Anda di halaman 1dari 37

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR DENGAN

MENGGUNAKAN MEDIA VIDEO


DI SEKOLAH DASAR
DEDIKASI EDUKASI KUALIVA (DEK)
KOTA PADANG

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Disusun Oleh

AZWENDRI

DINAS PENDIDIKAN KOTA


PADANG SD DEDIKASI EDUKASI
KUALIVA KOTA PADANG
TAHUN PELAJARAN 2021/ 2022

i
ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan pemahaman pada
materi Rasul Allah Idolaku, siswa kelas V SD DEK tahun ajaran 2021/2022 melalui
media video. Penelitian ini termasuk jenis penelitian tindakan kelas dengan subjek
penelitian siswa kelas V SD DEKtahun ajaran 2021/2022 yang berjumlah 20 siswa.
Teknik pengumpulan data menggunakan tes, observasi, dan dokumentasi. Teknik
analisis data menggunakan analisis deskriptif kualitatif dan deskriptif kuantitatif.
Indikator keberhasilan penelitian ini ditandai dengan meningkatnya pemahaman materi
Rasul allah Idolaku yaitu 75% dari jumlah siswa memenuhi Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM) yaitu 75. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan media
video pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) dapat
meningkatkan pemahaman materi Rasul Allah SWT
Idolaku. Sebelum dilakukan tindakan, dari 20 siswa, 5 siswa mencapai ketuntasan
(20%) dan 20 siswa (80%) belum mencapai ketuntasan. Setelah dilakukan tindakansiklus
I siswa yang mencapai ketuntasan 13 siswa (65%) dan belum tuntas 7 siswa
(35%). Setelah tindakan siklus II, siswa yang mengalami ketuntasan yaitu 17 siswa
(85%)dan belum tuntas 3 siswa (15%).

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang senantiasa melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) dengan judul “Upaya Peningkatan Hasil Belajar Dengan Menggunakan
Media Video Di SD DEK Kota Padang”. Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan
untuk mengetahui pola belajar yang akan digunakan oleh guru. Penyusunan
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini tidak akan selesai tanpa bantuan, bimbingan dan
kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Mince fransiska, S.Si. selaku Kepala Sekolah SD DEKyang telahmemberi
izin penelitian, dorongan, dan bantuannya kepada penulis.
2. Guru-guru SD DEKyang sudi memberikan bantuan dan dukungan dalam penelitian
ini.
3. Siswa kelas V SD DEK tahun pelajaran 2021/2022 yang bersedia menjadi
subjek dalam penelitian ini.
4. Semua pihak yang telah membantu sampai terselesaikannya Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) ini.

Demikian yang dapat penulis sampaikan, semoga amal baik yang telah mereka berikan
senantiasa mendapat rahmat dari Allah SWT.

Padang, 24 Januari
2022 Penulis

Azwendri

iii
DAFTAR ISI

ABSTRAK.......................................................................................................ii

KATA PENGANTAR.....................................................................................iii

DAFTAR ISI....................................................................................................iv

BAB I PENDAHULUAN
A. latar Belakang............................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................3
C. Pemecahan Masalah..................................................................3
D. Tujuan Penelitian.......................................................................3
E. Manfaat Penelitian.....................................................................4
BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN
A. Karakteristik Pembelajaran PAI................................................5
B. Aspek Yang Mempengaruhi Hasil Belajar PAI........................8
1. Tujuan Pembelajaran..........................................................8
2. Kondisi siswa atau Pengelolaan Kelas...............................9
3. Minat Siswa terhadap Mata Pelajaran..............................10
4. Sikap Siswa di Kelas........................................................10
5. Motivasi............................................................................11
6. Strategi Pembelajaran.......................................................11
C. Kajian Teori.............................................................................12
1. Media................................................................................12
2. Video Pembelajaran.........................................................16
3. Hasil Belajar PAI Rasul Allah SWT Idolaku...................16
4. Hubungan Media Video Terhadap Hasil Belajar Siswa.....17
BAB III METODOLOGI
A. Jenis Penelitian.................................................................18
B. Tempat dan Waktu Penelitian..........................................18
C. Prosedur Penelitian...........................................................19
D. Pelaksanaan Siklus Penelitian..........................................19
E. Teknik Pengumpulan Data...............................................21
F. Instrumen Penelitian.........................................................21
G. Teknik Analisis Data........................................................22

iv
H. Keabsahan Data.................................................................23
I. Indikator Keberhasilan......................................................23

BAB IV HASIL PENELITIAN


A. SIKLUS I..................................................................................24
B. SIKLUS II..................................................................................26
BAB V PENUTUP
A. KESIMPULAN.........................................................................30
B. SARAN.....................................................................................30
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................31

v
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pada hakekatnya kegiatan belajar mengajar adalah suatu proses interaksi
atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa dalam satu pembelajaran.guru
sebagai salah satu komponen dalam proses belajar mengajar merupakan pemegang
peran yang penting,guru bukan saja hanya sebagai penyampaian materi saja,tetapi
lebih dari itu,guru dapat di katakan sebagai sentral pembelajaran.
Sistem pendidikan di Indonesia ternyata telah mengalami banyak
perubahan. Perubahan-perubahan itu terjadi karena telah dilakukan berbagai usaha
pembaharuan dalam pendidikan. Akibat pengaruh itu pendidikan semakin
mengalami kemajuan.
Dengan adanya kemajuan tersebut, maka dewasa ini pendidikan di sekolah-
sekolah telah menunjukkan perkembangan yang sangat pesat. Perkembangan itu
terjadi karena terdorong adanya pembaharuan tersebut, sehingga di dalam
pengajaranpun guru selalu ingin menemukan peralatan baru yang dapat
memberikan semangat belajar bagi semua siswa. Bahkan secara keseluruhan dapat
dikatakan bahwa pembaharuan dalam sistem pendidikan yang mencakup seluruh
komponen yang ada. Pembangunan di bidang pendidikan barulah ada artinya
apabila dalam pendidikan dapat dimanfaatkan sesuai dengan kebutuhan masyarakat
dan bangsa Indonesia yang sedang membangun.
Sebagai pengatur sekaligus pelaku dalam proses belajar mengajar, gurulah
yang mengarahkan bagaimana proses belajar mengajar itu dilaksanakan. Karena itu
guru harus dapat membuat suatu pengajaran menjadi lebih efektif juga menarik
sehingga bahan pelajaran yang disampaikan akan membuat siswa merasa senang
dan merasa perlu untuk mempelajari bahan pelajaran tersebut.
Guru mengemban tugas yang berat untuk tercapainya tujuan pendidikan
nasional yaitu meningkatkan kualitas manusia Indonesia, manusia seutuhnya yang
beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur,
berkepribadian, berdisiplin, bekerja keras, tangguh, bertanggung jawab, mandiri,
cerdas dan terampil serta sehat jasmani dan rohani, juga harus mampu
menumbuhkan dan memperdalam rasa cinta terhadap tanah air, mempertebal
semangat kebangsaan dan rasa kesetiakawanan sosial. Sejalan dengan itu

