Hambatan
i
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latarbelakang
Sasaran utama reformasi birokrasi sebagaimana tertuang dalam Peraturan Presiden
Republik Indonesia Nomor 81 Tahun 2010 tentang Grand Design Reformasi Birokrasi
Tahun 2010-2025, mengamanatkan terciptanya peningkatan kualitas pelayanan publik,
untuk itu Aparatur Sipil Negara (ASN) sebagai penggerak utama birokrasi pemerintah
diharapkan memiliki kontribusi nyata dalam meningkatan kualitas layanan tersebut.
ASN merupakan Pegawai Negeri Sipil/PNS (Civil Servants) dan Pegawai
Pemerintah dengan Perjanjian Kerja/PPPK (Government Workers). Pembagian skema kerja
untuk PNS lebih difokuskan pada pembuatan keputusan atau kebijakan melalui posisi
manajerial, sedangkan untuk PPPK berfokus pada peningkatan kualitas pelayanan publik
dan mendorong percepatan peningkatan profesionalisme serta kinerja instansi pemerintah.
Sehubungan dengan skema kerja tersebut, jelaslah bahwa ASN memiliki peran
besar dalam pembangunan nasional. Sejumlah keputusan strategis mulai dari merumuskan
kebijakan sampai pada implementasi kebijakan dalam berbagai sektor pembangunan
dilaksanakan oleh ASN. Untuk memainkan peran tersebut diperlukan sosok ASN yang
tangguh, professional serta mampu memenuhi standar kompetensi jabatannya sehingga
diharapkan dapat melaksanakan fungsi dan tugas jabatannya secara efektif dan efisien.
Fungsi dan Tugas ASN ini akan semakin baik dilaksanakan jika dilandasi oleh core
values atau nilai-nilai dasar ASN dengan akronim BerAKHLAK, yaitu Berorientasi
Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif dan Kolaboratif. Nilai
dasar/core values inilah yang menjadi pendorong atau penyemangat bagi seluruh ASN baik
ditingkat pusat maupun daerah, agar terus memiliki motivasi dan berkemampuan tinggi
dalam memberikan pelayanan terbaik dan berkualitas baik sebagai abdi negara, abdi
pemerintah maupun sebagai abdi masyarakat.
1
B. Deskripsi Singkat
Mata Pelatihan Penerapan Fungsi dan Tugas Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja
dalam Birokrasi Pemerintahan ini secara substansi membahas mengenai implementasi
penerapan nilai-nilai BerAKHLAK dalam pelaksanaan fungsi dan tugas ASN ditempat
kerja.
C. Tujuan Belajar
1. Hasil Belajar
Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta pelatihan diharapkan mampu
menginternasilisasi nilai-nilai dasar ASN BerAKHLAK dalam pelaksanaan fungsi dan
tugas Aparatur Sipil Negara
2. Indikator Hasil Belajar
a. Melakukan sharing pengalaman terkait nilai-nilai dasar ASN BerAKHLAK
b. Menjelaskan contoh nyata penerapan nilai-nilai berakhlak dalam pelaksanaan fungsi
dan tugas ASN
c. Mengimplementasikan penerapan kedudukan dan peran dalam pelaksanaan Fungsi
dan Tugas Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja
D. Kegiatan Pembelajaran
Mata pelatihan ini disajikan selama 6 jam pembelajaran dengan rincian 4 jam pembelajaran
dilakukan secara sinkronus dan 2 jam pembelajaran secara asinkronus. Proses
pembelajaran dilakukan dengan menggunakan pendekaan pembelajaran bagi orang dewasa
(andragogy). Pembelajaran disajikan berbasis experiencial learning, dengan penekanan
pada proses internasilisasi nilai-nilai dasar ASN BerAKHLAK, melalui kombinasi metode
ceramah interaktif, diskusi, film pendek, latihan maupun studi kasus. Keberhasilan peserta
dinilai dari kemampuannya mengaktualisasikan nilai-nilai BerAKHLAK dalam mengelola
pelaksanaan fungsi dan tugas jabatannya.
2
E. Materi Pokok dan Sub Materi Pokok
1. Materi Pokok
a. Sharing hasil pembelajaran BerAKHLAK
b. Penerapan nilai-nilai berakhlak dalam pelaksanaan fungsi dan tugas ASN
c. Penerapan kedudukan dan peran dalam pelaksanaan Fungsi dan Tugas Pegawai
Pemerintah dengan Perjanjian Kerja
3
BAB II
SHARING HASIL PEMBELAJARAN BERAKHLAK
B. Berbagi Pengalaman
Setiap detik dan waktu dalam kehidupan, kita dapat menemukan suatu pengalaman
tersendiri dan saat kita berbagi pengalaman dengan orang lain, disini kita dapat
menemukan hal-hal yang unik dalam diri kita atau sebalik hal konyol. Dalam hal berbagi
pengalaman kita dapat memberikan pengaruh yang cukup besar bagi kita maupun orang
lain. Berbagi bisa dalam bentuk pengalaman yang kita alami dan ilmu pengetahuan yang
kita dapati.
