Dosen Pengampu:
1. Mita Sari
2. Mutiara Rizqi Oktavia
3. Zulimatus Shoviana
SEMESTER III
FAKULTAS TARBIYAH
KEDIRI 2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-nya sehingga penulis
mampu menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas mata kuliah studi
kepesantrenan dengan judul “akar dan sejarah pesantren”.Sholawat salam semoga
tetap terlimpahkan kepada junjungan kita nabi besar nabi Muhammad SAW yang
senantiasa kita harapkan syafaat kelak di hari kiamat
Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada pihak yang telah
berkontribusi bantuan baik pikiran maupun materinya.penulis sangat berharap
semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
pembaca.
30,Septermber 2023
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................ i
DAFTAR ISI............................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................
A. Latar Belakang.................................................................................
B. Rumusan Masalah............................................................................
C. Tujuan Penulisan..............................................................................
BAB II PEMBAHASAN............................................................................
A. Kesimpulan...................................................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 8
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pesantren di Indonesia secara historis ikut mengawali
berkembangnya pendidikan di Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan
banyaknya ulasan tentang pesantren yang merupakan cikal bakal
pendidikan di Indonesia. Keberadaan pesantren di Indonesia dimulai sejak
Islam masuk Indonesia dengan mengadopsi sistem pendidikan keagamaan
yang sebenarnya telah lama berkembang sebelum kedatangan Islam.
Sebagai lembaga pendidikan yang telah lama berakar di negeri ini,
pesantren diakui memiliki andil yang sangat besar terhadap sejarah
bangsa.
Dengan demikian Pesantren Persatuan Islam lebih spesifik
bertujuan mewujudkan kepribadian Muslim yang tafaqquh fiddin (paham
terhadap agama). Tujuan ini dapat diperinci menjadi pribadi muslim yang
akalnya berkembang, bersedia menerima kebenaran pengetahuannya itu,
dan tampil mempraktekkan pengetahuan yang dimilikinya.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah Batu Nisan Hamzah Fansuri?
2. Mengapa Islam menjadi Agama mayoritas bangsa Indonesia?
3. Apa peran WaliSongo dalam penyebaran Islam di Nusantara?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui sejarah Batu Nisan Hamzah Fansuri
2. Untuk mengetahui alasan Islam menjadi Agama mayoritas bangsa
Indonesia
3. Untuk memahami peran WaliSongo dalam penyebaran Islam di
Nusantatra
BAB II
PEMBAHASAN
(٦٢/٦٣ ،١٠ ،هذا قبر الفقير إلى هّللا تعالى سيدنا )قرآن
(٧) بالوفاء إلى رحمة هّللا تعالى فجر يوم الخميس المبارك
1
dhofier . Sejarah dan Perkembangan Pesantren (Jakarta: Akurat Sentra, 2011)
Dengan demikian dapat dipastikan bahwa Barus telah berkembang
menjadi Bandar kosmopolitan dari pertengahan abad ke-10 sampai abad
ke-15, juga menjadi pusat pendidikan agama Islam di Nusantara.
Kebanyakan inskripsi pada batu nisannya berbahasa Arab. dan sebagian
kecil berbahasa Parsi. Dengan demikian, Hamzah Fansuri yang lahir di
Barus pada pertengahan abad ke-15 dapat menguasai bahasa arab dan
ilmu-ilmu keislaman lainnya. Pada abad-abad itu Islam sedang
berkembang sebagai kekuatan yang besar dan menjadikan Indonesia
kawasan yang paling dinamis yang diabadikan oleh Anthony Reid dalam
bukunya Southeast Asia in the Age of Commerce dan Barus terkenal
sebagai eksportir minyak wangi barus (bukan kapur barus) yang sangat
disukai oleh pangeran dan bangsawan Arab Parsi dan China. Bangsawan
Cina menyukai minyak wangi Barus itu sejak abad ke-6.