1
pendidikan nasional akan mampu mewujudkan manusia-manusia pembangunan
dan membangun dirinya sendiri serta bertanggung jawab atas pembangunan
bangsa. Depdikbud (1999).
Berhasilnya tujuan pembelajaran ditentukan oleh banyak faktor di antaranya
adalah faktor guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar, karena guru
secara langsung dapat mempengaruhi, membina dan meningkatkan kecerdasan
serta keterampilan siswa. Untuk mengatasi permasalahan di atas dan guna
mencapai tujuan pendidikan secara maksimal, peran guru sangat penting dan
diharapkan guru memiliki cara/model mengajar yang baik sesuai dengan konsep-
konsep mata pelajaran yang akan disampaikan.
Untuk itu diperlukan suatu upaya dalam rangka meningkatkan mutu
pendidikan dan pengajaran salah satunya adalah dengan memilih strategi atau cara
dalam menyampaikan materi pelajaran agar diperoleh peningkatan hasil belajar
peserta didik khususnya pelajaran Agama islam. Misalnya dengan memutarkan
video pembelajaran, membimbing Peserta didik untuk bersama-sama terlibat aktif
dalam proses pembelajaran dan mampu membantu Peserta didik berkembang sesuai
dengan taraf intelektualnya akan lebih menguatkan pemahaman Peserta didik
terhadap konsep-konsep yang diajarkan. Pemahaman ini memerlukan minat dan
motivasi. Tanpa adanya minat menandakan bahwa peserta didik tidak mempunyai
motivasi untuk belajar. Untuk itu, guru harus memberikan suntikan dalam bentuk
motivasi sehingga dengan bantuan itu peserta didik dapat keluar dari kesulitan
belajar. Sehingga nilai rata-rata mata pelajaran kelompok, wajib A yang diharapkan
oleh guru.
Berdasarkan pengalaman penulis di lapangan, kegagalan dalam belajar rata-
rata dihadapi oleh sejumlah peserta didik yang tidak memiliki dorongan belajar.
Sehingga nilai rata-rata mata pelajaran wajib A rendah yaitu mencapai 70-75. Hal
ini disebabkan karena sebagian dari guru dalam proses belajar mengajar hanya
menggunakan metode ceramah, tanpa menggunakan alat peraga. Selain itu juga di
sebabkan pengaruh pemanfaatan tehnologi yang tidak pada tempatnya sehingga
peserta didik kurang berminat dalam belajar.
Untuk itu dibutuhkan suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru dengan
upaya membangkitkan motivasi belajar siswa, misalnya dengan memutarkan video
pembelajaran,membimbing siswa untuk terlibat langsung dalam kegiatan yang
melibatkan peserta didik serta guru yang berperan sebagai pembimbing untuk

2
menemukan konsep pada mata pelajaran agama islam dan budi pekerti.
Dari latar belakang tersebut di atas maka penulis dalam penelitian ini
mengambil judul "UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR DENGAN
MENGGUNAKAN MEDIA VIDEO DI SD DEK KOTA PADANG".

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan suatu masalah
sebagaiberikut:
1. Bagaimanakah Meningkatkan hasil belajar PAI Dengan
diterapkannya penggunaanVideo pembelajaran?
2. Bagaimana Pengaruh penggunaan media terhadap motivasi belajar siswa?

C. PEMECAHAN MASALAH
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian,diman peneliti ini telah dinyatakan dalam bentuk pernyataan dengan
demikian hipotesis yang akan peneliti lakukan menunjukkan bahwa : “ Jika guru
menggunakan media video dalam mengajar siswa kelas V SD DEK dengan materi
Rasul Allah SWT Idolaku a.s, maka akan terjadi peningkatan hasil belajar pada
pelajaran Rasul Allah SWT Idolaku.
D. TUJUAN PENELITIAN
Sesuai dengan permasalahan di atas, penelitian ini bertujuan :

1. Untuk meningkatkan hasil belajar PAI Dengan diterapkannya penggunaan


Video pembelajaran.
2. Untuk mengetahui pengaruh penggunaan media terhadap motivasi belajar siswa.

E. MANFAAT PENELITIAN
Penulis mengharapkan dengan hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi :
1. Guru
Memberikan informasi tentang manfaat vidio pembelajaran yang sesuai dan
motivasidengan pelajaran PAI materi Rasul Allah SWT Idolaku.
2. Siswa
Meningkatkan hasil belajar serta prestasi pada Pelajaran PAI “Rasul Allah SWT
Idolaku”
3. Sekolah
Memberikan masukan agar kepala sekolah mengambil kebijakan untuk
melengkapi kebutuhan dalam menggunakan media pembelajaran di SD DEK

3
BAB II
KAJIAN TEORI & HIPOTESIS
TINDAKAN

A. Karakteristik Pembelajaran PAI

Kemajuan ilmu pengetahuan memperkuat dampak globalisasi dan

kemajuan teknologi tersebut. Perubahan yang terjadi dalam dua dasawarsa

terakhir mengalahkan kecepatan dan dimensi perubahan yang terjadi dalam

kehidupan manusia di abad-abad sebelumnya. Perubahan tersebut telah

menjangkau kehidupan manusia dari tingkat global, nasional, dan regional

serta dari kehidupan sebagai umat manusia, warga negara, anggota

masyarakat dan pribadi. Perubahan dan penyempurnaan tersebut menjadi

penting seiring dengan kontinuitas segala kemungkinan yang terjadi berkaitan

dengan perkembangan masyarakat, ilmu pengetahuan, teknologi dan seni

budaya pada tataran lokal, nasional, regional, dan global dimasa depan.

Sebagaimana diungkapkan oleh Oliva (1982), kurikulum perlu

memperhatikan perubahan yang terjadi di masyarakat, ilmu pengetahuan,

kepemimpinan, dan politik. Perubahan yang dikemukakan di atas

memberikan landasan kuat bagi perubahan suatu kurikulum PAI di

lingkungan sekolah.

Kurikulum PAI 2013 dikembangkan dengan landasan filosofis yang

memberikan dasar bagi pengembangan seluruh potensi siswa menjadi

manusia Indonesia berkualitas yang tercantum dalam tujuan pendidikan

asional. Pada dasarnya tidak ada satupun filosofi pendidikan yang dapat

digunakan secara spesifik untuk pengembangan kurikulum yang dapat

menghasilkan manusia yang berkualitas. Berdasarkan hal tersebut,

Kurikulum PAI 2013 dikembangkan menggunakan filosofi sebagai berikut:

4
1. Pendidikan berakar pada budaya bangsa untuk membangun

kehidupanbangsa masa kini dan masa mendatang.

2. Siswa adalah pewaris budaya bangsa yang kreatif.

3. Pendidikan ditujukan untuk mengembangkan kecerdasan intelektual

dankecemerlangan akademik melalui pendidikan disiplin ilmu.

4. Pendidikan untuk membangun kehidupan masa kini dan masa depan.

Kurikulum PAI 2013 dikembangkan atas teori “pendidikan

berdasarkan standar” (standard based education), dan teori kurikulum

berbasis kompetensi (competency based curriculum). Pendidikan berdasarkan

standar menetapkan adanya standar nasional sebagai kualitas minimal

warganegara yang dirinci menjadi standar isi, standar proses, standar

kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana

dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar

penilaian pendidikan. Kurikulum berbasis kompetensi dirancang untuk

memberikan pengalaman belajar seluas luasnya bagi siswa dalam

mengembangkan kemampuan untuk bersikap, berpengetahuan,

berketerampilan, dan bertindak.

Struktur kelompok mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dalam

kurikulum meliputi aspek: Al-Qur‟an Hadis, Akidah Akhlak, Fikih, Sejarah

Kebudayaan Islam (SKI). Masing-masing aspek tersebut pada dasarnya

saling terkait dan melengkapi.

5
1. Al-Qur‟an-Hadis merupakan sumber utama ajaran Islam, dalam arti

keduanya merupakan sumber akidah-akhlak, syari‟ah/fikih (ibadah,

muamalah), sehingga kajiannya berada di setiap unsur tersebut. Akidah

merupakan akar atau pokok agama.

2. Fikih (syari‟ah) merupakan system atau seperangkat aturan yang

mengatur hubungan manusia dengan Allah Swt. (hablum-Minallāh),

sesama manusia (hablum-Minan-nās)

3. Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) merupakan catatan perkembangan

perjalanan hidup manusia muslim dari masa ke masa dalam beribada,

bermuamalah dan berakhlak serta dalam mengembangkan sistem

kehidupan atau menyebarkan ajaran Islam yang dilandasi oleh akidah.

Karakteristik Pendidikan Agama Islam adalah Al-Qur‟an Hadis,

menekankan pada kemampuan baca tulis yang baik dan benar, Akidah

Akhlak menekankan pada kemampuan memahami keimanan dan keyakinan

Islam dengan menekankan pada pembiasaan akhlak terpuji dalam kehidupan

sehari-hari. Fikih menekankan pada pemahaman yang benar mengenai

ketentuan hukum dalam Islam. Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) menekankan

pada kemampuan mengambil ibrah / hikmah (pelajaran) dari sejarah Islam.

