Anda di halaman 1dari 13

PENGERTIAN, KONSEP DASAR, RUANG LINGKUP, PRINSIP

DASAR FIQH MUAMALAH

MAKALAH

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Fiqh II (Muamalah)


Dosen Pengampu : Abdul Wahid, S.H., M.Pd.

Disusun Oleh Kelompok 1 :


~ Putri Isti Edi Cahyani ( 201210357 )
~ Sony ( 201210344 )
~ Shelli Merlina ( 201210352 )

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN THAHA SAIFUDDIN
JAMBI
2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, Tuhan


Yang Maha Esa, berkat rahmat dan karunia-Nya maka penulis dapat
menyelesaikan makalah ini. Makalah ini disusun guna melengkapi tugas
mata kuliah Fiqh II (Muamalah). Tidak lupa penulis juga mengucapkan
terimakasih yang sebesar- besarnya bagi pihak-pihak yang mendukung
tersusunnya makalah ini.Penulis berharap agar makalah ini dapat
memberikan sumbangan bagi para pembaca dan rekan-rekan kiranya
dapat menambah kazanah pengetahuan bagi kita semua.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih sangat jauh dari


sempurna, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan dan
berterimakasih apabila ada yang memberikan kritik dan saran atas
makalah ini, sehingga hal tersebut dapat memotivasi penulis agar dapat
berkarya dengan lebih baik lagi, demi kesempurnaan makalah penulis
dimasa yang akan datang.

Jambi, 02 Oktober 2022


Penulis

Kelompok 1

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... i


DAFTAR ISI ......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ....................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Fiqh Muamalah .................................................................... 2
B. Konsep Dasar Fiqh Muamalah .............................................................. 4
C. Ruang Lingkup Fiqh Muamalah ............................................................ 5
D. Prinsip Dasar Fiqh Muamalah ............................................................... 6
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................ 9
B. Saran ...................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Fiqih muamalah akan senantiasa berusaha mewujudkan
kemaslahatan, merekduksi permusuhan dan perselisihan diantara manusia.
Allah tidak akan menurunkan syariat, kecuali dengan tujuan untuk
merealisasikan kemaslahatan hidup hambanya, tidak bermaksud memberi
1
beban dan menyempitkan ruang gerak kehidupan manusia. Salah satu
bentuk dari muamalah tersebut adalah sistem bagi hasil (kerjasama antara
pemilik modal dengan pengelola yang pembagian hasilnya menurut
perjanjian yang telah disepakati).
Dalam suatu kerjasama pemodal dan pengelola harus memiliki rasa
saling percaya, pengelola tidak bisa berbuat sesuka hatinya kecuali sesuai
izin pemodal dan jika dia mengizinkan untuk menjual maka dia tidak berhak
menyewakan karena perbuatannya harus dengan izin dan dia tidak punya
wewenang terhadap yang tidak diizinkan. 2
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian singkat tersebut, dapat dikemukakan beberapa
permasalahan yaitu:
A. Jelaskan Pengertian Fiqh Muamalah ?
B. Bagaimana Konsep Dasar Fiqh Muamalah ?
C. Apa Saja Ruang Lingkup Fiqh Muamalah ?
D. Bagaimana Prinsip Dasar Fiqh Muamalah ?

1
Dimyauddin Djuwaini, Pengantar Fiqh Muamalah, (Yogyakarta: Pustaka
Belajar, Cetakan III, 2015), hlm. Xviii.
2
Abdul Aziz Muhammad Azzam, Fiqh Muamalat Sistem Transaksi Dalam
Islam, (Jakarta: Amzah, 2010), hlm. 258.

