Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

KONSEP-KONSEP MOTORIK

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Teori Belajar Mengajar Motorik

Dosen Pengampu

H.Budi Indrawan.,Drs.,M.Pd.

Sani Gunawan.,S.Pd.,M.Pd.

Oleh

Syechan Al Ghifari 222191194

Muhamad Ruslan A.G 222191195

Lia Nata 222191197

Sulthon Khaidzar Zibrani 222191192

PENDIDIKAN JASMANI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SILIWANGI

TASIKMALAYA

2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadiran Alah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas yang berjudul “KONSEP KONSEP MOTORIK”

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari
Mata Kuliah Teori Belajar Mengajar Motorik selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang bagaimana konsep-konsep motorik

Kami mengucapkan terima kasih kepada dosen, yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan. Kami juga mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah meluangkan waktu dan membagi sebagian pengetahuannya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. kami menyadari, makalah yang kami tulis
ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan
kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................................2
DAFTAR ISI........................................................................................................................................3
BAB I....................................................................................................................................................5
PENDAHULUAN................................................................................................................................5
A. Latar Belakang........................................................................................................................5
B. Rumusan Masalah...................................................................................................................5
C. Tujuan Makalah......................................................................................................................5
BAB II..................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN...................................................................................................................................6
A. Pengertian Konsep Motorik....................................................................................................6
1) Motorik Kasar......................................................................................................................6
2) Motorik Halus......................................................................................................................7
3) Persepsi Motorik:.................................................................................................................7
4) .Koordinasi Motorik:...........................................................................................................7
5) Keseimbangan:.....................................................................................................................8
6) Kontrol Motorik:.................................................................................................................8
7) Gerakan Fundamental:.......................................................................................................8
B. Teori Konsep Motorik.............................................................................................................8
1) Teori Perkembangan Motorik Halus dan Kasar....................................................................8
2) Teori Penerimaan Sensorik-Motorik:...................................................................................9
3) Teori Kontrol Motorik:..........................................................................................................9
4) Teori Pembelajaran Motorik:...............................................................................................9
5) Teori Pengembangan Fase:...................................................................................................9
C. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Konsep Motorik.......................................................9
1. Faktor Genetik.....................................................................................................................9
2. Pengembangan Saraf.........................................................................................................10
3. Lingkungan........................................................................................................................10
4. Kesehatan Fisik..................................................................................................................11
BAB III...............................................................................................................................................13
PENUTUP..........................................................................................................................................13
A. Kesimpulan............................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................14
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Motorik mengacu pada segala sesuatu yang terkait dengan gerakan tubuh. Ini
mencakup kemampuan untuk menggerakkan tubuh dengan koordinasi, kontrol, dan
keahlian yang diperlukan untuk berbagai aktivitas sehari-hari. Secara khusus, motorik
melibatkan koordinasi otot, saraf, dan sistem lainnya untuk melakukan gerakan yang
diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Ada dua jenis motorik utama: Motorik Kasar:
Ini melibatkan gerakan besar yang menggunakan kelompok otot besar dalam tubuh.
Contohnya termasuk berjalan, berlari, melompat, bermain bola, dan gerakan-gerakan lain
yang memerlukan koordinasi antara kaki, tangan, dan tubuh. Motorik Halus: Ini
melibatkan gerakan yang lebih kecil, halus, dan terkoordinasi yang memerlukan presisi.
Ini termasuk aktivitas seperti menulis, menggambar, memasukkan kancing, menggunakan
alat-alat kecil, dan aktivitas manipulatif lainnya.

Motorik berasal dari bahasa Inggris yaitu Motor Ability, gerak (motor) merupakan
suatu aktivitas yang sangat penting bagi manusia, karena dengan gerak (motor) manusia
dapat meraih sesuatu yang menjadi harapannya. Menurut Rusli Lutan (1988: 96),
mengatakan bahwa “kemampuan motorik adalah kapasitas seseorang yang berkaitan
dengan pelaksanaan dan peragaan suatu keterampilan yang relatif melekat setelah masa
kanak-kanak”. Menurut Sukadiyanto (1997: 70), mengatakan bahwa “kemampuan
motorik adalah suatu kemampuan seseorang dalam menampilkan keterampilan gerak
yang lebih luas serta diperjelas bahwa kemampuan motorik suatu kemampuan umum
yang berkaitan dengan penampilan berbagai keterampilan atau tugas gerak”