5
Muncul pertanyaan menarik, mengapa kita harus berbagi? Dalam berbagi ada
banyak manfaat yang bisa kita dapatkan walaupun sedikit ilmu yang kita bagi akan banyak
manfaat bagi orang lain antara lain bisa membangun motivasi, memberikan inspirasi,
edukasi dan nilai positif bagi orang lain, bahkan hal yang buruk sekalipun bisa membantu
orang lain untuk tidak terjerumus pada lubang yang sama. Pengalaman yang kita dapati
juga berbeda dengan orang lain, disini kita bisa bertukar pikiran dengan orang lain dan
mendapat tanggapan dari lawan bicara kita, sehingga kita dapat memberi masukan maupun
ide baru serta berbagai solusi dari permasalahan atau pengalaman yang kita bagikan. Dalam
berbagi kita dapat pikiran yang lebih terbuka, apa adanya, jujur dan tulus dalam bertukar
pikiran dan meelepaskan isi hati kita, sehingga dapat melepaskan semua emosi yang ada
dalam diri kita dan menjadikan kita menjadi tenang dan lebih bahagia dalam menjalankan
tugas dan pengadian kita sebagai Aparatur Sipil Negara, sehingga nantinya diharapkan
dapat menemukan solusi–solusi terbaik dalam setiap permasalahan yang kita hadapi.
Keuntungan yang didapat dari berbagi pengalaman adalah ketika kita berbagi
pengalaman pada 40 orang teman yang berbeda disitu mereka akan mendapatakan
mendengar 1 kali anda mendapat 40 kali mendengar dan belajar lebih baik, anda dapat
mengubah orang lain. Tetapi tahukah Anda yang lebih menarik lagi? Anda sebagai orang
yang berbagi dapat berubah atau diperbaharui juga. Karena, kita semua mencari perubahan
dalam hidup kita, hidup yang baru di hari esok, bulan ini, tahun ini, dan bahkan tahun depan.
Ada sebuah metamorfosis yang sudah umum kita ketahui, yaitu metamorfosis
seekor ulat menjadi kupu-kupu. Seekor ulat tidak diciptakan hanya untuk menjadi ulat dan
merangkak di tanah. Seekor ulat akan naik ke pohon menempel dan menjadi kepompong.
Ulat membutuhkan pengorbanan dan usaha untuk menjadi kepompong. Hal tersebut harus
ia lalui karena ia diciptakan lebih dari sekedar menjadi seekor ulat. Ulat tersebut akan
menjadi seekor kupu-kupu yang indah.
Sama seperti ulat, kita sebagai manusia juga harus melewati metamorfosis. Kita
akan melewati fase dimana kita akan berkata “kemampuan baru, hal baru sedang menunggu
saya” dan fase ini akan datang jika Anda sering berbagi dengan orang sekitar Anda.
Sebagai aparatur sipil Negara terkhusus P3K (Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja) hal berbagi adalah suatu kewajiban dalam sebuah Pelayanan Publik agar
6
kita dapat memperpaiki diri secara terus menerus sehingga dapat memberikan pelayanan
yang maksimal bagi masyarakat .
Berdasarkan hal berbagi pengalaman diatas anda diminta untuk :
1. Berbagi pengalaman terkait pelayanan diunit kerja masing-masing dengan mengacu
pada core values ASN yaitu berakhlak
2. Setiap peserta menanggapi berbagi pengalaman yang disampaikan
C. Latihan
Melakukan penilaian keberhasilan pembelajaran dengan cara menyampaikan pertanyaan-
pertanyaan yang sesuia dengan bahan yang diajarkan
D. Rangkuman
BerAKHLAK merupakan panduan perilaku bagi ASN. Nilai dasar yang harus
dijalankan dengan penuh tanggung jawab, dan menjadi fondasi budaya kerja ASN yang
profesional. Adapun panduan perilaku dari nilai-nilai tersebut adalah:
1. Berorientasi Pelayanan: Memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat; Melayani
dengan sikap hormat, sopan, cepat, ikhlas dan sigap; Melakukan perbaikan tiada henti
dalam memberikan pelayanan.
2. Akuntabel: Melaksanakan tugas dengan jujur, bertanggung jawab, cermat, disiplin dan
berintegritas tinggi; Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara
bertanggung jawab, efektif dan efisien; Tidak menyalahgunakan kewenangan jabatan.
3. Kompeten : Meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan yang selalu
berubah; Membagi ilmu pengetahuan yang dimiliki kepada orang lain; Melaksanakan
tugas sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
4. Harmonis : Menghargai setiap orang apapun latar belakangnya; Suka menolong orang
lain; Membangun lingkungan kerja yang kondusif.
5. Loyal : Rela berkorban untuk mencapai tujuan yang lebih besar; Menjaga nama baik
sesama ASN, pimpinan, instansi dan negara; Menjaga rahasia jabatan dan negara.
6. Adaptif : Cepat menyesuaikan diri menghadapi perubahan; Terus melakukan perbaikan
mengikuti perkembangan teknologi; Bertindak proaktif.