Secara umum tujuan Pendidikan Agama Islam adalah untuk

menjadikan manusia beragama, yang memiliki predikat muslim, mukmin,

dan muhsin. Dalam upaya mencapai tujuan tersebut dipelajari materi-materi

pada disiplin ilmu, yaitu: syari‟ah (fiqih), aqidah, dan akhlak, dengan Al-

Quran dan Hadits sebagai dasarnya. Pada tataran realitas empirik,

pelaksanaan islam, iman dan ihsan dapat dipelajari dalam disiplin ilmu

sejarah peradaban Islam.

6
Struktur materi untuk setiap disiplin ilmu pada aspek PAI adalah

lingkup materi (maudhu‟) pada setiap disipilin ilmu aspek PAI. Ilmu al-

Quran, Ilmu hadits, ilmu aqidah, ilmu fiqih, ilmu akhlak dan ilmu sejarah

kebudayaan dan peradaban Islam memiliki struktur materi yang berbeda-

beda. Sebagai guru PAI profesional tentu harus menguasai struktur materi

setip disiplin tersebut.

B. Aspek yang mempengaruhi Hasil Belajar PAI

Dalam setiap proses pembelajaran di sekolah tentu memiliki adanya

beberapa faktor yang dapat mempengaruh dalam proses pembelajaran di

kelas maupun di luar kelas. Faktor tersebut memiliki banyak pengaruhnya

terhadap aktivitas siswa di dalam kelas, faktor- faktor tersebut adalah

sebagai berikut:

1. Tujuan Pembelajaran

Dalam pembelajaran pasti mempunyai tujuan dalam setiap

belajar mengajar, sebagai mana diketahui bahwa tujuan merupakan

pencapaianakan suatu proses belajar. Tujuan disini merupakan hasil atau

pencapaian dalam pembelajaran yang menunjukan adanya usaha sadar

dalam pembelajaran.

Pembelajaran menurut Benjamin bloom

merupakan perubahan kualitas kemampuan kogniktif, efektif, dan

psikomotorik agar mencapai taraf hidupnya sebagai pribadi

masyarakat maupun makhluk Tuhan yang maha Esa6. Dalam

keseluruhan proses

6 Syaifurahman dan Tri ujiati, Manajemen Dalam Pembelajaran, (Jakarta: Indeks,

2013),h . 58.

7
pembelajaran merupakan aktivitas yang utama. secara umum

pembelajaran merupakan suatu proses perubahan dalam perilaku

sebagai hasil interaksi antara dirimya dengan lingkungannya dalam

memenuhi kebutuhan hidupnya.

Sehingga tujuan pembelajaran merupakan hasil atau usaha

sadar dalam proses perubahan baik perubahan tingkah laku maupun

pengetahuan dengan melalui interaksi antara guru dan siswa yang di

dalamnya terdapat unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas

perlengkapan dan prosedur yang mana hal tersebut saling mempengaruhi

untuk mencapai suatu pembelajaran.

2. Kondisi siswa atau pengelolaan kelas

Pengelolaan kelas adalah suatu usaha yang dilakuakan oleh

penganggung jawab kegiatan belajar mengajar atau yang membantu

dengan maksud agar dicapai kondisi yang optimal sehingga seperti yang

diharapkan dapat terlaksana kegiatan belajar mengajar.7 Penanggung

jawab kegiatan belajar mengajar di sini adalah guru. Dengan demikian

yang memiliki kewenangan untuk mengelola kelas adalah guru. Guru

dapat mengelola kelas dengan baik dari aspek fisik. Tetapi belum tentu

mampu mengelola kelas yang menyangkut siswa.

Pengelolaan kelas menunjuk pada kegiatan-kegiatan yang

menciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal bagi proses

pembelajaran. Tujuan dari pada pengelolaan kelas dilihat dari sejumlah

kemampuan yang dimiliki siswa atau daya sikap yang dihasilkan pada

setiap kegiatan belajar mengajar.dengan pembelajaran diatas dapat


7 Suharsimi Arikunto, Pengelolaan Kelas dan Siswa, (Jakarta: Rajawali, 2000), h.67.

8
diketahui bahwa kondisi siswa di ruang kelas sangat berkaian dengan

pengelolaan kelas nantinya dapat mempengaruhi proses belajar

mengajar di kelas.

3. Minat siswa terhadap mata pelajaran

Minat adalah rasa lebih suka keterikatan pada suatu hal

atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah

penerimaan akan suatau hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu

diluar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar

akan minatnya. Minat dapat diekspresikan melalui pernyataan yang

menunjukan bahwa siswa dapat menyukai suatu hal lainnya, dapat pula

dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktifitas. Minat yang

telah disadari terhadap bidang pelajaran, mungkin sekali akan menjaga

pikiran siswa, sehingga dia dapat menguasai pelajarannya. Pada intinya

minat siswa dalam pelajaran akan menumbuhkan semangat untuk selalu

belajar dengan rajin dan tidak akan mudah bosan. Prestasi yang berhasil

juga akan menambah minatnya, yang bisa berlanjut sepanjang hayat8.

Dimana minat akan mengarahkan pada perbuatan kepada

suatu tujuan dan merupakan dorongan bagi perbuatan itu. Dalam diri

manusia terdapat dorongan atau motif yang mendorong manusia untuk

berbuat lebih giat, serta menumbuhkan semangat yang luar biasa

dalam diri seseorang.

4. Sikap siswa di kelas

Sikap menurut Allport ini menunjukkan bahwa sikap itu tidak

muncul seketika atau bawaan lahir, tetapi disusun dan dibentuk melalui
8 Djaali, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Pendoman Ilmu Jaya, 2008), h. 121-122.

10
pengalaman serta memberikan pengaruh langsung kepada respon

seseorang. Harlen mengemukakan bahwa sikap merupakan kesiapan

atau kecenderungan seseorang untuk bertindak dalam menghadapi suatu

objek atau situasi tertentu.9

Sikap belajar sangan penting karena didasarkan atas peranan

guru sebagai liader dalam proses belajar mengajar. Gaya belajar yang

diterapkan guru dalam kelas berpengaruh terhadap proses dan hasil

belajar siswa. Sikap siswa akan terwujud dalam bentuk perasaan senang

atau tidak senang, setuju atau tidak setuju, suka atu tidak suka terhadap

hal-hal tersebut. Sikap sepeti ini akan berpengaruh terhadap proses dan

hasil belajar yang dicapainya. Sesuatu yang menimbulkan rasa senang

cenderung untuk diulang

5. Motivasi

Motivasi merupakan kedaan yang terdapat dalam diri seseorang

yang mendorongnya untuk melakukan aktivitas tertentu guna mencapai

suatu tujuan. Motivasi dapat diartikan juga sebagai suatu kondisi

fisiologis dan psikologis yang terdapat dalam diri seseorang yang

mengatur tindakannyadengan cara tertentu. sehubungan dengan

kebutuhan hidup manusia yang mendasari timbulnya motivasi bahwa

kebutuhan dasar hidup manusia itu terbagi atas lima tingkatan, yaitu

kebutuhan fisiologis, kebutuhan keamanan, kebutuhan sosial, kebutuhan

akan harga diri, dan kebutuhan akan aktualisasi.

6. Strategi pembelajaran

Strategi pembelajaran merupakan keseluruhan konteks


9 Djaali, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Pendoman Ilmu Jaya, 2008), h. 121-122.

1
perencanaan dan implementasi pengembangan nilai/karakter yang melibatkan

seluruh pamangku kepentingan suatu pendidikan. Strategi pembelajaran meliputi

tahap perencanaan, implementasi dan evaluasi.

C. Kajian Teori

1. Media

Secara etimologis kata “ media “ berasal dari bahasa latin,yaitu medius yang
artinya tengah,perantara,atau pengantar.Dalam kamus Bahasa Indonesia kata
medium berarti antara ( menyatakan posisi) atau sedang ( menyatakan
ukuran).Istilah media pada umumnya merujuk pada sesuatu yang dijadikan sebagai
wadah, alat, atau sarana untuk melakukan komunikasi. Jadi secara umum,pengertian
media adalah suatu alat perantara atau pengantar yang berfungsi untuk menyalurkan
pesan atau informasi dari suatu sumber kepada penerima pesan.
Pengertian media menurut para ahli :

1. Heinich dkk mengemukakan defenisi media sebagai sesuatu yang membawa


informasi antara sumber(source) dan penerima (Receiver).