B. Rumusan Masalah
1. Apa Konsep Motorik?
2. Apa Teori Konsep Motorik?
3. Apa Konsep-konsep yang Mempengaruhi Konsep Motorik?
C. Tujuan Makalah
1. Mengetahui Konsep Motorik
2. Mengetahui Teori Konsep Motorik
3. Mengetahui Konsep-konsep yang Mempengaruhi Konsep Motorik
BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian Konsep Motorik

Konsep motorik adalah pemahaman dan penggunaan keterampilan motorik,


yang melibatkan gerakan fisik dan koordinasi tubuh untuk melakukan tugas tertentu.
Konsep motorik meliputi pemahaman tentang ruang (spasial), waktu, kecepatan,
ritme, arah, dan hubungan antara bagian tubuh. Ini mencakup kemampuan untuk
memahami instruksi, memprediksi gerakan, menyesuaikan gerakan, dan mengontrol
gerakan tubuh secara keseluruhan.

Konsep motorik merujuk pada pemahaman dan penggunaan kemampuan motorik atau
gerakan tubuh. Ini meliputi persepsi, koordinasi, kontrol otot, serta pemahaman
terhadap gerakan tubuh yang memungkinkan individu untuk bergerak, berinteraksi
dengan lingkungan, dan melakukan berbagai aktivitas sehari-hari.

Beberapa konsep motorik yang penting termasuk:

1) Motorik Kasar

Motorik kasar, menurut para ahli dalam bidang perkembangan anak dan ilmu
olahraga, merupakan kemampuan untuk melakukan gerakan besar yang
melibatkan kelompok otot besar dalam tubuh. Ini mencakup aktivitas fisik seperti
berjalan, berlari, melompat, berguling, menendang, dan melempar.

Menurut Maria Montessori, motorik kasar adalah kemampuan anak untuk


mengendalikan gerakan besar tubuh, seperti berjalan, melompat, dan berlari. Dia
menganggap aktivitas motorik kasar sebagai bagian penting dari pembelajaran
dan perkembangan anak, dan merancang lingkungan pendidikan yang
mendukung eksplorasi dan pengembangan keterampilan motorik kasar melalui
kegiatan fisik dan permainan. Montessori percaya bahwa melalui gerakan fisik,
anak-anak dapat mengembangkan koordinasi dan keseimbangan yang penting
untuk perkembangan holistik mereka.

Menurut Jean Piaget menyatakan bahwa anak-anak belajar tentang dunia melalui
gerakan fisik mereka. Menurutnya, pengalaman motorik kasar membantu anak-
anak memahami ruang, waktu, dan hubungan kausalitas.
Menurut Gesell dan Amatruda, motorik kasar merupakan kemampuan anak untuk
melakukan gerakan besar yang melibatkan kelompok otot besar dalam tubuh.
Mereka menganggap bahwa perkembangan motorik kasar membantu anak
memperoleh kemandirian dalam menjalani kehidupan sehari-hari.

2) Motorik Halus
Motorik halus merujuk pada kemampuan untuk melakukan gerakan halus dan
terkoordinasi yang melibatkan penggunaan otot-otot kecil, terutama pada tangan
dan jari. Ini mencakup aktivitas seperti menulis, menggambar, memasukkan
kancing, memegang benda kecil, dan menggunakan alat-alat kecil dengan presisi.

Pengembangan motorik halus penting dalam perkembangan anak karena


memungkinkan mereka untuk melakukan tugas-tugas yang memerlukan
kehalusan dan ketepatan gerakan. Aktivitas motorik halus juga mempersiapkan
anak untuk keterampilan akademis seperti menulis, membaca, dan berhitung.

Pada orang dewasa, kemampuan motorik halus tetap penting dalam kehidupan
sehari-hari, termasuk dalam pekerjaan yang memerlukan presisi, penggunaan
alat-alat kecil, atau keterampilan artistik.

