Tentang
“KINEMATIKA”
OLEH:
KELOMPOK 5
DOSEN PENGAMPU:
2023/2024
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunianya
serta kemudahan bagi kami seingga dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat
waktu. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita
yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari zaman jahiliyah ke zaman
yang penuh pengetahuan yang kita rasakan sampai saat sekarang ini.
Dalam penulisan makalah ini, penulis berusaha memberikan yang terbaik, yang
mudah dipahami, dengan merujuk pada sumber-sumber baik bahasa Indonesia dan
bahasa asing. Akan tetapi penulis sadar, sebagai manusia dan masih dalam tahap
belajar pasti banyak sekali kekurangan bahkan kekeliruan.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Fisika adalah salah satu ilmu pasti yang dalam kajiannya terbatas pada fisik
benda. Salah satu kajian dalam fisika ialah mengenai gerak benda yang istilah
fisikanya disebut mekanika. Dalam bahasan mekanika, gerak suatu benda dispesifikasi
menjadi dua ranting bahasan yakni kinematika serta dinamika.
C. Tujuan Masalah
3
3. Memahami Percepatan Dan Kelajuan
4. Memahami apa itu Persamaan Gerak
5. Memahami Gerak Lurus
6. Memahami Gerak Lengkung
7. Memahami Gerak Melingkar
8. Memahami Gerak Parabola
4
BAB II
PEMBAHASAN
Jarak didefinisikan sebagai total panjang jarak yang ditempuh partikel. Jika suatu
partikel atau benda berubah posisi, maka partikel tersebut dapat dikatakan telah
berpindah. Saat berpindah dari satu lokasi ke lokasi lain, suatu benda mungkin
mengikuti jalur yang tidak lurus. Jarak adalah panjang lintasan yang ditempuh oleh
benda dalam selang waktu tertentu. Jarak merupakan besaran skalar. (Nuryanti, Ade Yeti
dan Septia Mahen, Ea Cahya. 2017 :30-31)
Kecepatan rata-rata tidak tergantung pada lintasan partikel tetapi tergantung pada
posisi awal (𝑥1) dan posisi akhir (𝑥2). Arah kecepatan reta-rata adalah posisi akhir
bernda relatif dari posisi awalnya dan selang waktunya diambil dari waktu ketika
benda mencapai posisi akhir dikurangi dengan waktu ketika benda di posisi awal.
(Bambang Murdaka Eka,2008:46)
2. Kecepatan sesaat
V= =
Arah kecepatan sesaat adalah sepancang garis yang menyinggung kurva lintasan
benda. bila ⃗ berubah terhadap waktu maka kecepatan sesaatnya dapat diperoleh
dengan menurunkan ⃗ terhadap t pada t yang dinginkan.
a=
𝑎 = percepatan rata-rata (m/s2)
∆ = perubahan kecepatan benda
(m/s) ∆𝑡 = selang waktu yang diperlukan benda untuk bergerak (s)
6
2. Percepatan sesaat
Percepatan sesaat adalah percepatan rata-rata dengan selang waktu menuju nol.
Besarnya percepatan sesaat adalah:
a= =
Contoh:
Suatu kendaraan roda dua mula-mula bergerak dari kecepatan 20 m/s menjadi
38 m/s dalam selang waktu 6 detik. Tentukan berapakah kecepatan rata-rata
kendaraan roda dua dalam selang waktu tersebut?
Diketahui:
v = 38 m/s
v0 = 20 m/s
Δt = 6 detik
Jawab:
D. Persamaan Gerak
Seperti yang kita ketahui, bahwa gerakan merupakan tempat yang terjadi
terhadap satuan waktu, yang mana dapat dirumuskan:
⃗ ⃗(𝑡)
Kemudian persamaan gerak adalah persamaan differensial r terhadap waktu,
yang penyelesaainnya adalah persamaan lintasan. Misalnya:
s=a atau d²s /dt² = a
Pada pengintegralan pertamanya menghasilkan persamaan gerak:
s = v = at+v₀
7
Kemudian pengintegralan selanjutnya memberikan persamaa lintasan:
s = a𝑡 vo 𝑡 s0
E. Gerak Lurus
Gerak linier adalah gerak yang menimbulkan lintasan (jejak) yang berbentuk
garis lurus. Gerak linier sering dianggap sebagai gerak pada sumbu x.