7
7. Kolaboratif : Memberi kesempatan kepada berbagai pihak untuk berkontribusi;
Terbuka dalam bekerja sama untuk menghasilkan nilai tambah; Menggerakkan
pemanfaatan berbagai sumber daya untuk tujuan bersama.
Bersamaan dengan peluncuran core values ASN BerAKHLAK, Presiden Republik
Indonesia, Bapak Joko Widodo, juga mencetuskan employer randing #Bangga Melayani
Bangsa di dalam sanubari para ASN di Indonesia. Branding ini menunjukkan bahwa ASN
adalah profesi yang bangga dalam melayani bangsa. Profesi ASN patut dibanggakan karena
ASN diberi pengakuan dan penghargaan yang adil, diberi kesempatan meningkatkan
kompetensi seluas-luasnya, dan diberi kesempatan terbuka untuk berkarier. Dengan
kebanggaan tersebut, diharapkan ASN juga harus mampu menyeimbangkan harapan dan
ekspektasi organisasi terhadap dirinya, dengan terus meningkatkan kinerja secara terus
menerus, selalu belajar untuk meningkatkan kapasitas, dan menyesuaikan perilaku
dengan core values.
E. Evaluasi
1. Sebutkan beberapa contoh dalam mengimplementasikan core values Berorintasi
Pelayanan dalam fungsi dan tugas Anda sebagai ASN terkhusus P3K
2. Jelaskan bagaimana menjalankan core value Kolaboratif dalam tugas dan pelayanan
Anda sebagai ASN terkhuss P3K
3. Bagaimanakah peran Anda dalam mewujudkan Core Values Harmonis dalam
berinteraksi dengan pimpinan dan teman sejawat
4 .Sebutkan core values yang di luncurkan Kementerian PANRB pada tanggal 27
Juli 2021
5. Sebutkan Employer Branding dari ASN Berakhlak
6. Sebutkan Nilai Dasar dari berorientasi Pelayanan
7. Sebutkan panduan perilaku dari core values harmonis
8. Sebutkan panduan perilaku dari core values kolaboratif
8
F. Umpan Balik dan Rencana Tindak Lanjut
Berdasarkan soal evaluasi dan soal latihan diatas, coba periksa kembali apakah
jawaban Anda sudah benar atau belum. Apabila anda telah menjawab dengan benar maka
anda telah memahami dan mampu mengimplementasikan Nilai BerAKHLAK bagi
Aparatur Sipil Negara (ASN) terkusus P3K (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja)
dalam Menjalankan Tugasnya. Namun apabila belum benar, coba pelajari kembali materi
tersebut.
9
BAB III
PENERAPAN NILAI-NILAI BERAKHLAK DALAM PELAKSANAAN
FUNGSI DAN TUGAS ASN
10
BerAKHLAK merupakan panduan perilaku bagi ASN. Nilai dasar yang harus
dijalankan dengan penuh tanggung jawab, dan menjadi fondasi budaya kerja ASN yang
profesional. Adapun detil dari nilai-nilai tersebut adalah:
1. Berorientasi Pelayanan:
Reformasi birokrasi bertujuan untuk mewujudkan tata kepemerintahan yang baik
(good governance). Salah satu peran strategis aparatur pemerintah dalam mewujudkan
good governance adalah memberikan pelayanan prima kepada masyarakat. Adalah
merupakan kewajiban bagi setiap aparatur pemerintah untuk memberikan pelayanan
terhadap kepentingan masyarakat dengan sebaik-baiknya. Karena pemerintah pada
hakekatnya adalah pelayan masyarakat.
Pelayanan publik merupakan pemberian pelayanan oleh aparatur pemerintah
melalui para pegawainya. Menurut Savas (1987), pada sektor publik pelayanan
pemerintah merupakan the delivery of a servies by a government agency using its own
employees. Usaha peningkatan kualitas pelayanan sangat penting karena negara dan
sistem pemerintahan merupakan tumpuan pelayanan bagi warga negara dalam
memperoleh jaminan atas hak-haknya. Organisasi pelayan publik juga harus memiliki
ciri public accountability, yaitu bahwa setiap warga negara berhak untuk mengevaluasi
kualitas pelayanan yang mereka terima. Karena memang sulit untuk menilai kualitas
pelayanan tanpa mempertimbangkan peran masyarakat sebagai penerima pelayanan.
Sehingga evaluasi yang berasal dari pengguna pelayanan merupakan elemen utama
dalam analisis kualitas pelayanan publik. Sedangkan elemen yang kedua adalah
kemudahan suatu pelayanan yang dapat diidentifikasi sebelum proses pelayanan tersebut
atau setelah pelayanan diberikan. Memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat.
Ramah, cekatan, solutif, dan dapat diandalkan, serta melakukan perbaikan tiada henti.