1
BAB II
PEMABAHASAN

A. Pengertian Fiqh Muamalah


Kata fiqh secara etimologi adalah (‫) الفقه‬yang memiliki makna
pengertian atau pemahaman. 3 Menurut terminologi, fiqh pada mulanya
berarti pengetahuan keagamaan yang mencakup seluruh ajaran agama, baik
berupa aqidah, akhlak, maupun ibadah sama dengan arti syari’ah islamiyah.
Namun, pada perkembangan selanjutnya, fiqh diartikan sebagai bagian dari
syariah Islamiyah, yaitu pengetahuan tentang hukum syari’ah Islamiyah
yang berkaitan dengan perbuatan manusia yang telah dewasa dan berakal
sehat yang diambil dari dalil-dalil yang terinci.
Secara bahasa Muamalah berasal dari kata amala yu’amilu yang
artinya bertindak, saling berbuat, dan saling mengamalkan. Sedangkan
menurut istilah Muamalah adalah tukar menukar barang atau sesuatu yang
memberi manfaat dengan cara yang ditentukan. 4 Muamalah juga dapat
diartikan sebagai segala aturan agama yang mengatur hubungan antara
sesama manusia, dan antara manusia dan alam sekitarnya tanpa memandang
perbedaan.
Aturan agama yang mengatur hubungan antar sesama manusia, dapat
kita temukan dalam hukum islam tentang perkawinan, perwalian, warisan,
wasiat, hibah perdagangan, perburuan, perkoperasian dll. Aturan agama
yang mengatur hubungan antara manusia dan lingkungannya dapat kita
temukan antara lain dalam hukum Islam tentang makanan, minuman, mata
pencaharian, dan cara memperoleh rizki dengan cara yang dihalalkan atau
yang diharamkan.

3
Ahmad Munawwir, Kamus Arab –Indonesia Terlengkap, (Surabaya:Pustaka
Progresif, 1997), hlm. 1068
4
Rachmad Syafei, Fiqh Muamalah, (Bandung: Pustaka Setia, 2001), hlm. 14

2
Firman Allah dalam surat An Nahl ayat 89:

َ ‫ع ٰلى ٰ ٰٓهؤ َ َُۤل ِۗ ِء َون ََّز ْلنَا‬


َ‫علَيْك‬ َ َ‫علَ ْي ِه ْم م ِْن ا َ ْنفُ ِس ِه ْم َو ِجئْنَا بِك‬
َ ‫ش ِه ْيدًا‬ َ ‫ث فِ ْي كُ ِل ا ُ َّم ٍة شَ ِه ْيدًا‬ُ َ‫َويَ ْو َم نَ ْبع‬
َ‫ش ْيءٍ َّوهُدًى َّو َر ْح َم ًة َّوبُ ْش ٰرى ل ِْل ُم ْس ِل ِميْن‬ َ ‫ْال ِك ٰت‬
َ ‫ب تِ ْبيَا ًنا ِل ُك ِل‬

Yang artinya: “(Dan ingatlah) akan hari (ketika) Kami, bangkitkan


pada tiap-tiap umat seorang saksi atas mereka dari mereka sendiri, dan
Kami datangkan kamu (Muhammad) menjadi saksi atas seluruh umat
manusia. Dan Kami turunkan kepadamu Al Kitab (Al Qur’an) untuk
menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira
bagi orang-orang yang berserah diri.” (QS.An-Nahl: 89) 5
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan pengertian dari Fiqh
Muamalah ialah peengetahuan ketentuan-ketentuan hukum tentang
usahausaha memperoleh dan mengembangkan harta, jual beli, hutang
piutang dan jasa penitiapan diantara anggota-anggota masyarakat sesuai
keperluan mereka, yang dapat dipahami dan dalil-dalil syara’ yang terinci.
Dapat diambil sebuah kesimpulan bahwa secara garis besar definisi
atau pengertian fiqh muamalah yaitu, hukum-hukum yang berkaitan dengan
tata cara berhubungan antar sesama manusia, baik hubungan tersebut
bersifat kebendaan maupun dalam bentuk perjanjian perikatan. Fiqh
mu’malah adalah salah satu pembagian lapangan pembahasan fiqh selain
yang berkaitan dengan ibadah, artinya lapangan pembahasan hukum fiqh
mu’amalah adalah hubungan interpersonal antar sesama manusia, bukan
hubungan vertical manusia dengan Tuhannya (ibadah mahdloh).
Fiqh mu’amalah dapat juga dikatakan sebagai hukum perdata Islam,
hanya saja bila dibandingkan dengan Kitab Undang-undang Hukum Perdata
(BW. Burgerlijk wetboek) yang juga berkaitan dengan hukum personal, fiqh