4
Alya Zulfikar, “Alasan mengapa Indonesia mayoritas beragama islam”
https://berita.99.co/mengapa-indonesia-mayoritas-beragama-islam/ Diakses pada 30 September
2023
seperti melalui kesenian, pendidikan, dan kebudayaan untuk menyebarkan
agama Islam.
Melansir dari laman Kemdikbud, wali songo adalah sembilan wali yang
menyebarkan agama Islam di Pulau Jawa. Wali songo hadir pada abad ke-
15 setelah Sunan Gresik mendirikan majelis dakwah di tahun 1404.
1. Sunan Ampel
2. Sunan Gresik
Sunan Gresik atau Maulana Malik Ibrahim adalah
wali songo yang menyebarkan agama Islam di wilayah
Gresik, Jawa Timur.
Sunan Gresik menyebarkan agama Islam melalui
pergaulan di masyarakat dengan mengajarkan budi pekerti
dan ramah tamah. Sunan Gresik juga termasuk wali songo
pertama yang menyebarkan agama Islam di Pulau Jawa.
3. Sunan Giri
Sunan Giri berperan dalam menyebarkan agama
Islam melalui seni. Karya seni yang sering berhubungan
dengan Sunan Giri, yaitu berupa permainan anak, seperti
lir-ilir, jelungan, dan cublak suweng.
Sunan Giri juga tidak hanya berperan dalam
menyebaran Islam di Pulau Jawa tetapi juga sampai ke
Maluku.
4. Sunan Bonang
Sunan Bonang merupakan wali songo yang
menyebarkan agama Islam dari Kediri sampai ke pelosok
Pulau Jawa, seperti Pati, Tuban, Madura, dan Pulau
Bawean.
Sunan Bonang menggunakan kesenian sebagai
media dakwahnya, seperti mengubah gamelan yang kental
dengan estetika Hindu menjadi gamelan khas Jawa dengan
instrumen bonang.
Sunan Bonang jugalah yang mengenalkan tembang
Tombo Ati yang masih dikenal sampai saat ini.
5. Sunan Drajat
Sunan Drajat berperan dalam menyebarkan agama
Islam yang menekankan kedermawanan, peningkatan
kemakmuran, dan kerja keras. Maka dari itu, Sunan Drajat
lebih mementingkan kesejahteraan masyarakat lebih dahulu
sebelum memberikan pemahaman tentang agama Islam.
Sunan Drajat juga menjadi pelopor untuk
menyantuni anak-anak yatim dan orang-orang sakit.
6. Sunan Kalijaga
7. Sunan Muria
8. Sunan Kudus
5
Nabil Adlani, “Peran Wali Songo dalam penyebaran Islam”,
https://adjar.grid.id/read/543740913/peran-wali-songo-dalam-penyebaran-islam-di-nusantara
diakses pada 30 September 2023
9. Sunan Muria
6
Lufaefi, “Peran Walisongo dalam menyebarkan Islam”,
https://www.akurat.co/khazanah-islam/1302414254/Peran-Walisongo-dalam-Menyebarkan-Islam?
page=2 diakses pada 30 September 2023
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Sejarah Batu Nisan Hamzah Fansuri
Hamzah Fansuri yang lahir di abad ke-15 merupakah budayawan
agung Nusantara yang menguasai bahasa Arab dan ilmu keislaman
lainnya. Salah satu bukti yang terungkap adalah penemuan
inskripsi pada nisan Hamzah Fansuri oleh Claude Guillot & Ludvik
Kallus. Penemuan itu sangat menarik dan penting karena batu nisan
tersebut ditemukan bukan di pekuburan Barus melainkan di Bab al-
Ma’la di Mekkah saat inskripsinya disalin pada tahun 1934.
Kealiman dan kemasyuran Hamzah Fansuri sebagai budayawan
agung memungkinkan dirinya berhasil menjadi guru besar yang
dihormati di Masjidil Harram Mekkah.