Petunjuk :
1. Jawab pertanyaan dengan singkat dan jelas.
2. Sifat ujian Open Book/Take Home
3. Peserta ujian wajib mengetik ikrar peserta ujian di lembar ujian lembar jawab sebelum mulai
mengetik pekerjaan. Teks yang diketik yaitu “Saya bersaksi bahwa pekerjaan yang saya
kerjakan tidak mengcopy hasil pekerjaan dari teman lain dan siap menerima sanksi jika tidak
bertindak jujur”.
4. Berdoalah terlebih dahulu sebelum mengerjakan soal ujian.
Soal:
1. Sebagai Calon Guru Profesional pemahaman tentang Perjalanan Pendidikan Nasional menjadi
bagian yang sangat penting. Untuk mewujudkan pemahaman tersebut uraikan argumen kritis saudara
dalam memahami ‘Perjalanan Pendidikan Nasional’. Anda dapat memperkaya referensi pemahaman
Anda dengan mempelajari perjuangan para pemuda seperti perkumpulan Budi Utomo dan Gerakan
perubahan R. A. Kartini serta tokoh-tokoh pergerakan Nasional yang relevan dalam Upaya
membangun manusia Indonesia! (skor 15)
2. Anda sudah sering mendengar kata-kata seperti budi pekerti, ing ngarso sung tulodo, ing madya
mangun karso, tut wuri handayani yang menjadi jiwa dari pendidikan nasional. Buatlah argumen
kritis dan reflektif untuk memaparkan pemikiran mendasar Ki Hadjar Dewantara dan relevansinya
dengan peran Anda sebagai pendidik dalam mewujudkan pembelajaran yang berpihak pada peserta
didik! (skor 25)
3. Berikan telaah yang mendalam tentang pemikiran filosofi Ki Hadjar Dewantara tentang Pendidikan
yang dituangkan dalam tulisan Ki Hadjar Dewantara yaitu: Dasar-Dasar Pendidikan; dan Metode
Montessori, Froebel Taman Anak! (20)
4. Rancanglah sebuah desain strategi dalam mewujudkan pemikiran KHD untuk mewujudkan
‘Pendidikan yang Berpihak pada Murid’ (skor 25)
Jawaban :
1. Memahami perjalanan pendidikan nasional merupakan hal yang sangat penting bagi seorang calon
guru profesional, karena hal tersebut memungkinkan mereka untuk mengenali dan memahami
sejarah, perkembangan, serta tantangan dalam sistem pendidikan Indonesia. Berikut adalah
beberapa argumen kritis dalam memahami perjalanan pendidikan nasional, dengan memperkaya
referensi dari perjuangan para pemuda, gerakan R.A. Kartini, dan tokoh-tokoh pergerakan nasional:
• Pemuda dan Perkumpulan Budi Utomo:
Perkumpulan Budi Utomo merupakan salah satu organisasi yang ikut serta dalam memperjuangkan
pendidikan nasional di awal abad ke-20. Para pemuda yang tergabung dalam organisasi ini
menyadari pentingnya pendidikan sebagai fondasi kemajuan bangsa. Mereka mengadvokasi
pendirian sekolah-sekolah untuk rakyat pribumi dan memperjuangkan pemerataan akses terhadap
pendidikan di Indonesia. Memahami peran dan perjuangan para pemuda Budi Utomo dapat
memberikan wawasan tentang pentingnya pendidikan sebagai alat untuk membebaskan bangsa dari
penjajahan dan ketertindasan.
Gerakan Perubahan R.A. Kartini: R.A. Kartini, dengan semangatnya dalam memperjuangkan hak-
hak pendidikan bagi perempuan, juga memiliki peran yang signifikan dalam perjalanan pendidikan
nasional. Kartini mengusung gagasan tentang pentingnya pendidikan untuk membebaskan
perempuan dari keterbelakangan dan ketergantungan. Melalui perjuangannya, Kartini mendorong
pembukaan sekolah untuk perempuan dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya pendidikan
bagi perempuan dalam masyarakat. Memahami perjuangan Kartini membantu kita menyadari
betapa pentingnya pendidikan sebagai sarana untuk menciptakan kesetaraan gender dan
mengembangkan potensi seluruh anggota masyarakat.