2. Syaiful Bahri Djamarah, media adalah suatu alat bantu yang dapat digunakan
sebagai penyalur pesan guna mencapai tujuan.

3. Sadiman,media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk


menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang
pikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa sedemikian rupa sehingga terjadi
proses belajar.

4. Ahmad Rohani,media adalah segala sesuatu yang dapat ditangkap oleh indera
manusia dan berfungsi sebagai perantara, sarana, atau alat untuk proses
komunikasi.

5. Santoso S. Hamijaya, media adalah segala bentuk perantara yang digunakan


seseorang untuk menyampaikan pesan sehingga sampai kepada penerimanya.

6. Leslie J.Briggs, arti media adalah suatu alat yang secara fisik digunakan untuk
menyampaikan isi materi

1
a. Jenis-Jenis Media

1. Media Audio

Media audio adalah jenis media yang melibatkan indera pendengaran


(telinga) yang memanipulasi kemampuan suara.Pesan yang dapat
disampaikan dalam media audio adalah pesan verbal (bahasa lisan atau kata-
kata) dan pesan non-verbal.(music,vokalisasi,bunyi-bunyian lainnya).
2. Media Visual

Media visual adalah jenis media yang melibatkan indera penglihatan (mata).

3. Media Audio Visual

Media audio visual adalah jenis media yang melibatkan indera


pendengaran dan indera penglihatan secara bersamaan dalam satu proses.
Pesan yang disalurkan pada jenis media ini bersifat verbal dan non-verbal.
Jenis media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik, dan media
ini dibagi ke dalam dua jenis :
a. Audiovisual diam, yang menampilkan suara dan visual diam, seperti film
sound slide.
b. Audiovisual gerak, yaitu media yang dapat menampilkan unsur suara dan
ambar yang bergerak, seperti film, video cassete dan VCD.
Harjanto (2006:237) mengemukakan beberapa jenis media
pembelajaran yang biasa digunakan dalam proses pembelajaran :
a. Media grafis seperti gambar, foto, grafik, bagan atau diagram, poster,
kartun, komik dan lain-lain. Media grafis sering juga disebut media dua
dimensi, yakni media yang mempunyai ukuran panjang dan lebar.
b. Media tiga dimensi yaitu dalam bentuk model seperti model padat (solid
model), model penampang, model susun, model kerja, diorama dan lain-
lain.
c. Media proyeksi seperti slide filmsrip, film, penggunaan OHP dan lain-lain.
d. Penggunaan lingkungan sebagai media pembelajaran.
4. Pengertian Media Video
Menurut Ronal Anderson (1994:99), media video adalah merupakan
rangkaian gambar elektronis yang disertai oleh unsur suara serta unsur gambar
yang diputar dengan suatu alat. Media video merupakan bagian dari media
audiovisual. Dalam media video terdapat dua unsur yaitu unsur audio dan

1
gambar. Media video digunakan dapat membantu siswa dalam menerima
maksud pesan yang ingin disampaikan. Video yang digunakan dalam
penelitian ini merupakan video yang diambil dari program youtube. Video
ditampilkan melalui komputer yang dihubungkan dengan LCD.
5. Karakteristik media video
Media video memiliki kelebihan dan kelemahan. Menurut Ronald
Anderson (1994:103-105) kelebihan dan kekurangan media video antara lain
sebagai berikut.
Kelebihan media video:
a. Dapat digunakan untuk klasikal atau individual Media video dapat
digunakan dalam pembelajaran klasikal. Siswa secara bersama dapat
menyaksikan tayangan video yang diputarkan oleh guru. Selain secara
klasikal, dapat digunakan secara individu. Siswa dapat melihat tampilan
video secara individu di komputer masing-masing.
b. Digunakan secara berulang. Video dapat diputar berulang-ulang sehingga
praktis untuk digunakan dalam pembelajaran.
c. Dapat menyajikan objek yang bersifat bahaya. Materi-materi
pembelajaranyang bersifat dapat membahayakan siswa, ditampilkan
melalui media video.
d. Dapat menyajikan obyek secara detail.
e. Tidak memerlukan ruang gelap.
f. Pemutaran media video dapat dilakukan di dalam kelas dalam kondisi
terang.
g. Dapat di perlambat dan di percepat.
h. Menyajikan gambar dan
suara. Kelemahan media
video :
a. Sukar untuk dapat direvisi
b. Membutuhkan biaya yang banyak
6. Tujuan media video dalam pembelajaraan
Ronald Anderson (1994:102) mengemukakan tentang tujuan dari
pembelajaran mengunakan media video. Tujuan penggunaan media video
antara lain sebagai berikut.

1
Tujuan kognitif media video:
a. Dapat mengembangkan mitra kognitif yang menyangkut kemampuan
mengenal kembali dan kemampuan memberikan rangsangan gerak dan
serasi.
b. Dapat menunjaukan serangkaian gambar diam tanpa suara sebagai media
foto dan film bingkai meskipun kurang ekominis.
c. Dapat diajarkan pengetahuan tentang hukum-hukum dan prinsip-prinsip
tertentu.
d. Dapat digunakan untuk menunjukan contoh dan cara bersikap atau berbuat
dalam suatu penampilan.
Tujuan afektif :
 Video dapat menjadi media yang sangat baik dalam mempengaruhi sikap
dan emosi.
Tujuan psikomotorik :
a. Video merupakan media yang tepat untuk memperlihatkan contoh
ketrampilan yang menyangkut gerak.
b. Siswa dapat langsung mendapat umpan balik terhadap kemampuan
mereka sehingga mampu mencoba ketrampilan yang menyangkut gerakan
tadi.
Media pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah video
yang dari youtube.

b. Fungsi Media

Secara umum,suatu media memiliki fungsi yang sama,diantaranya :

1. Sebagai sarana informasi kepada masyarakat.

2. Membantu mengatasi keterbatasan ruang,waktu,dan daya indera.

3. Sebagai sarana untuk mengekspresikan pendapat, ide, dan gagasan kepada


khalayak.
4. Sebagai sarana untuk mendapatkan hiburan, relaksasi, dan pengalihan perhatian
dariketegangan sosial.
5. Sebagai sarana pendidikan bagi masyarakat secara umum,dan bagi para siswa
secarak husus.

6. Sebagai sarana untuk melakukan pengawasan atau control sosial bagi masyarakat.
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian media

1
adalah suatu saluran komunikasi yang digunakan untuk menyebarkan informasi,

1
berita, pendidikan, hiburan, data atau pesan promosi.
2. Vidio Pembelajaran

Vidio menurut bebera ahli merupakan salah satu jenis media audio visual
dan dapat menggambarkan suatu objek yang bergerak bersama - sama dengan
suara alamiah atau suara yang sesuai.
Pembelajaran adalah proses komunikasi antara pembelajar,pengajar dan
bahan ajar. Apabila media itu membawa pesan-pesan atau informasi yang bertujuan
instruksional atau mengandung maksud-maksud pengajaran maka media itu disebut
media pengajaran. Dalam pengertian yang lebih luas media pembelajaran adalah alat
,metode dan teknik yang dipergunakan dalam rangka lebih mengefektifkan
komunikasi dan interaksi antara pengajar dan pembelajar dalam proses dikelas
(Oemar Hamalik,1989:12 dalam Hujair 2010: 4).
Jadi Vidio Pembelajaran adalah suatu media yang dirancang secara
sistematis dengan berpedoman kepada kurikulum yang berlaku dan dalam
pengembangannya mengaplikasikan prinsip-prinsip pembelajaran sehingga
program tersebut memungkinkan peserta didik mencermati materi pelajaran secara
lebih mudah dan menarik. Secara fisik video pembelajaran merupakan program
pembelajaran yang dikemas dalam kaset dan disajikan dengan menggunakan
berbagai alat.
3. Hasil Belajar PAI “Rasul Allah SWT Idolaku”

Belajar dapat membawa suatu perubahan pada individu yang belajar.