Hakekat pelayanan publik bukan merupakan persoalan administratif saja, seperti
pemberian ijin dan pengesahannya, atau pemenuhan kebutuhan fisik, namun mencakup
persoalan yang lebih mendasar, yaitu pemenuhan keinginan pelanggan. Hal ini
disebabkan oleh kenyataan bahwa dalam setiap organisasi, pemenuhan dan pemberian
pelayanan kepada pelanggan merupakan suatu tuntutan. Kualitas pelayanan dan
kepuasan pelanggan sangat diutamakan karena kedua hal tersebut sangat berpengaruh
terhadap keberlangsungan dan perkembangan misi organisasi. Mansyur KM (2010: 182)
11
mengemukakan ciri-ciri atau atribut-atribut yang ikut menentukan kualitas pelayanan
publik, yaitu:
a. Ketepatan waktu pelayanan meliputi waktu tunggu dan waktu proses
b. Akurasi pelayanan, meliputi bebas dari kesalahan
c. Kesopanan dan keramahan dalam memberikan pelayanan
d. Kemudahan mendapatkan pelayanan, misalnya banyaknya petugas yang melayani
e. Banyaknya fasilitas pendukung misalnya komputer
f. Kenyamanan dalam memperoleh pelayanan berkaitan dengan lokasi, ruang tempat
pelayanan, tempat parkir, ketersediaan informasi, dan lain-lain.
Atribut pendukung pelayanan lainnya seperti ruang tunggu berAC, kebersihan,
dan lain-lain. Sehingga pelayanan publik yang dilakukan oleh lembaga penyelenggara
layanan harus selalu memperhatikan aspek kualitas pelayanan yang diberikan, dan
kepuasan masyarakat sebagai pengguna layanan.
2. Akuntabel
Akuntabilitas pelayanan publik bermakna bahwa penyelenggaraan pelayanan
publik harus dapat dipertanggung jawabkan, baik kepada publik maupun kepada
atasan/pimpinan unit pelayanan instansi pemerintah, baik mengenai proses pelayanan,
biaya pelayanan maupun produk pelayanan (Dwiyanto, 2002).
Nilai akuntabilitas sangat penting diadopsi dalam penyelenggaraan pelayanan
publik. Hal ini didasarkan pada argumen bahwa eksistensi atau keberadaan sebuah
negara, tergantung pada masyarakatnya. Oleh sebab itu, sudah menjadi kewajiban bagi
negara untuk memberikan pelayanan dengan baik dan bertanggung jawab.
Transparansi yaitu bersifat terbuka sehingga bisa diakses oleh semua orang yang
membutuhkan. Akuntabilitas bermakna dimana setiap proses dan hasil pelayanan publik
harus dapat dipertanggungjawabkan kepada publik sedangkan partisipatif berarti suatu
pelayanan publik hanya akan maksimal apabila ada partisipasi publik.
Memahami akuntabilitas sebaiknya lebih dari sisi hak warganegara yang nampak
dari cara B.Guy Peters (2007:15) mendefinisikannya: “Akuntabilitas adalah nilai
dasariah sistem politik. Warganegara memiliki hak untuk mengetahui tindakan
pemerintah karena kekuasaan itu mandat rakyat. Warganegara seharusnya mempunyai
12
sarana untuk melakukan koreksi ketika pemerintah melakukan sesuatu yang melawan
hukum, moral atau cara-cara yang tidak adil. Setiap warganegara berhak menuntut ganti
rugi bila hak mereka dilanggar oleh pemerintah atau tidak mendapatkan pelayanan
memadai yang seharusnya diterima” Maka untuk menjamin adanya akuntabilitas, komisi
etika mutlak diperlukan.
13
3. Kompeten
Salah satu pendorong pentingnya ASN selalu meningkatkan kompetensi adalah
guna untuk memecahkan masalah yang ada di masyarkat. Masalah yang selalu
bertambah seiring perkembangan zaman. ASN harus selalu adaptif dan mampu
meningkatkan kapabilitas dirinya.
a. Macam macam jenis kompetensi menurut menurut Undang-undang ASN nomor 5
tahun 2014 :
a.1 Kompetensi Manajerial
Kompetensi manajerial adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap/perilaku
yang dapat diamati, diukur dan dikembangkan untuk memimpin dan/atau
mengelola unit organisasi. Kompetensi manajerial digabungkan
dengan kompetensi teknis dan sosial kultural akan menjadi faktor penentu
keberhasilan organisasi, yang terdiri dari :
a. Integritas
b. Kerja sama
c. Komunikasi
d. Orientsi Pada Hasil
e. Pelayanan Publik
f. Pengembangan Diri dan Orang Lain
g. Mengelola Perubahan
h. Pengambilan Keputusan
4. Harmonis
Para ASN harus saling menghargai dan suka menolong orang lain. Selain itu, para
aparatur juga harus membangun lingkungan yang kondusif sehingga timbul
kekompakan dan kerja sama yang baik dalam meningkatkan kinerja
organisasi.Menghargai setiap orang apapun latar belakangnya. Suka menolong orang
lain, Penting bagi setiap ASN untuk dapat menciptakan dan membangun lingkungan
kerja yang kondusif dan harmonis. Kenyamanan dan keharmonisan lingkungan kerja
mendorong atau memotivasi ASN untuk lebih produktif dalam bekerja. sebuah
lingkungan kerja akan sulit dicapai karna lingkungan yang tidak harmonis masalah
baru akan banyak bermunculan. Untuk itu pentinganya mempunyai sifat harmonis
dimana pun berada baik dilingkungan kerja, masyarakat, ataupun dalam lingkungan
keluarga.
