata cara yang biasa digunakan sebagai pedoman atau asas suatu individu dalam
melakukan perbuatan dan tingkah laku. Penerapan norma ini sangat erat kaitannya
dengan sifat baik dan buruknya individu di dalam bermasyarakat.
Dengan begitu, Etika adalah ilmu yang mempelajari baik dan buruknya serta
kewajiban, hak, dan tanggung jawab, baik itu secara sosial maupun moral, pada setiap
individu di dalam kehidupan bermasyarakatnya. Atau bisa dikatakan juga bahwa etika
mencakup nilai yang berhubungan dengan akhlak individu terkait benar dan salahnya.
C. Standar Baik dan Buruk Berdasarkan Sifat yang ada pada Jiwa Manusia
Ada beberapa sifat manusia yang mendorong manusia pada perbuatan dosa,
diantaranya yaitu :
5
1. Sifat Ketuhanan (Rububiyah)
Diantara sifat ketuhanan yang ada pada diri manusia yaiut sifat takabbur, yang
menganggap dirinya merasa lebih besar dan yang lain di anggap kecil dan bahkan
menganggap lebih rendah lagi, merasa dirinya hebat karena merasa dirinya lebih bisa
dan yang lain dianggap bodoh. Terkadang didalam diri manusia terdapat sifat ingin
dipuji, semua gerak dan pekerjaannya ingin dilihat orang lain dengan tujuan ingin
mendapatkan pujian dari orang lain. Disamping itu juga ada sifat ketuhanan yang
bleh ditiru manusia seperti sifat Allah SWT. Yang maha pengasih dan Penyayang
serta penuh pengampunan dan lain sebagainya.
2. Sifat Syetan (Syaithoniyah)
Apabila sifat-sifat syetan berpindah pada manusia, maka manusia itu akan
melakukan perbuatan dosa selamanya, diantara sifat yang disenangi syetan yaitu
hasud, berbuat curang, dan menipu. Orang yang dipenuhi sifat seperti akan selalu
berbuat dosa dan mengajak pada kemungkaran, hatinya tidak ingin melakukan suatu
kebaikan.
3. Sifat Hewan (Bahimiyah)
Penyebab selanjutnya yang membuat manusia berani melakukan perbuatan
dosa, karena terdapat sifat hewan didalam dirinya seperti toma atau rakus, nafsu
syahwat yang tidak bisa dikendalikan, mengambil hak orang lain tidak menghiraukan
halal dan haramnya, yang penting kebutuhannya terpenuhi.
4. Sifat Hewan Buas (Sabu’iyah)
Lebih berbahaya lagi bila manusia mempunyai sifat hewan buas, sebab sifat
seperti ini berani membunuh segalanya, perkerjaannya hanya marah dan
keinginannya mencelakakan orang lain.
Dari keempat sifat diatas menjelaskan bahwa bentuk perbuatan dosa yang
dilakukan manusia, ada yang menjadi dosa besar ada juga yang menjadi dosa kecil. Tapi
kalu dilihat secara garis besar macam-macam dosa di bagi menjadi 2 bagian yaitu dosa
antara manusia dan tuhannya dan ada dosa antara manusia dengan manusia.
Adapun yang termasuk dosa antara manusia dan tuhannya diantaranya yaitu
meninggalkan shalat,meninggalkan puasa,dan tidak melaksanakan kewajiban-kewajiban
untuk diri sendiri. Sedangkan dosa yang berhubungan antara manusia dengan manusia
lagi diantaranya tidak mengeluarkan zakat,membunuh,merampas harta orang
lain,merusak kehormatan nama orang lain,dan semua pelanggaran yang termasuk hak-
hak umum atau yang menyangkut harta,jiwa,agama dan lain sebagainya.
Kalau dilihat dari besar dan kecilnya dosa dibagi menjadi dua, yaitu dosa besar yang
diistilahkan dengan kabaair, dan dosa kecil yang disebut sayyiaat. Mengikuti keterangan
Imam Al-Gazali dosa besar itu jumlahnya ada 17 macam, sedangkan dosa kecil sangat
banyak sekali. Dari ke 17 dosa besar itu di bagi menurut tempat atau bagian tubuh kita
yang melakukannya.
1. Empat (4) macam dosa yang ada di dalam hati manusia yaitu : musyrik,melakukan
ma’siat selamanya,putus asa dari jalan untuk mendapat rahmat Allah SWT,dan
merasa aman dari ancaman dan siksa Allah ﷻ
2. Empat (4) macam dosa ada pada lisan yaitu : menjadi saksi palsu atau
6
berbohong,memfitnah,menjadi tukang sihir dan sumpah palsu.
3. Tiga (3) macam dosa ada pada perut yaitu : meminum minuman keras yang bisa
merusak akal manusia, memakan uang haram, dan memakan harta anak yatim.