Melalui pemahaman yang mendalam tentang perjalanan pendidikan nasional, seorang calon guru
dapat mengambil pelajaran berharga tentang peran dan tantangan dalam memajukan pendidikan di
Indonesia. Hal ini akan membantu mereka menjadi pendidik yang lebih berwawasan, berkomitmen,
dan mampu menginspirasi generasi muda untuk terlibat aktif dalam membangun masa depan
pendidikan yang lebih baik bagi bangsa dan negara.
2. Pemikiran mendasar Ki Hadjar Dewantara, yang tercermin dalam konsep-konsep seperti budi
pekerti, ing ngarso sung tulodo, ing madya mangun karso, dan tut wuri handayani, memiliki
relevansi yang besar dengan peran seorang pendidik dalam mewujudkan pembelajaran yang
berpihak pada peserta didik. Berikut adalah argumen kritis dan reflektif mengenai relevansi
pemikiran Ki Hadjar Dewantara dengan peran seorang pendidik:
• Budi Pekerti:
Konsep budi pekerti menekankan pentingnya pengembangan karakter dan moralitas siswa dalam
pendidikan. Sebagai pendidik, kita memiliki tanggung jawab untuk tidak hanya mengajarkan
pengetahuan akademis, tetapi juga membimbing siswa dalam mengembangkan nilai-nilai positif
seperti kejujuran, disiplin, kerja keras, dan empati. Dengan menginternalisasi nilai-nilai budi
pekerti, siswa dapat menjadi individu yang bertanggung jawab, beretika, dan memiliki integritas
yang tinggi dalam kehidupan mereka.
3. Ki Hadjar Dewantara, atau lebih dikenal sebagai Raden Mas Soewardi Soerjaningrat, adalah tokoh
pendidikan Indonesia yang memiliki pemikiran filosofis yang mendalam tentang pendidikan. Dua
tulisan penting yang menggambarkan pemikiran filosofi pendidikan Ki Hadjar Dewantara adalah
"Dasar-Dasar Pendidikan" dan "Metode Montessori, Froebel Taman Anak". Berikut adalah telaah
mendalam tentang kedua tulisan tersebut:
• Dasar-Dasar Pendidikan:
Dalam tulisan ini, Ki Hadjar Dewantara menyoroti pentingnya pendidikan sebagai sarana
untuk membangun karakter dan kepribadian yang unggul bagi generasi muda,
Ia menekankan bahwa pendidikan haruslah berlandaskan pada nilai-nilai kemanusiaan,
keadilan, kebersamaan, dan kebebasan.
Ki Hadjar Dewantara juga menegaskan bahwa pendidikan harus mengakomodasi kebutuhan
individual siswa, dengan memberikan pendidikan yang holistik dan berpusat pada
perkembangan potensi kreatif, kognitif, emosional, dan sosial mereka. Pemikiran filosofis
Ki Hadjar Dewantara dalam "Dasar-Dasar Pendidikan" menekankan pentingnya pendidikan
sebagai instrumen untuk membentuk manusia yang berbudi luhur, berkarakter kuat, dan siap
menghadapi tantangan masa depan.
• Metode Montessori, Froebel Taman Anak:
Dalam tulisan ini, Ki Hadjar Dewantara melakukan telaah terhadap dua pendekatan
pendidikan yang cukup terkenal, yaitu metode Montessori dan pendekatan Froebel dalam
pendidikan anak.
Ki Hadjar Dewantara melihat bahwa kedua pendekatan ini memiliki kesamaan dalam
pendekatan pedagogis yang mengedepankan kebebasan, kemandirian, dan aktivitas belajar
siswa.