3) Persepsi Motorik:
Persepsi motorik adalah kemampuan untuk memahami, menginterpretasikan,
dan merespons informasi sensorik yang berkaitan dengan gerakan dan aktivitas
motorik. Ini melibatkan penggunaan sensori (seperti penglihatan, pendengaran,
sentuhan, dan proprioception) untuk memahami lingkungan sekitar dan
merencanakan serta melakukan gerakan tubuh yang tepat.
Persepsi motorik berperan penting dalam kemampuan seseorang untuk
mengoordinasikan gerakan, menjaga keseimbangan, dan melakukan tugas-tugas
motorik yang kompleks. Ini juga membantu seseorang untuk memahami dan
menyesuaikan gerakan mereka sesuai dengan situasi yang berubah dan
memperkirakan dampak gerakan yang akan dilakukan.
4) .Koordinasi Motorik:
Koordinasi motorik mengacu pada kemampuan tubuh untuk
mengoordinasikan gerakan otot secara tepat dan efisien. Ini melibatkan
penggunaan sistem saraf untuk mengatur dan mengendalikan gerakan tubuh
dengan presisi, baik itu gerakan kasar maupun gerakan halus. Koordinasi motorik
memungkinkan seseorang untuk melakukan tindakan yang kompleks dengan
menggunakan berbagai bagian tubuh secara bersamaan atau secara terpisah,
sesuai dengan kebutuhan tugas yang diberikan.
5) Keseimbangan:.
Keseimbangan motorik adalah kemampuan untuk mempertahankan posisi
tubuh yang stabil dan terkontrol saat bergerak atau dalam posisi diam. Ini
melibatkan integrasi informasi sensorik dari berbagai sistem tubuh, termasuk
sistem vestibular (yang mengendalikan keseimbangan), sistem visual, dan sistem
somatosensorik (yang menerima informasi tentang posisi dan gerakan tubuh).
6) Kontrol Motorik:
Kontrol motorik mengacu pada kemampuan untuk mengendalikan gerakan
tubuh dengan presisi, koordinasi, dan adaptasi yang diperlukan untuk melakukan
berbagai aktivitas fisik dan tugas sehari-hari. Ini melibatkan penggunaan sistem
saraf dan otot untuk mengatur gerakan tubuh dengan tepat sesuai dengan
kebutuhan..
7) Gerakan Fundamental:
Konsep ini mencakup gerakan-gerakan dasar seperti berjalan, berlari,
melompat, menggenggam, dan melempar, yang menjadi dasar bagi
perkembangan keterampilan motorik yang lebih kompleks.
B. Teori Konsep Motorik

Teori konsep motorik merupakan kerangka kerja yang digunakan untuk


memahami bagaimana individu mengembangkan pemahaman dan kemampuan dalam
mengatur gerakan tubuh. Teori-teori ini membantu menjelaskan bagaimana konsep
motorik berkembang seiring waktu dan bagaimana pengalaman serta latihan
memengaruhi perkembangan motorik individu. Beberapa teori konsep motorik yang
penting termasuk:

1) Teori Perkembangan Motorik Halus dan Kasar


Teori ini menekankan bahwa anak-anak mengalami perkembangan motorik secara
bertahap, dimulai dari gerakan kasar (seperti berjalan dan melompat) hingga
gerakan halus (seperti menulis dan menggambar). Teori ini memahami bahwa
setiap tahap perkembangan membentuk dasar bagi kemampuan motorik yang lebih
kompleks di masa depan.
2) Teori Penerimaan Sensorik-Motorik:
Teori ini menekankan pentingnya persepsi sensorik dalam pengaturan gerakan
tubuh. Teori ini mengatakan bahwa individu memahami gerakan mereka sendiri
dan merespons lingkungan mereka melalui pengalaman sensorik.
3) Teori Kontrol Motorik:
Teori ini mempelajari bagaimana sistem saraf mengoordinasikan gerakan tubuh.
Ini mencakup pemahaman tentang bagaimana otak dan sistem saraf lainnya bekerja
bersama-sama untuk menghasilkan gerakan yang koordinatif dan tepat.
4) Teori Pembelajaran Motorik:
Teori ini berfokus pada bagaimana individu memperoleh keterampilan motorik
melalui proses pembelajaran, latihan, dan pengalaman. Ini mencakup konsep
belajar melalui umpan balik, penguatan, dan pengamatan.
5) Teori Pengembangan Fase:
Teori ini menggambarkan bahwa individu melewati serangkaian tahap
perkembangan dalam pengembangan keterampilan motorik. Setiap tahap memiliki
karakteristik yang berbeda dan mempersiapkan individu untuk tahap berikutnya.
C. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Konsep Motorik
1. Faktor Genetik

Faktor genetik memainkan peran penting dalam pengembangan kemampuan


motorik seseorang Anak-anak dapat mewarisi kecenderungan untuk memiliki tingkat
koordinasi, keseimbangan, dan kekuatan tertentu dari orang tua mereka. Sebagai
contoh, beberapa studi menunjukkan bahwa kemampuan motorik tertentu cenderung
menurun dalam keluarga.

Gen-gen tertentu memainkan peran dalam perkembangan sistem saraf, termasuk


otak dan saraf tepi, yang diperlukan untuk koordinasi gerakan tubuh. Variasi dalam
gen-gen ini dapat memengaruhi bagaimana seseorang mengendalikan gerakan
mereka.