Perubahan ini merupakan pengalaman tingkah laku dari yang kurang baik menjadi
lebih baik. Pengalaman dalam belajar merupakan pengalaman yang dituju pada
hasil yang akan dicapai siswa dalam proses belajar di sekolah. Menurut
Poerwodarminto (1991: 768), hasil belajar adalah hasil yang dicapai (dilakukan,
dekerjakan), dalam hal ini hasil belajar merupakan hasil pekerjaan, hasil
penciptaan oleh seseorang yang diperoleh dengan ketelitian kerja serta perjuangan
yang membutuhkan pikiran.
Berdasarkan uraian diatas dapat dikatakan bahwa hasil belajar yang dicapai
oleh siswa dengan melibatkan seluruh potensi yang dimilikinya setelah siswa itu
melakukan kegiatan belajar. Pencapaian hasil belajar tersebut dapat diketahui
dengan mengadakan penilaian tes hasil belajar. Penilaian diadakan untuk
rnengetahui sejauh mana siswa telah berhasil mengikuti pelajaran yang diberikan
oleh guru. Di samping itu guru dapat mengetahui sejauh mana keberhasilan guru

1
dalam proses belajar mengajar di sekolah.
Sejalan dengan hasil belajar, maka dapat diartikan bahwa hasil belajar PAI"
adalah nilai yang diperoleh siswa setelah melibatkan secara langsung/aktif seluruh
potensi yang dimilikinya baik aspek kognitif (pengetahuan), afektif (sikap) dan
psikomotor (keterampilan) dalam proses belajar mengajar PAI “Rasul Allah SWT
Idolaku”.
4. Hubungan Media Vidio Terhadap Hasil Belajar Siswa.

Vidio merupakan serangkaian gambar gerak yang disertai suara yang


membentuk suatu kesatuan yang dirangkai menjadi alur,dengan pesan-pesan
didalamnya untuk ketercapaian tujuan pembelajaran yang disimpan dengan proses
penyimpanan pada media pita atau disk ( Arsyad,2004:36 dalam rusman dkk
2011:218).
Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa dengan adanya video
pembelajaran maka hasil-hasil belajar akan menjadi optimal.

1
BAB III
METODE PENELITIAN
A. JENIS PENELITIAN
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian
Tindakan Kelas (PTK). Berbagai rumusan definisi PTK antara lain sebagai berikut :
1. Hopkins (Muslich 2009:8) PTK adalah suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif,
yang dilakukan oleh pelaku tindakan untuk meningkatkan kemantapan rasional
dari tindakan-tindakannya dalam melaksanakan tugas dan memperdalam
pemahaman terhadap kondisi dalam praktik pembelajaran.
2. Rochman Natawijaya (Muslich 2009:9) mendefinisikan PTK adalah pengkajian
terhadap permasalahan praktis yang bersifat situasional dan kontekstual, yang
ditujukan untuk menentukan tindakan yang tepat dalam rangka pemecahan
masalah yang dihadapi atau memperbaiki sesuatu.
3. Suyanto (Muslich 2009:9) menjelaskan PTK sebagai suatu bentuk penelitian yang
bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat
memperbaiki dan/atau meningkatkan praktik-praktik pembelajaran di kelas secara
professional .
4. Kemmis (Hopskin 2011:87) menjelaskan bahwa PTK merupakan salah satu
bentuk penyelidikan atau refleksi diri yang dilaksanakan untuk meningkatkan
rasionalitas dan keadilan dalam praktik sosial dan pendidikan. Penelitian
dilaksanakan sebagai usaha mengembangkan kurikulum berbasis sekolah,
pengembangan profesional, program-program pengembangan sekolah,
pengembangan kebijakan, dan perencanaan sistem.
Dari pengertian-pengertian di atas dapat diartikan bahwa penelitian tindakan
kelas (PTK) merupakan penelitian yang dilakukan oleh guru bekerja sama dengan
peneliti, atau guru sendiri sebagai peneliti di kelas atau di sekolah tempat ia mengajar
dengan tujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan kualitas pembelajaran. Dalam
penelitian ini, PTK yang dilakukan adalah guru bertindak sebagai peneliti di kelasnya
dan berkolaborasi dengan teman sejawat. Teman sejawat menjadi obsever dalam
penelitian yang dilakukan oleh peneliti.
B. Lokasi, Waktu dan Subjek Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang tidak memandang
adanya populasi dan sampel karena dampak perlakuan hanya berlaku bagi subjek
yang dikenai tindakan maka yang menjadi subjek penelitian dalam penelitian ini
adalah semua siswa kelas V SD DEK, dengan jumlah

1
siswa 20 orang. Tempat Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan di SD DEK Waktu
Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari 2022.
C. Prosedur Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas adalah suatu bentuk penelitian yang bersifat


reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki atau
meningkatkan praktek-praktek dikelas secara professional. Penelitian Tindakan Kelas
bertujuan untuk meningkatkan pembelajaran secara berkesinambungan. Penelitian
Tindakan Kelas adalah suatu pendekatan untuk meningkatkan pendidikan dengan
melakukan perubahan kearah perbaikan terhadap hasil pembelajaran.

Dalam pelaksanaannya, PTK diawali dengan mendiagnosis masalah,yaitu


kesadaran akan permasalahan yang dirasakan,dianggap mengganggu dan
menghalangi pencapaian tujuan pembelajaran dan tujuan pendidikan sehingga dapat
berdampak kurang baik terhadap proses pembelajaran.

Secara umum langkah-langkah PTK akan membentuk siklus sampai dirasa


ada perubahan kearah yg lebih baik,ada beberapa ahli yg mengemukakan model
penelitian tindakan kelas dengan bagan yg berbeda, namun secara garis besar terdapat
empat tahapan yg lazim untuk dilalui,yaitu : 1.Perencanaan, 2. Pelaksanaan, 3.
Pengamatan. 4. Refleksi.
D. Pelaksanaan Siklus Penelitian

Berdasarkan observasi awal yang akan diajukan pada proses pembelajaran


adalah pemanfaatan video pembelajaran. Penelitian ini akan dilaksanakan dalam 2
siklus. Setiap siklus terdiri dari perencanaan, tindakan, observasi, refleksi.
1. Perencanaan (planning)
Perencanaan (planning) yaitu rencana tindakan yang dilakukan untuk
memperbaiki, meningkatkan atau mengubah perilaku dan sikap sebagai solusi.
Adapun susunan rencana yang dilakukan peneliti yaitu:
a. Menetapkan materi yang akan diajarkan.
b. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan menggunakan
modelpembelajaran based learning .
c. Menyediakan media dalam pembelajaran.
d. Menyiapkan lembar observasi untuk guru dan siswa .
e. Menyusun evaluasi berupa pretes I, postes I, dan pretes II, postes II .

2
2. Tindakan (action)