4. Dua (2) macam dosa ada pada kemaluan (farji) yaitu : melakukan zina, dan liwath
(homoseksual atau lesbian).
5. Dua (2) macam dosa ada pada tangan seperti : membunuh dan mencuri
6. Satu macam dosa ada pada kaki, yaitu : lari atau kabur dari peperangan
7. Satu macam dosa ada pada seluruh anggota badan, yaitu : durhaka kepada kedua
orang tua.
D. Standar Baik dan Buruk Berdasarkan Ajaran Akhlak, Moral, dan Etika
Ada ada beberapa aliran untuk menentukan standar baik dan buruknya sesuatu itu,
diantarnya :
Aliran Idealisme
Aliran ini memandang bahwa kebenaran yang hakiki tidak dapat dilihat melalui
panca indra semata, karena semua sesuatu yang tampak melalui panca indra hanya
merupakan kepalsuan belaka dan bukan sesuatu yang sebenarnya. Jadi kesimpulan dari
aliran ini, bahwa untuk mengetahui sesuatu itu baik atau buruk maka dapat diukur
dengan cita.
Aliran Naturalisme
Aliran ini memandang bahwa untuk menilai sesuatu yang baik dan buruk itu
dapat dipengaruhi oleh pembawaan manusia sejak lahir kedunia. Dengan kata lain
manusia sejak anak-anak dapat menilai sesutau itu baik ataupun buruk, akan tetapi dia
belum bisa menganalisis mengapa sesuatu itu baik ataupun buruk. Untuk bisa menganalisis
sesuatu itu baik dan buruk diperlukan pengalaman hidup yang lama, karena semakin lama
pengalaman hidupnya maka semakin matang pemahamannya terhadap sesuatu yang baik
dan buruk. Dengan ini dapat ditegaskan bahwa menilai sesuatu itu ditentukan oleh
kebutuhan dan kondisi wilayah yang ditempati oleh manusia.
Aliran Hedonisme
Hedonisme merupakan aliran filsafat tua yang berakar dai pemikiran filsafat
Yunani. Menurut aliran ini sesuatu yang dikategorikan baik itu adalah sesuatu yang bisa
mendatangkan kenikmatan nafsu biologis. Sedangkan sesuatu yang buruk itu adalah
sesuatu yang tidak memberikan kenikmatan nafsu biologis. Sehingga aliran ini
menitikberatkan bahwa kebahagian itu terletak pada kepuasan biologis dan hal itu
merupakan tujuan hidup bagi mereka yang beraliran hedonisme.
Aliran Tasawuf
Menurut aliran Tasawuf nilai baik dan buruk sesuatu itu bisa dilihat dari perasaan
bahagia. Bahagia disini bisa dikategorikan sebagai perasaan yang spirititual. Maka tidak
heran dalam aliran Tasawuf sangat popular istilah zuhud, yaitu suatu sikap yang
menunggalkan kesenangan dunia yang bersifat materil.
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah kita baca makalalah di atas maka dapat kita ketahui bahwasanya Akhlak,
Etika dan Moral adalah suatu yang harus kita perhatikan dalam kehidupan kita di dunia
ini, dan bahwasanya baik dan buruk itu tidak akan pernah lepas dari kehidupan kita
sehari-hari, kapanpun, dimanapun, dan waktu apapun itu. Standar baik dan buruk
berdasarkan ajaran akhlak moral dan etika, akhlak baik dan akhlak buruk dan ada macam
-macam nya di antaranya akhlak baik: At taqwa, Al ahfal, Al aqah, As Siddiq, Al Amanah,
Al Fath, Al muru’ah, Al hilmu, Az Zahaq, At tawazuq, dan akhlak buruk: Al khizik, Al
hibbu, Al Hadad, Al laghibah. Bahwasanya kita seorang manusia harus memiliki sifat
yang baik dan menjauhkan sifat yang buruk. Pepatah mengatakan ‘’aku lebih menghargai
orag yang bradab dari pada orang yang berilmu, setan lebih tinggi ilmunya dari pada
manusia’’. Disinilah kitra harus memahami dan mengamalkan adab adab yang baik dan
benar.
B. Saran
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, akan tetapi penulis telah memberikan yang maksimal dalam penyusunan
makalah ini. Penulis mengharapkan umpan balik baik berupa kritik maupun saran agar
dalam penyusunan makalah berikutnya akan lebih baik.
9
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Solihin, Khutbah Jum’at Petingan Jilid I, Bandung, Sinar Baru Algensindo, 2000
Mufti amir ,Etika Komunikasi Massa Dalam Pandangan Islam ,(Jakarta ,logos Wacana
Ilmu.1999) h 17
10