Perbedaan individu dalam gen tertentu dapat memengaruhi keterampilan motorik.


Misalnya, variasi genetik dalam neurotransmitter atau protein struktural yang terlibat
dalam fungsi otot dan saraf dapat mempengaruhi kemampuan seseorang dalam
mengontrol gerakan. Beberapa gangguan genetik seperti distrofi otot, atrofi otot
spinal, dan sindrom Down dapat memengaruhi perkembangan motorik secara
signifikan. Gangguan genetik semacam ini dapat menyebabkan keterbatasan gerakan
atau koordinasi pada individu yang terkena.

2. Pengembangan Saraf

Perkembangan sistem saraf sentral dan perifer sangat memengaruhi


kemampuan seseorang dalam mengontrol gerakan tubuh dan memahami konsep
motorik. Berikut adalah beberapa cara di mana perkembangan sistem saraf
berkontribusi terhadap kemampuan motorik:

Perkembangan Otak: Sistem saraf pusat, terutama otak, mengalami perkembangan


yang signifikan selama masa kanak-kanak dan remaja. Bagian otak seperti korteks
motorik, serebelum, dan ganglia basal berperan penting dalam mengatur dan
mengendalikan gerakan tubuh.

Koneksi Saraf: Selama perkembangan, sel-sel saraf atau neuron membentuk koneksi
atau sinapsis satu sama lain. Proses ini memungkinkan pengiriman sinyal saraf yang
tepat untuk mengontrol gerakan tubuh dengan presisi.

Pengembangan Sistem Sensorik: Sistem saraf perifer juga terlibat dalam


pengembangan sensorik, termasuk persepsi sentuhan, rasa, penglihatan,
pendengaran, dan proprioception (persepsi posisi tubuh). Informasi yang diterima
oleh sistem sensorik membantu seseorang memahami dan merespons lingkungan
sekitarnya dengan tepat.

Plastisitas Otak: Plastisitas otak adalah kemampuan otak untuk beradaptasi dan
berubah sebagai respons terhadap pengalaman dan latihan. Ini berarti bahwa latihan
dan pengalaman yang beragam dapat membentuk dan memperbaiki kemampuan
motorik seseorang melalui perubahan struktural dan fungsional dalam otak.

3. Lingkungan
lingkungan memainkan peran yang sangat penting dalam pengembangan
keterampilan motorik seseorang. Lingkungan memberikan rangsangan, peluang, dan
pengalaman yang membentuk dan memengaruhi perkembangan motorik individu.
Lingkungan yang mempengaruhi motorik:

Stimulasi Sensorik: Lingkungan memberikan rangsangan sensorik yang diperlukan


untuk pengembangan motorik. Sensasi seperti suara, cahaya, tekstur, dan gerakan di
sekitar memungkinkan otak untuk memproses informasi sensorik yang penting
untuk memahami gerakan dan koordinasi tubuh.

Ruangan untuk Eksplorasi: Lingkungan yang aman dan merangsang memberikan


kesempatan bagi anak-anak untuk bereksplorasi dan bergerak secara bebas. Ruang
bermain, taman bermain, dan area bermain lainnya memberikan kesempatan bagi
anak-anak untuk mengembangkan keterampilan motorik kasar dan halus mereka.

Model Perilaku: Anak-anak belajar dari pengamatan dan peniruan orang dewasa dan
teman sebaya mereka. Lingkungan yang menawarkan model perilaku yang positif
dan aktif secara fisik dapat mendorong anak-anak untuk terlibat dalam aktivitas fisik
dan mengembangkan keterampilan motorik mereka.

Permainan dan Aktivitas Fisik: Lingkungan yang menyediakan berbagai permainan


dan aktivitas fisik dapat merangsang pengembangan motorik. Mainan yang
melibatkan gerakan, seperti sepeda, bola, dan permainan aktif lainnya, membantu
meningkatkan keterampilan motorik kasar. Sementara itu, kegiatan seperti
mewarnai, memotong, dan memasak membantu meningkatkan keterampilan motorik
halus.

Dukungan dan Fasilitasi: Lingkungan yang mendukung dan memfasilitasi


perkembangan motorik anak-anak termasuk tempat yang aman untuk bermain,
mainan dan alat permainan yang sesuai dengan usia, serta bimbingan dari orang
dewasa untuk mengembangkan keterampilan motorik yang tepat.