5. Loyal
Kata Loyalitas mungkin sudah tak asing lagi bagi sebagian besar aparatur
pemerintahan. Namun, biar tidak salah kaprah, alangkah baiknya kita memahami
15
terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan Loyalitas. Secara harfiah loyal berarti setia,
dan loyalitas diartikan sebagai suatu kesetiaan. Dan Kesetiaan ini sesuatu yang timbul
tanpa adanya paksaan, tapi timbul dari kesadaran sendiri. Gramer dan Brown (Utomo
2006: 27) menjelaskan Kesetiaan adalah derajat sejauh mana seorang konsumen
menunjukkan perilaku pembelian berulang dari suatu penyedia jasa, memiliki suatu
desposisi atau kecenderungan sikap positif terhadap penyedia jasa, dan hanya
mempertimbangkan untuk menggunakan penyedia jasa pada saat muncul kebutuhan
untuk memakai jasa tersebut.Berdasarkan definisi di atas dapat kita simpulkan bahwa
Loyalitas merupakan kesetiaan yang timbul dengan sendirinya pada diri seseorang yang
memberikan jasa oleh penyedia jasa secara baik atau optimal. Bagaimana Loyalitas
pegawai negeri yang merupakan bagian dari Aparatur Sipil Negara (ASN) kita saat ini?
Pegawai Negeri Sipil (PNS) merupakan ujung tombak dalam melaksanakan tugas-
tugas pemeritah maupun tugas-tugas pembangunan guna mewujutkan pemerintahan
yang baik agar tercapai masyarakat yang makmur dan sejahtera. Oleh karena itu, semua
PNS dilingkungan pemerintahan baik dibagian struktural maupun fungsional, sangat
ironis apabila sebagai ujung tombak dalam rangka mencapai kesejahteraan masyarakat
tetapi dalam melaksanakan tugasnya sebagai pelayan publik tidak memiliki Loyalitas
pada pekerjaannya.
6. Adaptif
Kemampuan adaptif harus menjadi salah satu jati diri aparatur sipil negara (ASN).
Adaptif bermakna erat dengan semangat dan kemampuan berinovasi, kreatif, serta
proaktif menghadapi perubahan.Cepat menyesuaikan diri menghadapi perubahan. Terus
berinovasi dan mengembangkan kreativitas, dan bertindak proaktif. Kemampuan adaptif
harus menjadi salah satu jati diri aparatur sipil negara (ASN). Adaptif bermakna erat
dengan Pelayanan kepada masyarakat yang tadinya diselenggarakan secara manual,
sekarang harus modern, agile, dan produk yang dihasilkan harus customized.
Menurut Rahayu (2010), perilaku adaptif adalah kemampuan seseorang untuk
mampu menyesuaikan diri dengan norma atau standar yang berlaku di lingkungannya.
Jika seseorang mampu berperilaku sesuai dengan norma yang berlaku di lingkungannya,
16
maka dapat dikatakan bahwa individu tersebut mempunyai perilaku adaptif yang baik.
Ada beberapa alasan menjadi ASN yang adaptif yakni:
- hidup penuh perbedaan,
- lingkungan baru,
- mudah menyesuaikan diri, bisa menempatkan diri,
- serta tidak mudah terbawa arus negative
7. Kolaboratif
Para ASN diberikan ruang dan kesempatan untuk saling berkontribusi dan terbuka
dalam bekerja sama untuk menghasilkan nilai tambah. Para aparatur juga didorong untuk
menggunakan berbagai sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan bersama.
Dalam mencapai sebuah kesuksesan sebuah tim, memiliki ide atau gagasan yang
baik, belum tentu bisa menjamin kesuksesan tersebut. Ada beberapa faktor lain yang
perlu diaplikasikan agar ide tersebut bisa berkembang dan menjadi hasil sebagai bentuk
dari kesuksesan yang telah dicapai oleh tim tersebut. Salah satu faktor yang perlu
diperhatikan ialah pentingnya adanya kolaborasi. Kolaborasi bisa menjadi salah satu
kunci utama untuk menjembatani antara ide yang dimiliki dengan proses realisasinya.
Pemerintah sendiri memiliki Aparatur Sipil Negara (ASN) sebagai instrumen
penggerak kolaborasi. Kita tahu bahwa Pemerintah memiliki institusi atau lembaga yang
berada di berbagai lintas sektoral yang memiliki kewenangan baik itu sama maupun
tidak dalam menjalankan fungsi-fungsi pemerintahan. Dalam setiap sektoral tersebut
tentu terdiri berbagai macam latar belakang ASN yang menjadi pelaksana. Pada proses
pelaksanaan inilah diperlukan adanya kemampuan kolaboratif yang harus dimiliki oleh
ASN baik itu dalam menjalankan peranan individual maupun institusional.Memberi
kesempatan kepada berbagai pihak untuk berkontribusi, terbuka dalam bekerja sama
untuk menghasilkan nilai tambah, dan menggerakkan pemanfaatan berbagai sumber
daya untuk tujuan bersama. jika dilihat dari sudut pandang berkarya, kolaborasi bisa
menjadi satu metode yang bisa dipilih untuk menghasilkan suatu karya. Di era saat ini,
kita ketahui bersama bahwa peran dari ASN tidak hanya bertugas abdi negara yang
melayani masyarakat saja, tetapi harus mampu pula menghasilkan karya yang bisa
17
memberikan sumbangsih nyata baik itu kepada negara maupun masyarakat secara
langsung.
