Anda di halaman 1dari 9

MODEL WEBBED DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kelompok

Mata Kuliah Implementasi Pemelajaran Tematik SD/MI

Dosen Pengampu: Roikhatul Janah, S.Pd.I.,M.Pd.

Disusun Oleh Kelompok 6:

Rezkiya Fiqha Agusdin (12210068)

Elhes Gusma Putri (12210063)

Indah Putri Utami (12210050)

Rani Ramadhanissa (12210044)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONTIANAK

TAHUN 2024
MODEL WABBED DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK

A. Latar Belakang Makalah


Pembelajaran tematik merupakan pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan
berbagai bidang studi dalam satu tema untuk meningkatkan pemahaman siswa. Jenjang
sekolah dasar menerapkan pembelajaran tematik dengan ciri-ciri pembelajaran yang
konkret, integratif, dan hirarkis. Peran guru dalam pembelajaran tematik adalah
membimbing siswa agar aktif dalam pembelajaran dan menciptakan suasana yang
menyenangkan. Pentingnya penggunaan perangkat pembelajaran yang sesuai dengan
perkembangan siswa sekolah dasar untuk mendukung efektivitas pembelajaran. Namun
yang terjadi dilapangan peran guru dalam pembuatan perangkat terpadu masih sangat
minim. Beberapa guru merasa bingung dalam mengembangkan alat pembelajaran
tematik, yang mengakibatkan pembelajaran di kelas hanya berdasarkan tema yang ada di
buku dan proses pembelajaran menjadi kurang optimal dan tidak berarti. Ini membuat
suasana belajar siswa kurang menarik dan berdampak pada penurunan hasil belajar siswa
Menurut pendapat (Husada et al., 2020; Permadi & Adityawati, 2018) bahwa ada dua
faktor yang mempengaruhi hasil belajar yaitu (1) Faktor internal adalah faktor-faktor
yang berasal dari diri individu dan dapat mempengaruhi hasil belajar individu, seperti
faktor fisiologis, faktor psikologis, faktor kelelahan seseorang sulit untuk dipisahkan; (2)
sedangkan faktor eksternal juga mempengaruhi proses belajar siswa, seperti faktor
keluarga, faktor sekolah, dan faktor masyarakat.
Oleh karena itu, solusi yang bisa diterapkan untuk mengatasi masalah ini adalah
dengan menerapkan model pembelajaran terpadu model webbed. Model pembelajaran
tipe webbed adalah metode yang mengintegrasikan berbagai kompetensi dasar dari
beberapa mata pelajaran ke dalam satu tema. Tema yang telah ditentukan ini berfungsi
sebagai pengikat dalam kegiatan pembelajaran yang menggabungkan beberapa mata
pelajaran sekaligus dalam satu sesi tatap muka. Tujuannya adalah untuk menciptakan
suasana belajar yang menyenangkan dan memberikan pengalaman yang berarti bagi
siswa (Armadi & Astuti, 2018; Marzuki, 2017).

2
Pembelajaran terpadu tipe webbed adalah model pembelajaran yang menekankan
pada pengorganisasian materi yang terintegrasi dan dipadukan oleh suatu tema. Tema
tersebut diambil dan dikembangkan dari luar mata pelajaran tetapi masih sejalan dengan
kompetensi dasar dan topik-topik dari mata pelajaran (Armadi & Astuti, 2018; Yusuf &
Wulan, 2015). Model tematik ini menjadi alternatif dari pola organisasi materi yang telah
lama dan umum digunakan dalam dunia pendidikan. Dalam makalah ini, kita akan
membahas berbagai aspek terkait Pengertian Model Webbed Dalam Pembelajaran
Tematik, Karakteristik Model Webbed, Langkah-Langkah Model Webbed, Contoh Model
Webbed dan Praktik Model Webbed.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah pada makalah ini yaitu:
1. Apa Pengertian Model Webbed Dalam Pembelajaran Tematik?
2. Apa Karakteristik Model Webbed?
3. Bagaimana Langkah-Langkah Model Webbed?
4. Apa Saja Contoh Model Webbed?
5. Bagaimana Praktik Model Webbed?

C. Tujuan Makalah
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan makalah ini sebagai berikut:
1. Mengetahui Pengertian Model Webbed Dalam Pembelajaran Tematik
2. Mengetahui Karakteristik Model Webbed
3. Mengetahui Langkah-Langkah Model Webbed
4. Mengetahui Contoh Model Webbed
5. Mengetahui Praktik Model Webbed

D. Pengertian Model Webbed Dalam Pembelajaran Tematik


Trianto (2013:327) menyatakan bahwa pembelajaran terpadu model webbed
adalah pembelajaran yang menggunakan pendekatan tematik yang dimulai dengan
menentukan tema tertentu lalu dilakukan pengembangan subtema dengan memperhatikan

3
kaitannya dengan bidang studi. Dalam pengembangannya, langkah pertama adalah
menentukan tema tertentu. Tema tersebut dapat ditetapkan melalui negosiasi dengan
siswa atau melalui diskusi bersama guru. Setelah tema disepakati, sub-sub tema
dikembangkan dengan mempertimbangkan hubungannya dengan berbagai bidang studi.
Dari sub-sub tema tersebut, aktivitas belajar yang harus dilakukan oleh siswa kemudian
dikembangkan.
Sebagaimana menurut pendapat Aisyah (2007:3-4) bahwa istilah jaring laba-laba
digunakan untuk model ini karena bentuk rancangannya memang seperti jala atau jaring
yang dibuat oleh laba-laba, dengan tema yang dibicarakan sebagai pusat atau laba-
labanya. Berdasarkan tema tersebut, kemudian ditentukan sub-sub tema sehingga akan
memperjelas tema utama dengan menggunakan aspek kemampuan dasar yang ingin
dikembangkan. Menurut Sujiono (2010:67), model pembelajaran jaring laba-laba
(webbed) menggunakan pendekatan tematik yang kemudian dapat dikembangkan lebih
lanjut dalam setiap bidang pengembangan. Sedangkan menurut Fogarty (Kurniawan,
2014:70), karakteristik dari model jaring laba-laba (webbed) adalah adanya pandangan
luas secara keseluruhan dalam suatu tema yang dapat membentuk jaringan dari berbagai
bidang pengembangan.
Model pembelajaran tipe webbed adalah model pembelajaran yang menggabungkan
berbagai kompetensi dasar dari beberapa mata pelajaran ke dalam satu tema. Tema
tersebut menjadi pemersatu dalam kegiatan pembelajaran yang melibatkan beberapa mata
pelajaran sekaligus dalam satu sesi tatap muka. Tujuannya adalah menciptakan suasana
pembelajaran yang menyenangkan dan memberikan pengalaman yang bermakna bagi
siswa (Armadi & Astuti, 2018; Marzuki, 2017). Dari pendapat para ahli tersebut, dapat
disimpulkan bahwa pembelajaran jaring laba-laba (webbed) adalah pembelajaran yang
melibatkan tema secara menyeluruh dan membentuk jaringan dari berbagai bidang
pengembangan. Dan memiliki tujuan untuk menciptakan suasana belajar yang
menyenangkan dan memberikan pengalaman yang bermakna untuk siswa.

E. Karakteristik Model Webbed


Model pembelajaran terpadu tipe Webbed memiliki beberapa ciri khas yang
membedakannya dari model pembelajaran terpadu lainnya (Ananda et al., 2018):

4
1. Berpusat pada siswa
Pendekatan ini menempatkan siswa sebagai subjek belajar, sedangkan guru berperan
sebagai fasilitator yang memberikan kemudahan kepada siswa untuk melakukan aktivitas
belajar.
2. Memberi pengalaman langsung
Siswa diberikan pengalaman langsung dengan menghadapi hal-hal yang nyata atau
konkret sebagai dasar untuk memahami hal-hal yang lebih abstrak.
3. Pemisahan mata pelajaran yang tidak begitu jelas
Fokus pembelajaran difokuskan pada pembahasan tema-tema yang berkaitan
langsung dengan kehidupan siswa.
4. Menyajikan konsep dari berbagai mata Pelajaran
Konsep-konsep dari berbagai mata pelajaran disajikan dalam proses pembelajaran.
Hal ini membantu siswa memahami konsep-konsep secara utuh dan membantu mereka
dalam memecahkan masalah sehari-hari.
5. Bersifat fleksibel
Guru dapat mengaitkan bahan ajar dari satu mata pelajaran dengan mata pelajaran
lain, bahkan mengaitkannya dengan kehidupan siswa dan lingkungan sekolah.
6. Hasil pembelajaran sesuai dengan minat dan bakat siswa
Penilaian atau evaluasi dilakukan sesuai dengan karakteristik, minat, dan bakat setiap
siswa, karena setiap siswa memiliki minat dan bakat yang berbeda-beda.
7. Menggunakan prinsip belajar sambil bermain yang menyenangkan
Guru menciptakan suasana dan kondisi yang menyenangkan sehingga siswa dapat
belajar sambil bermain.