1. Kecepatan rata-rata
Pada umumnya dalam suatu gerak, ketika bergerak, lintasan benda tidak
mungkin tetap (terputus-putus), sehingga muncul besaran yang disebut kelajuan rata-
rata (bisa positif atau negatif tergantung Ax).
2. Kecepatan sesaat
Kecepatan sesaat dapat dianggap sebagai kecepatan pada suatu lokasi tertentu
(secara matematis). Namun kecepatannya akan relatif terhadap dua tempat atau dua
titik yaitu Ax, sehingga (kecepatan sesaat) tersebut dapat dicapai dengan mendekati
( 𝑡) 0. Artinya jika t → 0 maka jarak yang ditempuh menjadi sangat pendek ( t)
dua titik secara fisik bertepatan dengan kecepatan sesaat)
3. Gerak Lurus Beraturan (GLB) Dan Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB)
Gerak lurus beraturan adalah gerak linier dengan kecepatan tetap (v tetap) atau
percepatannya nol (a = 0). Berdasarkan Hukum Newton dapat disimpulkan bahwa
gaya total yang bekerja pada GLB adalah 0.
Persamaan gerak dapat diperoleh dengan :
v= → ds = v dt → ∫ ∫ 𝑡
Karna nilai v tetap, tidak bergantung waktu, v dapat dikeluarkan dari tanda
integral sehingga didapatkan :
8
∫ ∫ 𝑡 𝑡 𝑡
Gerak Lurus Berubah Beraturan adalah gerak linier dengan percepatan tetap (a
tetap). Karena percepatannya konstan, kita dapat menyimpulkan bahwa gaya total
yang bekerja pada GLBB adalah konstan. Persamaannya dapat ditulis:
a= → dv = a dt → ∫ ∫ 𝑎 𝑡
Karna nilai a tetap, tidak bergantung pada waktu, a dapat dikeluarkan dari tanda
integral sehingga :
∫ 𝑎∫ 𝑡 𝑎𝑡 𝑎𝑡
F. Gerak Lengkung
Gerak melengkung terjadi ketika resultan gayanya harus membuat sudut
terhadap kecepatan sehingga percepatan mempunyai komponen tegak lurus kecepatan
atau gayanya sejajar dengan percepatan.
Dari relasi F = m.a dan 𝑎 = dv/dt maka komponen gaya tangen atau gaya
tangensial adalah:
𝑎 atau Fᴛ =
𝑎 = v²/R, maka komponen gaya tegak lurus lintasan, gaya normal atau gaya
sentripetal adalah:
atau
Dimana R adalah radius lengkungannya.
Gaya sentrifugal selalu mengarah ke pusat lengkungan, gaya tangensial
berhubungan dengan perubahan besar kecepatan sedangkan gaya sentripetal
berhubungan dengan perubahan arah kecepatan.
Jika maka tidak ada percepatan tangensial dan geraknya adalah gerak
melingkar beraturan.
Jika , maka tidak ada percepatan normal dan geraknya adalah gerak lurus.
9
Dalam kasus tertentu pada gerak melingkar dimana v = ω.R maka gaya
sentripetalnya adalah:
mω²R
Pada gerak melingkar beraturan, gaya yang ada hanya
(Bernard Mediarman, 2005:118)
G. Gerak Melingkar
=
Dengan demikian untuk membedakan, kecepatan gerak lurus (v disebut
kecepatan linear) dan gerak melingkar (ω disebut kecepatan sudut).
2. Percepatan gerak melingkar
Percepatan sudut (simbol a) didefinisikan sebagai perubahan kecepatan sudut per
satuan waktu. Oleh karena itu, percepatan sudut menjadi
𝑡
(Trustho Raharjo, Y. Radiyono.2008:58)
H. Gerak Parabola
Gerak parabola adalah gerak yang menimbulkan jejak (orbit) dalam bentuk
grafik parabola. Analisis gerak parabola menggunakan koordinat kartesius dua dimensi
(x, y). Bergerak dengan Percepatan gravitasi bumi (arah sumbu y) dan kecepatan (x,
arah sumbu y).