Tindakan (action) adalah tindakan yang dilaksanakan secara sadar dan


terkendali, yang merupakan variasi praktik yang cermat dan bijaksana 11.
Pelaksanaan kegiatan pembelajaran, dalam tahap ini kegiatan pembelajaran yang
dirumuskan diaplikasikan dalam kelas. Dengan rincian kegiatan sebagai berikut:
a. Peneliti sebagai guru melakukan kegiatan pembelajaran dengan menerapkan
model based Learning.
b. Langkah pembelajaran diawali dengan pengeksplorasian pengetahuan awal
siswa mengenai materi pembelajaran PAI. Pada langkah ini, guru sebagai
motivator membangun motivasi siswa.
c. Pembelajaran dilanjutkan dengan penayangan obyek yang dipilih (media
pembelajaran interaktif materi PAI). Penayangan media interaktif ini menjadi
salah satu langkah dalam membangun motivasi siswa sekaligus memberikan
penginderaan mengenai materi pembelajaran yang dilakukan.
d. Guru memberikan penjelasan sedikit tentang materi dengan bantuan media
diatas, kemudian memberikan pertanyaan kepada siswa berhubungan dengan
materi yang disampaikan.
e. Siswa bekerja dalam kelompok untuk melakukan ekplorasi berkaitan dengan
materi ajar. Kegiatan ini dilakukan untuk memberikan pengalaman langsung
kepada siswa untuk menemukan sendiri konsep-konsep dalam materi ajar
PAI sehingga lebih memahami materi tersebut.
f. Siswa membuat kesimpulan dari hasil pengamatannya berupa laporan
sederhana.
g. Salah satu perwakilan siswa mempresentasikan masing-masing hasil
percobaan yang telah dilakukan kelompoknya.
h. Pada akhir pembelajaran, pembelajaran ditutup dengan menyimpulkan dan
merespon kegiatan yang telah dialami. Tahap ini merupakan salah satu
bentuk konfirmasi dalam pembelajaran
3. Pengamatan (observing)
Pengamatan observing yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kegiatan
pengamatan data yang berupa proses perubahan kinerja belajar mengajar data yang
diamati dalam observasi adalah kegiatana ktivitas kegiatan guru dan kegiatan
aktivitas kegiatan siswa serta pre-tes I pos-tes I dan pre-tes II pos-tes II yang
dijalankan selama proses pembelajaran berjalan atau dilaksanakan. Tujuan
dilakukan
2
pengamatan untuk mengupul hasil tindakan agar dapat dievaluasi dan dijadikan
sebagai tindakan dalam melakukan reflesi.
4. Refleksi (reflecting)
Refleksi adalah kegiatan untuk mengingat, merenungkan,dan
mengemukakan kembali apa yang telah dilakukan pada siklus I. Hal ini
bertujuan untuk menganalisis, mereview, serta mengetahui hasil belajar yang telah
diperoleh pada siklus I. dalam hal ini peneliti dan pengamat mendiskusi untuk
mengetahui kendala atau hambatan yang dihadapi. Di samping itu siswa juga
berperan untuk merespon terhadap tindakan yang dilakukan pada setiap siklus. Dan
jika pada siklus I telah dilaksakan sebaik mungkin namun masih juga memiliki
kekurangan, maka memungkinkan peneliti untuk melanjut ke siklus II, ini di
harapkan menjadi masukan dalam proses penyempurnaan pembelajaran kearah yang
lebih baik. Siklus dapat dihentikan jika hasil belajar yang diinginkan telah tercapai.
Refleksi Awal, perencanaan tindakan, pelaksanaaan tindakan, dan refleksi pada
siklus II dapat dilakukan atas hasil evaluasi dari siklus I.
E. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik


sebagai berikut :
1. Observasi

Metode observasi adalah pengamatan melalui pemusatan terhadap


suatu objek dengan menggunakan seluruh alat indra, yaitu penglihatan,
peraba, penciuman, pendengaran, pengecapan.
2. Test
Test dilaksanakan setiap awal dan akhir siklus, hal ini
dimaksudkan untuk mengukur hasilyang diperoleh sebelum dan setelah
siswa diberikan tindakan dengan soal yang sama.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh
peneliti dalam kegiatan mengumpulkan data PTK agar kegiatan menjadi sistematis
dan mudah. Instrumen yg digunakan dalam penelitian ini, pertama adalah pedoman
observasi berupa kutipan dan catatan ketika melakukan pengamatan di SD DEK
pada tahun pelajaran 2021-2022. Kedua berupa dokumentasi berupa daftar lembar
penelitian dari hasil tes yang diberikan kepada siswa.

2
1. Pengamatan (observasi)
Metode observasi adalah pengamatan melalui pemusatan terhadap suatu
objek dengan menggunakan seluruh alat indra, yaitu penglihatan, peraba,
penciuman, pendengaran, peneliti melihat bagaimana ekspresi siswa ketika peneliti
mengadakan pelajaran kisah keteladan luqman dengan menggunakan media Video
untuk memperoleh data di lapangan dengan alasan untuk mengetahui situasi nyata.
pada siswa SD DEK
Metode observasi yang akan digunakan dalam Penelitian Tindakan Kelas
ini adalah Observasi Partisipan.
2. Tes
Tes adalah seperangkat rangsangan(stimulus)yang diberikan kepada
seseorang dengan maksud untuk mendapatkan jawaban yang dapat dijadikan dasar
bagi penetapan skor angka.1 Dalam hal ini tes diberikan kepada siswa Kelas V SD
DEK tahun pelajaran 2021/2022 dengan tujuan untuk mengetahui keberhasilan
dalam pelaksanaan.
Pembelajaran pendidikan agama islam (PAI) khususunya dalam materi
Rasul Allah SWT Idolaku dengan metode drill. Dalam teknis berupa tes ini,
peneliti menggunakan tes lisan berupa praktik menghafal, baik sebelum Rasul
Allah SWT Idolaku, metode itu digunakan (pre tes) maupun setelah metode drill
dalam proses pembelajaran dilakukan (pos tes), yang kemudian dilakukan
penskoran guna menjadikan bukti secara dokumentatif yang akuntabel.
G. Teknik Analisis Data

1. Kemampuan Berfikir

Kualitas pertanyaan dan jawaban siswa dianalisis dengan rubrik. Kemudian


untuk mengetahui peningkatan skor kemampuan berfikir, pertanyaan dan jawaban
yang telah dinilai dengan rubric pada siklus I dibandingkan dengan pertanyaan dan
jawaban yang telah dinilai dengan rubric pada siklus II. Rumus untuk mencari skor
klasikal kemampuan bertanya siswa.
2. Hasil Belajar

Hasil belajar pada aspek kognitif dari hasil test dianalisis dengan teknik
analisis evaluasi untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa. Caranya adalah dengan
menganalisis hasil test formatif dengan menggunakan kriteria ketuntasan belajar.
Secara individu, siswa dianggap telah belajar tuntas apabila daya serapnya mencapai
65 %, Secara kelompok dianggap tuntas jika telah belajar apabila mencapai 85 %
2
dari jumlah siswa yang mencapai daya serap minimal 65 % (Dedikbud 2000 dalam
Aswirda 2007)
H. Keabsahan Data.

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data
yang telah diperoleh dari hasil, catatan lapangan dan dokumentasi dengan cara
mengorganisasikan data dalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit,
melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yg penting dan akan
dipelajari dan membuat kesimpulan sehingga mudah difahami oleh diri sendiri
maupun orang lain.
I. Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan disini adalah sebagai tolak ukur keberhasilan siswa


dalam melaksanakan pembelajaran PAI menggunakan media video pembelajaran.
meningkatnya Prestasi belajar siswa yang di tandai dari kemampuan menjawab
siswa dan adanya peningkatan Kreatifitas serta mampu menceritakan membedakan
dan mengoreksi,dengan keaktifan siswa mencapai 75%

2
BAB IV
HASIL PENELITIAN

Penelitian ini akan difokuskan pada peserta didik kelas V SD DEK


Kecamatan Padang Selatan Kota Padang yang berjumlah 20 orang siswa pada saat
mengikuti kegiatan proses belajar-mengajar mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.
Penelitian ini dilaksanakan oleh pendidik praktekan selaku penulis laporan ini.
Peneliti mencoba menerapkan metode yang dianggap mampu untuk mengatasi
permasalahan dalam mengatasi kesulitan belajar. Salah satu metode pengajarannya
adalah dengan media audiovisual pada materi perkembangan teknologi produksi,
komunikasi, dan transportasi. Penelitian ini juga dimaksudkan untuk mengubah
system pengajaran Pendidikan Agama Islam yang selama ini monoton menjadi
menarik dan diminati oleh peserta didik.
A. Hasil Penelitian
1. Siklus I
a. Rencana
Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri
dari rencana pelajaran 1, soal tes formatif 1 dan alat-alat pengajaran yang mendukung.
Selain itu juga dipersiapkan lembar observasi pengelolaan menggunakan media
audiovisual dan lembar observasi aktivitas guru dan siswa.
b. Tahap Kegiatan dan Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus I dilaksanakan pada
tanggal 08 Januari 2022 di Kelas V jumlah siswa 20 siswa. Dalam hal ini peneliti
bertindak sebagai pengajar. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana
pelajaran yang telah dipersiapkan. Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan
dengan pelaksanaan belajar mengajar. Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi
tes formatif I dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam
proses belajar mengajar yang telah dilakukan.. Adapun data hasil penelitian pada
siklus I adalah sebagai berikut.