18
4. Penerapan harmonis dalam tugas sebagai ASN
a. Menghargai perbedaan
b. Menyadari tentang kemajemukan bangsa
c. Menjaga ucapan lisan yang membuat suasana pekerjaan agar tetap nyaman dalam
suasa bekerja
d. saling menolong
5. Penerapan Loyal dalam Tugas sebagai ASN
a. Harus dapat menjaga korsa ASN,
b. Menjaga nama baik pimpinan,
c. Menjaga nama baik instansi
d. Dan tentu saja harus selalu dapat menjaga nama baik negara. Melalui sikap dan
perilaku yag terpuji
D. Rangkuman
Aparatur Sipil Negara (ASN) kini memiliki Nilai-Nilai Dasar (Core Values) untuk menjadi
pendorong atau penyemangat bagi seluruh ASN baik di tingkat pusat hingga daerah agar
19
terus memiliki semangat dan kemampuan yang tinggi dalam memberikan pelayanan yang
terbaik dan berkualitas baik sebagai abdi negara, abdi pemerintah maupun sebagai abdi
masyarakat. para Aparatur Sipil Negara (ASN) diharapkan dapat mengimplementasikan
nilai-nilai dasar dimaksud dengan baik dan terarah untuk menunjang hadirnya
produktivitas, disiplin, loyalitas, moral dan budaya kerja dalam lingkup organisasi
birokrasi. Ditengah berbagai perubahan yang pesat terjadi saat ini mendorong ASN maupun
organisasi birokrasi dapat bergerak cepat guna mampu menyesuaikan diri dengan berbagai
perubahan yang terjadi. Hadirnya nilai-nilai dasar ASN seperti yang disebutkan diatas akan
mampu menjadi kekuatan atau inspirasi bagi seluruh ASN untuk tumbuh maju dan
berkembang seirama dengan perubahan dan perkembangan yang terjadi.
E. Evaluasi
1. Jelaskan makna BerAHKLAK yang dapat anda aktualisasikan di tugas pekerjaan anda
sebagai ASN
2. Jelaskan Fungsi dari masing-masing nilai BerAKHLAK tersebut selama anda
melakukan tugas pekerjaan anda sebagai pelayan publik
20
BAB IV
PENERAPAN KEDUDUKAN DAN PERAN
DALAM PELAKSANAAN TUGAS DAN FUNGSI PPPK
A. Manajemen ASN
1. Kedudukan ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan Pegawai ASN yang
professional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari
praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Manajemen ASN lebih menekankan kepada
pengaturan profesi pegawai sehingga diharapkan agar selalu tersedia sumber daya aparatur
sipil Negara yang unggul selaras dengan perkembangan jaman.
Kedudukan atau status jabatan PNS dalam system birokrasi selama ini dianggap
belum sempurna untuk menciptakan birokrasi yang professional. Untuk dapat membangun
profesionalitas birokrasi, maka konsep yang dibangun dalam UU ASN tersebut harus jelas.
Berikut beberapa konsep yang ada dalam UU No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil
Negara.
Berdasarkan jenisnya, Pegawai ASN terdiri atas: a) Pegawai Negeri Sipil (PNS); b)
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK). PNS merupakan warga negara
Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai Pegawai ASN secara tetap
oleh pejabat pembina kepegawaian untuk menduduki jabatan pemerintahan, memiliki
nomor induk pegawai secara nasional. Sedangkan PPPK adalah warga Negara Indonesia
yang memenuhi syarat tertentu, yang diangkat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian
berdasarkan perjanjian kerja sesuai dengan kebutuhan Instansi Pemerintah untuk jangka
waktu tertentu dalam rangka melaksanakan tugas pemerintahan.
Adanya kehadiran PPPK tersebut dalam manajemen ASN, menegaskan bahwa
tidak semua pegawai yang bekerja untuk pemerintah harus berstatus PNS, namun
dapat berstatus sebagai pegawai kontrak dengan jangka waktu tertentu. Hal ini bertujuan
untuk menciptakan budaya kerja baru menumbuhkan suasana kompetensi di kalangan
birokrasi yang berbasis pada kinerja.
Pegawai ASN berkedudukan sebagai aparatur negara yang menjalankan kebijakan
21
yang ditetapkan oleh pimpinan instansi pemerintah serta harus bebas dari pengaruh dan
intervensi semua golongan dan partai politik. Pegawai ASN dilarang menjadi anggota
dan/atau pengurus partai politik. Selain untuk menjauhkan birokrasi dari pengaruh partai
politik, hal ini dimaksudkan untuk menjamin keutuhan, kekompakan dan persatuan ASN,
serta dapat memusatkan segala perhatian, pikiran, dan tenaga pada tugas yang dibebankan
kepadanya. Oleh karena itu dalam pembinaan karier pegawai ASN, khususnya di daerah
dilakukan oleh pejabat berwenang yaitu pejabat karier tertinggi.