10
Gerak parabola merupakan gerak yang menggabungkan gerak beraturan (GLB
pada arah sumbu x) dengan gerak linier beraturan (GLBB pada arah sumbu y). Gerak
parabola merupakan gerak yang ideal karena memberikan hal-hal yang harus dipenuhi
(ada asumsi atau anggapan yang harus dipenuhi), antara lain:
1. Kecepatan geraknya tidak terlalu besar,
2. Nilai percepatan gravitasi bumi (g) adalah tetap (diisi jika rentang ketinggiannya
tidak terlalu jauh)
3. Kelengkungan bumi dan gesekan udara diabaikan atau bumi dianggap datar.
11
BAB III
A. Tujuan Percobaan
1. Mistar
2. Rel Presisi
3. Penyambung rel
4. Kaki Rel
12
5. Balok Bertingkat
7. Pita Ketik
8. Pewaktu Ketik
9. Catu Daya
13
10. Kertas HVS
11. Lem Kertas
12. Kabel penghubung
C. Langkah Kerja
1. Rangkai Alat
a. Rangkai alat seperti terlihat pada Gambar untuk mengimbangi gesekan yang
terjadi antara kereta dinamika dan permukaan rel presisi, pasang salah satu
ujung rel pada tingkat pertama pada balok bertingkat.Catatan: untuk
mengetahui bahwa gesekan telah diimbangi oleh rel yang dimiringkan, berikan
sedikit dorongan pada kereta dinamika dan kereta kereta dinamika seharusnya
bergerak beraturan sepanjang rel (pita ketik sebahrusnya terpasang pada kereta
dinamika).
b. Tahan kereta dinamika di dekat pewaktu ketik
c. Pada saat catu daya masih dalam keadaan mati (OFF), hubungkan pewaktu
ketik ke catu daya, dan catu daya ke soket jala-jala listrik
d. Potong pita ketik lebih kurang sepanjang 1 m dan pasang pada pewaktu ketik.
Jepit salah satu ujung pita ke penjepit yang ada pada kereta dinamika. Yakinkan
bahwa pita ketik lewat di bawah kertas kabon pada kereta dinamika.
14
Hidupkan catu daya dan dorong kereta dinamika sedemikian rupa sehingga
bergerak disepanjang rel presisi.
Ketika kereta dinamika mendekati atau hampir mendekati ujung rel presisi,
tahan kereta dinamika menggunakan tangan (atau gunakan tumpukan
berpenjepit). Perhatikan, kereta dinamika jangan sampai jatuh keluar rel
presisi.
Ambil pita ketik dari kereta dinamika, periksa titik ketikan yang diperoleh
pada pita ketik dan coba ambil kesimpulan mengenai gerak yang dilakukan
oleh kereta dinamika.
Periksa titik ketikan pada permulaan gerak kereta dinamika. Jika terdapat
titik-titik yang bertindih, abaikan titik-titik tersebut dan potong bagian
tersebut
Gunakan 5 ketik sebagai satuan waktu. Potong pita ketik secara berurutan
simulai dari awal gerak kereta dinamika.
Tempel potongan pita ketik secara berurutan dari permulaan gerak sampai
akhir gerak kereta dinamika pada kertas manila untuk membuat kurva laju
waktu
Singkirkan balok bertingkat dari kaki rel presisi sehingga rel membentuk
landasan yang mendatar (horizontal). Ganti kereta dinamika dengan kereta
dinamika bermotor.
Pindahkan kontak saklar yang ada pada kereta dinamika bermotor ke posisi
v1. Ulangi langkah percobaan 1 sampai 6.
15
Pindahkan kontak saklar kereta dinamika bermotor ke posisi v2 dan ulangi
percobaan 1 sampai 6.
Jawab pertanyaan pada bagian Hasil Pengamatan. (Herman dan Asisten,2015)
D. Pengolahan Data
1. Berdasarkan kurva laju-waktu, tentukan jenis gerak yang dilakukan oleh kereta
dinamika dan kerat dinamika bermotor.
Jenis gerak kereta dinamika kertas………………………………..
Jenis gerak kereta dinamika bermotor ……………………………
2. Berdasarkan Grafik yang didapat ukur jarak (s) setiap pita yang ada untuk
menentukan kecepatan.
16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Demikianlah makalah yang dapat kami susun. Kami menyadari bahwa masih
terdapat masih banyak kekurangan. Untuk itu, kritik dan saran dari pembaca sangat
diharapkan demi kesempurnaan makalah kami, semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.
17
DAFTAR PUSTAKA
A.Y.N & Dkk. (2017). Catatan Kuliah Fisika Dasar 1. Bandung: UIN Sunan Gunung Dzati.
Bambang Murdaka Eka Jati. (2008). Fisika Dasar Untuk Mahasiswa Ilmu Ilmu Eksakta dan
Teknik. Yogyakarta: Andi Offset.