2
Tabel
Rekapitulasi Hasil Tes Formatif Siswa Pada Siklus I
Setelah Tindakan Siklus I
Jumlah siswa Ketuntasan Presentasi Keterangan
T BT T BT
22 13 7 65% 35%
Nilai Tertinggi 100
Nilai Terendah 30
Rata-Rata 74,6
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa kelas V yang sudah
memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM) yaitu ≥ 75 terdapat 13 siswa (65%).
Sedangkan yang belum mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) yaitu ≤ 75
terdapat 7 siswa (35%). Hal ini disebabkan karena beberapa siswa masih kurang
paham dengan materi dengan menggunakan media video pembelajaran karena media
video ditampilkan hanya sekali.
c. Refleksi
Dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar diperoleh informasi dari hasil
pengamatan sebagai berikut :
1. Guru kurang maksimal dalam memotivasi siswa dan dalam menyampaikan tujuan
pembelajaran,
2. Sebagian siswa kurang memperhatikan materi yang disampaikan
3. Siswa kurang aktif selama pembelajaran berlangsung
d. Revisi
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada siklus I ini masih terdapat
kekurangan, sehingga perlu adanya revisi untuk dilakukan pada siklus berikutnya.
1. Guru perlu lebih terampil dalam memotivasi siswa dan lebih jelas dalam
menyampaikan tujuan pembelajaran. Dimana siswa diajak untuk terlibat langsung
dalam setiap kegiatan yang akan dilakukan.
2. Penyampaian materi Pembelajaran dibuat lebih menarik dengan menampilkan
gambar-gambar dalam video pembelajaran yang lebih menarik dan
komunikatif sehingga siswa bisa menyimak materi dengan baik.
3. Guru harus lebih terampil dan bersemangat dalam memotivasi siswa sehingga
siswa bisa lebih antusias dalam mengikuti pembelajaran.

2
2. Siklus II
a. Perencanaan Tindakan
Tahap perencanaan ini merupakan persiapan pembelajaran menggunakan media
audiovisual. Peneliti menyusun rencana tindakan yang akan dilaksanakan untuk
meningkatkan pemahaman kisah keteladanan Nabi Ilyas as dan nabi Ilyasa as dengan
menggunakan media audiovisual. Tindakan yang dilaksanakan pada siklus II
didasarkan pada hasil refleksi siklus I. Berdasarkan hasil refleksi siklus I, perlu
dilakukan perbaikan-perbaikan. Perbaikan yang akan dilaksanakan yaitu sebagai
berikut.
1. Guru membagi kelompok yang berbeda dari siklus I dan Siklus II.
2. Siswa lebih diberikan kesempatan bertanya dan mengungkapkan pendapat.
3. Video ditampilkan menggunakan animasi-animasi yang lebih menarik.
4. Frekuensi guru keliling dalam memantau jalannya diskusi ditingkatkan agar siswa
tidak punya kesempatan membicarakan bukan masalah pelajaran.
Langkah-langkah dalam rencana tindakan yang akan dilaksanakan
adalah sebagai berikut.
1. Menentukan waktu penelitian. Siklus II dilaksanakan pada tanggal 16 Januari 2022.
2. Menyiapkan materi pembelajaran. Materi pada Siklus II.
3. Menyusun LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik) dan soal-soal evaluasi.
4. Menyusun lembar observasi yang di dalamnya berisi lembar pengamatan tentang
kegiatan guru dan siswa saat proses pembelajaran dengan menggunakan media
audiovisual.
5. Menyiapkan alat peraga dan sumber belajar yang akan digunakan dalam proses
pembelajaran.
b. Pelaksanaan Tindakan Siklus II
Pada dasarnya tindakan di siklus II bertujuan untuk memperbaiki kekurangan-
kekurangan pelaksanaan tindakan yang telah dilakukan pada siklus I. Tindakan siklus
II dilaksanakan sebanyak 2 kali pertemuan, yaitu tanggal 16 dan 20 Januari 2022.
Kompetensi dasar yang dipelajari pada pertemuan pertama siklus II adalah Kisah
keteladanan nabi Ilyas as dan nabi Ilyasa as dan Kisah keteladanan Nabi Muhammad
SAW.

2
1. Pertemuan Pertama
Siklus II pertemuan pertama dilaksanakan pada hari jum’at 16 Januari 2022.
Indikator yang diajarkan diajarkan pada pertemuan pertama adalah menjelaskan
tentang Kisah Keteladanan Nabi Ilyas as dan Nabi Ilyasa as. Guru memulai pelajaran
dengan salam pembuka, do’a bersama dan apersepsi. Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran. Guru menampilkan video di layar depan. Siswa memperhatikan
tayangan video Kisah keteladanan Nabi Ilyas as dan Nabi Ilyasa as. Guru dan siswa
melakukan tanya jawab. Guru memberikan penguatan. Kemudian guru membagi
siswa secara berkelompok, setiap kelompok terdiri dari 5 siswa. Susunan 4 kelompok
secara heterogen, terdiri dari siswa laki-laki dan perempuan, serta merata secara
kepandaian. Guru memberikan LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik) yang berkaitan
dengan Kisah keteladanan Nabi Ilyas as dan Nabi Ilyasa as (LKPD terdapat pada
lampiran).
Siswa melakukan diskusi untuk menyelesaikan permasalahan tersebut dengan
waktu yang ditentukan dari guru. Setelah waktu yang diberikan selesai, masing-
masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya dan menarik
kesimpulan dari permasalahan tersebut. Setelah semua kelompok mempresentasikan
hasil diskusinya, siswa bersama guru membuat kesimpulan yang sudah diperoleh.
Guru memberikan kesempatan kepada siswa yang belum jelas untuk bertanya. Guru
mengakhiri pertemuan dengan salam penutup.
2. Pertemuan kedua
Pertemuan kedua pada siklus II dilaksanakan pada hari Kamis 20 Januari 2022.
Indikator yang dipelajari adalah Kisah keteladanan Nbi Muhammad SAW. Guru
memulai pelajaran dengan salam pembuka, do’a bersama dan presensi. Guru
menyampaikan tujuan pembelajaran. Guru mengingkatkan pelajaran sebelumnya. .
“Nah, anak-anak mari perhatikan video berikut ini” anak-anak sudah duduk di
kelompoknya masing-masing. Mereka memperhatikan video (video keteladanan Nabi
Muhammad SAW) yang ditayangkan menggunakan infokus. Setelah selesai
memperhatikan dan menyimak video tersebut, guru mengulang materi tersebut
dengan memberikan penjelasan dan tanya jawab kepada siswa, agar guru bisa melihat
pemahaman siswa pada materi ini. Setelah itu guru membagikan LKPD (Lembar
Kerja Peserta Didik) . Setiap kelompok melakukan diskusi untuk menyelesaikan
permasalahan tersebut dengan waktu yang ditentukan. Setelah waktu yang diberikan
selesai, masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya.
Setelah semua kelompok mempresentasikan hasil diskusinya, siswa kembali ke dalam

2
kelompoknya. Guru berkeliling melihat jalannya diskusi. Setelah semua kelompok
selesai, perwakilan setiap kelompok mempresentasikan hasilnya. Guru dan siswa
menarik kesimpulan tentang pembelajaran yang telah dilaksanakan. Guru
memberikan kesempatan kepada siswa yang belum jelas untuk bertanya. Pada akhir
siklus II dilakukan evaluasi untuk melihat tingkat pemahaman siswa. Pemberian soal-
soal kepada siswa untuk mengetahuai pemahaman konsep.
Setelah dilakukan dua pertemuan pada siklus ini, dapat dilihat hasil dari
pertemuan pertama pada siklus II ini terjadi peningkatan pemahaman oleh siswa.
Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel berikut. Adapun nilai yang diperoleh siswa
pada siklus II pertemuan pertama dapat disajikan dalam tabel sebagai berikut.
Tabel Pertemuan Pertama
Pemahaman Konsep Pada Siklus II

Setelah Tindakan Siklus II


Pelaksanaan Ketuntasan Presentasi
Tindakan T BT T BT
Pasca Siklus I 13 7 65% 35%
Pasca Siklus II 16 4 80% 20%

Berdasarkan tabel, dapat dilihat bahwa aktivitas guru dan siswa pada Siklus II
mengalami peningkatan dari Siklus I adalah 100%. Berdasarkan tabel di atas dapat
diketahui bahwa siswa kelas V yang sudah memenuhi kriteria ketuntasan minimal
(KKM) yaitu ≥ 75 terdapat 16 siswa (80%). Sedangkan yang belum mencapai kriteria
ketuntasan minimal (KKM) yaitu ≤ 75 terdapat 4 siswa (20%).
Pada siklus II pertemuan kedua sangat terlihat bahwa peningkatan
pemahaman siswa sangat meningkat. Siswa merasa sangat tertarik dalam belajar.
Karena video yang digunakan oleh guru sangat menarik. Video yang digunakan
adalah gambar animasi-animasi, kemudian suara pada video sangat jelas. Nampak
pada pertemuan kedua ini para siswa lebih bersemangat lagi dalam melakukan
pembelajaran dengan menggunakan Video ini.
Setelah dilakukan pertemuan kedua pada siklus ini, dapat dilihat terjadi
peningkatan pemahaman oleh siswa. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel berikut.
Adapun nilai yang diperoleh siswa pada siklus II pertemuan kedua dapat disajikan
dalam tabel sebagai berikut.

2
Tabel Pertemuan Kedua
Pemahaman Konsep Pada Siklus II

Setelah Tindakan Siklus II


Pelaksanaan Ketuntasan Presentasi
Tindakan T BT T BT
Pasca Siklus I 13 7 65% 35%
Pasca Siklus II 17 3 85% 15%

Berdasarkan tabel, dapat dilihat bahwa aktivitas guru dan siswa pada Siklus II
mengalami peningkatan dari Siklus I adalah 100%. Berdasarkan tabel di atas dapat
diketahui bahwa siswa kelas V yang sudah memenuhi kriteria ketuntasan minimal
(KKM) yaitu ≥ 75 terdapat 17 siswa (85%). Sedangkan yang belum mencapai kriteria
ketuntasan minimal (KKM) yaitu ≤ 75 terdapat 3 siswa (15%).
c. Refleksi
Refleksi pembelajaran siklus II sebagai berikut :
1. Siswa lebih aktif dalam pembelajaran.
2. Siswa mulai berani dalam bertanya jika mengalami kesulitan dalam pembelajaran
maupun dalam menjawab pertanyaan dari guru.
3. Media audovisual yang ditampilkan lebih menarik perhatian siswa sehingga tingkat
konsentrasi siswa terhadap pelajaran lebih meningkat.
4. Guru sudah memantau jalannya diskusi dengan cara berkeliling pada kelompok-
kelompok.
Berdasarkan pengamatan peneliti, pada dasarnya penggunaan media
audiovisual dalam pembelajaran sudah cukup efektif.. Dengan melalui media
audiovisual, sebagian besar siswa lebih antusias dalam mengikuti proses
pembelajaran terutama materi permasalahan sosial. Selain itu media audiovisual
dapat mempermudah guru dalam menyampaikan materi. Keefektifan media
audiovisual dalam pembelajaran berdampak pada hasil nilai evaluasi siswa pada
siklus II yang mengalami peningkatan dibandingkan dengan nilai Siklus I.
Berdasarkan data yang telah diperoleh peneliti baik data berupa nilai maupun
data hasil observasi siswa hasilnya telah memenuhi indikator keberhasilan yang telah
ditetapkan sebelumnya. Oleh karena itu, penelitian ini cukup dilaksanakan sampai
siklus II dan tidak perlu dilanjutkan ke siklus berikutnya.

3
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, dapat
disimpulkan bahwa pada siklus I, dari 20 siswa, nilai yang berada di bawah KKM adalah 7
siswa (35%), sedangkan yang di atas KKM adalah 13 (65%). Pada siklus II, dengan adanya
perbaikan media video, semakin meningkatkan pemahaman pada materi Rasul Allah SWT
yakni kisah keteladanan nabi Sulaiman as, kisah keteladanan nabi Ilyas as dan nabi Ilyasa as
dan Kisah keteladanan Nabi Muhammad SAW. Nilai nilai siswa yang berada di bawah KKM
3siswa (15%), sedangkan yang di atas KKM adalah 17 siswa (85%). Observasi terhadap
aktivitas siswa dan guru yang telah dilaksanakan dari siklus I sampai siklus II juga
mengalami peningkatan. Pada siklus II, aktivitas guru pada siklus II yang terdiri dari dua
pertemuan. Berdasarkan data di atas penggunaan media video telah dapat meningkatkan
pemahaman Rasul Allah idolaku pada siswa kelas V SD DEK tahun pelajaran 2021/2022.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas, disarankan hal-hal sebagai
berikut.
1. Bagi siswa, hasil baik yang sudah dicapai harus dipertahankan dan hendaknya siswa lebih
aktif dalam mengikuti pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI).
2. Bagi guru, pembelajaran PAI dengan menggunakan media video sebaiknya didukung
dengan kreativitas guru.
3. Bagi kepala sekolah, pada umumnya guru jarang menggunakan media video. Sebaiknya
kepala sekolah mengadakan pelatihan terhadap guru-guru mengenai media yang digunakan
dalam pembelajaran khususnya media video dengan mengundang pakar yang ahli
dibidangnya.
4. Bagi peneliti lain, peneliti lain yang tertarik untuk melakukan penelitian dengan
menggunakan media video, diharapkan dapat melakukan penelitian lebih lanjut tentang
aspek-aspek lain dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) pada materi Rasul
Allah Idolaku, dengan menggunakan media video dan dapat mengaplikasikannya pada
materi yang berbeda.

3
DAFTAR PUSTAKA

Usman, Basyirudin Metodologi Pembelajaran Agama Islam, (Jakarta: Ciputat Pres.


2002).

Arief, Armai, Pengantar Ilmudan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta: Ciputat Pers,
2002).

Hadi,Amirul,MetodologiPenelitian Pendidikan,(Bandung:PustakaSetia. 2005).


Daryanto, Panduan Proses Pembelajaran Kreatif dan Inofatif Teori dan Praktik
DalamPengembangan Profesionalisme Bagi Guru.(Jakarta: AV Publisher, 2009).

Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan. 1990. Kamus Besar Bahasa Indonesia.


Jakarta: Balai Pustaka

Fuad Efendi, Ahmad, Metodologi Pengajaran Bahasa Arab (Malang:


Misykat.2005).

Dimyati dan Mujiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta

Darajat, Zakiyah, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: CV. Pustaka Agung Harapan, 2006).
Jamra, Syaiful Bahridkk, Strategibelajarmengajar, (Jakarta; Rineka cipta. 2000)
Kurikulum PAI,2002.

Nuha,Ulin, Metodologi Super Efektif Pembelajaran BahasaArab, (Jogjakarta:Diva


Press,2012).

Nurjamal, Daeng, Terampilber bahasa, (Bandung:Alfabeta. 2011).

MuhtadiAnsor, Ahmad, Pengajaran Bahasa Arab Media, dan


Metode-metodenya,(Yogyakarta:Teras.2009).

Rasjid, Sulaiman, Fiqh Islam, (Bandung:Sinar BaruAlgensindo,


2018).

Rostiyah NK, Strategi Belajar Mengajar,(Jakarta:RinekaCipta,


2008).

RPP PAI Kurikulum2013 kelas IV semester ganjil. Tahun Pelajaran 2021/2022

Sanjaya, Wina, Standar Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan Edisi


Pertama,(Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2006).

3
Slameto, Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi, (SinarBaru:Algesindo,
1995).
Sudjana, Nana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung:Sinar Biru,
1989).

Sudjana, Nana, Cara Belajar Siswa Aktif Dalam Proses Belajar Mengajar, (Bandung:Sinar
Baru.1998).

Sudjono, Anas, Pengantar Statistika Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo persada. 1996).

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatifdan Kualitatif (Bandung: Alfabeta. 2012).


Sukmadinata,

Nana Syaodih , Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdikarya,2011).

Suprapto, Tommy, Pengantar Teori dan Menejemen Komunikasi, (Yogyakarta: MedPress,


2009).

Syah, Muhibbin, Metodologi Psikologi Pendidikan, (Bandung : PT. Remaja


Rosdakarya,2003).

TayarYusuf dan Syaiful Anwar, Metodologi Pengajaran Agama dan Bahasa Arab,
(Jakarta: PTRaja Grafindo Persada, 1992).

Zuhairini, dkk, Matodik Khusus Pendidikan Agama, (Surabaya:UsahaNasional. 1983).

Anda mungkin juga menyukai