Kedudukan ASN berada di pusat, daerah, dan luar negeri. Namun demikian pegawai
ASN merupakan satu kesatuan. Kesatuan bagi ASN ini sangat penting, mengingat dengan
adanya desentralisasi dan otonomi daerah, sering terjadi adanya isu putra daerah yang
hampir terjadi dimana-mana sehingga perkembangan birokrasi menjadi stagnan di daerah-
daerah. Kondisi tersebut merupakan ancaman bagi kesatuan bangsa.
2. Peran ASN
Untuk menjalankan kedudukannya tersebut, maka Pegawai ASN berfungsi
sebagai berikut:
a) Pelaksana kebijakan publik;
b) Pelayan publik
c) Perekat dan pemersatu bangsa
Selanjutnya Pegawai ASN bertugas:
1) Melaksanakan kebijakan yang dibuat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
2) Memberikan pelayanan public yang professional dan berkualitas, dan
3) Mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia
24
4. Kode Etik dan Kode Perilaku ASN
Dalam UU ASN disebutkan bahwa ASN sebagai profesi berlandaskan pada kode
etik dan kode perilaku. Kode etik dan kode perilaku ASN bertujuan untuk menjaga
martabat dan kehormatan ASN. Kode etik dan kode perilaku berisi pengaturan perilaku
agar Pegawai ASN:
a) Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggungjawab, dan berintegritas tinggi;
b) Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin;
c) Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan;
d) Melaksnakan tugasnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan
e) Melaksnakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau Pejabat yang Berwenang
sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan etika
pemerintahan;
f) Menjaga kerahasian yang menyangkut kebijakan Negara;
g) Menggunakan kekayaan dan barang milik Negara secara bertanggungjawab, efektif, dan
efisien;
h) Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan tugasnya;
i) Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak
lain yang memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan;
j) Tidak menyalahgunakan informasi intern Negara, tugas, status, kekuasaan, dan
jabatannya untuk mendapat atau mencari keuntungan atau manfaat bagi diri sendiri
atau untuk orang lain;
k) Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan integritas
ASN;
l) Melaksanakan ketentuan peraturan perundang- undangan mengenai disiplin
Pegawai ASN.
Kode etik dan kode perilaku yang diatur dalam UU ini menjadi acuan bagi para ASN
dalam penyelenggaraan birokrasi pemerintah. Fungsi kode etik dan kode perilaku ini sangat
penting dalam birokrasi dalam menyelenggarakan pemerintahan. Fungsi tersebut, antara lain:
a) Sebagai pedoman, panduan birokrasi public/aparatur sipil negara dalam menjalankan
tugas dan kewanangan agar tindakannya dinilai baik.
25
b) Sebagai standar penilaian sifat, perilaku, dan tindakan birokrasi publik/aparatur sipil
negara dalam menjalankan tugas dan kewenangannya
Etika birokrasi penting sebagai panduan bagi aparat birokrasi dalam menjalankan
tugas pelayanan pada masyarakat dan menempatkan kepentingan publik di atas kepentingan
priabdi, kelompok dan organisasinya.
B. SMART ASN
Literasi Digital maksudnya tidak hanya mampu mengoperasikan alat, melainkan
juga mampu bermedia digital dengan penuh tanggung jawab. Kompetensi literasi digital
tidak hanya dilihat dari kecakapan menggunakan media digital (digital skills) saja, namun
juga budaya menggunakan digital (digital culture), etis menggunakan media digital (digital
ethics), dan aman menggunakan media digital (digital safety)
Terdapat delapan Prinsip Praktik Digital
1. Menyediakan pelayanan inklusif dan responsif yang mendorong pekerjaan digital
maupun aktivitas pembelajaran
2. Menyertakan aspek kesejahteraan digital dalam kebijakan yang sudah ada, khususnya
yang berkaitan dengan kebijakan aksesibilitas dan inklusi
3. Menyediakan lingkungan fisik dan daring yang aman. Prinsip ini termasuk penyediaan
pencahayaan ruangan yang memadai, akses WiFi, dsb dan memastikan setiap individu
mematuhi peraturan mengenai kesehatan dan keselamatan.
4. Mematuhi petugas yang bertanggung jawab mengenai aktivitas digital (misalnya
penanggung jawab aktivitas digital di kantor maupun dalam aktivitas belajar di sekolah).