4. Kesehatan Fisik
Kesehatan secara keseluruhan mempengaruhi kemampuan motorik seseorang.
Kesehatan yang baik mendukung perkembangan sistem saraf, otot, dan koordinasi
tubuh yang diperlukan untuk gerakan yang tepat dan efisien. Berikut adalah
beberapa cara di mana kesehatan mempengaruhi motorik:
Kesehatan Otak: Otak yang sehat dan berfungsi dengan baik penting untuk mengatur
dan mengendalikan gerakan tubuh. Kondisi seperti cedera kepala, penyakit
neurologis, atau gangguan perkembangan otak dapat memengaruhi kemampuan
seseorang untuk mengontrol gerakan dengan tepat.

Kesehatan Otot: Otot yang sehat dan kuat penting untuk menjalankan gerakan tubuh.
Penyakit neuromuskular, kelemahan otot, atau kekurangan nutrisi dapat membatasi
kemampuan seseorang dalam melakukan gerakan yang diperlukan untuk
keterampilan motorik.

Kesehatan Tulang dan Sendi: Tulang dan sendi yang sehat mendukung
keseimbangan, stabilitas, dan fleksibilitas tubuh. Masalah seperti osteoporosis,
arthritis, atau cedera pada tulang dan sendi dapat membatasi rentang gerakan dan
kemampuan seseorang untuk bergerak dengan bebas.

Kesehatan Mental dan Emosional: Kesehatan mental dan emosional yang baik juga
penting untuk kemampuan motorik. Kondisi seperti kecemasan, depresi, atau stres
yang kronis dapat mengganggu konsentrasi, fokus, dan motivasi yang diperlukan
untuk belajar dan mengembangkan keterampilan motorik.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa konsep motorik mencakup kemampuan dalam
melakukan gerakan tubuh, baik yang kasar maupun halus, serta pemahaman tentang
ruang, waktu, dan koordinasi tubuh. Motorik kasar melibatkan gerakan besar seperti
berjalan dan melompat, sementara motorik halus terlibat dalam gerakan halus seperti
menulis dan menggambar. Persepsi motorik, koordinasi, keseimbangan, dan kontrol
motorik juga merupakan bagian penting dari konsep motorik.
Ada beberapa teori yang menjelaskan bagaimana konsep motorik berkembang,
termasuk teori perkembangan motorik, teori penerimaan sensorik-motorik, teori
kontrol motorik, dan teori pembelajaran motorik. Faktor-faktor seperti genetik,
pengembangan saraf, lingkungan, dan kesehatan fisik dan mental memengaruhi
perkembangan konsep motorik seseorang.
Teori-teori tersebut membantu memahami bagaimana individu
mengembangkan keterampilan motorik melalui pengalaman dan latihan. Lingkungan
yang menyediakan stimulasi sensorik, ruang untuk eksplorasi, model perilaku positif,
dan dukungan serta fasilitasi mendukung perkembangan motorik anak-anak.
Kesehatan fisik dan mental juga memainkan peran penting dalam perkembangan
motorik.

Dengan pemahaman yang baik tentang konsep motorik dan faktor-faktor yang
mempengaruhinya, kita dapat merancang pendekatan yang efektif untuk mendukung
perkembangan motorik individu, terutama dalam konteks pendidikan dan
pengembangan keterampilan motorik pada semua tahap kehidupan.
DAFTAR PUSTAKA

Sudirjo, E., & Alif, M. N. (2018). Pertumbuhan dan Perkembangan Motorik: Konsep
Perkembangan dan Pertumbuhan Fisik dan Gerak Manusia. UPI Sumedang Press.

Asnaldi, A. (2023). Motor Ability dan Konsentrasi dalam Penguasaan Kata Heian Yodan.

Sianturi, R., Mulyadi, S., & Millenia, W. F. (2022). Analisis Perkembangan Motorik Halus
Anak Usia 4-5 Tahun di RA Al-Masoem Kabupaten Tasikmalaya. Jurnal Pendidikan dan
Konseling (JPDK), 4(4), 2234-2238.

Ibda, F. (2015). Perkembangan kognitif: teori jean piaget. Intelektualita, 3(1).

Primayana, K. H. (2020). Meningkatkan Keterampilan Motorik Halus Berbantuan Media


Kolase Pada Anak Usia Dini. Purwadita: Jurnal Agama dan Budaya, 4(1), 91-100.

Asim. (1994). Peningkatan Keterampilan Gerak Dasar Lokomotor Anak Sekolah Dasar Kelas
Tiga Melalui Belajar Bermain Gedrik. Tesis. Jakarta: Program Pascasarjana IKIP Jakarta

Dahar, Ratna, Wilis. (1988). Teori-Teori Belajar. Jakarta P2LPTK Ditjen Dikti Depdikbud.

Anda mungkin juga menyukai