Makalah
Makalah
MAKALAH
Kelompok 1
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Fiqih muamalah akan senantiasa berusaha mewujudkan
kemaslahatan, merekduksi permusuhan dan perselisihan diantara manusia.
Allah tidak akan menurunkan syariat, kecuali dengan tujuan untuk
merealisasikan kemaslahatan hidup hambanya, tidak bermaksud memberi
1
beban dan menyempitkan ruang gerak kehidupan manusia. Salah satu
bentuk dari muamalah tersebut adalah sistem bagi hasil (kerjasama antara
pemilik modal dengan pengelola yang pembagian hasilnya menurut
perjanjian yang telah disepakati).
Dalam suatu kerjasama pemodal dan pengelola harus memiliki rasa
saling percaya, pengelola tidak bisa berbuat sesuka hatinya kecuali sesuai
izin pemodal dan jika dia mengizinkan untuk menjual maka dia tidak berhak
menyewakan karena perbuatannya harus dengan izin dan dia tidak punya
wewenang terhadap yang tidak diizinkan. 2
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian singkat tersebut, dapat dikemukakan beberapa
permasalahan yaitu:
A. Jelaskan Pengertian Fiqh Muamalah ?
B. Bagaimana Konsep Dasar Fiqh Muamalah ?
C. Apa Saja Ruang Lingkup Fiqh Muamalah ?
D. Bagaimana Prinsip Dasar Fiqh Muamalah ?
1
Dimyauddin Djuwaini, Pengantar Fiqh Muamalah, (Yogyakarta: Pustaka
Belajar, Cetakan III, 2015), hlm. Xviii.
2
Abdul Aziz Muhammad Azzam, Fiqh Muamalat Sistem Transaksi Dalam
Islam, (Jakarta: Amzah, 2010), hlm. 258.
1
BAB II
PEMABAHASAN
3
Ahmad Munawwir, Kamus Arab –Indonesia Terlengkap, (Surabaya:Pustaka
Progresif, 1997), hlm. 1068
4
Rachmad Syafei, Fiqh Muamalah, (Bandung: Pustaka Setia, 2001), hlm. 14
2
Firman Allah dalam surat An Nahl ayat 89:
5
Depatemen Agama Republik Indonesia, Syaamil Al-Qur’an Miracle The
refrerence,(Bandung, Sygma Publising, 2010) Surah An-Nahl Jus 14 Ayat 89, hlm. 551
3
muamalah atau dapat dikatakan sebagai hukum perdata Islam hanya
mencukupkan pembahasannya pada hukum perikatan (verbinten issenrecht),
tidak membahas hukum perorangan (personenrecht) dan hukum kebendaan
(zakenrecht) secara khusus.
B. Konsep Dasar Fiqh Muamalah
Sebagai sistem kehidupan, Islam memberikan warna dalam setiap
dimensi kehidupan manusia, tak terkecuali dunia ekonomi. Sistem Islam ini
berusaha mendialektikkan nilai-nilai ekonomi dengan nilai akidah ataupun
etika. Artinya, kegiatan ekonomi dan perikatan lain yang dilakukan oleh
manusia dibangun dengan dialektika nilai materialisme dan spiritualisme
berdasarkan sumber hukum syari’at Islam. Kegiatan ekonomi yang
dilakukan tidak hanya berbasis nilai materi, akan tetapi terdapat sandaran
transendental di dalamnya, sehingga akan bernilai ibadah. Selain itu, konsep
dasar Islam dalam kegiatan muamalah juga sangat konsen terhadap nilai-
nilai humanisme. Di antara kaidah dasar dan hukum fiqih muamalah adalah
sebagai berikut :
6
Dimyaudin Djuwaini, Fiqh Mu’amalah, (Yogyakarta: Puataka Belajar, 2010),
hlm. 7.
4
C. Ruang Lingkup Fiqh Muamalah
1. Al-Muamalah Al-Adabiyah
Yaitu muamalah yang ditinjau dari segi cara tukar menukar benda
yang bersumber dari panca indera manusia, yang unsur penegaknya adalah
hak-hak dan kewajiban-kewajiban. Ruang lingkup fiqh muamalah yang
bersifat Adabiyah mencangkup beberapa hal berikut ini:
a. Ijab Qabul
b. Saling meridhai
c. Tidak ada keterpaksaan dari salah satu pihak
d. Hak dan kewajiban
e. Kejujuran pedagang
f. Penipuan
g. Pemalsuan
h. Penimbunan
i. Segala sesuatu yang bersumber dari indera manusia yang ada kaitannya
dengan peredaran harta dalam hidup bermasyarakat.
2. Al-Muamalah Al-Madiyah
5
a. Jual beli (al-Bai’ al-Tijarah) merupakan tindakan atau transaksi yang telah
disyari’atkan dalam arti telah ada hukumnya yang jelas dalam islam.
b. Gadai (al-Rahn) yaitu menjadikan suatu benda yang mempunyai nilai harta
dalam pandangan syara’ untuk kepercayaan suatu utang, sehingga
memungkinkan mengambil seluruh atau sebagaian utang dari benda itu.
c. Jaminan dan tanggungan (Kafalan dan Dhaman) diartikan menanggung atau
penanggungan terhadap sesuatu, yaitu akad yang mengandung perjanjian
dari seseorang di mana padanya ada hak yang wajib dipenuhi terhadap
orang lain, dan berserikat bersama orang lain itu dalam hal tanggung jawab
terhadap hak tersebut dalam menghadapi penagih (utang). Sedangkan
dhaman berarti menanggung hutang orang yang berhutang.
d. Pemindahan hutang (Hiwalah) berarti pengalihan, pemindahan. Pemindahan
hak atau kewajiban yang dilakukan seseorang (pihak pertama) kepada pihak
kedua untuk menuntut pembayaran hutang dari atau membayar hutang
kepada pihak ketiga. Karena pihak ketiga 20 berhutang kepada pihak
pertama. Baik pemindahan (pengalihan) itu dimaksudkan sebagai ganti
pembayaran maupun tidak.
e. Jatuh bangkrut (Taflis)adalah seseorang yang mempunyai hutang, seluruh
kekayaannya habis.
f. Perseroan atau perkongsian (al-Syirkah) dibangun atas prinsip perwakilan
dan kepercayaan, karena masing-masing pihak yang telah menanamkan
modalnya dalam bentuk saham kepada perseroan, berarti telah memberikan
kepercayaan kepada perseroan untuk mengelola saham tersebut.
g. Masalah-masalah seperti bunga bank, asuransi, kredit, dan masalahmasalah
baru lainnya.
6
Prinsip-prinsip tersebut adalah sebagai berikut: untuk dijadikan acuan dan
pedoman untuk mengatur kegiatan muamalah. Prinsip-prinsip tersebut
adalah sebagai berikut: 7
Secara general, terdapat dua prinsip atau asas dalam muamalah yakni
prinsip umum dan prinsip khusus. Dalam prinsip umum terdapat empat hal
yang utama, yakni;
7
Ahmad Wardi Muslich, Fiqh Muamalat, (Jakarta: Amzah, 2010) hlm. 3-6
7
1) setiap muamalah pada dasarnya adalah mubah kecuali ada dalil yang
mengharamkannya
2) mendatangkan kemaslahatan dan menolak kemudharatan
3) keseimbangan antara yang transendent dan immanent
4) keadilan dengan mengenyampingkan kezaliman.
1. Riba
2. Gharar
3. Tadlis
4. Berakad dengan orang-orang yang tidak cakap hukum seperti orang gila,
anak kecil, terpaksa, dan lain sebagainya.
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengertian Fiqh Muamalah adalah hubungan antar manusia, hubungan
sosial, atau hablumminannas. Dalam syariat islam hubungan antar
manusia tidak dirinci jenisnya, tetapi diserahkan kepada manusia
mengenai bentuknya.
Konsep dasar yang menjadi acuan fiqih mu’amalah selain Al-Qur’an
dan Al-Hadits serta Ijma’ dan Qiyas adalah sisi kemaslahatan, karena
pada dasarnya semua bentuk interaksi dan perikatan yang dilakukan
manusia hukumnya adalah mubah, selain hal-hal yang secara jelas
ditunjukkan pelarangannya oleh sumber utama syari’at Islam.
Ruang Lingkup Fiqh Muamalah terbagi menjadi dua: 1. Ruang
Lingkup Muamalah Adabiyah ( yang termasuk ruang lingkup
Muamalah Adabiyah adalah ijab dan kabul, saling meridoi, dan segala
sesuatu yang bersumber dari indera manusia yang ada kaitannya
dengan peredaran harta ). 2. Ruang Lingkup Muamalah Madiyah
( contohnya jual beli, gadai, dan beberapa masalah mu’ashirah, seperti
masalah bunga bank, asuransi, kredit, dan masalah lainnya.
Prinsip Dasar Muamalah ialah Tidak Boleh Merugikan Orang Lain
dan Diri Sendiri maksudnya tujuan bermuamalah adalah mencari
keuntungan yang tidak merugikan orang lain, maka dari itu dalam
bermuamalah haruslah sama-sama menguntungkan kedua belah pihak
yang terlibat.
B. Saran
Demikianlah makalah ini kami buat, apabila ada kesalahan mohon
kiranya teman-teman pembaca memberikan kritik dan saran yang
membangun agar kami dapat lebih baik lagi kedepannya dalam penulisan
makalah ini.
9
DAFTAR PUSTAKA
10