5
Depatemen Agama Republik Indonesia, Syaamil Al-Qur’an Miracle The
refrerence,(Bandung, Sygma Publising, 2010) Surah An-Nahl Jus 14 Ayat 89, hlm. 551

3
muamalah atau dapat dikatakan sebagai hukum perdata Islam hanya
mencukupkan pembahasannya pada hukum perikatan (verbinten issenrecht),
tidak membahas hukum perorangan (personenrecht) dan hukum kebendaan
(zakenrecht) secara khusus.
B. Konsep Dasar Fiqh Muamalah
Sebagai sistem kehidupan, Islam memberikan warna dalam setiap
dimensi kehidupan manusia, tak terkecuali dunia ekonomi. Sistem Islam ini
berusaha mendialektikkan nilai-nilai ekonomi dengan nilai akidah ataupun
etika. Artinya, kegiatan ekonomi dan perikatan lain yang dilakukan oleh
manusia dibangun dengan dialektika nilai materialisme dan spiritualisme
berdasarkan sumber hukum syari’at Islam. Kegiatan ekonomi yang
dilakukan tidak hanya berbasis nilai materi, akan tetapi terdapat sandaran
transendental di dalamnya, sehingga akan bernilai ibadah. Selain itu, konsep
dasar Islam dalam kegiatan muamalah juga sangat konsen terhadap nilai-
nilai humanisme. Di antara kaidah dasar dan hukum fiqih muamalah adalah
sebagai berikut :

1) Hukum asal dalam muamalat adalah mubah.


2) Konsentrasi Fiqih Muamalah untuk mewujudkan kemaslahatan.
3) Meninggalkan intervensi yang dilarang.
4) Menghindari eksploitasi.
5) Memberikan toleransi dan tanpa unsur paksaan.
6
6) Tabligh, siddhiq, fathonah amanah sesuai sifat Rasulullah.

Konsep dasar yang menjadi acuan fiqih mu’amalah selain Al-Qur’an


dan Al-Hadits serta Ijma’ dan Qiyas adalah sisi kemaslahatan, karena pada
dasarnya semua bentuk interaksi dan perikatan yang dilakukan manusia
hukumnya adalah mubah, selain hal-hal yang secara jelas ditunjukkan
pelarangannya oleh sumber utama syari’at Islam.

6
Dimyaudin Djuwaini, Fiqh Mu’amalah, (Yogyakarta: Puataka Belajar, 2010),
hlm. 7.

4
C. Ruang Lingkup Fiqh Muamalah

Dalam ruang lingkupnya Fiqh Muamalah dibagi menjadi 2 yaitu


AlMuamalah Al-Adabiyah dan Al-Muamalah Al-Madiniyah.

1. Al-Muamalah Al-Adabiyah

Yaitu muamalah yang ditinjau dari segi cara tukar menukar benda
yang bersumber dari panca indera manusia, yang unsur penegaknya adalah
hak-hak dan kewajiban-kewajiban. Ruang lingkup fiqh muamalah yang
bersifat Adabiyah mencangkup beberapa hal berikut ini:

a. Ijab Qabul
b. Saling meridhai
c. Tidak ada keterpaksaan dari salah satu pihak
d. Hak dan kewajiban
e. Kejujuran pedagang
f. Penipuan
g. Pemalsuan
h. Penimbunan
i. Segala sesuatu yang bersumber dari indera manusia yang ada kaitannya
dengan peredaran harta dalam hidup bermasyarakat.

2. Al-Muamalah Al-Madiyah

Yaitu muamalah yang mengkaji objeknya sehingga sebagian para


ulama berpendapat bahwa muamalahal-madiyah adalah muamalah yang
bersifat kebendaan karena objek fiqh muamalah adalah benda yang halal,
haram, dan syubhat untuk diperjual belikan. benda-benda yang
memadharatkan, benda-benda yang mendatangkan kemaslahatan bagi
manusia, dan beberapa segi lainnya. Beberapa hal yang termasuk ke dalam
ruang lingkup muamalah yang bersifat Madiyah adalah sebagai berikut:

5
a. Jual beli (al-Bai’ al-Tijarah) merupakan tindakan atau transaksi yang telah
disyari’atkan dalam arti telah ada hukumnya yang jelas dalam islam.
b. Gadai (al-Rahn) yaitu menjadikan suatu benda yang mempunyai nilai harta
dalam pandangan syara’ untuk kepercayaan suatu utang, sehingga
memungkinkan mengambil seluruh atau sebagaian utang dari benda itu.
c. Jaminan dan tanggungan (Kafalan dan Dhaman) diartikan menanggung atau
penanggungan terhadap sesuatu, yaitu akad yang mengandung perjanjian
dari seseorang di mana padanya ada hak yang wajib dipenuhi terhadap
orang lain, dan berserikat bersama orang lain itu dalam hal tanggung jawab
terhadap hak tersebut dalam menghadapi penagih (utang). Sedangkan
dhaman berarti menanggung hutang orang yang berhutang.
d. Pemindahan hutang (Hiwalah) berarti pengalihan, pemindahan. Pemindahan
hak atau kewajiban yang dilakukan seseorang (pihak pertama) kepada pihak
kedua untuk menuntut pembayaran hutang dari atau membayar hutang
kepada pihak ketiga. Karena pihak ketiga 20 berhutang kepada pihak
pertama. Baik pemindahan (pengalihan) itu dimaksudkan sebagai ganti
pembayaran maupun tidak.
e. Jatuh bangkrut (Taflis)adalah seseorang yang mempunyai hutang, seluruh
kekayaannya habis.
f. Perseroan atau perkongsian (al-Syirkah) dibangun atas prinsip perwakilan
dan kepercayaan, karena masing-masing pihak yang telah menanamkan
modalnya dalam bentuk saham kepada perseroan, berarti telah memberikan
kepercayaan kepada perseroan untuk mengelola saham tersebut.
g. Masalah-masalah seperti bunga bank, asuransi, kredit, dan masalahmasalah
baru lainnya.

D. Prinsip Dasar Fiqh Muamalah

Dalam mengatur hubungan antar manusia dengan manusia lain yang


sasarannya adalah harta benda fiqh muamalah mempunyai prinsip-prinsip
untuk dijadikan acuan dan pedoman untuk mengatur kegiatan muamalah.

6
Prinsip-prinsip tersebut adalah sebagai berikut: untuk dijadikan acuan dan
pedoman untuk mengatur kegiatan muamalah. Prinsip-prinsip tersebut
adalah sebagai berikut: 7

a. Muamalah adalah Urusan Duniawi maksudnya adalah urusan muamalah


berbeda dengan ibadah di mana dalam ibadah semua perbuatan dilarang
kecuali yang diperintahkan sedangkan dalam muamalah semua boleh
dilakukan kecuali yang dilarang, oleh karena itu semua bentuk transaksi dan
akad muamalah boleh dilakukan oleh manusia asal tidak bertentangan
dengan ketentuan syara’.
b. Mumalah Harus Didasarkan kepada Persetujuan dan Kerelaan Kedua Belah
Pihak artinya dasar dari bermuamalah adalah kerelaan dari kedua belah
pihak bagaimana pun bentuk akad dan transaksi muamalah selama kedua
belah pihak rela dan sepakat serta tidak melanggar ketentuaan syara’ itu
diperbolehkan.
c. Adat Kebiasaan Dijadikan Dasar Hukum maksudnya dalam bermuamalah
setiap daerah atau kelompok mempunyai kebiasaan yang dilakukan secara
turun temurun dan bertahun-tahun yang selanjutnya menjadi adat kebiasaan
dalam bermuamalah jika adat dan kebiasaan itu tidak bertentangan dengan
syara’ dan diakui oleh masyarakat maka hal itu sah dijadikan sebagai dasar
hukum.
d. Tidak Boleh Merugikan Orang Lain dan Diri Sendiri maksudnya tujuan
bermuamalah adalah mencari keuntungan yang tidak merugikan orang lain,
maka dari itu dalam bermuamalah haruslah sama-sama menguntungkan
kedua belah pihak yang terlibat.

Secara general, terdapat dua prinsip atau asas dalam muamalah yakni
prinsip umum dan prinsip khusus. Dalam prinsip umum terdapat empat hal
yang utama, yakni;

7
Ahmad Wardi Muslich, Fiqh Muamalat, (Jakarta: Amzah, 2010) hlm. 3-6

7
1) setiap muamalah pada dasarnya adalah mubah kecuali ada dalil yang
mengharamkannya
2) mendatangkan kemaslahatan dan menolak kemudharatan
3) keseimbangan antara yang transendent dan immanent
4) keadilan dengan mengenyampingkan kezaliman.

Sementara itu prinsip khusus memiliki dua turunan yakni yang


diperintahkan dan yang dilarang. Adapun yang diperintahkan terdapat tiga
prinsip, yakni :

a. objek transaksi haruslah yang halal


b. adanya kerihdaan semua pihak terkait
c. pengelolaan asset yang amanah dan jujur.

Sedangkan yang dilarang terdapat beberapa prinsip juga:

1. Riba
2. Gharar
3. Tadlis
4. Berakad dengan orang-orang yang tidak cakap hukum seperti orang gila,
anak kecil, terpaksa, dan lain sebagainya.

8
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
 Pengertian Fiqh Muamalah adalah hubungan antar manusia, hubungan
sosial, atau hablumminannas. Dalam syariat islam hubungan antar
manusia tidak dirinci jenisnya, tetapi diserahkan kepada manusia
mengenai bentuknya.
 Konsep dasar yang menjadi acuan fiqih mu’amalah selain Al-Qur’an
dan Al-Hadits serta Ijma’ dan Qiyas adalah sisi kemaslahatan, karena
pada dasarnya semua bentuk interaksi dan perikatan yang dilakukan
manusia hukumnya adalah mubah, selain hal-hal yang secara jelas
ditunjukkan pelarangannya oleh sumber utama syari’at Islam.
 Ruang Lingkup Fiqh Muamalah terbagi menjadi dua: 1. Ruang
Lingkup Muamalah Adabiyah ( yang termasuk ruang lingkup
Muamalah Adabiyah adalah ijab dan kabul, saling meridoi, dan segala
sesuatu yang bersumber dari indera manusia yang ada kaitannya
dengan peredaran harta ). 2. Ruang Lingkup Muamalah Madiyah
( contohnya jual beli, gadai, dan beberapa masalah mu’ashirah, seperti
masalah bunga bank, asuransi, kredit, dan masalah lainnya.
 Prinsip Dasar Muamalah ialah Tidak Boleh Merugikan Orang Lain
dan Diri Sendiri maksudnya tujuan bermuamalah adalah mencari
keuntungan yang tidak merugikan orang lain, maka dari itu dalam
bermuamalah haruslah sama-sama menguntungkan kedua belah pihak
yang terlibat.
B. Saran
Demikianlah makalah ini kami buat, apabila ada kesalahan mohon
kiranya teman-teman pembaca memberikan kritik dan saran yang
membangun agar kami dapat lebih baik lagi kedepannya dalam penulisan
makalah ini.

9
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Aziz Muhammad Azzam. Fiqh Muamalat Sistem Transaksi


Dalam Islam. Jakarta: Amzah. 2010. hlm. 258.
Ahmad Munawwir. Kamus Arab –Indonesia Terlengkap.
Surabaya:Pustaka Progresif. 1997. hlm. 1068.
Ahmad Wardi Muslich. Fiqh Muamalat. Jakarta: Amzah. 2010.
hlm. 3-6.
Depatemen Agama Republik Indonesia. Syaamil Al-Qur’an
Miracle The refrerence. Bandung. Sygma Publising. 2010. Surah An-Nahl
Jus 14 Ayat 89. hlm. 551.
Dimyaudin Djuwaini. Fiqh Mu’amalah. Yogyakarta: Puataka
Belajar. 2010. hlm. 7.
Dimyauddin Djuwaini. Pengantar Fiqh Muamalah.Yogyakarta:
Pustaka Belajar. Cetakan III. 2015. hlm. Xviii.
Rachmad Syafei. Fiqh Muamalah. Bandung: Pustaka Setia. 2001.
hlm. 14.

10

Anda mungkin juga menyukai