Namun demikian, ia juga mengkritisi bahwa kedua pendekatan tersebut mungkin
kurang sesuai dengan konteks budaya dan kebutuhan pendidikan di Indonesia, yang
cenderung lebih kolektivis dan memiliki nilai-nilai lokal yang berbeda.
4. ntuk merancang desain strategi dalam mewujudkan pemikiran Ki Hadjar Dewantara (KHD) untuk
menciptakan 'Pendidikan yang Berpihak pada Murid', kita dapat mengintegrasikan konsep-konsep
utama yang dianut oleh KHD dengan pendekatan modern dalam pendidikan. Berikut adalah desain
strategi :
5. Identitas manusia Indonesia, ketika dilihat melalui lensa metode fenomenologi atau analisis
eksistensial, merupakan sebuah konstruksi kompleks yang terbentuk dari interaksi antara berbagai
faktor sosio-kultural, historis, dan individu. Identitas ini menghayati nilai-nilai kemanusiaan khas
Indonesia, yang tercermin dalam berbagai aspek kehidupan sehari-hari. Berikut adalah pemahaman
saya tentang identitas manusia Indonesia:
• Keberagaman Sosio-Kultural:
Identitas manusia Indonesia tercermin dalam keberagaman budaya, bahasa, adat istiadat,
dan agama yang ada di seluruh negeri. Melalui metode fenomenologi, kita dapat memahami
bagaimana individu mengalami dan menghayati keberagaman ini dalam kehidupan sehari-
hari mereka, baik melalui tradisi, upacara, atau interaksi sosial.
• Kehangatan dan Solidaritas:
Identitas manusia Indonesia sering kali dicirikan oleh rasa kehangatan, keramahan, dan
solidaritas. Fenomenologi memungkinkan kita untuk memahami bagaimana individu
merasakan dan membangun hubungan sosial yang erat, baik dalam lingkungan keluarga,
komunitas, atau masyarakat luas.
• Nilai-Nilai Kemanusiaan Khas Indonesia:
Identitas manusia Indonesia juga menghayati nilai-nilai luhur seperti gotong royong,
toleransi, kejujuran, dan keadilan. Melalui analisis eksistensial, kita dapat melihat
bagaimana individu menjalani hidup mereka dengan memegang teguh nilai-nilai ini sebagai
panduan dalam berinteraksi dengan sesama manusia.
• Semangat Kreativitas dan Ketahanan: Identitas manusia Indonesia mencerminkan semangat
kreativitas, inovasi, dan ketahanan dalam menghadapi tantangan. Dengan menggunakan
metode fenomenologi, kita dapat memahami bagaimana individu mengekspresikan
kreativitas mereka dalam berbagai aspek kehidupan, serta bagaimana mereka menghadapi
dan mengatasi rintangan yang muncul.
Kesadaran akan Sejarah dan Identitas Nasional: Identitas manusia Indonesia juga mencakup
kesadaran akan sejarah dan identitas nasional sebagai bagian dari kesatuan bangsa. Analisis
eksistensial memungkinkan kita untuk memahami bagaimana individu menyusun dan memaknai
narasi sejarah serta perannya dalam menjaga dan mengembangkan identitas nasional yang kuat.
Dengan demikian, identitas manusia Indonesia dapat dipahami sebagai sebuah konstruksi kompleks
yang mencakup keberagaman sosio-kultural, nilai-nilai kemanusiaan khas Indonesia, semangat
kreativitas dan ketahanan, serta kesadaran akan sejarah dan identitas nasional. Melalui pendekatan
fenomenologi atau analisis eksistensial, kita dapat memahami bagaimana individu mengalami dan
menghayati identitas ini dalam kehidupan mereka sehari-hari, serta bagaimana hal tersebut
membentuk dan memengaruhi interaksi dan pengalaman hidup mereka.