Ini adalah beberapa ciri khas dari model pembelajaran terpadu tipe Webbed yang
membuatnya unik dan efektif dalam menciptakan pembelajaran yang bermakna dan
menyenangkan bagi siswa.

5
F. Langkah-Langkah Model Webbed
Webbed merupakan sebuah model pembelajaran yang dalam penerapannya
memerlukan langkah-langkah agar penyajiannya dapat berjalan sebagaimana mestinya.
Langkah-langkah Pengembangan Pembelajaran Webbed yang dikemukakan Trianto
(2011:329-330) dalam merancang pembelajaran tematik dilakukan dengan tujuh langkah,
yaitu:
a. Menetapkan mata pelajaran yang akan dipadukan;
b. Mempelajari kompetensi dasar pada kelas dan semester yang sama
dalam setiap mata pelajaran;
c. Memelajari hasil belajar dan indikator hasil belajar dalam setiap
mata pelajaran;
d. Memilih dan tetapkan tema pemersatu;
e. Membuat pemetaan keterhubungan kompetensi dasar setiap mata
pelajaran dengan tema pemersatu;
f. Menyusun silabus pembelajaran dengan mengaitkan topik dan
kompetensi dasar setiap mata pelajaran; dan
g. Menyusun satuan pembelajaran tematik.

G. Contoh Model Webbed


Sukayati dan Wulandari (2009:16) memberi contoh model webbed seperti
misalnya peserta didik dan pendidik menentukan tema, umpamanya tentang air. Maka
pendidik dapat mengajarkan tema air itu ke dalam sub-sub tema, misal siklus air, kincir
air, ekosistem air, bisnis air dari PDAM yang memadukan pelajaran Matematika, IPA,
IPS, dan Bahasa. Hal ini membantu siswa untuk melihat hubungan antara berbagai
konsep dan menerapkan pengetahuan mereka dalam konteks yang lebih luas. Selain itu,
model ini juga dapat meningkatkan motivasi dan minat belajar siswa karena mereka dapat
melihat relevansi dari yang mereka pelajari.

6
H. Kelebihan dan Kekurangan Model Webbed
Dalam Model Webbed atau jaring laba-laba tentunya memiliki kelebihan dan
kekurangan. Fogarty dalam Kurniawan (2014:17) menuturkannya sebagaimana berikut,
yaitu:
1. Kelebihan Model Webbed
a. Penyelesaian tema selaras dengan minat akan memotivasi anak
untuk belajar;
b. Lebih gampang dilakukan oleh guru yang belum berpengalaman;
c. Mempermudah perencanaan kerja tim untuk mengembangkan tema
ke seluruh bidang isi pelajaran;
d. Pendekatan tematik dapat memotivasi siswa;
e. Memudahkan peserta didik dalam kegiatan-kegiatan dan ide-ide
berbeda yang memiliki keterkaitan.
2. Kekurangan Model Webbed
a. Suasana kelas akan lebih gaduh dan guru akan mendapati
kesukaran untuk mengantisipasi siswa dalam kelas;
b. Dalam pembelajaran, fokus guru akan lebih terpusat pada kegiatan
daripada pengembangan konsep;
c. Membutuhkan keseimbangan antara kegiatan dan pengembangan
materi pelajaran;

I. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwasannya
model webbed dalam pembelajaran tematik ialah desain pembelajaran yang
menggabungkan berbagai kompetensi dasar dari beberapa mata pelajaran ke dalam satu
tema. istilah jaring laba-laba dipakai untuk model ini sebab bentuk desainnya yang
memang seperti jala atau jaring yang dibuat oleh laba-laba, dengan tema yang
dibicarakan sebagai pusat atau laba-labanya. Dari tema tersebut, kemudian ditentukan
sub-sub tema sehingga akan memperjelas tema utama dengan menggunakan aspek
kemampuan dasar yang ingin dikembangkan. Model Webbed ini memiliki beberapa ciri
khas yang diantaranya ialah menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran, fleksibel,

7
berpusat pada siswa dan lain sebagainya. Dalam implementasinya pula perlu
memerhatikan langkah-langkah supaya penyajiannya dapat berjalan sebagaimana
mestinya. Contoh model webbed seperti misalnya peserta didik dan pendidik menentukan
tema, umpamanya tentang air yang mana dari tema tersebut akan dipelajari berbagai mata
pelajaran yang saling memliki kaitan seperti mata pelajaran IPA, IPS, Matematika serta
Bahasa. Disisi lain model webbed pun tak terlepas dari kelebihan serta kekurangan.
Kelebihan yang didapat pula seperti diantaranya yaitu, mempermudah guru maupun
siswa sementara itu kekurangannya seperti menimbulkan kegaduhan di kelas saat proses
pembelajaran berlangsung.

J. Daftar Pustaka
Aisyah, Siti.2007. Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Universitas Terpadu
Ananda, R., & Abdilah. (2018). Pemebelajaran Terpadu, Karakteristik,
Landasan,Fungsi,Prinsip, danModel. Medan: Lembaga Peduli Pengembangan
Pendidikan Indonesia (LPPPI).
Armadi, A., & Astuti, Y. P. (2018). Pembelajaran Terpadu Tipe Webbed Berbasis Budaya
LokalUntuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV Sekolah Dasar. Premiere
Educandum : Jurnal Pendidikan Dasar Dan Pembelajaran, 8(2), 185–195.
https://doi.org/10.25273/pe.v8i2.3282

Husada, S. P., Taufina, T., & Zikri, A. (2020). Pengembangan Bahan Ajar Pembelajaran
Tematikdengan Menggunakan Metode Visual Storytelling di Sekolah Dasar.
Jurnal Basicedu, 4(2), 419–425. https://doi.org/10.31004/basicedu.v4i2.373

Kurniawan, Deni. 2014. Pembelajaran Terpadu Tematik (Teori, Praktik dan Penilaian).
Bandung: Alfabeta.
Marzuki. (2017). Pembelajaran Tematik Model Webbed Berbasis Saintifik Terhadap
Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Di SD. Sekolah Dasar: Kajian Teori Dan
Praktik Pendidikan, 26(2),

8
Mantasiah, R., Juffri, J., & Yusri, Y. (2017). Keefektifan Model Pembelajaran Jaring
Laba-Laba (Webbed) dalam Keterampilan Menulis Karangan Sederhana Bahasa
Jerman. Indonesian Journal of Educational Studies, 20(2).
Sasmita, E., Fitria, Y., & Erita, Y. (2023). Penggunaan Model Webbed Untuk Peningkatan
Kualitas Pembelajaran Tematik Terpadu Di Sekolah Dasar. Innovative: Journal Of
Social Science Research, 3(2), 4737-4751.
Sujiono. 2010. Metode Pengembangan Kognitif. Jakarta: Universitas Terbuka
Sukayati dan Sri Wulandari. 2009. Pembelajaran Tematik di SD. Sleman:Departemen
Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga
Pendidikan
Trianto.( 2011). Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik.
Jakarta: Prestasi Pustaka.
Trianto. 2013. Desain Pengembangan Pembelajaran Tematik. Jakarta: Kencana Prenada
Media Group.
Yusuf, M., & Wulan, A. R. (2015). Penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning
Menggunakan Pembelajaran Tipe Shared dan Webbed untuk Meningkatkan
Keterampilan Proses Sains. Jurnal Penelitian & Pengembangan Pendidikan
Fisika, 1(2), 19–26. https://doi.org/10.21009/1.0

Anda mungkin juga menyukai