5. Penuhi tanggung jawab etik dan hukum yang berhubungan dengan aksesibilitas,
kesehatan, kesetaraan, dan inklusi (misalnya peraturan ketenagakerjaan mengenai
lembur, UU ITE)
6. Menyediakan pelatihan, kesempatan belajar, pendampingan, dan bantuan partisipasi
dalam kegiatan digital (misalnya peningkatan kapasitas kemampuan digital bagi
pekerja maupun siswa)
26
7. Memahami potensi dampak negative maupun positif aktivitas digital pada kesejahteraan
individu
8. Menyediakan sistem, perlengkapan, dan konten digital yang inklusif dan mudah diakses.
C. Latihan/Tugas
Agar Peserta dapat lebih memahami apa yang sudah dibaca dan dipelajari dari modul
ini, latihan berikut bisa memperkuat pemahaman peserta tentang Kedudukan, Peran, Hak
dan Kewajiban, dan Kode Etik dan Kode Perilaku ASN. Anda dapat mengerjakan
latihan berikut sendiri atau mendiskusikan dengan teman Anda.
a. Jelaskan esensi penting dari manajemen aparatur sipil negara sesuai dengan UU ASN
dan apa impilkasi esensi tersebut terhadap Anda sebagai pegawai ASN
b. Jelaskan kedudukan dan peran dari aparatur sipil negara dan apa yang perlu dilakukan
oleh Anda sebagai pegawai ASN ( PPPK ).
c. Jelaskan dengan singkat hak dan kewajiban ASN dan bagaimana Anda harus
bersikap agar hak dan kewajiban tersebut seimbang
d. Jelaskan kode etik dan kode perilaku ASN dan bagaimana Anda dapat melaksanakan
kode etik dan kode perilaku tersebut.
D. Rangkuman
a. Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan Pegawai ASN yang
professional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari
praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme.
b. Manajemen ASN lebih menekankan kepada pengaturan profesi pegawai sehingga
diharapkan agar selalu tersedia sumber daya aparatur sipil Negara yang unggul selaras
dengan perkembangan jaman.
c. Berdasarkan jenisnya, Pegawai ASN terdiri atas: a) Pegawai Negeri Sipil (PNS); dan
b) Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).
d. Pegawai ASN berkedudukan sebagai aparatur negara yang menjalankan kebijakan yang
ditetapkan oleh pimpinan instansi pemerintah serta harus bebas dari pengaruh dan
27
intervensi semua golongan dan partai politik
e. Untuk menjalankan kedudukannya tersebut, maka Pegawai ASN berfungsi sebagai
berikut: a) Pelaksana kebijakan public; b) Pelayan public; dan c) Perekat dan pemersatu
bangsa
f. Agar dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dengan baik dapat
meningkatkan produktivitas, menjamin kesejahteraan ASN dan akuntabel, maka setiap
ASN diberikan hak. Setelah mendapatkan haknya maka ASN juga berkewajiban sesuai
dengan tugas dan tanggungjawabnya.
g. ASN sebagai profesi berlandaskan pada kode etik dan kode perilaku. Kode etik dan kode
perilaku ASN bertujuan untuk menjaga martabat dan kehormatan ASN. Kode etik dan
kode perilaku yang diatur dalam UU ASN menjadi acuan bagi para ASN dalam
penyelenggaraan birokrasi pemerintah.
28
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Amanah seorang ASN menurut SE Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 20 Tahun 2021 adalah menjamin terwujudnya perilaku yang
sesuai dengan core value ASN BerAKHLAK. Core values ini menjadi dasar pijak bagi
ASN baik di tingkat pusat maupun tingkat daerah dalam menjalankan fungsi dan tugasnya.
Adapun perilaku core value dimaksud adalah:
1. Berorientasi Pelayanan: Memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat; Melayani
dengan sikap hormat, sopan, cepat, ikhlas dan sigap; Melakukan perbaikan tiada henti
dalam memberikan pelayanan.
2. Akuntabel: Melaksanakan tugas dengan jujur, bertanggung jawab, cermat, disiplin dan
berintegritas tinggi; Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara
bertanggung jawab, efektif dan efisien; Tidak menyalahgunakan kewenangan jabatan.
3. Kompeten: Meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan yang selalu
berubah; Membagi ilmu pengetahuan yang dimiliki kepada orang lain; Melaksanakan
tugas sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
4. Harmonis: Menghargai setiap orang apapun latar belakangnya; Suka menolong orang
lain; Membangun lingkungan kerja yang kondusif.
5. Loyal: Rela berkorban untuk mencapai tujuan yang lebih besar; Menjaga nama baik
sesama ASN, pimpinan, instansi dan negara; Menjaga rahasia jabatan dan negara.
6. Adaptif: Cepat menyesuaikan diri menghadapi perubahan; Terus melakukan perbaikan
mengikuti perkembangan teknologi; Bertindak proaktif.
29
B. Saran
Modul Pelatihan Penerapan Fungsi dan Tugas Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja
dalam Birokrasi Pemerintahan ini dirasa masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
diharapkan saran dan kritik yang membangun dari berbagai pihak guna penyempurnaan
tulisan dimasa mendatang.
30
DAFTAR PUSTAKA
Agus Dwiyanto, 2002, Reformasi Birokrasi Publik di Indonesia, Pusat Studi. Kependudukan
dan Kebijakan UGM, Yogyakarta.
Peraturan Kepala LAN No 11 tahun 2011 tentang Pedoman penyelenggaraan Diklat Prajabatan
bagai Calon PNS
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas
Dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme